1. Ayat Al-Anam menjelaskan perintah untuk meninggalkan orang-orang yang menjadikan agama sebagai bahan candaan dan telah tersesat oleh kehidupan dunia.
2. Ayat An-Nisa memerintahkan ibadah kepada Allah dan berbuat baik kepada orang tua, kerabat, yatim, miskin, tetangga, dan menolak sombong.
3. Ayat At-Tahrim memerintahkan umat Islam menjaga diri dan keluarga d
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (dikenal sebagai Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, disingkat KUH Acara Pidana atau KUHAP (bahasa Belanda: Herziene Inlandsche Reglement atau HIR)) adalah peraturan perundang-undangan Indonesia Hukum di Indonesia yang mengatur tentang pelaksanaan formal dari hukum pidana.
KUHAP adalah dasar hukum bagi aparat penegak hukum seperti kepolisian, Kejaksaan Republik Indonesia, dan Pengadilan Agama untuk melaksanakan wewenangnya. Kitab ini mengatur tentang penyidikan, penyelidikan, penahanan, penangkapan, dan hal-hal lain yang menjadi prosedur dari tindak pidana yang diatur oleh Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Sebelum berlakunya UU No. 8 Tahun 1981, hukum acara pidana di Indonesia diatur oleh Herziene Inlandsche Reglement, produk hukum warisan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang berlaku lewat Staatsblad No. 44 Tahun 1941. HIR tetap berlaku sampai tiga dekade pertama kemerdekaan Republik Indonesia sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat mengeluarkan Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1978 Bab IV Bidang Hukum yang mengamanatkan kodifikasi dan unifikasi di bidang hukum, salah satunya pada hukum pidana.
Selepas Sejarah Indonesia (1998–sekarang) dan munculnya institusi Mahkamah Konstitusi, KUHAP menjadi salah satu undang-undang yang terbanyak dimohonkan Permohonan Pengujian Perundang-undangan (PPU) dengan 63 kali permohonan; sebanyak 12 permohonan dikabulkan atau dikabulkan sebagian.[1] KUHAP pada masa Reformasi juga telah dilengkapi pelaksanaannya dengan undang-undang lain, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Indonesia. Oleh karena itu, beberapa pihak telah menggesa agar KUHAP tidak dapat diubah.[2]
Hakekat laporan polisi tentang tindak pidana
Mengenai “laporan”, pada butir 14 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 , yang isinya sama dengan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Penanganan laporan Pidana pada Ketentuan Umum butir 2, dan yang sama juga dengan Pasal 1 butir 24 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (yang selanjutnya disebut KUHAP), dinyatakan : “Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana”.
Dengan demikian, maka hakekat laporan adalah merupakan suatu peristiwa yang telah dilaporkan kepada pejabat yang berwenang tentang suatu tindak pidana, untuk dapat segera ditindaklanjuti oleh pejabat yang bersangkutan, yang dalam hal ini segera memasuki proses penyelidikan dan penyidikan.
Di samping pengertian tentang laporan tersebut, juga terdapat istilah “laporan polisi” sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 Tentang
Kelompok 1 Sejarah Indonesia Yuniar Pertemuan 5 MAN 13 JakartaUbaidillah69
Kesultanan Aceh Darussalam (bahasa Aceh: Keurajeuën Acèh Darussalam; Jawoë: كاورجاون اچيه دارالسلام) merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatra dengan ibu kota Banda Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.[1]
Sejarah
Artikel utama: Sejarah Aceh
Awal mula
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa hingga tahun 1537. Kemudian Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.[2]
Masa Kejayaan
Lukisan Banda Aceh pada tahun 1665 dengan latar istana sultan.
Meskipun Sultan dianggap sebagai penguasa tertinggi, tetapi nyatanya selalu dikendalikan oleh orangkaya atau hulubalang. Hikayat Aceh[diragukan – diskusikan][butuh rujukan] menuturkan Sultan yang diturunkan paksa diantaranya Sultan Sri Alam digulingkan pada 1579 karena perangainya yang sudah melampaui batas dalam membagi-bagikan harta kerajaan pada pengikutnya.
Penggantinya Sultan Zainal Abidin terbunuh beberapa bulan kemudian karena kekejamannya dan karena kecanduannya berburu dan adu binatang. Raja-raja dan orangkaya menawarkan mahkota kepada Alaiddin Riayat Syah Sayyid al-Mukamil dari Dinasti Darul Kamal pada 1589. Ia segera mengakhiri periode ketidak-stabilan dengan menumpas orangkaya yang berlawanan dengannya sambil memperkuat posisinya sebagai penguasa tunggal Kesultanan Aceh yang dampaknya dirasakan pada sultan berikutnya.[3]
Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) atau Sultan Meukuta Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama. Pada tahun 1629, kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu. Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun pada tahun yang sama Aceh menduduki Kedah dan banyak membawa penduduknya ke Aceh.[4]
Pada masa Sultan Alaidin Righayat Syah Sayed Al-Mukammil (kakek Sultan Iskand
MAN 13 Jakarta Perubahan Sosial Bu Dewi Ubaidillah69
Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan masyarakat yang berlangsung terus menerus karena sifat sosial yang dinamis dan bisa terus berubah.[butuh rujukan] Dan merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada Individu dalam Masyarakat dan juga lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, Adat, Budaya, sikap-sikap sosial dari Individu masyarakat tersebut, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.[1][2] Sebagian teori-teori tentang perubahan sosial bersifat khusus dan terperinci pada aspek-aspek tertentu dalam masyarakat atau institusi. Dampak perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat dapat berbeda dengan dampak perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat lainnya.[3] Perubahan sosial terjadi pada beragam struktur sosial secara cepat maupun lambat. Proses perubahan sosial tidak terjadi secara otomatis dan memiliki menanisme tertentu, melainkan karena adanya suatu tujuan tertentu. Kecepatan perubahan sosial dapat bersifat revolusioner maupun evolusioner. Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dapat berasal dari dalam masyarakat maupun dari luar masyarakat dan saling berhubungan satu sama lain.[4]
Model perubahan sosial yang utama, yaitu model konflik yang dicetuskan Karl Marx dan model evolusi yang dicetuskan oleh Herbert Spencer.[5] Model evolusi menyajikan proses modernisasi sebagai perkembangan yang terjadi bersamaan di berbagai daerah, sedangkan model konflik menekankan hubungan yang global antara perubahan dalam satu masyarakat dan perubahan
Definisi
Definisi dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut:[6]
Gillin
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.[7]
Emile Durkheim
Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
Kingsley Davis
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.[1]
Robert Mac Iver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau keseimbangan hubungan sosial.[8]
Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah setiap perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk dalam aspek nilai, sikap, serta pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. [9]
William F. Ogburn
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Microsoft PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer. Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office PowerPoint. Lalu, pada Office 2013, namanya cukup disingkat PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 15 (Microsoft Office PowerPoint 2013), yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office 2013.
Sejarah Microsoft PowerPoint ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Gaskin dan Dennis Austin[1][2] sebagai Presenter untuk perusahaan bernama Forethought, Inc yang kemudian mereka ubah namanya menjadi PowerPoint.[3]
Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Macintosh. Pada waktu itu, PowerPoint masih menggunakan warna hitam/putih, yang mampu membuat halaman teks dan grafik untuk transparansi overhead projector (OHP). Setahun kemudian, versi baru dari PowerPoint muncul dengan dukungan warna, setelah Macintosh berwarna muncul ke pasaran.
Microsoft pun mengakuisisi Forethought, Inc dan tentu saja perangkat lunak PowerPoint dengan harga kira-kira 14 Juta dolar pada tanggal 31 Juli 1987. Pada tahun 1990, versi Microsoft Windows dari PowerPoint (versi 2.0) muncul ke pasaran, mengikuti jejak Microsoft Windows 3.0. Sejak tahun 1990, PowerPoint telah menjadi bagian standar yang tidak terpisahkan dalam paket aplikasi kantoran Microsoft Office System (kecuali Basic Edition).
Versi terbaru adalah Microsoft Office PowerPoint 2013 (PowerPoint 15). Versi ini dirilis pada bulan Januari 2013, yang merupakan sebuah lompatan yang cukup jauh dari segi antarmuka pengguna dan kemampuan grafik yang ditingkatkan. Selain itu, dibandingkan dengan format data sebelumnya yang merupakan data biner dengan ekstensi *.ppt, versi ini menawarkan format data XML dengan ekstensi *.pptx.
Versi
Hubungan kekeluargaan dalam pelajaran Antropologi SMA Ubaidillah69
Hubungan kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara tiap entitas yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis,[1] sosial,[2] maupun budaya. Dalam antropologi, sistem kekerabatan termasuk keturunan dan pernikahan, sementara dalam biologi istilah ini termasuk keturunan dan perkawinan. Hubungan kekerabatan manusia melalui pernikahan umum disebut sebagai "hubungan dekat" ketimbang "keturunan" (juga disebut "konsanguitas"), meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam pernikahan di antara orang-orang yang satu moyang. Hubungan kekeluargaan sebagaimana genealogi budaya dapat ditarik kembali pada Tuhan[3] (lihat mitologi, agama), hewan yang berada dalam daerah atau fenomena alam (seperti pada kisah penciptaan).
Hubungan kekerabatan adalah salah satu prinsip mendasar untuk mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan silsilah. Hubungan keluarga dapat dihadirkan secara nyata (ibu, saudara, kakek) atau secara abstrak menurut tingkatan kekerabatan. Sebuah hubungan dapat memiliki syarat relatif (mis., ayah adalah seseorang yang memiliki anak), atau mewakili secara absolut (mis, perbedaan status antara seorang ibu dengan wanita tanpa anak). Tingkatan kekerabatan tidak identik dengan pewarisan maupun suksesi legal. Banyak kode etik yang menganggap bahwa ikatan kekerabatan menciptakan kewajiban di antara orang-orang terkait yang lebih kuat daripada di antara orang asing, seperti bakti anak.
Jenis
Secara garis besar, hubungan kekerabatan dibagi menjadi tiga, yaitu:[4]
Sistem kekerabatan parental/Bilateral
Sistem ini menarik garis keturunan dari pihak ayah dan ibu. Anak menghubungkan diri dengan kedua orangtuanya dan juga kerabat ayah-ibunya secara bilateral. Contoh suku yang menggunakan sistem ini adalah: Jawa, Sunda, Madura, dan Bugis.
Sistem kekerabatan Patrilineal
Sistem ini menarik garis kekerabatan dari pihak ayah. Sistem ini menghubungkan anak dengan kerabat ayah berdasarkan garis keturunan laki-laki secara uniteral. Dalam masyarakat patrilineal keturunan dari pihak bapak dinilai memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan terhormat. Contoh suku yang menggunakan sistem ini adalah: Batak, Bali, Ambon, dan Asmat.
Sistem kekerabatan Matrilineal
Sistem ini menarik garis kekerabatan dari pihak ibu. Sistem ini menghubungkan anak dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara uniteral. Dalam masyarakat matrilineal, keturunan garis ibu sangat penting, sehingga menimbulkan hubungan kekeluargaan yang lebih rapat dan meresap diantara warganya yang seketurunan garis ibu. Menimbulkan konsekuensi yang lebih besar daripada garis keturunan bapak, misalnya dalam hal pembagian warisan. Contoh suku yang menggunakan sistem ini adalah suku Minangkabau.
Etnografi (bahasa Yunani ἔθνος ethnos= rakyat dan γραφία graphia = tulisan) adalah suatu bidang penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi.[1] Etnografi juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual mereka.[2] Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat dan budaya manusia. Pengumpulan data biasanya dilakukan melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner dan lain-lain. Ilmu ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari (misalnya untuk menjelaskan seseorang, sebuah ethnos) melalui tulisan.[3] Dalam biologi, jenis studi ini disebut "studi lapangan" atau "laporan kasus", keduanya digunakan sebagai sinonim umum untuk "etnografi".[4]
Kegiatan dalam etnografi yaitu menganalisis dan melakukan pengamatan terhadap kelompok sosial atau pendukung kebudayaan tertentu. Kegiatan ini dilakukan secara langsung dengan subjek yang diteliti. Hasil pengamatan dapat ditujukan pada orang dan lokasi tertentu sebagai objek. Etnografi juga berbentuk riset dengan dasar riset lapangan (fieldwork), menggunakan metode induktif dalam observasi dan wawancara mendalam untuk menginvestigasi praktik kehidupan sosial, serta menangkap makna dibalik perilaku interaksi sosial tersebut.[5]
Kegiatan etnografi difokuskan pada perilaku budaya oleh kelompok sosial dan melihat bagaimana kehidupan sehari-sehari yang dilakukan oleh kelompok tersebut sebagai subjek yang diteliti. Tugas seorang etnografer hampir sama dengan seorang investigator, tetapi yang membedakan adalah bahwa seorang etnografer mencatat, menulis, dan mengabadikan kehidupan sehari-hari kelompok orang tersebut dalam kurun waktu tertentu. Kebiasaan, cara berpikir, serta perilaku subjek diamati, dicatat dan dianalisis secara mendalam oleh seorang etnografer.[5]
Perkembangan
Etnografi dikenal semenjak ilmu antropologi mulai berkembang yaitu pada akhir abad ke-15 ketika suku-suku bangsa penduduk Afrika, Asia, Amerika dan Australia mulai didatangi oleh penjelajah dari bangsa Eropa. Awalnya bangsa penjelajah memiliki misi menaklukkan wilayah baru tersebut namun mendapat kendala seperti perlawanan dari penduduk asli. Perkembangannya penjelajah lain yang bertugas sebagai musafir, pelaut, pendeta, penyiar agama Nasrani, penerjemah kitab injil, dan pegawai pemerintahan menulis kisah perjalanan ke negara tujuannya tersebut yang dihimpun dalam bentuk buku harian ataupun jurnal perjalanan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa di Afrika, Asia, Oseania (yaitu kepulauan di Lawan Teduh) dan suku-suku bangsa Indian, penduduk pribumi Amerika. Etnografer oleh bangsa Eropa pada saat itu adalah berfungsi untuk mengetahui penyebaran kebudayaa
Motivasi (Syahrial Shaddiq)_TEL (14 Juni 2020).pptxUbaidillah69
Malayu Hasibuan (2005)
Pengembangan SDM adalah suatu usaha untuk meningkatkan keterampilan teknis teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Mathis (2002)
Pengembangan adalah usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam lingkungan pekerjaan untuk menghadapi berbagai penugasan.
Ranupandojo dan Hasan ( 2004)
Pengembangan karyawan adalah usaha- usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum untuk karyawan, agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien.
Andrew F. Sikula
mengatakan pengembangan yang mengacu pada masalah staf dan personalia merupakan sebuah proses pendidikan jangka panjang memakai suatu prosedur yang sistematis dan terorganisir dimana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum. Sedangkan pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematik dan terorganisir sehingga karyawan bidang operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan untuk tujuan tertentu.
Amstrong (1997:508)
Pengembangan SDM berkaitan dengan pemberian kesempatan belajar, pembuatan program-program training dan melakukan evaluasi untuk program-program yang telah dilakukan untuk mengembangkan kemampuan karyawan atau pegawai dalam suatu organisasi
Stewart dan McGoldrick
menyatakan bahwa sumber Daya Manusia adalah berbagai aktivitas atau kegiatan yang diarahkan pada sebuah pembelajaran untuk perorangan maupun kelompok.
Jan Bella
menyatakan pendidikan dan latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Selain itu dikatakan pula pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama, dan biasanya menjawab pertanyaan “why” alias mengapa. Lewat proses inilah suatu proses akan terjawab. Sementara pelatihan berorientasi pada praktek dilakukan di lapangan , berlangsung singkat dan biasanya menjawab “how” atau bagaimana. Melalui pelatihan ini diharapkan menemukan formula efisien dalam melakukan pekerjaan.
Jadi jika SDM itu adalah karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan yang diharapkan bisa menaikan pendapatan perusahaan dengan kinerjanya sehingga bisa menjadikan mereka sumber daya.
Pengembangan SDM adalah sebuah usaha untuk meningkatkan kemampuan SDM agar bisa menaikkan produktivitas perusahaan. Dengan kemampuan sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan, akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja di lingkungan organisasinya, seperti halnya yang dibahas pada buku Sumber Daya Manusia + Produktivitas Kerja
Pembangunan nasional Indonesia adalah paradigma Pembangunan yang terbangun atas pengamalan Pancasila yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya.[1] Dari amanat tersebut disadari bahwa pembangunan ekonomi bukan semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelmaan pula dari proses perubahan politik, sosial, dan budaya yang meliputi bangsa, di dalam kebulatannya.[1] Pembangunan Nasional merupakan cerminan kehendak terus-menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.[1]
Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tidak dapat dilihat terlepas dari keberhasilan pembangunan di bidang politik Mekanisme dan kelembagaan politik berdasarkan UUD 1945 telah berjalan.[1] Pelaksanan pemilu secara teratur selama Orde Baru juga sudah menunjukkan kemajuan perkembangan demokrasi.[1] Pembangunan di berbagai bidang selama ini memberikan kepercayaan kepada bangsa Indonesia bahwa upaya pembangunan telah ditempuh, seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, menunjukkan keberhasilan.[1] Ini yang ingin dilanjutkan dan akan ditingkatkan dalam era baru pembangunan.[1]
Perencanaan
Sejak tahun 1990-an terdapat suatu kecenderungan baru dalam perencanaan pembangunan yang lebih berorientasi kepada pelaksanaannya. Apabila sebelumnya perencanaan terlalu menekankan kepada berbagai prinsip dan teknik perumusan dalam proses pembangunan maka hal yang harus diperhatikan juga adalah aspek-aspek pelaksanaan pembangunan.[2] Misalnya apakah pembangunan ini telah sesuai dengan aspek proses perencanaan pelaksanaannya.
Fungsi Perencanaan
Perspective bertujuan untuk memberikan latar belakang pada rencana-rencana jangka pendek dan panjang, sehingga masalah-masalah yang harus dipecahkan dalam jangka waktu yang lama dapat diperhitungkan dalam perencanaan jangka pendek.[3]
Jangka Menengah yaitu dalam jangka mana sebahagian besar daripada investasi-investasi dilakukan selama tahun-tahun pertama dari rencana pembangunan itu sendiri.[3]
Tahunan, ini bertujuan untuk menetapkan cara pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah. Keinginan-keinginan dari pemerintah dituangkan dalam bentuk pembangunan proyek-proyek nasional.[3]
Model
Negara-negara berkembang bukan sosialis dilihat dari kebijaksanaan industrialisasi yang mereka anut pada saat permulaan program pembangunan umumnya dapat digolongkan dalam dua kelompok.[4] Kelompok yang pertama ialah kelompok Negara-negara yang melaksanakan strategi industrialisasi subtitusi impor yang berorientasi pada pemenuhan pasar dalam negeri, dan kelompok yang kedua adalah kelompok Negara-negara yang melaksanakan strategi industrialisasi yang berorientasi ekspor.[4] Dari kedua model tersebut maka sistem atau model pembangunan nasional di Indonesia lebih berorientasi kepada kelompok yang
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Al Anam, An Nisa, Taha, At Tahrim, Hud, adab terhadap tetangga
1. SURAT AL- ANAM AYAT 70
ِ
رَذ َو
َِينذَّال
واُذَخَّتا
ِ
مُهَنيد
اًبعَل
ا ًوهَل َو
ِ
ُمُهتََّرغ َو
ِ
ال
ِ
ُةاَيَح
اَيُّندال
ِ
ۚ
ِ
ركَذ َو
ِ
هب
ِ
نَأ
َِلَسبُت
ِ
َن
ِ
ٌْف
اَمب
ِ
تَبَسَك
َِ
ٌيَل
اَهَل
ِ
نم
ِ
ُوند
َِّ
ّللا
ِ
يل َو
َِ
ل َو
ِ
يعَْفش
ِ
نإ َو
ِ
لدعَت
َِّلُك
ِ
لدَع
َِ
ل
ِ
َذخؤُي
اَهنم
ِ
ۚ
ِ
َلوُأ
َِكئ
َِينذَّال
واُلسبُأ
اَمب
واُبَسَك
ِ
ۚ
ِ
مُهَل
ِ
اب ََرش
ِ
نم
ِ
يممَح
ِ
َذَع َو
ِ
اب
ِ
يملَأ
اَمب
واُناَك
َِونُرُْفكَي “
Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama
mereka sebagai mainmain dan senda gurau, dan mereka
telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka)
dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak
dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri.
tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi
syafa’at selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan
segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu
daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan
ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air
yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan
kekafiran mereka dahulu (QS. Al- Anam : 70)
2. SURAT AN- NISA AYAT 36
ُوادُباع َو
ِ
َ َّ
ّللا
َِ
ل َو
واُكرشُت
ِ
هب
اًئَيش
ِ
ۚ
ِ
َدال َوالب َو
ِ
ني
اًناَسحإ
يذب َو
ِ
ىَبرُقال
ِ
َيال َو
ِ
ىَماَت
ِ
يناكَسَمال َو
ِ
ارَجال َو
يذ
ِ
ىَبرُقال
ِ
ارَجال َو
ِ
بُنُجال
َِو
ِ
باحََّّال
ِ
بنَجالب
ِ
ناب َو
ِ
بَّسال
ِ
يل
اَم َو
ِ
تَكَلَم
ِ
مُكُناَميَأ
ِ
ۚ
َِّنإ
ِ
َ َّ
ّللا
َِ
ل
ُِّبحُي
ِ
نَم
َِانَك
ًِ
الَتخُم
اًورُخَف
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri” (QS An
Nisa : 36)
3. PENJELASAN AYAT
1. Al- Anam
Ayat ini menjelaskan untuk orang yang beriman yaitu perintah untuk
meninggalkan dan memutuskan hubungan dengan orang orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau dan
dengan memperolok-olok agama itu, ada dasar main-main.
2. An-Nisa
Penjelasan dari ayat ini adalah perintah beribadah bukan hanya ibadah
mahdah tetapi juga ghairu mahdah. Dan juga kewajiban manusia
berbuat baik kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak anak yatim,
orang orang miskin, tetangga dekat maupun jauh, teman sejawat dan
ibnu sabil serta hamba sahaya.
Di akhir ayat Allah menegaskan bahwa ia tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri.
4. SURAT AT- TAHRIM AYAT 6
: اَي
اَهُّيَأ
َِينذَّال
واُنَمآ
واُق
ِ
مُكَسُْفنَأ
ِ
مُكيلهَأ َو
اًَارن
َاهُدوُق َو
ٌُِاَّنال
ِ
ُة َارَجحال َو
ِ
َلَع
اَهي
ِ
ةَكئ َ
َلَم
ِ
ظ َ
َلغ
ِ
ادَدش
َِ
ل
َِونَُّعَي
ِ
َ َّ
ّللا
اَم
ِ
ُه َرَمَأ
ِ
م
َِونُلَعْفَي َو
اَم
َِونُرَمؤُي
Arti: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
5. SURAT HUD AYAT 117-119
اَم َو
َِانَك
َُِّكب َر
َِكلهُيل
ى َرُقال
ِ
ملُظب
اَهُلهَأ َو
َِونُحلَُّم (١١٧)
ِ
وَل َو
ِ
َءَاش
َُِّكب َر
َِلَعَجَل
َِ
ٌاَّنال
ِ
ًةَّمُأ
ِ
ًةَداح َو
ل َو
َِونُلا َزَي
ِ
َتخُم
َِينْفل (١١٨)
لإ
ِ
نَم
ِ
َمحَر
َُِّكب َر
َِكلَذل َو
ِ
مُهَقَلَخ
ِ
تَّمَت َو
ِ
ُةَملَك
َِكب َر
ِ
ألم
َِّألن
ِ
َمَّنَهَج
َِنم
ِ
ةَّنجال
ِ
ٌاَّنال َو
َِينعَمجَأ (١١٩
Arti :
(117) Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-
negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan.
(118) Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan
manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat,
(119) Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan
untuk itulah Allah menciptakan mereka, kalimat Tuhanmu
(keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan
memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang
durhaka) semuanya.
6. PENJELASAN AYAT
At-tahrim[66]:6
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada umat manusia yang beriman
kepada allah untuk menjaga dirinya dan keluarga nya dari api neraka, yaitu
dengan taat dan patuh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangannya
daan mengajarkan kepada keluarganya supaya mereka malaksanakan perintah
agama dan meninggalkan apa yang dilarangnya, sehingga mereka selamat dari
api neraka.
HUD [11]: 117-119
• Pada ayat 117 allah menjelaskan kepada kita bahwa Dia tidak akan
membinasakan suatu negeri selama penduduk negeri itu masih suka berbuat
kebaikan, dan tidak suka berbuat zalim.
• Pada ayat 118 allah menjelaskan bahwa apabila dia menghendaki, umat
yang satu dalam beragama mempunyai kemampuan yang sama. tetapi allah
menciptakan manusia itu dilengkapi dengan akal dan dijadikan berbeda-beda
kemampuannya.
• Pada ayat 119 allah menjelaskan bahwa manusia sering berselisih
pendapat kecuali orang yang mendapat rahmat dari allah. Dan allah juga
berkehendak bahwa ia akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan
manusia yang durhaka.
7. ۖ َاهْيَلَع ْرِبَطْصَاو ِة َ
َلَّصالِب َكَلْهَأ ْرُمَْأو
ُنْحَن ۖ اًقْزِر َكُلَأ ْ
سَن َ
َل
َىوْقَّتلِل ُةَبِقاَعَْالو ۗ َكُقُزْرَن
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan
shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki
kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi
orang yang bertakwa.
8. PENJELASAN
Yang fardhu maupun yang sunat. Perintah kepada sesuatu, berarti perintah pula kepada
semua yang menjadikan shalat sempurna. Termasuk juga perintah mengajarkan mereka
(keluarga) tentang shalat, seperti yang wajib dalam shalat dan yang sunahnya, demikian
pula yang membatalkan shalat dan yang makruh dalam shalat. Dengan menegakkannya,
mengerjakan rukun-rukun, adab-adab dan khusyu’nya. Hal ini memang berat bagi jiwa,
akan tetapi perlu dipaksa dan dikerahkan kemampuan sehingga terbiasa. Yang demikian
karena apabila seseorang sudah mengerjakan shalat sesuai yang diperintahkan dan
menjaganya, maka terhadap perintah-perintah agama yang lain, maka dia akan mampu
menjaganya. Sebaliknya, jika shalatnya tidak diperhatikan bahkan ditinggalkan, maka
perintah-perintah agama yang lain tentu akan ditinggalkan. Selanjutnya Allah Subhaanahu
wa Ta'aala menjamin tentang masalah rezeki, yakni janganlah hal itu terlalu dipikirkan
sampai kurang memberikan perhatian terhadap perintah-perintah agama. Yakni Kami tidak
membebanimu agar engkau memberikan rezeki untuk dirimu dan untuk selainmu. Jika
semua makhluk sudah ditanggung rezekinya, maka bagaimana dengan orang yang
menegakkan perintah-perintah-Nya dan sibuk mengingat-Nya? Tentu Dia akan lebih
menanggungnya. Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda: َدآ َنْبا َاي ْمُكَُّبر ُلْوَُقي
َم
ُت َ
َل َمَدآ َنْبا َاي اًقْزِر َكَدَي ُ َ
َلْمََأو ىًنِغ َكَبْلَق ُ َ
َلْمَأ ْيِتَدَابِعِل ْغَّرَفَت
َكَبْلَق ُ َ
َلْمَأ ْيِينِم ْدِعَاب
ُ
ُ َكَدَي ُ َ
َلْمََأو ًارْقََ
َلْْغ
ًِۚ
Tuhanmu berfirman, “Wahai anak Adam! Sempatkanlah beribadah kepada-Ku, niscaya Aku
akan penuhi hatimu dengan rasa cukup dan Aku akan memenuhi tanganmu dengan
rezeki. Wahai anak Adam! Janganlah menjauh dari-Ku. Jika demikian, Aku akan memenuhi
hatimu dengan kefakiran dan Aku akan memenuhi tangan-Mu dengan kesibukan.” (HR.
Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib) Baik di
dunia dan di akhirat. Rezeki Allah merata ke semua orang, baik yang bertakwa maupun
yang tidak, oleh karena itu, perlu lebih memperhatikan sesuatu yang mendatangkan
kebahagiaan abadi, yaitu takwa.
9. HADIST
Hadist 1
Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita
adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah
pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua
adalah pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.
Hadist 2
َّدال َُةبَاجَِإو ِزِئَانَجْال ُعَابيِتَاو ِيضَِرمْال َُةدَايِعَو ِم َ
َل َّ
الس َُّدر ٌسْمَخ ِمِل ْ
سُمْال ىَلَع ِمِل ْ
سُمْال َُّقح
َو ْع
َو ِة
ِسِطاَعْال ُيتِم ْ
شَت
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: (1) Menjawab salam, (2) menjenguk orang sakit, (3) mengantar jenazah, (4)
memenuhi undangan, dan (5) mendoakan yang bersin.” (HR. Bukhari, no. 1240, dan Muslim no. 2162)