4. PENGERTIAN
Daur air ialah sirkulasi yang tidak pernah berhenti
dari air yang di bumi dimana air mampu
berpindah-pindah dari daratan, lalu ke udara lalu
kedaratan lagi, dan air pun mampu tersimpan
didasar permukan dengan 3 fase yaitu cair yang
berbentuk air, padat yang berbentuk es, dan gas
yang berbentuk udara.
5. Daur air disebut juga daur hidrologi. Secara garis besar
daur hidrologi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
daur hidrologi pendek,
daur hidrologi sedang,
daur hidrologi panjang.
6. a. Daur hidrologi pendek
Air laut menguap, uap air naik ke udara lalu bersatu
menjadi awan. Pada ketinggian tertentu awan
mengalami kondensasi dan presipitasi menjadi titik-titik
air, kemudian turun sebagai hujan. Pada daur hidrologi
pendek ini terbentuknya awan dan hujan terjadi di atas
laut, jadi hujan tidak mencapai daratan.
7. b. Daur hidrologi sedang
Air laut menguap, uap air naik ke udara dan terbawa
angin sampai di atas daratan membentuk awan. Pada
ketinggian tertentu awan mengalami kondensasi dan
presipitasi membentuk titik-titik air, lalu turun
sebagai hujan di daratan. Sebagian air meresap ke
dalam tanah, sebagian lain kembali ke laut melalui
sungai.
8.
9. c. Daur hidrologi panjang
Uap air yang berasal dari penguapan air laut, kolam, danau,
sungai maupun hasil transpirasi tumbuhan naik ke udara,
lalu bersatu menjadi awan. Awan terbawa oleh angin ke
arah daratan dan pada jarak tertentu terhalang oleh
pegunungan. Akhirnya awan mengalami kondensasi dan
presipitasi menjadi titik-titik air dan turun sebagai hujan
di atas pegunungan. Air hujan meresap ke tanah di
pegunungan, lalu diserap oleh tumbuhan di pegunungan,
sebagian muncul sebagai mata air. Melalui sungai air
mengalir kembali lagi ke laut.
10.
11.
12. Sulfur hanya ada dalam sulfur anorganik, sulfur akan
direduksi menjadi sulfida oleh bakteri yang berbentuk
sulfur dioksida atau berbentuk hidrogen sulfida.
Hidrogen Sulfida mampu memusnahkan mahluk
hidup yang berada diperairan yang akhirnya akan
menghasilkan bahan organik yang telah mati akibat
pengurai. Tumbuhan pun dapat menyerap sulfur yang
berbentuk sulfat (SO4).
Bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang atau
sulfur yaitu desulfibrio dan desulfomaculum berperan
untuk mereduksi sulfat menjadi sulfida yang
berbentuk (H2S) atau hidrogen sulfida, sulfida
bermanfaat untuk bakteri Fatoautotrof anaerob
seperti halnya Chromatium yang melepaskan sulfur
serta oksigen.
13. Proses Terjadinya Sulfur =
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya
pembakaran bahan bakar fosil batu bara
atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung
berapi, lalu asapnya itu akan naik ke
atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan
berada diawan yang menjadi hidrolidid air
membentuk H2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya
menurunkan hujan yang dikenal dengan
hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah
yang akan diubah menjadi Sulfat yang
sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat
hanya terdapat dalam bentuk anorganik
(SO4), sulfat ini yang mampu berpindah
dari bumi atau alam ketubuh tanaman/
tumbuhan melalui penyerapan sulphate
oleh akar.
Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi
sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida.
14.
15. Di alam fosfor terdapat dalam dua bentuk senyawa, yaitu
senyawa organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari
hewan dan tumbuhan yang mati akan diuraikan oleh
bakteri dan dekomposer menjadi fosfat anorganik,
sedangkan fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau
air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh
sebab itu, fosfat banyak terdapat pada batu dan karang
fosil.
Fosfat dari batu dan fosil akan terkikis membentuk fosfat
anorganik yang terlarut di dalam air tanah dan laut. Fosfat
anorganik kemudian akan diserap lagi oleh akar tumbuhan
dan siklus ini akan berlangsung terus menerus.
16. Proses daur fosfor
Sebagian besar ketersediaan fosfor dalam
tanah berasal dari pelapukan batuan fosfat.
Batuan tersebut lapuk oleh perubahan
cuaca. Fosfat dari pelapukan batuan fosfat
meresap ke dalam tanah dan menyuburkan
tanaman sekitarnya.
Fosfat anorganik yang tersedia di dalam
tanah diserap tumbuhan. Hewan tidak
dapat menyerap fosfat anorganik. Hewan
hanya mampu menyerap fosfat organik.
Kebutuhan fosfor organik ini terpenuhi
dengan cara memakan tumbuhan melalui
proses rantai makanan.
Tumbuhan dan hewan yang mati, feses, dan
urinnya akan terurai menjadi fosfat organik.
Bakteri menguraikan fosfat organik ini
menjadi fosfat anorganik. Fosfat ini akan
tersimpan ke dalam tanah kembali dan
diserap oleh tumbuhan.
17. Di dalam ekosistem air, juga terjadi daur fosfor. Fosfat yang
terlarut di dalam air diserap oleh ganggang dan tumbuhan air.
Ikan-ikan mendapatkan fosfat melalui rantai makanan.
Dekomposer menguraikan organisme air yang mati serta hasil
ekskresinya menjadi fosfat anorganik.
Selain hasil urai dekomposer, sumber fosfat dalam air berasal
dari pelapukan batuan mineral (endapan batuan fosfat, fosil
tulang) yang hanyut di perairan. Fosfat yang terlarut di lautan
dalam akan membentuk endapan fosfor. Endapan ini tidak
dapat dimanfaatkan lagi karena tidak ada arus air di perairan
dalam. Fosfat yang terlarut di perairan dangkal teraduk oleh arus
air sehingga menyuburkan ekosistem. Ekosistem yang subur
menjadi tempat hidup bagi banyak biota air.
Di tempat tertentu, terjadi penimbunan fosfor karena
penumpukan kotoran burung guano. Burung guano adalah
spesies burung laut yang memangsa ikan-ikan laut. Gerombolan
burung ini membawa kembali fosfat dari laut menuju darat
melalui feses.