2. Definisi Turbidity
Turbidity / Turbiditas
Tingkat kekeruhan dalam air
Keadaan dimana
transparansi suatu zat cair
berkurang akibat kehadiran
zat-zat tak-terlarut
(suspended solids)
3. Definisi Turbidity
Penting untuk diketahui bahwa
kekeruhan adalah ukuran
kejernihan sampel, bukan warna
kekeruhan bukan merupakan
ukuran langsung dari partikel-
partikel tersuspensi melainkan
suatu ukuran bagaimana partikel
menghamburkan cahaya
5. Tujuan Penetapan Turbiditas Air
Produksi minuman, pengolahan makanan, dan
instalasi pengolahan air minum
• Dalam aplikasi untuk air minum, nilai kekeruhan dapat
memberikan indikasi keberadaan bakteri patogen, atau
partikel yang dapat melindungi organisme berbahaya dari
proses desinfeksi. Oleh karena itu, pengukuran kekeruhan
sangat berguna untuk instalasi pengolahan air untuk
memastikan kebersihan nya.
Industri Lainnya
• Dalam proses industri, kekeruhan dapat menjadi bagian dari
kontrol kualitas untuk memverifikasi efisiensi dalam
pengolahan atau proses manufaktur
6. Turbidimetri dan Nephelometri
Dua metoda yang sama untuk menentukan tingkat
kekeruhan air yang disebabkan oleh partikel
tersuspensi
Cahaya yang melewati larutan keruh yang berada
dalam kuvet akan mengalami 3 hal :
Diabsorbsi oleh partikel tersuspensi didalam larutan
Ditransmisikan melalui kuvet
Dihamburkan oleh partikel tersuspensi pada arah
yang berbeda-beda
7.
8. Turbidimetri
Pengukuran jumlah cahaya yang
ditransmisikan (dan menghitung
cahaya yang diabsorpsi) oleh
partikel tersuspensi dalam larutan
Jumlah cahaya yang
ditransmisikan tergantung pada :
jumlah partikel dan ukuran
partikel yang terdistribusi
Komponen yang digunakan sama
dengan komponen pada
spektrofotometer, juga
menggunakan cahaya tampak
Nephelometri
Pengukuran cahaya yang
dihamburkan oleh partikel yang
tersuspensi dalam larutan
Jumlah cahaya yang dihamburkan
tergantung pada : jumlah partikel
dan ukuran partikel yang
terdistribusi
Komponen yang digunakan sama
dengan komponen pada
spektrofotometer namun detektor
ditaruh pada sudut spesifik
dimana cahaya dihamburkan
9. Turbidimetri dan Nephelometri
Turbidimetri jumlah partikel tersuspensi dapat
ditentukan dengan perbandingan jumlah cahaya yang
diabsorpsi dengan cahaya yang ditransmisikan
Nephelometri disebut metoda tidak langsung
karena pengukuran jumlah partikel tersuspensi dalam
sampel adalah dengan mengukur jumlah cahaya yang
dihamburkan oleh partikel tersuspensi
10.
11. Turbidimetri dan Nephelometri
Karena jumlah cahaya yang dihamburkan lebih
besar dari cahaya yang ditransmisikan oleh larutan
yang keruh, maka nephelometri memiliki sensitifitas
yang lebih tinggi dibanding turbidimetri
Turbidimeter modern menggunakan teknik
nephelometri yang mengukur jumlah cahaya yang
dihamburkan oleh partikel yang tersuspensi dalam
larutan sampel
12. Satuan Turbidimetri dan Nephelometri
Nephelometric Turbidity Unit (NTU)
NTU menggantikan satuan yang terdahulu yaitu
‘Jackson candle turbidity units’ (JTU)
Formazin digunakan sebagai standar/baku untuk
kalibrasi karena memiliki bentuk dan ukuran partikel
yang seragam
15. • Diperlukan sekitar 30 ml larutan sampel yang ditaruh di
dalam kuvet
Sampel
• Lampu Filamen Tungsten Menghasilkan cahaya
polikromatik
• Lampu LED Menghasilkan cahaya monokromatik
Sumber Cahaya ; ada 2 yang umum digunakan
• Photodetector mendeteksi cahaya yang dihasilkan dari
interaksi antara cahaya yang datang dengan partikel
tersuspensi dan kemudian menghasilkan sinyal elektronik
yang dikonversi menjadi nilai kekeruhan / turbiditas sampel
• Photodetector yang umum digunakan ; tabung
photomultiplier, photodiode vakum dan photodiode silikon
Photodetector
16. Prinsip Kerja Turbidimeter
Sumber Cahaya (ex. Tungsten) menghasilkan
cahaya polikromatik yang kemudian diubah
menjadi cahaya monokromatik
Ketika Cahaya Monokromatik dilewatkan melalui
larutan sampel yang berada dalam kuvet, maka
partikel tersuspensi dalam larutan sampel akan
menyerap energi dari cahaya tersebut dan
kemudian menghamburkan cahaya lagi dalam
berbagai arah
Photodetector mendeteksi cahaya yang
dihamburkan oleh partikel tersuspensi dalam
larutan sampel dan kemudian menghasilkan sinyal
elektronik yang dikonversi menjadi nilai kekeruhan
/ turbiditas sampel
18. Penentuan Konsentrasi Pertikel Tersuspensi
dalam Sampel
Turbidimetry
T = IT / I0
T = Transmittan
IT = Intensitas Cahaya yang ditransmisikan sampel
I0 = Intensitas Cahaya masuk
Hubungan antara Transmittan dengan Konsentrasi Partikel
Tersuspensi hampir sama dengan Lambert Beer’s Law :
– logT = kbC
k = konstanta yang tergantung pada faktor ukuran
partikel dan panjang gelombang cahaya yang dipakai
b = tebal kuvet
C = konsentrasi partikel tersuspensi (w/v)
19. Penentuan Konsentrasi Pertikel Tersuspensi
dalam Sampel
Nephelometri
Hubungan antara Intensitas Cahaya yang
dihamburkan (Is) dengan konsentrasi partikel
tersuspensi (C) ;
IS = kSI0C
ks = konstanta empiris sistem yang diperoleh
dari kurva kalibrasi yang disiapkan
menggunakan larutan standar
I0 = Intensitas Cahaya masuk