Dokumen tersebut membahas tantangan dan peluang bagi perdagangan jasa di Indonesia, dengan fokus pada rencana pembangunan kesehatan jangka panjang dan pencapaian target-target MDGs di bidang kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan program prioritas dan arah kebijakan pembangunan kesehatan di Sulawesi Utara beserta capaian targetnya.
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia
1. TANTANGAN DAN PELUANG
BAGI PERDAGANGAN JASA
INDONESIA
Dr. MAXI R. RONDONUWU, DHSM
Disampaikan pada Seminar IPKKI Sulut
Aditorium Unsrat, 16 Desember 2011
2. RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG 2005-2025, UU NO 17/2007
KESEHATAN
TERWUJUDNYA DERAJAT
KESEHATAN YANG
SETINGGI2NYA
MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA
YANG BERKUALITAS
INVESTASI
BANGSA YANG BERDAYA-SAING
3. KERANGKA KONSEP PEMBANGUNAN
KESEHATAN MDGS
Target
Bid Kes
RPJMN Peningkatan
MDGs
2010 - 2014 gizi: bumil,
bayi, balita,
anak
PEMBANGUNAN SEKTOR
KESEHATAN Reduksi LAIN
PUSAT Kematian
PROVINSI Bayi
KAB/KOTA
Reduksi MASYARA
KAT
Kematian
Ibu
HIV/AIDS,
Malaria, Tbc
RPJMD Kesehatan
Lingkungan
4. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
MISI STRATEGI
1. Meningkatkan pemberdayaan masy swasta dan
1. Meningkatkan derajat madani, dlm pemb.kes melalui kerjasama nas
kesmas melalui dan global
pemberdayaan masy 2. Meningkatkan yankes yg merata, terjangkau,
VISI termasuk swasta & masy bermutu & berkeadilan serta berbasis bukti, dg
madani mengutamakan pd upaya promotif dan preventif
MASYARAKAT
2. Melindungi kesmas dg 3. Meningkatkan pembiayaan pemb kes terut utk
SEHAT YG menjamin tersedianya mewujudkan jamsoskes
MANDIRI DAN upaya kes yg paripurna, 4. Meningkatkan pengemb dan pemberdayagu-
BERKEADILAN merata, bermutu, dan naan SDMK yg merata dan bermutu
berkeadilan 5. Meningktkan ketersediaan pemerataan dan
3. Menjamin ketersediaan keterjangkauan obat dan alkes serta menjamin
dan pemerataan keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sumberdaya kes sediaan farmasi. Alkes dan makanan
4. Menciptakan tata kelola 6. Meningktkan manaj kes yg akuntabel, trans-
kepemerintahan yg baik paran, berdayaguna dan berkhasiat guna, utk
memantapkan desentralisasi kes yg bertgg jwb.
4
5. 8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL
BIDANG KESEHATAN
1. Peningkatan KIA & KB
2. Perbaikan gizi masyarakat
Fokus Prioritas &
3. Pengendalian penyakit menular & tidak Reformasi Pembangunan
menular dan kesling
Kesehatan Nasional
4. Pemenuhan SDM Kesehatan
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan,
2010-2014
safety, mutu, penggunaan obat/makanan
6. Jamkesmas
7. Pemberdayaan masyarakat,
penanggulangan bencana dan krisis
RPJMN 2010 -
VISI
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer,
sekunder dan tersier
2014 MASYARAKAT
SEHAT YANG
7 PRIORITAS REFORMASI KESEHATAN MANDIRI DAN
1. Jamkesmas MDG 2015 BERKEADILAN
2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
3. Ketersediaan Obat dan Alkes di setiap
fasilitas kesehatan
4. Reformasi birokrasi pembangunan
kesehatan
5. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan
6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 5
5
7. Rumah sakit Indonesia kelas dunia
5
6. MISI
1. Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan
VISI masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat
Masyarakat madani.
Sulawesi Utara 2. Melindungi kesehatan
Sehat , yang masyarakat dengan
Mandiri dan menjamin tersedianya
Berkeadilan upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu,
dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumberdaya
kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik.
6
7. PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN
KESEHATAN TAHUN 2011
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita.
2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular
diikuti penyehatan lingkungan;
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM
kesehatan; termasuk pembentukan MTKP (Majelis Tenaga
Kesehatan Provinsi) dalam rangka pelaksanaan registrasi &
uji kompetensi tenaga kesehatan, dimana MTKP merupakan
unit fungsional dari badan pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan
dibawah koordinasi MTKI
8. Lanjutan,,,,,
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,
keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan
obat dan makanan;
6. Universal Coverage Kab/Kota
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan
krisis kesehatan;
8. Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil,
Tertinggal dan Daerah Perbatasan serta pulau-pulau terluar.
9. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan
tersier, antara lain Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
9. PROGRAM POKOK
1. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak;
2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita;
3. Program Pembinaan Gizi Masyarakat;
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
6. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
7. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan;
8. Program Upaya Kesehatan;
9. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia.
9
10. PROGRAM PENUNJANG
1. Program Pelayanan Administrasi;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur;
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;
10
11. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
TAHUN 2012
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita yang
menjamincontinuum of care, antara lain
dengan peningkatan cakupan persalinan di
sarana pelayanan kesehatan dasar dan RS
pemerintah.
2. Perbaikan status gizi masyarakat .
3. Melanjutkan upaya pengendalian penyakit
menular serta penyakit tidak menular, diikuti
penyehatan lingkungan.
12. 4. Pengembangan sumber daya manusia
kesehatan, antara lain dengan pemantapan
standar kompetensi tenaga kesehatan,
terutama tenaga dokter, dokter gigi, perawat,
bidan, kesehatan masyarakat, gizi, dan
farmasi.
5. Peningkatan upaya kesehatan yang
menjamin terintegrasinya pelayanan
kesehatan primer, sekunder, dan tersier
antara lain dengan perluasan Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) bagi
pelayanan kesehatan primer di puskemas.
13. 6. Peningkatan kualitas manajemen,
pembiayaan kesehatan, sistem
informasi, dan ilmu pengetahuan serta
teknologi kesehatan antara lain melalui:
a) peningkatan kualitas perencanaan,
penganggaran, serta monitoring dan
Evaluasi pembangunan kesehatan
untuk mendukung percepatan
pencapaian target MDGs; dan b)
penguatan peraturan Perundangan
pembangunan kesehatan.
14. PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN SULUT TAHUN 2010 – 2014
N
o Sasaran 2010 2014 MDGs Ket
Perlu
AKB
1. 29 24 23 Kerja
per 1.000 KH Keras
AKI Perlu
2. per 100.000 183 117 102 Kerja
KH Keras
Gizi Kurang Sudah
3. 10,6% 6% 18,5%
Balita (%) Tercapai
Kemung-
4. UHH 70,7 72,7 73 kinan
Tercapai
14
16. TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990‐2015
Prevalensi balita dengan berat badan rendah <15,5% 17,9% 8,3% SUDAH
/ kekurangan gizi (2010) TERCAPAI
Prevalensi balita gizi buruk <3,6% 4,9% (2010) 3,80% SUDAH
TERCAPAI
Prevalensi balita gizi kurang <11,9% 13,0% 10,6% SUDAH
(2010) TERCAPAI
Proporsi penduduk dengan asupan kalori di <8,50% 14,47% 3,42% SUDAH
bawah tingkat konsumsi minimum-1400 (2009) TERCAPAI
Kkal/kapita/hari
Proporsi penduduk dengan asupan kalori di <35,32% 61,86% 28,7% SUDAH
bawah tingkat konsumsi minimum 2000 (2009) TERCAPAI
Kkal/kapita/hari
17. TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 4: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun
waktu 1990‐2015
Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran 32 44 42 PERLU
hidup KERJA
KERAS
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 23 34 29 PERLU
kelahiran hidup KERJA
KERAS
Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran < 32 19 21 SUDAH
hidup TERCAPAI
Persentase anak usia 1 tahun yang di >44,5% 74,5% 85,0% SUDAH
imunisasi campak TERCAPAI
18. TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu
1990‐2015
Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran <102 228 183 PERLU
hidup KERJA
KERAS
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga >40,7% 77,34% 84% SUDAH
kesehatan terlatih TERCAPAI
Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
Angka pemakaian kontrasepsi /CPR >49,7% 61,4% 62,40% SUDAH
perempuan menikah usia 15‐49, semua cara (1991) TERCAPAI
Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) >47,1% 57,4% 69,3% SUDAH
perempuan menikah usia 15‐49 tahun saat (1991) (2007) TERCAPAI
ini, cara modern
Angka kelahiran remaja (perempuan usia < 67 51 % 67% SUDAH
15‐19 tahun) per 1000 perempuan usia (1991) (2007) TERCAPAI
15‐19 tahun
19. TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya > 75,0% 93,3% 99,2% SUDAH
satu kali kunjungan dan empat kali TERCAPAI
kunjungan) untuk kunjungan I
Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya >56,0% 81,5% 87,7% SUDAH
satu kali kunjungan dan empat kali (1991) (2007) TERCAPAI
kunjungan) untuk kunjungan IV
Unmet Need (kebutuhan keluarga < 12,70% 9,10% 12,31% SUDAH
berencana/KB yang tidak terpenuhi) (1991) (2007) TERCAPAI
20. TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT
MENULAR LAINNYA
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru
HIV/AIDS hingga tahun 2015
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total - 0,2% <0,5% PERLU
populasi (Menurun) (2009) KERJA
KERAS
Penggunaan kondom pada hubungan seks > 12,8% 10,3% 30% SUDAH
berisiko tinggi terakhir untuk perempuan TERCAPAI
Penggunaan kondom pada hubungan seks > 12,8% 18,4% 30% SUDAH
berisiko tinggi terakhir untuk Laki-Laki TERCAPAI
Proporsi jumlah penduduk usia 15‐24 Meningkat Perempua: 9,8% PERLU
tahun yang memiliki pengetahuan 11,9% KERJA
komprehensif tentang HIV/AIDS Laki‐laki: KERAS
(MENIKAH) 15,4%
(2010)
Proporsi jumlah penduduk usia 15‐24 Meningkat Perempua: 12% PERLU
tahun yang memiliki pengetahuan 19,8% KERJA
komprehensif tentang HIV/AIDS (BELUM Laki‐laki: KERAS
MENIKAH) 20,3%
(2010)
21. TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT
MENULAR LAINNYA
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang
membutuhkan sampai dengan tahun 2010
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut Meningkat 38,4% 60% ON
yang memiliki akses pada obat‐obatan (2009) TRACK
antiretroviral
Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria
dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
Angka kejadian Malaria (per 1,000 < 24,10 17,77 14,72 SUDAH
penduduk): (1990) (2008) TERCAPAI
Proporsi anak balita yang tidur dengan > 7,7% Desa:4,5% 16,5% SUDAH
kelambu berinsektisida Kota: 1,6% TERCAPAI
Total: 7,7%
Proporsi anak balita dengan demam yang >21,9% 21,9% 80% SUDAH
diobati dengan obat anti malaria yang tepat (2010) TERCAPAI
22. TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT
MENULAR LAINNYA
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria
dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
Angka kejadian Tuberkulosis (semua < 343 228 189 SUDAH
kasus/10.000 penduduk/tahun) (1990) (2009) TERCAPAI
Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per < 443 244 235 SUDAH
100.000 penduduk) (1990) (2009) TERCAPAI
Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per < 92 39 27 SUDAH
100.000 penduduk) (1990) (2009) TERCAPAI
Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang 70,0% 73,1% 80% SUDAH
terdeteksi dalam program DOTS (2009) TERCAPAI
Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati 85,0% 91,0% 90% SUDAH
dan sembuh dalam program DOTS (2009) TERCAPAI
23. TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 7B: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses
berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015
Proporsi rumah tangga dengan akses >68,87% 47,71% 64,9 ON TRACK
berkelanjutan terhadap air minum layak,
perkotaan dan perdesaan
Proporsi rumah tangga dengan akses >49,82% 75,29% 75,40 SUDAH
berkelanjutan terhadap air minum layak di TERCAPAI
perkotaan
Proporsi rumah tangga dengan akses >45,72% 65,81% 51,97 SUDAH
berkelanjutan terhadap air minum layak di TERCAPAI
perdesaan
24. TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET
MDGS NASIONAL SULUT
Target 7B: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses
berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015
Proporsi rumah tangga dengan akses >62,41% 51, 19% 70,5 SUDAH
berkelanjutan terhadap sanitasi layak, TERCAPAI
perkotaan dan perdesaan
Proporsi rumah tangga dengan akses >69,51% 76,82% 77,90 SUDAH
berkelanjutan terhadap sanitasi layak, TERCAPAI
perkotaan
Proporsi rumah tangga dengan akses >55,55% 33,96% 55,83 SUDAH
berkelanjutan terhadap sanitasi layak, TERCAPAI
perdesaan
25. TANTANGAN &
PELUANG
BAGI PERDAGANGAN
JASA INDONESIA
27. Masalah & Tantangan
1. PENYEBARAN NAKES TIDAK MERATA, ADA
YG KELEBIHAN TETAPI ADA YG
KEKURANGAN.
2. NAKES RANGKAP TUGAS.
3. TUPOKSI TIDAK SESUAI DENGAN
KOMPETENSI.
4. PEMEKARAN WILAYAH MENYEBABKAN
MUTASI NAKES DAN ADA YANG
DITEMPATKAN DILUAR KESEHATAN.
28. Jasa adalah sektor vital bagi
berfungsinya perekonomian negara
Sebagai infrastruktur dalam perekonomian.
Komponen penting proses transformasi
ekonomi
• Sektor ini tumbuh paling cepat di dalam perekonomian
• Menjadi penunjang pertumbuhan dan perdagangan di
sektor lain.
Sumber penting bagi pertumbuhan atas dasar
peningkatan produktifitas, karena sektor ini
paling cepat mengadopsi inovasi.
Menyerap tenaga kerja paling banyak
Knowlegde-intensive services, memperkerjakan tenaga
kerja dengan kualifikasi lebih tinggi dan pendapatan lebih
tinggi dari rata rata.
29. Sektor Jasa
Penopang Utama Perekonomian
Tumpuan masa depan Perekonomian Indonesia
• Pangsa jasa makin besar dalam GDP
• Makin banyak tenaga kerja beralih ke sektor jasa dengan nilai
tambah lebih tinggi
Mendukung sektor industri, pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan SDM
• Pendukung infrastruktur Industri: Jasa Keuangan,
telekomunikasi, bisnis dan Logistik, transportasi, konstruksi
• Pendorong pertumbuhan : Jasa keuangan, telekomunikasi dan
transportasi
• Pendorong pengembangan SDM: Jasa kesehatan, pendidikan ,
lingkungan hidup
30. Perdagangan Jasa
Perdagangan Masa Depan Dunia
Perdagangan jasa dunia terus tumbuh, rata-rata
8% (2005-2010)
Pangsa perdagangan jasa terus tumbuh, mencapai
21% (2010)
Negara maju pemain utama, namun Emerging
Economies makin agresif mencari pasar
World Investment Report UNCTAD
the shift towards services
31. Jasa dalam strategi Emerging
Economies
India
• Sektor jasa memberikan kontribusi 60% dari GDP dan
menciptakan kesempatan kerja 70%
China
• Komponen inti dan strategis dalam perkembangan sektor
perdagangan dan industri yang modern dan seimbang
Perubahan dari low-end manufacturers to higher value-added
products and services
Peningkatan kontribusi sektor jasa terhadap GDP dari 43% ke 47%
Pengembangan energi modern dan logistik yang terintegrasi
Perbaikan kemampuan teknologi jasa di sektor swasta dan publik
32. Jasa dalam strategi Emerging
Economies
Malaysia
• Tujuan umum Master Plan tahap ke-3 2006 – 2020
“ Memiliki daya saing global untuk jangka panjang melalui
transformasi dan inovasi di bidang industri dan sektor jasa “
• 5 (lima) Komponen di sektor jasa sebagai sumber
utama pertumbuhan:
Penguatan efesiensi dan daya saing sektor jasa
Liberalisasi progresif sektor jasa
Menciptakan keterhubungan yang optimal dengan industri
Pembangunan pusat jasa pendidikan, distribusi, kesehatan dan
pariwisata di tingkat regional
Penguatan pengembangan dan promosi 8 sektor jasa
33. Posisi Jasa Indonesia
RI Peringkat 40 sebagai eksportir dunia, peringkat
30 importir
RI adalah net importer Defisit besar perdagangan
jasa: ekspor USD 17 miliar, impor USD 33 miliar
Peringkat eksportir dunia (EU digabung):
- Singapura No.5 (USD 112 Miliar)
- Thailand No.15 (USD 34 Miliar)
- Malaysia No. 17 (USD 33 Miliar)
Sumber : WTO Trade Report 7 April 2011
34. Perundingan Jasa
Request dan Offer
Perundingan jasa dilakukan secara multi-track/simultan
melalui berbagai fora
– Multilateral WTO
– Regional ASEAN dan ASEAN dengan mitra
– Bilateral
Liberalisasi/peningkatan komitmen secara bertahap dan
berkelanjutan melalui proses perundingan
seyogyanya diarahkan agar seiring dengan peningkatan
kemampuan dan daya saing industri jasa nasional
Kebijakan liberalisasi baik menyangkut offer maupun request
serta mode of supply sesuai dengan tujuan dan
perkembangan pembangunan nasional
35. KOMITMEN INDONESIA DALAM WTO
Mencakup komitmen horisontal maupun sektoral
Lebih rendah dari regulasi yang berlaku
Indonesia belum memiliki komitmen di sektor kesehatan
(termasuk jasa profesi) di WTO
Peningkatan komitmen melalui pengajuan Conditional
Initial Offer dalam perundingan Doha.
Antisipasi perundingan dalam rangka revised offer
Request and Offer Indonesia untuk jasa
kesehatan
36. Request dan Offer Indonesia - WTO
Indonesia menyampaikan request (2008) untuk Mode 4:
Contractual Service Suppliers (CSS) dan Independent
Professionals (IP) ke sejumlah negara
Request Indonesia dianggap tidak spesifik ke negara
tujuan tertentu
Penyusunan peta akses pasar (PAP) dan informasi
yang diperlukan untuk mendukung request, seperti peta
kebutuhan jasa, aturan-aturan dan hambatan jasa di
negara tujuan pasar
• Sejauh mungkin spesifik dan lebih rinci sesuai
kebutuhan penetrasi pasar dan pelaku usaha
37. Request dan Offer Indonesia - WTO
Conditional Initial Offer Indonesia tahun 2005:
professional services (legal), education, health,
maritime, energy, construction dan financial
Ministerial Signaling Conference 2008 :
Indikasikan tambahan offer Indonesia untuk
sektor distribution, environment, transport dan
immigration
38. ROADMAP LIBERALISASI JASA
ASEAN
Tahun 2010, Sektor Prioritas meliputi:
- e-ASEAN
- Healthcare
- Pariwisata
Tahun 2013: sektor logistik
Tahun 2015: sektor jasa lainnya
40. PERUNDINGAN JASA ASEAN
Dituangkan dalam Paket Komitmen (Package of
Commitments)
Perundingan yang intensif dan ‘targeted’
ASEAN telah menghasilkan sejumlah Paket
Komitmen (Paket I s/d VIII)
sejumlah negara anggota belum memenuhi
threshold
Pemenuhan threshold : mode of supply, foreign
participation, penghapusan pembatasan ex Psl. XVI
GATS, cakupan sektor
41. Target Liberalisasi Jasa ASEAN
Target liberalisasi
• Tahun 2010 (AFAS 8): 80 subsektor
• Tahun 2012 (AFAS 9): 100 subsektor
• Tahun 2014 (AFAS 10): 120 subsektor
• Tahun 2015 (AFAS 11): 128 subsektor
Perkembangan AFAS 8
• Target 80 subsektor, Indonesia memberikan offer 85
subsektor
• 41 sub-sektor lulus threshold, 44 subsektor belum lulus
threshold
• 15% Overall Flexibility: Alokasi dan Kriteria
42. Mutual Recognition Arrangements
ASEAN di bidang Jasa
• Memfasilitasi movement of professional
qualification melalui pengakuan qualifikasi
professi (MRAs)
• MRA memungkinkan professional penyedia jasa
yang terdaftar atau certified di suatu negara
anggota untuk diakui sama (equally recognized)
di negara anggota lainnya
Memfasilitasi arus atau mobilitas professional
penyedia jasa di lingkungan ASEAN
43. Tantangan Liberalisasi Jasa
Perdagangan jasa internasional
• Masih merupakan bisnis yang menguntungkan
negara-negara maju
• Hubungan perdagangan asimetrikal dengan negara-
negara berkembang
• Namun jasa adalah bisnis masa depan – tantangan
dan peluang
Domestic service capacity masih belum
kompetitif - banyak sektor jasa masih dalam tahap
formative/development stage, lack of adequate
regulatory and institutional framework
44. Tantangan Liberalisasi Jasa
Penetrasi ke pasar luar negeri
• Pemahaman yang belum memadai mengenai
pasar jasa luar negeri – negara-negara tujuan
ekspor jasa
peta kebutuhan, regulasi/prosedur dan hambatan di
negara tujuan pasar
peta kebutuhan ekspor jasa Indonesia per sektor
peta rinci keunggulan sektor ketenagakerjaan Indonesia
• Penyusunan Peta Akses Pasar (PAP)
• Penajaman Request
45. Tantangan Liberalisasi Jasa
Hambatan di negara tujuan ekspor jasa
Hambatan usaha : restrictions on commercial presence,
differential treatment of foreign service providers
Hambatan mode 4 : quotas, standards, recognition,
certification, licensing, categories of personnel, ENT, entry
barriers (visa, work permit), other regulatory barriers
Hambatan jasa keperawatan
- bahasa (bahasa Inggris dan nasional)
- licensure examination – ujian kompetensi keperawatan,
menguji nursing level competency
- pendidikan/pelatihan perawat
- Nursing Regulatory Authority
46. Tantangan Liberalisasi Jasa
Regulasi domestik yang memuat aturan/disiplin
untuk mendukung perdagangan jasa
• Perdagangan jasa dan liberalisasi jasa memerlukan regulasi dan
institusi yang baik
• Disiplin regulasi domestik
aspek transparansi kebijakan/regulasi
administered in a reasonable, objective and impartial manner
tidak menciptakan unnecessary barriers
• Kondisi regulasi nasional dan daerah yang memerlukan review
dan penguatan
47. Tantangan Liberalisasi Jasa
kualifikasi, standar, perizinan (qualifications,
standards and procedures) berdasarkan a.l.
- objective and transparent criteria
- not more burdensome than necessary
• Kesiapan menghadapi pemberlakuan Disciplines
on Domestic Regulation WTO
48. Dual hal yang paling krusial
Domestic service capacity
• Lemahnya supply side
• Berdampak pada posisi request and offer
Akses pasar di luar negeri
• Pasar tujuan ekspor
• Akses pasar dan hambatan
Tantangan utama adalah bagaimana pembukaan/
perluasan pasar dilakukan seiring dengan
peningkatan kapasitas dan kemampuan sektor jasa
domestik untuk mampu bersaing di dalam maupun
di pasar luar negeri
49. Tantangan persaingan/akses pasar
Kemampuan bersaing dalam lingkungan global
dan regional
global and regional competitors
upaya berbagai negara untuk mengembangkan
keunggulan di sektor/subsektor jasa persaingan di
sektor jasa kesehatan
penyediaan jasa sesuai kebutuhan/tuntutan pasar jasa
yang sangat dinamis dan inovatif
Industri/pelaku usaha nasional menghadapi pembukaan
pasar domestik (offer)
Akses pasar ke negara-negara tujuan ekspor jasa
(request)
50. Peluang bagi jasa Indonesia
Master Plan Ekonomi Indonesia
Target 12 besar dunia tahun 2025 dan 8 besar
dunia tahun 2045
Dari efficiency-driven economy menuju ke
innovation-driven economy – tahapan untuk bisa
bersaing
Struktur ekonomi negara maju meningkatnnya
porsi sektor sekunder dan tersier
Mensyaratkan adanya transformasi ekonomi
Sektor jasa adalah kunci keberhasilan transformasi
ekonomi a central driver and enabler of
economic growth and development
51. Peluang bagi jasa Indonesia
Memanfaatkan perdagangan internasional
bidang jasa untuk mendukung pertumbuhan
sektor jasa dalam negeri
Kepentingan offer Indonesia adalah untuk
meningkatkan investasi dan memenuhi sasaran
pembangunan di berbagai sektor ekonomi
Diarahkan pada sektor-sektor jasa yang mendukung
peningkatan pembangunan nasional dan sesuai
dengan Prioritas Pembangunan Nasional.
Harus dapat mendukung pengembangan dan
penguatan sektor jasa dan penyedia jasa dalam negeri
Memanfaatkan secara maksimal perundingan dan
kerjasama perdagangan internasional offensive
strategy
52. Peluang bagi jasa Indonesia
Potensi daya saing Indonesia
Indonesia memiliki potensi daya saing
internasional dalam:
Sektor ketenaga kerjaan (Mode 4) – khususnya di
sektor Jasa Konstruksi, Jasa Kesehatan, Jasa
Energi, Jasa Transportasi dan sejumlah Jasa Bisnis
Sektor-sektor jasa tertentu (Mode 3) seperti
Konstruksi dan Pariwisata
Ekspor lintas batas (Mode 1). Potensi yang
signifikan untuk meningkatkan ekspor jasa Indonesia
seperti Jasa Bisnis, IT services dan outsourcing, jasa
yang terkait industri kreatif Indonesia
53. Peluang bagi jasa Indonesia
Fokus pada bidang atau sektor jasa tertentu,
terutama yang memiliki dampak ekonomi/
pembangunan besar dan meningkatkan daya
saing
• Memiliki keuntungan komparatif tidak cukup bila tidak
disertai kemampuan daya saing
• Persaingan dan persyaratan kualitas dan standar di negara
tujuan ekspor
54. Peluang Pasar Jasa Kesehatan
Potensi Mode 1
• Laboratory samples, diagnosis, clinical consultation melalui pos/mail
• Jasa melalui media elektronik diagnosis, second opinion,
consultations
• Telehealth services telepathology, teleradiology, telepsychiatry
• Telemedicine services telediagnostic, surveillance and
consultations
Potensi Mode 2
• Health/Medical services
• Health/Medical services packaged with tourism
• Eksportir utama di Asia: Thailand, India, Singapore dan
Malaysia
• High quality of health services dan low cost of treatments
55. Peluang Pasar Jasa Kesehatan
Mode 3
• Hospital services – only for specialist and super
specialist medical care/more specific than specialist
medical care, provided by hospital of more than 200
beds
• Clinic of specialised medical services – only for
registered health institution, with 3 sub
specialistic/super specialistic medical care/more
specific than specialistic medical care
• Clinic of specialised dental services – only for
registered health institution, with specialistic dental
care, provided by hospital of more than 50 dental
units and chairs
56. Peluang Pasar Jasa Kesehatan
Potensi Mode 4
• Tenaga-tenaga perawat (nurses) dan caregiver
• Kekurangan (shortage) tenaga perawat di
berbagai negara termasuk di ASEAN
• Kebutuhan jasa keperawatan di ASEAN potensial
bisa diisi oleh Pilipina dan Indonesia
• India dan Cina memiliki potensi pula untuk
mengisi kebutuhan perawat di ASEAN
57. Peluang Pasar Jasa Kesehatan
• Pilipina sudah memiliki brand name sebagai
leading supplier of nurses worldwide termasuk
di ASEAN
- memiliki reputasi sebagai perawat yang
‘compassionate with a good work ethic
and superb clinical skill’
58. KESIAPAN UNTUK MERAIH PELUANG
Kebijakan dan strategi pengembangan sektor jasa
nasional yang komprehensif , terarah, terpadu dan lintas
sektoral , disertai program dan action plan untuk
pencapaian tujuan pembangunan nasional
Pengembangan dan penguatan sektor jasa domestik
yang berdaya saing
Penyiapan tenaga kerja terlatih dan profesional yang
mampu bersaing di pasar internasional dengan fokus
pada training dan standard
Penyusunan Peta Akses Pasar disertai aturan dan
hambatan dan informasi lain yang diperlukan
59. KESIAPAN UNTUK MERAIH PELUANG
Penyiapan Request yang jelas, targeted, rinci dan
spesifik sesuai kebutuhan penetrasi pasar dan
pelaku usaha dan penyiapan Offer yang sesuai
dengan kebijakan, tujuan dan prioritas
pembangunan nasional
Memanfaatkan secara maksimal perundingan dan
kerjasama perdagangan internasional untuk
kepentingan request dan offer Indonesia dan
pertumbuhan sektor jasa domestik
Mengembangkan regulasi domestik yang
mendukung perdagangan jasa