Walaupun kala itu belum selesai sebagai sebuah tulisan berwujud buku yang utuh, penggalan-penggalan dokumen ini kerap digunakan sebagai materi advokasi pada masa proses legislasi hingga disahkannya UU Narkotika baru di tahun 2009. Dokumen ini bukanlah naskah akademik ataupun RUU tandingan sebagai bahan pembuatan sebuah kebijakan publik oleh para anggota legislatif. Namun tidaklah berlebihan jika dokumen ini dapat disejajarkan dengan dua bentuk tulisan tersebut terlebih saat ditujukan untuk kepentingan pendidikan sebagai bagian integral dari proses advokasi. Karena selain tema-tema yang telah disebutkan pada paragraf terdahulu, dokumen ini memuat refleksi mendalam, kerangka argumentasi, hingga usulan konkrit sebuah kebijakan napza yang berazaskan keadilan, keberadaban, perlindungan, dan kesejahteraan umat manusia terlebih Rakyat Indonesia.
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Refleksi transformatif war on drugs cover preview
1. War on Drugs
Refleksi Transformatif Implementasi KebijakanRefleksi Transformatif Implementasi Kebijakan
Pemberantasan Narkoba di IndonesiaPemberantasan Narkoba di Indonesia
Patri Handoyo
2. WARWARWARWAR ON DRUGSON DRUGSON DRUGSON DRUGS –––– Refleksi Transformatif Implementasi
Kebijakan Pemberantasan Narkoba di Indonesia
SEKAPUR SIRIH
Mulai ditulis tahun 2007, dokumen ini ditujukan untuk menandingi
sejumlah konsep yang diusung dalam proses amandemen UU Narkotika
dan Psikotropika RI tahun 1997 yang terdaftar dalam Program Legislasi
Nasional periode 2004-2009. Penyerahan proses legislasi kepada Komisi IX
DPR RI menumbuhkan harapan besar bahwa UU yang dihasilkan akan
didasarkan pada bidang yang ditangani komisi tersebut, yaitu kesehatan
dan kesejahteraan rakyat – bukan lagi hukum dan keamanan. Penulis
berkesempatan menghadiri dan/atau mendapatkan notulensi rapat-rapat
dengar pendapat Komisi IX dengan ahli kesehatan jiwa, ahli farmakologi,
ahli kesehatan masyarakat, kelompok korban napza, serta hakim asal
Argentina yang menerapkan pendekatan agar para pengguna napza ilegal
tidak memenuhi penjara-penjara di negaranya.
Namun pendapat para ahli tersebut, bahkan pendekatan kesehatan
dan kesejahteraan rakyat sebagai bidang kerja Komisi IX DPR RI, tidak
terakomodir apalagi mendasari dokumen RUU yang kerap mengalami
revisi di saat-saat akhir periode legislasi sepanjang tahun 2009. Revisi-
revisi yang dilakukan kebanyakan bersifat redaksional yang dapat
dicermati dari produk akhirnya, yaitu UU RI No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika yang masih mengedepankan pemidanaan, substansinyapun sama
dengan dua UU sebelumnya. Bahkan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang
dilegitimasi oleh UU tersebut kini menjadi lingkup kerja Komisi III DPR RI
bersama dengan PPATK, Kemkumham, Kejagung, Polri, LPSK, Setjen MA,
MK, MPR, dan DPD, Komnas HAM, KY, KHN, serta KPK – jauh dari domain
kesehatan yang menjadi justifikasi untuk merevisi UU No. 22 tentang
Narkotika dan UU No. 5 tentang Psikotropika tahun 1997.
3. Sekapur Sirih
Ribuan tahun pemanfaatan potensi napza oleh umat manusia; perang
terhadap narkoba di tengah-tengah komodifikasinya; motif ekonomi,
politik, dan budaya atas kebijakan pelarangan napza; alternatif-alternatif
pendekatan logis untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih
dari empat dekade; serta usulan prinsip, strategi, tata kelola, dan peran
masyarakat dalam pembaruan kebijakan napza nasional merupakan tema-
tema yang didiskusikan dalam dokumen ini.
Walaupun kala itu belum selesai sebagai sebuah tulisan berwujud buku
yang utuh, penggalan-penggalan dokumen ini kerap digunakan sebagai
materi advokasi pada masa proses legislasi hingga disahkannya UU
Narkotika baru di tahun 2009. Dokumen ini bukanlah naskah akademik
ataupun RUU tandingan sebagai bahan pembuatan sebuah kebijakan
publik oleh para anggota legislatif. Namun tidaklah berlebihan jika
dokumen ini dapat disejajarkan dengan dua bentuk tulisan tersebut
terlebih saat ditujukan untuk kepentingan pendidikan sebagai bagian
integral dari proses advokasi. Karena selain tema-tema yang telah
disebutkan pada paragraf terdahulu, dokumen ini memuat refleksi
mendalam, kerangka argumentasi, hingga usulan konkrit sebuah kebijakan
napza yang berazaskan keadilan, keberadaban, perlindungan, dan
kesejahteraan umat manusia terlebih Rakyat Indonesia.
Bandung, Juli 2013
Patri Handoyo
4. Daftar Isi
Bab I Bahan-bahan yang Berpotensi Merusak
Haramnya Napza......................................................................... 4
Dari Anjuran hingga Hukuman......................................................... 6
Cap Buruk................................................................................. 9
Tindak Kejahatan tanpa Korban....................................................... 12
Spektrum Pemakaian Zat Psikoaktif.................................................. 14
Aib [Ketagihan] Narkoba............................................................... 16
Bab II Bahan-bahan yang Bermanfaat
Studi Kasus: Opiat....................................................................... 21
Studi Kasus: Kopi........................................................................ 26
Studi Kasus: Alkohol..................................................................... 30
Studi Kasus: Ganja...................................................................... 34
Bab III Apakah Sebenarnya Bahan-bahan Itu?
Khasiat bagi Mahluk Hidup............................................................. 40
Khasiat Dasar............................................................................. 41
Napza Medis.............................................................................. 44
Napza Rekreasional..................................................................... 46
Zat Psikoaktif (Psikotropika)........................................................... 47
Narkotika.................................................................................. 49
Penggunaan Napza di Masyarakat..................................................... 50
Bab IV Perjalanan sebuah Manfaat
Penemuan Khasiat....................................................................... 57
Keadaan yang Mendapat Manfaat..................................................... 59
Menjadi Komoditas...................................................................... 61
Efektivitas Khasiat = Efektivitas Profit............................................... 63
Perkembangan Kebijakan Pelarangan................................................ 67
Bab V Sambil Memberantas Meraup Keuntungan
Larangan Merokok....................................................................... 76
Pajak dan Industri Rokok............................................................... 79
Pemberantasan Minuman Beralkohol Zaman Kolonial.............................. 82
Kebijakan Minuman Beralkohol........................................................ 86
Menegakkan Perang dan Mengambil Keuntungan................................... 88
Perang Ini Milik Siapa?.................................................................. 91
Membiayai Perang....................................................................... 95
Bab VI Kerugian Perang Keuntungan Bandar
Produsen Kejahatan..................................................................... 99
Siapa yang Berperang dan yang Diperangi........................................... 101
Korban yang Dikorbankan.............................................................. 103
Kematian-kematian Jalanan........................................................... 106
Harga untuk Kelebihan Pasokan....................................................... 108
5. Dari Jalanan ke Penjara................................................................ 111
Kriminalisasi Jelas Bukan sebuah Solusi.............................................. 114
Krisis Kesehatan Masyarakat........................................................... 116
Menguapnya Pendapatan dan Tingginya Kerugian Negara......................... 119
Pesan Moral Padahal Iklan.............................................................. 120
Bab VII Pelarangan dan Liberalisasi
Industri Privat Bermotif Laba.......................................................... 125
Pemasaran untuk Meningkatkan Permintaan........................................ 128
Regulasi untuk Perlindungan........................................................... 131
Paradoks Pelarangan dan Liberalisasi................................................ 133
Spektrum Pendekatan Pengendalian Napza......................................... 136
Studi Kasus Liberalisasi (1): Penetapan Cukai Hasil Tembakau.................. 137
Studi Kasus Pelarangan (2): Penanaman Ganja di Aceh........................... 140
Bab VIII [Kebijakan] Napza untuk Masyarakat
Dekriminalisasi secara de Facto....................................................... 147
Liberalisasi dengan Sedikit Pembatasan............................................. 150
Kebijakan Pengendalian Napza
Dekriminalisasi................................................................... 151
Regulasi Pasar.................................................................... 156
Peresepan Napza................................................................. 158
Dapatkah Inex (Ecstasy) Diregulasi?.................................................. 161
Napza untuk Keperluan Industri....................................................... 164
Tantangan Pembaruan Kebijakan Napza............................................. 167
Bab IX Mari Akhiri Perang
Nasib [Korban] Legislasi Napza RI dari Masa ke Masa.............................. 174
UU No. 35/2009 tentang Narkotika Bukan Harga Mati............................. 180
Menarik Paradoks: Pelarangan – Liberalisasi........................................ 183
Fenomena “BM” dan “KW”............................................................. 188
Bagan Kebijakan Napza Indonesia..................................................... 193
Skenario Pembaruan Kebijakan Napza Indonesia
Prinsip Kebijakan................................................................. 197
Strategi Pengendalian........................................................... 199
Tata Kelola........................................................................ 204
Peran Serta Masyarakat......................................................... 210
Bab X Berakhirnya War on Drugs
Perlukah Hukuman Mati untuk Kasus Narkoba?..................................... 216
Negara Rakyat (Republik) dan Kebijakan Narkoba Dunia.......................... 219
Biaya Ekonomi: Pilihlah yang Menguntungkan...................................... 220
Menakar Perlindungan Rakyat untuk Kebijakan Narkoba.......................... 225
Tumbangnya Kerangka Ekonomi Pasar Gelap dan Liberal......................... 229
Faham Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat......................................... 233
6. Produksi, pemasaran dan konsumsi napza ilegal serta kebijakan-kebijakan anti
narkoba telah menghasilkan sebuah dampak yang dahsyat terhadap lembaga-
lembaga demokrasi di seluruh dunia. Bertumbuhnya aktivitas-aktivitas ekonomi
ilegal telah menggembosi akuntabilitas politik, meningkatkan korupsi dan terus-
menerus menjadi sumber dana bagi kegiatan-kegiatan subversif sekaligus
kontrasubversifnya di negara-negara yang terus menemui jalan buntu dalam
penyelesaian konflik-konflik sosialnya. Kebijakan-kebijakan anti narkoba yang
diformulasikan dari sebuah perspektif ‘perang terhadap narkoba’ telah pula
menggerogoti lembaga-lembaga demokrasi dan HAM.
Francisco E. Thoumi
Research and Monitoring Centre on Drugs and Crime, Universidad del Rosario, Bogotá