2. Definisi Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal
dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan.
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.
(Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung(
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
,Edisi Kedelapan hal 1062).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan
atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus atau
local(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).
3. Klasifikasi Gastritis
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David
Ovedorf 2002) :
Gastritis akut
Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar, seperti bahan kimiamisal :
lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi
bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung) ).
Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan
oleh kelainan badan ).
4. Next,…
Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri
Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B.
Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan
imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih
lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori
yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
5. Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot
yang kosong, terletak pada bagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung
orang dewasa mempunyai panjang
berkisar antara 10 inchi dan dapat
mengembang untuk menampung makanan
atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila
lambung dalam keadaan kosong, maka ia
akan melipat, mirip seperti sebuah
akordion. Ketika lambung mulai terisi dan
mengembang, lipatan – lipatan tersebut
secara bertahap membuka.
6. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan
terjadinya gastritis antara lain :
Infeksi bakteri
Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus
menerus
Penggunaan alkohol secara berlebihan
Penggunaan kokain
Stress fisik
Kelainan autoimmune
Crohn’s disease
Radiasi dan Kemoteraphi
Penyakit bile reflux
Faktor-faktor lain
7. patofisiologi
Gastritis Akut
o Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-
Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat
menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen
dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan
cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung.
o Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang
mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam
(cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan
merokok dapat memicu terjadinya gastritis.
o Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama
dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti
syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa
lambung.
8. Gastritis Kronis
o Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan
dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan
infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus
atau korpus dari lambung.
o Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini
dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum
panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan
alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H.
Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri
jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa
lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung
menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga
asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan
demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan
luka atau tukak.
9. Manifestasi Klinis
Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian.
Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
1) Hematemetis dan melena
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan
asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada
uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat
lokasinya.
3) Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai
darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda
anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6) Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.
10. Gastritis kronis
Bervariasi dan tidak jelas
Perasaan penuh, anoreksia
Distress epigastrik yang tidak nyata
Cepat kenyang
11. Komplikasi pada Gastritis
Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemoragik.
Gastritis Kronis
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis
Kronis jika dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritis akan
dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada
lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat
meningkatkan resiko kanker lambung
12. Penatalaksanaan Medis
Gastritis Akut
Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah
menjadi diet yang tidak mengiritasi.
Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
sukralfat (untuk sitoprotektor).
Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
encer atau cuka yang di encerkan.
Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau
tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat
asam lambung dengan cepat.
Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit
tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam
lambung yang diproduksi.
13. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu
untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung
dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah
sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS
secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya
menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini.
Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif
untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara
menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil
asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam
dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang
termasuk obat golongan ini adalah
omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan
esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat
kerja H. pylori.
14. Next
H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin)
dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi terhadap H.
Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang
paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat
pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik
berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk
meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan
efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu
berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung
pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya
lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang
lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya
meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat
dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan
pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering
dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah
akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih
walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.
15. Farmakologis
Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang
mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan
asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh
sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai
tentunya). Semakin banyak kadar antasida di dalam obat
maag maka semakin banyak asam yang dapat
dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit
gastritis dengan baik.
Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya.
Gastritis akut akibat konsumsi alkohol dan kopi
berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok
dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan
tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori
dapat diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi
eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan
1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI
(proton pump inhibitor).
16. Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh
asam lambung, penderita gastritis lazim diberi obat
yang menetralkan atau mengurangi asam
lambung, misalnya (Mayo Clinic,2007) :
Antasid : Obat bebas yang dapat
berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai
untuk mengatasi gastritis ringan.
Penghambat asam (acid blocker) : Jika
antasid tidak cukup untuk mengobati
gejala, dokter biasanya meresepkan
obat penghambat asam antara lain
simetidin, ranitidin, atau famotidin.
17. Next,….
Proton pump inhibitor (penghambat
pompa proton) : Obat ini bekerja
mengurangi asam lambung dengan cara
menghambat pompa kecil dalam sel
penghasil asam.
18. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output
cair yang berlebih ( mual dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan
intake asupan gizi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit
berhubungan dengan kurangnya
informasi.
19. Intervensi keperawatan
1.Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan
muntah ).
- Tujuan :
Mencegah output yang berlebih dan
mengoptimalkan intake cair.
Kriteria Hasil :
Mempertahankan volume cairan adekuat dengan
dibuktikan oleh mukosa bibir lembab, turgor kulit
baik, pengisian kapiler berwarna merah muda,
input dan output seimbang.
20. Intervensi
Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan
klien untuk minum ( Dewasa : 40-60
cc/kg/jam).
Berikan cairan tambahan IV sesuai
indikasi.
Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor
kulit, pengisian kapiler dan membran
mukosa.
Kolaborasi pemberian cimetidine dan
ranitidine
Intake cairan yang adekuat akan mengurangi
resiko dehidrasi pasien.
21. Rasional
Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan
cairan dalam fase segera.
Menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan kebutuhan
untuk peningkatan penggantian cairan.
Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi
asam lambung
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake asupan gizi.
Tujuan :
Gangguan nutrisi teratasi
Kriteria Hasil :
Antoprometri: Berat badan, lingkar lengan atas kembali normal.
Albumin,hemoglobin normal.
Klinis : terlihat segar.
Porsi makan habis.
22. Intervensi
Reduksi stress dan farmakoterapi seperti
cytoprotective agent, penghambat pompa
proton, anatasida.
Koloborasi transfusi albumin.
Konsul dengan ahli diet untuk menentukan
kalori / kebutuhan nutrisi .
Tambahan vitamin seperti B12.
Batasi makanan yang menyebabkan
peningkatan asam lambung berlebih, dorong
klien untuk menyatakan perasaan masalah
tentang makan diet.
Berikan nutrisi melalui IV sesuai indikasi.
23. Rasional
Stress menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, untuk
klien dengan gastritis penggunaan penghambat pompa proton
membantu untuk mengurangi asam lambung dengan cara menutup
pompa asam dalam sel lambung penghasil asam. Kemudian untuk
penggunaan cytoprotective agent membantu untuk melindungi
jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. pada klien dengan
gastritis antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung dan
dapat mengurangi rasa sakit.
Dengan tranfusi albumin diharapkan kadar albumin dalam darah
kembali normal sehingga kebutuhan nutrisi kembali normal.
Pemasukan individu dapat dikalkulasikan dengan berbagai
perhitungan yang berbeda, perlu bantuan dalam perencanaan diet
yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
Mencegah terjadinya anemia.
Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut
makanan yang menyebabkan terjadinya gejala.
Program ini mengistirahatkan saluran pencernaan sementara , dan
memenuhi nutrisi sangat penting dan dibutuhkan.