9. ANALISIS (PEMBAHASAN)
Zat NaOH 1M yang dilarutkan oleh H2O (air) sebanyak 100 ml. NaOH
sebelum dilarutkan berwarna putih dan berupa padatan kemudian
setelah dilarutkan menjadi cairan bening. NaOH saat dilarutkan ke
dalam H2O (air) terjadi reaksi, maka terjadi perubahan suhu yang
asalnya dingin menjadi panas.
Zat NaOH 15% yang dilarutkan oleh H2O (air) sebanyak 100 ml. NaOH
sebelum dilarutkan berupa padatan dan berwarna putih kemudian
setelah dilarutkan berubah menjadi cairan bening. NaOH saat d
larutkan ke dalam H2O (air) terjadi reaksi, maka terjadi perubahan
suhu yang asalnya dingin menjadi panas.
1M HCl yang di larutkan oleh H2O (air) sebanyak 100 ml. HCl sebelum
dilarutkan berupa cairan bening dan berbau menyengat. Kemudian
setelah dilarutkan tetap berupa cairan bening dan hanya volumenya
yang berubah, larutannya tetap berbau menyengat.
5% HCl yang dilarutkan oleh H2O (air) sebanyak 100 ml. HCl sebelum
dilarutkan berupa cairan bening dan berbau menyengat kemudian
setelah dilarutkan tetap berupa cairan bening dan hanya volumenya
yang berubah, larutannya tetap berbau menyengat.
10. KESIMPULAN
•
•
•
•
Larutan asam dan basa ditentukan dari hasil perhitungan
dan berapa banyak zat asam dan basa yang akan
digunakan.
Makin banyak zat asam yang digunakan maka semakin
asam larutan yang akan dibuat. Begitu pula dengan
larutan basa. Makin banyak zat basa yang digunakan
maka semakin basa larutan yang akan dibuat.
1 Molar NaOH dalam 100 ml larutan memilki berat
sebesar 4 gr. 15 % NaOH dalam 100 ml larutan memiliki
berat 15 gr . pH kedua larutan tersebut berbeda tingkat
ke basaanya.
1Molar Hcl dalam 100 ml larutan memilikai volume 3,09
ml. 5% Hcl dalam 100 ml larutan memiliki volume 5 ml. pH
kedua larutan tersebut berbeda tingkat keasamanya.
11.
12. TUJUAN
Untuk mengukur pH suatu larutan
dengan
mengguanakan
indikator
secara
visual
dan
instrumental
sehingga dapat mengetahui derajat
kesamaan suatu larutan.
16. DATA PENGAMATAN
•
Pada kertas lakmus
Larutan
Lakmus biru
NaOH 15%
Biru
Biru
HCl 5%
•
Lakmus merah
Merah
Merah
Pada kertas indikator universal
Larutan
PH
Sifat larutan
NaOH 15%
14
Basa
HCl 5%
1
Asam
17. ANALISA (PEMBAHASAN)
Kertas lakmus. Larutan asam dan basa yang sudah dibuat di tes dengan
menggunakan kertas lakmus warna merah dan warna biru.larutan asam
mengandung HCl 5% dan larutan basa yang mengandung NaOH 15%, masing
masing kertas d celupkan ke dalam lrutan asam dan basa.
Pada saat kertas lakmus merah di celupkan ke dalam larutan HCl 5% tidak
terjadi perubahan warna tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus
merah di celupkan ke dalam larutan NaOH 15% terjadi perubahan warna yaitu
kertas lakmus yang berwarna merah menjadi warna biru.
Pada saaat kertas lakmus biru di celupkan ke dalam larutan HCl 5% terjdi
perubahan warna yaitu kertas lakmus yang asalnya berwarna biru menjadi
merah, sedangkan kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan NaOH 15%
tidak terjadi perubahan tetap berwarna biru.
Untuk Indikator universal. Larutan yang telah dtes dengan kertas lakmus dites
lagi dengan menggunakan indikator universal. Indikator universal dicelupkan
ke dalam larutan HCl 5% menunjukan warna pada angka , berarti larutan
tersebut bersifat asam. Sedangkan indikator universal yang dicelupkan ke
larutan NaOH 15% menunjukan warna pada angka14, berarti larutan tersebut
bersifat basa.
18. KESIMPULAN
•
•
•
Jadi larutan asam dan basa ditentukan dengan
pengujian menggunakan kertas lakmus, indikator
universal, pH meter.
Jadi kertas lakmus dan indikator universal cara
mudah untuk menentukan larutan yang dibuat.
Dan menentukan berapa keasaman dan
kebasaan larutan. Tetapi cara ini tidak akurat
karena kertas lakmus dan indikator universal hanya
menentukan asam basa dan di titik berapa asam
basa larutan, kurang lebihnya tidak diketahui.
Sedangkan dengan menggunakan pH meter
pengukuran
pH
sangat
akurat
asalkan
penggunaannya tepat dan benar.
24. DATA PENGAMATAN
SEBELUM DI AMPLAS
Plat
baja st37
Panjang Lebar
(cm)
(cm)
Spesime 5,05
Tebal
(cm)
Berat
(gr)
3,03
0,07
8,06
2,97
0,07
8,06
n1
Spesime 5,07
n2
25. SESUDAH DI AMPLAS
Plat
baja st37
Spesime
n1
Spesime
n2
Panjang Lebar
(cm)
(cm)
Tebal
(cm)
Berat
(gr)
5,02
3,02
0,07
7,96
5,02
3,03
0,07
7,96
26. ANALISA (PEMBAHASAN)
Sebelum dilakukan pengamplasan dilakukan pengukuran. Plat baja tersebut di
ukur dengan menggunkan jangka sorong, plat baja tersebut melalui proses
pengamplasan dengan 3 jenis hamplas yaitu:
Hamplas yang ukuranya 240, cara pengamplasanya dengan arah horizontal
supaya pengamplasanya teratur.
Hamplas yang ukuranya 800, cara pengamlasanya dengan arah vertikal.
Hamplas yang ukuranya 1200, cara pengamplasanya denga arah horizontal
kembali.
Plat baja setelah dihamplas menjadi lebih halus permukaannya dan tampak ada
goresan yang sangat kecil permukaan platnya. Plat baja setelah melalui proses
pengamplasan dilakukan proses pencucian yaitu:
Rinsing : proses pencucian plat dengan menggunakan larutan H2O (air).
Degreasing : proses pencucian plat dengan menggunakan larutan basa NaOH
15% bertujuan untuk menghilangkan lemak, oli pada plat.
Rinsing : proses pencucian dengan menggunakan larutan H2O (air) bertujuan
untuk membersihkan sisa larutan NaOH yang menemoel pada plat.
Pickling : proses pencucian dengan menggunakan larutan HCl bertujuan untuk
menghilangkan karat pada plat.
Rinsing : proses pencucian dengan menggunakan larutan H2O bertujuan
menghilangkan sisa larutan yang menempel pada plat.
Setelah melalui proses pencucian logam tersebut sudah bersih dari pengotor
pengotor. Siap untuk dilakukan proses selanjutnya
27. KESIMPULAN
Tujuan dari pengamplasan untuk
membersihkan dari pengotor pengotor,
meratakan permukaan dan membuka
pori pori platnya. Sehingga pada saat
dilakukan pelapisan tembaga dan seng
menempel lebih kuat.
• Adapun persiapan plat ini ada 2 yaitu,
dengan cara pengamplasan dan
dengan cara kimia pencucian dengan
beberapa larutan yaitu, larutan NaOH,
larutan HCl, dan air H2O.
•
28.
29. TUJUAN
Untuk melapisi logam dengan tujuan
sebagai lapisan antara (dasar), lapisan
dengan daya hantar dan arus listrik
yang baik dan digunakan sebagai
proses electroforming.
34. ANALISA (PEMBAHASAN)
Plat baja sebelum di masukan ke dalam larutan
elektrolit memiliki panjang 5,02 cm, lebar 3,02
cm, Tebal 0,07, berat 7,96 gr, dan mempunyai luas
permukaan 31,42 cm2. Kemudian sesudah diukur
masuk
ke
proses
pencucian,yaitu:
rinsing, degreasing, pickling.
Rinsing yaitu pencucian dengan menggunakan air
H2O
Degreasing
yaitu
pencucian
dengan
menggunakan larutan basa NaOH, bertujuan untuk
menghilangkan lemak minyak pada logam.
Pickling yaitu pencucian dengan menggunakan
larutan asam HCl, bertujuan untuk membersihkan
karat pada logam.
35. Plat baja dicelupkan ke dalam larutan
CuSO4, dengan mengaliri arus listrik sebesar 2A
selama 60 s. yang dijadikan korban di sini adalah
Cu, karena Cu dijadikan pelapis. Setelah proses
pelapisan telah mencapai waktu yang ditentukan
maka plat tersubut d angkat dan dikeringkan.
Setelah itu plat tersebut diukur kembali, yang
memilikai panjang 5,05 cm, lebar 2,99 cm, tebal
0,09, mempunyai berat 8,1 gr, dan mempunyai
luas permukaan 31,36 cm2. Lalu dihitung berapa
Cu yang menempel pada plat tersebut, dan
menghasilkan 0,001 cm Cu yang menempel pada
plat tersebut.
Terjadi perubahan pada plat setelah dilakukan
pelaisan
Cu
yaitu
terjadi
perubahan
panjang, lebar, tebal, berat, dan luas permukaan
36. KESIMPULAN
Pada plat baja dilakukan pelapisan Cu
sebagai pelapis antara atau pelapis dasar
sebelum menghadapi pelapisan berikutnya.
• Ketebalan Cu yang menempel pada plat
sebesar 0,001 cm. Warna pada plat baja juga
berubah menjadi warna pelapisnya.
• Faktor yang mempengaruhi bagus tidaknya
pelapisan tersebut ditentukan dari persiapan
permukaan, karena logam yang benar-benar
bersih dari pengotor dan permukaannya
bagus maka hasil pelapisanya juga akan lebih
bagus.
•
43. ANALISA (PEMBAHASAN)
Plat baja sebelum di masukan ke dalam larutan
elektrolit memiliki panjang 5,05 cm, lebar 3,02
cm, Tebal 0,09, berat 7,96 gr, dan mempunyai luas
permukaan 31,5 cm2. Kemudian sesudah di ukur
masuk
ke
proses
pencucian,yaitu:
rinsing, degreasing, pickling.
Rinsing yaitu pencucian dengan menggunakan air
H2O
Degreasing
yaitu
pencucian
dengan
menggunakan larutan basa NaOH, bertujuan untuk
menghilangkan lemak minyak pada logam.
Pickling yaitu pencucian dengan menggunakan
larutan asam HCl, bertujuan untuk membersihkan
karat pada logam.
44. Plat baja di celupkan ke dalam larutan ZnCl2,
dengan mengaliri arus listrik sebesar 2A selama 60 s
yang dijadikan korban disini adalah Zn, karena Zn
dijadikan pelapis. Setelah proses pelapisan telah
mencapai waktu yang ditentukan maka plat
tersebut diangkat dan di keringkan. Setelah itu
plat tersebut diukur kembali, yang memilikai
panjang 5,05 cm, lebar 3,02 cm, tebal 0,09,
mempunyai berat 8,1 gr, dan mempunyai luas
permukaan 31,6 cm2. Lalu di hitung berapa Zn
yang menempel pada plat tersebut, dan
menghasilkan
0,0018 cm Zn yang menempel
pada plat tersebut.
Terjadi perubahan pda plat setelah di lakukan
pelaisan Zn yaitu terjadi perubahan panjang,
lebar, tebal, berat, dan luas luas permukaan.
45. KESIMPULAN
Plat baja di lakukan pelapisan Zn sebagai
pelapis antara atau pelapis dasar
sebelum
menghadapi
pelapisa
berikutnya.
• Ketebalan Zn yang menempel pada plat
sebesar 0,0018 cm. warna pada plat baja
juga berubah menjadi warna pelapisnya.
• Faktor
yang
mempengaruhi
bagus
tidaknya pelapisan terdebut ditentukan
dari persiapan permukaan, karena logam
yang benar benar bersih dari pengotor
dan permukaanya bagus maka hasil
pelapisanya juga akan lebih bagus.
•
46.
47. TUJUAN
Untuk isolasi yang tahan karat
terhadap korosi dalam lingkungan
atmosfir dan air garam, tahan korosi
serta adhesi terhadap cat juga agar
lebih bersifat kedap.
51. DATA PENGAMATAN
Al
Berat
Panjan Lebar Tebal
Luas
g
Ω
t ( s)
-
permu
kaan A
(Cm)
Awal
3,01
4,63
3,598
0,09
34,797 0
Akhir
3,04
4,683
3,57
0,135
36,65
1
240
52. ANALISA (PEMBAHASAN)
Alumunium adalah termasuk logam lunak, liat, dan mudah d
tempa. Al mempunyai afinitas yang besar terhadap
oksigen, membentuk lapisan yang tahan korosi.
Sesudah di amplas. Plat Al awal sebelum mengalami proses
mempunyai berat 3,01 , panjang 4,63 , lebar 3,589 , tebal 0,09
, dan mempunyai luas permukaan 34,797 . Plat Al memiliki
hambatan 0 . Lalu plat Al melalui proses pencucian yaitu
sebagai berikut:
1. Rinsing
2. Degreasing
3. Rinsing
4. Pickling
5. Rinsing
53. Plat Al setelah melalui proses pencucian di
masukan ke proses sealing dalam larutan elektrolit
H2SO4 dan dialiri arus listrik sebesar 2 selama 4 menit
(240 s) pada proses ini terjadi reaksi oksidasi dan
menghasilkan bau yang menyengat. lalu plat Al di
angkat dan di celupkan ke dalam air panas yang
bertujuan untuk menutup pori pori pada plat yang
telah d kikis oleh Pb saat proses sealing, lalu plat baja
di angkat dan d keringkan. Plat baja yang sudah
kering lalu d hitung lagi yang mempunyai berat 3,04 ,
panjang 4,683 , lebar 3,57 , tebal 0,135 , dan
mempunyai luas permukaan 36,65 . Mempunyai
hambatan 1 . Plat Al menjadi lebuh kuat tidak lunak.
54. KESIMPULAN
•
•
•
Pada
proses
anodisasi
Aluminium, ukuran, hambatan dan berat awal
berbeda dengan ukuran hambatan, dan berat
akhir.
Sebelum diproses sealing mempunyai berat 3,01
, panjang 4,63 , lebar 3,598
, tebal 0.09
, mempunyai luas permukaan 34,797 , hambatan
0 . Plat Al sebelum di proses sealing mengkilat.
Setelah diproses plat Al menjadi lebih keras karena
terbentuknya Al2O3.
Sesudah diproses sealing mempunyai 3,04
, panjang 4,683 , lebar 3,57 , tebal 0,135
, mempunyai luas permukaan 36,65 , mempunyai
hambatan 1 . Plat Al sesudah diproses sealing
menjadi kusam karena pada permukaan plat Al
terjadi pelapisan alumina.
55.
56. TUJUAN
Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat di
dalam
air,
mengetahui
bagaimana
proses
penyaringan air, juga untuk mendapatkan air yang
berkualitas yang dapat digunakan untuk keperluan
sehari-hari.
60. DATA PENGAMATAN
Identitas sampel
Tanggal sampling
04 desember 2011
Nama sampel
Air comberan
Lokasi sampling
Kampus unjani bandung
Ciri ciri
Air berwarna, bau, keruh.
Tanggal sampling
04 desember 2011
61. Pengamatan Penyaringan Air I
Bahan/pen Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
yaringan I
Warna
Berwarna
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Bau
Bau
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
pH
6
6
6
6
7
Endapan
Ada
Ada
Ada
sedikit
Sedikit
62. Pengamatan Penyaringan Air II
Bahan/pen Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
yaringan II
Warna
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Bau
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
pH
6
6
6
6
7
Endapan
Ada
Ada
Ada
sedikit
Sedikit
63. ANALISA (PEMBAHASAN)
Air adalah suatu zat yang berbentuk cair yang mengandung unsur
hydrogen, oksigen dan mineral dengan kadar tertentu.
Percobaan 1 dengan Penyaringan A yang Memiliki Satu Lapis Karbon Aktif
Air
comberan
yang
memiliki
volume
900
ml
mengandung
bau, berwarna, keruh, memiliki banyak endapan dan mempunyai pH 6. Di saring
dengan 5 tahap penyaringan:
Penyaringan pertama. Air masih memilikai bau, masih ada endapan, masih
berwarna, memiliki pH 6.
Penyaringan ke dua. Air tidak berbau, masih ada endapan, tidak
berwarna, memiliki pH 6
Penyaringan ke tiga. Air tidak berbau, masih ada endapan, tidak
berwarna, memiliki pH 6
Penyaringan ke empat. Air tidak bau, sedikit endapan, tidak berwarna, memiliki pH
6
Penyaringan ke lima. Air tidak bau, sedkit endapan, tidak berwarna, memiliki pH 7
Hasil penyaringan air yang asalnya memiliki volume 900 ml menjadi 500 ml.
64. Percobaan 2 dengan Penyaringan B yang Memiliki Dua Lapis Karbon Aktif
Air comberan yang memiliki volume 900 ml mengandung bau, berwarna, keruh,
memiliki bnyak endapan dan mempunyai pH 6. Di saring dengan 5 tahap
penyaringan:
Penyaringan pertama. Air tidak memiliki bau, masih ada endapan, tidak berwarna,
memiliki pH 6
Penyaringan ke dua. Air tidak berbau, masih ada endeapan, tidak berwarna,
memiliki pH 6.
Penyaringan ke tiga. Air tidak berbau, masih ada endapan, tidak berwarna,
memiliki pH 6
Penyaringan ke empat. Air tidak bau, sedikit endapan, tidak berwarna, memiliki pH
6
Penyaringan ke lima. Air tidak bau, sedikit endapan, tidak berwarna, memiliki pH 7
Hasil penyaringan air yang asalnya memiliki volume 900 ml menjadi 500 ml, mungkin
hasil ini tidak akurat karena masih banyak air yang tumpah.
65. KESIMPULAN
•
•
•
Pada proses penyaringan yang memiliki dua alat
penyaringan, penyaringan A mempunyai karbon
aktif hanya satu lapis sedangkan alat penyaringan B
mempunyai karbon aktif dua lapis.
Pada alat penyaringan A dalam sekali penyaringan
masih berbau, tetapi alat penyaringan B dalam sekali
penyaringan sudah tidak memiliki bau.
Tetapi air ini walaupun sudah terlihat jernih dan bersih
masih belum layak untuk di minum. Air ini belum
memenuhi standar air minum.