Filsafat dewasa ini lahir dari dua aliran utama, yaitu filsafat analitis dan strukturalisme. Filsafat analitis berfokus pada bahasa dan logika, sementara strukturalisme melihat setiap budaya memiliki struktur yang sama. Tokoh-tokoh kunci filsafat analitis meliputi Frege, Russell, dan Wittgenstein.
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Filsafat dewasa ini
1. FILSAFAT DEWASA INI
PENDAHULUAN
filsafat dewasa ini lahir karna terdapat dua aliran pemikiran fisafat yang mempunyai bengaruh yang
besar,meski demikian aliran ini belum dapat dikatakan aliran yang membentuk sejarah.hal ini terjadi
karna aliran ini masih dianggap sebagai aliran yang baru. Kedua aliran ini adalah Filsafat Analitis dan
Strukturalis.
Filsafat Analitis
Filsafat analitis adalah suatu gerakan filosof Abad ke 20, khususnya di Inggris dan Amerika Serikat
yang memusatkan perhatiannya pada bahasa dan mencoba menganalisa pernyataan-pernyataan
(konsep-konsep, ungkapan-ungkapan kebahasaan, atau bentuk-bentuk yang logis) supaya
menemukan bentuk-bentuk yang paling logis dan singkat yang cocok dengan fakta-fakta atau
makna-makna yang disajikan. Yang pokok bagi filsafat analitis adalah pembentukan definisi baik yang
linguistik atau nonlinguistik nyata atau yang konstektual.
Tokoh-tokoh filsafat Analitik dan pemikirannya
Pada dasarnya perkembangan filsafat analitika bahasa itu meliputi tiga aliran yang pokok yaitu
‘atomisme logis’ (logical atomism), ‘Positivisme logis’ (logical empirism), dan ‘filsafat bahasa biasa’
(ordinary language philosophy). Pada pembahasan tokoh ini penulis hanya menguraikan tiga tokoh
utama dalam perkembangan filsafat analitik tersebut, sebagai berikut:
Gottlob Frege
Para filosof analitik berpendapat bahwa filsuf Jerman, Gottlob Frege (1848-1925), adalah filosof
terpenting setelah Immanuel Kant. Frege hendak merumuskan logika yang rigorus sebagai metode
berfilsafatnya. Dengan kata lain, filsafat itu sendiri pada intinya adalah logika.Dalam hal ini, ia
dipengaruhi filsafat analitik, filsafat-logika, dan filsafat bahasa. Frege berpendapat bahwa dasar yang
kokoh bagi matematika dapat ‘diamankan’ melalui logika dan analisis yang ketat terhadap logika
dasar kalimat-kalimat. Cara itu juga bisa menentukan tingkat kebenaran suatu pernyataan. Akar-akar
analisis linguistik ditanam di lahan yang disiangi oleh seorang matematikawan bernama G. Frege, ia
memulai sebuah revolusi logika (analitik), yang implikasinya masih dalam proses penanganan oleh
filosof-filosof kontemporer. Ia menganggap bahwa logika sebetulnya bisa direduksi ke dalam
matematika, dan yakin bahwa bukti-bukti harus selalu dikemukakan dalam bentuk langkah-langkah
deduktif yang diungkapkan dengan gamblang. Salah satu idenya yang paling berpengaruh adalah
membuat perbedaan antara “arti” (sense) proposisi dan “acuan” (reference)-nya, dengan
mengetengahkan bahwa proposisi memiliki makna hanya apabila mempunyai arti dan acuan.Frege
juga menyusun notasi baru yang memunkinkan terekpresikannya “penentu kuantitas” (kata-kata
seperti “semua”, “beberapa” dan sebagainya) dalam bentuk simbol-simbol. Ia berharap para filosof
bisa menggunakan notasi ini untuk menyempurnakan bentuk logis argumen mereka, sehingga
2. memungkinkan mereka untuk jauh lebih dekat, daripada waktu-waktu sebelumnya, dengan ide
pembuatan filsafat menjadi ilmu yang ketat
Bertrand Russell
Bertrand Russel (1872-1970) lahir dari keluarga bangsawan. Pada umur 2 dan 4 tahun berturut-turut
ia kehilangan ibu dan ayahnya. Ia dibesarkan di rumah orang tua ayahnya. Di Cambrige, ia belajar
ilmu pasti dan filsafat, antara lain pada A. Whitehead. Kita sudah mendengar bahwa George Moore
termasuk sahabatnya.
Pemikiran filosofis Bertrand Russell yaitu ia mencoba menggabungkan logika Frege tersebut dengan
empirisme yang sebelumnya telah dirumskan oleh David Hume. Bagi Russell, dunia terdiri dari faktafakta atomis (atomic facts). Dalam konteks ini, kalimat-kalimat barulah bisa disebut sebagai kalimat
bermakna, jika kalimat tersebut berkorespondensi langsung dengan fakta-fakta atomik. Ludwig
Wittgenstein (1889-1951) juga nantinya banyak dipengaruhi oleh Russell. Dia sendiri mempengaruhi
Lingkaran Wina dan membantu membentuk aliran positivisme logis pada dekade 1920-30 an.
Berdasarkan prinsip-prinsip pemikiran itulah maka Russerl menekankan bahwa konsep atomismenya
tidak didasarkan pada mefisikanya melainkan lebih didasarkan pada logikanya karena menurutnya
logika adalah yang paling dasar dalam filsafat, oleh karena itu pemikiran Russell dinamakan
‘atomisme logis’.
Ludwig Wittgenstein
Ludwig Wittgenstein dilahirkan di wina (Austria) pada tanggal 26 April 1889 sebagai anak bungsu
dari delapan anak. Ayahnya berasal dari famili yahudi yang telah memeluk agama Kristen Protestan
dan ibunya beragama katolik. Ayahnya seorang insinyur yang dalam jangka waktu sepuluh tahun
berhasil menjadi pemimpin suatu industri baja yang besar.
Pada Tahun 1906 Wittgenstein mulai belajar di suatu Sekolah Tinggi Teknik di Berlin. Setelah itu Ia
pindah ke inggris dan melakukan penyelidikan tentang aeronautical selama tiga tahun. Karena
tertarik kepada buku Principles of Mathematics tulisan Bertrand Russell, ia pergi ke Cambridge untuk
belajar kepada Russell, ia mendapat kemajuan pesat dalam studi tentang logika. Setelah perang
dunia I meletus, ia bergabung dengan tentara Austria sebagai sukarelawan dan ditawan oleh tentara
Italia pada tahun 1918. setelah dibebaskan ia mengajar di sekolah, tetapi pada tahun 1929, ia
kembali ke Cambridge untuk berkecimpung dalam filsafat. Pada tahun 1939 ia mengganti G.E.
Moore sebagai guru besar fislafat di Cambridge University, Inggris. Karyanya merupakan factor
penting dalam timbulnya aliran-aliran Logical Positivism, Linguistic Analysis dan semantics.
3. Adapun pemikiran filosofis Ludwig Wittgenstein yaitu:
Periode pertama: Tractatus logico-philosophicus
Konsep pemikiran Wittgenstein dalam buku Tractatus terdiri atas pernyataan-pernyataan yang
secara logis memiliki hubungan. Pernyataan tersebut diungkapkan sebagai berikut:
Pertama: Dunia itu tidak terbagi atas benda-benda melainkan terdiri atas fakta-fakta, dan akhirnya
terbagi menjadi suatu kumpulan fakta-fakta atomis yang tertentu secara unik (khas).
Kedua: Setiap proposisi itu pada akhirnya melarut diri, melalui analisis, menjadi suatu fungsi
kebenaran yang tertentu secara unik (khas) dari sebuah proposisi elementer, yaitu setiap proposisi
hanya mempunyai satu analisis akhir.
Pernyataan-pernyataan tersebut secara rinci diperjelas lagi secara logis dalam pernyataanpernyataan sebagai berikut:
A. Dunia itu adalah semua hal yang adalah demikian.
B. Dunia itu adalah keseluruhan dari fakta-fakta, bukan dari benda-benda.
C. Dunia itu terbagi menjadi fakta-fakta (kenyataan-kenyataan).
Menurut Wittgeinsten yang dimaksud dengan fakta, adalah suatu peristiwa (state of affairs) atau
keadaan dan suatu peristiwa itu adalah kombinasi dari benda-benda atau objek-objek bagaimana hal
itu berada di dunia. Dunia itu bukanlah terdiri atas benda-benda, atau benda-benda itu bukanlah
bahagian dunia. Namun, objek-objek itu merupakan substansi dunia. Jadi, yang dimaksud
Wittgeinstein adalah bahwa sebuah fakta itu adalah suatu keberadaan peristiwa (state of affairs),
yaitu bagaimana objek-objek itu memiliki interrelasi dan keadaan, hubungan kausalitas, kualitas,
kuantitas, ruang, waktu, dan keadaan. Misalnya suatu keberadaan peristiwa yaitu bagaimana
kedudukan pintu di antara dinding-dinding. Letak jendela di depan pintu pertama, enam jendela
terletak di sebelah kiri ruang dan empat jendela terletak di sebelah kanan ruang, dan lain
sebagainya.
Periode Kedua: Philosophical Investigations
Philosophical Investigations adalah satu-satunya karya yang dimaksudkan Wittgenstein sendiri
untuk diterbitkan.
Di kemudian hari Wittgenstein menginsafi bahwa dalam teori pertama itu sebetulnya ia tidak
memperlihatkan struktur tersembunyi dari segala macam bahasa, melainkan hanya melukiskan jenis
bahasa tertentu. Dalam Philosophical Investigations ia menolak beberapa hal yang dulu diandaikan
begitu saja dalam teori pertama, yaitu (1) Bahwa bahasa dipakai hanya untuk satu tujuan saja, yakni
menetapkan states of affairs (keadaan-keadaan faktual), (2) Bahwa kalimat-kalimat mendapat
maknanya dengan satu cara saja, yakni menggambarkan suatu keadaan factual, dan (3) Bahwa setiap
jenis bahasa dapat dirumuskan dalam bahasa logika yang sempurna , biarpun pada pandangan
pertama barangkali sukar untuk dilihat.
Kalau pada periode pertama Wittgeinsten mengkritik bahasa filsafat yang dikatakannya bahwa
penggunaan bahasa filsafat tidak memiliki struktur logis, sehingga ia mengungkapkan persoalan
timbul karena para filosof yang menggunakan bahasa kurang tepat dalam mengungkapkan realitas
4. melalui logika bahasa. Banyak ungkapan-ungkapan filsafat terutama ungkapan metafisis tidak
melukiskan suatu realitas fakta dunia secara empiris, sehingga bahasa filsafat terutama metafisika,
filsafat nilai, estetika, etika, dan cabang-cabang lainnya sebenarnya tidak mengungkapkan apa-apa.
Strukturalisme
Strukturalisme merupakan suatu gerakan pemikiran filsafat yang mempunyai pokok pikiran bahwa
semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai suatu struktur yang sama dan tetap. Ciri khas
strukturalisme ialah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual obyek melalui penyelidikan,
penyingkapan sifat-sifat instrinsiknya yang tidak terikat oleh waktu dan penetapan hubungan antara
fakta atau unsur-unsur sistem tersebut melalui pendidikan. Strukturalisme menyingkapkan dan
melukiskan struktur inti dari suatu obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur pada
setiap tingkat).
Gagasan-gagasan strukturalisme juga mempunyai metodologi tertentu dalam memajukan studi
interdisipliner tentang gejala-gejala budaya, dan dalam mendekatkan ilmu-ilmu kemanusiaan
dengan ilmu-ilmu alam. Akan tetapi introduksi metode struktural dalam bermacam bidang
pengetahuan menimbulkan upaya yang sia-sia untuk mengangkat strukturalisme pada status sistem
filosofis.
B. Tokoh-Tokoh Strukturalisme
1. Ferdinand de Saussure (1857-1913) orang Swiss yang sempat mengajar di Paris dan akhirnya
menjadi profesor di Jenewa yang memperkenalkan pembaharuan linguistik dan meletakkan untuk
linguistik modern. Distingsi atau perbedaan yaitu signifiant dan signifie, langage, parole, dan langue
serta sinkroni dan diakroni.
a. Signifiant dan Signifie yang berarti tanda. Signifiant merupakan aspek material dari bahasa, apa
yang dikatakan atau didengar atau dibaca atau disebut dengan” penanda”. Sedangkan signifie
adalah aspek mental dari bahasa atau gambaran dari mental, pikiran atau konsep atau disebut
dengan “yang ditandai”.
b. Langage, Parole, dan Langue yang berarti bahasa. Langage merupakan fenomena bahasa secara
umum. Parole merupakan pemakaian bahasa yang individual. Langue atau bahasa merupakan milik
bersama dari suatu golongan bahasa tertentu
c. Sinkroni dan Diakroni. Sinkroni adalah peninjauan historis atau yang sama sekali lepas dari
perspektif historis. Diakroni adalah peninjauan historis
2. Claude Levi-Strauss lair di Belgia ada tahun 1908. Pada saat ia di New York dan bertemu dengan
Roman Jacobson dan mulai mengenali linguistik modern dan mnemukan kemungkinankemungkinannya untuk antropologi. Pemikirannya terkenal dengan Strukturalisme dan Antropologi
budaya. Dalam buknya yang berjudul “Struktur-struktur elementer kekerabatan” ia berikhtiar
menganalisa dan menjelaskan sistem-sistem kekrabatan primitif dengan memakai metode
strukturalis. Menurutnya, kekerabatan dapat dianggap sebagai semacam bahasa, karena aturan-
5. aturan yang dimiliki klen-klen primitif di bidang kekerabatan dan perkawinan memang merupakan
suatu sistem yang terdiri atas relasi-relasi dan posisi-oposisi, seperti suami-istri, anak-bapak, kakakadik, dan lain-lain. Bahasa adalah sistem komunikasi, pertukaran, begitu pula kekerabatan juga
sistem komunikasi, karena klen-klen atau famili-famili atau grup-grup sosial lain bertukar tukarmenukar wanita mereka. Dengan kata lain, sistem kekerabatan dan sistem bahasa pun dikuasai oleh
aturan-aturan yang tidak disadari.
3. Jscues Lacan (1901-1981) lahir di Paris dan meraih gelar doktor dalam bidang kedokteran pada
tahun 1932. Selain kedokteran, ia juga seorang psikiater. Maka dari itu, pemikirannya disebut
Strukturalisme dan Psikoanalisa karena ia ingin membuat psikoanalisa menjadi suatu antropologi
otentik dengan mengambi ilmu bahasa sebagai pedoman. Bahasa adalah suatu sistem yang terdiri
dari relasi-relasi dan oposisi-oposisi yang mempunyai prioritas terhadap subyek yang berbicara, dan
manusia tidak merancang sistem itu, tetapi ia takhluk padanya yang memungkinkan ia berbicara. Hal
yang sama berlaku juga untuk ketidaksadaran. Ketidaksadaran merupakan suatu struktur, tetapi
manusia sendiri tidak menguasai struktur ini. Ketidaksadaran adalah semacam logos yang
mendahului manusia perseorangan. Usahanya adalah menjelaskan ketidaksadaran manusia dalam
cahaya penemuan-penemuan linguistik tentang bahasa. Lacan selalu membahas percakapan
psikoanalitis yaitu percakapan antara seorang psikoanalis dengan analisanya atau pasiennya. Dalam
percakapan itu, ketidaksadaran tampak sebagai bahasa. Dalam percakapan psikoanalitis subyek
tidak berbicara, tetapi subyek dibicarakan. Atau bukan saya yang berbicara, ada yang bicara dalam
diri saya.
4. Roland Barthes (1915-1950) lahir di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne dan Paris. Pada umur
64 tahun, ia meninggal tertabrak mobil di jalanan paris. Pemikirannya tentang Strukturalisme dan
Kritik Sastra. Setelah ia membaca buku karangan Saussur yang berjudul kursus Tentang Linguistik
Umum, ia mulai menyadari kemungkinan-kemungkinan untuk menerapkan semiologi atas bidangbidang yang lain. Menurutnya semiologi termasuk linguistik tapi bukan sebaliknya. Barthes
melukiskan prinsip-prinsip linguistik dan relevaninya dengan bidang lain. Dari sudut pandang
strukturalistis, ia memberikan suatu interpretasi baru tentang Jean Racine, seorang dramawan besar
dari sastra Prancis abad ke-17. Pendekatan baru tentang sastra yang diusahakan Barthes diberi nama
“Kritik Sastra yang Baru”. Interpretasi ini diserang tajam oleh Raymond Picard, profesor Universitas
Surbonne, yang membela pandangan tradisional tenang Racine.
5. Louis Althusser (1918-1990) seorang tokoh filsuf dari golongan marxisme. Pemikirannya adalah
tentang persamaan Stukturalisme dan Marxisme.
6. Michel Foucault (1962-1984). Pemikirannya disebut Strukturalisme dan Epistemologi.
Epistemologi disini adalah refleksi filosofis tentang kodrat dan sejarah ilmu pengetahuan. Menutnya
pada tiap-tiap zaman mempunyai pengandai-andaian tertentu, prinsip-prinsip tertentu, cara-cara
pendekatan tertentu. Deangan kata lain tiap zaman mempunyai apriori historis tertentu.
6. Daftar pustaka :
Achmadi A. 2012/2010 ,Filsafat Umum . Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada.
www.libgen.info.com
Salliyanti. Peranan Filsafat Bahasa dalam Perkembangan Ilmu Bahasa, Medan: USU, 2006
K. Bertens, Filsafat Barat Kontempoter…… Op. Cit., h. 52
Kaelan M.S, Op. Cit,. h. 70
K. Bertens, Filsafat Barat Kontempoter Inggris-Jerman (Cet. IV; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2002), h. 26