Kata tersebut untuk menunjukkan akan kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan yang memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut hewan berpori.
1. Dosen Pengampu:
Fitriyah,M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
• Disusun Oleh:
• Firstya Intan Cahayani (12620071)
• Ario Miftahul Hikmah (13620025)
• Nur Roqi Dunyana Asmarani (13620092)
• Shubriyah (13620104)
• M. Rizqi Ngadzimul Fadli (13620113)
• Nurul Baroroh (13620119)
2. PORIFERA
Berasal dari bahasa Latin “porus dan ferra”
“Porus” bentuk tunggal dari pori yang berarti lubang kecil
“Ferra” mengandung atau mengemban
Kata tersebut untuk menunjukkan akan kekhususan
hewan yang bersangkutan, yaitu hewan yang memiliki banyak
lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut hewan
berpori.
3. CIRI-CIRI MORFOLOGI PORIFERA
Tubuhnya memiliki banyak pori
Merupakan hewan multiseluler yang primitif
Bentuknya asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang
simetri radial (seperti roda)
Warnanya bervariasi
4. CIRI-CIRI ANATOMI PORIFERA
Mempunyai saluran air jumlahnya ada tiga yakni: askonoid, sikonoid, dan leukonoid.
Bersifat heterotrof, yakni makanannya berupa bakteri dan plankton.
Pencernaan secara intraseluler yakni di dalam koanosit dan amoebosit
5. CIRI-CIRI KHUSUS PORIFERA
Tubuhnya tidak memiliki jaringan maupun organ yang sesungguhnya
Porifera dewasa bersifat menempel atau menetap/sesil pada suatu dasar
hanya menunjukkan sedikit gerakan
Susunan tubuh porifera lebih kompleks yakni tersusun atas banyak sel
Termasuk golongan parazoa (antara protozoa dan metazoa)
Tubuh perifera memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem
kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan
lingkungan internal
Tubuh porifera belum memiliki sistem pencernaan makanan, adapun
pencernaannya berlangsung secara intraseluler
Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas
bentuk kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari
bahan organik.
6. Struktur Anatomis Tubuh Porifera
Struktur tubuh porifera terdiri atas 2 lapisan:
• Ektoderm, tersusun atas sel pipih (pinakosit), yang
mengandung banyak ostium
• Endoderm, tersusun atas sel berflagel koanosit.
Diantara lapisan luar dan dalam terdapat mesenkim
yang berupa cairan gelatin (mesoglea) terdapat
sklereoblas yang membentuk spikula dan sel
amoebosit (untuk mengedarkan makanan)
7.
8.
9. a. Pinakosit, yaitu bagian dari epidermis.
b. Mesoglea, yaitu cairan yang terletak
diantara epidermis dan endodermis.
c. Spikula¸ yaitu bahan penyusun/rangka
Porifera yang dihasilkan oleh skleroblas.
d. Amebosit, yaitu sel yang berfungsi sebagai
pengangkut zat makanan dan metabolisme.
e. Koanosit, yaitu sel yang berfungsi sebagai
pencerna makanan dan respirasi.
f. Ostium, yaitu celah masuknya air ke dalam
spongosol/oskulum, pergerakannya diatur oleh
porosit.
g. Spongosol, yaitu ruangan dalam tubuh
Porifera yang berisi air.
h. Arkeosit, yaitu sel yang mengatur
reproduksi.
10. Mekanisme aliran air di spons
• Anggota porifera sebenarnya tidak memiliki sistem sirkulasi yang
khusus. Sirkulasi dari luar ke dalam tubuh dilakukan oleh aliran air,
sedangkan yang di dalam jaringan tubuh atau antar sel dilakukan
oleh sel-sel amoeboid.
• Sehubungan dengan aliran air ini, ternyata porifera dalam ukuran
sedang (10cm) setiap harinya tidak kurang dari 10 galon (2640 m3)
air yang dimasuk keluarkan melalui tubuhnya (Paranto, 1982).
• Fungsi utama dari aliran air adalah sebagai sarana dalam
penyelenggaraan pertukaran zat, dari lingkungan eksternal ke dalam
lingkungan internal dan sebaliknya. Adapun zat yang dipertukarkan
adalah partikel-partikel makanan dan oksigen di satu pihak, zat-zat
sisa metabolisme dan CO2 di pihak lain.
11. Mekanisme saluran air
• Sistem saluran air dimulai dari pori dan di akhiri pada lubang keluar
yang disebut oskulum. Sebelum air dikeluarkan melalui oskulum air
yang berasal dari segala jurusan tubuh itu terlebih dahulu ditampung di
dalam rongga sentral (spongocel).
13. Proses-Proses Fisiologi Dalam Tubuh Porifera
Proses-proses fisiologi hewan spons dipengaruhi oleh aliran air yang melewati
dinding tubuhnya. Air yang mengalirmelewati tubuhnya membawa oksigen dan
makanan serta membuang sisa metabolisme atau sampah. Kadang-kadang telur
dan sperma juga keluar lewat aliran air tersebut
14. • Secara garis besar, tubuh porifera memiliki
tiga bagian penting yaitu :
• 1. Ostium (saluran pori yang berfungsi
melewatkan air dan bahan makanan yang
terkandung dalam air masuk ke dalam
spongocoe
• 2. Oskulum (umumnya berada di bagian oral
dari porifera, fungsinya sebagai saluran
pembuangan air dan sampah – sampah
metabolisme dari spongecoel)
• 3. Spongocoel (ibarat perut bagi porifera)
15. • Sistem gerak pada porifera terjadi akibat kontraksi-relaksasi
pinakosit.
• Porifera bergeser 1-4 mm per hari
• Tipe rangka/endeoskeleton porifera:
1. Porifera lunak, rangka dari bahan spongin
2. Porifera kapur, rangka dari bahan kristal kapur (CaCo3)
3. Porifera kaca, rangka dari bahan kristal silikat H2Si3O7
4. Terbentuk dari sel-sel skleroblas (spongioblas)
• derivat dari pinakosit atau amoebasit dalam
• mesohil
17. Sistem respirasi
Oksigen
Diabsorpsi oleh sel pinakosit (bag. luar)
dan koanosit (bag. dalam) seluruh tubuh
Diedarkan oleh sel selamubosit
ke seluruh tubuh
Keluar melalui
oskulum
18. Sistem Sirkulasi Air
• Sistem kanal atau saluran air pada porifera dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
ascon, sycon, dan leucon.
• Ascon (tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya langsung terhubung
lurus ke spongosol)
• Sycon (air akan masuk ke dalam ostium lalu melewati saluran-saluran bercabang
sebelum masuk ke dalam spongosol. Saluran bercabang ini biasanya dilapisi oleh
koanosit)
• Leucon (tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan rongga-rongga
bercabang yang tidak terhubung langsung menuju spongosol)
21. ALIRAN AIR DAN SISTEM SIRKULASI
Anggota Porifera sebenarnya tidak memiliki sistem sirkulasi yang
khusus
Porifera dalam ukuran sedang (10 cm) setiap harinya tidak kurang
dari 10 galon (2640 m3) air yang dimasuk keluarkan melalui
tubuhnya (Paranto, 1982).
Fungsi utama dari aliran air adalah sebagai sarana dalam
penyelenggaraan pertukaran zat, dari lingkungan eksternal ke dalam
lingkungan internal dan sebaliknya
22. SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Untuk pembuangan sisa-sisa metabolisme
atau sampah tubuh, hewan spons juga
belum mempunyai alat khusus. Dalam
penelitian, ternyata zat-zat sampah yang
berupa butir-butir itu dikeluarkan dari
lingkungan internal tubuhnya oleh
amoebosit. Kemudian ke luar bersama aliran
air melewati oskulum.
23. IRITABILITAS DAN SISTEM KOORDINASI
Dalam hal menanggapi rangsangan atau stimulus dari lingkungannya, hewan
porifera, belum memiliki organ khusus, seperti system saraf yang lengkap
pada hewan tingkat tinggi. Masing-masing sel penyusun tubuh porifera
sanggup mengadakan reaksi terhadap rangsangan yang mengenainya.
Namun sifatnya masih bersifat independen atau difusi, artinya belum ada
kerjasama serta koordinasi Antara sel satu dengan sel lain. Koordinasi
tergantung pada transmisi dari materi pembawa dengan cara difusi dalam
mesohil dan dengan perantara sel-sel amoeboid.
25. Reproduksi dan Perkembangan Porifera
Reproduksi secara aseksual
Dilakukan dengan pembentukan tunas (kuncup) dan gemmule.
Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan
menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera.
Reproduksi secara seksual
Dilakukan dengan membentuk gamet (peleburan sel sperma
dengan sel ovum),pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.
26.
27. Klasifikasi Porifera
A. Calcarea (Calcisspongiae) (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci =
kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat. Tubuhnya
kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.
Tinggi tubuh kurang dari 10 cm. Struktur tubuh ada yang
memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya Sycon, Clathrina, dan
Leucettusa lancifer. Bentuk tipe saluran air dari Calcarea adalah
askonoid, sikonoid, dan leukonoid.
28. B.Demospongia
(dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut
spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.
Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Bentuk tubuhnya tidak
beraturan dan bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter. Seluruh
Demospongiae memiliki saluran air tipe leukonoid.
Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam
maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.
Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera
yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.
Demospongiae merupakan kelas terbesar yang
mencakup 90% dari seluruh jenis Porifera. Contoh
Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan
Niphates digitalis.
29. C. Hexactinellida
(dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo =
kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika. Ujung spikula
berjumlah enam seperti bintang. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas
bunga atau mangkuk. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid. Hewan
ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m. Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.
30. Class Calcispongiae
Hidup di laut(pantai dangkal) bentuk tubuh sederhana,kerangka tubuh tersusun
atas CaCo3,koanosit besar. Kelas Calcareae terdiri dari 2 ordo, yaitu:
Ordo Asconosa (tipe ascon yang kemudian berubah menjadi tipe rhagon).
Contohnya Leucosolenia
Ordo Syconosa (tipe sycon kemudian berubah menjadi tipe rhagon).
Contohnya Scypha.
31. Class Hyalospongiae/Hexactinellida
Hidup di laut pada kedalaman 90 cm samapai 5.000 m, kerangka tubuhnya
tersusun atas bahan kersik atau silikat (H2S13O7,spikula berduri 6). Kelas
Hexactinellida atau Hyalospongiae terdiri dari 2 ordo, yaitu:
Ordo Hexasterophora (spikulanya berbentuk
bintang atau astrose). Contohnya Euplectella.
Ordo Amphidiscophora (spikula berbentuk amfidiskus).
Contohnya Hyalonema.
32. Class Demospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup di air tawar. Pada umumnya
tidak mempunyai rangka terbuat dari kersik, spongin atau campuran keduanya.
Kelas Demospongiae terdiri dari 8 ordo yaitu:
Ordo Carnosa (rangka tubuh tersusun atas bahan
organik yang berbentuk bubur, kadang-kadang di
temukan spikula kecil). Contohnya Chondrosia.
Ordo choristida (rangka tersusun atas spikula
yang tersusun atas spikula yang berjajar
empat, mencuat dari suatu titik sentral).
Contohnya Geodia.
33. Ordo epipolasida (bentuknya sperikal, spikula monakson
serta mencuat menjari dari daerah sentral tubuhnya).
Contohnya Tethya.
Ordo hadromerina (spikula berbentuk seperti pines).
Contohnya Cliona.
Ordo halichondrina (spikula brujung dua atau
berbentuk seperti bulu). Contohnya
Halichondria.
34. Ordo poeciloclerina (rangka tubuh tersusun atas berbagai
bentuk spikula dan kadang-kadang spongin). Contohnya
Microciona.
Ordo haplosclerina (berkerangka fibrosa). Contohnya
Haliclona.
Ordo keratosa (tidak berspikula berangka
spongin). Contohnya Spongia