SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Prosld~ Pertemua~ dan Presentasilimiah Funosional Teknls Non PeneDU,18Desemb8r 2008
- ISSN :1410 - 6381
APLIKASI IRRADIASI GAMMA
PADA DAY A SIMP AN BABY CORN (ZEA MA YS) SEGAR
Dewi Sekar Pangerteni
PATIR-BA TAN
ABSTRAK
APLIKASI IRRADIASI GAMMA PAD A DAY A SIMP AN B.ABY CORN (ZEA MAYS)
SEGAR. Telah dilakukan percobaan irradiasi pada baby corn 'segar untuk memperpanjang
daya simpannya. Baby corn dikemas dalam 5 macam pengemas berbeda dan diirradiasi pada
iradiator IRPASENA dcngan dosis (0,4; 0,6 ; 0,8 ;1 ; 2 dan 3 ) kGy . Selanjutnya disimpan
pada suhu kamal', (5; 10 dan 15) DC,disimpan hingga 20 hari. Baby corn yang dikemas
menggunakan styrofoam dan ditutup vitafilm serta disimpan pada suhu 10°C tampak
kesegarannya lebih terjaga. Dosis irradiasi optimum didapatkan adalah 0,6 kGy - 0,8 kGy.
Baby corn segar yang dikemas, diirradiasi dan disimpan pada kondisi optimum akan terjaga
kesegarannya hingga 15 hari, sedangkan yang tidak diirradiasi hanya 10 hari. Parameter untuk
mengetahui perubahan mutu ialah, pH, kadar air, gula total, ~ karoten, kandungan mikroba
total, dan jumlah kapang dan khamir. Nilai pH, kadar dan gula total tidak mengalami
perubahan pada baby corn irradiasi dan non irradiasi. Kadar gula total dan ~ karoten pada
baby corn mengalami penurunan selama penyimpanan. Dosis irradiasi 0,8 kGy dapat
menurunkan kandungan mikroba 1 - 2 desimal .
ABSTRACT
APLICATION OF GAMMA IRRADIATION ON THE SHELF-LIFE OF FRESH BABY
CORN (ZEA MA }~S'). The fresh baby corn has been irradiated in order to extend it shelf-
life. Baby corn were cleaned, packed in 5 different of packaging materials and irradiated by
IRPASENA irradiator at the total dose of (0.4; 0.6; 0.8 ;1;2) and 3 kGy respectively. The
baby corn were stored at room at the variety of temperature; (5,10 and 15 )OC,and to kept
until 20 days. Baby corn was packed in Styrofoam and wrapped with vita film. stored at
10°C best condition compared to the other treatment. By the appearance freshly of baby com
the optimum doses of irradiation was found ie. 0.6 kGy and 0.8 kGy. The irradiated baby
corn were still fresh after being kept for 15 days mean while, for the unirradiated baby corn
werte still fresh only for 10 days. The other parameter were correspond to quality of baby
corn; pH, the contents of; water, total glucose, ~ carotene, and total of plate, yeast and mould
count. From the results pH, the content of water and ~ carotene did not showed the
significant different value between the irradiated and unirradiated sample. The decreased of
total glucose and ~ carotene contents during preservation were affected by time storage. The
dose irradiation dose of 0.8 kGy could reduce microbia110ad of baby corn by 1 - 210g cycle.
134
Ke Daftar Isi
•
f'rusIiIIIJJ PBrtemuan dan ProsuntaslllmIah Funuslonal TeknIs Non peneUtl, 18 Doswnber 2006
"'j
PENDAHULUAN
~ :1410 - 5381
Baby corn atau jagung muda untuk sayur merupakan komoditas yang diminati oleh
konsumen dalam dan luar negeri. Sayuran ini tergolong jenis sayuran langka dan mempunyai
usia panen yang relatif singkat yaitu maksimal 70 hari. Varietas tanaman jagung penghasil
baby corn antara lain varietas Arjuna, I-librida C 1, Sweet Corn CPI dan Pioner,tetapi varietas
jagung ini tidak mempengaruhi mutu baby corn. Umumnya baby corn yang disukai
konsumen adalah : berwarna kuning , bcrukuran kecil, tetapi panjang dan rasanya lebih manis,
yang dihasilkan olch varietas Hibrida CI , dan sweet corn CPI (I).
Baby corn pada umumnya dipasarkan dalam bentuk segar, tetapi untuk keperluan
ekspor dipasarkan dalam bentuk segar maupun dikemas dalam kaleng. Negara pengimpor
baby corn dalam bentuk segar adalah Singapura dan Taiwan. Ekspor baby corn dalam bentuk
segar memiliki kelcmahan antara lain, tidak tahan lama disimpan hingga mutunya cepat
menurun.
Ciri penurunan mutu yang terlihat pada baby corn segar , tampak mengering dan
ditumbuhi kapang. Perubahan tersebut terjadi akibat penguapan, respirasi serta pembusukan
mikrobiologis. Agar dapat disimpan lebih lama semua perubahan tersebut harus ditekan. Cara
konvensional dilakukan dengan mengatur kondisi penyimpanan terutama suhu dan teknik
kemasan. Suhu penyimpanan di pasar - pasar swalayan 5°C dan pada refrigrator 10°C serta
kondisi pengemas tepat adalah yang dapat mempertahankan respirasi tetap berlangsung tetapi
dcngan kecepatan rendah.
Masalah pokok pada penyimpanan baby corn adalah timbulnya kapang akibat
kontaminasi mikrobiologis pada saat penanganan pasca panen. Kontaminasi awal
mikrobiologis yang tinggi akan mempercepat kerusakan oleh mikroba dan kapang. Untuk
mengurangi kontaminasi tersebut dapat menambahkan zat kimia tertentu. Akan tetapi
pcnambahan zat kimia dapat menimbulkan masalah residu zat kimia yang tidak diinginkan.
Suatu proses dingin yang tidak meninggalkan residu zat kimia pada makanan dan dapat
diterapkan pada baby corn untuk memperpanjang daya simpannya dapat menggunakan
irradiasi. Penelitian terdahulu (2) telah membuktikan bahwa irradiasi dengan dosis 1 kGy dapat
menurunkan kandungan mikroba pada jamur merang segar hingga 3 desimal.
135
•prll8ldIJrJ portomuan dan PresentasJ IImlaIJ FWiDslonaJ Teknls Non PuneDtl.18 DasemlJer 2006
• ISSN :1410 . 6381
Dalam penelitian ini akan ditentukan dosis irradiasi dan kondisi penyimpanan yang
tepat untuk memperpanjang daya simpan baby corn.
TAT A KERJA DAN PERCOBAAN
Bahan
Baby corn yang digunakan untuk penelitianini, berkulit di bagian pangkal sepanjang 2 em dan
didapatkan di daerah eiawi , Bogor. Bahan pengemas yang digunakan antara lain:
1. Kantong plastik Polietilen
2. Kantong plastik polietilen berlubang
3. Kantong plastik polietilen berlubang + styrofoam
4. Vita film
5. Styrofoam yang ditutupi vitafilm
Peralatan.
lrradiasi dilakukan pada irradiator JRPASENA di BATAN Pasar Jumat, Jakarta, dengan laju
lqju dosis irradiasi sekitar 5 kGy/ jam. Untuk kadar air menggunakan oven merk Memmert.
Pengukuran kadar gula dan 0 karotene menggunakan spektrofotometer buatan merk Perkin
Elmer. Nilai pH diukur menggunakan pH meter merk Karl Klob.
Cara KCI"ja
Percobaan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama merupakan pengamatan subyektif dan dari
hasil tersebut akan didapatkan kondisi optimum suhu penyimpanan, dosis irradiasi dan
kemasan yang tcpat untuk penyimpan baby corn segar. Pada tahap pertama irradiasi
dilakukan dalam 2 maeam kelompok yaitu:
I.Dosis irradiasi (1; 2 dan 3) kGy
2. Dosis irradiasi (0,2; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 ) kGy
Sebagai pembanding, digunakan baby corn yang dikemas dan disimpan pada suhu yang sarna,
tetapi tidak diirradiasi. Perubahan mutunya diamati secara visual meliputi penampakan, warna
dan kesegarannya selama penyimpanan.
136
ProsIdIIJJ partenwan dan Pr8S8lltaslllmlah FunUslDnal ToknIs Non PWlOUtl.18118s8m11or 2008 ISSN :1410 • 6381
Setelah didapatkan kondisl terse but dilakukan analisa terhadap baby com segar untuk
mengetahui mutu secara kwantitatif yang meliputi kadar air, pH , kadar gula total, p karotene
dan kandungan total mikroba, kapang dan khamir. Pada tahap kedua ini baby corn masing -
masing seberat 300 g dan dikemas dengan styrofoam yang ditutupi vita film disimpan pada
suhu 10°C, serta diamati setiap 5 hari hingga penyimpanan 20 hari.
Analisis fisika - kimia.
Analisis fisika - kimia untuk menentukan perubahan terjadi selama penyimpanan adalah nilai
pH, kadar air,gula total, p karotene, jumlah total bakteri, kapang dan khamir.
Analisis kadar air.
Penetapan kadar air digunakan metode oven. Penggunaan metoda oven ini untuk produk
yang tidak mudah menguap dan tidak terdekomposisi oleh pemanasan 100°C. Contoh baby
corn yang telah dihaluskan , diambil sebanyak 2 g , lalu ditimbang ( A ) dan kemudian
dipanaskan 105°C. Setelah itu ditimbang hingga bobotnya tetap ( B).
A-B
Kadar air =
A
X 100 %
Pcngukuran nilai pH.
Contoh baby corn yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 109 ke dalam gelas
pial a, lalu ditambahkan air suling sebanyak 100 ml , kemudian diukur pHnya menggunakan
alat pH - meter yang tclah distandarisasi menggunakan buffer pH 7.
Analisis kadar gula total.
Penentuan kadar gula total ini meliputi gula pereduksi dan non reduksi menggunakan
metoda anthrone. Contoh baby corn yang telah dihaluskan diambil sebanyak 1 g diektraksi
dengan menambahkan asam perchlorat. Substrat tersebut direaksikan dcngan anthrone lalu
diukur absorbsinya menggunakan spektrofotometcr pada panjang gelombang 630 11111. HasH
137
I)rosldl~ Pertoffiuan ~an PrB80ntaslllmlah Funuslonal Toknls Non PenoUU,18 DosBlJ1lJBr2006
,;
~SN :14ID - 6381
absorbsi dibandingkan dengan standar dan akan didapatkan kandungan gula total (mg
pergram contoh).
Analisis ~ karotcn.
Analisis p karoten ditentukan berdasarkan pemisahan pigmen - pigmen karoten dengan
pigmen lainnya. Contoh baby corn yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 3 g lalu
diekstrasi menggunakan aceton. Pigmen karoten dipisahkan" 'dari pigmen karoten lainnya
menggunakan magnesium oksida, kemudian diukur absorbsinya pada panjang gelombang 436
nm. Absorbsi contoh dibandingkan dengan absorbsi dari kurva standar , hingga dapat
diketahui kandungan mg p karotcn dalam setiap gram contoh.
Analisis kandungan total mikroba.
Metoda tuang digunakan untuk analisis kandungan total mikroba. Contoh baby corn yang
telah dihaluskan diambil sebanyak 109 dan dimasukkan dalam pepton sebanyak 100 m!.
Dilakukan pengenceran dengan mengunakan pepton sesuai dengan kebutuhan. Kemudian
pipet hasil pengenceran pada media tryptic soya agar dan diinkubasi pada suhu 30°C selama 2
hari, lalu dihitung jumlah mikrobanya.
Analisis kandungan total kapang dan khamir.
Metoda analisis kandungan total kapang dan khamir sama dengan analisis kandungan total
mikroba.Contoh baby corn yang telah dihaluskan diambil sebanyak 10 g dan dimasukkan
dalam pepton sebanyak 100 ml. Dilakukan pengenceran dengan mengunakan pepton sesuai
dengan kebutuhan. Kemudian pipet hasil pengenceran pada media soubourod dextrose agar
dan diinkubasi pada suhu 25°C selama 1 minggu, lalu dihitung jumlah kapang dan khamir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Baby corn yang telah dipetik akan melakukan proses respirasi yang berlanjut, dan
diikuti terjadinya perubahan kimiawi kandungannya (3). Proses respirasi akan menghasilkan
air, karbon dioksida yang diikuti dengan timbulnya panas. Proses tersebut akan tampak pada
baby corn yang dikemas dengan kantong PE, kantong PE berlubang dan styorofoam yang
138
Prosldill(J portomuan dan PrilSontasllimlah FungslonaJ TBknls Non PonoUU.18 OBSOmbur2006
iiiNiii
ISSN :1410 - 6381
clilapisi kantong dan terjadinya pembentukan uap air yang mengembun dalam kemasan.
Terjadinya uap air yang mengembun akan menimbulkan kerusakan bio!ogis yang disebabkan
tumbuhnya kapang pada baby corn. Pada kemasan menggunakan vita film, pengembunan
tidak terjadi, karena uap air hasil respirasi dapat keluar perlahan-Iahan melalui permukaannya
(4). Dengan adanya styrofoam yang berfungsi sebagai wadah penahan terhadap benturan , akan
mcmbantu melindungi baby corn terhadap kerusakan fisiknya.
Kecepatan respirasi yang meningkat akan mempecepat kerusakan pada baby corn.
Dengan menurunkan suhu dapat mengurangi panas yang dihasilkan sehingga kecepatan
resplraSI menu run dan kesegaran sampel dapat dipertahankan (3). Berdasarkan fenomena
tersebut, baby corn yang disimpan pada suhu kamar hanya dapat bertahan 4 hari dan
tempcratur 15°e bertahan 4 hari., sedangkan penyimpanan temperatur 10°e. bertahan sampai
15 hari. Penyimpan pada suhu 5°e akan menyebabkan terjadinya denaturasi dingin yang
lazim disebut chilling injwy (6).
Pada tahap awal dilakukan irradiasi dengan dosis (1, 2 dan 3) kGy, dengan
penyimpanan suhu kamar, hasil pengamatan visual tampak baby corn lebih cepat kehilangan
kesegarannya. Hal ini dimungkinkan dengan terjadinya perubahan kimia pada komposisi di
dalam baby corn.
Tahap kedua dilakukan percobaan dengan dosis dibawah 1 kGy yaitu (0,4; 0,6; 0,8
dan 1) kGy. Hasil dari pengamatan visual menunjukkan dosis irradiasi 0,4 kGy dan
kontrol lebih cepat tumbuhnya kapang pada permukaan sample disebabkan kontaminasi awal
pada pasca panen. Dosis irradiasi optimum sekitar 0,6 kGy dan 0,8 kGy, dimana
kesegaran, warna, penampilan amat baik dan tidak ditumbuhi kapang hingga penyimpanan
15 hari.
Dari hasil pengamatan secara visual penentuan bahan pengemas, suhu dan dosis
irradiasi maka penelitian dilajutkan dengan melakukan pengamatan objektif dengan beberapa
parameter. Parameter yang dipergunakan dalam percoban ini meliputi nilai pH, kadar air, gula,
B karotene, jumlah mikroba , kapang dan kharnir. Hasil analisa dapat dilihat pada tabell - 6.
Dari hasil pengukuran statistik didapatkan kadar air baby corn yang dikemas
mengunakan styorofoam ditutupi vita film dan disimpan pada suhu 100e mengalami
pcruhahan selama penyimpanan. Perubahan ini terjadi karena proses respirasi masih tetap
139
J'rnsldIJJJ PortBrnuan dan Prasontasl ilmlah FWloslonal Toknls Non PonoUU,18 DosomlJor 2006
oiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
ISSN :1411 . 6381
berjalan yang akan menghasilkan karbon dioksida, air dan panas. Irradiasi tidak
menimbulkan perubahan kadar air dalam baby corn.
Scpcrti halnya pacla anal isa kaclar air, pcrubahan nilai pH tidak tampak tcrlihat pada
sampel yang irradiasi tetapi mengalami perubahan selama penyimpanan, hal ini sesuai dengan
pengukuran statistik. Sayuran walaupun sudah dipetik masih tetap mengalami proses biologis.
Komoditi dalam keadaan ini masih terus melakukan proses respirasi yang diikuti terjadinya
perubahan kirniawi yang dikandungnya.
Penggunaan irradiasi dosis rendah pada baby corn tidak mengakibatkan perubahan
yang berarti pada kandungan ~ karotenenya. Didalam penyimpanan kandungan ~ karotene
rnenurun, diakibatkan oleh perubahan fisiologisnya. Analisis ~ karotene dilakukan karena
karotene merupakan sumbcr utama vitamin A yang banyak terdapat pada bahan nabati.
Sayuran yang biasanya berwarna kuning dan hijau biasanya mengandung karotene. Baby corn
rnerupakan salah satu sayuran sumber penghasil karotene. Menurut Maha (5,9) bahwa tamin A,
B I, C dan E peka terhadap radiasi, tetapi pengunaan dosis irradiasi rendah tidak
mcngakibatkan kcrusakan pacla karotene yang terdapat pada baby corn.
Dari hasil pengukuran statistik diketahui bahwa irradiasi, penyimpanan dan interaksi
keduanya terjadi perubahan yang signifikan. Penurunan gula total setelah irradiasi
menujukkan bahwa gula didalam sampel mengalami degradasi. Penyimpanan pun akan
meyebabkan pcnurunan gula total yang diakibatkan oleh proses fisiologis nya.
Kandungan mikroba pada baby corn yang diirradiasi dengan dosis 0,8 kGy dapat
menurunkan hingga 2 desimal dibandingkan kontrol. Dengan penurunan kandungan mikroba
ini maka proses pembusukan mikrobiologis dapat diperlambat. Irradiasi dapat memperpanjang
daya simpan sample hingga 15 hari dibandingkan dengan sampel yang tidak diirradiasi (2).
Irradiasi dosis 0,8 kGy hanya menurunkan jumlah kandungan kapang dan khamir
sebesar I desimal. Tetapi penurunan jumlah mikroba dan kapang khamir ini akan
memperlambat pembusukan secara mikrobiologis dari baby corn.
Hasil pengamatan visual , menunjukkan pada penyimpanan 15 hari baby corn yang
diirradiasi dengan dosis 0,6 dan 0,8 kGy pangkalnya tidak kecoklatan seperti pada kontrol.
Begitu pula dengan kesegarannya , baby corn irradiasi dengan dosis 0,6 kGy dan 0,8 kGy
lebih baik dibandingkan kontrol.
140
·Pr'DsldIIJ,Jportemuan dan ProsontasJ IImJah FungslonaI Toknls Non PonsUU,18 DasomlJor 2006
.
KESIMPULAN
ISSN :1410·6381
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa irradiasi dosis 0,8 kGy dengan
pengemasan styrofoam yang ditutupi vita film dan suhu penyimpanan 10°C dapat
memperpanjang daya simpan baby corn segar hingga 15 hari dibandingkan dengan kontrol
yang hanya dapat disimpan selama 10 hari. lrradiasi tidak mengakibatkan perubahan nyata
terhadap nilai pH, kadar air dan P karotene. Tetapi irradiasi mengakibatkan terjadinya
degradasi pada gula total. Penurunan nilai pH , kadar air, P kaiotene terjadi akibat perubahan
fisiologis selama penyimpanan. Kandungan mikroba total menurun hingga 2 desimal pada saat
irradiasi , membantu menurunkan kecepatan pembusukan akibat dari mikrobiologis, begitu
halnya dengan penurun kandungan kapang dan khamir.
Tabel 1. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu 10°C pada kadar air (%) baby corn
segar.
Masa Simpan Kadar air (%)D=OkGyD=0,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD= 1kGy90,4890,190,5290,2390,8190,3191,0490,5290,9291,090,8291,1590,9190,9190,4890,7790,8990,5991,9190,6791,3991,6391,5691,6691,33
I1asil rata - rata dari 2 ulangan pcrcobaan
F. Ratio: Penyimpanan 10,5396*, Dosis 1,4189, Interaksi 1,5055 (p<0,05)
141
Jlrosllll/J,JPBI'temuan!IanProsentasl JlmIaIJFWlgsJonaJTBknIsNonPIllUlllu,m DosemIJer2006 ~SN :1411-1i381
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii •••• iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Tabel 2. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu 10°C pada nilai pH baby corn segar
Masa simpan Nilai pHO=OkGyO=O,4kGyO=0,6kGyO=0,8kGy0= 1kGy5,725,916,015,925,925,905,93 .5,905,886,076,016,145,94'6006,03, 5,946,025,925,976,006,006,005,976,045,91
Basil rata - rata dari 2 ulangan percobaan
F. Ratio: Penyimpanan 4,34*, Oosis 2,08, Interaksi 0,19 (p<0,05)
Tabel 3. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lOoCpada P karoten (mgr / gr)
baby corn segar.
Masa simpan Kadar ~ karoten (mgr / gr)D=OkGyD=O,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD=lkGy0,06740,06730,06170,06060,06040,05770,05340,05300,05320,05320,05320,04970,05280,05610,05320,05640,05150,04400,05330,05390,04460,04350,04190,04330,0470
J-!asilrata - rata cIari2 ulangan percobaan
F. Ratio: Penyimpanan 17,82*, Oosis 1,25, Interaksi 0,57 (p<0,05)
142
-Prosl~ portcmuan dan Prosontasillmlah Fuogslonal TBknls Non PonBlltl, 18I1BSBmIJor 2008
- ISSN :1410 - 5381
Tabel 4. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lODe pada kadar gula total (mgr/g)
baby corn segar.
Masa simpan Kadar gula total (mg/g)D=OkGyD=0,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD=lkGy63,214259,6770.53,706066,064062,083743,540542,967239,614539;745831,050932,087829,948430,552730,775931,275631,142727,655729,862224,948221,112515,967814,671013,100412, I02413,7316
Hasil rata - rata dari 2 ulangan percobaan
F. Ratio: Penyimpanan 479,37*, Dosis 6,22*, 1nteraksi 3,61 * (p< 0,05)
Tabel 5. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lODe pada jumlah mikroba baby corn
segar.
Masa simpan lumlah MikrobaD=OkGyD=O,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD= 1kGy16,53.10t>38,50.10'12,20.10516,83.10417,25.10467,50.10'29,50.10436,50.10472,00.10339,50.10429,50.10'54,50.10449,75.10442,75.10430,50.10416,48.10514,63.10478,25.10456,75.10411,90.10459,59.10462,30.10563,25.10482,00.10413,68.104
Basil rata - rata dari 2 ulangan percobaan
143
•Pr(Jsl~ PortBmuan dan Prosentasilimlal! FWlDslonaJ Toknls Non Ponp,UU,18 Dosember 2008
•
ISSN :1410 . 6381
Tabel 6. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lODepada jumlah kapang dan khamir
baby corn segar.
Masa simpan Jumlah kapang dan khamirD=OkGyD=0,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGy0= 1kGy11,34.10431,14.10317,78.103
. )3
14,75.10312,65.10 52,50.10317,50.10312,50.10322,50.10327,75.10356,75.10J39,00.10362,58.10J39,65.10J42,10.IOJ72,50.10355,00.10349,25.10362,75.10J35,75.10316,68.10463,2510349,75.10333,25.10331,73.103
Hasil rata - rata dari 2 ulangan percobaan
UCAP AN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan terima kasih kepada almarhumah ibu Munsiah Maha yang
telah membimbing dalam penelitian ini.
DAFT AR PUST AKA
1. PRIHMANTORO, H., Menanam baby corn juga menguntungkan, Info Agribisnis, Sisipan
Trubus, 247 (1990) 13.b
2. MAHA, M. , PANGERTENI, D.S., Penggunaan Irradiasi Untuk Memperpanjang Daya
Simpan Jamur Merang (Volvariella Volvacea) Segar, Proses Radiasi, Risalah Seminar
Pertemuan Teknis Ilmiah Proses Radiasi Dalam Industri, Sterilisasi dan Teknik Nuklir Dan
Hidrologi, Jakarta (1988)
3. SUDIBYO, M., dan ROSMANI, A.B., Respirasi, Fungsi dan Peranannya Pada
Penanganan Buah - Buahan Dan Sayuran Segar, Majalah Ilmiah Populer No 1, Lembaga
Penelitian Holtikultura Pasar Minggu, (1980)
144
Prosldlng PW'ternuan dan Presentasillmlah FWlDSIonal Tekms Non PeneDtI, 19 DesembW' 2006
.iiiiiiiiiiiiiii
ISSN :14ID - 5381
4. SUTAKA RIA, H., Peran Pengemas Dalam Memperpanjang Masa Simpan, Seminar
Peranan Pcngemas Daam Penggunaan Tcknlogi Radiasi Untuk Menunjang Ekspor Non
Migas, Batan (1989)
5. HERMANA, Irradiasi Pangan (Terjemahan), ITB, (1991)
6. WINARNO, F.G., Kimia Pangan Dan Gizi, PT. Gramedia, Jakarta (1984).
7. ANONYMOOS, Wholesomeness of Irradiated Food (Technical Report Series, WHO,
Geneva (1981) "
8. STEEL, R.G.D., and TORRE, J.H., Principles and Procedures Of Stastistics A.
Biomaterial Approach, McGraw Hill Kogakusha, Ltd (1980)
9. MAHA, M., Keamanan Bahan Pangan Yang Diawetkan Dengan Irradiasi, Ba tan (1988)
Tanya - Jawab :
1. Penanya : Maskur (PPR-BATAN)
Pertanyaan
Apakah irradiasi gamma terhadap baby corn dijarnin aman 100% bagi kesehatan
konsumen, atau ada persyaratan tertentu agar aman untuk dikonsumsi ?
Jawaban : Dewi Sekar (PATIR- BAT AN)
Makanan irradiasi telah dibuktikan keamanannya secara toksikologi, segi gizi dan
mikrobiologinya tidak menimbulkan masalah karena perubahannya harnpir sarna saja.
Perubahan yang mungkin terjadi hampir sarna saja dengan perubahan yang timbul oleh
proses lainnya yang sudah dikenal sebelumnya. Di Indonesia , izin penggunaan irradiasi
untuk pengawetan makanan dikeluarkan sejak desember 1987 oleh Peraturan Menteri
Kesehatan
2. Pcnanya : .Joko Sumanto (PRPN-BA TAN)
Apakah nilai ekonominya sarna atau ada peningkatan dibandigkan dengan baby corn non
irradiasi dimana perbandingan lama penyimpanan 15 hari dibandingkan 10 hari ?
Ket:
Jika tahan sampai diatas 1 bulan maka dapat diekspor dalam jumlah banyak, sehingga
ekonomis.
145
•PI'osl~ porturnuan daDPrusuDtasllimlah flmuslonal TBkIlls Non pununu. 18DasumIJor 2008
. ISSN :1410 - 6381
Jawaban : Dcwi Sckar (PATIR- BAT AN)
Untuk mengetahui nilai ekonomisnya diperlukan penelitian lebih lanjut, karena untuk
ekspor diperlukan misalnya kemasan yang berbeda dan masalah lainnya.
3. Pcnanya : Subagyo ES (PPGN-BA TAN)
Pcrtanyaan
Perbedaan diirradiasi dan tidak, beda waktu disimpan tidak lama hanya 5 hari , sehingga
tidak efektif dan ekonomis.
Bagaimana seorang pedagang tanpa metode tersebut bisa tahan lama baby cornnya, karena
dengan irradiasi akan menambah cost, sedang daya tahan tidak berbeda jauh. Apa lagi
bicara diekspor yang memerlllkan waktu pengiriman kadang tidak tertentu, bisakah waktu
simpan lebih lama dan penurunan P karoten dan gula bisa lebih dikendalikan ?
Jawaban : Dcwi Sckar (PATIR - BAT AN)
Memang perbedaan hanya 5 hari, tetapi sebenarnya menurut persentase, irradiasi dapat
meningkatkan waktu penyimpanan hingga 50% , saya rasa hal ini cukup berarti.
Seorang pedagang dapat mempertahankan daya simpan lebih lama adalah dengan cara
mengatur suhu penyimpanan dan jenis pengemasan yang dipergunakannya untuk menekan
proses respirasi yang berlanjut.
Untuk mengendaiikan penurunan P karotene dan kadar gula total dimungkin dengan cara
blansir dan irradiasi dilakukan pada temperatur tertentu.
4. Penanya : Noviarty (PTBN-BATAN)
Pertanyaan
Dari uraian diatas saya melihat bahwa penurunan B karotene dan kadar gula jika kita
menyimpan terlalu lama. Disini artinya memperpanjang umur penyimpanan dengan melalui
irradiasi percuma dilakukan karena akan menurunkan mutu dari baby corn tersebut.
Jawaban : Dewi Sekar (PATIR - BAT AN)
Memang terjadi penurunan sebesar kurang lebih 16% nilai P karotene dan 50% kadar gula
total pada penyimpanan 15 hari dibandingkan kontrol pada penyimpanan 0 hari. Nilai
penurunan 16% pada P karotene, saya rasa masih dapat diterima, sedangkan pada kadar
gula total yang mencapai 50% memang harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengurangi lajll penurunnya.
146
prosIiIIIJJ PortBnwan dan Pr8S~n~Umlah FWlUslonaI Toknls Non PIIIUIIIt1.18 DosamIJar 2006
- ISSN :1410·6381
: Nunick L (PATIR-BATAN)5.Penanya
Pertanyaan
Mengapa ada penurunan kadar gula total dan p karotene selama pcnyimpanan?
Jawaban : Dcwi Sekar (PATIR- BAT AN)
Penurunan kadar gula dan B karotene selama penyimpan akibat proses respirasi yang masih
berjalan sehingga terjadi perubahan fisiologis didalam baby corn yang mengakibatkan
terjadi peurunan terse but.
6.Pcnanya
Pcrtanyaan
: Laksmi A. (PRR-BA TAN)
Dari setiap hasil parameter pengukuran yang teroptimum, apakah p~rnah diadakan
pengamatan ulang, berdasarkan hasil seluruh pengamatan pengukuran yang teroptimum
terse but.
Jawaban : Dcwi Sckar (PATIR - BAT AN)
Parameter pengukuran optimum dilakukan 2 kali ulangan.
147 Ke Daftar Isi

More Related Content

Similar to Aplikasi Irradiasi Gamma Pada Daya Simpan Baby Corn Segar

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08suwoyo
 
PPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptx
PPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptxPPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptx
PPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptxetiernawati20
 
PPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptx
PPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptxPPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptx
PPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptxEniRaeni1
 
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...Repository Ipb
 
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Kekire Nate Penanto Niate
 
KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'
KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'
KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'Ayda.N Mazlan
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.pptAnggun929650
 
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptCARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptkamaludin57
 
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIAMENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIARepository Ipb
 
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...Repository Ipb
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikasalni nindita
 

Similar to Aplikasi Irradiasi Gamma Pada Daya Simpan Baby Corn Segar (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
 
PPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptx
PPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptxPPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptx
PPT_Review jurnal respirasi pepaya .pptx
 
PPT-.pptx
PPT-.pptxPPT-.pptx
PPT-.pptx
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Tambahan soal spmi 2021
Tambahan soal spmi 2021Tambahan soal spmi 2021
Tambahan soal spmi 2021
 
PPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptx
PPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptxPPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptx
PPL 2 Bahan Ajar Bioteknologi.pptx
 
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
 
HANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURULHANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURUL
 
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
 
KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'
KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'
KAEDAH PERTANIAN SECARA 'NATURAL FARMING'
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
 
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptCARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
 
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIAMENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
 
Mjlh9
Mjlh9Mjlh9
Mjlh9
 
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
PENGKAJIAN PENYIMPANAN JERUK BESAR (Citrus grandis L.) PENGOLAHAN MINIMAL DEN...
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 

More from Sii AQyuu

SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSii AQyuu
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/ISii AQyuu
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITASii AQyuu
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarSii AQyuu
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...Sii AQyuu
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANISii AQyuu
 
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...Sii AQyuu
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...Sii AQyuu
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPSii AQyuu
 
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Sii AQyuu
 
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...Sii AQyuu
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...Sii AQyuu
 

More from Sii AQyuu (20)

SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIK
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
 
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
 
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
 
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
 

Recently uploaded

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Aplikasi Irradiasi Gamma Pada Daya Simpan Baby Corn Segar

  • 1. Prosld~ Pertemua~ dan Presentasilimiah Funosional Teknls Non PeneDU,18Desemb8r 2008 - ISSN :1410 - 6381 APLIKASI IRRADIASI GAMMA PADA DAY A SIMP AN BABY CORN (ZEA MA YS) SEGAR Dewi Sekar Pangerteni PATIR-BA TAN ABSTRAK APLIKASI IRRADIASI GAMMA PAD A DAY A SIMP AN B.ABY CORN (ZEA MAYS) SEGAR. Telah dilakukan percobaan irradiasi pada baby corn 'segar untuk memperpanjang daya simpannya. Baby corn dikemas dalam 5 macam pengemas berbeda dan diirradiasi pada iradiator IRPASENA dcngan dosis (0,4; 0,6 ; 0,8 ;1 ; 2 dan 3 ) kGy . Selanjutnya disimpan pada suhu kamal', (5; 10 dan 15) DC,disimpan hingga 20 hari. Baby corn yang dikemas menggunakan styrofoam dan ditutup vitafilm serta disimpan pada suhu 10°C tampak kesegarannya lebih terjaga. Dosis irradiasi optimum didapatkan adalah 0,6 kGy - 0,8 kGy. Baby corn segar yang dikemas, diirradiasi dan disimpan pada kondisi optimum akan terjaga kesegarannya hingga 15 hari, sedangkan yang tidak diirradiasi hanya 10 hari. Parameter untuk mengetahui perubahan mutu ialah, pH, kadar air, gula total, ~ karoten, kandungan mikroba total, dan jumlah kapang dan khamir. Nilai pH, kadar dan gula total tidak mengalami perubahan pada baby corn irradiasi dan non irradiasi. Kadar gula total dan ~ karoten pada baby corn mengalami penurunan selama penyimpanan. Dosis irradiasi 0,8 kGy dapat menurunkan kandungan mikroba 1 - 2 desimal . ABSTRACT APLICATION OF GAMMA IRRADIATION ON THE SHELF-LIFE OF FRESH BABY CORN (ZEA MA }~S'). The fresh baby corn has been irradiated in order to extend it shelf- life. Baby corn were cleaned, packed in 5 different of packaging materials and irradiated by IRPASENA irradiator at the total dose of (0.4; 0.6; 0.8 ;1;2) and 3 kGy respectively. The baby corn were stored at room at the variety of temperature; (5,10 and 15 )OC,and to kept until 20 days. Baby corn was packed in Styrofoam and wrapped with vita film. stored at 10°C best condition compared to the other treatment. By the appearance freshly of baby com the optimum doses of irradiation was found ie. 0.6 kGy and 0.8 kGy. The irradiated baby corn were still fresh after being kept for 15 days mean while, for the unirradiated baby corn werte still fresh only for 10 days. The other parameter were correspond to quality of baby corn; pH, the contents of; water, total glucose, ~ carotene, and total of plate, yeast and mould count. From the results pH, the content of water and ~ carotene did not showed the significant different value between the irradiated and unirradiated sample. The decreased of total glucose and ~ carotene contents during preservation were affected by time storage. The dose irradiation dose of 0.8 kGy could reduce microbia110ad of baby corn by 1 - 210g cycle. 134 Ke Daftar Isi
  • 2. • f'rusIiIIIJJ PBrtemuan dan ProsuntaslllmIah Funuslonal TeknIs Non peneUtl, 18 Doswnber 2006 "'j PENDAHULUAN ~ :1410 - 5381 Baby corn atau jagung muda untuk sayur merupakan komoditas yang diminati oleh konsumen dalam dan luar negeri. Sayuran ini tergolong jenis sayuran langka dan mempunyai usia panen yang relatif singkat yaitu maksimal 70 hari. Varietas tanaman jagung penghasil baby corn antara lain varietas Arjuna, I-librida C 1, Sweet Corn CPI dan Pioner,tetapi varietas jagung ini tidak mempengaruhi mutu baby corn. Umumnya baby corn yang disukai konsumen adalah : berwarna kuning , bcrukuran kecil, tetapi panjang dan rasanya lebih manis, yang dihasilkan olch varietas Hibrida CI , dan sweet corn CPI (I). Baby corn pada umumnya dipasarkan dalam bentuk segar, tetapi untuk keperluan ekspor dipasarkan dalam bentuk segar maupun dikemas dalam kaleng. Negara pengimpor baby corn dalam bentuk segar adalah Singapura dan Taiwan. Ekspor baby corn dalam bentuk segar memiliki kelcmahan antara lain, tidak tahan lama disimpan hingga mutunya cepat menurun. Ciri penurunan mutu yang terlihat pada baby corn segar , tampak mengering dan ditumbuhi kapang. Perubahan tersebut terjadi akibat penguapan, respirasi serta pembusukan mikrobiologis. Agar dapat disimpan lebih lama semua perubahan tersebut harus ditekan. Cara konvensional dilakukan dengan mengatur kondisi penyimpanan terutama suhu dan teknik kemasan. Suhu penyimpanan di pasar - pasar swalayan 5°C dan pada refrigrator 10°C serta kondisi pengemas tepat adalah yang dapat mempertahankan respirasi tetap berlangsung tetapi dcngan kecepatan rendah. Masalah pokok pada penyimpanan baby corn adalah timbulnya kapang akibat kontaminasi mikrobiologis pada saat penanganan pasca panen. Kontaminasi awal mikrobiologis yang tinggi akan mempercepat kerusakan oleh mikroba dan kapang. Untuk mengurangi kontaminasi tersebut dapat menambahkan zat kimia tertentu. Akan tetapi pcnambahan zat kimia dapat menimbulkan masalah residu zat kimia yang tidak diinginkan. Suatu proses dingin yang tidak meninggalkan residu zat kimia pada makanan dan dapat diterapkan pada baby corn untuk memperpanjang daya simpannya dapat menggunakan irradiasi. Penelitian terdahulu (2) telah membuktikan bahwa irradiasi dengan dosis 1 kGy dapat menurunkan kandungan mikroba pada jamur merang segar hingga 3 desimal. 135
  • 3. •prll8ldIJrJ portomuan dan PresentasJ IImlaIJ FWiDslonaJ Teknls Non PuneDtl.18 DasemlJer 2006 • ISSN :1410 . 6381 Dalam penelitian ini akan ditentukan dosis irradiasi dan kondisi penyimpanan yang tepat untuk memperpanjang daya simpan baby corn. TAT A KERJA DAN PERCOBAAN Bahan Baby corn yang digunakan untuk penelitianini, berkulit di bagian pangkal sepanjang 2 em dan didapatkan di daerah eiawi , Bogor. Bahan pengemas yang digunakan antara lain: 1. Kantong plastik Polietilen 2. Kantong plastik polietilen berlubang 3. Kantong plastik polietilen berlubang + styrofoam 4. Vita film 5. Styrofoam yang ditutupi vitafilm Peralatan. lrradiasi dilakukan pada irradiator JRPASENA di BATAN Pasar Jumat, Jakarta, dengan laju lqju dosis irradiasi sekitar 5 kGy/ jam. Untuk kadar air menggunakan oven merk Memmert. Pengukuran kadar gula dan 0 karotene menggunakan spektrofotometer buatan merk Perkin Elmer. Nilai pH diukur menggunakan pH meter merk Karl Klob. Cara KCI"ja Percobaan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama merupakan pengamatan subyektif dan dari hasil tersebut akan didapatkan kondisi optimum suhu penyimpanan, dosis irradiasi dan kemasan yang tcpat untuk penyimpan baby corn segar. Pada tahap pertama irradiasi dilakukan dalam 2 maeam kelompok yaitu: I.Dosis irradiasi (1; 2 dan 3) kGy 2. Dosis irradiasi (0,2; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 ) kGy Sebagai pembanding, digunakan baby corn yang dikemas dan disimpan pada suhu yang sarna, tetapi tidak diirradiasi. Perubahan mutunya diamati secara visual meliputi penampakan, warna dan kesegarannya selama penyimpanan. 136
  • 4. ProsIdIIJJ partenwan dan Pr8S8lltaslllmlah FunUslDnal ToknIs Non PWlOUtl.18118s8m11or 2008 ISSN :1410 • 6381 Setelah didapatkan kondisl terse but dilakukan analisa terhadap baby com segar untuk mengetahui mutu secara kwantitatif yang meliputi kadar air, pH , kadar gula total, p karotene dan kandungan total mikroba, kapang dan khamir. Pada tahap kedua ini baby corn masing - masing seberat 300 g dan dikemas dengan styrofoam yang ditutupi vita film disimpan pada suhu 10°C, serta diamati setiap 5 hari hingga penyimpanan 20 hari. Analisis fisika - kimia. Analisis fisika - kimia untuk menentukan perubahan terjadi selama penyimpanan adalah nilai pH, kadar air,gula total, p karotene, jumlah total bakteri, kapang dan khamir. Analisis kadar air. Penetapan kadar air digunakan metode oven. Penggunaan metoda oven ini untuk produk yang tidak mudah menguap dan tidak terdekomposisi oleh pemanasan 100°C. Contoh baby corn yang telah dihaluskan , diambil sebanyak 2 g , lalu ditimbang ( A ) dan kemudian dipanaskan 105°C. Setelah itu ditimbang hingga bobotnya tetap ( B). A-B Kadar air = A X 100 % Pcngukuran nilai pH. Contoh baby corn yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 109 ke dalam gelas pial a, lalu ditambahkan air suling sebanyak 100 ml , kemudian diukur pHnya menggunakan alat pH - meter yang tclah distandarisasi menggunakan buffer pH 7. Analisis kadar gula total. Penentuan kadar gula total ini meliputi gula pereduksi dan non reduksi menggunakan metoda anthrone. Contoh baby corn yang telah dihaluskan diambil sebanyak 1 g diektraksi dengan menambahkan asam perchlorat. Substrat tersebut direaksikan dcngan anthrone lalu diukur absorbsinya menggunakan spektrofotometcr pada panjang gelombang 630 11111. HasH 137
  • 5. I)rosldl~ Pertoffiuan ~an PrB80ntaslllmlah Funuslonal Toknls Non PenoUU,18 DosBlJ1lJBr2006 ,; ~SN :14ID - 6381 absorbsi dibandingkan dengan standar dan akan didapatkan kandungan gula total (mg pergram contoh). Analisis ~ karotcn. Analisis p karoten ditentukan berdasarkan pemisahan pigmen - pigmen karoten dengan pigmen lainnya. Contoh baby corn yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 3 g lalu diekstrasi menggunakan aceton. Pigmen karoten dipisahkan" 'dari pigmen karoten lainnya menggunakan magnesium oksida, kemudian diukur absorbsinya pada panjang gelombang 436 nm. Absorbsi contoh dibandingkan dengan absorbsi dari kurva standar , hingga dapat diketahui kandungan mg p karotcn dalam setiap gram contoh. Analisis kandungan total mikroba. Metoda tuang digunakan untuk analisis kandungan total mikroba. Contoh baby corn yang telah dihaluskan diambil sebanyak 109 dan dimasukkan dalam pepton sebanyak 100 m!. Dilakukan pengenceran dengan mengunakan pepton sesuai dengan kebutuhan. Kemudian pipet hasil pengenceran pada media tryptic soya agar dan diinkubasi pada suhu 30°C selama 2 hari, lalu dihitung jumlah mikrobanya. Analisis kandungan total kapang dan khamir. Metoda analisis kandungan total kapang dan khamir sama dengan analisis kandungan total mikroba.Contoh baby corn yang telah dihaluskan diambil sebanyak 10 g dan dimasukkan dalam pepton sebanyak 100 ml. Dilakukan pengenceran dengan mengunakan pepton sesuai dengan kebutuhan. Kemudian pipet hasil pengenceran pada media soubourod dextrose agar dan diinkubasi pada suhu 25°C selama 1 minggu, lalu dihitung jumlah kapang dan khamir. HASIL DAN PEMBAHASAN Baby corn yang telah dipetik akan melakukan proses respirasi yang berlanjut, dan diikuti terjadinya perubahan kimiawi kandungannya (3). Proses respirasi akan menghasilkan air, karbon dioksida yang diikuti dengan timbulnya panas. Proses tersebut akan tampak pada baby corn yang dikemas dengan kantong PE, kantong PE berlubang dan styorofoam yang 138
  • 6. Prosldill(J portomuan dan PrilSontasllimlah FungslonaJ TBknls Non PonoUU.18 OBSOmbur2006 iiiNiii ISSN :1410 - 6381 clilapisi kantong dan terjadinya pembentukan uap air yang mengembun dalam kemasan. Terjadinya uap air yang mengembun akan menimbulkan kerusakan bio!ogis yang disebabkan tumbuhnya kapang pada baby corn. Pada kemasan menggunakan vita film, pengembunan tidak terjadi, karena uap air hasil respirasi dapat keluar perlahan-Iahan melalui permukaannya (4). Dengan adanya styrofoam yang berfungsi sebagai wadah penahan terhadap benturan , akan mcmbantu melindungi baby corn terhadap kerusakan fisiknya. Kecepatan respirasi yang meningkat akan mempecepat kerusakan pada baby corn. Dengan menurunkan suhu dapat mengurangi panas yang dihasilkan sehingga kecepatan resplraSI menu run dan kesegaran sampel dapat dipertahankan (3). Berdasarkan fenomena tersebut, baby corn yang disimpan pada suhu kamar hanya dapat bertahan 4 hari dan tempcratur 15°e bertahan 4 hari., sedangkan penyimpanan temperatur 10°e. bertahan sampai 15 hari. Penyimpan pada suhu 5°e akan menyebabkan terjadinya denaturasi dingin yang lazim disebut chilling injwy (6). Pada tahap awal dilakukan irradiasi dengan dosis (1, 2 dan 3) kGy, dengan penyimpanan suhu kamar, hasil pengamatan visual tampak baby corn lebih cepat kehilangan kesegarannya. Hal ini dimungkinkan dengan terjadinya perubahan kimia pada komposisi di dalam baby corn. Tahap kedua dilakukan percobaan dengan dosis dibawah 1 kGy yaitu (0,4; 0,6; 0,8 dan 1) kGy. Hasil dari pengamatan visual menunjukkan dosis irradiasi 0,4 kGy dan kontrol lebih cepat tumbuhnya kapang pada permukaan sample disebabkan kontaminasi awal pada pasca panen. Dosis irradiasi optimum sekitar 0,6 kGy dan 0,8 kGy, dimana kesegaran, warna, penampilan amat baik dan tidak ditumbuhi kapang hingga penyimpanan 15 hari. Dari hasil pengamatan secara visual penentuan bahan pengemas, suhu dan dosis irradiasi maka penelitian dilajutkan dengan melakukan pengamatan objektif dengan beberapa parameter. Parameter yang dipergunakan dalam percoban ini meliputi nilai pH, kadar air, gula, B karotene, jumlah mikroba , kapang dan kharnir. Hasil analisa dapat dilihat pada tabell - 6. Dari hasil pengukuran statistik didapatkan kadar air baby corn yang dikemas mengunakan styorofoam ditutupi vita film dan disimpan pada suhu 100e mengalami pcruhahan selama penyimpanan. Perubahan ini terjadi karena proses respirasi masih tetap 139
  • 7. J'rnsldIJJJ PortBrnuan dan Prasontasl ilmlah FWloslonal Toknls Non PonoUU,18 DosomlJor 2006 oiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ISSN :1411 . 6381 berjalan yang akan menghasilkan karbon dioksida, air dan panas. Irradiasi tidak menimbulkan perubahan kadar air dalam baby corn. Scpcrti halnya pacla anal isa kaclar air, pcrubahan nilai pH tidak tampak tcrlihat pada sampel yang irradiasi tetapi mengalami perubahan selama penyimpanan, hal ini sesuai dengan pengukuran statistik. Sayuran walaupun sudah dipetik masih tetap mengalami proses biologis. Komoditi dalam keadaan ini masih terus melakukan proses respirasi yang diikuti terjadinya perubahan kirniawi yang dikandungnya. Penggunaan irradiasi dosis rendah pada baby corn tidak mengakibatkan perubahan yang berarti pada kandungan ~ karotenenya. Didalam penyimpanan kandungan ~ karotene rnenurun, diakibatkan oleh perubahan fisiologisnya. Analisis ~ karotene dilakukan karena karotene merupakan sumbcr utama vitamin A yang banyak terdapat pada bahan nabati. Sayuran yang biasanya berwarna kuning dan hijau biasanya mengandung karotene. Baby corn rnerupakan salah satu sayuran sumber penghasil karotene. Menurut Maha (5,9) bahwa tamin A, B I, C dan E peka terhadap radiasi, tetapi pengunaan dosis irradiasi rendah tidak mcngakibatkan kcrusakan pacla karotene yang terdapat pada baby corn. Dari hasil pengukuran statistik diketahui bahwa irradiasi, penyimpanan dan interaksi keduanya terjadi perubahan yang signifikan. Penurunan gula total setelah irradiasi menujukkan bahwa gula didalam sampel mengalami degradasi. Penyimpanan pun akan meyebabkan pcnurunan gula total yang diakibatkan oleh proses fisiologis nya. Kandungan mikroba pada baby corn yang diirradiasi dengan dosis 0,8 kGy dapat menurunkan hingga 2 desimal dibandingkan kontrol. Dengan penurunan kandungan mikroba ini maka proses pembusukan mikrobiologis dapat diperlambat. Irradiasi dapat memperpanjang daya simpan sample hingga 15 hari dibandingkan dengan sampel yang tidak diirradiasi (2). Irradiasi dosis 0,8 kGy hanya menurunkan jumlah kandungan kapang dan khamir sebesar I desimal. Tetapi penurunan jumlah mikroba dan kapang khamir ini akan memperlambat pembusukan secara mikrobiologis dari baby corn. Hasil pengamatan visual , menunjukkan pada penyimpanan 15 hari baby corn yang diirradiasi dengan dosis 0,6 dan 0,8 kGy pangkalnya tidak kecoklatan seperti pada kontrol. Begitu pula dengan kesegarannya , baby corn irradiasi dengan dosis 0,6 kGy dan 0,8 kGy lebih baik dibandingkan kontrol. 140
  • 8. ·Pr'DsldIIJ,Jportemuan dan ProsontasJ IImJah FungslonaI Toknls Non PonsUU,18 DasomlJor 2006 . KESIMPULAN ISSN :1410·6381 Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa irradiasi dosis 0,8 kGy dengan pengemasan styrofoam yang ditutupi vita film dan suhu penyimpanan 10°C dapat memperpanjang daya simpan baby corn segar hingga 15 hari dibandingkan dengan kontrol yang hanya dapat disimpan selama 10 hari. lrradiasi tidak mengakibatkan perubahan nyata terhadap nilai pH, kadar air dan P karotene. Tetapi irradiasi mengakibatkan terjadinya degradasi pada gula total. Penurunan nilai pH , kadar air, P kaiotene terjadi akibat perubahan fisiologis selama penyimpanan. Kandungan mikroba total menurun hingga 2 desimal pada saat irradiasi , membantu menurunkan kecepatan pembusukan akibat dari mikrobiologis, begitu halnya dengan penurun kandungan kapang dan khamir. Tabel 1. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu 10°C pada kadar air (%) baby corn segar. Masa Simpan Kadar air (%)D=OkGyD=0,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD= 1kGy90,4890,190,5290,2390,8190,3191,0490,5290,9291,090,8291,1590,9190,9190,4890,7790,8990,5991,9190,6791,3991,6391,5691,6691,33 I1asil rata - rata dari 2 ulangan pcrcobaan F. Ratio: Penyimpanan 10,5396*, Dosis 1,4189, Interaksi 1,5055 (p<0,05) 141
  • 9. Jlrosllll/J,JPBI'temuan!IanProsentasl JlmIaIJFWlgsJonaJTBknIsNonPIllUlllu,m DosemIJer2006 ~SN :1411-1i381 iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii •••• iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Tabel 2. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu 10°C pada nilai pH baby corn segar Masa simpan Nilai pHO=OkGyO=O,4kGyO=0,6kGyO=0,8kGy0= 1kGy5,725,916,015,925,925,905,93 .5,905,886,076,016,145,94'6006,03, 5,946,025,925,976,006,006,005,976,045,91 Basil rata - rata dari 2 ulangan percobaan F. Ratio: Penyimpanan 4,34*, Oosis 2,08, Interaksi 0,19 (p<0,05) Tabel 3. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lOoCpada P karoten (mgr / gr) baby corn segar. Masa simpan Kadar ~ karoten (mgr / gr)D=OkGyD=O,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD=lkGy0,06740,06730,06170,06060,06040,05770,05340,05300,05320,05320,05320,04970,05280,05610,05320,05640,05150,04400,05330,05390,04460,04350,04190,04330,0470 J-!asilrata - rata cIari2 ulangan percobaan F. Ratio: Penyimpanan 17,82*, Oosis 1,25, Interaksi 0,57 (p<0,05) 142
  • 10. -Prosl~ portcmuan dan Prosontasillmlah Fuogslonal TBknls Non PonBlltl, 18I1BSBmIJor 2008 - ISSN :1410 - 5381 Tabel 4. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lODe pada kadar gula total (mgr/g) baby corn segar. Masa simpan Kadar gula total (mg/g)D=OkGyD=0,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD=lkGy63,214259,6770.53,706066,064062,083743,540542,967239,614539;745831,050932,087829,948430,552730,775931,275631,142727,655729,862224,948221,112515,967814,671013,100412, I02413,7316 Hasil rata - rata dari 2 ulangan percobaan F. Ratio: Penyimpanan 479,37*, Dosis 6,22*, 1nteraksi 3,61 * (p< 0,05) Tabel 5. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lODe pada jumlah mikroba baby corn segar. Masa simpan lumlah MikrobaD=OkGyD=O,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGyD= 1kGy16,53.10t>38,50.10'12,20.10516,83.10417,25.10467,50.10'29,50.10436,50.10472,00.10339,50.10429,50.10'54,50.10449,75.10442,75.10430,50.10416,48.10514,63.10478,25.10456,75.10411,90.10459,59.10462,30.10563,25.10482,00.10413,68.104 Basil rata - rata dari 2 ulangan percobaan 143
  • 11. •Pr(Jsl~ PortBmuan dan Prosentasilimlal! FWlDslonaJ Toknls Non Ponp,UU,18 Dosember 2008 • ISSN :1410 . 6381 Tabel 6. Pengaruh irradiasi dan penyimpanan suhu lODepada jumlah kapang dan khamir baby corn segar. Masa simpan Jumlah kapang dan khamirD=OkGyD=0,4kGyD=0,6kGyD=0,8kGy0= 1kGy11,34.10431,14.10317,78.103 . )3 14,75.10312,65.10 52,50.10317,50.10312,50.10322,50.10327,75.10356,75.10J39,00.10362,58.10J39,65.10J42,10.IOJ72,50.10355,00.10349,25.10362,75.10J35,75.10316,68.10463,2510349,75.10333,25.10331,73.103 Hasil rata - rata dari 2 ulangan percobaan UCAP AN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada almarhumah ibu Munsiah Maha yang telah membimbing dalam penelitian ini. DAFT AR PUST AKA 1. PRIHMANTORO, H., Menanam baby corn juga menguntungkan, Info Agribisnis, Sisipan Trubus, 247 (1990) 13.b 2. MAHA, M. , PANGERTENI, D.S., Penggunaan Irradiasi Untuk Memperpanjang Daya Simpan Jamur Merang (Volvariella Volvacea) Segar, Proses Radiasi, Risalah Seminar Pertemuan Teknis Ilmiah Proses Radiasi Dalam Industri, Sterilisasi dan Teknik Nuklir Dan Hidrologi, Jakarta (1988) 3. SUDIBYO, M., dan ROSMANI, A.B., Respirasi, Fungsi dan Peranannya Pada Penanganan Buah - Buahan Dan Sayuran Segar, Majalah Ilmiah Populer No 1, Lembaga Penelitian Holtikultura Pasar Minggu, (1980) 144
  • 12. Prosldlng PW'ternuan dan Presentasillmlah FWlDSIonal Tekms Non PeneDtI, 19 DesembW' 2006 .iiiiiiiiiiiiiii ISSN :14ID - 5381 4. SUTAKA RIA, H., Peran Pengemas Dalam Memperpanjang Masa Simpan, Seminar Peranan Pcngemas Daam Penggunaan Tcknlogi Radiasi Untuk Menunjang Ekspor Non Migas, Batan (1989) 5. HERMANA, Irradiasi Pangan (Terjemahan), ITB, (1991) 6. WINARNO, F.G., Kimia Pangan Dan Gizi, PT. Gramedia, Jakarta (1984). 7. ANONYMOOS, Wholesomeness of Irradiated Food (Technical Report Series, WHO, Geneva (1981) " 8. STEEL, R.G.D., and TORRE, J.H., Principles and Procedures Of Stastistics A. Biomaterial Approach, McGraw Hill Kogakusha, Ltd (1980) 9. MAHA, M., Keamanan Bahan Pangan Yang Diawetkan Dengan Irradiasi, Ba tan (1988) Tanya - Jawab : 1. Penanya : Maskur (PPR-BATAN) Pertanyaan Apakah irradiasi gamma terhadap baby corn dijarnin aman 100% bagi kesehatan konsumen, atau ada persyaratan tertentu agar aman untuk dikonsumsi ? Jawaban : Dewi Sekar (PATIR- BAT AN) Makanan irradiasi telah dibuktikan keamanannya secara toksikologi, segi gizi dan mikrobiologinya tidak menimbulkan masalah karena perubahannya harnpir sarna saja. Perubahan yang mungkin terjadi hampir sarna saja dengan perubahan yang timbul oleh proses lainnya yang sudah dikenal sebelumnya. Di Indonesia , izin penggunaan irradiasi untuk pengawetan makanan dikeluarkan sejak desember 1987 oleh Peraturan Menteri Kesehatan 2. Pcnanya : .Joko Sumanto (PRPN-BA TAN) Apakah nilai ekonominya sarna atau ada peningkatan dibandigkan dengan baby corn non irradiasi dimana perbandingan lama penyimpanan 15 hari dibandingkan 10 hari ? Ket: Jika tahan sampai diatas 1 bulan maka dapat diekspor dalam jumlah banyak, sehingga ekonomis. 145
  • 13. •PI'osl~ porturnuan daDPrusuDtasllimlah flmuslonal TBkIlls Non pununu. 18DasumIJor 2008 . ISSN :1410 - 6381 Jawaban : Dcwi Sckar (PATIR- BAT AN) Untuk mengetahui nilai ekonomisnya diperlukan penelitian lebih lanjut, karena untuk ekspor diperlukan misalnya kemasan yang berbeda dan masalah lainnya. 3. Pcnanya : Subagyo ES (PPGN-BA TAN) Pcrtanyaan Perbedaan diirradiasi dan tidak, beda waktu disimpan tidak lama hanya 5 hari , sehingga tidak efektif dan ekonomis. Bagaimana seorang pedagang tanpa metode tersebut bisa tahan lama baby cornnya, karena dengan irradiasi akan menambah cost, sedang daya tahan tidak berbeda jauh. Apa lagi bicara diekspor yang memerlllkan waktu pengiriman kadang tidak tertentu, bisakah waktu simpan lebih lama dan penurunan P karoten dan gula bisa lebih dikendalikan ? Jawaban : Dcwi Sckar (PATIR - BAT AN) Memang perbedaan hanya 5 hari, tetapi sebenarnya menurut persentase, irradiasi dapat meningkatkan waktu penyimpanan hingga 50% , saya rasa hal ini cukup berarti. Seorang pedagang dapat mempertahankan daya simpan lebih lama adalah dengan cara mengatur suhu penyimpanan dan jenis pengemasan yang dipergunakannya untuk menekan proses respirasi yang berlanjut. Untuk mengendaiikan penurunan P karotene dan kadar gula total dimungkin dengan cara blansir dan irradiasi dilakukan pada temperatur tertentu. 4. Penanya : Noviarty (PTBN-BATAN) Pertanyaan Dari uraian diatas saya melihat bahwa penurunan B karotene dan kadar gula jika kita menyimpan terlalu lama. Disini artinya memperpanjang umur penyimpanan dengan melalui irradiasi percuma dilakukan karena akan menurunkan mutu dari baby corn tersebut. Jawaban : Dewi Sekar (PATIR - BAT AN) Memang terjadi penurunan sebesar kurang lebih 16% nilai P karotene dan 50% kadar gula total pada penyimpanan 15 hari dibandingkan kontrol pada penyimpanan 0 hari. Nilai penurunan 16% pada P karotene, saya rasa masih dapat diterima, sedangkan pada kadar gula total yang mencapai 50% memang harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengurangi lajll penurunnya. 146
  • 14. prosIiIIIJJ PortBnwan dan Pr8S~n~Umlah FWlUslonaI Toknls Non PIIIUIIIt1.18 DosamIJar 2006 - ISSN :1410·6381 : Nunick L (PATIR-BATAN)5.Penanya Pertanyaan Mengapa ada penurunan kadar gula total dan p karotene selama pcnyimpanan? Jawaban : Dcwi Sekar (PATIR- BAT AN) Penurunan kadar gula dan B karotene selama penyimpan akibat proses respirasi yang masih berjalan sehingga terjadi perubahan fisiologis didalam baby corn yang mengakibatkan terjadi peurunan terse but. 6.Pcnanya Pcrtanyaan : Laksmi A. (PRR-BA TAN) Dari setiap hasil parameter pengukuran yang teroptimum, apakah p~rnah diadakan pengamatan ulang, berdasarkan hasil seluruh pengamatan pengukuran yang teroptimum terse but. Jawaban : Dcwi Sckar (PATIR - BAT AN) Parameter pengukuran optimum dilakukan 2 kali ulangan. 147 Ke Daftar Isi