SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
PROPOSAL PENELITIAN
‘PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI
ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI
SAMARINDA’
Disusun Oleh :
M.Miftahul Muttaqin
1205025016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
1
PROPOSAL PENELITIAN
‘PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI
ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI
SAMARINDA’
Disusun Oleh :
M.Miftahul Muttaqin
1205025016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
2
HALAMAN PENGESAHAN
JudulPenelitian : PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG
SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN
PADA AIR PDAM DI SAMARINDA
NamaMahasiswa : M.MIFTAHUL MUTTAQIN
NIM : 1205025016
Jurusan : Pendidikan MIPA
Program Studi : Pendidikan Kimia
Samarinda, 17 Januari 2016
DosenPembimbing Mahasiswa
Mufflihah, S.Pd, M.Si M.MIFTAHUL MUTTAQIN
NIP. 19680428 199403 2 002 NIM. 1205025016
KATA PENGANTAR
3
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Pemberian Limbah Tongkol
Jagung Sebagai Adsorben Terhadap Kadar Klorin Pada Air PDAM di Samarinda.
Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai
pada mata kuliah Penelitian laboratorium pada Fakultas Keguruan Program Studi
Pendidikan kimia Universitas Mulawarman.
Penyusun menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna,untuk itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi
kesempurnaan karya ilmiah yang akan datang. Penyusun berharap semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Samarinda, 17 November 2015
Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 6
B. Rumusan Masalah............................................................................7
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8
A. Jagung.............................................................................................. 8
B. Klorin............................................................................................... 9
C. Adsorben..........................................................................................10
D. Hipotesis...........................................................................................12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 13
A. Definisi Konsepsional.......................................................................14
B. Definisi Operasional..........................................................................14
C. Variabel Penelitian............................................................................15
D. Populasi.............................................................................................16
E. Sampel...............................................................................................17
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................18
G. Rancangan Penelitian........................................................................19
H. Bahan dan Alat Penelitian.................................................................19
I. Teknik Analisis..................................................................................20
J. Prosedur Kerja...................................................................................21
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................22
A. Hasil Penelitian..................................................................................22
B. Pembahasan........................................................................................23
BAB V KESIMPULAN...................................................................................... 28
5
A. Kesimpulan.........................................................................................28
B. Saran………………………………………………………………...28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....30
LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………….31
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai hasil dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi
dapat dimanfaatkan sebagai adsorben alternatif, salah satunya adalah
adsorben dari limbah tongkol jagung, dimana tongkol jagung kering biasanya
menjadi limbah dan dibakar di halaman atau dibuang ditempat sampah
setelah diambil buah jagungnya yang tentunya mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Keadaan ini menjadi motivasi untuk memproduksi bahan yang
bernilai tambah dari limbah tongkol jagung yaitu sebagai adsorben alternatif
untuk mengurangi kadar klorin pada air PDAM Di Samarinda.
Melihat pentingnya pemakaian karbon aktif dalam industri sebagai
adsorben dan harganya cukup mahal, maka sebagai adsroben alternatif
dimanfaatkanlah limbah batang jagung. Penelitian ini adalah tentang
pemanfaatan limbah batang jagung sebagai adsorben alternatif pada
pengurangan kadar klorin dalam air PDAM Di Samarinda. Digunakan sampel
air PDAM karena air ini mudah diperoleh dan banyak masyarakat yang
menggunakan air ini untuk semua kebutuhan sehari – hari. Walaupun kadar
klorin pada air PDAM telah memenuhi standar batas aman klorin yang telah
ditetapkan oleh pemerintah akan tetapi klorin yang masih ada sedikit (sisa
klor) pada air PDAM dapat menimbulkan masalah apabila digunakan secara
tidak tepat seperti digunakan sebagai air shower dalam keadaan panas, air
untuk ikan hidup dan menyiram tumbuh –tumbuhan yang dapat merusak
lingkungan karena klor dapat bereaksi dengan senyawa – senyawa organik.
Metode pembuatan adsorben yang digunakan adalah metode aktivasi kimiawi
dengan aktivator asam sulfat (H2SO4). Penelitian mengenai adsorben
alternatif sebelumnya telah banyak dilakukan, namun dengan bahan adsorben
yang berbeda. Apabila percobaan yang dilakukan ini berhasil diharapkan
dapat memberikan dampak positif teruma bagi praktikan dan juga
7
masyarakat. Karena dengan adanya adsorben alternatif yang diperoleh dari
limbah rumah tangga yaitu tongkol jagung diharapkan dapat membantu
masyarakat untuk dapat hidup lebih sehat dengan menggunakan air yang
bebas dari klorin. Permasalahan pokok yang akan dijawab dalam penelitian
ini adalah mampukah adsorben dari batang jagung mengurangi kadar klorin
yang terdapat dalam air PDAM Di Samarinda. Bedasarkan pengalaman dan
data yang kami peroleh membuat kami termotivasi untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh pemberian limbah tongkol jagung sebagai
adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam
makalah ini adalah Apakah ada pengaruh pemberian limbah tongkol jagung
sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda.
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh pemeberian
limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM
di Samarinda.
D. Kegunaan Penelitian
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegunaan ekstrak
tongkol jagung sebagai salah satu bahan alternatif unutuk mengurangi
kadar klorin pada air PDAM.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa limbah tongkol jagung
dapat mengurangi kadar klorin dalam air PDAM.
3. Membantu masyarakat untuk membuat air dari PDAM yang bebas dari
klorin yang digunakan dalam keperluan tertentu.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jagung
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil
karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk
Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana
bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa
kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan
lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung
maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai
produk industri. Beberapa di antaranya adalah bioenergi, industri kimia,
kosmetika, dan farmasi.
Gambar 2.1 Tongkol Jagung
Dari sisi botani dan agronomi, jagung merupakan tanaman model yang
menarik, khususnya di bidang genetika, fisiologi, dan pemupukan. Sejak awal
abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitian genetika yang intensif.
Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien
memanfaatkan sinar matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari
pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah
panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada
endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh
9
bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran
amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh
patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada
kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan.
Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi
mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Tabel 2.1 Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
No Unsur Kadar/
1 Kalori 355 Kalori
2 Protein 9,2 gram
3 Lemak 3,9 gram
4 Kabohidrat 73,7 gram
5 Kalsium 10 mg
6 Fosfor 256 mg
7 Ferrum 2,4 mg
8 Vitamin A 510 SI
9 Vitamin B1 0,38 mg
10 Air 12 gr
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat
yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari.
B. Klorin
Dalam kimia organik, klorin adalah sebuah cincin aromatik heterosiklik
yang terdiri dari tiga pirola dan satu pirolina yang bergandengan melalui empat
tautan metina. Tidak seperti porfirin, klorin tidak bersifat aromatik pada
keseluruhan cincin walaupun memiliki komponen pirola yang aromatik.
Klorin yang berikatan dengan magnesium disebut klorofil dan merupakan
inti pigmen fotosensitif kloroplas. Senyawa terkait dengan dua pirola yang
tereduksi disebut bakterioklorin.
Oleh karena fotosensitivitasnya, klorin digunakan sebagai agen fotosensitif
pada terapi percobaan laser kanker.
10
Klorin atau chlorine atau yang kita kenal dengan nama kaporit merupakan
bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula
bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman
penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan.
Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan
kuman penyakit terutama bila kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik
kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi kesehatan kita.
Gambar 2.2 Klorin
Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung
klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung
kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat
menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf
tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat
mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada
binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati. Fakta yang
lebih mengejutkan adalah bahwa efek negatif kaporit terhadap tubuh manusia
sebanyak 70% bukan masuk melalui air yang diminum, melainkan dari uap
klor (kloroform) dalam kaporit yang terhirup saat mandi, ditambah dengan
penyerapan kaporit melalui kulit. Hal ini terutama saat mandi dengan air
hangat.
Klorin biasanya terkandung pada air ledeng (PAM). Klorin ini akan masuk
bersama air ledeng (PAM) yang digunakan pada saat penggantian air atau
penataan ulang akuarium secara keseluruhan (new setup). Tingkat klorin diatas
11
0.02 mg/l (ppm) akan menyebabkan membran sisi insang (mucous membranes)
ikan merasa terbakar dan berwarna merah. Klorin juga dapat mengganggu
kerja bakteri pengurai yang menguntungkan pada saat mengurai polutan pada
filter, bahkan dapat mematikan bakteri ini.
Air ledeng. Oleh PDAM pada saat “pembuatan” air ledeng umumnya
menggunakan air permukaan, yang umumnya akan lebih banyak mengandung
kuman atau mikroorganisme merugikan daripada bila dibandingkan dengan air
sumur. Campuran khlorin yang berlebihan tentunya akan dapat sampai ke kita
dan akan masuk ke dalam tubuh jika kita meminum air yang mengandung
khlorin tersebut.
Septik tank atau air pembuangan limbah rumah tangga. Ketika
menggunakan pembersih atau pencuci yang mengandung khlorin, bisa jadi air
pembuangan hasil cucian tersebut kemudian meresap ke dalam tanah dan
mencemari sumur yang merupakan sumber air bersih rumah tangga.
Pembuangan Air Kolam Renang. Kolam renang umumnya menggunakan
khlorin sebagai “penjernih” dari mikroorganisme yang ada dalam air. Air
buangan dari kolam renang ini juga bisa saja mencemari sumur air bersih
warga sekitarnya. Berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990,
tentangbatas minimum diperbolehkan penggunaan klorin dalam air renang
yaitu sebanyak 0,2 mg/L dan batas maksimum 0,5 mg/L, sedangkan
persyaratan batas klorin untuk air minum menurut KepMenKes
No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 5 mg/L (ppm) serta
pengelola air minum dengan sistem perpipaan wajib mengadakanpengawasan
internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, misalnya pemeriksaan sisa
klor yang dilakukan minimal satu kali sehari untuk memastikan efisiensi proses
klorinasi sebelum didistribusikan. Zat klorin jika bereaksi dengan senyawa
organik akan membentuk suatu senyawa bersifat toksik seperti dioksin.
Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya
akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses
biomagnifikasi sehingga akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti
kanker. (Pudjianto,1984)
12
C. Adsorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu
dari suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan – bahan yang sangat
berpori dan adsorbsi berlangsung terutama pada dinding – dinding pori atau
pada letak – letak tertentu didalam partikel itu. Oleh karena pori – pori
biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde
besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g.
Adsorben yang digunakan secara komersial dikelompokkan menjadi dua yaitu
kelompok polar dan non polar
1. Adsorben polar disebut juga hydrophilic
2. Adsorben non polar disebut juga hydrophobic
Menurut IUPAC (Internationl Union of Pure and Applied Chemical) ada
beberapa klasifikasi pori yaitu :
a. Mikropori : diameter < 2 nm
b. Mesopori : diameter 2 – 50 nm
c. Makropori : diameter > 50 nm.
Bahan baku pembuatan karbon aktif diperoleh dari darah, daging dan
tulang hewan. Dari tumbuh – tumbuhan misalnya kayu, kayu lunak, batang
jagung, lumut laut, kulit buah kapas, jerami, biji buah – buahan, kulit buah
pala, limbah penyulingan tumbuh – tumbuhan dan lain sebagainya.
Untuk setiap unsur klor aktif seperti klor tersedia bebas dan klor tersedia
terikat tersedia analisa-analisa khusus. Namun untuk praktikum biasa hanya
klor aktif (residu) ditentukan melalui suatu analisa; klor tersedia bebas dan klor
tersedia terikat didapatkan melalui grafik klorinasi breakpoint. Klor aktif dapat
dianalisa melalui titrasi iodometri atau melalui titrasi klorimetri dengan DPD.
Analisa iodometri agak sederhana dan murah tetapi tidak sepeka metode DPD.
Selain metode diatas yang digunakan di laboratorium juga ada metode
kasar yang digunakan dilapangan, yaitu memakai alat komparator dengan
ortotolidin.
Klor aktif akan membebaskan iodin I2 dari kalium Iodida (KI) jika pH < 8
13
(terbaik adalah pH < 3 atau 4), sesuai dengan reaksi berikut,
OCl-
+ 2 KI + 2 HAs I2 + 2 KAs +Cl- + 2 H2O
NH2Cl + 2 KI + 2 HAs I2 + KAs + KCl + NH4As
I2 + Kanji Warna Biru
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
Sebagai indikator digunakan kanji yang merubah warna sesuatu larutan
yang mengandung iodin menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif,
iodin yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan
standard natriumtiosulfat sesuai reaksi diatas. Titik akhir titrasi dinyatakan
dengan hilangnya warna biru dari larutan. Asam asetik (HAs) CH3COOH harus
digunakan untuk menurunkan pH larutan sampai 3 atau 4.
Adsorbsi adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu
fluida berpindah kepermukaan zat padat yang menyerap (adsorben).
Teknik aktivasi yang terutama digunakan oleh operasi – operasi komersial
adalah dengan teknik aktivasi kimia (chemical activation) dan teknik karbonasi
(steam activation). Sebagai mana sebutannya, aktivasi kimia biasanya
digunakan pada bahan-bahan yang berupa gambut dan bahan – bahan berbahan
dasar kayu. Bahan dasar direaksikan dengan dehydrating agent, berupa pospor
pentoksida (P2O5) atau besi klorida (ZnCl2) yang dicampurkan dalam bentuk
pasta lalu dipanaskan pada temperature tingga yaitu sekita 500-800 o
C untuk
mengaktivasi karbon. Hasil karbon yang telah diaktivasi kemudian dicuci,
dikeringkan dan digiling sesuai ukuran yang dinginkan. Karbon aktif yang di
produksi dengan teknik aktivasi ini umumnya memiliki pori-pori yang luas dan
sangat ideal untuk menyerap bahan – bahan dengan molekul yang besar.
Teknik karbonasi (steam activation) umumnya digunakan untuk
mengaktivasi batu bara dan cangkang kelapa. Aktivasi dilakukan pada
temperatur 800 - 1100 o
C dengan mengalirkan uap panas jenuh. Reaksi yang
terjadi berupa :
C + H2O H2 + CO + 175440 kJ/kgmol
Reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermik akan tetapi temperatur
dipertahankan dengan pembakaran CO dan H2 yang diproduksi.
14
2 CO + O2 2 CO2 - 393790 kJ/kgmol
2 H2 + O2 H2O – 396650 kJ/kgmol
Karbon aktif yang dihasilkan dengan teknik ini memiliki pori – pori yang
cukup baik dan ideal digunakan untuk mengadsorbsi komponen-komponen
berfase cair maupun uap.
Daya adsorbsi dari karbon aktif dapat ditetapkan dengan menggunakan
adsorbsi isotherm. Adsorbsi isotherm adalah sebuah
Persamaan yang menghubungkan antara padatan yang akan diadsorbsi
dengan adsorben.
Parameter yang dapat menunjukkan kualitas arang aktif adalah daya adsorbsi
arang aktif terhadap larutan Iod. Daya adsorbsi arang aktif terhadap iod
memiliki korelasi dengan luas permukaan arang aktif. Dimana semakin besar
angka iod maka semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau
zat terlarut . Salah satu metode yang digunakan dalam analisis daya adsorbsi
arang aktif terhadap iod adalah dengan metode titrasi iodometri. Kereaktifan
dari arang aktif dapat dilihat dari kemampuannya mengadsorbsi substrat. Daya
adsorbsi tersebut dapat ditunjukkan dengan besarnya angka iod (iodin number)
yaitu angka yang menunjukkan seberapa besar adsorben dapat mengadsorbsi
iod. Semakin besar nilai angka iod maka semakin besar pula daya adsorbsi dari
adsorben. Daya serap karbon terbagi 2 yaitu :
a. Daya serap fisika (adsorbsi fisika)
Biasanya melibatkan perubahan energi yang lebih kecil (ikatan lemah)
Contoh : adsorbsi N2 pada karbon melepas ± 5000 kal/mol
b. Daya serap kimia (adsorbsi kimia)
Pada suhu tinggi atom C bergabung dengan O2 membentuk CO dan CO2.
D. Hipotesis
Terdapat pengaruh pemberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben
terhadap kadar klorin pada air PDAM Di Samarinda yaitu dapat mengurangi
kadar klorin hingga 97%.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Konsepsional
Beberapa definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah :
1.Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk
menempel. (Baco, D dan Tandiabang, J. 1988)
16
2.Air PDAM adalah air olahan yang dibuat dari air yang tidak layak konsumsi
menjadi layak konsumsi dengan menambahkan beberapa bahan kimia dalam
poses pembuatannya seperti kaporit. (Pudjianto,1984)
B. Definisi Operasional
1. Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi
dalam reaksi dengan larutan standar tiosulfat.
2. Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus
kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air.
Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak dari
pada natrium hipoklorit (cairan pemutih)
3. Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n,
sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga
lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa. (Kardinan, A. 2005)
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu batang jagung
(Y) dan variabel terikat yaitu klorin (X).
D. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah air PDAM Tirta Kencana di Samarinda.
E. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah air PDAM Tirta Kencana di Jl.Tirta Kencan
no.1 Samarinda.
F. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi kehutanan
17
Universitas Mulawarman Samarinda pada bulan November 2015 sampai bulan
Desember 2015.
G. Rancangan Penelitian
1. Jenis Rancangan Penelitian
Jenis rancangan penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah
penelitian kuantitatif deskriptif
2. Bagan kerja
18
Batang Jagung
DiKeringkan
Dipotong kecil - kecil
Dibelender
Disaring Diperoleh Bubuk Tongkol
Jagung
Gambar 3.1 Bagan pembuatan adsorben
Gambar 3.2 Penentuan volume Blanko
19
Aquades
Tambahkan 0,5 gram KI
Tambahkan 2 ml asam sulfat
pekat
Dititrasi dengan NA2S2O3
Ditambahkan indikator kanji Dihitung volume larutan blanko
20
Penyiapan sampel Air PDAM 10 ml
Penambahan 1gramSerbuk
Batang jagung
Penambahan Padatan 0,5 gram
KI
Dititrasi dengan NA2S2O3
Penambahan 2 ml Asam Sulfat
pekat
Ditambah indikator kanji
Penambahan padatan 0,5 gram KI
Penambahan 2 ml Asam sulfat
pekat
Dititrasi dengan NA2S2O3
Penambahan indikator kanji
Gambar 3.3 Penentuan kadar klorin sebelum dan sesudah penambahan adsorben
H. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bahan
Air PDAM Samarinda, Amilum, Tongkol jagung, Larutan Na2S2O3 0,2
N, Padatan KI, Larutan asam sulfat pekat 96-97 % dan Aquades.
2. Alat
Blender, Kertas saring, Saringan, Labu erlenmeyer, Gelas ukur 100 ml,
Wadah plastik diameter 6 cm, Wadah dengan diameter 25 cm dan tinggi
30 cm, Gelas kimia, Timbangan, Pipet volume 2 ml, Buret 50 ml dan
Magnet stirrer.
I. Teknik analisis
Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan analisis
penelitian secara iodometri.
Dengan menggunkan persamaan :
1
2Cl
=
V
3B).N.35.45-(A
Keterangan :
A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel
B = ml titran Na2S2O3 0,01 untuk blanko (bisa positif atau negatif
21
Menghitung Kadar Klorin
N = Normaliti larutan titran Na2S2O3
V = volume sampel (ml)
J. Prosedur Kerja
1. Pembuatan bahan adsorben batang jagung
a. Batang jagung dikeringkan kemudian di potong kecil – kecil (± 0.5
cm),
b. Dibelender batang jagung tadi kemudian di saring dengan saringan
tepung untuk menghilangkan kotoran dan didapatkan serbuk tongkol
jagung
c. Keringkan pada suhu ruang
2. Penentuan volume Na2S2O3 pada larutan blanko
a. Pipet 10 ml aquades dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml
b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat
c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5
menit
d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading
e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi
hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna
3. Penentuan kadar klorin sebelum penambahan adsorben
a. Pipet 10 ml larutan air PDAM dan masukan kedalam labu erlenmeyer
250 ml
b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat
c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5
menit
d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading
e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi
hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna
f. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l :
22
1
2Cl
=
V
3B).N.35.45-(A
Keterangan :
A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel
B = ml titran Na2S2O3 0,01 untuk blanko (bisa positif atau negatif
N = Normaliti larutan titran Na2S2O3
V = volume sampel (ml)
4. penentuan kadar klorin setelah penambahan adsorben
a. Diambil 1 gram adsorben kemudian masukkan kedalam gelas kimia
dan ditambahkan 20 ml air PDAM. Aduk dan diamkam beberapa saat
b. Disaring campuran tadi dengan kertas saring
c. Hasil saringan ditempatkan di gelas kimia yang lain
d. Pipet 10 ml larutan air PDAM sudah di campur dengan adsorben dan
masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml
e. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat
f. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5
menit
g. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading
h. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi
hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna
i. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l :
1
2Cl
=
V
3B).N.35.45-(A
Keterangan :
A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel
B = ml titran Na2S2O3 0,01 N untuk blanko (bisa positif atau negatif
N = Normaliti larutan titran Na2S2O3
V = volume sampel (ml)
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian pengaruh pemeberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben
terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. Setelah dilakukan analisa
dan perhitungan kadar klorin, ternyata limbah tongkol jagung dapat
mengurangi atau menurunkan kadar klorin pada air PDAM di Samarinda
24
Perlakuan
sampel
Komsntrasi
aktivator
Volume
H2SO4 (ml)
Massa KI
(gram)
Volume
sampel (ml)
Volume
Na2S2O3 0,2 N
blanko (ml)
Volume
Na2S2O3 0,2
N (ml)
sampel
Kadar
klorin
(mg/L)
Massa
adsorben
(gram)
Sebelum
penamba
han
adsorben
97% 2 ml 0.5 gram 10 ml 0.05 ml 0.05 ml
0.075
mg/L
-
Sesudah
penamba
han
adsorben
97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.1 ml
0.035
mg/L
1 gram
Dari data diatas kita dapat mengatakan bahwa limbah tongkol jagung
dapat menurunkan kadar klorin dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075
mg/L kadar klorin sebelum penambahan menjadi 0.035 mg/L kadar klorin
setelah penambahan adsorben dengan persentase penurunan kadar sebesar 40%
atau 0.04 mg/L.
B. Pembahasan
Kadar klorida pada air air minum harus memenuhi persyaratan kualitas air
minum sesuai dengan persyaratan batas klorin untuk air minum yaitu menurut
KepMenKes No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 5 mg/L
(ppm). Sumber klorida dalam air berasal dari mineral yang ada dalam tanah,
baik itu tanah penutup (top soil) atau mineral dalam batuan di dalam tanah.
Selain itu sumber klorida lainnyadapat berasal dari air limbah domestik atau
air urine manusia dan juga dapat berasal dari air laut yang terbawa oleh air
hujan.
Dalam percobaan ini, untuk menentukan kadar Klorida yang terkandung
dalam suatu sampel adalah dengan cara Titrasi iodometri. Prinsipnya Larutan
Na2S2O3 sebagai larutan standar pada penentuan kadar sampel ( klorin)
distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan KI sebagai larutan baku primer
dengan penambahan KI dan Asam sulfat,pada titrasi ini digunakan amilum
sebagai indikikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Kemudian sejumlah
sampel yang akan diketahui kadar khlorin di titrasi dengan Larutan Na2S2O3
sebagai larutan standar dan sebelumnya sampel ditambahkan padatan KI dan
asam sulfat 0.2N. Indikator yang digunakan pada titrasi ini adalah indikator
amilum.Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna kuning muda sesaat
setelah penambahan indikator amilum menjadi biru tua.
Percobaan pertama yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan
blanko yang nantinya digunakan sebagai faktor pengurang untuk menentukan
kadar Cl2 dalam sampel. Aquades diambil 10 mL kemudian dimasukkan ke
dalam gelas kimia 100 ml. Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5
25
gram dan asam sulfat pekat 2 ml. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar
kelarutan I2 yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi
untuk memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah.
Reaksi yang terjadi :
OCL¯
+ 2I¯
+ 2H+
→ CL¯
+ I2 + H2O
Kemudian diamkan selama 5 menit agar dapat bereaksi dengan sempurna
dan diaduk dengan magnet stirer selanjutnya dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2
N hingga bewarna kuning gading. Reaksi yang terjadi :
I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua. Penambahan
amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar
amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar
dititrasi untuk kembali ke senyawa semula dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3
0,2 N hingga tidak bewarna. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas
perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi.
Dari hasil percobaan diperoleh :
Percobaan kedua yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan
sampel sebelum penambahan limbah yang nantinya digunakan sebagai faktor
pembeda untuk menentukan kadar Cl2 dalam sampel. Air PDAM di Samarinda
diambil 10 mL kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml.
Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5 gram dan asam sulfat pekat 2
ml. Diamkan selama 5 menit agar dapat bereaksi secara sempurna dan diaduk
dengan magnet stirer. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar kelarutan I2
yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk
memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah. Reaksi
yang terjadi :
26
Komsntrasi
aktivator
Volume H2SO4
(ml)
Massa KI (gram)
Volume sampel
(ml)
Volume
Na2S2O3 0,2 N blanko
(ml)
97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml
OCL¯
+ 2I¯
+ 2H+
→ CL¯
+ I2 + H2O
Kemudian diamkan selama 5 menit dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga
bewarna kuning gading. Reaksi yang terjadi :
I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua. Penambahan
amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar
amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar
dititrasi untuk kembali ke senyawa semula dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3
0,2 N hingga tidak bewarna. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas
perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi.
Dari hasil percobaan diperoleh :
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung kadar klorin pada sampel dimana
untuk normalitas Na2S4O6 sebesar 0,2 N dan siperoleh kadar klorin sebesar
0.075 mg/L.
Percobaan ketiga yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan
sampel ketika penambahan limbah tongkol jagung, yang nantinya digunakan
sebagai faktor pembeda untuk menentukan kadar Cl2 dalam sampel. Langkah
awal yaitu membuat bahan adsorben dari tongkol jagung dimana tongkol
jagung dikeringkan kemudian di potong kecil – kecil (± 0.5 cm), Selanjutnya
dibelender tongkol jagung tadi kemudian disaring dengan saringan tepung
untuk menghilangkan kotoran sehingga diperoleh serbuk tongkol jagung.
Selanjutnya proses penitrasianuntuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan
sampel ketika penambahan limbah tongkol jagung.
Air PDAM di Samarinda diambil 20 mL kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia 100 ml dan ditambahkan adsorben serbuk tongkol jagung.
Diamkan selama 5 menit agar adsorben dapat menyerap klorin dengan
27
Komsntrasi
aktivator
Volume
H2SO4
(ml)
Massa KI
(gram)
Volume
sampel (ml)
Volume
Na2S2O3 0,2 N
blanko (ml)
Volume
Na2S2O3 0,2 N
(ml) sampel
Kadar klorin
(mg/L)
97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.157 ml 0.075 mg/L
sempurna. Selanjutnya disaring dengan kertas saring sehingga diperoleh filtrat.
Selnjutnya diambil filratnya sebanyak 10 ml dan dimasukan kedalam gelas
kimia 100 ml. Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5 gram dan
asam sulfat pekat 2 ml. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar kelarutan I2
yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk
memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah. Reaksi
yang terjadi :
OCL¯
+ 2I¯
+ 2H+
→ CL¯
+ I2 + H2O
Kemudian diamkan selama 5 menit dan diaduk menggunakan magnet stirer
selanjutnya dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga bewarna kuning gading.
Reaksi yang terjadi :
I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua dan dititrasi lagi
dengan Na2S2O3 0,2 N hingga tidak bewarna.
Dari hasil percobaan diperoleh :
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung kadar klorin pada sampel
dimana untuk normalitas Na2S4O6 sebesar 0,2 N dan siperoleh kadar klorin
sebesar 0.035 mg/L. Parameter yang dapat menunjukkan kualitas karbon aktif
adalah daya adsorbsi terhadap larutan klorin. Semakin besar bilangan iodnya
semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau zat terlarut.
Hasil dari penentuan kadar klorin diperoleh bahwa kadar klorin sebelum
penambahan adsorben adalah 0.075 mg/L sedangkan setelah penambahan
adsorben diperoleh kadar sebesar 0.035 mg/L. Hal ini menunjukan terjadinya
penurunan kadar klorin sebelum dan sesudah penambahan adsorben.
Bedasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa adsorben tongkol jagung
28
Komsntrasi
aktivator
Volume
H2SO4 (ml)
Massa KI
(gram)
Volume
sampel
(ml)
Volume
Na2S2O3 0,2 N
blanko (ml)
Volume
Na2S2O3 0,2 N (ml)
sampel
Kadar klorin
(mg/L)
Massa
adsorben
(gram)
97% 2 ml
0.5
Gram
10 ml 0.05 ml 0.1 ml 0.035 mg/L 1 gram
dapat mengurangi kadar klorin air PDAM di Samarinda yaitu sebesar 0.04
mg/L atau 40%. Dengan kadar 0.035 mg/l hal ini jauh dibawah batas aman
kadar klorida yang dianjurkan oleh SNI. Sehingga tongkol jagung ini bisa
digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi kadar klorin pada air olahan
sehinga dapat membantu masyarakat untuk hidup sehat dengan harga yang
murah.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Penambahan adsorben tongkol jagung dapat menurunkan kadar klorin
dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075 mg/L sebelum
penambahan menjadi 0.035 mg/L setelah penambahan adsorben
dengan persentase penurunan kadar sebesar 40% atau 0.04 mg/L.
B. Saran
1. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang variasi berat
adsoreben tongkol jagung.
2. Sebaiknya dilakukan juga variasi besar partikel adsoreben dari tongkol
jagung yang digunakan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Arip N, Yofi Kurniawan, Adi Anggoro. 2007. Pestisida Alami Dari Ricine Pada
Buah Jarak. http//www. Kemahasiswaan its. Ac.id files/
pkmi % 202006% 20ITS%20 Arip. Diakses tanggal 27 Juni
2014.
Baco, D dan Tandiabang, J. 1988. Hama Utama Jagung dan Pengendaliaannya.
Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian. Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Dadang. 1999. Sumber Insektisida Alami. Bahan Pelatihan Pengembangan Dan
Pemanfaatan Insektisida Alami. Institut Pertanian Bogor.
Desi, A. 2007. Pemanfaatan Biji Bengkuang sebagai Insektisida
Alami.http//www. Pkm.dikti. net/pkmi award 2006/pdf/pkmi 06
068.pdf. Diakses tanggal 27 Juni 2014.
Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
Pudjianto, Edi Wahyu. 1984.Analisa Kualitas Air, Pengendalian dan pemeriksaan
sampel Air. PT.Bina Indra Karya: Surabaya Deraan, P.A. PT Ichtiar
Baru Von Hoeve. Jakarta.
30
Kardinan, A. 2005. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Mulyaman, S., Cahyaniati, dan Mustofa, T. 2000. Pengenalan Pestisida Nabati
Tanaman Holtikultura. Direktorat Jenderal Produksi
Holtikultura Dan Aneka Tanaman. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
31
32

More Related Content

What's hot

Larutan buffer
Larutan bufferLarutan buffer
Larutan bufferlenynovita
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHErnalia Rosita
 
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineralMetabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineralEdihard'x Rider
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganJessy Damayanti
 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedanishamidah
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 

What's hot (20)

Larutan buffer
Larutan bufferLarutan buffer
Larutan buffer
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
 
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineralMetabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
 
Glukoneogenesis p4
Glukoneogenesis p4Glukoneogenesis p4
Glukoneogenesis p4
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoed
 
Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 

Viewers also liked

Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smpMakalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smpkhoirul anam
 
Bioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagungBioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagung10DEKY
 
Bioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagungBioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagungLau Ra
 
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagung
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagungPengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagung
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagungeka putra
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatAmka Azril
 
Analisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakartaAnalisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakartaagusirsyadialvan
 
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangPembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangErvi Afifah
 
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...fahmi firdaus
 
Presentation dewi
Presentation dewiPresentation dewi
Presentation dewidewi asmara
 
Makalah Nasionalisme
Makalah NasionalismeMakalah Nasionalisme
Makalah NasionalismeMichant Lhoo
 
Buku guru prakarya kelas 8
Buku guru prakarya kelas 8Buku guru prakarya kelas 8
Buku guru prakarya kelas 8Muhammad Idris
 

Viewers also liked (20)

Penelitian laboratorium
Penelitian laboratoriumPenelitian laboratorium
Penelitian laboratorium
 
program-kerja-guru
program-kerja-guruprogram-kerja-guru
program-kerja-guru
 
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smpMakalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
 
Bioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagungBioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagung
 
Pdp kls abad 21
Pdp kls abad 21Pdp kls abad 21
Pdp kls abad 21
 
Makalah etanol
Makalah etanol Makalah etanol
Makalah etanol
 
Bioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagungBioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagung
 
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagung
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagungPengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagung
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagung
 
Service20121015174349
Service20121015174349Service20121015174349
Service20121015174349
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Garam batu
Garam batuGaram batu
Garam batu
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
 
Analisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakartaAnalisa distribusi air pdam surakarta
Analisa distribusi air pdam surakarta
 
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangPembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
 
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
Tugas_Pendidikan_Pancasila_Semangat_Nasionalis_Kaum_Intelek_Pancasilais_Fahmi...
 
Makalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publikMakalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publik
 
Presentation dewi
Presentation dewiPresentation dewi
Presentation dewi
 
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Makalah Nasionalisme
Makalah NasionalismeMakalah Nasionalisme
Makalah Nasionalisme
 
Buku guru prakarya kelas 8
Buku guru prakarya kelas 8Buku guru prakarya kelas 8
Buku guru prakarya kelas 8
 

Similar to Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruWord Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruAfwan Alkarimy
 
Dampak erosi tanah
Dampak erosi tanahDampak erosi tanah
Dampak erosi tanahBP4K
 
Mts tgs5 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs5 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Andik Irawan
 
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]yappaid
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Dendhy Pitopang
 
Makalah biopori new
Makalah biopori newMakalah biopori new
Makalah biopori newOki Doank
 
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...Muhammadiyah University Of Jember
 
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik TahuLap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik TahuKecy Lukita
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...Herry Rachmat Safi'i
 
Prposal pkm 2010 usaha mandiri
Prposal pkm 2010 usaha mandiriPrposal pkm 2010 usaha mandiri
Prposal pkm 2010 usaha mandiriJunt Trung
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organiksukarman_far
 
Laporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin cLaporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin cGalih Pratama
 
Contoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PA
Contoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PAContoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PA
Contoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PAAthirah Amalina
 
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khLieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khHasan Basri Zulkhan
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summaryEla Afellay
 

Similar to Makalah penelitian laboratorium sudah jadi (20)

Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruWord Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
 
Dampak erosi tanah
Dampak erosi tanahDampak erosi tanah
Dampak erosi tanah
 
Mts tgs5 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
Mts tgs5 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester ii]
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
 
Kewirausahaan
KewirausahaanKewirausahaan
Kewirausahaan
 
Makalah biopori new
Makalah biopori newMakalah biopori new
Makalah biopori new
 
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...PKM-K  STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
PKM-K STRATEGI MEMPROMOSIKAN KREASI ROLL CAKE BONGGOL PISANG YANG KAYA SERAT...
 
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik TahuLap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
Lap Praktikum Pencegahan Pencemaran Pabrik Tahu
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
 
Prposal pkm 2010 usaha mandiri
Prposal pkm 2010 usaha mandiriPrposal pkm 2010 usaha mandiri
Prposal pkm 2010 usaha mandiri
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organik
 
Laporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin cLaporan penelitian kadar air dan vitamin c
Laporan penelitian kadar air dan vitamin c
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkunganKimia lingkungan
Kimia lingkungan
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkunganKimia lingkungan
Kimia lingkungan
 
Contoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PA
Contoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PAContoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PA
Contoh pengenalan,objektif kajian,lokasi kajian PBS PA
 
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khLieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
 
Proposal pho
Proposal phoProposal pho
Proposal pho
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summary
 

More from 085753889956

More from 085753889956 (20)

1 141202115739-conversion-gate02
1 141202115739-conversion-gate021 141202115739-conversion-gate02
1 141202115739-conversion-gate02
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Presentation of tras
Presentation of trasPresentation of tras
Presentation of tras
 
Asbes presentation
Asbes presentationAsbes presentation
Asbes presentation
 
Lempung
LempungLempung
Lempung
 
grafit
 grafit grafit
grafit
 
Zirkon
ZirkonZirkon
Zirkon
 
Gas alam
Gas alamGas alam
Gas alam
 
Kimia bahan galian batu indium
Kimia bahan galian batu indiumKimia bahan galian batu indium
Kimia bahan galian batu indium
 
Kimia bahan galian batu arsen
Kimia bahan galian batu arsenKimia bahan galian batu arsen
Kimia bahan galian batu arsen
 
Presentasi semen
Presentasi semenPresentasi semen
Presentasi semen
 
Maju piezo
Maju piezoMaju piezo
Maju piezo
 
Ppt wolfarm
Ppt wolfarmPpt wolfarm
Ppt wolfarm
 
Ppt piropilit
Ppt piropilitPpt piropilit
Ppt piropilit
 
Ppt kbg tawas
Ppt kbg tawasPpt kbg tawas
Ppt kbg tawas
 
Ppt kbg emas
Ppt kbg emasPpt kbg emas
Ppt kbg emas
 
Ppt vanadium
Ppt vanadiumPpt vanadium
Ppt vanadium
 
Ppt osmium
Ppt osmiumPpt osmium
Ppt osmium
 
Ppt minyak bumi
Ppt minyak bumiPpt minyak bumi
Ppt minyak bumi
 
Ppt batu intan
Ppt batu intan Ppt batu intan
Ppt batu intan
 

Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN ‘PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI SAMARINDA’ Disusun Oleh : M.Miftahul Muttaqin 1205025016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2016 1
  • 2. PROPOSAL PENELITIAN ‘PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI SAMARINDA’ Disusun Oleh : M.Miftahul Muttaqin 1205025016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2016 2
  • 3. HALAMAN PENGESAHAN JudulPenelitian : PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI SAMARINDA NamaMahasiswa : M.MIFTAHUL MUTTAQIN NIM : 1205025016 Jurusan : Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Kimia Samarinda, 17 Januari 2016 DosenPembimbing Mahasiswa Mufflihah, S.Pd, M.Si M.MIFTAHUL MUTTAQIN NIP. 19680428 199403 2 002 NIM. 1205025016 KATA PENGANTAR 3
  • 4. Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Pemberian Limbah Tongkol Jagung Sebagai Adsorben Terhadap Kadar Klorin Pada Air PDAM di Samarinda. Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada mata kuliah Penelitian laboratorium pada Fakultas Keguruan Program Studi Pendidikan kimia Universitas Mulawarman. Penyusun menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi kesempurnaan karya ilmiah yang akan datang. Penyusun berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Samarinda, 17 November 2015 Penyusun 4
  • 5. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i KATA PENGANTAR...........................................................................................ii DAFTAR ISI......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1 A. Latar Belakang................................................................................. 6 B. Rumusan Masalah............................................................................7 C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7 D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8 A. Jagung.............................................................................................. 8 B. Klorin............................................................................................... 9 C. Adsorben..........................................................................................10 D. Hipotesis...........................................................................................12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 13 A. Definisi Konsepsional.......................................................................14 B. Definisi Operasional..........................................................................14 C. Variabel Penelitian............................................................................15 D. Populasi.............................................................................................16 E. Sampel...............................................................................................17 F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................18 G. Rancangan Penelitian........................................................................19 H. Bahan dan Alat Penelitian.................................................................19 I. Teknik Analisis..................................................................................20 J. Prosedur Kerja...................................................................................21 BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................22 A. Hasil Penelitian..................................................................................22 B. Pembahasan........................................................................................23 BAB V KESIMPULAN...................................................................................... 28 5
  • 6. A. Kesimpulan.........................................................................................28 B. Saran………………………………………………………………...28 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....30 LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………….31 6
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai hasil dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi dapat dimanfaatkan sebagai adsorben alternatif, salah satunya adalah adsorben dari limbah tongkol jagung, dimana tongkol jagung kering biasanya menjadi limbah dan dibakar di halaman atau dibuang ditempat sampah setelah diambil buah jagungnya yang tentunya mengakibatkan pencemaran lingkungan. Keadaan ini menjadi motivasi untuk memproduksi bahan yang bernilai tambah dari limbah tongkol jagung yaitu sebagai adsorben alternatif untuk mengurangi kadar klorin pada air PDAM Di Samarinda. Melihat pentingnya pemakaian karbon aktif dalam industri sebagai adsorben dan harganya cukup mahal, maka sebagai adsroben alternatif dimanfaatkanlah limbah batang jagung. Penelitian ini adalah tentang pemanfaatan limbah batang jagung sebagai adsorben alternatif pada pengurangan kadar klorin dalam air PDAM Di Samarinda. Digunakan sampel air PDAM karena air ini mudah diperoleh dan banyak masyarakat yang menggunakan air ini untuk semua kebutuhan sehari – hari. Walaupun kadar klorin pada air PDAM telah memenuhi standar batas aman klorin yang telah ditetapkan oleh pemerintah akan tetapi klorin yang masih ada sedikit (sisa klor) pada air PDAM dapat menimbulkan masalah apabila digunakan secara tidak tepat seperti digunakan sebagai air shower dalam keadaan panas, air untuk ikan hidup dan menyiram tumbuh –tumbuhan yang dapat merusak lingkungan karena klor dapat bereaksi dengan senyawa – senyawa organik. Metode pembuatan adsorben yang digunakan adalah metode aktivasi kimiawi dengan aktivator asam sulfat (H2SO4). Penelitian mengenai adsorben alternatif sebelumnya telah banyak dilakukan, namun dengan bahan adsorben yang berbeda. Apabila percobaan yang dilakukan ini berhasil diharapkan dapat memberikan dampak positif teruma bagi praktikan dan juga 7
  • 8. masyarakat. Karena dengan adanya adsorben alternatif yang diperoleh dari limbah rumah tangga yaitu tongkol jagung diharapkan dapat membantu masyarakat untuk dapat hidup lebih sehat dengan menggunakan air yang bebas dari klorin. Permasalahan pokok yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah mampukah adsorben dari batang jagung mengurangi kadar klorin yang terdapat dalam air PDAM Di Samarinda. Bedasarkan pengalaman dan data yang kami peroleh membuat kami termotivasi untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah Apakah ada pengaruh pemberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh pemeberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. D. Kegunaan Penelitian 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegunaan ekstrak tongkol jagung sebagai salah satu bahan alternatif unutuk mengurangi kadar klorin pada air PDAM. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa limbah tongkol jagung dapat mengurangi kadar klorin dalam air PDAM. 3. Membantu masyarakat untuk membuat air dari PDAM yang bebas dari klorin yang digunakan dalam keperluan tertentu. 8
  • 9. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri. Beberapa di antaranya adalah bioenergi, industri kimia, kosmetika, dan farmasi. Gambar 2.1 Tongkol Jagung Dari sisi botani dan agronomi, jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di bidang genetika, fisiologi, dan pemupukan. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitian genetika yang intensif. Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh 9
  • 10. bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Tabel 2.1 Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: No Unsur Kadar/ 1 Kalori 355 Kalori 2 Protein 9,2 gram 3 Lemak 3,9 gram 4 Kabohidrat 73,7 gram 5 Kalsium 10 mg 6 Fosfor 256 mg 7 Ferrum 2,4 mg 8 Vitamin A 510 SI 9 Vitamin B1 0,38 mg 10 Air 12 gr Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. B. Klorin Dalam kimia organik, klorin adalah sebuah cincin aromatik heterosiklik yang terdiri dari tiga pirola dan satu pirolina yang bergandengan melalui empat tautan metina. Tidak seperti porfirin, klorin tidak bersifat aromatik pada keseluruhan cincin walaupun memiliki komponen pirola yang aromatik. Klorin yang berikatan dengan magnesium disebut klorofil dan merupakan inti pigmen fotosensitif kloroplas. Senyawa terkait dengan dua pirola yang tereduksi disebut bakterioklorin. Oleh karena fotosensitivitasnya, klorin digunakan sebagai agen fotosensitif pada terapi percobaan laser kanker. 10
  • 11. Klorin atau chlorine atau yang kita kenal dengan nama kaporit merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan. Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama bila kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi kesehatan kita. Gambar 2.2 Klorin Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati. Fakta yang lebih mengejutkan adalah bahwa efek negatif kaporit terhadap tubuh manusia sebanyak 70% bukan masuk melalui air yang diminum, melainkan dari uap klor (kloroform) dalam kaporit yang terhirup saat mandi, ditambah dengan penyerapan kaporit melalui kulit. Hal ini terutama saat mandi dengan air hangat. Klorin biasanya terkandung pada air ledeng (PAM). Klorin ini akan masuk bersama air ledeng (PAM) yang digunakan pada saat penggantian air atau penataan ulang akuarium secara keseluruhan (new setup). Tingkat klorin diatas 11
  • 12. 0.02 mg/l (ppm) akan menyebabkan membran sisi insang (mucous membranes) ikan merasa terbakar dan berwarna merah. Klorin juga dapat mengganggu kerja bakteri pengurai yang menguntungkan pada saat mengurai polutan pada filter, bahkan dapat mematikan bakteri ini. Air ledeng. Oleh PDAM pada saat “pembuatan” air ledeng umumnya menggunakan air permukaan, yang umumnya akan lebih banyak mengandung kuman atau mikroorganisme merugikan daripada bila dibandingkan dengan air sumur. Campuran khlorin yang berlebihan tentunya akan dapat sampai ke kita dan akan masuk ke dalam tubuh jika kita meminum air yang mengandung khlorin tersebut. Septik tank atau air pembuangan limbah rumah tangga. Ketika menggunakan pembersih atau pencuci yang mengandung khlorin, bisa jadi air pembuangan hasil cucian tersebut kemudian meresap ke dalam tanah dan mencemari sumur yang merupakan sumber air bersih rumah tangga. Pembuangan Air Kolam Renang. Kolam renang umumnya menggunakan khlorin sebagai “penjernih” dari mikroorganisme yang ada dalam air. Air buangan dari kolam renang ini juga bisa saja mencemari sumur air bersih warga sekitarnya. Berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990, tentangbatas minimum diperbolehkan penggunaan klorin dalam air renang yaitu sebanyak 0,2 mg/L dan batas maksimum 0,5 mg/L, sedangkan persyaratan batas klorin untuk air minum menurut KepMenKes No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 5 mg/L (ppm) serta pengelola air minum dengan sistem perpipaan wajib mengadakanpengawasan internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, misalnya pemeriksaan sisa klor yang dilakukan minimal satu kali sehari untuk memastikan efisiensi proses klorinasi sebelum didistribusikan. Zat klorin jika bereaksi dengan senyawa organik akan membentuk suatu senyawa bersifat toksik seperti dioksin. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi sehingga akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker. (Pudjianto,1984) 12
  • 13. C. Adsorben Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan – bahan yang sangat berpori dan adsorbsi berlangsung terutama pada dinding – dinding pori atau pada letak – letak tertentu didalam partikel itu. Oleh karena pori – pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g. Adsorben yang digunakan secara komersial dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non polar 1. Adsorben polar disebut juga hydrophilic 2. Adsorben non polar disebut juga hydrophobic Menurut IUPAC (Internationl Union of Pure and Applied Chemical) ada beberapa klasifikasi pori yaitu : a. Mikropori : diameter < 2 nm b. Mesopori : diameter 2 – 50 nm c. Makropori : diameter > 50 nm. Bahan baku pembuatan karbon aktif diperoleh dari darah, daging dan tulang hewan. Dari tumbuh – tumbuhan misalnya kayu, kayu lunak, batang jagung, lumut laut, kulit buah kapas, jerami, biji buah – buahan, kulit buah pala, limbah penyulingan tumbuh – tumbuhan dan lain sebagainya. Untuk setiap unsur klor aktif seperti klor tersedia bebas dan klor tersedia terikat tersedia analisa-analisa khusus. Namun untuk praktikum biasa hanya klor aktif (residu) ditentukan melalui suatu analisa; klor tersedia bebas dan klor tersedia terikat didapatkan melalui grafik klorinasi breakpoint. Klor aktif dapat dianalisa melalui titrasi iodometri atau melalui titrasi klorimetri dengan DPD. Analisa iodometri agak sederhana dan murah tetapi tidak sepeka metode DPD. Selain metode diatas yang digunakan di laboratorium juga ada metode kasar yang digunakan dilapangan, yaitu memakai alat komparator dengan ortotolidin. Klor aktif akan membebaskan iodin I2 dari kalium Iodida (KI) jika pH < 8 13
  • 14. (terbaik adalah pH < 3 atau 4), sesuai dengan reaksi berikut, OCl- + 2 KI + 2 HAs I2 + 2 KAs +Cl- + 2 H2O NH2Cl + 2 KI + 2 HAs I2 + KAs + KCl + NH4As I2 + Kanji Warna Biru I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI Sebagai indikator digunakan kanji yang merubah warna sesuatu larutan yang mengandung iodin menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif, iodin yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan standard natriumtiosulfat sesuai reaksi diatas. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dari larutan. Asam asetik (HAs) CH3COOH harus digunakan untuk menurunkan pH larutan sampai 3 atau 4. Adsorbsi adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fluida berpindah kepermukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Teknik aktivasi yang terutama digunakan oleh operasi – operasi komersial adalah dengan teknik aktivasi kimia (chemical activation) dan teknik karbonasi (steam activation). Sebagai mana sebutannya, aktivasi kimia biasanya digunakan pada bahan-bahan yang berupa gambut dan bahan – bahan berbahan dasar kayu. Bahan dasar direaksikan dengan dehydrating agent, berupa pospor pentoksida (P2O5) atau besi klorida (ZnCl2) yang dicampurkan dalam bentuk pasta lalu dipanaskan pada temperature tingga yaitu sekita 500-800 o C untuk mengaktivasi karbon. Hasil karbon yang telah diaktivasi kemudian dicuci, dikeringkan dan digiling sesuai ukuran yang dinginkan. Karbon aktif yang di produksi dengan teknik aktivasi ini umumnya memiliki pori-pori yang luas dan sangat ideal untuk menyerap bahan – bahan dengan molekul yang besar. Teknik karbonasi (steam activation) umumnya digunakan untuk mengaktivasi batu bara dan cangkang kelapa. Aktivasi dilakukan pada temperatur 800 - 1100 o C dengan mengalirkan uap panas jenuh. Reaksi yang terjadi berupa : C + H2O H2 + CO + 175440 kJ/kgmol Reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermik akan tetapi temperatur dipertahankan dengan pembakaran CO dan H2 yang diproduksi. 14
  • 15. 2 CO + O2 2 CO2 - 393790 kJ/kgmol 2 H2 + O2 H2O – 396650 kJ/kgmol Karbon aktif yang dihasilkan dengan teknik ini memiliki pori – pori yang cukup baik dan ideal digunakan untuk mengadsorbsi komponen-komponen berfase cair maupun uap. Daya adsorbsi dari karbon aktif dapat ditetapkan dengan menggunakan adsorbsi isotherm. Adsorbsi isotherm adalah sebuah Persamaan yang menghubungkan antara padatan yang akan diadsorbsi dengan adsorben. Parameter yang dapat menunjukkan kualitas arang aktif adalah daya adsorbsi arang aktif terhadap larutan Iod. Daya adsorbsi arang aktif terhadap iod memiliki korelasi dengan luas permukaan arang aktif. Dimana semakin besar angka iod maka semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau zat terlarut . Salah satu metode yang digunakan dalam analisis daya adsorbsi arang aktif terhadap iod adalah dengan metode titrasi iodometri. Kereaktifan dari arang aktif dapat dilihat dari kemampuannya mengadsorbsi substrat. Daya adsorbsi tersebut dapat ditunjukkan dengan besarnya angka iod (iodin number) yaitu angka yang menunjukkan seberapa besar adsorben dapat mengadsorbsi iod. Semakin besar nilai angka iod maka semakin besar pula daya adsorbsi dari adsorben. Daya serap karbon terbagi 2 yaitu : a. Daya serap fisika (adsorbsi fisika) Biasanya melibatkan perubahan energi yang lebih kecil (ikatan lemah) Contoh : adsorbsi N2 pada karbon melepas ± 5000 kal/mol b. Daya serap kimia (adsorbsi kimia) Pada suhu tinggi atom C bergabung dengan O2 membentuk CO dan CO2. D. Hipotesis Terdapat pengaruh pemberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM Di Samarinda yaitu dapat mengurangi kadar klorin hingga 97%. 15
  • 16. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Konsepsional Beberapa definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah : 1.Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk menempel. (Baco, D dan Tandiabang, J. 1988) 16
  • 17. 2.Air PDAM adalah air olahan yang dibuat dari air yang tidak layak konsumsi menjadi layak konsumsi dengan menambahkan beberapa bahan kimia dalam poses pembuatannya seperti kaporit. (Pudjianto,1984) B. Definisi Operasional 1. Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan standar tiosulfat. 2. Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak dari pada natrium hipoklorit (cairan pemutih) 3. Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n, sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa. (Kardinan, A. 2005) C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu batang jagung (Y) dan variabel terikat yaitu klorin (X). D. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah air PDAM Tirta Kencana di Samarinda. E. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan adalah air PDAM Tirta Kencana di Jl.Tirta Kencan no.1 Samarinda. F. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi kehutanan 17
  • 18. Universitas Mulawarman Samarinda pada bulan November 2015 sampai bulan Desember 2015. G. Rancangan Penelitian 1. Jenis Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif 2. Bagan kerja 18 Batang Jagung DiKeringkan Dipotong kecil - kecil Dibelender Disaring Diperoleh Bubuk Tongkol Jagung
  • 19. Gambar 3.1 Bagan pembuatan adsorben Gambar 3.2 Penentuan volume Blanko 19 Aquades Tambahkan 0,5 gram KI Tambahkan 2 ml asam sulfat pekat Dititrasi dengan NA2S2O3 Ditambahkan indikator kanji Dihitung volume larutan blanko
  • 20. 20 Penyiapan sampel Air PDAM 10 ml Penambahan 1gramSerbuk Batang jagung Penambahan Padatan 0,5 gram KI Dititrasi dengan NA2S2O3 Penambahan 2 ml Asam Sulfat pekat Ditambah indikator kanji Penambahan padatan 0,5 gram KI Penambahan 2 ml Asam sulfat pekat Dititrasi dengan NA2S2O3 Penambahan indikator kanji
  • 21. Gambar 3.3 Penentuan kadar klorin sebelum dan sesudah penambahan adsorben H. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan Air PDAM Samarinda, Amilum, Tongkol jagung, Larutan Na2S2O3 0,2 N, Padatan KI, Larutan asam sulfat pekat 96-97 % dan Aquades. 2. Alat Blender, Kertas saring, Saringan, Labu erlenmeyer, Gelas ukur 100 ml, Wadah plastik diameter 6 cm, Wadah dengan diameter 25 cm dan tinggi 30 cm, Gelas kimia, Timbangan, Pipet volume 2 ml, Buret 50 ml dan Magnet stirrer. I. Teknik analisis Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan analisis penelitian secara iodometri. Dengan menggunkan persamaan : 1 2Cl = V 3B).N.35.45-(A Keterangan : A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel B = ml titran Na2S2O3 0,01 untuk blanko (bisa positif atau negatif 21 Menghitung Kadar Klorin
  • 22. N = Normaliti larutan titran Na2S2O3 V = volume sampel (ml) J. Prosedur Kerja 1. Pembuatan bahan adsorben batang jagung a. Batang jagung dikeringkan kemudian di potong kecil – kecil (± 0.5 cm), b. Dibelender batang jagung tadi kemudian di saring dengan saringan tepung untuk menghilangkan kotoran dan didapatkan serbuk tongkol jagung c. Keringkan pada suhu ruang 2. Penentuan volume Na2S2O3 pada larutan blanko a. Pipet 10 ml aquades dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5 menit d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna 3. Penentuan kadar klorin sebelum penambahan adsorben a. Pipet 10 ml larutan air PDAM dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5 menit d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna f. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l : 22
  • 23. 1 2Cl = V 3B).N.35.45-(A Keterangan : A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel B = ml titran Na2S2O3 0,01 untuk blanko (bisa positif atau negatif N = Normaliti larutan titran Na2S2O3 V = volume sampel (ml) 4. penentuan kadar klorin setelah penambahan adsorben a. Diambil 1 gram adsorben kemudian masukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan 20 ml air PDAM. Aduk dan diamkam beberapa saat b. Disaring campuran tadi dengan kertas saring c. Hasil saringan ditempatkan di gelas kimia yang lain d. Pipet 10 ml larutan air PDAM sudah di campur dengan adsorben dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml e. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat f. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5 menit g. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading h. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna i. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l : 1 2Cl = V 3B).N.35.45-(A Keterangan : A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel B = ml titran Na2S2O3 0,01 N untuk blanko (bisa positif atau negatif N = Normaliti larutan titran Na2S2O3 V = volume sampel (ml) 23
  • 24. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian pengaruh pemeberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. Setelah dilakukan analisa dan perhitungan kadar klorin, ternyata limbah tongkol jagung dapat mengurangi atau menurunkan kadar klorin pada air PDAM di Samarinda 24 Perlakuan sampel Komsntrasi aktivator Volume H2SO4 (ml) Massa KI (gram) Volume sampel (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N blanko (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N (ml) sampel Kadar klorin (mg/L) Massa adsorben (gram) Sebelum penamba han adsorben 97% 2 ml 0.5 gram 10 ml 0.05 ml 0.05 ml 0.075 mg/L - Sesudah penamba han adsorben 97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.1 ml 0.035 mg/L 1 gram
  • 25. Dari data diatas kita dapat mengatakan bahwa limbah tongkol jagung dapat menurunkan kadar klorin dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075 mg/L kadar klorin sebelum penambahan menjadi 0.035 mg/L kadar klorin setelah penambahan adsorben dengan persentase penurunan kadar sebesar 40% atau 0.04 mg/L. B. Pembahasan Kadar klorida pada air air minum harus memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan persyaratan batas klorin untuk air minum yaitu menurut KepMenKes No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 5 mg/L (ppm). Sumber klorida dalam air berasal dari mineral yang ada dalam tanah, baik itu tanah penutup (top soil) atau mineral dalam batuan di dalam tanah. Selain itu sumber klorida lainnyadapat berasal dari air limbah domestik atau air urine manusia dan juga dapat berasal dari air laut yang terbawa oleh air hujan. Dalam percobaan ini, untuk menentukan kadar Klorida yang terkandung dalam suatu sampel adalah dengan cara Titrasi iodometri. Prinsipnya Larutan Na2S2O3 sebagai larutan standar pada penentuan kadar sampel ( klorin) distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan KI sebagai larutan baku primer dengan penambahan KI dan Asam sulfat,pada titrasi ini digunakan amilum sebagai indikikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Kemudian sejumlah sampel yang akan diketahui kadar khlorin di titrasi dengan Larutan Na2S2O3 sebagai larutan standar dan sebelumnya sampel ditambahkan padatan KI dan asam sulfat 0.2N. Indikator yang digunakan pada titrasi ini adalah indikator amilum.Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna kuning muda sesaat setelah penambahan indikator amilum menjadi biru tua. Percobaan pertama yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan blanko yang nantinya digunakan sebagai faktor pengurang untuk menentukan kadar Cl2 dalam sampel. Aquades diambil 10 mL kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml. Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5 25
  • 26. gram dan asam sulfat pekat 2 ml. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar kelarutan I2 yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah. Reaksi yang terjadi : OCL¯ + 2I¯ + 2H+ → CL¯ + I2 + H2O Kemudian diamkan selama 5 menit agar dapat bereaksi dengan sempurna dan diaduk dengan magnet stirer selanjutnya dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga bewarna kuning gading. Reaksi yang terjadi : I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6 Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua. Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga tidak bewarna. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi. Dari hasil percobaan diperoleh : Percobaan kedua yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan sampel sebelum penambahan limbah yang nantinya digunakan sebagai faktor pembeda untuk menentukan kadar Cl2 dalam sampel. Air PDAM di Samarinda diambil 10 mL kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml. Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5 gram dan asam sulfat pekat 2 ml. Diamkan selama 5 menit agar dapat bereaksi secara sempurna dan diaduk dengan magnet stirer. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar kelarutan I2 yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah. Reaksi yang terjadi : 26 Komsntrasi aktivator Volume H2SO4 (ml) Massa KI (gram) Volume sampel (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N blanko (ml) 97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml
  • 27. OCL¯ + 2I¯ + 2H+ → CL¯ + I2 + H2O Kemudian diamkan selama 5 menit dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga bewarna kuning gading. Reaksi yang terjadi : I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6 Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua. Penambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga tidak bewarna. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi. Dari hasil percobaan diperoleh : Dari data yang diperoleh kemudian dihitung kadar klorin pada sampel dimana untuk normalitas Na2S4O6 sebesar 0,2 N dan siperoleh kadar klorin sebesar 0.075 mg/L. Percobaan ketiga yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan sampel ketika penambahan limbah tongkol jagung, yang nantinya digunakan sebagai faktor pembeda untuk menentukan kadar Cl2 dalam sampel. Langkah awal yaitu membuat bahan adsorben dari tongkol jagung dimana tongkol jagung dikeringkan kemudian di potong kecil – kecil (± 0.5 cm), Selanjutnya dibelender tongkol jagung tadi kemudian disaring dengan saringan tepung untuk menghilangkan kotoran sehingga diperoleh serbuk tongkol jagung. Selanjutnya proses penitrasianuntuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan sampel ketika penambahan limbah tongkol jagung. Air PDAM di Samarinda diambil 20 mL kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml dan ditambahkan adsorben serbuk tongkol jagung. Diamkan selama 5 menit agar adsorben dapat menyerap klorin dengan 27 Komsntrasi aktivator Volume H2SO4 (ml) Massa KI (gram) Volume sampel (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N blanko (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N (ml) sampel Kadar klorin (mg/L) 97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.157 ml 0.075 mg/L
  • 28. sempurna. Selanjutnya disaring dengan kertas saring sehingga diperoleh filtrat. Selnjutnya diambil filratnya sebanyak 10 ml dan dimasukan kedalam gelas kimia 100 ml. Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5 gram dan asam sulfat pekat 2 ml. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar kelarutan I2 yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah. Reaksi yang terjadi : OCL¯ + 2I¯ + 2H+ → CL¯ + I2 + H2O Kemudian diamkan selama 5 menit dan diaduk menggunakan magnet stirer selanjutnya dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga bewarna kuning gading. Reaksi yang terjadi : I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6 Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga tidak bewarna. Dari hasil percobaan diperoleh : Dari data yang diperoleh kemudian dihitung kadar klorin pada sampel dimana untuk normalitas Na2S4O6 sebesar 0,2 N dan siperoleh kadar klorin sebesar 0.035 mg/L. Parameter yang dapat menunjukkan kualitas karbon aktif adalah daya adsorbsi terhadap larutan klorin. Semakin besar bilangan iodnya semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau zat terlarut. Hasil dari penentuan kadar klorin diperoleh bahwa kadar klorin sebelum penambahan adsorben adalah 0.075 mg/L sedangkan setelah penambahan adsorben diperoleh kadar sebesar 0.035 mg/L. Hal ini menunjukan terjadinya penurunan kadar klorin sebelum dan sesudah penambahan adsorben. Bedasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa adsorben tongkol jagung 28 Komsntrasi aktivator Volume H2SO4 (ml) Massa KI (gram) Volume sampel (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N blanko (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N (ml) sampel Kadar klorin (mg/L) Massa adsorben (gram) 97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.1 ml 0.035 mg/L 1 gram
  • 29. dapat mengurangi kadar klorin air PDAM di Samarinda yaitu sebesar 0.04 mg/L atau 40%. Dengan kadar 0.035 mg/l hal ini jauh dibawah batas aman kadar klorida yang dianjurkan oleh SNI. Sehingga tongkol jagung ini bisa digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi kadar klorin pada air olahan sehinga dapat membantu masyarakat untuk hidup sehat dengan harga yang murah. BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penambahan adsorben tongkol jagung dapat menurunkan kadar klorin dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075 mg/L sebelum penambahan menjadi 0.035 mg/L setelah penambahan adsorben dengan persentase penurunan kadar sebesar 40% atau 0.04 mg/L. B. Saran 1. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang variasi berat adsoreben tongkol jagung. 2. Sebaiknya dilakukan juga variasi besar partikel adsoreben dari tongkol jagung yang digunakan. 29
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Arip N, Yofi Kurniawan, Adi Anggoro. 2007. Pestisida Alami Dari Ricine Pada Buah Jarak. http//www. Kemahasiswaan its. Ac.id files/ pkmi % 202006% 20ITS%20 Arip. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Baco, D dan Tandiabang, J. 1988. Hama Utama Jagung dan Pengendaliaannya. Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Dadang. 1999. Sumber Insektisida Alami. Bahan Pelatihan Pengembangan Dan Pemanfaatan Insektisida Alami. Institut Pertanian Bogor. Desi, A. 2007. Pemanfaatan Biji Bengkuang sebagai Insektisida Alami.http//www. Pkm.dikti. net/pkmi award 2006/pdf/pkmi 06 068.pdf. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Pudjianto, Edi Wahyu. 1984.Analisa Kualitas Air, Pengendalian dan pemeriksaan sampel Air. PT.Bina Indra Karya: Surabaya Deraan, P.A. PT Ichtiar Baru Von Hoeve. Jakarta. 30
  • 31. Kardinan, A. 2005. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Mulyaman, S., Cahyaniati, dan Mustofa, T. 2000. Pengenalan Pestisida Nabati Tanaman Holtikultura. Direktorat Jenderal Produksi Holtikultura Dan Aneka Tanaman. Institut Pertanian Bogor. LAMPIRAN - LAMPIRAN 31
  • 32. 32