AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
TT2 PKDP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
1. JAWABAN TUGAS TUTORIAL 2
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD
Nama : Ayu Imtyas Rusdiansyah
NIM : 858745338
Kelas : 2B
1.
• Komite sekolah merupakan komponen partisipasi masyarakat, artinya bahwa
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah menuntut adanya keterlibatan dan tanggung
jawab semua pihak yang terkait.
• Karena komite sekolah merupakan komponen penting dalam pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah karena komite sekolah mewakili masyarakat atau orang tua siswa yang
memiliki kepentingan dalam pendidikan. Dalam manajemen berbasis sekolah,
partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan
dan pelaksanaan kebijakan di sekolah. Komite sekolah berperan sebagai wadah untuk
melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan
evaluasi kegiatan sekolah. Dengan adanya partisipasi masyarakat melalui komite
sekolah, sekolah dapat memperoleh masukan, dukungan, dan perspektif yang beragam
dalam memajukan pendidikan di sekolah tersebut.
2.
Dalam kurikulum tahun 2004, terdapat tiga substansi utama dalam struktur kurikulum, yaitu
mata pelajaran, kegiatan belajar pembiasaan, dan alokasi waktu. Berikut adalah penjelasan
masing-masing substansi tersebut.
a. Mata pelajaran
Mata pelajaran dalam kurikulum tahun 2004 adalah komponen yang mengutamakan
kegiatan instruksional yang berjadwal dan berstruktur. Mata pelajaran ini mencakup
berbagai bidang studi seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu
PengetahuanAlam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, dan
lain sebagainya. Setiap mata pelajaran memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik
dan konten yang harus disampaikan kepada peserta didik.
b. Kegiatan belajar pembiasaan
Kegiatan belajar pembiasaan dalam kurikulum tahun 2004 mengutamakan kegiatan
pembentukan dan pengendalian perilaku yang diwujudkan dalam kegiatan rutin,
spontan, dan pengenalan unsur-unsur penting kehidupan masyarakat. Kegiatan ini
bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang positif serta melatih peserta
didik dalam menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh
kegiatan belajar pembiasaan antara lain kegiatan kebersihan diri, kegiatan
kebersihan lingkungan, kegiatan gotong-royong, dan kegiatan sosialisasi norma dan
nilai-nilai sosial.
c. Alokasi waktu
Alokasi waktu dalam kurikulum tahun 2004 menunjukkan satuan waktu yang
digunakan untuk tatap muka atau kegiatan pembelajaran di sekolah. Setiap mata
2. pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan memiliki alokasi waktu yang ditentukan.
Alokasi waktu ini mencakup waktu yang diperuntukkan untuk kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, kegiatan praktikum, kegiatan olahraga, kegiatan
ekstrakurikuler, serta waktu istirahat dan jam pelajaran.
3.
• Jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP yang relevan dalam fenomena tersebut
adalah prinsip seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
• Dalam pengembangan kurikulum KTSP, prinsip ini mengakui pentingnya menjaga
keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Meskipun
kurikulum KTSP memiliki landasan nasional yang ditetapkan, namun dalam
pelaksanaannya di daerah dengan kondisi yang berbeda seperti di daerah 3T seperti
Papua, perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.
• Dengan keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana, kurikulum KTSP
tetap dapat dilaksanakan dengan cara yang berbeda di daerah tersebut. Penyesuaian
dilakukan untuk memastikan bahwa program pendidikan tetap relevan dan mampu
memenuhi tuntutan kebutuhan setempat, sambil tetap memperhatikan aspek-aspek
kepentingan nasional.
• Prinsip seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah ini memastikan
bahwa kurikulum KTSP tidak hanya berfokus pada aspek nasional, tetapi juga mampu
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan khusus yang ada di daerah setempat. Hal
ini bertujuan untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang sesuai dengan moto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
• Dengan menjaga keseimbangan ini, kurikulum KTSP dapat memberikan pendidikan
yang lebih relevan dan berdampak positif bagi siswa di daerah dengan kondisi khusus
seperti daerah 3T, sambil tetap memperkuat identitas nasional dan nilai-nilai
kebangsaan yang penting dalam konteks kesatuan negara.
4.
Dalam langkah analisis konteks dalam pengembangan KTSP, komponen-komponen
yang dianalisis meliputi.
1) Kondisi sekolah
a. Peserta didik: Menganalisis jumlah, karakteristik, perkembangan, dan
kebutuhan peserta didik dalam konteks sekolah tersebut.
b. Pendidik dan tenaga kependidikan: Menganalisis jumlah, kualifikasi,
kompetensi, dan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan yang tersedia
di sekolah.
c. Sarana dan prasarana: Menganalisis fasilitas fisik, seperti gedung, ruang
kelas, laboratorium, perpustakaan, serta peralatan dan teknologi pendukung
pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah.
3. d. Dukungan biaya dan program: Menganalisis sumber daya keuangan yang
tersedia, program-program pendukung, dan kebijakan sekolah terkait
pengelolaan keuangan.
2) Lingkungan masyarakat
a. Komite sekolah: Menganalisis peran dan kontribusi komite sekolah dalam
pengembangan kurikulum serta hubungannya dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat.
b. Dewan pendidikan: Menganalisis peran dan kebijakan yang diterapkan oleh
dewan pendidikan yang terkait dengan pengembangan kurikulum di tingkat
daerah.
c. Dinas pendidikan: Menganalisis peran dan kebijakan yang diterapkan oleh
dinas pendidikan sebagai pihak yang mengawasi dan memberikan arahan
terkait kurikulum.
d. Unit Pelaksana Tingkat Daerah (UPTD Dinas Kecamatan): Menganalisis
peran dan kontribusi unit pelaksana di tingkat kecamatan dalam mendukung
pengembangan kurikulum di sekolah.
e. Asosiasi profesi: Menganalisis peran dan kontribusi asosiasi profesi yang
terkait dengan bidang pendidikan dalam pengembangan kurikulum.
f. Dunia industri dan dunia kerja: Menganalisis kebutuhan dan harapan dunia
industri dan dunia kerja terhadap lulusan sekolah dalam konteks
pengembangan kurikulum.
g. Sumber daya alam dan sosial budaya: Menganalisis potensi sumber daya
alam dan kekayaan sosial budaya yang dapat diintegrasikan ke dalam
kurikulum untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
DAFTAR REFERENSI
Hermawan, Asep Herry. 2021. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD (Edisi 2).
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka