SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Oleh :
KH. M. SHIDDIQ AL JAWI, S.Si, MSI
INSTITUT MUAMALAH INDONESIA
25 SEPTEMBER 2020
DALIL-DALIL WAJIBNYA KHILAFAH
(BAGIAN KEDUA)
POKOK BAHASAN
(1) DALIL-DALIL AL QUR`AN WAJIBNYA
KHILAFAH
QS Al Baqarah : 30
QS Al Nisa` : 58
QS Al Nisa` : 59
QS Al Maidah : 48 dan 49.
Ayat-Ayat Yang Pelaksanaannya
Ditugaskan Secara Khusus Hanya
Kepada Seorang Khalifah (Imam)
QS AL BAQARAH : 30
QS AL BAQARAH : 30

‫قال‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
:
(
ْ
‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫و‬
ْ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
َْ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬
ْ
َ‫ل‬َ‫م‬‫ل‬ِ‫ل‬
ْ
ِ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬
‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬
ْ
‫ل‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ج‬
‫ى‬ِ‫ف‬
ِْ
‫ض‬‫ر‬َ‫ٱْل‬
ْ
‫ة‬َ‫ف‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫خ‬
)
[
‫البقرة‬
:
30
]
.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka
bumi."
(QS Al Baqarah : 30).
QS AL BAQARAH : 30

‫قال‬
‫اإلمام‬
‫القرطبي‬
:
(
‫وهذه‬
‫اآلية‬
‫أصل‬
‫في‬
‫نصب‬
‫إمام‬
‫وخليف‬
‫ة‬
‫يسمع‬
‫له‬
،‫ويطاع‬
‫لتجتمع‬
‫به‬
،‫الكلمة‬
‫وتنفذ‬
‫به‬
‫أحكام‬
‫الخ‬
‫ليفة‬
.
)
[
،‫القرطبي‬
‫الجامع‬
‫ْلحكام‬
،‫القرآن‬
‫ج‬
1
‫ص‬
81
]
.
Imam Al Qurthubi berkata,“Ayat ini
adalah dasar dalam pengangkatan
seorang Imam atau Khalifah yang
didengar dan ditaati, agar terjadi
kesatuan pendapat umat dan agar dapat
diterapkan hukum-hukum Khalifah."
(Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al
Qur`an, Juz I, hlm. 81).
QS AL BAQARAH : 30
Analisis Wajhul Istidlal (cara memahami
dalil) :
Cara memahami ayat di atas, yaitu QS Al
Bqarah : 30, khususnya pemaknaan kata
“khalifah”, menggunakan pemaknaan
secara dalaalah muthaabaqah.
Dalaalah Muthaabaqah adalah
pemaknaan suatu kata yang mencakup
semua yang dikandung oleh kata itu.
 )‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul,
hlm.154; M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al
Fiqh, hlm. 353)
QS AL BAQARAH : 30
 Contoh pemaknaan secara dalaalah
muthaabaqah, pemaknaan kata “shadaqah”
yang terdapat dalam QS Al Baqarah : 264,
yang mencakup semua kata “shaqadah” baik
shadaqah sunnah maupun shadaqah wajib
(zakat).
 Firman Allah SWT :

‫يا‬
‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬
َْ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬
‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬
َْ
‫ل‬
‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫ط‬‫ب‬ُ‫ت‬
‫ا‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬
‫ُم‬‫ك‬ِ‫ت‬
ِْ‫ن‬َ‫م‬‫ال‬ِ‫ب‬
ْ
‫ى‬َ‫ذ‬َ‫اْل‬َ‫و‬
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
membatalkan (pahala) shadaqah-shadaqahmu,
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima).(QS Al Baqarah : 264).
QS AL BAQARAH : 30
 Pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah,
berbeda dengan pemaknaan dalaalah at
tadhammun, yaitu pemaknaan suatu kata
yang hanya mencakup sebagian makna yang
dikandung oleh kata itu.
 (‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al
Ushul, hlm.154; M. Husain Abdullah, Al
Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 353)
 Contoh dalaalah at tadhammun, pemaknaan
kata “shadaqah” dalam QS At Taubah : 60,
yang hanya berarti “shadaqah yang wajib”
(zakat) saja.
QS AL BAQARAH : 30
 Firman Allah SWT :

‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
ُْ‫ت‬َ‫ق‬َ‫د‬َّ‫ص‬‫ٱل‬
ِْ‫ء‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ق‬ُ‫ف‬‫ل‬ِ‫ل‬
ِْ‫ين‬ِ‫ك‬َ‫س‬َ‫م‬‫ٱل‬َ‫و‬
َْ‫ين‬ِ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬‫ٱل‬َ‫و‬
‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ْ
َّ‫ل‬َ‫ؤ‬ُ‫م‬‫ٱل‬ َ‫و‬
ْ
ِ‫ة‬َ‫ف‬
ْ
‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬
‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬
ْ
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ
‫ٱلر‬
َْ‫ين‬ِ‫م‬ ِ
‫ر‬َ‫غ‬‫ٱل‬َ‫و‬
‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬
ْ
ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬
ْ
ِ َّ
‫ٱّلل‬
ْ
‫ٱب‬َ‫و‬
ِْ‫ن‬
ْ
ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ٱل‬
ْۖ
ْ
‫ة‬َ‫ض‬‫ي‬ ِ
‫ر‬َ‫ف‬
َْ‫ن‬ِ‫م‬
‫ٱ‬
ْ
ِ َّ
‫ّلل‬
ْۗ
ْ
ُ َّ
‫ٱّلل‬َ‫و‬
ْ
‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬
ْ
‫يم‬ِ‫ك‬َ‫ح‬
 “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubah : 60)
QS AL BAQARAH : 30
 Demikian pula, cara memahami kata
“khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tadi.
 Pemaknaan yang digunakan oleh Imam
Qurthubi, adalah pemaknaan secara dalaalah
muthaabaqah,
 Yaitu, kata “khalifah” dalam ayat tersebut
mencakup semua makna “khalifah”, yaitu :
 Pertama, khalifatullah fil ardhi (yaitu khalifah
sebagai pengganti Allah di muka bumi).
 Kedua, khalifatu rasulillah (yaitu khalifah
dalam arti pengganti Rasulullah sebagai
pemimpin negara Khilafah).
QS AL BAQARAH : 30
 Maka dari itu, makna “khalifah” dalam QS Al
Baqarah : 30 tadi, secara syar’i memang absah
jika diartikan “khalifah” sebagai pemimpin
Negara Khilafah,
 Jadi kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30
tidak tepat jika dibatasi hanya pada pengertian
“khalifatullah fil ardhi” semata.
 Demikianlah, maka ayat QS Al Baqarah : 30
tersebut, memang layak untuk dijadikan salah
satu dalil yang mewajibkan pengangkatan
khalifah (nashbul khalifah) dalam Negara
Khilafah, sebagaimana penafsiran Imam
Qurthubi. Wallahu a’lam
QS AN NISA` [4] : 58
QS AN NISA` : 58

‫قال‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
:
(
َّْ‫ن‬ِ‫إ‬
ْ
َ َّ
‫ّللا‬
ْ
‫ُم‬‫ك‬ُ‫ر‬ُ‫م‬‫أ‬َ‫ي‬
ْ
‫ن‬َ‫أ‬
َْ‫ؤ‬ُ‫ت‬
‫ُّوا‬‫د‬
ِْ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫اْل‬
‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ه‬َ‫أ‬
َْ‫و‬
‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬
ْ
‫م‬ُ‫ت‬‫م‬َ‫ك‬َ‫ح‬
َْ‫ن‬‫ي‬َ‫ب‬
ِْ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬
ْ
‫ن‬َ‫أ‬
‫وا‬ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ح‬َ‫ت‬
ْ
َ‫ع‬‫ال‬ِ‫ب‬
ْ
ِ‫ل‬‫د‬
َّْ‫ن‬ِ‫إ‬
ْ
َ َّ
‫ّللا‬
‫ا‬َّ‫م‬ِ‫ع‬ِ‫ن‬
ْ
ُ‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ي‬
ْ
‫ُم‬‫ك‬
ْ
ِ‫ه‬ِ‫ب‬
َّْ‫ن‬ِ‫إ‬
ْ
َ َّ
‫ّللا‬
َْ‫ان‬َ‫ك‬
‫ا‬‫يع‬ِ‫م‬َ‫س‬
‫ا‬‫ير‬ ِ
‫ص‬َ‫ب‬
)
[
‫النساء‬
:
58
]
.
 “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS An Nisa`
: 58).
QS AN NISA` : 58

‫ووجه‬
‫الستدلل‬
‫من‬
‫هذه‬
‫اآلية‬
:
‫فقد‬
‫توجه‬
‫الخطاب‬
‫باْلمر‬
‫بأداء‬
‫اْلمانات‬
‫إلى‬
‫أهلها‬
‫وهذا‬
‫عام‬
‫في‬
‫جميع‬
،‫اْلمانات‬
‫فالدين‬
‫أمانة‬
‫والشريعة‬
،‫أمانة‬
‫والحكم‬
‫بالشريعة‬
‫أمانة‬
.
..
)

(
‫اع‬‫من‬
‫خليل‬
‫القطاع‬
‫في‬
‫كتابه‬
‫وجوب‬
‫تحكيم‬
‫الشريع‬
‫ة‬
‫اإلسالمية‬
‫ص‬
126
(

‫والحكم‬
‫بالشريعة‬
‫اإلسالمية‬
‫تستوجب‬
‫نصب‬
،‫خليفة‬
‫ْلنه‬
‫ل‬
‫يتم‬
‫الحكم‬
‫بالشريعة‬
‫اإلسالمية‬
‫إل‬
‫بنصب‬
‫خليفة‬
‫لل‬
‫مسلمين‬

‫فدل‬
‫هذا‬
‫اْلمر‬
‫بأداء‬
‫اْلمانات‬
‫إلى‬
‫أهلها‬
‫على‬
‫وجوب‬
‫نصب‬
‫خليفة‬
‫للمسلمين‬
QS AN NISA` : 58
 Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :
 Allah SWT telah mengarahkan khithab untuk
menunaikan berbagai amanat ini kepada ahlinya, dan
amanah ini maknanya umum meliputi semua amanah.
 Agama Islam itu adalah amanah, syariah adalah amanah,
menjalankan hukum Syariah Islam juga amanah. (Manna’
Khalil Al Qaththan, Wujub Tahkim Al Syariah, hlm. 126)
 Menjalankan hukum Syariah Islam ini menuntut
pengangkatan seorang khalifah bagi kaum muslimin,
karena menjalankan hukum Syariah Islam ini tidak
mungkin terlaksana kecuali dengan pengangkatan
seorang khalifah bagi kaum muslimin.
 Maka perintah menunaikan amanah ini menunjukkan
wajibnya mengangkat seorang Khalifah bagi kaum
muslimin.
QS AN NISA` : 58
 Analisis Wajhul Istidlal :
 Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An
Nisa` : 58, disebut dalalatul iltizam,
 Yaitu menarik suatu makna yang berupa
makna dzihni (pemahaman dalam pikiran),
yang merupakan konsekuensi logis dari
makna lafzhi (pemahaman lafal secara
harfiyah).
 Makna lafzhi-nya, wajib menunaikan amanah
secara umum (termasuk amanah menjalankan
Syariah Islam). Makna dzihni-nya, wajib
mengangkat khalifah untuk menjalankan
Syariah Islam itu.
QS AN NISA` : 58
Syaikh Muhammad Husain Abdullah
dalam kitab Ushul Fiqihnya berkata :

‫دللة‬
‫اإللتزام‬
‫هو‬
‫المعنى‬
‫الذهني‬
‫المالزم‬
‫للمعنى‬
‫اللفظي‬
Dalalatul iltizam adalah suatu makna
yang ada dalam pikiran (makna dzihni)
yang merupakan konsekuensi logis dari
makna lafzhi (makna yang diambil dari
ayat atau hadis secara harfiyah).
(Muhammad Husain, Abdullah, Al
Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 354)
BAGAN DALALATUL ILTIZAM
LAFAL
(AYAT ATAU HADIS)
MAKNA LAFZHI
(MAKNA HARFIYAH)
MAKNA DZIHNI
(KONSEKUENSI LOGIS
DARI MAKNA LAFZHI)
QS AN NISA` : 58
 Contoh Dalalatul iltizam :
 Kewajiban mendirikan akademi militer dan pabrik alutsista
(alat utama sistem persenjataan), yang dipahami dari
Firman Allah SWT :

ْ
‫ُّوا‬‫د‬ِ‫ع‬َ‫أ‬َ‫و‬
‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬
‫ا‬َّ‫م‬
‫م‬ُ‫ت‬‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬‫ٱس‬
‫ن‬ِ‫م‬
ْ
‫ة‬َّ‫و‬ُ‫ق‬
‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬
ِْ‫اط‬َ‫ب‬ ِ
‫ر‬
ْ
‫ٱل‬
ْ
ِ‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬
َْ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ه‬‫ر‬ُ‫ت‬
‫ۦ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬
َّْ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬
ْ
ِ َّ
‫ٱّلل‬
َْ‫و‬
ْ
‫ُم‬‫ك‬َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬
َْ‫ين‬ ِ
‫ر‬َ‫خ‬‫ا‬َ‫ء‬َ‫و‬
‫ن‬ِ‫م‬
ْ
‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ُو‬‫د‬
َْ
‫ل‬
ْ
ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ت‬
ْ
ُ َّ
‫ٱّلل‬
ْ
‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ي‬
ْۚ
‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬
ْ
‫وا‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬ُ‫ت‬
‫ن‬ِ‫م‬
ْ
‫ء‬‫َى‬‫ش‬
‫ى‬ِ‫ف‬
ْ
ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬
ْ
ِ َّ
‫ٱّلل‬
َّْ‫ف‬َ‫و‬ُ‫ي‬
ْ
‫ُم‬‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
ْ
‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬
َْ
‫ل‬
َْ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ظ‬ُ‫ت‬
 “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan
orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja
yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan).” (QS Al Anfaal : 60)
QS AN NISA` : 58
Firman Allah SWT dalam QS Al Anfaal
ayat 60 tersebut itu, disebut lafal ayat,
Makna lafzhi ayat ini, wajib hukumnya
kaum muslimin melakukan I’dad
(mempersiapkan diri untuk berperang).
Makna dzihni ayat ini, wajib hukumnya
ada akademi militer dan pabrik alutsista,
untuk I’dad tersebut.
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah
Al Khilafah, hlm. 128).
QS AN NISA` : 58
Selain memahami ayat secara Dalalatul
iltizam, ayat ini (QS Al Nisa` : 58), ayat ini
juga dipahami dengan kaidah ushuliyah
untuk bentuk kata umum (shighat al
‘aam), untuk kata “al amaanaat”.
Kata ‫ات‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫اْل‬ merupakan bentuk kata isim
jamak yang dima’rifatkan dengan alim laf
jinsiyyah atau alif lam istighriqiyyah,
yang merupakan salah bentuk kata
umum (min shiyagh al ‘umum).
QS AN NISA` : 58
 Kata Syekh ‘Atha` bin Khalil :

‫من‬
‫صيغ‬
‫العموم‬
‫الجمع‬
‫المعرف‬
‫بأل‬
‫الجنسية‬
‫أو‬
‫اإلستغراقية‬

‫مثل‬
‫لفظ‬
‫الرجال‬
‫في‬
‫قوله‬
‫تعالى‬
:
‫للرجال‬
‫نصيب‬
‫مما‬
‫ترك‬
‫الوال‬
‫دن‬
‫واْلقربون‬
‫وللنساء‬
‫نصيب‬
(
‫النساء‬
:
7
)
 “Termasuk bentuk kata umum, adalah isim
jamak yang dima’rifatkan dengan alif lam
jinsiyyah atau alif lam istighraqiyyah, seperti
kata “ar rijaal” dalam firman Allah SWT
dalam QS An Nisaa` : 7”.
 (Syekh ‘Atha` bin Khalil, Taisiir Al Wushuul
Ilaa Al Ushuul, hlm. 203).
QS AN NISA` [4] : 59
QS AN NISA` : 59

‫قال‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
:
﴿
‫ا‬َ‫ي‬
‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬
َْ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬
ْ
‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬
ْ
َ‫أ‬
ْ
‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬
ْ
َ‫ّللا‬
ْ
‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫أ‬َ‫و‬
ْ
َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬
‫ي‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫و‬
ْ
‫ُم‬‫ك‬‫ن‬ِ‫رم‬‫م‬َ‫ْل‬‫ا‬
﴾
‫اآلية‬
[
‫النس‬
‫اء‬
:
59
]
.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu…” (QS An Nisaa` :
59).
Yang dimaksud “ulil amri” ( ‫ي‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬
‫ر‬‫م‬َ‫ْل‬‫ا‬ )
dalam ayat itu adalah pemimpin (umara)
dan ‘ulama.
(Ibnu Jarir Ath Thabari, Tafsir Ath
Thabari, Juz V, hlm. 141).
QS AN NISA` : 59

‫ووجه‬
‫الستدلل‬
‫من‬
‫هذه‬
‫اآلية‬
:
‫أن‬
‫هللا‬
‫سبحانه‬
‫أوجب‬
‫على‬
‫المسلمين‬
‫طاعة‬
‫أولي‬
‫اْلمر‬
‫منهم‬
‫وهم‬
‫اْلئمة‬
،
‫واْلمر‬
‫بالطاعة‬
‫دليل‬
‫على‬
‫وجوب‬
‫نصب‬
‫ولي‬
‫اْلمر‬
،
‫ْلن‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
‫ل‬
‫يأمر‬
‫بطاعة‬
‫من‬
‫ل‬
‫وجود‬
‫له‬
،
‫ول‬
‫يفرض‬
‫طاعة‬
‫من‬
‫وجوده‬
‫مندوب‬
،
‫فاْلمر‬
‫بطاعته‬
‫يقتضي‬
‫اْلمر‬
‫بإيجاده‬
،
‫فدل‬
‫على‬
‫أن‬
‫إيجاد‬
‫إمام‬
‫للمسلمين‬
‫واجب‬
‫علي‬
‫هم‬

(
‫عبد‬
‫هللا‬
،‫الدميجي‬
‫اإلمامة‬
‫العظمى‬
‫عند‬
‫أهل‬
‫السنة‬
‫والجماعة‬
‫ص‬
47
‫تقي‬،
‫الدين‬
،‫النبهاني‬
‫الشخصية‬
‫اإلسالمية‬
‫ج‬
2
‫ص‬
14
)
QS AN NISA` : 59
 Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :
 Allah SWT telah mewajibkan kaum muslimin untuk
mentaati ulil amri di antara mereka, yaitu para Imam.
 Perintah untuk mentaati ulil amri itu adalah dalil untuk
mengangkat ulil amri, sebab tak mungkin Allah
memerintahkan taat kepada pihak yang tidak ada, dan
tidak mungkin pula Allah mewajibkan mentaati orang
yang keberadaannya hanya disunnahkan (mandub).
 Maka perintah mentaati itu menghendaki adanya
perintah untuk meng-ada-kan ulil amri.
 Maka perintah ini menunjukkan wajibnya mengangkat
seorang Imam bagi kaum muslimin.
 (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal
Jamaah, h. 47; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, Juz II, hlm. 14).
QS AN NISA` : 59
 Analisis Wajhul Istidlal :
 Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An
Nisa` : 59, disebut dalalatul iltizam,
 Yaitu menarik suatu makna yang berupa
makna dzihni (pemahaman dalam pikiran),
yang merupakan konsekuensi logis dari
makna lafzhi (pemahaman lafal secara
harfiyah).
 Makna lafzhi-nya, wajib mentaati Ulil Amri.
Makna dzihni-nya, wajib mengangkat Ulil Amri.
 (Muhammad Husain, Abdullah, Al Wadhih fi
Ushul Al Fiqh, hlm. 354)
QS AL MA`IDAH [5] : 48
DAN AL MA`IDAH [5] 49
QS AL MAIDAH : 48

‫قال‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
:
﴿
‫ُم‬‫ك‬‫اح‬َ‫ف‬
‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ي‬َ‫ب‬
‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬
ْ
َ‫ل‬َ‫نز‬َ‫أ‬
ْ
ُ‫ّللا‬
ْ
َ‫ل‬َ‫و‬
ْ
‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬
ْ
‫ه‬َ‫أ‬
ْ
‫م‬ُ‫ه‬‫اء‬َ‫و‬
‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬
َْ‫اءك‬َ‫ج‬
َْ‫ن‬ِ‫م‬
ْ
ِ‫ق‬َ‫ح‬‫ال‬
﴾
‫اآلية‬
[
‫المائدة‬
:
48
]
.
“Maka tegakkanlah hukum di antara
mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu.” (QS Al Maidah : 48).
QS AL MAIDAH : 49

‫قال‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
:
﴿
ِْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬
‫ُم‬‫ك‬‫اح‬
‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ي‬َ‫ب‬
‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬
ْ
َ‫ل‬َ‫نز‬َ‫أ‬
ْ
ُ‫ّللا‬
ْ
َ‫ل‬َ‫و‬
ْ
‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬
ْ
ُ‫ه‬‫اء‬َ‫و‬‫ه‬َ‫أ‬
ْ
‫م‬
ْ
‫م‬ُ‫ه‬‫ر‬َ‫ذ‬‫اح‬َ‫و‬
‫ن‬َ‫أ‬
َْ‫وك‬ُ‫ن‬ِ‫ت‬‫ف‬َ‫ي‬
‫َن‬‫ع‬
ِْ
‫ض‬‫ع‬َ‫ب‬
‫ا‬َ‫م‬
َْ‫نز‬َ‫أ‬
ْ
َ‫ل‬
ْ
ُ‫ّللا‬
﴾َ‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
‫اآلية‬
[
‫المائدة‬
:
9
4
]
.
 “Dan tegakkanlah hukum di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan
kamu dari sebahagian apa yang telah
diturunkan Allah kepadamu…”
 (QS Al Maidah : 49).
QS AN NISA` : 59

‫ووجه‬
‫الستدلل‬
‫من‬
‫هذه‬
‫اآلية‬
:
‫فهذا‬
‫اْلمر‬
‫من‬
‫هللا‬
‫تعالى‬
‫لرسول‬
‫ه‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
‫بأن‬
‫يحكم‬
‫بين‬
‫المسلمين‬
‫بما‬
‫أنزل‬
‫هللا‬
-
‫أي‬
‫بشرعه‬
-
،
‫وخطاب‬
‫الرسول‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
‫خطاب‬
‫ْلمته‬
‫ما‬
‫لم‬
‫يرد‬
‫دليل‬
‫يخصصه‬
‫به‬
،
‫وهنا‬
‫لم‬
‫يرد‬
‫دليل‬
‫على‬
‫التخصيص‬
،
‫فيكون‬
‫ا‬‫خطاب‬
‫للمسلمين‬
‫ا‬‫جميع‬
‫بإقامة‬
‫الحكم‬
‫بما‬
‫أنزل‬
‫هللا‬
‫إلى‬
‫يوم‬
‫القيامة‬
،
‫ول‬
‫يمكن‬
‫إقامة‬
‫الحكم‬
‫بما‬
‫أنزل‬
‫هللا‬
‫إل‬
‫بنصب‬
‫إمام‬
‫يت‬
‫ولى‬
،‫ذلك‬
‫ْلن‬
‫ذلك‬
‫من‬
‫وظائفه‬
...
‫فتكون‬
‫هاتان‬
‫اآليتان‬
‫اآلمرتان‬
‫بال‬
‫حكم‬
‫بما‬
‫أنزل‬
‫هللا‬
ْ
‫دليال‬
‫على‬
‫وجوب‬
‫نصب‬
‫إمام‬
‫يتولى‬
‫ذلك‬

(
‫عبد‬
‫هللا‬
،‫الدميجي‬
‫اإلمامة‬
‫العظمى‬
‫عند‬
‫أهل‬
‫السنة‬
‫والجماعة‬
‫ص‬
48
‫تقي‬،
‫الدين‬
،‫النبهاني‬
‫الشخصية‬
‫اإلسالمية‬
‫ج‬
2
‫ص‬
13
)
QS AN NISA` : 59
 Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :
 Ini adalah perintah Allah SWT kepada Rasul-Nya
untuk menegakkan hukum di antara kaum
muslimin dengan apa yang diturunkan Allah, yaitu
dengan Syariat-Nya.
 Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya adalah juga
khithab kepada umatnya, selama tidak terdapat
dalil yang mengkhususkan khithab hanya untuk
Rasul-Nya.
 Di sini tidak terdapat dalil pengkhususan khithab
kepada Rasul, maka ini adalah khithab kepada
kaum muslimin semuanya untuk menegakkan
hukum yang diturunkan Allah, hingga Hari
Kiamat.
QS AN NISA` : 59
 Dan menegakkan hukum [yang diturunkan
Allah] tidaklah mungkin berlangsung kecuali
dengan mengangkat seorang Imam (Khalifah)
yang memegang urusan itu, karena ini adalah
salah tugas Imam Khalifah) itu.
 Maka dua ayat yang memerintahkan
menegakkan hukum yang diturunkan oleh Allah,
adalah dalil yang mewajibkan mengangkat
seorang Imam (Khalifah) yang akan melakukan
tugas tersebut.
 (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal
Jamaah, h. 48; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, Juz II, hlm. 13).
QS AN NISA` : 59
 Analisis Wajhul istidlal (cara memahami dalil) :
 Cara memahami dua ayat di atas,
menggunakan dalalatul iltizam, yaitu:
 Lafal ayat dua ayat tersebut, menghasilkan
makna lafzhi, yaitu kewajiban menegakkan
hukum yang diturunkan Allah.
 Selanjutnya, makna lafzhi ini menuntut adanya
makna dzihni, yaitu makna dalam pikiran kita
yang menjadi konsekuensi logisnya, yaitu
wajib ada seseorang yang diangkat untuk
memimpin penegakan hukum yang diturunkan
Allah itu, yaitu seorang Imam (Khalifah).
QS AN NISA` : 59
 Selain itu, cara memahami dua ayat di atas,
juga menggunakan kaidah ushuliyah
mengenai keumuman dalil, yang berbunyi :

‫وخطاب‬
‫الرسول‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
‫خطاب‬
‫ْلمته‬
‫ما‬
‫لم‬
‫يرد‬
‫دليل‬
‫يخصصه‬
‫به‬
 “Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya
[perintah atau larangan dari Allah] adalah juga
khithab kepada umatnya, selama tidak
terdapat dalil yang mengkhususkan khithab
tersebut hanya untuk Rasul-Nya.”
 (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, Juz III (Ushul Fiqh), hlm. 246).
AYAT-AYAT YANG PELAKSANAANNYA
DITUGASKAN SECARA KHUSUS HANYA
KEPADA SEORANG KHALIFAH (IMAM)
AYAT-AYAT LAINNYA

‫قال‬
‫الشيخ‬
‫عبد‬
‫هللا‬
،‫الدميجي‬
‫اإلمامة‬
‫العظمى‬
‫عند‬
‫أهل‬
‫السنة‬
‫والجماعة‬
‫ص‬
49
:

‫ومن‬
‫اْلدلة‬
‫القرآنية‬
‫ا‬‫أيض‬
(
‫على‬
‫وجوب‬
‫نصب‬
‫إمام‬
)
‫جميع‬
‫آيات‬
‫الحدود‬
‫والقصاص‬
‫ونحوها‬
‫من‬
‫اْلحكام‬
‫التي‬
‫يلزم‬
‫القيام‬
‫بها‬
‫وجود‬
‫اإلمام‬
.
 Telah berkata Syaikh Abdullah Ad Dumaiji
dalam kitabnya Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda
Ahlis Sunnah wal Jama’ah hlm. 49 :
 “Di antara dalil-dalil Al Qur`an juga mengenai
wajibnya mengangkat seorang Imam (Khalifah)
adalah semua ayat tentang huduud, qishash,
dan hukum-hukum semisalnya yang
pelaksanaannya mewajibkan adanya seorang
Imam (Khalifah).”
AYAT-AYAT LAINNYA
 Contohnya :
 (1) Ayat tentang kewajiban qishash (QS Al
Baqarah : 178)
 (2) Ayat tentang kewajiban potong tangan bagi
pencuri (QS Al Maidah : 38)
 (3) Ayat tentang kewajiban hukuman cambuk bagi
pezina ghairu muhshon (belum menikah) (QS An
Nuur : 2)
 (4) Ayat hukuman untuk penuduh zina (QS An
Nuur : 4). Dan lain-lain.
 Ayat-ayat tersebut tidak boleh dilaksanakan oleh
individu, karena memang ditugaskan khusus
kepada seorang Imam (Khalifah).
AYAT-AYAT LAINNYA
 Dalam kitab Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al
Kuwaitiyyah disebutkan :

‫وقد‬
‫اتفق‬
‫الفقهاء‬
‫على‬
‫أنه‬
‫ل‬
‫يقيم‬
‫الحد‬
‫إل‬
‫اإلمام‬
‫أو‬
‫نائبه‬
 “Para fuqoha telah sepakat bahwa tidak boleh
ada yang melaksanakan sanksi huduud,
kecuali Imam (Khalifah) atau wakilnya.”
 (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, Juz
V, hlm. 280).
 Maka ayat-ayat yang terkait dengan hudud,
dan semisalnya, berarti telah mewajibkan
pengangkatan seorang Imam (Khalifah) agar
dapat terlaksana. Wallahu a’lam.
TERIMA KASIH.
WASSALAM
M. SHIDDIQ AL JAWI
INSTITUT MUAMALAH INDONESIA
www.fissilmi-kaffah.com
www.shiddiqaljawi.com

More Related Content

Similar to 04-DALIL-DALIL WAJIBNYA KHILAFAH BAGIAN KEDUA 25 SEPTEMBR 2020.ppt

Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdfMembentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
KhadijahMurad1
 
Power point pai sma x bab 3
Power point pai sma x  bab 3Power point pai sma x  bab 3
Power point pai sma x bab 3
12345caca
 
(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur
(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur
(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur
Nurul Asnida Asmuni
 
Petua Terus Istiqamah beramal soleh .pptx
Petua Terus Istiqamah beramal soleh  .pptxPetua Terus Istiqamah beramal soleh  .pptx
Petua Terus Istiqamah beramal soleh .pptx
A.RASHID A.HALIM
 
Tasawuf 2
Tasawuf 2Tasawuf 2
Tasawuf 2
atiyu
 

Similar to 04-DALIL-DALIL WAJIBNYA KHILAFAH BAGIAN KEDUA 25 SEPTEMBR 2020.ppt (20)

Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdfMembentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
 
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptx
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptxKesatuan Umat Islam Part 1.pptx
Kesatuan Umat Islam Part 1.pptx
 
Power point pai sma x bab 3
Power point pai sma x  bab 3Power point pai sma x  bab 3
Power point pai sma x bab 3
 
Tugas IPI A. Kholis majid .pdf
Tugas IPI A. Kholis majid .pdfTugas IPI A. Kholis majid .pdf
Tugas IPI A. Kholis majid .pdf
 
Man & Woman: Sistem Pergaulan dalam Islam
Man & Woman: Sistem Pergaulan dalam IslamMan & Woman: Sistem Pergaulan dalam Islam
Man & Woman: Sistem Pergaulan dalam Islam
 
(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur
(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur
(Bid'ah) Pembinaan Masjid dan Binaan Atas Kubur
 
UTS ILMU PENDIDIKAN ISLAM (RIZANDIKA ADIE ROMADHONI PAI 2A) [TUGAS 2].doc
UTS ILMU PENDIDIKAN ISLAM (RIZANDIKA ADIE ROMADHONI PAI 2A) [TUGAS 2].docUTS ILMU PENDIDIKAN ISLAM (RIZANDIKA ADIE ROMADHONI PAI 2A) [TUGAS 2].doc
UTS ILMU PENDIDIKAN ISLAM (RIZANDIKA ADIE ROMADHONI PAI 2A) [TUGAS 2].doc
 
Perjuangan Membebaskan Bumi Al Quds.pptx
Perjuangan Membebaskan Bumi Al Quds.pptxPerjuangan Membebaskan Bumi Al Quds.pptx
Perjuangan Membebaskan Bumi Al Quds.pptx
 
Petua Terus Istiqamah beramal soleh .pptx
Petua Terus Istiqamah beramal soleh  .pptxPetua Terus Istiqamah beramal soleh  .pptx
Petua Terus Istiqamah beramal soleh .pptx
 
ANALISIS QADA QADAR DALAM KITAB AQIDAH AN-NAJIN
ANALISIS QADA QADAR DALAM KITAB AQIDAH AN-NAJINANALISIS QADA QADAR DALAM KITAB AQIDAH AN-NAJIN
ANALISIS QADA QADAR DALAM KITAB AQIDAH AN-NAJIN
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
1. Bekerja dan Mencari Nafkah ok.pptx
1. Bekerja dan Mencari Nafkah ok.pptx1. Bekerja dan Mencari Nafkah ok.pptx
1. Bekerja dan Mencari Nafkah ok.pptx
 
Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih MuamalahFiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
 
4.0. Aqidah Islam.pptx
4.0. Aqidah Islam.pptx4.0. Aqidah Islam.pptx
4.0. Aqidah Islam.pptx
 
Al Anam, An Nisa, Taha, At Tahrim, Hud, adab terhadap tetangga
Al Anam, An Nisa, Taha, At Tahrim, Hud, adab terhadap tetanggaAl Anam, An Nisa, Taha, At Tahrim, Hud, adab terhadap tetangga
Al Anam, An Nisa, Taha, At Tahrim, Hud, adab terhadap tetangga
 
Tasawuf 2
Tasawuf 2Tasawuf 2
Tasawuf 2
 
03-Konsekuensi-Iman.pptx
03-Konsekuensi-Iman.pptx03-Konsekuensi-Iman.pptx
03-Konsekuensi-Iman.pptx
 
KEUTAMAAN DZIKIR.pptx
KEUTAMAAN DZIKIR.pptxKEUTAMAAN DZIKIR.pptx
KEUTAMAAN DZIKIR.pptx
 

Recently uploaded

PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
VeonaHartanti
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
SemediGiri2
 

Recently uploaded (20)

PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB SOALAN UASA SUBJEK SAINS TAHAP 2
TEKNIK MENJAWAB SOALAN UASA SUBJEK SAINS TAHAP 2TEKNIK MENJAWAB SOALAN UASA SUBJEK SAINS TAHAP 2
TEKNIK MENJAWAB SOALAN UASA SUBJEK SAINS TAHAP 2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
 

04-DALIL-DALIL WAJIBNYA KHILAFAH BAGIAN KEDUA 25 SEPTEMBR 2020.ppt

  • 1. Oleh : KH. M. SHIDDIQ AL JAWI, S.Si, MSI INSTITUT MUAMALAH INDONESIA 25 SEPTEMBER 2020 DALIL-DALIL WAJIBNYA KHILAFAH (BAGIAN KEDUA)
  • 2. POKOK BAHASAN (1) DALIL-DALIL AL QUR`AN WAJIBNYA KHILAFAH QS Al Baqarah : 30 QS Al Nisa` : 58 QS Al Nisa` : 59 QS Al Maidah : 48 dan 49. Ayat-Ayat Yang Pelaksanaannya Ditugaskan Secara Khusus Hanya Kepada Seorang Khalifah (Imam)
  • 4. QS AL BAQARAH : 30  ‫قال‬ ‫هللا‬ ‫تعالى‬ : ( ْ ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ْ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َْ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ َ‫ل‬َ‫م‬‫ل‬ِ‫ل‬ ْ ِ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ ‫ل‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِْ ‫ض‬‫ر‬َ‫ٱْل‬ ْ ‫ة‬َ‫ف‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫خ‬ ) [ ‫البقرة‬ : 30 ] . “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS Al Baqarah : 30).
  • 5. QS AL BAQARAH : 30  ‫قال‬ ‫اإلمام‬ ‫القرطبي‬ : ( ‫وهذه‬ ‫اآلية‬ ‫أصل‬ ‫في‬ ‫نصب‬ ‫إمام‬ ‫وخليف‬ ‫ة‬ ‫يسمع‬ ‫له‬ ،‫ويطاع‬ ‫لتجتمع‬ ‫به‬ ،‫الكلمة‬ ‫وتنفذ‬ ‫به‬ ‫أحكام‬ ‫الخ‬ ‫ليفة‬ . ) [ ،‫القرطبي‬ ‫الجامع‬ ‫ْلحكام‬ ،‫القرآن‬ ‫ج‬ 1 ‫ص‬ 81 ] . Imam Al Qurthubi berkata,“Ayat ini adalah dasar dalam pengangkatan seorang Imam atau Khalifah yang didengar dan ditaati, agar terjadi kesatuan pendapat umat dan agar dapat diterapkan hukum-hukum Khalifah." (Imam Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur`an, Juz I, hlm. 81).
  • 6. QS AL BAQARAH : 30 Analisis Wajhul Istidlal (cara memahami dalil) : Cara memahami ayat di atas, yaitu QS Al Bqarah : 30, khususnya pemaknaan kata “khalifah”, menggunakan pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah. Dalaalah Muthaabaqah adalah pemaknaan suatu kata yang mencakup semua yang dikandung oleh kata itu.  )‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm.154; M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 353)
  • 7. QS AL BAQARAH : 30  Contoh pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah, pemaknaan kata “shadaqah” yang terdapat dalam QS Al Baqarah : 264, yang mencakup semua kata “shaqadah” baik shadaqah sunnah maupun shadaqah wajib (zakat).  Firman Allah SWT :  ‫يا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ َْ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َْ ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫ط‬‫ب‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ُم‬‫ك‬ِ‫ت‬ ِْ‫ن‬َ‫م‬‫ال‬ِ‫ب‬ ْ ‫ى‬َ‫ذ‬َ‫اْل‬َ‫و‬  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan (pahala) shadaqah-shadaqahmu, dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).(QS Al Baqarah : 264).
  • 8. QS AL BAQARAH : 30  Pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah, berbeda dengan pemaknaan dalaalah at tadhammun, yaitu pemaknaan suatu kata yang hanya mencakup sebagian makna yang dikandung oleh kata itu.  (‘Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm.154; M. Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 353)  Contoh dalaalah at tadhammun, pemaknaan kata “shadaqah” dalam QS At Taubah : 60, yang hanya berarti “shadaqah yang wajib” (zakat) saja.
  • 9. QS AL BAQARAH : 30  Firman Allah SWT :  ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُْ‫ت‬َ‫ق‬َ‫د‬َّ‫ص‬‫ٱل‬ ِْ‫ء‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ق‬ُ‫ف‬‫ل‬ِ‫ل‬ ِْ‫ين‬ِ‫ك‬َ‫س‬َ‫م‬‫ٱل‬َ‫و‬ َْ‫ين‬ِ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬‫ٱل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َّ‫ل‬َ‫ؤ‬ُ‫م‬‫ٱل‬ َ‫و‬ ْ ِ‫ة‬َ‫ف‬ ْ ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ْ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ ‫ٱلر‬ َْ‫ين‬ِ‫م‬ ِ ‫ر‬َ‫غ‬‫ٱل‬َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ْ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ْ ِ َّ ‫ٱّلل‬ ْ ‫ٱب‬َ‫و‬ ِْ‫ن‬ ْ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ٱل‬ ْۖ ْ ‫ة‬َ‫ض‬‫ي‬ ِ ‫ر‬َ‫ف‬ َْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ٱ‬ ْ ِ َّ ‫ّلل‬ ْۗ ْ ُ َّ ‫ٱّلل‬َ‫و‬ ْ ‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ْ ‫يم‬ِ‫ك‬َ‫ح‬  “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubah : 60)
  • 10. QS AL BAQARAH : 30  Demikian pula, cara memahami kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tadi.  Pemaknaan yang digunakan oleh Imam Qurthubi, adalah pemaknaan secara dalaalah muthaabaqah,  Yaitu, kata “khalifah” dalam ayat tersebut mencakup semua makna “khalifah”, yaitu :  Pertama, khalifatullah fil ardhi (yaitu khalifah sebagai pengganti Allah di muka bumi).  Kedua, khalifatu rasulillah (yaitu khalifah dalam arti pengganti Rasulullah sebagai pemimpin negara Khilafah).
  • 11. QS AL BAQARAH : 30  Maka dari itu, makna “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tadi, secara syar’i memang absah jika diartikan “khalifah” sebagai pemimpin Negara Khilafah,  Jadi kata “khalifah” dalam QS Al Baqarah : 30 tidak tepat jika dibatasi hanya pada pengertian “khalifatullah fil ardhi” semata.  Demikianlah, maka ayat QS Al Baqarah : 30 tersebut, memang layak untuk dijadikan salah satu dalil yang mewajibkan pengangkatan khalifah (nashbul khalifah) dalam Negara Khilafah, sebagaimana penafsiran Imam Qurthubi. Wallahu a’lam
  • 12. QS AN NISA` [4] : 58
  • 13. QS AN NISA` : 58  ‫قال‬ ‫هللا‬ ‫تعالى‬ : ( َّْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ َ َّ ‫ّللا‬ ْ ‫ُم‬‫ك‬ُ‫ر‬ُ‫م‬‫أ‬َ‫ي‬ ْ ‫ن‬َ‫أ‬ َْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ‫ُّوا‬‫د‬ ِْ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫اْل‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ه‬َ‫أ‬ َْ‫و‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ ‫م‬ُ‫ت‬‫م‬َ‫ك‬َ‫ح‬ َْ‫ن‬‫ي‬َ‫ب‬ ِْ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ح‬َ‫ت‬ ْ َ‫ع‬‫ال‬ِ‫ب‬ ْ ِ‫ل‬‫د‬ َّْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ َ َّ ‫ّللا‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫ع‬ِ‫ن‬ ْ ُ‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ي‬ ْ ‫ُم‬‫ك‬ ْ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َّْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ َ َّ ‫ّللا‬ َْ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬‫يع‬ِ‫م‬َ‫س‬ ‫ا‬‫ير‬ ِ ‫ص‬َ‫ب‬ ) [ ‫النساء‬ : 58 ] .  “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS An Nisa` : 58).
  • 14. QS AN NISA` : 58  ‫ووجه‬ ‫الستدلل‬ ‫من‬ ‫هذه‬ ‫اآلية‬ : ‫فقد‬ ‫توجه‬ ‫الخطاب‬ ‫باْلمر‬ ‫بأداء‬ ‫اْلمانات‬ ‫إلى‬ ‫أهلها‬ ‫وهذا‬ ‫عام‬ ‫في‬ ‫جميع‬ ،‫اْلمانات‬ ‫فالدين‬ ‫أمانة‬ ‫والشريعة‬ ،‫أمانة‬ ‫والحكم‬ ‫بالشريعة‬ ‫أمانة‬ . .. )  ( ‫اع‬‫من‬ ‫خليل‬ ‫القطاع‬ ‫في‬ ‫كتابه‬ ‫وجوب‬ ‫تحكيم‬ ‫الشريع‬ ‫ة‬ ‫اإلسالمية‬ ‫ص‬ 126 (  ‫والحكم‬ ‫بالشريعة‬ ‫اإلسالمية‬ ‫تستوجب‬ ‫نصب‬ ،‫خليفة‬ ‫ْلنه‬ ‫ل‬ ‫يتم‬ ‫الحكم‬ ‫بالشريعة‬ ‫اإلسالمية‬ ‫إل‬ ‫بنصب‬ ‫خليفة‬ ‫لل‬ ‫مسلمين‬  ‫فدل‬ ‫هذا‬ ‫اْلمر‬ ‫بأداء‬ ‫اْلمانات‬ ‫إلى‬ ‫أهلها‬ ‫على‬ ‫وجوب‬ ‫نصب‬ ‫خليفة‬ ‫للمسلمين‬
  • 15. QS AN NISA` : 58  Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :  Allah SWT telah mengarahkan khithab untuk menunaikan berbagai amanat ini kepada ahlinya, dan amanah ini maknanya umum meliputi semua amanah.  Agama Islam itu adalah amanah, syariah adalah amanah, menjalankan hukum Syariah Islam juga amanah. (Manna’ Khalil Al Qaththan, Wujub Tahkim Al Syariah, hlm. 126)  Menjalankan hukum Syariah Islam ini menuntut pengangkatan seorang khalifah bagi kaum muslimin, karena menjalankan hukum Syariah Islam ini tidak mungkin terlaksana kecuali dengan pengangkatan seorang khalifah bagi kaum muslimin.  Maka perintah menunaikan amanah ini menunjukkan wajibnya mengangkat seorang Khalifah bagi kaum muslimin.
  • 16. QS AN NISA` : 58  Analisis Wajhul Istidlal :  Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An Nisa` : 58, disebut dalalatul iltizam,  Yaitu menarik suatu makna yang berupa makna dzihni (pemahaman dalam pikiran), yang merupakan konsekuensi logis dari makna lafzhi (pemahaman lafal secara harfiyah).  Makna lafzhi-nya, wajib menunaikan amanah secara umum (termasuk amanah menjalankan Syariah Islam). Makna dzihni-nya, wajib mengangkat khalifah untuk menjalankan Syariah Islam itu.
  • 17. QS AN NISA` : 58 Syaikh Muhammad Husain Abdullah dalam kitab Ushul Fiqihnya berkata :  ‫دللة‬ ‫اإللتزام‬ ‫هو‬ ‫المعنى‬ ‫الذهني‬ ‫المالزم‬ ‫للمعنى‬ ‫اللفظي‬ Dalalatul iltizam adalah suatu makna yang ada dalam pikiran (makna dzihni) yang merupakan konsekuensi logis dari makna lafzhi (makna yang diambil dari ayat atau hadis secara harfiyah). (Muhammad Husain, Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 354)
  • 18. BAGAN DALALATUL ILTIZAM LAFAL (AYAT ATAU HADIS) MAKNA LAFZHI (MAKNA HARFIYAH) MAKNA DZIHNI (KONSEKUENSI LOGIS DARI MAKNA LAFZHI)
  • 19. QS AN NISA` : 58  Contoh Dalalatul iltizam :  Kewajiban mendirikan akademi militer dan pabrik alutsista (alat utama sistem persenjataan), yang dipahami dari Firman Allah SWT :  ْ ‫ُّوا‬‫د‬ِ‫ع‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬َّ‫م‬ ‫م‬ُ‫ت‬‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬‫ٱس‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ‫ة‬َّ‫و‬ُ‫ق‬ ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ِْ‫اط‬َ‫ب‬ ِ ‫ر‬ ْ ‫ٱل‬ ْ ِ‫ل‬‫ي‬َ‫خ‬ َْ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ه‬‫ر‬ُ‫ت‬ ‫ۦ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َّْ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬ ْ ِ َّ ‫ٱّلل‬ َْ‫و‬ ْ ‫ُم‬‫ك‬َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬ َْ‫ين‬ ِ ‫ر‬َ‫خ‬‫ا‬َ‫ء‬َ‫و‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ُو‬‫د‬ َْ ‫ل‬ ْ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ت‬ ْ ُ َّ ‫ٱّلل‬ ْ ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ي‬ ْۚ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ْ ‫وا‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬ُ‫ت‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ‫ء‬‫َى‬‫ش‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ْ ِ َّ ‫ٱّلل‬ َّْ‫ف‬َ‫و‬ُ‫ي‬ ْ ‫ُم‬‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ َْ ‫ل‬ َْ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ظ‬ُ‫ت‬  “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al Anfaal : 60)
  • 20. QS AN NISA` : 58 Firman Allah SWT dalam QS Al Anfaal ayat 60 tersebut itu, disebut lafal ayat, Makna lafzhi ayat ini, wajib hukumnya kaum muslimin melakukan I’dad (mempersiapkan diri untuk berperang). Makna dzihni ayat ini, wajib hukumnya ada akademi militer dan pabrik alutsista, untuk I’dad tersebut. (Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah Al Khilafah, hlm. 128).
  • 21. QS AN NISA` : 58 Selain memahami ayat secara Dalalatul iltizam, ayat ini (QS Al Nisa` : 58), ayat ini juga dipahami dengan kaidah ushuliyah untuk bentuk kata umum (shighat al ‘aam), untuk kata “al amaanaat”. Kata ‫ات‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫اْل‬ merupakan bentuk kata isim jamak yang dima’rifatkan dengan alim laf jinsiyyah atau alif lam istighriqiyyah, yang merupakan salah bentuk kata umum (min shiyagh al ‘umum).
  • 22. QS AN NISA` : 58  Kata Syekh ‘Atha` bin Khalil :  ‫من‬ ‫صيغ‬ ‫العموم‬ ‫الجمع‬ ‫المعرف‬ ‫بأل‬ ‫الجنسية‬ ‫أو‬ ‫اإلستغراقية‬  ‫مثل‬ ‫لفظ‬ ‫الرجال‬ ‫في‬ ‫قوله‬ ‫تعالى‬ : ‫للرجال‬ ‫نصيب‬ ‫مما‬ ‫ترك‬ ‫الوال‬ ‫دن‬ ‫واْلقربون‬ ‫وللنساء‬ ‫نصيب‬ ( ‫النساء‬ : 7 )  “Termasuk bentuk kata umum, adalah isim jamak yang dima’rifatkan dengan alif lam jinsiyyah atau alif lam istighraqiyyah, seperti kata “ar rijaal” dalam firman Allah SWT dalam QS An Nisaa` : 7”.  (Syekh ‘Atha` bin Khalil, Taisiir Al Wushuul Ilaa Al Ushuul, hlm. 203).
  • 23. QS AN NISA` [4] : 59
  • 24. QS AN NISA` : 59  ‫قال‬ ‫هللا‬ ‫تعالى‬ : ﴿ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ َْ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ْ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ ْ َ‫أ‬ ْ ‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬ ْ َ‫ّللا‬ ْ ‫وا‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ْ ‫ُم‬‫ك‬‫ن‬ِ‫رم‬‫م‬َ‫ْل‬‫ا‬ ﴾ ‫اآلية‬ [ ‫النس‬ ‫اء‬ : 59 ] . “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu…” (QS An Nisaa` : 59). Yang dimaksud “ulil amri” ( ‫ي‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ‫ر‬‫م‬َ‫ْل‬‫ا‬ ) dalam ayat itu adalah pemimpin (umara) dan ‘ulama. (Ibnu Jarir Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari, Juz V, hlm. 141).
  • 25. QS AN NISA` : 59  ‫ووجه‬ ‫الستدلل‬ ‫من‬ ‫هذه‬ ‫اآلية‬ : ‫أن‬ ‫هللا‬ ‫سبحانه‬ ‫أوجب‬ ‫على‬ ‫المسلمين‬ ‫طاعة‬ ‫أولي‬ ‫اْلمر‬ ‫منهم‬ ‫وهم‬ ‫اْلئمة‬ ، ‫واْلمر‬ ‫بالطاعة‬ ‫دليل‬ ‫على‬ ‫وجوب‬ ‫نصب‬ ‫ولي‬ ‫اْلمر‬ ، ‫ْلن‬ ‫هللا‬ ‫تعالى‬ ‫ل‬ ‫يأمر‬ ‫بطاعة‬ ‫من‬ ‫ل‬ ‫وجود‬ ‫له‬ ، ‫ول‬ ‫يفرض‬ ‫طاعة‬ ‫من‬ ‫وجوده‬ ‫مندوب‬ ، ‫فاْلمر‬ ‫بطاعته‬ ‫يقتضي‬ ‫اْلمر‬ ‫بإيجاده‬ ، ‫فدل‬ ‫على‬ ‫أن‬ ‫إيجاد‬ ‫إمام‬ ‫للمسلمين‬ ‫واجب‬ ‫علي‬ ‫هم‬  ( ‫عبد‬ ‫هللا‬ ،‫الدميجي‬ ‫اإلمامة‬ ‫العظمى‬ ‫عند‬ ‫أهل‬ ‫السنة‬ ‫والجماعة‬ ‫ص‬ 47 ‫تقي‬، ‫الدين‬ ،‫النبهاني‬ ‫الشخصية‬ ‫اإلسالمية‬ ‫ج‬ 2 ‫ص‬ 14 )
  • 26. QS AN NISA` : 59  Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :  Allah SWT telah mewajibkan kaum muslimin untuk mentaati ulil amri di antara mereka, yaitu para Imam.  Perintah untuk mentaati ulil amri itu adalah dalil untuk mengangkat ulil amri, sebab tak mungkin Allah memerintahkan taat kepada pihak yang tidak ada, dan tidak mungkin pula Allah mewajibkan mentaati orang yang keberadaannya hanya disunnahkan (mandub).  Maka perintah mentaati itu menghendaki adanya perintah untuk meng-ada-kan ulil amri.  Maka perintah ini menunjukkan wajibnya mengangkat seorang Imam bagi kaum muslimin.  (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal Jamaah, h. 47; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz II, hlm. 14).
  • 27. QS AN NISA` : 59  Analisis Wajhul Istidlal :  Cara memahami ayat di atas, yaitu QS An Nisa` : 59, disebut dalalatul iltizam,  Yaitu menarik suatu makna yang berupa makna dzihni (pemahaman dalam pikiran), yang merupakan konsekuensi logis dari makna lafzhi (pemahaman lafal secara harfiyah).  Makna lafzhi-nya, wajib mentaati Ulil Amri. Makna dzihni-nya, wajib mengangkat Ulil Amri.  (Muhammad Husain, Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 354)
  • 28. QS AL MA`IDAH [5] : 48 DAN AL MA`IDAH [5] 49
  • 29. QS AL MAIDAH : 48  ‫قال‬ ‫هللا‬ ‫تعالى‬ : ﴿ ‫ُم‬‫ك‬‫اح‬َ‫ف‬ ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ْ َ‫ل‬َ‫نز‬َ‫أ‬ ْ ُ‫ّللا‬ ْ َ‫ل‬َ‫و‬ ْ ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ ‫ه‬َ‫أ‬ ْ ‫م‬ُ‫ه‬‫اء‬َ‫و‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ َْ‫اءك‬َ‫ج‬ َْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ِ‫ق‬َ‫ح‬‫ال‬ ﴾ ‫اآلية‬ [ ‫المائدة‬ : 48 ] . “Maka tegakkanlah hukum di antara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS Al Maidah : 48).
  • 30. QS AL MAIDAH : 49  ‫قال‬ ‫هللا‬ ‫تعالى‬ : ﴿ ِْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫ُم‬‫ك‬‫اح‬ ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ْ َ‫ل‬َ‫نز‬َ‫أ‬ ْ ُ‫ّللا‬ ْ َ‫ل‬َ‫و‬ ْ ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ ُ‫ه‬‫اء‬َ‫و‬‫ه‬َ‫أ‬ ْ ‫م‬ ْ ‫م‬ُ‫ه‬‫ر‬َ‫ذ‬‫اح‬َ‫و‬ ‫ن‬َ‫أ‬ َْ‫وك‬ُ‫ن‬ِ‫ت‬‫ف‬َ‫ي‬ ‫َن‬‫ع‬ ِْ ‫ض‬‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ َْ‫نز‬َ‫أ‬ ْ َ‫ل‬ ْ ُ‫ّللا‬ ﴾َ‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫اآلية‬ [ ‫المائدة‬ : 9 4 ] .  “Dan tegakkanlah hukum di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…”  (QS Al Maidah : 49).
  • 31. QS AN NISA` : 59  ‫ووجه‬ ‫الستدلل‬ ‫من‬ ‫هذه‬ ‫اآلية‬ : ‫فهذا‬ ‫اْلمر‬ ‫من‬ ‫هللا‬ ‫تعالى‬ ‫لرسول‬ ‫ه‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ ‫بأن‬ ‫يحكم‬ ‫بين‬ ‫المسلمين‬ ‫بما‬ ‫أنزل‬ ‫هللا‬ - ‫أي‬ ‫بشرعه‬ - ، ‫وخطاب‬ ‫الرسول‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ ‫خطاب‬ ‫ْلمته‬ ‫ما‬ ‫لم‬ ‫يرد‬ ‫دليل‬ ‫يخصصه‬ ‫به‬ ، ‫وهنا‬ ‫لم‬ ‫يرد‬ ‫دليل‬ ‫على‬ ‫التخصيص‬ ، ‫فيكون‬ ‫ا‬‫خطاب‬ ‫للمسلمين‬ ‫ا‬‫جميع‬ ‫بإقامة‬ ‫الحكم‬ ‫بما‬ ‫أنزل‬ ‫هللا‬ ‫إلى‬ ‫يوم‬ ‫القيامة‬ ، ‫ول‬ ‫يمكن‬ ‫إقامة‬ ‫الحكم‬ ‫بما‬ ‫أنزل‬ ‫هللا‬ ‫إل‬ ‫بنصب‬ ‫إمام‬ ‫يت‬ ‫ولى‬ ،‫ذلك‬ ‫ْلن‬ ‫ذلك‬ ‫من‬ ‫وظائفه‬ ... ‫فتكون‬ ‫هاتان‬ ‫اآليتان‬ ‫اآلمرتان‬ ‫بال‬ ‫حكم‬ ‫بما‬ ‫أنزل‬ ‫هللا‬ ْ ‫دليال‬ ‫على‬ ‫وجوب‬ ‫نصب‬ ‫إمام‬ ‫يتولى‬ ‫ذلك‬  ( ‫عبد‬ ‫هللا‬ ،‫الدميجي‬ ‫اإلمامة‬ ‫العظمى‬ ‫عند‬ ‫أهل‬ ‫السنة‬ ‫والجماعة‬ ‫ص‬ 48 ‫تقي‬، ‫الدين‬ ،‫النبهاني‬ ‫الشخصية‬ ‫اإلسالمية‬ ‫ج‬ 2 ‫ص‬ 13 )
  • 32. QS AN NISA` : 59  Wajhul istidlal (cara memahami dalil) sbb :  Ini adalah perintah Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk menegakkan hukum di antara kaum muslimin dengan apa yang diturunkan Allah, yaitu dengan Syariat-Nya.  Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya adalah juga khithab kepada umatnya, selama tidak terdapat dalil yang mengkhususkan khithab hanya untuk Rasul-Nya.  Di sini tidak terdapat dalil pengkhususan khithab kepada Rasul, maka ini adalah khithab kepada kaum muslimin semuanya untuk menegakkan hukum yang diturunkan Allah, hingga Hari Kiamat.
  • 33. QS AN NISA` : 59  Dan menegakkan hukum [yang diturunkan Allah] tidaklah mungkin berlangsung kecuali dengan mengangkat seorang Imam (Khalifah) yang memegang urusan itu, karena ini adalah salah tugas Imam Khalifah) itu.  Maka dua ayat yang memerintahkan menegakkan hukum yang diturunkan oleh Allah, adalah dalil yang mewajibkan mengangkat seorang Imam (Khalifah) yang akan melakukan tugas tersebut.  (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal Jamaah, h. 48; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz II, hlm. 13).
  • 34. QS AN NISA` : 59  Analisis Wajhul istidlal (cara memahami dalil) :  Cara memahami dua ayat di atas, menggunakan dalalatul iltizam, yaitu:  Lafal ayat dua ayat tersebut, menghasilkan makna lafzhi, yaitu kewajiban menegakkan hukum yang diturunkan Allah.  Selanjutnya, makna lafzhi ini menuntut adanya makna dzihni, yaitu makna dalam pikiran kita yang menjadi konsekuensi logisnya, yaitu wajib ada seseorang yang diangkat untuk memimpin penegakan hukum yang diturunkan Allah itu, yaitu seorang Imam (Khalifah).
  • 35. QS AN NISA` : 59  Selain itu, cara memahami dua ayat di atas, juga menggunakan kaidah ushuliyah mengenai keumuman dalil, yang berbunyi :  ‫وخطاب‬ ‫الرسول‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ ‫خطاب‬ ‫ْلمته‬ ‫ما‬ ‫لم‬ ‫يرد‬ ‫دليل‬ ‫يخصصه‬ ‫به‬  “Khithab dari Allah kepada Rasul-Nya [perintah atau larangan dari Allah] adalah juga khithab kepada umatnya, selama tidak terdapat dalil yang mengkhususkan khithab tersebut hanya untuk Rasul-Nya.”  (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz III (Ushul Fiqh), hlm. 246).
  • 36. AYAT-AYAT YANG PELAKSANAANNYA DITUGASKAN SECARA KHUSUS HANYA KEPADA SEORANG KHALIFAH (IMAM)
  • 37. AYAT-AYAT LAINNYA  ‫قال‬ ‫الشيخ‬ ‫عبد‬ ‫هللا‬ ،‫الدميجي‬ ‫اإلمامة‬ ‫العظمى‬ ‫عند‬ ‫أهل‬ ‫السنة‬ ‫والجماعة‬ ‫ص‬ 49 :  ‫ومن‬ ‫اْلدلة‬ ‫القرآنية‬ ‫ا‬‫أيض‬ ( ‫على‬ ‫وجوب‬ ‫نصب‬ ‫إمام‬ ) ‫جميع‬ ‫آيات‬ ‫الحدود‬ ‫والقصاص‬ ‫ونحوها‬ ‫من‬ ‫اْلحكام‬ ‫التي‬ ‫يلزم‬ ‫القيام‬ ‫بها‬ ‫وجود‬ ‫اإلمام‬ .  Telah berkata Syaikh Abdullah Ad Dumaiji dalam kitabnya Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah hlm. 49 :  “Di antara dalil-dalil Al Qur`an juga mengenai wajibnya mengangkat seorang Imam (Khalifah) adalah semua ayat tentang huduud, qishash, dan hukum-hukum semisalnya yang pelaksanaannya mewajibkan adanya seorang Imam (Khalifah).”
  • 38. AYAT-AYAT LAINNYA  Contohnya :  (1) Ayat tentang kewajiban qishash (QS Al Baqarah : 178)  (2) Ayat tentang kewajiban potong tangan bagi pencuri (QS Al Maidah : 38)  (3) Ayat tentang kewajiban hukuman cambuk bagi pezina ghairu muhshon (belum menikah) (QS An Nuur : 2)  (4) Ayat hukuman untuk penuduh zina (QS An Nuur : 4). Dan lain-lain.  Ayat-ayat tersebut tidak boleh dilaksanakan oleh individu, karena memang ditugaskan khusus kepada seorang Imam (Khalifah).
  • 39. AYAT-AYAT LAINNYA  Dalam kitab Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah disebutkan :  ‫وقد‬ ‫اتفق‬ ‫الفقهاء‬ ‫على‬ ‫أنه‬ ‫ل‬ ‫يقيم‬ ‫الحد‬ ‫إل‬ ‫اإلمام‬ ‫أو‬ ‫نائبه‬  “Para fuqoha telah sepakat bahwa tidak boleh ada yang melaksanakan sanksi huduud, kecuali Imam (Khalifah) atau wakilnya.”  (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, Juz V, hlm. 280).  Maka ayat-ayat yang terkait dengan hudud, dan semisalnya, berarti telah mewajibkan pengangkatan seorang Imam (Khalifah) agar dapat terlaksana. Wallahu a’lam.
  • 40. TERIMA KASIH. WASSALAM M. SHIDDIQ AL JAWI INSTITUT MUAMALAH INDONESIA www.fissilmi-kaffah.com www.shiddiqaljawi.com