1. BAB II
PEMBAHASAN
Bertukar pikiran antara Petugas dan Ibu mengenai Ibu intra natal
Pengkajian Ibu Intra Natal
*
Anamnesa
Di suatu rumah sakit di ruangan kebidanan sedang berbincang dan dilakukan
pemeriksaan antara Ibu dan Petugas mengenai Ibu Intra natal.
Petugas
: Selamat pagi, bu?
Ibu
: Selamat pagi
Petugas
: Perkenalkan nama saya Suster ”X”, nama ibu siapa?
Ibu
: Nama saya “Y”
Petugas
: Nama suami ibu siapa?
Ibu
: Nama suami saya Tn.”R”
Petugas
: Berapa umur ibu? Pekerjaan dan alamat ibu ?
Ibu
: Umur saya 26 Tahun, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Alamat Jalan
Kelapa
Petugas
: Apa yang ibu rasakan saat ini?
Ibu
: Saya merasakan mules dan sedikit nyeri
Petugas
: Seberapa besar Ibu merasakannya dan pada daerah mana yang Ibu
Ibu rasakan ?
Ibu
: Rasanya sedikit nyeri pada daerah sekitar perut
Petugas
: Kapan gejala mulai timbul dan berapa lama di rasakan ?
Ibu
: Sejak tadi malam sampai pagi ini, Sus...
Petugas
: Kehamilan yang keberapa ,dan pernah keguguran sebelumnya ?
Ibu
: Ini kehamilan yang ke-dua, sebelumnya belum pernah keguguran
Petugas
: Kehamilan sebelumnyaa Ibu melahirkan dimana?
Ibu
: Di rumah sakit
Petugas
: Apakah melahirkannya dengan normal ?
Ibu
: Iya, dengan normal
Petugas
: Berat badan bayi Ibu sewaktu lahir berapa ?
Ibu
: 3,2 Kg
Petugas
: Apakah tadi sudah ada cairan yang keluar ?
Ibu
: Sepertinya belum, Sus...
Petugas
: Baiklah kalau begitu, kita lakukan pemeriksaan selanjutnya
Ibu
: Iya,
Bertukar pikiran
2. *
Pemeriksaan Fisik
•
Penampilan umum klien ( kesadaran,postur tubuh dan penampilan)
•
Tanda-tanda vital ( tekanan darah dan nadi monitor tiap 1 jam,pernafasan dan
temperatur monitor tiap 4 jam )
•
TB dan BB saat ini dan sebelum hamil
•
Muka dan kepala ( rambut,mata,kloasma,gigi dan mulut )
•
Leher ( kelenjar tiroid dan JVP )
•
Dada ( jantung,paru dan payudara ),jantung inspeksi dan palpasi untuk
mengetahui
ketidaknormalandenyutan,auskultasi
jantung.Paru
inspeksi
dada
saat
untuk
mengetahui
bernafas,bentuk
bunyi
dada,frekwensi
pernafasan,perkusi bunyi nafas,auskultasi aliran dan suara nafas.Payudara
inspeksi
ukuran,bentuk,warna
areola,penonjolan
putting,palpasi
untuk
mengetahui adanya nyeri atau adanya benjolan
•
Abdomen ( observasi bising usus,Leopold dan DJJ )
inspeksi bentuk perut ada bekas operasi atau tidak,gerakan perut saat inspirasi
dan ekspirasi,auskultasi dengar bising usus
Palpasi dengan cara Leopold :
-
Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang ada di
fundus
-
Leopold II: untuk menentukan di mana letak punggung janin dan menentukan
DJJ
-
Leopold III: untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah sudah masuk PAP belum
-
Leopold IV: untuk menentukan sejauh mana bagian bawah janin masuk PAP
•
Ekstremitas ( edema.varices dan refleks patela )
•
Vulva dan vagina ( varices, edema, keluaran, bila keluaran darah segar jangan
dilakukan periksa dalam ) Untuk PD sebelumnya lakukan Vulva hygiene ;
- Masukan jari telunjuk dan jari tengah ke vagina,rotasi tangan sehingga ibu
jari berada di atas, tangan yang lain berada di fundus
- Nilai
jalan
lahir
apakah
ada
kelainan
atau
tidak,jari
dapat
meraba
serviks,kemudian menilai : Portio dan serviks apakah ada dilatasi atau
belum,nilai selaput ketuban,presentasi,posisi,station,maulage,kondisi panggul
- Keluarkan jari dan jelaskan hasilnya kepada klien,keringkan perineum.
•
Moulage : Jika ,
-
1 = sutura mendekat dapat lahir spontan
•
0 = sutura tidak mendekat dapat lahir spontan
2 = sutura bertumpuk lahir tidak normal,dengan vacum
Pembukaan serviks :
Bertukar pikiran
3. pembesaran osteum eksternum lengkap 10 cm, bibir portio pendek dan rata, SBR,
serviks dan vagina satu saluran
PENGELOLAAN KALA I,II,III DAN IV
KALA I
•
Tahap pertama persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan
diakhiri dengan dilatasi serviks:
-
Awitan kontraksi uterus yang progresif,teratur yang meningkat kekuatan
,frekwensi dan durasinya
•
Rabas vagina yang mengandung darah
Rabas cairan pada vagina
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada waktu pertama kali kontak,formulir penerimaan dapat
memberi arahan untuk memperoleh informasi penting dari klien yang akan
melahirkan:
1. Catatan
prenatal
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
dan
resiko
individu,misalnya ibu yang berusia 14 dan 40 tahun memiliki kebutuhan yang
spesifik yang berbeda dan usia mereka memberi risiko masalah yang berbeda
pula,hubungan tinggi dan berat badan juga penting diketahui untuk
mengidentifikasi risiko CPD,faktor lain adalah kesehatan umum,kondisi
medis,status pernafasan dan riwayat pembedahan,riwayat obstetri dan
kehamilan masa lalu dan saa ini,perdarahan pervaginam,hipertensi akibat
kehamilan,anemia,DM dan penyakit infeksi lainnya
2. Wawancara keluhan atau alasan ibu datang,diminta untuk menjelaskan hal-hal
sebagai berikut :
-
Frekwensi dan lama kontraksi
-
Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat adanya kontraksi
-
Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan posisi
-
Keberadaan dan karakter rabas atau show dari vagina
-
Status membran amnion,misalnya semburan atau rembesan cairan
3. Faktor-faktor Psikososial, penampilan dan perilaku secara keseluruhan
merupakan
petunjuk
yang
berharga
tentang
jenis
dukungan
yang
diperlukan,faktor yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
-
Interaksi verbal : dapatkah ibu meminta apa yang ibu perlukan,apakah ibu
bebas
berbicara
kepada
petugas
atau
hanya
berespons
terhadap
pertanyaan
-
Bahasa tubuh : apakah ibu santai atau tegang,sejauh mana tingkat
kecemasannya
Bertukar pikiran
4. -
Kemampuan
persepsi
:
apakah
ibu
memahami
apa
yang
petugas
katakan,adakah hambatan dalam bahasa,apakah tingkat kecemasannya
membutuhkan penjelasan
-
Tingkat ketidaknyamanan : sejauh mana ibu mengekspresikan apa yang
dialami,apakah mengeluh tentang ketidaknyamanan,apakah meminta suatu
tindakan untuk mengurangi ketidaknyamanan
-
Stres dalam persalinan : tingkat kekhawatiran pada proses persalinan
sering diutarakan mengenai diri dan janinnya
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan awal menentukan waktu dimulainya persalinan sejati,hasil
pemeriksaan merupakan dasar pengkajian kemajuan persalinan,pemeriksaan
fisik
awal
mencakup
pemeriksaan
sistem
umum,perasat
Leopold,DJJ,kontraksi uterus,pemeriksaan vagina untuk mengetahui dilatasi
dan
penipisan
serviks
dan
status
membran
amnion
Pengkajian pada kala I yang cermat memberi arahan pilihan dan tindakan
keperawatan yang perlu diterapkan
-
Kala I dibagi dalam 2 fase :
Fase latent pembukaan 0-3 cm berlangsung 7-8 jam
Fase aktif :
-
Akselerasi 3-4 cm berlangsung 2 jam
-
Dilatasi maksimal 4-9 cm berlangsung 2 jam
-
Deselerasi 9-10 cm berlangsung 2 jam
-
Selaput ketuban dapat pecah dengan spontan setiap saat selama
proses persalinan,DJJ harus diobservasi setelah terjadi ketuban
pecah
*
Warna : cairan amnion dalam kondisi normal berwarna seperti
jerami dan dapat mengandung serpihan verniks kaseosa,cairan
amnion yang berwarna kekuningan menunjukkan adanya hipoksia
janin
yang
terjadi
pecah,cairan
36
amnion
jam
yang
atau
lebih
berwarna
sebelum
ketuban
anggur
minuman
( kemerahan ) dapat menunjukkan plasenta lepas dini,cairan
amnion yang bercampur mekonium merupakan hal yang normal
bagi
presentasi
sungsang,apabila
pada
presentasi
kepala
kemungkinan setelah bayi lahir mempunyai resiko gangguan
pernafasan
*
Karakter : cairan amnion dalam keadaan normal mempunyai
konsistensi seperti air dan baunya tidak menyengat,apabila
baunya menyengat dan cairan menjadi kental perlu dicurigai
adanya infeksi
Bertukar pikiran
5. Jumlah : dalam keadaan normal volume cairan amnion berkisar
*
antara 500-1200 ml
5. Tanda masalah yang potensial
Pengkajian temuan berfungsi sebagi dasar evaluasi kemajuan yang dialami
selama proses kala I persalinan,meskipun beberapa komplikasi persalinan telah
diantisipasi tetapi komplikasi lain baru dapat dilihat pada waktu persalinan.
Masalah yang mungkin terjadi :
*
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kala I
*
Perubahan eliminasi urine
*
Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi yang kuat
*
Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kurangnya asupan cairan
*
Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan presentasi janin,status
selaput ketuban,pemantauan janin
*
Koping keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang tindakan yang akan dilakukan
*
Ambulasi dan Pengaturan Posisi
Ambulasi sedapat mungkin dianjurkan jika selaput ketuban masih
utuh,jika bagian presentasi janin sudah masuk panggul ( engaged ) setelah
ketuban ruptur,duduk atau berdiri selama awal persalinan terbukti lebih
nyaman daripada berbaring . Ambulasi dikontraindikasikan sesuai dengan
status ibu dan janin,apabila berbaring di tempat tidur ibu dianjurkan
berbaring miring untuk membantu aliran uteroplasental dan aliran darah
ginjal optimal
6. Upaya dukungan
Perawatan untuk ibu bersalin dilakukan dengan :
Membantu ibu berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam melahirkan
anaknya
Memenuhi harapan ibu akan hasil skhir persalinannya
Membantu ibu menghemat tenaganya
Membantu mengendalikan rasa nyerinya
Suami / Pasangan selama proses persalinan
Suami
adalah
persalinan,peran
pasangan
suami
istri
yang
sangat
mendukungnya
ideal
dalam
sebagai
proses
pemimpin
persalinan,diharapkan untuk membantu secara aktif dalam menghadapi
persalinan
Banyak rumah sakit mendorong suami untuk hadir selama persalinan
dan melahirkan karena peran suami sangat berarti bagi ibu yang akan
bersalin
Dukungan orang tua selama proses persalinan. Adalah penting
mendukung orang tua dan memperlakukan mereka dengan hormat
Bertukar pikiran
6. terutama dalam situasi di mana mereka menggantikan suami sebagai
pemimpin persalinan,mereka mungkin memiliki cara untuk meredakan nyeri
berdasarkan pengalamannya
Saudara kandung bayi selama proses persalinan. Persiapan untuk
menerima
seorang
anak
baru
akan
membantu
proses
ikatan
bathin,persiapan menghadapi persalinan ibu dan partisipasi anak di
dalamnya dapat membantu anak yang lebih besar untuk menerima
perubahan ini,usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respons
mereka oleh karena itu persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak
KALA II
Kala dua persalinan adalah dimana tahap janin dilahirkan,tahap ini dimulai
dari dilatasi serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi,tahap ini terdiri dari 2
atau 3 fase,fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbal dan nonverbal,kondisi
aktivitas uterus,keinginan untuk mengedan dan penurunan janin.
Fase pertama dimulai ketika ibu menyatakan ingin mengedan biasanya pada
puncak kontraksi,ibu mengeluhkan peningkatan nyeri,tetapi diantara kontraksi akan
tengan dan akan memejamkan mata
Fase kedua ibu semakin ingin mengedan dan sering kali mengubah posisinya
untuk mencari posisi mengedan yang lebih nyaman,usaha mengedan akan lebih ritmik
dan seringkali memberi tahu awal kontraksi dan semakin bersuara sewaktu
mengedan
Fase ketiga bagian presentasi sudah berada di perineum dan usaha mengedan
menjadi paling efektif untuk melahirkan
Pengkajian
Tanda obyektif yang pasti bahwa tahap kedua persalinan telah dimulai adalah
melalui pemeriksaan dalam,tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua telah
dimulai adalah :
-
Muncul keringat yang tiba-tiba di atas bibir
-
Adanya muntah
-
Aliran darah meningkat
-
Ekstremitas bergetar
-
Semakin gelisah dan ada pernyataan saya tidak kuat
-
Usaha mengedan yang semakin kuat
Tanda-tanda ini muncul saat serviks berdilatasi lengkap
Durasi tahap kedua
Kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada kehamilan pertama dan 1,5 jam pada
kehamilan berikutnya dianggap abnormal dan harus melakukan kolaborasi,faktor lain
Bertukar pikiran
7. yang harus dipertimbangkan adalah pola DJJ, penurunan presentasi,kualitas
kontraksi uterus.
KALA III
Tahap ketiga persalinan dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan
penanganan tahap ketiga persalinan adalah pelepasan dan ekspulsi plasenta segera
yang dicapai dengan cara yang paling mudah dan paling aman,setelah bayi lahir
dengan adanya kontraksi uterus yang kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil
sehingga tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas dari perlekatannya,dalam
keadaan normal lima sampai tujuh menit setelah kelahiran bayi plasenta akan
lahir,pelepasan plasenta diindikasikan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Fundus yang berkontraksi kuat
2. Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bulat oval,sewaktu
plasenta bergeser ke bawah segmen rahim
3. Darah yang berwarna gelap tiba-tiba keluar dari introitus
4. Tali pusat bertambah panjang dengan mendekati introitus
5. Vagina akan penuh oleh plasenta. Setelah dicek,plasenta sudah lepas dari
perlekatannya,tangan kanan memegang tali pusat dan tangan kiri menekan
fundus secara perlahan tali pusat ditarik kemudian tangan kiri menekan simpisisi
pubis,plasenta dilahirkan tanpa ibu mengedan,setelah plasenta lahir periksa
kotiledon dan selaputnya,ketika tahap ketiga selesai robekan diperbaiki atau jika
ada luka episiotomi maka robekan tersebut dipebaiki dan setelah selesai vulva
dibersihkan dengan perlahan-lahan dan pembalut dipasangkan.
6. Keluarga pada tahap ketiga
Kebanyakan orang tua akan merasa senang jika dapat memegang,menggendong
dan membersihkan bayi setelah lahir,tubuh ibu akan bersentuhan dengan tubuh
bayi akan mempertahankan suhu tubuh bayi
Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina,manfaat
episiotomi :
Mencegah robekan perineum,insisi yang bersih dan dilakukan pada posisi yang
benar akan lebih cepat sembuh daripada robekan yang tidak teratur
Mengurangi regangan otot penyangga kandung kemih atau rektum yang terlalu
kuat yang bisa menyebabkan inkontinensia urine atau prolaps vagina
Mengurangi tahap kedua yang mungkin penting bagi ibu
Memperbesar vagina jika diperlukan
Jenis episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi
Bertukar pikiran
8. -
Episiotomi garis medial palin sering dilakukan dan mudah diperbaiki dan
biasanya nyeri yang timbul lebih ringan,kadang-kadang dapat terjadi perluasan
melalui perluasan ke sfingter rectum
-
Episiotomi mediolateral dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada
kemungkinan terjadi perluasan ke posterior,meskipun dengan demikian
robekan derajat empat dapat dihindari,tetapi robekan derajat tiga dapat
terjadi,selain itu jika dibandingkan dengan episiotomi medial,kehilangan darah
akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit dan lebih nyeri
Laserasi
Laserasi perineum biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan,luas robekan
didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan :
-
Derajat pertama ,robekan mencapai kulit dan jaringan penunjang superfisial
sampai ke otot
-
Derajat dua,robekan mencapai otot-otot perineum
-
Derajat tiga,robekan berlanjut ke otot sfingter ani
-
Derajat empat,robekan mencapai dinding rektum anterior
Laserasui vagina sering menyertai robekan perineum,robekan vagina cenderung
mencapai dinding lateral dan jika cukup dalam dapat mencapai levator ani
Cedera serviks dapat terjadi jika serviks beretraksi melalui kepala janin yang
keluar,laserasi yang luas dapat terjadi pada usaha yang tergesa-gesa untuk
memperluas pembukaan serviks.
KALA IV
Tahap ke empat persalinan ( tahap pemulihan ) merupakan periode yang kritis untuk
ibu dan bayi yang baru lahir,selama 2 jam pertama setelah melahirkan,organ-organ
ibu mengalami penyesuaian terhadap keadaan sebelum hamil dan sistem tubuh mulai
stabil
•
Pengkajian
Pengkajian dimulai dengan meninjau kembali catatan prenatal dan persalinan,hal
yang
paling
penting
adalah
keadaan-keadaan
yang
dapat
menyebabkan
predisposisi perdarahan pada ibu,misalnya :
-
Persalinan yang cepat
-
Bayi yang bnesar
-
Grande multipara
-
Persalinan dengan induksi
Faktor-faktor ini merupakan bahaya yang mungkin terjadi pada persalinan tahap
keempat
Selama jam pertama dalam ruang pemulihan perlu dilakukan pemeriksaan fisik
Bertukar pikiran
9. dengan sering,semua faktor kecuali suhu tubuh diperiksa setiap 15 menit selama
1 jam,setelah pemeriksaan setiap 15 menit yang keempat,jika semua parameter
stabil dalam batas-batas normal,pemeriksaan diulang lagi sebanyak 2 kali setiap 30
menit
Mencegah perdarahan
Perdarahan pasca partum dianggap terjadi jika kehilangan darah mencapai 500
ml atau lebih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan,tanda-tanda vital harus
diperiksa,dicatat dan harus dalam batas normal,uterus harus sering dipalpasi
untuk memastikan uterus tidak berisi darah,pemberian uterotonika dan
melakukan
masage
uterus
bisa
meningkatkan
kontraksi
uterus
sehingga
perdarahan bisa diatasi
Mencegah distensi kandung kemih
Distensi kandung kemih bisa terjadi pada atonia uteri,kandung kemih yang penuh
akan menekan uterus ke atas dan kesebelah garis kanan bawah ,posisi ini akan
menyebabkan uterus relaksasi akibatnya terjadi perdarahan,dorong ibu untuk
berkemih spontan
Menjaga keamanan
Ibu dibiarkan beristirahat dengan nyaman ditempat tidur,perlu banyak istirahat
agar sistem tubuhnya dapat beradaptasi kembali terhadap perubahan volume
cairan,pada waktu akan melakukan ambulasi dapat dilakukan dalam 2 jam
pertama atau tergantung pada tekanan darah,jumlah kehilangan darah jenis dan
jumlah obat anestesi dan analgesia yang diberikan selama persalinan kelahiran,
tingkat nyeri yang jelas terlihat waktu ibu bergerak.
Mempertahankan kenyamanan
Kontraksi uterus dapat menimbulkan tingkat kenyamanan dan rasa tidak enak
yang dikenal sebagai nyeri pasca melahirkan (afterpain).
Selama 2 jam pertama setelah melahirkan kontraksi uterus menjadi teratur dan
kuat,untuk membantu memberi rasa tidak nyaman, melakukan hal-hal berikut :
1. Menjelaskan fisiologi normal nyeri setelah melahirkan
2. Menolong ibu mempertahankan kandung kemih kosong
3. Menempatkan selimut hangat di atas perut ibu
4. Memberi analgesik
5. Anjurkan latihan relaksasi dan pernafasan
Menjaga kebersihan
Bertukar pikiran
10. Perawatan
perineum
akan
menambah
kenyamanan
dan
keamanan
ibu
( pencegahan infeksi ), dianjurkan untuk mengganti pembalut setiap kali ke kamar
mandi
Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi
Pembatasan asupan cairan dan nutrisi serta kehilangan cairan ( darah,keringat
dan muntah ) selama proses persalinan dapat membuat tiba-tiba ingin segera
makan dan minum setelah melahirkan,jenis makanan dan cairan yang diberikan
tergantung pada beberapa faktor ,seperti jenis anestesi yang diberikan,jumlah
perdarahan yang hilang waktu melahirkan.
Bertukar pikiran