SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Kehamilan
1.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu
(minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28
hingga ke 40) ( Adriaans, 2008).

1.2 Proses Kehamilan
Fertilisasi ovum manusia oleh sebuah spermatozoa terjadi di Tuba Falopii
dalam waktu singkat (beberapa menit hingga beberapa jam) setelah ovulasi. Enam
hari setelah fertilisasi, blastokista mulai menanamkan diri di dalam endometrium
uterus dan kehamilan telah dimulai.
Produksi hCG pada blastokista dimulai sangat dini, bahkan mendahului
nidasi. Setelah implantasi, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu meninggi sangat
cepat. Produksi hCG oleh trofoblas janin sangat penting. Hal ini dikarenakan
kerja hCG pada ovarium untuk mencegah involusi korpus luteum, yang berfungsi

Universitas Sumatera Utara
sebagai tempat pembentukan progesteron yang utama pada kehamilan 6-8 minggu
pertama. Dengan uji radio imunoassai, hormon kehamilan tersebut dapat
ditemukan 8 hingga 9 minggu setelah ovulasi. Kadar hCG dalam darah dan urin
meningkat dari hari terjadinya implantasi sampai usia kehamilan 60-70 hari
(Cunningham, Donald, Gant., 1995).
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu
hamil. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah. Selain itu sekresi saliva menjadi lebih asam, lebih
banyak dan asam lambung menurun.
Dapat terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang
menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Ini
mungkin akibat jumlah progesteron tinggi selama kehamilan, menurunnya kadar
motalin yang merupakan suatu peptida yang diketahui mempunyai efek terhadap
perangsangan otot-otot halus. Perbesaran uterus menekan diafragma, lambung dan
intestine.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya menyebabkan mual tetapi
juga konstipasi. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian
bawah pada awal kehamilan dan kembali pada masa akhir kehamilan.
Perubahan gastrointestinal lainnya adalah pirosis. Pirosis mungkin
disebabkan refluks asam esofagus bagian bawah, selain itu posisi lambung yang
berubah mungkin ikut menyumbang terjadinya pirosis. Tonus esofagus dan
lambung berubah selama kehamilan, dengan tekanan intraesofagus menjadi lebih

Universitas Sumatera Utara
rendah dan tekanan lambung menjadi lebih tinggi, maka akan memicu terjadinya
refluks esofageal (Cunningham, Donald, Gant., 1995)

1.3 Mual dan Muntah selama Kehamilan
Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun
kapan saja. Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat
produksi hCG mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon plasenta inilah yang
memicu mual dan muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone pada
pusat muntah (Sherwood, 2001).
Mual merupakan suatu rasa yang tidak menyenangkan yang biasanya
menyebar ke bagian belakang tenggorokan, epigastrium atau keduanya dan
memuncak pada muntah. Rasa mual sering disertai dengan gejala vasomotor
perangsangan otonom seperti saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan,
vertigo, takikardia (Sodeman, 1995).
Muntah diartikan sebagai pengeluaran secara paksa isi lambung dan usus
melalui mulut. Sebelum muntah terjadi takipnea, salivasi yang banyak, dilatasi
pupil, berkeringat, pucat dan denyut jantung yang cepat sebagai tanda
perangsangan otonom yang menyebar luas (Sodeman, 1995).
Sebagian besar wanita hamil mengalami mual dan muntah pada berbagai
tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pagi hari. Keadaan
ini biasanya akan berakhir pada minggu ke 16 (bulan ke 4) pada kehamilan,
meskipun pada beberapa kasus keadaan ini dapat berlangsung lebih lama.
Sebagian besar wanita mengalami mual dan muntah dalam derajat yang ringan.

Universitas Sumatera Utara
Pada mual muntah derajat sedang wanita merasa aktivitasnya terganggu karena
kondisi mual dan muntah ini. Setengah dari wanita yang bekerja merasa
pekerjaannya terganggu karena kondisi ini dan 25% wanita membutuhkan waktu
untuk tidak bekerja (Golberg, 2006).
Satu dari dua puluh wanita mengalami penurunan berat badan, dehidrasi
dan gangguan elektrolit. Mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan metabolik dan defisiensi gizi
yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum (Coad & Dunstall, 2001).
Hiperemesis gravidarum merupakan muntah persisten dan parah. Tanpa
pengobatan hiperemesis akan menyebabkan banyak komplikasi, diantaranya
kegagalan hati dan kegagalan ginjal.

1.4 Penyebab Mual dan Muntah
Terdapat beberapa teori mengenai penyebab mual dan muntah pada
kehamilan. hCG serum memuncak pada trimester ketiga, tetapi hubungan antara
mual muntah dan sekresi hCG belum dapat dipastikan. Selain itu efek progestron
pada tonus otot polos lambung, terutama efek pada motilitas saluran
gastrointestinal bagian atas, kepatenan sfingter esofagus bagian bawah. Selain itu,
perlambatan pengosongan lambung mengisyaratkan kemungkinan peran hormon
steroid (Coad & Dunstall, 2001). Dalam Sherwood (2008), muntah secara umum
disebabkan oleh motilitas lambung yang abnormal, muntah tidak ditimbulkan oleh
peristaltis terbalik (reverse peristaltis). Gaya yang mendorong keluar isi lambung,

Universitas Sumatera Utara
datang dari kontraksi otot pernafasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama) dan
otot abdomen (otot ekspirasi aktif).
Hal ini sesuai pendapat Lacasse et al, 2009, bahwa etiologi mual dan
muntah selama kehamilan sering kali sulit dimengerti tetapi mual dan muntah
selama kehamilan ini dapat dipertimbangkan sebagai akibat dari masalah
multifaktor. Beberapa teori yang diusulkan terkait dengan mual dan muntah ini
adalah

hormonal,

sistem

vestibular,

sistem

gastrointestinal,

psikologi,

hyperolfaction, genetik dan faktor lainya.
Selain karena proses kehamilan, mual dan muntah juga sering kali
menyertai penyakit lain, diantaranya yaitu gastritis akut, penyebab sentral,
penyakit yang berhubungan dengan lambung, akibat obat-obatan maupun
pengobatan medis, dan obstruksi saluran cerna (Wedro, 2009). Mual mungkin
disebabkan oleh penyakit lambung atau pankreas, obstruksi pilorus dan usus,
gangguan emosi, perangsangan visual, penciuman ataupun pengecapan yang tidak
menyenangkan, kelainan biokimia yang berkaitan dengan gangguan metabolik
ataupun rasa nyeri yang hebat (Sodeman, 1995).
Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai
gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit-penyakit lain. Mual
dan muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga
stadium yaitu mual, retching (sebelum muntah) dan muntah.
Stadium pertama, mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat
tidak enak di belakang tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah.
Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti

Universitas Sumatera Utara
meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan
tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi duodenum ke
lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang menyatakan bahwa hal ini
menyebabkan mual, gejala dan tanda mual.
Stadium kedua, retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah,
sering kali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan
pernafasan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan
diafragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan
inspirasi. Pilorus dan antrum distal berkontraksi saat fundus relaksasi.
Stadium ketiga, muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan
dorongan ekspirasi isi lambung/usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah
menerima masukan dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemicu
kemoreseptor (Chemoreceptor Trigger Zone, CTZ) dan serabut aferen termasuk
dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat perangsangan pada pusat
muntah yang terletak di daerah postrema medula oblongata di dasar ventrikel ke
empat. Muntah dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan nervus
vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetik yang menimbulkan muntah
dengan aktivasi chemoreceptor trigger zone. Jalur eferen menerima sinyal yang
menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen, gastrointestinal dan
pernafasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetik yang menyertai. Pusat
muntah secara anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernafasan sehingga
pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan pernafasan (Price &
Wilson, 2005).

Universitas Sumatera Utara
Kolcaba dan Steiner dalam Tiran (2008) menyatakan bahwa kenyamanan
optimal dalam kehamilan bukan hanya kenyamanan fisik, tetapi juga kenyamanan
psiko-emosional dan spiritual. Kolcaba dan Wilson dalam Tiran (2008)
mengemukakan bahwa terdapat empat elemen kenyamanan, yaitu elemen fisik
(fisiologis), psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Adapun model
kenyamanan ini telah diadaptasikan dan dijadikan sebagai pendekatan holistik
terhadap penyebab, faktor predisposisi dan pemburuk mual dan muntah dalam
kehamilan.
Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan sebuah gejala fisiologis
karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang hamil. Mual
dan muntah semasa kehamilan ini bisa disebabkan oleh perubahan dalam sistem
endokrin, efek aparatus vestibular, adaptasi saluran gastrointestinal, infeksi
Helicobacter pylori.
Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang
sudah ada ataupun mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala yang normal.
Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban
pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik (Tiran, 2008).
Perasaan bersalah, marah, ketakutan dan cemas dapat menambah gejala fisik.
Kurang pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan
pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang keparahan gejala
( Iatrakis et al., 1988 dalam Tiran, 2008).

Universitas Sumatera Utara
Masalah sosiokultural turut ambil bagian dalam mencetuskan terjadinya
mual dan muntah. Adanya isu finansial /okupasional dan harapan sosial menuntut
wanita untuk bekerja. Banyak pasangan memerlukan dua sumber penghasilan
untuk memberikan standar kehidupan yang dapat diterima. Kecemasan terhadap
situasi keuangan dapat menimbulkan kekhawatiran tambahan yang membuat
wanita merasa tidak sehat.
Wanita sering terpapar dengan bau/aroma, zat kimia di lingkungan sekitar
mereka yang dapat menambah rasa mual mereka dan menyebabkan muntah.
Perjalanan ke tempat kerja membuat mereka bertemu banyak orang dan dikelilingi
oleh berbagai macam bau sehingga dapat mempengaruhi keparahan mualnya
(Tiran, 2008).
Kemampuan koping wanita yang mengalami mual dan muntah selama
kehamilan sangat beragam yang akan dipengaruhi oleh kepribadian dan sikapnya
terhadap penyakit, komitmen keluarga, pekerjaan, kesehatan umum dan
ketersediaan mekanisme pendukung. Seorang ibu dapat mengalami gejala yang
berat, meskipun hanya muntah dua sampai tiga kali. Persepsi ibu mengenai
keparahan gejala merupakan hal yang penting (Tiran, 2008).

1.5 Pengukuran Mual dan Muntah
Banyak instrumen yang tersedia dan telah digunakan untuk mengukur
berbagai aspek dari mual, tetapi semuanya itu belum cukup valid dan memiliki
standar. Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah karakteristik yang paling
penting yang biasa diukur dalam percobaan klinis (Favero et all, 1992).

Universitas Sumatera Utara
Pengukuran frekuensi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana,
berdasarkan jawaban ya/ tidak untuk pertanyaan spesifik

dari pasien yang

berkaitan dengan munculnya mual atau bisa berdasarkan 4 atau lebih skala poin.
Durasi mual merupakan fenomena intermitten sehingga dalam pengkajiannya
dapat mengalami kesulitan dan membutuhkan evaluasi yang sering. Responden
diberikan pertanyaan seperi berapa menit mereka mengalami mual selama periode
waktu sebelumnya. Sedangkan intensitas merupakan seringnya dimensi mual. Dua
tipe skala yang biasa digunakan adalah analogue scales dan descriptive ordinal
scales (DS) (Favero et al, 1992). Berikut merupakan visual analog scale,
merupakan skala sederhana untuk mengukur keparahan mual dan muntah (Tiran,
2008)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1.6 Penanganan Mual dan Muntah dengan Teknik Akupresur
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya diterapi secara konservatif
dengan istirahat dan pemberian keyakinan serta nasehat untuk mengkonsumsi
makanan yang kaya karbohidrat, mudah dicerna dan rendah lemak dengan jumlah
yang sedikit tetapi sering. Daging dan bau yang keras dapat memperparah mual
dan muntah (Coad & Dunstall, 2001).
Mual di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat. Pada
situasi yang jarang terjadi jika muntah bersifat berat, suatu antihistamin misal
prometazin atau fenotiazin mungkin dibutuhkan. Jika gejala tidak teratasi dalam

Universitas Sumatera Utara
24-48 jam, minta opini dari dokter spesialis (Tiran, 2008). Terapai nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah pada
kehamilan adalah melalui perubahan pada diet, pengobatan herbal, aromaterapi,
akupresur, refleksologi, osteopati, homeopati dan hipnoterapi.
Menurut Sukanta (2008), pijat akupuntur atau akupresur adalah cara pijat
berdasarkan ilmu akupuntur atau bisa juga disebut akupuntur tanpa jarum. Teori
akupuntur menjadi dasar praktek akupresur. Akupuntur menggunakan jarum
sebagai alat bantu praktek, sedangkan akupresur menggunakan jari, tangan,
bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti jarum. Pemijatan
dilakukan pada titik akupuntur dibagian tertentu tubuh untuk menghilangkan
keluhan atau penyakit yang diderita.

2. Konsep Akupresur
2.1 Tujuan Akupresur
Pemijatan ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di
dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat
mengalir dengan lancar (DEPKES, 1996).

2.2 Manfaat Akupresur
Dalam Sukanta (2001) dikatakan bahwa akupresur bermanfaat untuk
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasi dan promotif.

Universitas Sumatera Utara
2.3 Teori Dasar Akupresur
Adapun teori yang mendasari tindakan akupresur adalah adalah teori Yin
dan Yang. Yin dan Yang merupakan dua aspek yang saling mempengaruhi, saling
bertentangan dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan
yang dinamis. Terganggunya keseimbangan akan mengakibatkan suatu keadaan
yang abnormal. Dalam ilmu akupresur keadaan ini disebut sebagai suatu kelainan
yang menyebabkan orang merasa sakit. Tugas pemijat adalah mengembalikan
keseimbangan Yin dan Yang tadi (DEPKES, 1996)
Cara kerja akupresur maupun akupuntur pada titik saluran energi tidak
dipahami sepenuhnya. Bagi banyak praktisi pengobatan ortodoks barat, konsep
saluran energi ini tampak tidak beralasan meskipun berbagai eksperimen untuk
menegaskan keadaan meridian ini telah dilakukan. Zhang et al (1982) dalam Tiran
(2008) menganalisis 324 titik akupuntur dan menemukan bahwa 304 sesuai
dengan nervus superfisialis, 155 sesuai dengan nervus kutaneus profunda dan 137
titik disuplai oleh nervus superfisialis dan nervus kutaneus. Litscher et al., 2002
dalam Tiran (2008) melakukan studi silang acak yang dikendalikan plasebo untuk
menunjukkan perbedaan secara statistik antara perfusi kulit di ujung jari setelah
akupuntur di titik Neiguan (Perikardium 6) dan titik plasebo (kosong) dengan
menggunakan pencitraan perfusi Doppler laser.

Universitas Sumatera Utara
2.4 Akupresur Untuk Mual dan Muntah
Titik perikardium 6 (Nei Guan)
Nei berarti medial sedangkan Guan berarti (pass) melewati. Titik ini
merupakan lokasi yang penting pada bagian lengan bawah. Stimulasi titik
perikardium ini dilakukan pada posisi telapak tangan menghadap ke atas. Titik ini
berada pada garis tengah lengan bawah, dua ibu jari menuju siku dari lipatan
pergelangan tangan (Albana, 2009). Titik perikardium 6 berda pada 2 inchi China
(5 cm) dari distal lipatan pergelangan tangan, antara tendon flexi karpi radialis dan
palmaris longus (Dundee, 1990).
Akupresur berbeda dari akupuntur karena pada akupresur dilakukan
penekanan secara konstan pada akunpuntur point dan tidak menusuk kulit.
Akupresur point disebut juga potent point yang terdapat pada kulit (Hickman,
Bell, Preston., 2005 ). Sedangkan menurut World Health Organization (WHO)
definisi akupuntur secara luas adalah stimulasi point tertentu pada tubuh
(akupuntur poit) menggunakan jarum, moksibusi, elektris, laser ataupun akupresur
untuk tujuan terapeutik (Shang, 2007). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dikatakan akupresur merupakan bagian dari akupuntur sehingga prinsip kerja
akupresur dan akupuntur adalah sama.
Titik Neiguan (titik pericardium 6) digunakan dalam akupuntur untuk
mencegah mual dan muntah yang berlokasi diantara tendon yaitu flexor carpi
radialis dan otot palmaris longus, kira-kira 3 jari diatas lipatan tangan. Akupuntur
dengan

jarum,

akupresur

maupun

akustimulasi

bisa

digunakan

untuk

menstimulasi titik pericardium 6 ini. Efek stimulasi titik tersebut belum mampu

Universitas Sumatera Utara
dipahami sepenuhnya, tetapi stimulasi pada titik tersebut diyakini mampu
meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofise dan ACTH sepanjang
chemoreceptor trigger zone (CTZ) menghambat pusat muntah (Tarcin dkk, 1992).
Stimulasi pada titik akupuntur mengaktifkan tiga pusat yaitu spinal cord,
midbrain dan pituitari untuk melepaskan neurokimia seperti endorphin, serotonin
dan norepinehrin yang mampu memblok pesan nyeri. Selain endorphin, stimulasi
pada titik akupuntur juga terjadi pelepasan adrenocorticotropin hormone
(ACTH) dari pituitari. ACTH menstimulasi adrenal untuk memproduksi kortisol
(Pearl, 1999).

Dibawah ini adalah teori sterkait mekanisme kerja akupuntur/

akupresur.
1. Teori

neurotransmitter.

Akupuntur

mempengaruhi

area

otak,

menstimulilasi sekresi beta-endorphin dan enkepalin pada otak dan spinal
cord. Pelepasan neurotransmitter mempengaruhi sistem imun dan sistem
antinoceptive.
2. Teori sistem syaraf otonom.

Akupuntur

menstimulasi pelepasan

norepinephrin, acetylcholine dan beberapa tipe opoid, menormalkan
sistem syaraf otonom dan mengurangi nyeri.
3. Teori gate control. Akupuntur mengaktifkan reseptor antinoceptive yang
menghambat transmisi sinyal nociceptive pada dorsal horn.
4. Teori vascular-interstisial akupuntur memanipulasi sistem elektris tubuh
dengan menciptakan atau meningkatkan transpor sirkuit tertutup pada
jaringan. Hal ini memfasilitasi penyembuhan yang diikuti oleh transfer

Universitas Sumatera Utara
material dan energi elektris diantara jaringan yang normal dan jaringan
yang terluka.
5. Teori kimia darah. Akupuntur mempengaruhi konsentrasi trigliserida,
kolesterol dan phospholipid dalam darah, oleh karena itu akupuntur bisa
menaikkan dan menurunkan komponen darah di perifer, dengan cara
demikian akupuntur mengatur tubuh menuju homeostasis (National
Institute of Health, 1997).

Universitas Sumatera Utara
Pemijatan dilakukan dengan cara membuat lingkaran yang lembut pada
titik tersebut. Pada awalnya tidak dianjurkan untuk tidak menekan terlalu keras
karena bisa menyebabkan muntah menjadi lebih buruk. Bila merasa nyaman,
maka tekanan dapat dilakukan lebih keras. Gosokan ini dilakukan selama 30 detik
sampai dua menit. Akupresur bekerja dengan cukup cepat, biasanya satu sampai
dua menit, bagi penderita yang mengalami gangguan pencernaan (Albana, 2009).
Menurut pengobatan tradisional China titik perikardium 6 terhubung
dengan internal pathways yang mengalirkan energi melalui tubuh, sehingga
stimulasi pada titik ini mampu meningkatkan kesehatan seseorang dengan cara
memperlancar aliran energi (chi). Kedokteran modern mulai memahami konsep
ini, mereka berpendapat bahwa akupuntur bekerja dengan cara mengubah jalan
sinyal sel saraf satu dengan yang lainnya sehingga berpengaruh pada sistem saraf
pusat, dan memicu sistem saraf pusat untuk melepaskan suatu zat kimia tertentu
ke tubuh (Mortin, 2009).
Stimulasi pada median nerve di P6 atau titik akupuntur Nei Guan banyak
dilakukan dengan melakukan penekan pada lokasi tersebut (akupresur) telah
banyak dipelajari untuk tujuan mengetahui keefektivan stimulasi titik tersebut
dalam menurunkan mual dan muntah (Rosen dkk., 2009). Dundee, Sourial, Ghaly,
Bell (1988) dalam JRSM (2009), melakukan sebuah studio prospektif yang
didesain untuk mengetahui kemanjuran penekanan titik perikardium 6 dalam
mencegah mual dan muntah selama kehamilan. Wanita yang mengalami mual dan
muntah di awal kehamilan dibagi dalam tiga kelompok, kemudian dicatat

Universitas Sumatera Utara
keparahan dan frekuensi mual dan muntah yang terjadi selama 4 hari secara
berurutan mendapat penekanan pada titik perikardium 6. Penekanan dilakukan
pada titik dekat siku kanan dan tanpa pengobatan apapun. Terjadi pengurangan
mual dan muntah pada kelompok intervensi maupun kelompok plasebo ketika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ketika data diproses, hanya kelompok
dengan penekanan titik perikardium 6 yang menunjukkan penurunan mual dan
muntah secara signifikan. Tidak ada efek samping yang terjadi pada kelompok
lain. Penekanan pada titik perikardium 6 tampaknya memiliki efek terapeutik
yang spesifik.
Studi lain yang dilakukan oleh Shin, Seong, Soe (2007) dalam BMJ
(2009), pada wanita hamil yang dirawat di rumah sakit baik mengalami mual dan
muntah yang berat maupun ringan, wanita hamil melakukan akupresur pada pada
titik perikardium 6 kemudian dibandingkan dengan wanita hamil lain yang tidak
melakukan tindakan akupresur. Wanita dalam studi ini melakukan akupresur pada
titik perikardium 6, tiga kali dalam sehari selama 10 menit. Hasilnya
menunjukkan bahwa akupresur dapat menurunkan keparahan mual dan muntah.
Di luar negeri misalnya di kota London, telah tersedia gelang tangan ’sea
sickness’ yang menggunakan prinsip akupresur/akupuntur, khususnya pada titik
akupuntur perikardium 6 di pergelangan tangan bagian dalam. Gelang ini dapat
dibeli di toko farmasi atau toko makanan sehat. Toko-toko tersebut juga
menyediakan magnet akupresur kecil, dilekatkan pada pergelangan tangan dengan
menggunakan plester, meski gulungan ini lebih mahal dibanding gelang, biasanya
lebih efektif (Tiran, 2007).

Universitas Sumatera Utara
Menurut Shin, Seong, Soe (2007, dalam BMJ, 2009) bahwa akupunturis
meyakini bahwa perangsangan pada titik perikardium 6 ini sangat berguna uuntuk
mencegah semua jenis mual dan muntah, termasuk mual dan muntah selama
kehamilan dan mual dan muntah dalam perjalanan. Manset yang bisa diletakkan
pada pergelangan tangan seperti sea band biasanya digunakan untuk mencegah
mual dan muntah selama perjalanan.

2.5 Syarat Tindakan Akupresur
Adapun beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan
akupresur antara lain :
Persiapan responden :
1. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam posisi yang
nyaman
2. Pasien dalam keadaan rileks, tidak emosional (marah, takut, terlalu
gembira, atau sedih), terlalu lapar atau terlalu kenyang.
Persiapan akupresuris :
1. Sebelum memijat tangan dicuci bersih, kuku jari tidak boleh panjang dan
tajam
2. Pemijat dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman
sehingga bisa melakukan pemijatan dengan bebas dan tepat.
3. Menggunakan alat bantu pijat tidak tajam, tidak menyakitkan dan bersih
dalam hal ini peneliti melakukan pemijatan dengan menggunakan ibu jari
4. Tidak memijat daerah luka atau bengkak
Persiapan lingkungan :
1. Ruangan tempat pemijatan hendaknya tidak pengap dan mempunyai
sirkulasi yang baik
2. Pemijatan dilakukan di tempat yang bersih

Universitas Sumatera Utara

More Related Content

What's hot

Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Selvia Agueda
 
Stress & menstrual cyle
Stress & menstrual cyleStress & menstrual cyle
Stress & menstrual cyleRatih Arfa
 
Refreshing dismenore
Refreshing   dismenoreRefreshing   dismenore
Refreshing dismenoreFauzan Zanne
 
asuhan persalinan normal by sab'atun
asuhan persalinan normal by sab'atunasuhan persalinan normal by sab'atun
asuhan persalinan normal by sab'atunsafasab
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalRahayu Pratiwi
 
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)Aning Aisyah
 
Askeb kehamilan fisiologi
Askeb kehamilan fisiologiAskeb kehamilan fisiologi
Askeb kehamilan fisiologiSucigun Love
 
Sindrom ovarium polikisti1
Sindrom ovarium polikisti1Sindrom ovarium polikisti1
Sindrom ovarium polikisti1widhayanti
 
Perubahan pada masa kehamilan pada ibu hamil
Perubahan pada masa kehamilan pada ibu hamilPerubahan pada masa kehamilan pada ibu hamil
Perubahan pada masa kehamilan pada ibu hamilIndriHime
 
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post maturAsuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post maturOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan Fadila Sri
 

What's hot (16)

Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3
 
Makalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNAMakalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah anty pak sawal AKPER PEMKAB MUNA
 
Stress & menstrual cyle
Stress & menstrual cyleStress & menstrual cyle
Stress & menstrual cyle
 
Refreshing dismenore
Refreshing   dismenoreRefreshing   dismenore
Refreshing dismenore
 
asuhan persalinan normal by sab'atun
asuhan persalinan normal by sab'atunasuhan persalinan normal by sab'atun
asuhan persalinan normal by sab'atun
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
 
Askeb kehamilan fisiologi
Askeb kehamilan fisiologiAskeb kehamilan fisiologi
Askeb kehamilan fisiologi
 
Fff
FffFff
Fff
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
Sindrom ovarium polikisti1
Sindrom ovarium polikisti1Sindrom ovarium polikisti1
Sindrom ovarium polikisti1
 
Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Perubahan pada masa kehamilan pada ibu hamil
Perubahan pada masa kehamilan pada ibu hamilPerubahan pada masa kehamilan pada ibu hamil
Perubahan pada masa kehamilan pada ibu hamil
 
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post maturAsuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
 
Pubertas prekoks
Pubertas prekoksPubertas prekoks
Pubertas prekoks
 
Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan
 

Viewers also liked (20)

Chapter ii 9
Chapter ii 9Chapter ii 9
Chapter ii 9
 
219 218-1-pb
219 218-1-pb219 218-1-pb
219 218-1-pb
 
Kom kep pp
Kom kep ppKom kep pp
Kom kep pp
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Health factors in colostrum
Health factors in colostrumHealth factors in colostrum
Health factors in colostrum
 
45 72-1-sm
45 72-1-sm45 72-1-sm
45 72-1-sm
 
3. transisi demografi
3. transisi demografi3. transisi demografi
3. transisi demografi
 
Penyajian datadandistribusifrekuensi
Penyajian datadandistribusifrekuensiPenyajian datadandistribusifrekuensi
Penyajian datadandistribusifrekuensi
 
939 1980-1-sm
939 1980-1-sm939 1980-1-sm
939 1980-1-sm
 
Manajemen keperawatan
Manajemen keperawatanManajemen keperawatan
Manajemen keperawatan
 
Isu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkiniIsu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkini
 
Chiropractic(1)
Chiropractic(1)Chiropractic(1)
Chiropractic(1)
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 
Program kerja puskesmas
Program kerja puskesmasProgram kerja puskesmas
Program kerja puskesmas
 
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
 
Chin med j yabniel
Chin med j yabnielChin med j yabniel
Chin med j yabniel
 
Chapter ii 3
Chapter ii 3Chapter ii 3
Chapter ii 3
 
Chapter ii 8
Chapter ii 8Chapter ii 8
Chapter ii 8
 
Chapter ii 4
Chapter ii 4Chapter ii 4
Chapter ii 4
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 

Similar to Chapter ii 7

Makalah bu frida
Makalah bu fridaMakalah bu frida
Makalah bu fridaAdi Wijaya
 
Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas pjj_kemenkes
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxhaerul26
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasipjj_kemenkes
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasipjj_kemenkes
 
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptxPromosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptxSitiSalfaNabila
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinusSeptian Muna Barakati
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinusWarnet Raha
 
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptxKEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptxfawantina
 
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxPPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxWahyuWulandari22
 
Isimakalah 121129060940-phpapp02
Isimakalah 121129060940-phpapp02Isimakalah 121129060940-phpapp02
Isimakalah 121129060940-phpapp02Kurnia Wati
 
GIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesi
GIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesiGIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesi
GIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesiriwinkusminarti
 

Similar to Chapter ii 7 (20)

Makalah bu frida
Makalah bu fridaMakalah bu frida
Makalah bu frida
 
Karlis santi
Karlis santiKarlis santi
Karlis santi
 
Askep vomitus
Askep  vomitusAskep  vomitus
Askep vomitus
 
Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
 
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptxPromosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil.pptx
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
Is
IsIs
Is
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptxKEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
KEHAMILAN - FAWANTINA.pptx
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Proposal wa ida
Proposal wa idaProposal wa ida
Proposal wa ida
 
Kti wa ida 2
Kti wa ida 2Kti wa ida 2
Kti wa ida 2
 
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxPPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
 
Isimakalah 121129060940-phpapp02
Isimakalah 121129060940-phpapp02Isimakalah 121129060940-phpapp02
Isimakalah 121129060940-phpapp02
 
Tinjauan Teori Asfiksia
Tinjauan Teori AsfiksiaTinjauan Teori Asfiksia
Tinjauan Teori Asfiksia
 
GIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesi
GIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesiGIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesi
GIT-Disorders-with-Pregnancy.ppt kelas profesi
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Chapter ii 7

  • 1. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kehamilan 1.1 Definisi Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) ( Adriaans, 2008). 1.2 Proses Kehamilan Fertilisasi ovum manusia oleh sebuah spermatozoa terjadi di Tuba Falopii dalam waktu singkat (beberapa menit hingga beberapa jam) setelah ovulasi. Enam hari setelah fertilisasi, blastokista mulai menanamkan diri di dalam endometrium uterus dan kehamilan telah dimulai. Produksi hCG pada blastokista dimulai sangat dini, bahkan mendahului nidasi. Setelah implantasi, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu meninggi sangat cepat. Produksi hCG oleh trofoblas janin sangat penting. Hal ini dikarenakan kerja hCG pada ovarium untuk mencegah involusi korpus luteum, yang berfungsi Universitas Sumatera Utara
  • 2. sebagai tempat pembentukan progesteron yang utama pada kehamilan 6-8 minggu pertama. Dengan uji radio imunoassai, hormon kehamilan tersebut dapat ditemukan 8 hingga 9 minggu setelah ovulasi. Kadar hCG dalam darah dan urin meningkat dari hari terjadinya implantasi sampai usia kehamilan 60-70 hari (Cunningham, Donald, Gant., 1995). Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu hamil. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah. Selain itu sekresi saliva menjadi lebih asam, lebih banyak dan asam lambung menurun. Dapat terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Ini mungkin akibat jumlah progesteron tinggi selama kehamilan, menurunnya kadar motalin yang merupakan suatu peptida yang diketahui mempunyai efek terhadap perangsangan otot-otot halus. Perbesaran uterus menekan diafragma, lambung dan intestine. Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya menyebabkan mual tetapi juga konstipasi. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal kehamilan dan kembali pada masa akhir kehamilan. Perubahan gastrointestinal lainnya adalah pirosis. Pirosis mungkin disebabkan refluks asam esofagus bagian bawah, selain itu posisi lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang terjadinya pirosis. Tonus esofagus dan lambung berubah selama kehamilan, dengan tekanan intraesofagus menjadi lebih Universitas Sumatera Utara
  • 3. rendah dan tekanan lambung menjadi lebih tinggi, maka akan memicu terjadinya refluks esofageal (Cunningham, Donald, Gant., 1995) 1.3 Mual dan Muntah selama Kehamilan Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja. Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat produksi hCG mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon plasenta inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah (Sherwood, 2001). Mual merupakan suatu rasa yang tidak menyenangkan yang biasanya menyebar ke bagian belakang tenggorokan, epigastrium atau keduanya dan memuncak pada muntah. Rasa mual sering disertai dengan gejala vasomotor perangsangan otonom seperti saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan, vertigo, takikardia (Sodeman, 1995). Muntah diartikan sebagai pengeluaran secara paksa isi lambung dan usus melalui mulut. Sebelum muntah terjadi takipnea, salivasi yang banyak, dilatasi pupil, berkeringat, pucat dan denyut jantung yang cepat sebagai tanda perangsangan otonom yang menyebar luas (Sodeman, 1995). Sebagian besar wanita hamil mengalami mual dan muntah pada berbagai tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pagi hari. Keadaan ini biasanya akan berakhir pada minggu ke 16 (bulan ke 4) pada kehamilan, meskipun pada beberapa kasus keadaan ini dapat berlangsung lebih lama. Sebagian besar wanita mengalami mual dan muntah dalam derajat yang ringan. Universitas Sumatera Utara
  • 4. Pada mual muntah derajat sedang wanita merasa aktivitasnya terganggu karena kondisi mual dan muntah ini. Setengah dari wanita yang bekerja merasa pekerjaannya terganggu karena kondisi ini dan 25% wanita membutuhkan waktu untuk tidak bekerja (Golberg, 2006). Satu dari dua puluh wanita mengalami penurunan berat badan, dehidrasi dan gangguan elektrolit. Mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan metabolik dan defisiensi gizi yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum (Coad & Dunstall, 2001). Hiperemesis gravidarum merupakan muntah persisten dan parah. Tanpa pengobatan hiperemesis akan menyebabkan banyak komplikasi, diantaranya kegagalan hati dan kegagalan ginjal. 1.4 Penyebab Mual dan Muntah Terdapat beberapa teori mengenai penyebab mual dan muntah pada kehamilan. hCG serum memuncak pada trimester ketiga, tetapi hubungan antara mual muntah dan sekresi hCG belum dapat dipastikan. Selain itu efek progestron pada tonus otot polos lambung, terutama efek pada motilitas saluran gastrointestinal bagian atas, kepatenan sfingter esofagus bagian bawah. Selain itu, perlambatan pengosongan lambung mengisyaratkan kemungkinan peran hormon steroid (Coad & Dunstall, 2001). Dalam Sherwood (2008), muntah secara umum disebabkan oleh motilitas lambung yang abnormal, muntah tidak ditimbulkan oleh peristaltis terbalik (reverse peristaltis). Gaya yang mendorong keluar isi lambung, Universitas Sumatera Utara
  • 5. datang dari kontraksi otot pernafasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi aktif). Hal ini sesuai pendapat Lacasse et al, 2009, bahwa etiologi mual dan muntah selama kehamilan sering kali sulit dimengerti tetapi mual dan muntah selama kehamilan ini dapat dipertimbangkan sebagai akibat dari masalah multifaktor. Beberapa teori yang diusulkan terkait dengan mual dan muntah ini adalah hormonal, sistem vestibular, sistem gastrointestinal, psikologi, hyperolfaction, genetik dan faktor lainya. Selain karena proses kehamilan, mual dan muntah juga sering kali menyertai penyakit lain, diantaranya yaitu gastritis akut, penyebab sentral, penyakit yang berhubungan dengan lambung, akibat obat-obatan maupun pengobatan medis, dan obstruksi saluran cerna (Wedro, 2009). Mual mungkin disebabkan oleh penyakit lambung atau pankreas, obstruksi pilorus dan usus, gangguan emosi, perangsangan visual, penciuman ataupun pengecapan yang tidak menyenangkan, kelainan biokimia yang berkaitan dengan gangguan metabolik ataupun rasa nyeri yang hebat (Sodeman, 1995). Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit-penyakit lain. Mual dan muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga stadium yaitu mual, retching (sebelum muntah) dan muntah. Stadium pertama, mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di belakang tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti Universitas Sumatera Utara
  • 6. meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi duodenum ke lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang menyatakan bahwa hal ini menyebabkan mual, gejala dan tanda mual. Stadium kedua, retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan inspirasi. Pilorus dan antrum distal berkontraksi saat fundus relaksasi. Stadium ketiga, muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi lambung/usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Chemoreceptor Trigger Zone, CTZ) dan serabut aferen termasuk dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat perangsangan pada pusat muntah yang terletak di daerah postrema medula oblongata di dasar ventrikel ke empat. Muntah dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan nervus vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetik yang menimbulkan muntah dengan aktivasi chemoreceptor trigger zone. Jalur eferen menerima sinyal yang menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen, gastrointestinal dan pernafasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetik yang menyertai. Pusat muntah secara anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernafasan sehingga pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan pernafasan (Price & Wilson, 2005). Universitas Sumatera Utara
  • 7. Kolcaba dan Steiner dalam Tiran (2008) menyatakan bahwa kenyamanan optimal dalam kehamilan bukan hanya kenyamanan fisik, tetapi juga kenyamanan psiko-emosional dan spiritual. Kolcaba dan Wilson dalam Tiran (2008) mengemukakan bahwa terdapat empat elemen kenyamanan, yaitu elemen fisik (fisiologis), psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Adapun model kenyamanan ini telah diadaptasikan dan dijadikan sebagai pendekatan holistik terhadap penyebab, faktor predisposisi dan pemburuk mual dan muntah dalam kehamilan. Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan sebuah gejala fisiologis karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang hamil. Mual dan muntah semasa kehamilan ini bisa disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin, efek aparatus vestibular, adaptasi saluran gastrointestinal, infeksi Helicobacter pylori. Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada ataupun mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala yang normal. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik (Tiran, 2008). Perasaan bersalah, marah, ketakutan dan cemas dapat menambah gejala fisik. Kurang pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang keparahan gejala ( Iatrakis et al., 1988 dalam Tiran, 2008). Universitas Sumatera Utara
  • 8. Masalah sosiokultural turut ambil bagian dalam mencetuskan terjadinya mual dan muntah. Adanya isu finansial /okupasional dan harapan sosial menuntut wanita untuk bekerja. Banyak pasangan memerlukan dua sumber penghasilan untuk memberikan standar kehidupan yang dapat diterima. Kecemasan terhadap situasi keuangan dapat menimbulkan kekhawatiran tambahan yang membuat wanita merasa tidak sehat. Wanita sering terpapar dengan bau/aroma, zat kimia di lingkungan sekitar mereka yang dapat menambah rasa mual mereka dan menyebabkan muntah. Perjalanan ke tempat kerja membuat mereka bertemu banyak orang dan dikelilingi oleh berbagai macam bau sehingga dapat mempengaruhi keparahan mualnya (Tiran, 2008). Kemampuan koping wanita yang mengalami mual dan muntah selama kehamilan sangat beragam yang akan dipengaruhi oleh kepribadian dan sikapnya terhadap penyakit, komitmen keluarga, pekerjaan, kesehatan umum dan ketersediaan mekanisme pendukung. Seorang ibu dapat mengalami gejala yang berat, meskipun hanya muntah dua sampai tiga kali. Persepsi ibu mengenai keparahan gejala merupakan hal yang penting (Tiran, 2008). 1.5 Pengukuran Mual dan Muntah Banyak instrumen yang tersedia dan telah digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari mual, tetapi semuanya itu belum cukup valid dan memiliki standar. Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah karakteristik yang paling penting yang biasa diukur dalam percobaan klinis (Favero et all, 1992). Universitas Sumatera Utara
  • 9. Pengukuran frekuensi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, berdasarkan jawaban ya/ tidak untuk pertanyaan spesifik dari pasien yang berkaitan dengan munculnya mual atau bisa berdasarkan 4 atau lebih skala poin. Durasi mual merupakan fenomena intermitten sehingga dalam pengkajiannya dapat mengalami kesulitan dan membutuhkan evaluasi yang sering. Responden diberikan pertanyaan seperi berapa menit mereka mengalami mual selama periode waktu sebelumnya. Sedangkan intensitas merupakan seringnya dimensi mual. Dua tipe skala yang biasa digunakan adalah analogue scales dan descriptive ordinal scales (DS) (Favero et al, 1992). Berikut merupakan visual analog scale, merupakan skala sederhana untuk mengukur keparahan mual dan muntah (Tiran, 2008) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.6 Penanganan Mual dan Muntah dengan Teknik Akupresur Mual dan muntah pada kehamilan biasanya diterapi secara konservatif dengan istirahat dan pemberian keyakinan serta nasehat untuk mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat, mudah dicerna dan rendah lemak dengan jumlah yang sedikit tetapi sering. Daging dan bau yang keras dapat memperparah mual dan muntah (Coad & Dunstall, 2001). Mual di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat. Pada situasi yang jarang terjadi jika muntah bersifat berat, suatu antihistamin misal prometazin atau fenotiazin mungkin dibutuhkan. Jika gejala tidak teratasi dalam Universitas Sumatera Utara
  • 10. 24-48 jam, minta opini dari dokter spesialis (Tiran, 2008). Terapai nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan adalah melalui perubahan pada diet, pengobatan herbal, aromaterapi, akupresur, refleksologi, osteopati, homeopati dan hipnoterapi. Menurut Sukanta (2008), pijat akupuntur atau akupresur adalah cara pijat berdasarkan ilmu akupuntur atau bisa juga disebut akupuntur tanpa jarum. Teori akupuntur menjadi dasar praktek akupresur. Akupuntur menggunakan jarum sebagai alat bantu praktek, sedangkan akupresur menggunakan jari, tangan, bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti jarum. Pemijatan dilakukan pada titik akupuntur dibagian tertentu tubuh untuk menghilangkan keluhan atau penyakit yang diderita. 2. Konsep Akupresur 2.1 Tujuan Akupresur Pemijatan ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat mengalir dengan lancar (DEPKES, 1996). 2.2 Manfaat Akupresur Dalam Sukanta (2001) dikatakan bahwa akupresur bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasi dan promotif. Universitas Sumatera Utara
  • 11. 2.3 Teori Dasar Akupresur Adapun teori yang mendasari tindakan akupresur adalah adalah teori Yin dan Yang. Yin dan Yang merupakan dua aspek yang saling mempengaruhi, saling bertentangan dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan yang dinamis. Terganggunya keseimbangan akan mengakibatkan suatu keadaan yang abnormal. Dalam ilmu akupresur keadaan ini disebut sebagai suatu kelainan yang menyebabkan orang merasa sakit. Tugas pemijat adalah mengembalikan keseimbangan Yin dan Yang tadi (DEPKES, 1996) Cara kerja akupresur maupun akupuntur pada titik saluran energi tidak dipahami sepenuhnya. Bagi banyak praktisi pengobatan ortodoks barat, konsep saluran energi ini tampak tidak beralasan meskipun berbagai eksperimen untuk menegaskan keadaan meridian ini telah dilakukan. Zhang et al (1982) dalam Tiran (2008) menganalisis 324 titik akupuntur dan menemukan bahwa 304 sesuai dengan nervus superfisialis, 155 sesuai dengan nervus kutaneus profunda dan 137 titik disuplai oleh nervus superfisialis dan nervus kutaneus. Litscher et al., 2002 dalam Tiran (2008) melakukan studi silang acak yang dikendalikan plasebo untuk menunjukkan perbedaan secara statistik antara perfusi kulit di ujung jari setelah akupuntur di titik Neiguan (Perikardium 6) dan titik plasebo (kosong) dengan menggunakan pencitraan perfusi Doppler laser. Universitas Sumatera Utara
  • 12. 2.4 Akupresur Untuk Mual dan Muntah Titik perikardium 6 (Nei Guan) Nei berarti medial sedangkan Guan berarti (pass) melewati. Titik ini merupakan lokasi yang penting pada bagian lengan bawah. Stimulasi titik perikardium ini dilakukan pada posisi telapak tangan menghadap ke atas. Titik ini berada pada garis tengah lengan bawah, dua ibu jari menuju siku dari lipatan pergelangan tangan (Albana, 2009). Titik perikardium 6 berda pada 2 inchi China (5 cm) dari distal lipatan pergelangan tangan, antara tendon flexi karpi radialis dan palmaris longus (Dundee, 1990). Akupresur berbeda dari akupuntur karena pada akupresur dilakukan penekanan secara konstan pada akunpuntur point dan tidak menusuk kulit. Akupresur point disebut juga potent point yang terdapat pada kulit (Hickman, Bell, Preston., 2005 ). Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) definisi akupuntur secara luas adalah stimulasi point tertentu pada tubuh (akupuntur poit) menggunakan jarum, moksibusi, elektris, laser ataupun akupresur untuk tujuan terapeutik (Shang, 2007). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan akupresur merupakan bagian dari akupuntur sehingga prinsip kerja akupresur dan akupuntur adalah sama. Titik Neiguan (titik pericardium 6) digunakan dalam akupuntur untuk mencegah mual dan muntah yang berlokasi diantara tendon yaitu flexor carpi radialis dan otot palmaris longus, kira-kira 3 jari diatas lipatan tangan. Akupuntur dengan jarum, akupresur maupun akustimulasi bisa digunakan untuk menstimulasi titik pericardium 6 ini. Efek stimulasi titik tersebut belum mampu Universitas Sumatera Utara
  • 13. dipahami sepenuhnya, tetapi stimulasi pada titik tersebut diyakini mampu meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofise dan ACTH sepanjang chemoreceptor trigger zone (CTZ) menghambat pusat muntah (Tarcin dkk, 1992). Stimulasi pada titik akupuntur mengaktifkan tiga pusat yaitu spinal cord, midbrain dan pituitari untuk melepaskan neurokimia seperti endorphin, serotonin dan norepinehrin yang mampu memblok pesan nyeri. Selain endorphin, stimulasi pada titik akupuntur juga terjadi pelepasan adrenocorticotropin hormone (ACTH) dari pituitari. ACTH menstimulasi adrenal untuk memproduksi kortisol (Pearl, 1999). Dibawah ini adalah teori sterkait mekanisme kerja akupuntur/ akupresur. 1. Teori neurotransmitter. Akupuntur mempengaruhi area otak, menstimulilasi sekresi beta-endorphin dan enkepalin pada otak dan spinal cord. Pelepasan neurotransmitter mempengaruhi sistem imun dan sistem antinoceptive. 2. Teori sistem syaraf otonom. Akupuntur menstimulasi pelepasan norepinephrin, acetylcholine dan beberapa tipe opoid, menormalkan sistem syaraf otonom dan mengurangi nyeri. 3. Teori gate control. Akupuntur mengaktifkan reseptor antinoceptive yang menghambat transmisi sinyal nociceptive pada dorsal horn. 4. Teori vascular-interstisial akupuntur memanipulasi sistem elektris tubuh dengan menciptakan atau meningkatkan transpor sirkuit tertutup pada jaringan. Hal ini memfasilitasi penyembuhan yang diikuti oleh transfer Universitas Sumatera Utara
  • 14. material dan energi elektris diantara jaringan yang normal dan jaringan yang terluka. 5. Teori kimia darah. Akupuntur mempengaruhi konsentrasi trigliserida, kolesterol dan phospholipid dalam darah, oleh karena itu akupuntur bisa menaikkan dan menurunkan komponen darah di perifer, dengan cara demikian akupuntur mengatur tubuh menuju homeostasis (National Institute of Health, 1997). Universitas Sumatera Utara
  • 15. Pemijatan dilakukan dengan cara membuat lingkaran yang lembut pada titik tersebut. Pada awalnya tidak dianjurkan untuk tidak menekan terlalu keras karena bisa menyebabkan muntah menjadi lebih buruk. Bila merasa nyaman, maka tekanan dapat dilakukan lebih keras. Gosokan ini dilakukan selama 30 detik sampai dua menit. Akupresur bekerja dengan cukup cepat, biasanya satu sampai dua menit, bagi penderita yang mengalami gangguan pencernaan (Albana, 2009). Menurut pengobatan tradisional China titik perikardium 6 terhubung dengan internal pathways yang mengalirkan energi melalui tubuh, sehingga stimulasi pada titik ini mampu meningkatkan kesehatan seseorang dengan cara memperlancar aliran energi (chi). Kedokteran modern mulai memahami konsep ini, mereka berpendapat bahwa akupuntur bekerja dengan cara mengubah jalan sinyal sel saraf satu dengan yang lainnya sehingga berpengaruh pada sistem saraf pusat, dan memicu sistem saraf pusat untuk melepaskan suatu zat kimia tertentu ke tubuh (Mortin, 2009). Stimulasi pada median nerve di P6 atau titik akupuntur Nei Guan banyak dilakukan dengan melakukan penekan pada lokasi tersebut (akupresur) telah banyak dipelajari untuk tujuan mengetahui keefektivan stimulasi titik tersebut dalam menurunkan mual dan muntah (Rosen dkk., 2009). Dundee, Sourial, Ghaly, Bell (1988) dalam JRSM (2009), melakukan sebuah studio prospektif yang didesain untuk mengetahui kemanjuran penekanan titik perikardium 6 dalam mencegah mual dan muntah selama kehamilan. Wanita yang mengalami mual dan muntah di awal kehamilan dibagi dalam tiga kelompok, kemudian dicatat Universitas Sumatera Utara
  • 16. keparahan dan frekuensi mual dan muntah yang terjadi selama 4 hari secara berurutan mendapat penekanan pada titik perikardium 6. Penekanan dilakukan pada titik dekat siku kanan dan tanpa pengobatan apapun. Terjadi pengurangan mual dan muntah pada kelompok intervensi maupun kelompok plasebo ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ketika data diproses, hanya kelompok dengan penekanan titik perikardium 6 yang menunjukkan penurunan mual dan muntah secara signifikan. Tidak ada efek samping yang terjadi pada kelompok lain. Penekanan pada titik perikardium 6 tampaknya memiliki efek terapeutik yang spesifik. Studi lain yang dilakukan oleh Shin, Seong, Soe (2007) dalam BMJ (2009), pada wanita hamil yang dirawat di rumah sakit baik mengalami mual dan muntah yang berat maupun ringan, wanita hamil melakukan akupresur pada pada titik perikardium 6 kemudian dibandingkan dengan wanita hamil lain yang tidak melakukan tindakan akupresur. Wanita dalam studi ini melakukan akupresur pada titik perikardium 6, tiga kali dalam sehari selama 10 menit. Hasilnya menunjukkan bahwa akupresur dapat menurunkan keparahan mual dan muntah. Di luar negeri misalnya di kota London, telah tersedia gelang tangan ’sea sickness’ yang menggunakan prinsip akupresur/akupuntur, khususnya pada titik akupuntur perikardium 6 di pergelangan tangan bagian dalam. Gelang ini dapat dibeli di toko farmasi atau toko makanan sehat. Toko-toko tersebut juga menyediakan magnet akupresur kecil, dilekatkan pada pergelangan tangan dengan menggunakan plester, meski gulungan ini lebih mahal dibanding gelang, biasanya lebih efektif (Tiran, 2007). Universitas Sumatera Utara
  • 17. Menurut Shin, Seong, Soe (2007, dalam BMJ, 2009) bahwa akupunturis meyakini bahwa perangsangan pada titik perikardium 6 ini sangat berguna uuntuk mencegah semua jenis mual dan muntah, termasuk mual dan muntah selama kehamilan dan mual dan muntah dalam perjalanan. Manset yang bisa diletakkan pada pergelangan tangan seperti sea band biasanya digunakan untuk mencegah mual dan muntah selama perjalanan. 2.5 Syarat Tindakan Akupresur Adapun beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan akupresur antara lain : Persiapan responden : 1. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam posisi yang nyaman 2. Pasien dalam keadaan rileks, tidak emosional (marah, takut, terlalu gembira, atau sedih), terlalu lapar atau terlalu kenyang. Persiapan akupresuris : 1. Sebelum memijat tangan dicuci bersih, kuku jari tidak boleh panjang dan tajam 2. Pemijat dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman sehingga bisa melakukan pemijatan dengan bebas dan tepat. 3. Menggunakan alat bantu pijat tidak tajam, tidak menyakitkan dan bersih dalam hal ini peneliti melakukan pemijatan dengan menggunakan ibu jari 4. Tidak memijat daerah luka atau bengkak Persiapan lingkungan : 1. Ruangan tempat pemijatan hendaknya tidak pengap dan mempunyai sirkulasi yang baik 2. Pemijatan dilakukan di tempat yang bersih Universitas Sumatera Utara