SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
MAKALAH EKOLOGI PANGAN & GIZI

         “GIZI PADA ATLET”




            DI SUSUN OLEH :



             1.   VEDRO AGASI
             2.   WIDYASTUTI FASER
             3.   YOLANDA TIARA SARI
             4.   WULAN SARI
             5.   YOBBY OKTARIZA




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
             HUSADA

     TAHUN AJARAN 2009 - 2010
PALEMBANG

                         KATA PENGANTAR

      Puji syukur kami ucapkan         kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Ekologi ini yang
berjudul “GIZI PADA ATLET”
      Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing
yang telah membimbing kami.
      Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.


                                                 Palembang, Desember
                                          2010




                                                       Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
..................................................................................................................
 i
DAFTAR ISI
..................................................................................................................
 ii
BAB I. PENDAHULUAN
..................................................................................................................
 1
          I.1 LATAR BELAKANG
..................................................................................................................
 1
          I.2 TUJUAN
..................................................................................................................
 1
          1.3 PERMASALAHAN
..................................................................................................................
 1
BAB II. ISI
..................................................................................................................
 2
          II.1 KEBUTUHAN GIZI BAGI ATLET
..................................................................................................................
 2
          II.2 MACAM- MACAM GIZI BAGI ATLET
..................................................................................................................
 2
          II.3 KEBUTUHAN GIZI PADA SETIAP KEGIATAN ATLET
..................................................................................................................
 8
II.4 KEBUTUHAN PROTEIN BAGI ATLET
..................................................................................................................
 9
          II. 5 GANGGUAN MAKAN PADA ATLET
..................................................................................................................
 11
BAB III. PENUTUP
..................................................................................................................
 15
                                                                          III.1         KESIMPULAN
..................................................................................................................
 15
                                                                                  III.2         SARAN
..................................................................................................................
 15
DAFTAR PUSTAKA




                                                     BAB I

                                              PENDAHULUAN




I.1 LATAR BELAKANG
Pengetahuan gizi atlet bagi masyarakat secara umum serta atlet yang berprestasi
sangat penting. Kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses
kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya masukan zat gizi.
Disamping itu gizi juga berpengaruh dalam mempertahankan dan memperkuat daya tahan
tubuh.

        Perihal tersebut diatas berlaku pula bagi para atlet meskipun secara lebih khusus
kebutuhan jenis dan jumlah zat gizi bagi seorang atlet akan berbeda dengan kelompok
bukan atlet, karena kegiatan fisik dan psikis berbeda, baik selama masa latihan maupun
pada saat pertandingan. Prestasi olahraga yang dicapai oleh para atlet berkait erat dengan
ketepatan penentuan dan penyediaan jenis dan jumlah zat gizi yang diperlukan.


I.2 TUJUAN

   Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mampu memberikan pelayanan gizi
   atlet untuk meningkatkan prestasi bagi atlet.


1.3 PERMASALAHAN

   1. Keinginan untuk menang pada atlet menyebabkan banyak atlet menggunakan cara-
        cara ekstrem yang biasanya tanpa dasar ilmiah dan dapat membahayakan kinerja
        olahraga dengan risiko ketidak seimbangan gizi (kekurangan / kelebihan). Mahal dan
        hanya memberikan efek semu (placebo effect) serta cenderung menimbulkan
        ketergantungan.

   2.   Gangguan makan sering ditemui pada atlet karena mereka terlalu mementingkan
        berat badan dan berkeinginan sangat keras untuk menang sehingga menjadi obsesi.




                                         BAB II

                                           ISI
II.1 KEBUTUHAN GIZI BAGI ATLET

         Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet
pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh, untuk
penyediaan energi tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya
pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan, baik setelah latihanmaupun
setelah bertanding. Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti sel tubuh
yang rusak. Banyak pelatih atau atlet yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada atlet
sama saja dengan yang bukan atlet. Kenyataannya tidak demikian, asupan nutrisi pada atlet
disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang dominasi energi yang akan digunakan, peran
sumber nutrisi tertentu pada proses penyediaan energi. Dalam hal ini termasuk pula tentang
pemberian suplemen dan usaha khusus berupa modifikasi yang dilakukan terhadap asupan
nutrisi pada waktu tertentu, dalam upaya meningkatkan

II.2 MACAM- MACAM GIZI BAGI ATLET




    A. MAKRONUTRITION



       •    Karbohidrat

            Sumber energi utama pada berbagai tingkat dan jenis aktivitas fisik berasal dari
    karbohidrat, lemak dan protein yang berfungsi untuk mempertahankan aktivitas
    fungsional tubuh. Dikenal 2 jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks.
    Glukosa adalah salah satu karbohidrat sederhana yang dapat digunakan secara langsung
    sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh, namun bila jumlahnya berlebihan maka dapat
    dikonversi menjadi cadangan glikogen di hati dan di otot, dan bila masih berlebihan akan
    disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa. Karbohidrat kompleks adalah
    karbohidrat yang berantai panjang yang merupakan gabungan dari 3 atau lebih molekul
    glukosa. Selain itu dikenal pula bentuk lain dari karbohidrat yaitu: serat (antara lain
    selulose) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Pada manusia yang
    mempunyai status gizi normal, ditemukan 375-475 g karbohidrat sebagai cadangan
    energi, kurang lebih 325 g di otot dan 90 – 100 g di hati dalam bentuk glikogen dan
    hanya 15-20 g beredar di dalam darah. Setiap gram glikogen mengandung 4 kalori
    energi, dengan demikian 1500 – 2000 kalori dikandung oleh karbohidrat dalam tubuh,
    dan energi ini cukup sebagai energi untuk lari sejauh 20 mil. Selama berolahraga,
    glikogen pada otot yang aktif merupakan sumber energi, setelah melalui proses
    glikogenolisis. Glikogen hati dikonversi menjadi glukosa terlebih dahulu, lalu diangkut
    oleh darah ke otot yang aktif. Bila jumlah glikogen hati dan otot habis, glukosa dibentuk
    melalui proses glukoneogenesis dari sumber energi lain seperti protein. Pada
    prosespenyediaan energi tubuh, diperlukan hormon insulin dan glukagon sebagai
    pengatur keseimbangan kadar glukosa darah. Jumlah glikogen relatif kecil untuk
    digunakan atlet selama latihan berat atau pada pertandingan dalam waktu yang lama,
    sehingga perlu dilakukan modifikasi melalui diet. Pada saat puasa 24 jam atau pada diet
rendah kalori, jumlah cadangan kalori tubuh akan sangat berkurang. Salah satu cara
untuk mempertahankan kadar cadangan karbohidrat tubuh adalah dengan
mengkonsumsi diet karbohidrat tinggi selama beberapa hari (carbohydrates loading).

       Dikenal beberapa fungsi karbohidrat, yaitu:

       1. Sumber energi

               Fungsi utama karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi.
       Energi yang diperoleh dari metabolisme glukosa atau glikogen akan digunakan
       oleh otot yang aktif selain untuk aktivitas biologik tubuh lainnya. Saat
       kemampuan sel untuk menyimpan glikogen sudah maksimal, glukosa yang
       berlebihan akan dikonversikanmenjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan
       energi.

       2. Protein sparer

                Protein mempunyai peran penting yaitu mengganti sel yang rusak dan
       untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu protein dapat dimanfaatkan
       sebagai sumber energi. Protein digunakan sebagai sumber energi saat tubuh
       kekurangan karbohidrat atau lemak, akibat asupan karbohidrat rendah, misalnya
       pada diet rendah karbohidrat atau setelah melakukan latihan endurans berat.
       Asam amino dapat diubah menjadiglukosa melalui proses glukoneogenesis di
       hati. Hal ini harus dicermati oleh atlet yang melakukan latihan berat Konsumsi
       karbohidrat rendah secara berkepanjanganakan bertolak belakang dengan
       tujuan latihan itu sendiri (untuk membesarkan massaotot) dan dapat pula
       menyebabkan gangguan pada proses penyediaan energi tubuh sebab proses ini
       terjadi di dalam sel-sel tubuh terutama di otot.

       3. Bahan metabolisme utama

               Pada Metabolisme lemak diperlukan asam oksaloasetat untuk
       memfasilitasi pembentukan energi dari lemak. Oleh karena itu pada keadaan
       kadar glikogen tubuh rendah akibat asupan karbohidrat yang rendah atau akibat
       olahraga berkepanjangan, tubuh tidak dapat menyediakan energi dengan hanya
       menggunakan lemak sebagai sumber energi.

       4. Sumber energi untuk otak

                Karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi bagi otak sehingga
       pada keadaan kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia) maka akan timbul
       keluhan kelaparan, lemas dan pusing. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan
       pada kinerja atau penampilan atlet. Mengingat fungsi karbohidrat sangat
       penting, asupan nutrisi pada atlet perlu diawasi dengan baik, dan ini sangat
       berkaitan dengan jenis olahraga, intensitas, durasi, tingkat kualitas fisik, status
       nutrisi atlet, usia atau adanya gangguan atau penyakit yang diderita atlet. Di
       negara maju kebutuhan karbohidrat bagi orang aktif atau atlet yang melakukan
latihan berat, adalah 60% dari kebutuhan kalori sehari (400 – 600 g) yang
    diberikan dalam bentuk karbohidrat kompleks. Pada olahraga berat, sumber
    energi utama adalah glikogen otot yang mempunyai peran pada menit-menit
    awal (saat melakukan sprint) dan selama berolahraga dengan intensitas tinggi.
    Hampir seluruh energi yang digunakan pada masa transisi dari istirahat dan saat
    melakukan olahraga submaksimal (intensitas sedang, dengan waktu yang lama)
    berasal dari cadangan glikogen otot yang aktif. Selanjutnya setelah 20 menit
    kemudian akan digunakan energi yang berasal dari pemecahan glikogen otot
    dan hati yang menyediakan kira-kira 40 – 50% kebutuhan energi, selebihnya
    diperoleh dari pemecahan lemak. Bila masa berolahraga semakin panjang,
    terjadi pergeseran penggunaan sumber energi dominan dari karbohidrat ke
    lemak. Sebenarnya glukosa darah merupakan sumber energiutama, namun pada
    saat suplai glukosa dari hati tidak sesuai dengan penggunaan oleh otot yang
    aktif, kadar glukosa darah akan turun. Kelelahan (fatique) dapat terjadi padasaat
    cadangan glikogen di hati dan otot rendah, meskipun oksigen dan lemak yang
    adatidak terbatas. Kelelahan pada atlet endurans disebabkan oleh kekurangan
    karbohidrat pada olahraga submaksimal yang berkepanjangan.

•   Lemak

         Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik yang lama seperti
pada lari jarakjauh dan maraton. Dikenal beberapa jenis lemak yaitu: lemak
sederhana misalnya trigliserida; lemak kompleks yaitu kombinasi lemak sederhana
dengan molekul lain seperti fosfor disebut sebagai fosfolipid. HDL (high density
lipoprotein) dan LDL (lowdensity lipiprotein) adalah jenis lemak yang berkombinasi
dengan protein yang disebut sebagai lipoprotein. Bila mengandung sedikit lemak dan
banyak protein disebut HDL dan bila mengandung banyak lemak dan kurang protein
disebut LDL jumlah dan rasio HDL dan LDL dapat menunjukkan risiko penyakit
jantung koroner seseorang. Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan
kadar HDL dan mempengaruhi rasio HDL dan LDL. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh
untuk membangun membran sel, sintesis vitamin D, hormon adrenal, estrogen dan
hormon lain, serta diperlukan pula untuk pembentukan garam empedu. Lemak
tumbuhan berkontribusi sebesar 34% pada asupan lemak sehari-hari, sedangkan
lemak hewan sebesar 66%. Lemak merupakan sumber energi yang ideal untuk sel
tubuh sebab setiap molekul mengandung energi yang besar, mudah diangkut dan
diubah bila diperlukan. Satu gram lemak mengandung 9 kkal, 2 kali dari jumlah
energi yang dikandung oleh karbohidrat dan protein. Jumlah energi yang disimpan di
dalam molekul lemak pada berat badan rata-rata 70 kg, adalah 94 500 kkal (10.500
g lemak tubuh x 9 kkal). Oleh karena itu tepat bila lemak digunakan sebagai sumber
energi untuk aktivitas fisik yang lama. Selain itu lemak dapat memproteksi organ-
organ tubuh seperti jantung, hati, limpa, ginjal dll. Lemak di bawah kulit berfungsi
untuk melindungi tubuh dari dingin berlebihan, dan lemak yang berlebihan akan
bersifat sebagai pengatur suhu tubuh, terutama pada olahraga yang lama, ketika
produksi panas tubuh meningkat hingga 20 kali di atas suhu normal. Lemak adalah
bahan makanan yang paling lama dicerna di lambung sehingga akan memperlambat
rasa lapar. Energi dari lemak terutama berasal dari trigliserida di jaringan adiposa,
dan dihantarkan oleh sistem sirkulasi ke jaringan otot dalam bentuk asam lemak
bebas (FFA) yang akan berikatan dengan albumin darah. Dapat pula berasal dari
trigliserida yang terdapat di sel otot itu sendiri. Selama berolahraga sedang
sepertijogging dengan kecepatan 10 menit per mil, sumber energi yang berasal dari
bahankarbohidrat dan lemak seimbang. Bila olahraga berlangsung lebih lama, sekitar
1 jamatau lebih, tubuh akan kehabisan karbohidrat, dan penggunaan lemak akan
meningkat secara bertahap. Pada olahraga maraton misalnya lemak mengsuplai
hampir 80% kebutuhan energi tubuh. Pada keadaan ini produksi hormon insulin
menurun, sedangkan glukagon meningkat sehingga akan menurunkan metabolisme
glukosa dan meningkatkan pemecahan lemak.

•   Protein

         Struktur kimia protein kurang lebih sama dengan karbohidrat dan lemak,
mengandung karbon, oksigen dan hidrogen. Namun protein juga mengandung zat
lain yaitu nitrogen, sulfur, fosfor dan besi. Molekul dasar dari protein adalah asam
amino, dan asam amino dapat bergabung satu dengan yang lain melalui ikatan
peptida. Gabungan 2 asam amino disebut sebagai dipeptida dan bila tiga disebut
sebagai tripeptida. Tubuh manusia memerlukan 20 jenis asam amino yang berbeda,
ada 9 asam amino yang tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh tubuh,
disebut sebagai asam amino esensial, dan terdapat 12 yang dapat dibuat oleh tubuh
disebut asam amino non esensial. Protein dapat dioksidasi untuk selanjutnya
digunakan sebagai sumber energi. Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis
komponen seluler dalam pembentukan jaringan baru. Protein yang dikandung oleh
sel tidak selalu tetap jumlahnya. Jumlah protein padaotot skelet adalah 65% dari
jumlah protein tubuh dan jumlah ini dapat meningkat banyak dengan latihan beban
(resistance training). Selain diperlukan untuk membesarkan otot,protein diperlukan
pula untuk pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Fungsi bufer ini penting
selama atlet melakukan olahraga berat, yaitu saat tubuh atlet menghasilkan produk
metabolisme asam dalam jumlah besar. Protein yang ada di dalam darah seperti
globulin dan albumin akan mempertahankan tekanan osmotik dalam sirkulasi darah.
Halini akan mempertahankan cairan darah atau serum agar tetap berada di dalam
pembuluh darah, tidak keluar ke jaringan sekitarnya oleh tekanan darah arteri yang
tinggi. Namun konsumsi protein dalam jumlah besar tidak berarti akan langsung
membesarkan otot, bahkan hal ini berbahaya sebab kelebihan nutrien ini akan
diubah menjadi lemak tubuh. Bila kelebihan berlangsung lama akan menyebabkan
gangguan pada fungsi ginjal dan hati. Banyak atlet angkat besi dan atlet power
lainnya mengkonsumsi cairan, larutan, pil atau bubuk protein sebagai suplemen.
Namun dari beberapa penelitian tidak ditemukan manfaat asupan protein yang
berlebihan melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang sudah ditetapkan, bahkan
dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan seperti diare dan kehilangan
kalsium berlebihan. AKG protein bagi atlet telah ditetapkan oleh para ahli lebih tinggi
dari orang sedentari, dan dianggap cukup aman untuk menyediakan energi bagi atlet
selama berolahraga dan untuk resintesis protein setelah berolahraga. Pada saat
tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, akan ditemukan ekskresi
nitrogen yang meningkat bersama keringat, dan keadaan ini ditemukan bila
seseorang berolahraga hingga tingkat saat cadangan glikogen habis. Disini jelas
pentingnya peran karbohidrat sebelum protein digunakan sebagai sumber energi
(protein sparer). Hal ini merupakan faktor penting untuk diperhatikan pada atlet
yang melakukan olahraga endurans lama dan atau pada atlet yang sering melakukan
latihan berat saat jumlah cadangan glikogen sangat berkurang. Atlet yang
    melakukan latihan lama dan berat akan menggunakan protein sebagai sumber energi
    dan berarti akan menekan sintesis protein. Oleh karena itu atlet yang melakukan
    latihan beban untuk membesarkan otot akan menghindari latihan endurans yang
    lama. Tidak semua protein dalam tubuh tersedia sebagai sumber energi, namun
    protein otot sangat mudah dikonversi pada saat dibutuhkan, khususnya pada
    olahraga lama. Asam amino di otot akan diubah menjadi alanin kemudian diangkut
    dari otot yang aktif ke hati untuk dideaminasi. Energi yang berasal dari siklus alanin-
    glukosa akan mensuplai 10 – 15% energi total yang diperlukan selama
    olahraga/latihan atau 60% berasal dari glukosa hati.

B. MIKRONUTRITION

         ingga saat ini disadari peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi
efektivitas metabolisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makanan
cukup dan bervariasi (sesuai dengan yang dianjurkan), tambahan vitamin dan mineral
tidak diperlukan. Bagaimana dengan atlet? Terdapat kecenderungan para atlet akan
merasa sehat dan mantap bila mengkonsumsi berbagai macam vitamin, mineral atau
suplemen lainnya. Namun asupan vitamin dan mineral berlebihan dapat menyebabkan
berbagai gangguan seperti vitamin larut dalam lemak yang berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum fungsi vitamin ini
adalah sebagai regulator pada proses metabolisme pembentukan energi, pada sintesis
jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin larut dalam air berperan sebagai bagian
koenzim pada reaksi pembentukan energi yang terjadi di dalam sel. Pada kenyataannya
vitamin dapat digunakan berulang pada reaksi metabolisme energi, sehingga bagi mereka
yang aktif atau atlet tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari pada mereka yang kurang
aktif, selama asupan makanannya seimbang. Sebanyak kurang lebih 4% massa tubuh
terdiri dari mineral, yang terdapat di dalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral dalam
bentuk lebih kompleks dapat ditemukan di berbagai jaringan seperti kalsiumfosfat di
dalam tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di dalam cairan intraseluler. Dikenal 2
jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (<100mg>minor) dan mineral
utama (major).

     Mineral turut menjadi bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses
metabolismepembentukan energi. Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh:

          a. Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi
          b. Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal,
             kontraksi otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh.
          c. Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian
             dari enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.




      •    Kalsium
Mineral ini dibutuhkan untuk kontraksi otot, transmisi impuls, mengaktifkan
enzim, pembekuan darah dan pergerakan cairan melewati membran plasma. Lebih
dari 99% kalsium tubuh total terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium darah
rendah akibat asupan kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama
bila keadaan demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari 10 km dan
maraton sering mengalami osteoporosis akibat latihan berat yang berkepanjangan,
terutama bila asupan makanan tidak seimbang yang dapat menyebabkan persentase
lemak tubuh menjadi sangat rendah dan stres berat akibat latihan akan
menghambat produksi estrogen. . Untuk masyarakat umum, terutama pada lansia,
olahraga dengan intensitas sedang akan merupakan pemicu untuk mempertahankan
dan meningkatkan massa tulang.

•   Natrium, Kalium dan Klor

        Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat gizi dan
produk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel. Natrium dan klor
merupakan mineral utama di dalam plasma darah sedangkan kalium adalah mineral
utama di dalam sel.Fungsi lainnya adalah memantapkan pergerakan listrik melewati
membran sel. Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukan
antara lain untuk transmisi impuls saraf dan sebagai pemicu kontraksi otot.

•   Besi

        Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengkonsumsi besi dalam asupan
makanannya akan mengalami kekurangan hemoglobin dan hal ini dapat
menimbulkan keluhan kurang nafsu makan, kemampuan fisik menurun bahkan untuk
latihan ringan lama sekalipun. Bila hal ini terjadi, pemberian suplemen dapat
mengatasi berbagai keluhan tersebut. Kekurangan besi dan feritin sering ditemukan
pada atlet wanita.Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila mengkonsumsinya bersama
dengan daging atau makanan yang kaya vitamin C. Namun perlu diwaspadai,
kelebihan besi akan memberi dampak yang negatif. Kekurangan besi pada atlet
dapat disebabkan oleh ekspansi volumeplasma yang besar akibat latihan berat,
kehilangan melalui keringat dan destruksi sel darah merah pada olahraga berat.

•   Radikal bebas dan antioksidan

        Minimal terdapat 2 hal yang menyebabkan radikal bebas dapat diproduksi
oleh tubuh pada saat berolahraga, yaitu:

       1. sebagai akibat kebocoran elektron dalam mitokondria dan
       2. selama terjadinya iskemia akibat olahraga berat. Kerusakan akibat
          radikal bebas terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal
          bebas yang terbentuk dengan antioksidan yang ada. Radikal bebas dapat
          merusak setiap komponen sel terutama membran bilayer asam lemak.
          Kerusakan akibat olahraga berat tergantung pada intensitas dan tingkat
          latihan yang dilakukan. Latihan berat pada orang yang tidak terlatih akan
memproduksiradikal bebas lebih banyak, dan lebih sering ditemukan di
                    otot dari pada di dalam darah.

       •   Air

               Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila terjadi
       kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan
       mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan dan
       proses metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang biasanya minum air sebanyak
       1200 ml dan akan meningkat saat seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih
       meningkat lagi bila olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat
       meningkat di atas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berolahraga
       dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap perubahan berat badan sebelum dan
       sesudah berolahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh
       selamaberolahraga. Pada keadaan-keadaan seperti ini sangat diperlukan
       penggantian cairan tubuh. Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang
       hilang selama berolahraga perlu memperhatikan hal berikut:

                 1. Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (5oC) akan lebih cepat
                    meninggalkan lambung
                 2. Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untuk menghindari
                    perasaan penuh di lambung
                 3. Larutan kental pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan yang
                    diminum mengandung elektrolit atau glukosa.




II.3 KEBUTUHAN GIZI PADA SETIAP KEGIATAN ATLET

   1. LATIHAN (TRAINING)

         Kebutuhan nutrisi atlet perlu diperhatikan mengingat kebutuhan energi tubuhnya
lebih tinggi dibandingkan non atlet. Kebutuhan nutrisi yang memadai dibutuhkan tidak hanya
pada saat bertanding tetapi juga pada waktu latihan. Tidak ada yang khusus dalam asupan
makanan atau diet saat latihan namun ada beberapa hal yang perlu diawasi, yaitu: Makanan
sebaiknya bervariasi, jumlah lemak dan karbohidrat dalam makanan disesuaikan dengan
kebutuhan atlet. Selain itu perlu diperhatikan asupan serat yang membantu kelancaran
sistem pencernaan dan minum air yang cukup agar tidak timbulkeluhan yang tidak diinginkan
terutama bila latihan di lingkungan panas. Untuk mengetahui ketepatan jumlah asupan
makanan sebaiknya dilakukan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran
persentase lemak tubuh atlet secara berkala.

   2. BERTANDING (KOMPETISI)

        Setiap atlet biasanya memperisapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi suatu
pertandingan, termasuk mempersiapkan asupan makanan yang harus dikonsumsinya pada
saat bertanding agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kelelahan yang timbul saat
bertanding umumnya tergantung dari jenis dan durasi olahraga, namun faktor lingkungan
perlu pula dipertimbangkan. Kelelahan pada saat bertanding dapat disebabkan oleh diplesi
cadangan karbohidrat akibat kadar glukosa darah rendah, dehidrasi dan akibat gangguan
keseimbangan natrium darah. Gangguan keseimbangan natrium ini ditemukan pada atlet
yang berolahraga kira-kira 6 jam atau lebih misalnya atlet triatlon dan minum air putih
(bukan larutan elektrolit) sebagai pengganti cairan yang hilang. Untuk menghindari adanya
gangguan pada kinerja atlet, sebelum pertandingan perlu dipersiapkan beberapa hal, yaitu:

       •   Pastikan cadangan glikogen tubuh penuh baik di hati maupun di otot. Keadaan
           ini dapat dicapai dengan carbohydrate loading (untuk atlet jarak jauh).
       •   Pada olahraga angkat besi pastikan bahwa pencapaian berat badan dilakukan
           tanpa melalui cara-cara yang dapat mengorbankan kinerja atlet
       •   Cairan tubuh cukup
       •   Hindari gangguan atau cegah timbulnya masalah pada saluran pencernaan
       •   Perhatikan makanan sebelum pertandingan (pre-event meal)
       •   Minum dan makan saat bertanding pada olahraga lama, namun tidak boleh
           mengganggu pengosongan lambung sebab akan menghambat pengosongan
           cairan dari lambung serta dapat menyebabkan timbulnya keluhan sakit perut.

   3. PEMULIHAN

        Atlet dari beberapa cabang olahraga tertentu dapat bertanding lebih dari satu
kalidalam sehari. Agar kinerja atlet tetap optimal pada saat bertandin, dapat dilakukan
berbagai cara antara lain pemijatan, tidur dan dari aspek nutrisi perlu dilakukan:

       •   Penggantian cairan atau elektrolit yang hilang melalui keringat
       •   Mengganti cadangan glikogen yang habis digunakan selama olahraga
       •   Memberikan suplemen yang diperlukan untuk pemulihan dan penggantian sel-sel
           yang rusak

II.4 KEBUTUHAN PROTEIN BAGI ATLET

        Kebutuhan akan protein bervariasi antar atlet. Menurut Angka Kecukupan Konsumsi
Zat-zat Gizi, seseorang membutuhkan 1 g protein per kg berat badan, tetapi ada atlet yang
membutuhkan lebih banyak, misalnya seorang pelari yang sedang berlatih intensif, atau
seseorang yang sedang berdiit yang mengkonsumsi rendah kalori, atau seorang pemula yang
baru mulai berlatih. Di bawah ini diilustrasikan anjuran konsumsi protein:

       •   Atlet   berlatih ringan : 1,0 gram protein/kg berat badan
       •   Atlet   yang rutin berlatih : 1,2 gram protein/kg berat badan
       •   Atlet   remaja (sedang tumbuh) : 1,5 gram protein/kg berat badan
       •   Atlet   yang memerlukan otot : 1,5 gram protein/kg berat badan

        Untuk menghitung berapa banyak protein yang dibutuhkan sangat mudah. Mula-
mula, anda mengidentifikasi diri termasuk golongan atlet yang mana, misalnya termasuk
atlet yang secara rutin berlatih. Umur anda 25 tahun, dan berat badan 70 kg. Maka anda
setiap hari sesungguhnya membutuhkan sebanyak 70 x 1,2 g protein = 84 g protein.
Kemudian anda membuat lis makanan dan minuman selama 24 jam, misalnya mulai
anda bangun pagi hari sampai pagi hari berikutnya dicatat jenis, komposisi, dan banyaknya
makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dengan mempergunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) anda akan mengetahui jumlah protein yang dikonsumsi dalam sehari.
Kemudian dibandingkan dengan anjuran, apakah kurang atau lebih banyak dari yang
direkomendasikan.

       A. Masalah Terlalu Banyak Protein

        Setiap orang yang terlalu banyak mengkonsumsi protein, akan lebih sering kencing
karena protein di dalam badan dicerna menjadi urea, suatu senyawa dalam bentuk sisa yang
harus dibuang melalui urine. Terlalu sering ke toilet akan kurang menyenangkan karena
mengganggu latihan, apalagi kalau sedang dalam kompetisi. Terlalu banyak atau sering
kencing merupakan pula beban berat ginjal dan meningkatkan resiko terhadap dehidrasi atau
kekurangan cairan buat atlet.

         Bahan makanan berprotein tinggi, misalnya daging, ayam, ikan, dan lain-lain
harganya relatif mahal. Kalau bahan pangan ini dikurangi, dan anda makan lebih banyak
sereal, sayur dan buah, berarti akan ada penghematan, karena harga bahan-bahan pangan
yang disebut terakhir ini lebih murah.

        Selain itu, bahan makanan tinggi protein biasanya mengandung pula tinggi lemak.
Untuk kesehatan jantung, pencegahan kegemukan, dan peningkatan performa, anda
sebaiknya tidak makan banyak lemak, terutama lemak hewani yang seringkali terdapat
banyak dalam bahan makanan berprotein tinggi.

       B. Suplemen Protein

       Advertensi sering memberikan harapan yang muluk-muluk, tetapi anda lebih baik
tidak mempercayainya atau paling sedikit, lebih bijaksana menginter-pretasikannya. Menurut
advertensi, protein powder atau asam-asam amino powder seperti arginine, ornithine, dan
asam-asam amino bebas adalah essensial untuk pembentukan otot. Anda menurut
advertensi tersebut direkomendasikan makan suplemen ini kalau menginginkan
pembentukan otot yang optimal.

      Jika anda menginginkan otot yang lebih besar dan lebih kuat, maka anda akan
mendapat keuntungan yang lebih banyak daripada mengkonsumsi suplemen, bila anda
memahami keterangan berikut:

   1. Latihan, bukan protein yang berperanan membuat otot lebih besar dan kuat.
   2. Jika anda mengkonsumsi cukup kalori dari karbohidrat, maka kelebihan protein yang
      dikonsumsi akan dikonversi atau disimpan dalam bentuk lemak badan. Badan anda
      akan bertambah gemuk, dan prestasi optimal tidak akan tercapai
   3. Jumlah uang yang anda belanjakan untuk suplemen jauh lebih banyak, dobel atau
      tripel dari jumlah uang yang dibelanjakan untuk makanan untuk mendapatkan
      jumlah zat-zat gizi yang sama.
II. 5 GANGGUAN MAKAN PADA ATLET

         Gangguan makan dapat macam-macam tetapi terutama yang merupakan sindroma
klinik anorexia nervosa dan bulimia nervosa yang mungkin ditemui dalam dunia olahraga,
sedangkan pica dan ruminasi/ regurgitasi makanan tidak merupakan masalah dalam dunia
olah raga.
         Banyak atlet terutama atlet putri yang mempraktekkan pengongtrolan berat badan
secara salah sehingga membahayakan. Biasan;ya hal ini ditemui pada atlet yang
penampilannya perlu tampak ramping sangat sedikit tetapi berlatih bayak dan berat sehingga
menjadi kurus sekali namun tetap ingin mempertahankan berat badan itu. Cara yang sering
digunakan termasuk merangsang muntah, berpuasa, menggunakan diuretika atau obat
pencahar. Menurut definisi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders:.

               1. Anorexia Nervosa:
   •   Menolak mempertahankan berat badan minimal yang masih dianggap normal sesuai
       usia dan tinggi badan.
   •   Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sudah kurang.
   •   Orangnya mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau
       merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk.
   •   Pada wanita minimal 3 kali berturut-turut tidak mendapat haid (wanita dianggap
       amenore bila haidnya hanya timbul setelah diberikan hormon).

               Anorexia nervosa terutama ditemui pada wanita (sampai 95%) Mulainya
       biasanya pada waktu remaja, tetapi dapat pula sampai dewasa muda (usia 30-an).
       Ada kecenderungan pola keluarga dan mulainya sering berhubungan dengan
       keadaan stres.

               2. Bulimia Nervosa

   •   Pengulangan makan cepat, lahap dan banyak dalam waktu tertentu.
   •   Perasaan kurang dapat mengontrol perilaku makan selama makan dengan lahap dan
       banyak itu.
   •   Secara teratur orangnya akan memuntahkan kembali makanannya, menggunakan
       obat pencahar atau diretikum, berdiet ketat atau berpuasa, atau berlatih olahraga
       secara berat untuk mencegah kenaikan berat badan.
   •   Minimal 2 kali seminggu dan paling sedikit selama 3 bulan makan lahap dan banyak
       tadi dilakukan.
   •   Evaluasi diri sangat dipengaruhi perhatian berlebihan akan bentuk dan berat badan.


               Umumnya orang tersebut makan dan memuntahkannya kembali secara
       sembunyi-sembunyi. Muntah menghilangkan rasa tidak enak perut sehingga bila
       mau, dia dapat melanjutkan lagi makannya. Biasanya bulimia mulainya juga pada
       waktu remaja atau dewasa muda. Orangtuanya sering obese dan pasien bulimia juga
       sering obese pada waktu remaja. Pasien bulimia dapat muntah 20 kali sehati atau
       lebih.
Akibat Kelainan Perilaku Makan

•   Defisiensi nutrien seperti anemia gizi
•   Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot
•   Cadangan glikogen menurun.
•   Depresi
•   Toleransi terhadap hawa dingin menurun

            Kelainan perilaku makan pada wanita dapat menyebabkan amenore yang
    dapat mengakibatkan menurunnya densitas tulang dan meningkatnya kelainan
    mineral tulang, merupakan trias penyakit/kelainan.

            Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon testosteron.
    Penggunaan obat pencahar, obat pengurusan badan, diuretikum, dan muntah-
    muntah dapat akibatkan gangguan elektrolit dan defisiensi mineral sehingga dapat
    timbul gangguan jantung dan saluran cerna seperti sembelit dan kembung.

           Pertanda Anorexia Nervosa

•   Berat badan turun dengan hebat
•   Pikiran selalu mengenai makanan, kalori dan berat badan
•   Latihan berat dan tidak mengenal lelah
•   Perasaan yang berubah-ubah
•   Menghindari pertemuan dimana disediakan makanan
•   Tiba-tiba memutuskan untuk tidak makan daging berwarna merah
•   Mengklasifikasi makanan dalam makanan yang dianggap baik dan makanan yang
    tidak baik.

           Tetapi harus diingat bahwa tanda-tanda itu dapat pula timbul tanpa
    merupakan pertanda anorexia nervosa.

           Pertanda Bulimia Nervosa

•   Penurunan atau kenaikan berat badan yang berarti
•   Sangat takut terhadap kenaikan berat badan.
•   Segera pergi ke kamar mandi setelah selesai makan.
•   Depresif/perasaan tertekan.
•   Diet ketat diikuti makan banyak dan lahap.
•   Sangat kritis terhadap ukuran dan bentuk tubuh.

           Pengobatan

            Dalam tahap awal gangguan makan, mungkin sebelum haid tidak teratur
    atau sebelum berat badan turun dengan hebat, pendidikan gizi saja mungkin sudah
    cukup untuk mencegah manifestasi klinik anorexia nervosa. Sebagai pengobatan
    diperlukan:
•   Pengobatan medic
           •   Pengobatan dietetic
           •   Pengobatan psikologik

         Pada keadaan komplikasi berat atau ada usaha bunuh diri, makan pasien
perlu dirawat:

       Pada bulimia nervosa diperlukan pendidikan gizi untuk:

           1. Menghilangkan faktor dietetik yang dapat memicu makan banyak
              dan lahap
           2. Usahakan pola makan normal/biasa
           3. Ubah sikap abnormal tentang makanan, berat badan dan diet.

       penyebab Gangguan Makan Pada Atlet

    1. Vegetarian

       Banyak atlet menggunakan diet vegetarian, tak mau menggunakan bahan
    makanan hewani karena percaya diet vegetarian lebih menyehatkan,
    memberikan lebih banyak energi dan tidak membuat gemuk. Ada atlet yang
    berusaha keras untuk tetap langsing seperti misalnya binaragawan, pelari,
    pesenam, penari dan atlet loncat indah. Umumnya atlet menghindari bahan
    makanan hewani tetapi tidak menggunakan bahan penggantinya. Boleh
    dikatakan mereka merupakan vegetarian jenis baru, bukan benar-benar
    vegetarian.

    2. Terlalu banyak serat

       Diet dengan serat sangat tinggi dapat sebabkan diare dan perut kembung
    dan mungkin sukar untuk memenuhi keperluan akan energi, selain serat dapat
    merupakan inhibitor untuk menyerapkan mikronutrien.

    3. Menu rendah kalori

        Diet rendah kalori itu (sangat rendah) biasanya tidak dapat memenuhi
    kebutuhan energi dan nutrition lainnya seperti besi, kalsium dan seng. Masukan
    energi yang rendah itu dapat pula mengakibatkan hilangnya kebugaran dan
    kinerja latihan. Hilangnya berat badan yang cepat pada diet rendah kalori
    disebabkan oleh menurunnya cadangan glikogen, hilangnya cairan dan
    hilangnya massa otot oleh glukoneogenesis.

        Dengan demikian maka timbul risiko untuk turunnya kinerja disebabkan oleh
    cadangan energi yang tak cukup dan dalam jangka panjang akan terjadi
    penurunan kekuatan otot dan endurance akibat penurunan massa otot. Setelah
    beberapa waktu berat badan mungkin tidak turun lagi tetapi mungkin telah
    terjadi perubahan komposisi tubuh.
4. Mencampurkan bahan makanan

                Ada kepercayaan yang beranggapan bahwa karbohidrat dan protein tidak
            dapat dicerna bersamaan sehingga tak boleh dimakan pada saat ;yang sama.
            Juga bahwa buah tak boleh dimakan bersama-sama dengan bahan makanan
            lainnya dan bahwa buah hanya boleh dimakan antara jam 4 pagi sampai tengah
            hari yaitu waktu yang dianggap untuk pembersihan tubuh.

               Teori ini sebenarnya tak ada dasar ilmiahnya. Tetapi aplikasi teori ini berhasil
            karena banyaknya pantangan makanan sehingga masukan keseluruhannya,
            terutama lemak sangat rendah sehingga terjadi penurunan berat badan. Tetapi
            selain itu juga masukan besi, kalsium seng kurang dan pada atlet pantangan itu
            dapat pula mengakibatkan kekurangan karbohidrat dan protein.

            5. Mencampurkan bahan makanan

               Pada diet ini hanya diperbolehkan makan buah dan kacang-kacangan pada
            tahap pembersihan butuh yaitu dari jam 4 pagi sampai tengah hari.

            6. Diet pengurusan

               beberapa diet dapat mengakibatkan gangguan makan.

            7. Mencampurkan bahan makanan

               Biasanya produk ini digunakan terutama oleh orang yang ingin menurunkan
            berat badan dan atlet yang ingin meningkatkan massa otot, menurunkan lemak
            tubuh atau umumnya meningkatkan kekuatan dan kinerja olahraga. Tentang
            jamu itu dikatakan sebagai pembersih darah dan untuk mengobati alergi.

               Banyak jamu itu mengandung diuretika dan obat pencahar. Sebenarnya
            bahan-bahan itu tak boleh digunakan atlet karena akan menyebabkan dehidrasi
            yang justru akan menurunkan kinerja olahraga.




                                          BAB III
                                         PENUTUP

III.1 KESIMPULAN


       Gizi pada atlet atau mereka yang aktif, seyogyanya tetap mengikuti anjuran yang
baku sesuai umur, jenis kelamin, berat dan lamanya aktivitas fisik yang dilakukan. Namun
pada pemberian makanan, tetap perlu diperhatikan fungsi masing-masing bahan makanan
bagi jenis olahraga atlet, apakah jenis olahraganya endurans atau latihan beban dan apakah
untuk aktivitas fisik yang berat atau lama dan berkepanjangan. Pemberian suplemen tidak
perlu dilakukan pada atlet yang dapat mengkonsumsi makanan seimbang. Kondisi hidrasi
atlet merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, sebab bila terjadi kekurangan cairan tubuh
maka akan sangat mengganggu kinerja atlet. Ahli gizi dan pelatih perlu menitikberatkan
perhatian pada pemberian nutrisi yang tepat selama masalatihan, saat kompetisi dan pada
waktu pemulihan.


III.2 SARAN


       Untuk menjamin prestasi optimal bagi para atlet, kebutuhan akan gizi atlet perlu
terpenuhi, tetapi tidak boleh berlebihan.




                                   DAFTAR PUSTAKA

geasy.wordpress.com/.../protein-dan-prestasi-olahragawan/

www.smallcrab.com/...gizi/576-gangguan-makan-pada-atlet
-rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/.../kebutuhan-gizi-atlet/

antijenuh.blogspot.com/2007/10/nutrisi-pada-atlet.html
file.upi.edu/.../Modul10-PEDOMAN%20%20MAKANAN%20BAGI%20OLAHRAGAWAN.pdf

More Related Content

What's hot

Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis
'Rheyfan Caspian
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Fanny K. Sari
 
Obesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaObesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan Remaja
Sri Sumarni
 
Memahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makananMemahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makanan
riri_hermana
 

What's hot (20)

HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stunting
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Obesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaObesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan Remaja
 
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemiaDiet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
 
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilGizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
 
Tabel akg 2019
Tabel akg 2019Tabel akg 2019
Tabel akg 2019
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
 
Memahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makananMemahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makanan
 
Kasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atasKasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atas
 
Laporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKLaporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDK
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiKonsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 

Viewers also liked

Kebutuhan vitamin dan gizi atlet
Kebutuhan vitamin dan gizi atletKebutuhan vitamin dan gizi atlet
Kebutuhan vitamin dan gizi atlet
swidiharso
 
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis LapanganGizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Istikomah Umardani
 
Gizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauhGizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauh
Edi Fitriyanto
 
Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Prinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksi
Prinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksiPrinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksi
Prinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksi
Operator Warnet Vast Raha
 
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkMetabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Nisa Azzahra
 
Dasar dasar penjas i
Dasar dasar penjas iDasar dasar penjas i
Dasar dasar penjas i
Albert Aris
 
Pengertian penjas
Pengertian penjasPengertian penjas
Pengertian penjas
achmadsurya
 
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan proteinMakalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Fitry Fitros
 

Viewers also liked (20)

Gizi pada atlet
Gizi pada atletGizi pada atlet
Gizi pada atlet
 
Kebutuhan vitamin dan gizi atlet
Kebutuhan vitamin dan gizi atletKebutuhan vitamin dan gizi atlet
Kebutuhan vitamin dan gizi atlet
 
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis LapanganGizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
 
Gizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauhGizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauh
 
Gizi Atlet Sepakbola
Gizi Atlet SepakbolaGizi Atlet Sepakbola
Gizi Atlet Sepakbola
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbangKebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
Kebutuhan tubuh akan berbagai zat makanan dan Gizi seimbang
 
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZISEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
 
Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kata pengantar gizi remaja dan dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Prinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksi
Prinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksiPrinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksi
Prinsip gizi-seimbang-dalam-kesehatan-reproduksi
 
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkMetabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
 
Flash card mineral Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
Flash card mineral Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN JakartaFlash card mineral Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
Flash card mineral Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Dasar dasar penjas i
Dasar dasar penjas iDasar dasar penjas i
Dasar dasar penjas i
 
Makalah dna dan protein
Makalah dna dan proteinMakalah dna dan protein
Makalah dna dan protein
 
ALAT DAN GAMBAR SENAM LANTAI
ALAT DAN GAMBAR SENAM LANTAIALAT DAN GAMBAR SENAM LANTAI
ALAT DAN GAMBAR SENAM LANTAI
 
Pengertian penjas
Pengertian penjasPengertian penjas
Pengertian penjas
 
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan proteinMakalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
 
keseimbangan energi
keseimbangan energikeseimbangan energi
keseimbangan energi
 
Makalah karbohidrat
Makalah karbohidratMakalah karbohidrat
Makalah karbohidrat
 

Similar to Makalah gizi pada atlet

Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makanan
Destina Destina
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
Hardi Maifra
 
Pemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolismePemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolisme
Mahes Kumaran
 
Karya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingat
Karya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingatKarya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingat
Karya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingat
Firlita Nurul Kharisma
 
4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx
4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx
4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx
Darmawan887957
 

Similar to Makalah gizi pada atlet (20)

Gizi tepat untuk olahragawan word version by icball
Gizi tepat untuk olahragawan word version by icballGizi tepat untuk olahragawan word version by icball
Gizi tepat untuk olahragawan word version by icball
 
Panduan gizi
Panduan giziPanduan gizi
Panduan gizi
 
Makalah biokimia2
Makalah biokimia2Makalah biokimia2
Makalah biokimia2
 
Makalah "Lemak"
Makalah "Lemak"Makalah "Lemak"
Makalah "Lemak"
 
Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makanan
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
 
Uji makanan
Uji makananUji makanan
Uji makanan
 
Makalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmaniMakalah kebugaran jasmani
Makalah kebugaran jasmani
 
PPT DASAR ILMU GIZI KELOMPOK 4 FKM UNAIR 2020
PPT DASAR ILMU GIZI KELOMPOK 4 FKM UNAIR 2020PPT DASAR ILMU GIZI KELOMPOK 4 FKM UNAIR 2020
PPT DASAR ILMU GIZI KELOMPOK 4 FKM UNAIR 2020
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Kelompok 9
Kelompok 9Kelompok 9
Kelompok 9
 
Bab 2 Struktur dan Fungsi Tubuh Makhluk Hidup.pdf
Bab 2 Struktur dan Fungsi Tubuh Makhluk Hidup.pdfBab 2 Struktur dan Fungsi Tubuh Makhluk Hidup.pdf
Bab 2 Struktur dan Fungsi Tubuh Makhluk Hidup.pdf
 
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_khLieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
Lieur pisan ap_uji_kuantitatif_kh
 
Makanan dan minuman sehat
Makanan dan minuman sehat Makanan dan minuman sehat
Makanan dan minuman sehat
 
Pemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolismePemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolisme
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZIJENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
Karya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingat
Karya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingatKarya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingat
Karya tulis telur puyuh sebagai nutrisi penunjang daya ingat
 
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKKARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK
 
4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx
4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx
4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Dalam Tubuh.pptx
 
Budaya hidup sehat
Budaya hidup sehatBudaya hidup sehat
Budaya hidup sehat
 

More from vedro agasi

Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011
vedro agasi
 
Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!
vedro agasi
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedro
vedro agasi
 
Kti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_nataliaKti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_natalia
vedro agasi
 
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
vedro agasi
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
vedro agasi
 
Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukan
vedro agasi
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedro
vedro agasi
 

More from vedro agasi (14)

Profil 2010
Profil 2010Profil 2010
Profil 2010
 
Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011
 
Visi dan misi2
Visi dan misi2Visi dan misi2
Visi dan misi2
 
Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedro
 
Kti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_nataliaKti aulia dwi_natalia
Kti aulia dwi_natalia
 
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
 
tugas
tugastugas
tugas
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
Vedro
VedroVedro
Vedro
 
Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukan
 
vedro
vedrovedro
vedro
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedro
 

Makalah gizi pada atlet

  • 1. MAKALAH EKOLOGI PANGAN & GIZI “GIZI PADA ATLET” DI SUSUN OLEH : 1. VEDRO AGASI 2. WIDYASTUTI FASER 3. YOLANDA TIARA SARI 4. WULAN SARI 5. YOBBY OKTARIZA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA TAHUN AJARAN 2009 - 2010
  • 2. PALEMBANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Ekologi ini yang berjudul “GIZI PADA ATLET” Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing kami. Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Palembang, Desember 2010 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1 I.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 1 I.2 TUJUAN .................................................................................................................. 1 1.3 PERMASALAHAN .................................................................................................................. 1 BAB II. ISI .................................................................................................................. 2 II.1 KEBUTUHAN GIZI BAGI ATLET .................................................................................................................. 2 II.2 MACAM- MACAM GIZI BAGI ATLET .................................................................................................................. 2 II.3 KEBUTUHAN GIZI PADA SETIAP KEGIATAN ATLET .................................................................................................................. 8
  • 4. II.4 KEBUTUHAN PROTEIN BAGI ATLET .................................................................................................................. 9 II. 5 GANGGUAN MAKAN PADA ATLET .................................................................................................................. 11 BAB III. PENUTUP .................................................................................................................. 15 III.1 KESIMPULAN .................................................................................................................. 15 III.2 SARAN .................................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
  • 5. Pengetahuan gizi atlet bagi masyarakat secara umum serta atlet yang berprestasi sangat penting. Kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya masukan zat gizi. Disamping itu gizi juga berpengaruh dalam mempertahankan dan memperkuat daya tahan tubuh. Perihal tersebut diatas berlaku pula bagi para atlet meskipun secara lebih khusus kebutuhan jenis dan jumlah zat gizi bagi seorang atlet akan berbeda dengan kelompok bukan atlet, karena kegiatan fisik dan psikis berbeda, baik selama masa latihan maupun pada saat pertandingan. Prestasi olahraga yang dicapai oleh para atlet berkait erat dengan ketepatan penentuan dan penyediaan jenis dan jumlah zat gizi yang diperlukan. I.2 TUJUAN Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mampu memberikan pelayanan gizi atlet untuk meningkatkan prestasi bagi atlet. 1.3 PERMASALAHAN 1. Keinginan untuk menang pada atlet menyebabkan banyak atlet menggunakan cara- cara ekstrem yang biasanya tanpa dasar ilmiah dan dapat membahayakan kinerja olahraga dengan risiko ketidak seimbangan gizi (kekurangan / kelebihan). Mahal dan hanya memberikan efek semu (placebo effect) serta cenderung menimbulkan ketergantungan. 2. Gangguan makan sering ditemui pada atlet karena mereka terlalu mementingkan berat badan dan berkeinginan sangat keras untuk menang sehingga menjadi obsesi. BAB II ISI
  • 6. II.1 KEBUTUHAN GIZI BAGI ATLET Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan, baik setelah latihanmaupun setelah bertanding. Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti sel tubuh yang rusak. Banyak pelatih atau atlet yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada atlet sama saja dengan yang bukan atlet. Kenyataannya tidak demikian, asupan nutrisi pada atlet disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang dominasi energi yang akan digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses penyediaan energi. Dalam hal ini termasuk pula tentang pemberian suplemen dan usaha khusus berupa modifikasi yang dilakukan terhadap asupan nutrisi pada waktu tertentu, dalam upaya meningkatkan II.2 MACAM- MACAM GIZI BAGI ATLET A. MAKRONUTRITION • Karbohidrat Sumber energi utama pada berbagai tingkat dan jenis aktivitas fisik berasal dari karbohidrat, lemak dan protein yang berfungsi untuk mempertahankan aktivitas fungsional tubuh. Dikenal 2 jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks. Glukosa adalah salah satu karbohidrat sederhana yang dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh, namun bila jumlahnya berlebihan maka dapat dikonversi menjadi cadangan glikogen di hati dan di otot, dan bila masih berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa. Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang berantai panjang yang merupakan gabungan dari 3 atau lebih molekul glukosa. Selain itu dikenal pula bentuk lain dari karbohidrat yaitu: serat (antara lain selulose) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Pada manusia yang mempunyai status gizi normal, ditemukan 375-475 g karbohidrat sebagai cadangan energi, kurang lebih 325 g di otot dan 90 – 100 g di hati dalam bentuk glikogen dan hanya 15-20 g beredar di dalam darah. Setiap gram glikogen mengandung 4 kalori energi, dengan demikian 1500 – 2000 kalori dikandung oleh karbohidrat dalam tubuh, dan energi ini cukup sebagai energi untuk lari sejauh 20 mil. Selama berolahraga, glikogen pada otot yang aktif merupakan sumber energi, setelah melalui proses glikogenolisis. Glikogen hati dikonversi menjadi glukosa terlebih dahulu, lalu diangkut oleh darah ke otot yang aktif. Bila jumlah glikogen hati dan otot habis, glukosa dibentuk melalui proses glukoneogenesis dari sumber energi lain seperti protein. Pada prosespenyediaan energi tubuh, diperlukan hormon insulin dan glukagon sebagai pengatur keseimbangan kadar glukosa darah. Jumlah glikogen relatif kecil untuk digunakan atlet selama latihan berat atau pada pertandingan dalam waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan modifikasi melalui diet. Pada saat puasa 24 jam atau pada diet
  • 7. rendah kalori, jumlah cadangan kalori tubuh akan sangat berkurang. Salah satu cara untuk mempertahankan kadar cadangan karbohidrat tubuh adalah dengan mengkonsumsi diet karbohidrat tinggi selama beberapa hari (carbohydrates loading). Dikenal beberapa fungsi karbohidrat, yaitu: 1. Sumber energi Fungsi utama karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi. Energi yang diperoleh dari metabolisme glukosa atau glikogen akan digunakan oleh otot yang aktif selain untuk aktivitas biologik tubuh lainnya. Saat kemampuan sel untuk menyimpan glikogen sudah maksimal, glukosa yang berlebihan akan dikonversikanmenjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan energi. 2. Protein sparer Protein mempunyai peran penting yaitu mengganti sel yang rusak dan untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu protein dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Protein digunakan sebagai sumber energi saat tubuh kekurangan karbohidrat atau lemak, akibat asupan karbohidrat rendah, misalnya pada diet rendah karbohidrat atau setelah melakukan latihan endurans berat. Asam amino dapat diubah menjadiglukosa melalui proses glukoneogenesis di hati. Hal ini harus dicermati oleh atlet yang melakukan latihan berat Konsumsi karbohidrat rendah secara berkepanjanganakan bertolak belakang dengan tujuan latihan itu sendiri (untuk membesarkan massaotot) dan dapat pula menyebabkan gangguan pada proses penyediaan energi tubuh sebab proses ini terjadi di dalam sel-sel tubuh terutama di otot. 3. Bahan metabolisme utama Pada Metabolisme lemak diperlukan asam oksaloasetat untuk memfasilitasi pembentukan energi dari lemak. Oleh karena itu pada keadaan kadar glikogen tubuh rendah akibat asupan karbohidrat yang rendah atau akibat olahraga berkepanjangan, tubuh tidak dapat menyediakan energi dengan hanya menggunakan lemak sebagai sumber energi. 4. Sumber energi untuk otak Karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi bagi otak sehingga pada keadaan kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia) maka akan timbul keluhan kelaparan, lemas dan pusing. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan pada kinerja atau penampilan atlet. Mengingat fungsi karbohidrat sangat penting, asupan nutrisi pada atlet perlu diawasi dengan baik, dan ini sangat berkaitan dengan jenis olahraga, intensitas, durasi, tingkat kualitas fisik, status nutrisi atlet, usia atau adanya gangguan atau penyakit yang diderita atlet. Di negara maju kebutuhan karbohidrat bagi orang aktif atau atlet yang melakukan
  • 8. latihan berat, adalah 60% dari kebutuhan kalori sehari (400 – 600 g) yang diberikan dalam bentuk karbohidrat kompleks. Pada olahraga berat, sumber energi utama adalah glikogen otot yang mempunyai peran pada menit-menit awal (saat melakukan sprint) dan selama berolahraga dengan intensitas tinggi. Hampir seluruh energi yang digunakan pada masa transisi dari istirahat dan saat melakukan olahraga submaksimal (intensitas sedang, dengan waktu yang lama) berasal dari cadangan glikogen otot yang aktif. Selanjutnya setelah 20 menit kemudian akan digunakan energi yang berasal dari pemecahan glikogen otot dan hati yang menyediakan kira-kira 40 – 50% kebutuhan energi, selebihnya diperoleh dari pemecahan lemak. Bila masa berolahraga semakin panjang, terjadi pergeseran penggunaan sumber energi dominan dari karbohidrat ke lemak. Sebenarnya glukosa darah merupakan sumber energiutama, namun pada saat suplai glukosa dari hati tidak sesuai dengan penggunaan oleh otot yang aktif, kadar glukosa darah akan turun. Kelelahan (fatique) dapat terjadi padasaat cadangan glikogen di hati dan otot rendah, meskipun oksigen dan lemak yang adatidak terbatas. Kelelahan pada atlet endurans disebabkan oleh kekurangan karbohidrat pada olahraga submaksimal yang berkepanjangan. • Lemak Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik yang lama seperti pada lari jarakjauh dan maraton. Dikenal beberapa jenis lemak yaitu: lemak sederhana misalnya trigliserida; lemak kompleks yaitu kombinasi lemak sederhana dengan molekul lain seperti fosfor disebut sebagai fosfolipid. HDL (high density lipoprotein) dan LDL (lowdensity lipiprotein) adalah jenis lemak yang berkombinasi dengan protein yang disebut sebagai lipoprotein. Bila mengandung sedikit lemak dan banyak protein disebut HDL dan bila mengandung banyak lemak dan kurang protein disebut LDL jumlah dan rasio HDL dan LDL dapat menunjukkan risiko penyakit jantung koroner seseorang. Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL dan mempengaruhi rasio HDL dan LDL. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun membran sel, sintesis vitamin D, hormon adrenal, estrogen dan hormon lain, serta diperlukan pula untuk pembentukan garam empedu. Lemak tumbuhan berkontribusi sebesar 34% pada asupan lemak sehari-hari, sedangkan lemak hewan sebesar 66%. Lemak merupakan sumber energi yang ideal untuk sel tubuh sebab setiap molekul mengandung energi yang besar, mudah diangkut dan diubah bila diperlukan. Satu gram lemak mengandung 9 kkal, 2 kali dari jumlah energi yang dikandung oleh karbohidrat dan protein. Jumlah energi yang disimpan di dalam molekul lemak pada berat badan rata-rata 70 kg, adalah 94 500 kkal (10.500 g lemak tubuh x 9 kkal). Oleh karena itu tepat bila lemak digunakan sebagai sumber energi untuk aktivitas fisik yang lama. Selain itu lemak dapat memproteksi organ- organ tubuh seperti jantung, hati, limpa, ginjal dll. Lemak di bawah kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari dingin berlebihan, dan lemak yang berlebihan akan bersifat sebagai pengatur suhu tubuh, terutama pada olahraga yang lama, ketika produksi panas tubuh meningkat hingga 20 kali di atas suhu normal. Lemak adalah bahan makanan yang paling lama dicerna di lambung sehingga akan memperlambat rasa lapar. Energi dari lemak terutama berasal dari trigliserida di jaringan adiposa, dan dihantarkan oleh sistem sirkulasi ke jaringan otot dalam bentuk asam lemak bebas (FFA) yang akan berikatan dengan albumin darah. Dapat pula berasal dari
  • 9. trigliserida yang terdapat di sel otot itu sendiri. Selama berolahraga sedang sepertijogging dengan kecepatan 10 menit per mil, sumber energi yang berasal dari bahankarbohidrat dan lemak seimbang. Bila olahraga berlangsung lebih lama, sekitar 1 jamatau lebih, tubuh akan kehabisan karbohidrat, dan penggunaan lemak akan meningkat secara bertahap. Pada olahraga maraton misalnya lemak mengsuplai hampir 80% kebutuhan energi tubuh. Pada keadaan ini produksi hormon insulin menurun, sedangkan glukagon meningkat sehingga akan menurunkan metabolisme glukosa dan meningkatkan pemecahan lemak. • Protein Struktur kimia protein kurang lebih sama dengan karbohidrat dan lemak, mengandung karbon, oksigen dan hidrogen. Namun protein juga mengandung zat lain yaitu nitrogen, sulfur, fosfor dan besi. Molekul dasar dari protein adalah asam amino, dan asam amino dapat bergabung satu dengan yang lain melalui ikatan peptida. Gabungan 2 asam amino disebut sebagai dipeptida dan bila tiga disebut sebagai tripeptida. Tubuh manusia memerlukan 20 jenis asam amino yang berbeda, ada 9 asam amino yang tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, disebut sebagai asam amino esensial, dan terdapat 12 yang dapat dibuat oleh tubuh disebut asam amino non esensial. Protein dapat dioksidasi untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber energi. Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis komponen seluler dalam pembentukan jaringan baru. Protein yang dikandung oleh sel tidak selalu tetap jumlahnya. Jumlah protein padaotot skelet adalah 65% dari jumlah protein tubuh dan jumlah ini dapat meningkat banyak dengan latihan beban (resistance training). Selain diperlukan untuk membesarkan otot,protein diperlukan pula untuk pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Fungsi bufer ini penting selama atlet melakukan olahraga berat, yaitu saat tubuh atlet menghasilkan produk metabolisme asam dalam jumlah besar. Protein yang ada di dalam darah seperti globulin dan albumin akan mempertahankan tekanan osmotik dalam sirkulasi darah. Halini akan mempertahankan cairan darah atau serum agar tetap berada di dalam pembuluh darah, tidak keluar ke jaringan sekitarnya oleh tekanan darah arteri yang tinggi. Namun konsumsi protein dalam jumlah besar tidak berarti akan langsung membesarkan otot, bahkan hal ini berbahaya sebab kelebihan nutrien ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Bila kelebihan berlangsung lama akan menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal dan hati. Banyak atlet angkat besi dan atlet power lainnya mengkonsumsi cairan, larutan, pil atau bubuk protein sebagai suplemen. Namun dari beberapa penelitian tidak ditemukan manfaat asupan protein yang berlebihan melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang sudah ditetapkan, bahkan dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan seperti diare dan kehilangan kalsium berlebihan. AKG protein bagi atlet telah ditetapkan oleh para ahli lebih tinggi dari orang sedentari, dan dianggap cukup aman untuk menyediakan energi bagi atlet selama berolahraga dan untuk resintesis protein setelah berolahraga. Pada saat tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, akan ditemukan ekskresi nitrogen yang meningkat bersama keringat, dan keadaan ini ditemukan bila seseorang berolahraga hingga tingkat saat cadangan glikogen habis. Disini jelas pentingnya peran karbohidrat sebelum protein digunakan sebagai sumber energi (protein sparer). Hal ini merupakan faktor penting untuk diperhatikan pada atlet yang melakukan olahraga endurans lama dan atau pada atlet yang sering melakukan
  • 10. latihan berat saat jumlah cadangan glikogen sangat berkurang. Atlet yang melakukan latihan lama dan berat akan menggunakan protein sebagai sumber energi dan berarti akan menekan sintesis protein. Oleh karena itu atlet yang melakukan latihan beban untuk membesarkan otot akan menghindari latihan endurans yang lama. Tidak semua protein dalam tubuh tersedia sebagai sumber energi, namun protein otot sangat mudah dikonversi pada saat dibutuhkan, khususnya pada olahraga lama. Asam amino di otot akan diubah menjadi alanin kemudian diangkut dari otot yang aktif ke hati untuk dideaminasi. Energi yang berasal dari siklus alanin- glukosa akan mensuplai 10 – 15% energi total yang diperlukan selama olahraga/latihan atau 60% berasal dari glukosa hati. B. MIKRONUTRITION ingga saat ini disadari peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi efektivitas metabolisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makanan cukup dan bervariasi (sesuai dengan yang dianjurkan), tambahan vitamin dan mineral tidak diperlukan. Bagaimana dengan atlet? Terdapat kecenderungan para atlet akan merasa sehat dan mantap bila mengkonsumsi berbagai macam vitamin, mineral atau suplemen lainnya. Namun asupan vitamin dan mineral berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti vitamin larut dalam lemak yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum fungsi vitamin ini adalah sebagai regulator pada proses metabolisme pembentukan energi, pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin larut dalam air berperan sebagai bagian koenzim pada reaksi pembentukan energi yang terjadi di dalam sel. Pada kenyataannya vitamin dapat digunakan berulang pada reaksi metabolisme energi, sehingga bagi mereka yang aktif atau atlet tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari pada mereka yang kurang aktif, selama asupan makanannya seimbang. Sebanyak kurang lebih 4% massa tubuh terdiri dari mineral, yang terdapat di dalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk lebih kompleks dapat ditemukan di berbagai jaringan seperti kalsiumfosfat di dalam tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di dalam cairan intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (<100mg>minor) dan mineral utama (major). Mineral turut menjadi bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses metabolismepembentukan energi. Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh: a. Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi b. Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraksi otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh. c. Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler. • Kalsium
  • 11. Mineral ini dibutuhkan untuk kontraksi otot, transmisi impuls, mengaktifkan enzim, pembekuan darah dan pergerakan cairan melewati membran plasma. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium darah rendah akibat asupan kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama bila keadaan demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari 10 km dan maraton sering mengalami osteoporosis akibat latihan berat yang berkepanjangan, terutama bila asupan makanan tidak seimbang yang dapat menyebabkan persentase lemak tubuh menjadi sangat rendah dan stres berat akibat latihan akan menghambat produksi estrogen. . Untuk masyarakat umum, terutama pada lansia, olahraga dengan intensitas sedang akan merupakan pemicu untuk mempertahankan dan meningkatkan massa tulang. • Natrium, Kalium dan Klor Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat gizi dan produk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel. Natrium dan klor merupakan mineral utama di dalam plasma darah sedangkan kalium adalah mineral utama di dalam sel.Fungsi lainnya adalah memantapkan pergerakan listrik melewati membran sel. Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukan antara lain untuk transmisi impuls saraf dan sebagai pemicu kontraksi otot. • Besi Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengkonsumsi besi dalam asupan makanannya akan mengalami kekurangan hemoglobin dan hal ini dapat menimbulkan keluhan kurang nafsu makan, kemampuan fisik menurun bahkan untuk latihan ringan lama sekalipun. Bila hal ini terjadi, pemberian suplemen dapat mengatasi berbagai keluhan tersebut. Kekurangan besi dan feritin sering ditemukan pada atlet wanita.Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila mengkonsumsinya bersama dengan daging atau makanan yang kaya vitamin C. Namun perlu diwaspadai, kelebihan besi akan memberi dampak yang negatif. Kekurangan besi pada atlet dapat disebabkan oleh ekspansi volumeplasma yang besar akibat latihan berat, kehilangan melalui keringat dan destruksi sel darah merah pada olahraga berat. • Radikal bebas dan antioksidan Minimal terdapat 2 hal yang menyebabkan radikal bebas dapat diproduksi oleh tubuh pada saat berolahraga, yaitu: 1. sebagai akibat kebocoran elektron dalam mitokondria dan 2. selama terjadinya iskemia akibat olahraga berat. Kerusakan akibat radikal bebas terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk dengan antioksidan yang ada. Radikal bebas dapat merusak setiap komponen sel terutama membran bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat tergantung pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan berat pada orang yang tidak terlatih akan
  • 12. memproduksiradikal bebas lebih banyak, dan lebih sering ditemukan di otot dari pada di dalam darah. • Air Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila terjadi kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan dan proses metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang biasanya minum air sebanyak 1200 ml dan akan meningkat saat seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih meningkat lagi bila olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat meningkat di atas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap perubahan berat badan sebelum dan sesudah berolahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh selamaberolahraga. Pada keadaan-keadaan seperti ini sangat diperlukan penggantian cairan tubuh. Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berolahraga perlu memperhatikan hal berikut: 1. Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (5oC) akan lebih cepat meninggalkan lambung 2. Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untuk menghindari perasaan penuh di lambung 3. Larutan kental pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan yang diminum mengandung elektrolit atau glukosa. II.3 KEBUTUHAN GIZI PADA SETIAP KEGIATAN ATLET 1. LATIHAN (TRAINING) Kebutuhan nutrisi atlet perlu diperhatikan mengingat kebutuhan energi tubuhnya lebih tinggi dibandingkan non atlet. Kebutuhan nutrisi yang memadai dibutuhkan tidak hanya pada saat bertanding tetapi juga pada waktu latihan. Tidak ada yang khusus dalam asupan makanan atau diet saat latihan namun ada beberapa hal yang perlu diawasi, yaitu: Makanan sebaiknya bervariasi, jumlah lemak dan karbohidrat dalam makanan disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Selain itu perlu diperhatikan asupan serat yang membantu kelancaran sistem pencernaan dan minum air yang cukup agar tidak timbulkeluhan yang tidak diinginkan terutama bila latihan di lingkungan panas. Untuk mengetahui ketepatan jumlah asupan makanan sebaiknya dilakukan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran persentase lemak tubuh atlet secara berkala. 2. BERTANDING (KOMPETISI) Setiap atlet biasanya memperisapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi suatu pertandingan, termasuk mempersiapkan asupan makanan yang harus dikonsumsinya pada saat bertanding agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kelelahan yang timbul saat
  • 13. bertanding umumnya tergantung dari jenis dan durasi olahraga, namun faktor lingkungan perlu pula dipertimbangkan. Kelelahan pada saat bertanding dapat disebabkan oleh diplesi cadangan karbohidrat akibat kadar glukosa darah rendah, dehidrasi dan akibat gangguan keseimbangan natrium darah. Gangguan keseimbangan natrium ini ditemukan pada atlet yang berolahraga kira-kira 6 jam atau lebih misalnya atlet triatlon dan minum air putih (bukan larutan elektrolit) sebagai pengganti cairan yang hilang. Untuk menghindari adanya gangguan pada kinerja atlet, sebelum pertandingan perlu dipersiapkan beberapa hal, yaitu: • Pastikan cadangan glikogen tubuh penuh baik di hati maupun di otot. Keadaan ini dapat dicapai dengan carbohydrate loading (untuk atlet jarak jauh). • Pada olahraga angkat besi pastikan bahwa pencapaian berat badan dilakukan tanpa melalui cara-cara yang dapat mengorbankan kinerja atlet • Cairan tubuh cukup • Hindari gangguan atau cegah timbulnya masalah pada saluran pencernaan • Perhatikan makanan sebelum pertandingan (pre-event meal) • Minum dan makan saat bertanding pada olahraga lama, namun tidak boleh mengganggu pengosongan lambung sebab akan menghambat pengosongan cairan dari lambung serta dapat menyebabkan timbulnya keluhan sakit perut. 3. PEMULIHAN Atlet dari beberapa cabang olahraga tertentu dapat bertanding lebih dari satu kalidalam sehari. Agar kinerja atlet tetap optimal pada saat bertandin, dapat dilakukan berbagai cara antara lain pemijatan, tidur dan dari aspek nutrisi perlu dilakukan: • Penggantian cairan atau elektrolit yang hilang melalui keringat • Mengganti cadangan glikogen yang habis digunakan selama olahraga • Memberikan suplemen yang diperlukan untuk pemulihan dan penggantian sel-sel yang rusak II.4 KEBUTUHAN PROTEIN BAGI ATLET Kebutuhan akan protein bervariasi antar atlet. Menurut Angka Kecukupan Konsumsi Zat-zat Gizi, seseorang membutuhkan 1 g protein per kg berat badan, tetapi ada atlet yang membutuhkan lebih banyak, misalnya seorang pelari yang sedang berlatih intensif, atau seseorang yang sedang berdiit yang mengkonsumsi rendah kalori, atau seorang pemula yang baru mulai berlatih. Di bawah ini diilustrasikan anjuran konsumsi protein: • Atlet berlatih ringan : 1,0 gram protein/kg berat badan • Atlet yang rutin berlatih : 1,2 gram protein/kg berat badan • Atlet remaja (sedang tumbuh) : 1,5 gram protein/kg berat badan • Atlet yang memerlukan otot : 1,5 gram protein/kg berat badan Untuk menghitung berapa banyak protein yang dibutuhkan sangat mudah. Mula- mula, anda mengidentifikasi diri termasuk golongan atlet yang mana, misalnya termasuk atlet yang secara rutin berlatih. Umur anda 25 tahun, dan berat badan 70 kg. Maka anda setiap hari sesungguhnya membutuhkan sebanyak 70 x 1,2 g protein = 84 g protein.
  • 14. Kemudian anda membuat lis makanan dan minuman selama 24 jam, misalnya mulai anda bangun pagi hari sampai pagi hari berikutnya dicatat jenis, komposisi, dan banyaknya makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dengan mempergunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) anda akan mengetahui jumlah protein yang dikonsumsi dalam sehari. Kemudian dibandingkan dengan anjuran, apakah kurang atau lebih banyak dari yang direkomendasikan. A. Masalah Terlalu Banyak Protein Setiap orang yang terlalu banyak mengkonsumsi protein, akan lebih sering kencing karena protein di dalam badan dicerna menjadi urea, suatu senyawa dalam bentuk sisa yang harus dibuang melalui urine. Terlalu sering ke toilet akan kurang menyenangkan karena mengganggu latihan, apalagi kalau sedang dalam kompetisi. Terlalu banyak atau sering kencing merupakan pula beban berat ginjal dan meningkatkan resiko terhadap dehidrasi atau kekurangan cairan buat atlet. Bahan makanan berprotein tinggi, misalnya daging, ayam, ikan, dan lain-lain harganya relatif mahal. Kalau bahan pangan ini dikurangi, dan anda makan lebih banyak sereal, sayur dan buah, berarti akan ada penghematan, karena harga bahan-bahan pangan yang disebut terakhir ini lebih murah. Selain itu, bahan makanan tinggi protein biasanya mengandung pula tinggi lemak. Untuk kesehatan jantung, pencegahan kegemukan, dan peningkatan performa, anda sebaiknya tidak makan banyak lemak, terutama lemak hewani yang seringkali terdapat banyak dalam bahan makanan berprotein tinggi. B. Suplemen Protein Advertensi sering memberikan harapan yang muluk-muluk, tetapi anda lebih baik tidak mempercayainya atau paling sedikit, lebih bijaksana menginter-pretasikannya. Menurut advertensi, protein powder atau asam-asam amino powder seperti arginine, ornithine, dan asam-asam amino bebas adalah essensial untuk pembentukan otot. Anda menurut advertensi tersebut direkomendasikan makan suplemen ini kalau menginginkan pembentukan otot yang optimal. Jika anda menginginkan otot yang lebih besar dan lebih kuat, maka anda akan mendapat keuntungan yang lebih banyak daripada mengkonsumsi suplemen, bila anda memahami keterangan berikut: 1. Latihan, bukan protein yang berperanan membuat otot lebih besar dan kuat. 2. Jika anda mengkonsumsi cukup kalori dari karbohidrat, maka kelebihan protein yang dikonsumsi akan dikonversi atau disimpan dalam bentuk lemak badan. Badan anda akan bertambah gemuk, dan prestasi optimal tidak akan tercapai 3. Jumlah uang yang anda belanjakan untuk suplemen jauh lebih banyak, dobel atau tripel dari jumlah uang yang dibelanjakan untuk makanan untuk mendapatkan jumlah zat-zat gizi yang sama.
  • 15. II. 5 GANGGUAN MAKAN PADA ATLET Gangguan makan dapat macam-macam tetapi terutama yang merupakan sindroma klinik anorexia nervosa dan bulimia nervosa yang mungkin ditemui dalam dunia olahraga, sedangkan pica dan ruminasi/ regurgitasi makanan tidak merupakan masalah dalam dunia olah raga. Banyak atlet terutama atlet putri yang mempraktekkan pengongtrolan berat badan secara salah sehingga membahayakan. Biasan;ya hal ini ditemui pada atlet yang penampilannya perlu tampak ramping sangat sedikit tetapi berlatih bayak dan berat sehingga menjadi kurus sekali namun tetap ingin mempertahankan berat badan itu. Cara yang sering digunakan termasuk merangsang muntah, berpuasa, menggunakan diuretika atau obat pencahar. Menurut definisi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders:. 1. Anorexia Nervosa: • Menolak mempertahankan berat badan minimal yang masih dianggap normal sesuai usia dan tinggi badan. • Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sudah kurang. • Orangnya mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk. • Pada wanita minimal 3 kali berturut-turut tidak mendapat haid (wanita dianggap amenore bila haidnya hanya timbul setelah diberikan hormon). Anorexia nervosa terutama ditemui pada wanita (sampai 95%) Mulainya biasanya pada waktu remaja, tetapi dapat pula sampai dewasa muda (usia 30-an). Ada kecenderungan pola keluarga dan mulainya sering berhubungan dengan keadaan stres. 2. Bulimia Nervosa • Pengulangan makan cepat, lahap dan banyak dalam waktu tertentu. • Perasaan kurang dapat mengontrol perilaku makan selama makan dengan lahap dan banyak itu. • Secara teratur orangnya akan memuntahkan kembali makanannya, menggunakan obat pencahar atau diretikum, berdiet ketat atau berpuasa, atau berlatih olahraga secara berat untuk mencegah kenaikan berat badan. • Minimal 2 kali seminggu dan paling sedikit selama 3 bulan makan lahap dan banyak tadi dilakukan. • Evaluasi diri sangat dipengaruhi perhatian berlebihan akan bentuk dan berat badan. Umumnya orang tersebut makan dan memuntahkannya kembali secara sembunyi-sembunyi. Muntah menghilangkan rasa tidak enak perut sehingga bila mau, dia dapat melanjutkan lagi makannya. Biasanya bulimia mulainya juga pada waktu remaja atau dewasa muda. Orangtuanya sering obese dan pasien bulimia juga sering obese pada waktu remaja. Pasien bulimia dapat muntah 20 kali sehati atau lebih.
  • 16. Akibat Kelainan Perilaku Makan • Defisiensi nutrien seperti anemia gizi • Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot • Cadangan glikogen menurun. • Depresi • Toleransi terhadap hawa dingin menurun Kelainan perilaku makan pada wanita dapat menyebabkan amenore yang dapat mengakibatkan menurunnya densitas tulang dan meningkatnya kelainan mineral tulang, merupakan trias penyakit/kelainan. Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon testosteron. Penggunaan obat pencahar, obat pengurusan badan, diuretikum, dan muntah- muntah dapat akibatkan gangguan elektrolit dan defisiensi mineral sehingga dapat timbul gangguan jantung dan saluran cerna seperti sembelit dan kembung. Pertanda Anorexia Nervosa • Berat badan turun dengan hebat • Pikiran selalu mengenai makanan, kalori dan berat badan • Latihan berat dan tidak mengenal lelah • Perasaan yang berubah-ubah • Menghindari pertemuan dimana disediakan makanan • Tiba-tiba memutuskan untuk tidak makan daging berwarna merah • Mengklasifikasi makanan dalam makanan yang dianggap baik dan makanan yang tidak baik. Tetapi harus diingat bahwa tanda-tanda itu dapat pula timbul tanpa merupakan pertanda anorexia nervosa. Pertanda Bulimia Nervosa • Penurunan atau kenaikan berat badan yang berarti • Sangat takut terhadap kenaikan berat badan. • Segera pergi ke kamar mandi setelah selesai makan. • Depresif/perasaan tertekan. • Diet ketat diikuti makan banyak dan lahap. • Sangat kritis terhadap ukuran dan bentuk tubuh. Pengobatan Dalam tahap awal gangguan makan, mungkin sebelum haid tidak teratur atau sebelum berat badan turun dengan hebat, pendidikan gizi saja mungkin sudah cukup untuk mencegah manifestasi klinik anorexia nervosa. Sebagai pengobatan diperlukan:
  • 17. Pengobatan medic • Pengobatan dietetic • Pengobatan psikologik Pada keadaan komplikasi berat atau ada usaha bunuh diri, makan pasien perlu dirawat: Pada bulimia nervosa diperlukan pendidikan gizi untuk: 1. Menghilangkan faktor dietetik yang dapat memicu makan banyak dan lahap 2. Usahakan pola makan normal/biasa 3. Ubah sikap abnormal tentang makanan, berat badan dan diet. penyebab Gangguan Makan Pada Atlet 1. Vegetarian Banyak atlet menggunakan diet vegetarian, tak mau menggunakan bahan makanan hewani karena percaya diet vegetarian lebih menyehatkan, memberikan lebih banyak energi dan tidak membuat gemuk. Ada atlet yang berusaha keras untuk tetap langsing seperti misalnya binaragawan, pelari, pesenam, penari dan atlet loncat indah. Umumnya atlet menghindari bahan makanan hewani tetapi tidak menggunakan bahan penggantinya. Boleh dikatakan mereka merupakan vegetarian jenis baru, bukan benar-benar vegetarian. 2. Terlalu banyak serat Diet dengan serat sangat tinggi dapat sebabkan diare dan perut kembung dan mungkin sukar untuk memenuhi keperluan akan energi, selain serat dapat merupakan inhibitor untuk menyerapkan mikronutrien. 3. Menu rendah kalori Diet rendah kalori itu (sangat rendah) biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrition lainnya seperti besi, kalsium dan seng. Masukan energi yang rendah itu dapat pula mengakibatkan hilangnya kebugaran dan kinerja latihan. Hilangnya berat badan yang cepat pada diet rendah kalori disebabkan oleh menurunnya cadangan glikogen, hilangnya cairan dan hilangnya massa otot oleh glukoneogenesis. Dengan demikian maka timbul risiko untuk turunnya kinerja disebabkan oleh cadangan energi yang tak cukup dan dalam jangka panjang akan terjadi penurunan kekuatan otot dan endurance akibat penurunan massa otot. Setelah beberapa waktu berat badan mungkin tidak turun lagi tetapi mungkin telah terjadi perubahan komposisi tubuh.
  • 18. 4. Mencampurkan bahan makanan Ada kepercayaan yang beranggapan bahwa karbohidrat dan protein tidak dapat dicerna bersamaan sehingga tak boleh dimakan pada saat ;yang sama. Juga bahwa buah tak boleh dimakan bersama-sama dengan bahan makanan lainnya dan bahwa buah hanya boleh dimakan antara jam 4 pagi sampai tengah hari yaitu waktu yang dianggap untuk pembersihan tubuh. Teori ini sebenarnya tak ada dasar ilmiahnya. Tetapi aplikasi teori ini berhasil karena banyaknya pantangan makanan sehingga masukan keseluruhannya, terutama lemak sangat rendah sehingga terjadi penurunan berat badan. Tetapi selain itu juga masukan besi, kalsium seng kurang dan pada atlet pantangan itu dapat pula mengakibatkan kekurangan karbohidrat dan protein. 5. Mencampurkan bahan makanan Pada diet ini hanya diperbolehkan makan buah dan kacang-kacangan pada tahap pembersihan butuh yaitu dari jam 4 pagi sampai tengah hari. 6. Diet pengurusan beberapa diet dapat mengakibatkan gangguan makan. 7. Mencampurkan bahan makanan Biasanya produk ini digunakan terutama oleh orang yang ingin menurunkan berat badan dan atlet yang ingin meningkatkan massa otot, menurunkan lemak tubuh atau umumnya meningkatkan kekuatan dan kinerja olahraga. Tentang jamu itu dikatakan sebagai pembersih darah dan untuk mengobati alergi. Banyak jamu itu mengandung diuretika dan obat pencahar. Sebenarnya bahan-bahan itu tak boleh digunakan atlet karena akan menyebabkan dehidrasi yang justru akan menurunkan kinerja olahraga. BAB III PENUTUP III.1 KESIMPULAN Gizi pada atlet atau mereka yang aktif, seyogyanya tetap mengikuti anjuran yang baku sesuai umur, jenis kelamin, berat dan lamanya aktivitas fisik yang dilakukan. Namun pada pemberian makanan, tetap perlu diperhatikan fungsi masing-masing bahan makanan
  • 19. bagi jenis olahraga atlet, apakah jenis olahraganya endurans atau latihan beban dan apakah untuk aktivitas fisik yang berat atau lama dan berkepanjangan. Pemberian suplemen tidak perlu dilakukan pada atlet yang dapat mengkonsumsi makanan seimbang. Kondisi hidrasi atlet merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, sebab bila terjadi kekurangan cairan tubuh maka akan sangat mengganggu kinerja atlet. Ahli gizi dan pelatih perlu menitikberatkan perhatian pada pemberian nutrisi yang tepat selama masalatihan, saat kompetisi dan pada waktu pemulihan. III.2 SARAN Untuk menjamin prestasi optimal bagi para atlet, kebutuhan akan gizi atlet perlu terpenuhi, tetapi tidak boleh berlebihan. DAFTAR PUSTAKA geasy.wordpress.com/.../protein-dan-prestasi-olahragawan/ www.smallcrab.com/...gizi/576-gangguan-makan-pada-atlet -rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/.../kebutuhan-gizi-atlet/ antijenuh.blogspot.com/2007/10/nutrisi-pada-atlet.html