1. ANALISIS NUTRISI ONGGOK YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN EM4 DAN
SACCHAROMYCES CEREVISIAE TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, GROSS
ENERGI DAN HCN
Dosen Pembimbing I
PROPOSAL PENELITIAN
( Warisman, SPt., M.Pt )
Dosen Pembimbing II
( Dr. Ir Meriksa Sembiring, M.Phil )
Oleh :
KHAIRANI NANDYA
1713060046
2. PAKAN
Karena bisa
memilih bahan
baku yang ingin
digunakan.
Contohnya :
Memanfaatkan
limbah agro-
industri seperti
Onggok.
Membuat pakan
konsentrat
sendiri
LATAR BELAKANG
HIJAUAN
KONSENTRAT
Memiliki
kendala dalam
hal biaya,
karena
harganya yang
relatif mahal
SOLUSI
3. Keuntungan :
- Mudah didapatkan
karena tersedia
sepanjang tahun
dan tidak bersaing
dengan kebutuhan
manusia
- Harganya terjangkau
ONGGOK
Kelemahan :
Harus diolah terlebih dahulu
karena masih mengandung HCN,
Memiliki kandungan pati yang
tinggi serta kandungan protein
kasarnya rendah
4. TUJUAN PENELITIAN HIPOTESIS PENELITIAN
1. Untuk meningkatkan kualitas
nutrisi limbah industri yaitu
onggok yang dijadikan sebagai
pakan ternak.
2. Untuk menganalisis adanya
peningkatan kandungan protein
kasar dan gross energi serta
penurunan kandungan HCN dari
onggok yang difermentasi.
3. Untuk mengetahui perlakuan
terbaik yang bisa dilakukan dalam
meningkatkan kandungan nutrisi
onggok.
Pengolahan onggok yang difermentasi
dengan EM4 dan Saccharomyces
cerevisiae berpengaruh positif
terhadap peningkatan kandungan
protein kasar dan energi serta
terhadap penurunan kandungan HCN.
5. PAKAN
Pakan adalah bahan yang dapat
dimakan, dicerna dan bisa dimanfaatkan
oleh ternak. Sumber pakan ternak dapat
diberikan dalam bentuk hijauan dan
konsentrat, serta harus bisa memenuhi
kebutuhan hidup ternak seperti protein,
karbohidrat, lemak dan vitamin serta
Mineral.
HIJAUAN KONSENTRAT
6. EM4 merupakan larutan yang
berwarna kecoklatan, memiliki
aroma yang manis asam, tersusun
atas campuran mikroba yang
sering dimanfaatkan menjadi
inokulan dalam proses fermentasi.
EM4 dapat meningkatkan
kandungan nutrisi dari onggok.
EM4
Ragi tape mampu merombak
karbohidrat menjadi
monosakarida melalui
beberapa mekanisme produksi
hidrolase, mereduksi polimer
menjadi monomer yang lebih
mudah diserap di saluran
pencernaan.
Saccharomyces cerevisiae
Onggok adalah limbah padat
singkong yang tidak ter-ekstraksi
selama proses pembuatan tepung
tapioka. Walaupun sudah menjadi
limbah, onggok masih memiliki
banyak kandungan senyawa
organik
ONGGOK
Urea adalah sumber NPN atau
Non-Protein Nitrogen yang
selalu tersedia dan relatif murah.
Urea umumnya dipakai untuk
meningkatkan kecernaan pakan
yang kandungan seratnya tinggi
lewat proses amonia.
UREA
Fermentasi merupakan
proses menghidrolisis
nutrisi yang berbentuk
kompleks menjadi bentuk
yang lebih sederhana
melalui bantuan mikroba.
Mikroba yang sering
dipakai pada proses
fermentasi diantaranya
yaitu ragi, bakteri, kapang
(jamur).
3.
4.
1.
2.
FERMENTASI
7. BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu
• Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Ikan Hiu No.1, Kota Binjai.
• Pengujian kandungan protein kasar dan HCN dilakukan di Lab. TPHP UGM.
• Pengujian gross energi dilaksanakan di Lab. Penelitian dan Pengujian Terpadu UGM.
Bahan dan Alat Penelitian
• Bahan yang digunakan : Onggok, urea, EM4, Saccharomyces cerevisiae, gula cair, dan air.
• Alat yang digunakan : baskom, ember, parutan, kain saring, timbangan, panci kukusan,
tampah atau wadah penyimpanan kedap udara.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu : Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial 2 x 3 dengan setiap perlakuan diulang 3x.
• Faktor I
Bio-aktivator yang dipakai pada fermentasi : EM4 dan Saccharomyces cerevisiae
• Faktor II
Lama inkubasi yaitu 2 hari, 3 hari, dan 4 hari.
8. Metode Analisis Data
Metode Liniear RAL Faktorial
Xijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
dengan ;
i = (1,2)
j = (1,2,3)
k = (1,2,3)
• Xijk = Mutu observasi pada unit ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij
(faktor I dari penambahan bio-aktivator ke-i dan faktor II dari lama inkubasi ke-j).
• µ = Rata umum
• αi = Pengaruh faktor I pada taraf ke-i
• βj = Pengaruh faktor II pada taraf ke-j
• (αβ)ij = Pengaruh interaksi faktor I ke-i dan Faktor II ke-j
• εijk = Pengaruh galat percobaan pada ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan ij
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam sesuai
dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3.
Jika terdapat pengaruh perlakuan yang nyata dilakukan uji
lanjut dengan uji beda nyata (BNT).
9. Prosedur Pengolahan Onggok
1. Membuat 2 larutan inokulum :
• Larutan inokulum I dibuat dengan cara melarutkan 30 gr EM4 dengan 10 ml gula cair dan 10 gram urea, aduk larutan
sampai rata.
• Larutan inokulum II dibuat dengan cara melarutkan 20 gr Saccharomyces cerevisiae dengan 10 ml gula cair dan 10
gram urea, aduk larutan sampai rata.
2. Prosedur fermentasi onggok :
• 1 kg onggok (kadar air 60%) dikukus selama 30 menit terhitung sejak uap air mulai keluar dari panci kukusan setelah
itu tunggu sampai dingin.
• Campur tiap larutan inokulum dengan 1 kg onggok yang sudah dikukus di wadah yang sudah disiapkan, lalu aduk
secara merata sampai tidak ada yang menggumpal.
• Setelah semuanya sudah tercampur rata, onggok kemudian dimasukkan ke dalam plastik, dipadatkan serta diikat
rapat hingga tidak terdapat udara didalam plastik. Tiap plastik lalu diberi kode sesuai perlakuan.
• Onggok selanjutnya difermentasi pada suhu ruang dengan lama berdasarkan faktor perlakuan yaitu 2, 3 dan 4 hari.
• Setelah melewati masa fermentasi sesuai perlakuan, onggok dikeluarkan dari plastik dan dibiarkan selama 15 menit
untuk didinginkan. Onggok siap dipanen dan dikeringkan menggunakan oven bersuhu 60°C untuk memberhentikan
kerja mikroba.
• Masing-masing olahan onggok kemudian ditimbang 50 gram dan dimasukkan ke dalam plastik klip untuk selanjutny
a dikirim dan dianalisis ke Laboratorium.