SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Manggis (Garcinia mangostana L.) : DARI KULIT BUAH YANG TERBUANG HINGGA
MENJADI KANDIDAT SUATU OBAT
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) : FROM DISCARDED-FRUIT HULL TO BE A
CANDIDATE FOR A A DRUG
Agung Endro Nugroho
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi,
UNIVERSITAS GADJAH MADA
ABSTRAK
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang beasal dari daerah asial tenggara meliputi
Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar. Secara umum, orang hanya mengkonsumsi buannya saja dan
cenderung membuang kulit buah manggis tersebut. Bagian tanaman yang secara tradisional sering dipakai
dalam pengobatan tradisional (diare, disentri, eksim dan penyakit kulit lainnya) adalah kulit buah. Kulit
buah manggis ternyata dilaporkan mengandung kaya senyawa golongan xanton. Dari percobaan isolasi
yang dipandu uji aktivitas diketahui senyawa paling aktifnya adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan
garsinon-E. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan senyawa aktifnya
memiliki aktivitas farmakologi yaitu anti-alergi, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-kanker, anti-
mikroorganisme, anti-aterosklerosis, dan bahkan anti-HIV. Pada uji toksistas, ekstrak etanol buah manggis
yang mengandung senyawa aktif xanton tidak menunjukkan toksisitas baik secara akut maupun sub-kronis.
Kata kunci : manggis , farmakologi , mangostin , xanton
ABSTRACT
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a fruit tree originated from south-east Asia including Indonesia,
Thailand, Malaysia and Myanmar. Generally, people use only the fruit and discard it’s hull or rind.
Traditionally, part of the tree used for medicinal purpose is the rind or hull as herbal remedies such as
diarrhea, dysentery, eczema and other skin disorders. The fruit hulls of mangosteen are well known to be
rich in xanthone compounds. From bioassay-guided isolation study, the most active xanthones are alpha-
mangstin, gamma-mangostin and garcinone-E. Extensive research has shown that extracts of mangosteen
hulls and the xanthones exhibit a wide range of pharmacological activities such as anti-allergy, anti-
inflammatory, anti-oxidant, anti-carcinogenic, anti-microorganism, anti-atherosclerosis and anti-HIV. The
ethanolic extract of the hull containing major active xanthone was reported to be non-toxic in both acute
and sub-chronic toxicity studies.
Key words : mangosteen , pharmacology , mangostin , xanthone
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, telah banyak
pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh
masyarakat Indonesia untuk menanggulangi
beberapa penyakit. Manfaat penggunaan obat
tradisional tersebut secara luas telah dirasakan
oleh masyarakat. Hal ini juga tercermin
dengan semakin meningkatnya penggunaan
obat tradisional, atau meningkatnya produksi
obat dari industri-industri obat tradisional.
Seiring dengan ada slogan “back to nature”,
maupun krisis ekonomi yang berkepanjangan
sehingga mengakibatkan daya beli masyarakt
terutama masyarakat golongan menengah ke
bawah, penggunaan obat tradisional menjadi
alternatif pengobatan disamping obat modern.
Pemanfaatan tanaman obat tersebut meliputi
pencegahan, pengobatan maupun
pemeliharaan kesehatan. Banyak tanaman obat
tradisional yang telah dipasarkan antara lain
sebagai pencegahan ataupun pengobatan suatu
penyakit. Meskipun demikian, bukti ilmiah
keberkhasiatan berbagai tanaman obat terkait,
belum dilaporkan.
Indonesia merupakan negara terbesar
kedua di dunia setelah Brazil yang mempunyai
biodiversitas (keanekaragaman hayati).
Biodiversitas tersebut meliputi : ekosistem,
jenis maupun genetik. Hal ini jelas merupakan
suatu anugerah besar bagi masyarakat
Indonesia apabila dimanfaatkan secara
optimal. Termasuk dalam biodiversitas jenis
adalah keanekaragaman tanaman di Indonesia
yang sangat besar, termasuk tanaman yang
berpotensi sebagai obat. Mengingat fakta
tersebut mestinya upaya pemanfaatan tanaman
sebagai sumber suatu obat menjadi pilihan
utama saat ini bagi para peneliti obat di
Indonesia. Proses penemuan suatu obat dari
suatu tanaman merupakan sesuatu yang tidak
mudah dan membutuhkan waktu yang lama.
Proses tersebut meliputi : studi
etnofarmakologi, kemotaksonomi, skrining
senyawa bioaktif, kemungkinan upaya sintesis
senyawa tunggal, studi pre-klinik maupun
klinik, hingga produksi skala besar untuk
tujuan medik. Salah satu tanaman Indonesia
yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan tersebut
adalah buah manggis (G. mangostana L.),
terutama pemanfaatan kulit buahnya. Manggis
merupakan salah satu buah favorit yang
digemari oleh masyarakat Indonesia. Kulit
buah manggis yang dibuang, ternyata dapat
dikembangkan sebagai kandidat obat. Pada
artikel kali ini akan disajikan mengenai
pemanfaatan kulit buah manggis
(G.mangostana L.) dalam upaya penemuan
suatu obat baru.
MANGGIS (Garcinia mangostana L.)
Manggis merupakan salah satu buah
yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Tanaman manggis berasal dari hutan tropis
yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu
hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Dari
Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke
daerah Amerika Tengah dan daerah tropis
lainnya seperti Filipina, Papua New Guinea,
Kamboja, Thailand, Srilanka, Madagaskar,
Honduras, Brazil dan Australia Utara.
Manggis merupakan salah satu buah unggulan
Indonesia yang memiliki peluang ekspor
cukup menjanjikan. Dari tahun ke tahun
permintaan manggis meningkat seiring dengan
kebutuhan konsumen terhadap buah yang
mendapat julukan ratu buah (Queen of Fruits).
Ekspor manggis dari Indonesia mengalami
peningkatan seiring dengan kebutuhan buah
manggis dunia terutama Hongkong,
Singapura, dan Inggris. Pada tahun 1999,
volume ekspor 4.743.493 kg dengan nilai
ekspor 3.887.816 US$ dan tahun 2000 volume
ekspor mencapai 7.182.098 kg dengan nilai
ekspor 5.885.038 US$ (Prihatman, 2000;
ICUC, 2003).
Di Indonesia manggis mempunyai
berbagai macam nama lokal seperti manggu
(Jawa Barat), manggus (Lampung),
Manggusto (Sulawesi Utara), manggista
(Sumatera Barat). Pohon manggis dapat
tumbuh di dataran rendah sampai di
ketinggian di bawah 1.000 m dpl.
Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah
dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.
Pusat penanaman pohon manggis adalah
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa
Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera
Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan
Sulawesi Utara (Prihatman, 2000; ICUC,
2003).
Buah manggis dapat disajikan dalam
bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat
sirop/sari buah. Secara tradisional buah
manggis digunakan sebagai obat sariawan,
wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan
sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air
rebusannya dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Batang pohon dipakai sebagai
bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan
(Prihatman, 2000).
PEMANFAATAN KULIT BUAH
MANGGIS
Kulit manggis yang dahulu hanya
dibuang saja ternyata menyimpan sebuah
harapan untuk dikembangkan sebagai kandidat
obat. Kulit buah manggis setelah diteliti
ternyata mengandung beberapa senyawa
dengan aktivitas farmakologi misalnya
antiinflamasi, antihistamin, pengobatan
penyakit jantung, antibakteri, antijamur
bahkan untuk pengobatan atau terapi penyakit
HIV. Beberapa senyawa utama kandungan
kulit buah manggis yang dilaporkan
bertanggungjawab atas beberapa aktivitas
farmakologi adalah golongan xanton. Senyawa
xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya
adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3-
metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7-
tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)- 9H-
xanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan
nama alfa mangostin dan gamma-mangostin
(Jinsart, 1992). Ho et al (2002) melaporkan
senyawa xanton yang diisolasi dari kulit buah
manggis, ternyata juga menunjukkan aktivitas
farmakologi yaitu garcinon E. Lebih lanjut,
Jung et al (2006) berhasil mengidentifikasi
kandungan xanton dari ekstrak larut dalam
diklorometana, yaitu 2 xanton terprenilasi
teroksigenasi dan 12 xanton lainnya. Dua
senyawa xanton terprenilasi teroksigenasi
adalah 8-hidroksikudraksanton G, dan
mangostingon [7-metoksi-2-(3-metil-2-
butenil)-8-(3-metil-2-okso-3-butenil)-1,3,6-
trihidroksiksanton. Sedangkan keduabelas
xanton lainnya adalah : kudraksanton G, 8-
deoksigartanin, garsimangoson B, garsinon D,
garsinon E, gartanin, 1-isomangostin, alfa-
mangostin, gamma-mangostin, mangostinon,
smeathxanthon A, dan tovofillin A. Struktur
kimia senyawa-senyawa tersebut disajikan
pada Gambar 1 dan 2.
O OCH3
OH O
OH
OH
H3CO
OHO
OHO
O
HO
CH2H3C
O OR
O
OH
OH
OH3CO O
O OH
O
H3CO
OHO
OHOHO
OH
HO
OHO
OHOHO
(a) (b)
(c) R = CH (e)
(d) R = H
(f) (g)
3
Gambar 1. Struktur kimia dari 8-hidroksikudraksanton G (a), mangostingon (b), kudraksanton G (c), 8-
deoksigartanin (d), garsimangoson B (e), garsinon D (f), dan garsinon E (g).
O OH
OH O
OH
OH
O OH
O O
HO
H3CO
O OH
O OH
HO
RO
O OH
O OH
HO
O
O OH
R O OH
OH
( h ) ( i )
( j ) R = CH
( k ) R = H ( l )
3
( m ) R = H
( n ) R = OH
Gambar 2. Struktur kimia dari gartanin (h), 1-isomangostin (i), alfa-mangostin (j), gamma-mangostin (k), tovofillin
A (l), mangostinon (m), dan smeathxanthon A (n).
KAJIAN FARMAKOLOGI KULIT BUAH
MANGGIS
Pemanfaatan kulit buah manggis
sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu.
Kulit buah manggis secara tradisional
digunakan pada berbagai pengobatan di negara
India, Myanmar Sri langka, dan Thailand
(Mahabusarakam et al., 1987). Secara luas,
masyarakat Thailand memanfaatkan kulit buah
manggis untuk pengobatan penyakit sariawan,
disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim
(ICUC, 2003). Di era modern, pemanfaatan
kuliat buah manggis secara luas di negara
tersebut memicu minat para ilmuwan untuk
menyelidi dan mengembangkan lembih lanjut
aspek ilmiah keberkhasiatan kulit buah
manggis tersebut. Banyak penelitian telah
membuktikan khasiat kulit buah manggis, dan
diantaranya bahkan menemukan senyawa-
senyawa yang bertanggungjawab terhadap
efek-efek tersebut. Berikut ini akan disajikan
pembahasan mengenai efek farmakologi dari
kulit buah manggis.
A. Aktivitas antihistamin
Dalam reaksi alergi, komponen utama
yang mengambil beran penting adalah sel
mast, beserta mediator-mediator yang
dilepaskannya yaitu histamin dan serotonin.
Allergi disebabkan oleh respon imunitas
terhadap suatu antigen ataupun alergen yang
berinteraksi dengan limfosit B yang dapat
memproduksi imunoglobulin E (IgE).
Imunoglubulin E yang diproduksi kemudian
menempel pada reseptor FcεRI pada
permukaan membran sel mast. Setelah adanya
interaksi kembali antara antigen-antibodi, akan
merangsang sel mast untuk melepaskan
histamin (Kresno, 2001; Subowo, 1993).
Berhubungan dengan reaksi alergi
atau pelepasan histamin tersebut,
Chairungsrilerd et al. (1996a, 1996b, 1998)
melakukan pengujian ekstrak metanol kulit
buah manggis terhadap kontraksi aorta dada
kelinci terisolasi yang diinduksi oleh histamin
maupun serotonin. Dari analisa komponen-
komponen aktif dari fraksi lanjutan hasil dari
kromatografi gel silika, mengindikasikan
bahwa senyawa aktifnya adalah alfa dan
gamma mangostin. Alfa mangostin sendiri
mampu menunjukkan aktivitas penghambatan
kontraksi trakea marmut terisolasi dan aorta
torak kelinci terisolasi, yang diinduksi
simetidin, antagonis reseptor histamin H2.
Namun, senyawa tersebut tidak menunjukkan
aktivitas pada kontraksi yang diinduksi
karbakol, fenilefrin dan KCl. Alfa mangostin
juga mampu menghambat ikatan
[3H]mepiramin terhadap sel otot polos arta
tikus. Senyawa terakhir tersebut merupakan
antagonis spesifik bagi reseptor histamin H1.
Dari analisa kinetika ikatan [3H]mepiramin
megnindikasikan bahwa alfa mangostin
menghambat secara kompetitif. Dari penelitian
ini disimpulkan bahwa alfa mangostin tersebut
dikategorikan sebagai pengeblok reseptor
histaminergik khususnya H1, sedangkan
gamma mangostin sebagai pengeblok reseptor
serotonergik khususnya 5-hidroksitriptamin
2A atau 5HT2A.
Lebih lanjut, Nakatani et al. (2002a)
melakukan penelitian ke arah mekanisme
ekstrak kulit buah manggis tersebut. Pada
penelitian tersebut ekstrak kulit manggis yaitu
: etanol 100%, 70 %, 40% dan air, diuji
terhadap sintesa prostaglandin E2 dan
pelepasan histamin. Ekstrak etanol 40%
menunjukkan efek paling poten dalam
menghambat pelepasan histamin dari sel 2H3-
RBL yang diperantarai IgE. Semua ekstrak
kulit buah manggis mampu menghambat
sintesa PGE2 dari sel glioma tikus yang
diinduksi Ca2+
ionophore A23187. Pada reaksi
anafilaksis kutaneus pasif, semua ekstrak kulit
manggis juga menunjukkan aktivitas
penghambatan reaksi tersebut. Dari penelitian
ini, ekstrak etanol 40 % buah manggis adalah
paling poten dalam menghambat sintesa PGE2
dan pelepasan histamin.
B. Antiinflamasi
Penelitian mengenai aktivitas anti-
inflamasi dari kulit buah manggis sampai saat
ini baru dilakukan pada tahapan in vitro dan
untuk tahap in vivo baru pada penelitian
dengan metode tikus terinduksi karagenen.
Dari hasil penelitian diduga bahwa senyawa
yang mempunyai aktivitas anti-inflamasi
adalah gamma-mangostin. Gamma-mangostin
merupakan xanton bentuk diprenilasi
tetraoksigenasi, struktur kimia bisa dilihat
pada Gambar 2. Nakatni et al. (2002b)
melakukan penelitian aktivitas anti-inflamasi
in vitro dari gamma mangostin terhadap
sintesa PGE2 dan siklooksigenase (COX)
dalam sel glioma tikus C6. Kedua senyawa
dan enzim tersebut merupakan mediator
terpenting dalam terjadinya reaksi inflamasi.
Gamma-mangostin menghambat secara poten
pelepasan PGE2 pada sel glioma tikus C6 yang
diinduksi Ca2+
ionophore A23187. Gamma-
mangostin menghambat perubahan asam
arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal,
ini ada kemungkinan penghambatan pada jalur
siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in
vitro, senyawa ini mampu menghambat
aktivitas enzim COX-1 dan COX-2. Namun,
senyawa tersebut tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap : (1) fosforilasi sinyal
ekstraseuler p42/p44 yang diinduksi A23187,
yang mengatur protein kinase teraktivasi
kinase/mitogen, dan (2) pelepasan [14C]-asam
arakidonat dari sel yang terlabel [14C]-AA
tersebut. Dari penelitian ini, gamma mangostin
mempunyai aktivitas anti-inflamasi dengan
menghambat aktivitas siklooksigenase (COX).
Lebih lanjut, Nakatani et al. (2004)
mengkaji pengaruh gamma-mangostin
terhadap ekspresi gen COX-2 pada sel glioma
tikus C6. Gamma mangostin menghambat
ekspresi protein dan mRNA COX-2 yang
diinduksi lipopolisakarida, namun tidak
berefek terhadap ekspresi protein COX-1.
Lipopolisakarida berfungsi untuk stimulasi
fosforilasi inhibitor kappaB (IkappaB) yang
diperantarai IkappaB kinase, yang kemudian
terjadi degradasi dan lebih lanjut menginduksi
translokasi nukleus NF-kappaB sehingga
mengaktivasi transkripsi gen COX-2.
Berkaitan dengan itu, gamma mangostin
tersebut juga menghambat aktivitas IkappaB
kinase dan menurunkan degradasi IkappaB
dan fosforilasi yang diinduksi LPS. Pada
luciferase reporter assay, senyawa tersebut
menurunkan aktivasi NF-kappaB diinduksi
LPS dan proses transkripsi gen COX-2 yang
tergantung daerah promoter gen COX-2
manusia. Temuan tersebut didukung hasil
penelitian in vivo, gamma mangostin mampu
menghambat inflamasi udema yang diinduksi
karagenen pada tikus. Dari penelitian ini dapat
dibuat resume : gamma mangostin secara
langsung menghambat aktivitas enzim Ikappa
B kinase, untuk kemudian mencegah proses
transkripsi gen COX-2 (gen target NF-
kappaB), menurunkan produksi PGE2 dalam
proses inflamasi.
C. Anti-oksidan
Dalam Moongkarndi et al. (2004)
melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
berpotensi sebagai antioksidan. Selanjutnya,
Weecharangsan et al. (2006) menindak-lanjuti
hasil penelitian tersebut dengan melakukan
penelitian aktivitas antioksidan beberapa
ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air,
etanol 50 dan 95%, serta etil asetat. Metode
yang digunakan adalah penangkatapan radikal
bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak
mempunyai potensi sebagai penangkal radikal
bebas, dan ekstrak air dan etanol mempunyai
potensi lebih besar. Berkaitan dengan aktivitas
antioksidan tersebut, kedua ekstrak tersebut
juga mampu menunjukkan aktivitas
neuroprotektif pada sel NG108-15.
Seiring dengan hasil tersebut, Jung et
al. (2006) melakukan penelitian aktivitas
antioksidan dari semua senyawa kandungan
kulit buah manggis yang disajikan pada
Gambar 1-2, minus mangostingon. Dari hasil
skrining aktivitas antioksidan dari senyawa-
senyawa tersebut, yang menunjukkan aktivitas
poten adalah : 8-hidroksikudraxanton,
gartanin, alpha-mangostin, gamma-mangostin
dan smeathxanton A.
D. Antikanker
Hingga saat ini, pengobatan kanker
masih tidak memuaskan. Oleh karena itu,
penelitian penemuan obat kanker masih gencar
dilakukan. Salah satu tanaman obat yang
menjadi objek kajian adalah kulit buah
manggis. Ho et al. (2002) berhasil mengisolasi
beberapa senyawa xanton dan menguji efek
sitotoksisitas pada sel line kanker hati.
Berdasarkan penelitian tersebut, senyawa
garsinon E menunjukkan aktivitas
sitotoksisitas paling poten. Sementra itu,
Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa
ekstrak metanol kulit buah manggis
menunjukka aktivitas sangat poten dalam
menghambat proliferasi sel kanker payudara
SKBR3, dan menunjukkan aktivitas apoptosis.
Di lain pihak, Matsumoto et al. (2003)
melakukan uji serupa yaitu aktivitas anti-
proliferatif dan apoptosis pada pertumbuhan
sel leukimia manusia HL60. Berbeda dengan
hasl penelitian sebelumnya, alfa-mangostin
menunjukkan aktivitas anti-proliferasi dan
apoptosis terpoten diantara senyawa xanton
lainnya. Pada tahun 2004, Matsumoto et al.
melanjutkan penelitian tersebut untuk
mempelajari mekanisme apoptosis dari alfa-
mangostin. Senyawa tersebut mampu
mengaktivasi enzim apoptosis caspase-3 dan -
9, namun tidak pada caspase-8. Alfa
mangostin diduga kuat mem-perantarai
apoptosis jalur mitokondria, ini didasari oleh
perubahan mitokondria setelah perlakuan
senyawa tersebut selama 1-2 jam. Perubahan
mitokondria tersebut meliputi : pembengkakan
sel, berkurangnya potensial membran,
penurunan ATP intraseluler, akumulasi
senyawa oksigen reaktif (ROS), dan pelepasan
c/AIF sitokrom sel. Namun, alfa-mangostin
tidak mempengaruhi ekspresi protein famili
bcl-2 dan aktivasi MAP kinase. Hasil
penelitian tersebut mengindikasikan bahwa
target aksi alfa-mangostin adalah mitokondria
pada fase awal sehingga menghasilkan
apoptosis pada sel line leukimia manusia. Dari
studi hubungan struktur aktivitas, gugus
hidroksi mempunyai kontribusi besar
terhadap aktivitas apoptosis tersebut.
Melanjutkan temuan di atas,
Nabandith et al. (2004) melakukan penelitian
in vivo aktivitas kemopreventif alfa-mangostin
pada lesi preneoplastik putatif yang terlibat
pada karsinogenesis kolon tikus, yang
diinduksi 1,2-dimetilhidrazin (DMH).
Pemberian senyawa tersebut selama 4-5
minggu, menghambat induksi dan
perkembangan aberrant crypt foci (ACF),
menurunkan dysplastic foci (DF) dan beta-
catenin accumulated crypts (BCAC). Pada
pelabelan antigen nukleus sel yang mengalami
proliferasi, senyawa tersebut menurunkan
terjadinya lesi focal dan epitelium kolon tikus.
E. Antimikroorganisme
Selain memiliki beberapa aktivitas
farmakologi seperti di atas, kulit buah manggis
juga menunjukkan aktivitas
antimikroorganisme. Suksamrarn et al. (2003)
bersama kelompoknya asal Thailand,
melakukan penelitian potensi antituberkulosa
dari senyawa xanton terprenilasi yang diisolasi
dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil
penelitian sebelumnya, alfa mangostin,
gamma-mangostin dan garsinon B juga
menunjukkan aktivitas paling poten pada
percobaan ini. Ketiga senyawa tersebut
menghambat kuat terhadap bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Hasil temuan
tersebut ditindaklanjuti peneliti asal Osaka
Jepang, Sakagami et al. (2005). Fokus pada
alfa-mangostin, kali ini senyawa tersebut
diisolasi dari kulit batang pohon untuk
memperoleh jumlah yang besar. Alfa
mangostin aktif terhadap bakteri Enterococci
dan Staphylococcus aureus yang masing-
masing resisten terhadap vancomisin dan
metisilin. Ini diperkuat dengan aktivitas
sinergisme dengan beberapa antibiotika
(gentamisin dan vancomisin) terhadap kedua
bakteri tersebut. Sementara itu,
Mahabusarakam et al. (2006) melakukan
pengujian golongan xanton termasuk
mangostin, pada Plasmodium falciparum.
Hasil menunjukkan bahwa mangostin
mempunyai efek antiplasmodial level
menengah, sedangkan xanton terprenilasi yang
mempunyai gugus alkilamino menghambat
sangat poten.
F. Aktivitas lainnya
Telah disebutkan sebelumnya bahwa
alfa-mangostin memiliki aktivitas antioksidan
dan penangkal radikal bebas. Berkaitan
dengan fakta tersebut, alfa-mangostin mampu
menghambat proses oksidasi lipoprotein
densitas rendah (LDL) yang sangat berperan
dalam aterosklerosis (William et al., 1995).
Sedangkan Mahabusarakam et al. (2000)
melaporkan bahwa xanton terprenilasi juga
dapat menghambat proses oksidasi dari LDL
tersebut. Penelitian lainnnya, mangostin
dilaporkan menghambat poten terhadap HIV-1
protease (Chen et al., 1996). Sementara itu,
Gopalakrishnan et al. (1997) melaporkan
bahwa senyawa xanton mangostin dari kuliat
buah manggis mampu penghambat
pertumbuhan jamur patogenik : Fusarium
oxysporum vasinfectum, Alternaria tenuis, dan
Dreschlera oryzae.
KAJIAN TOKSISITAS KULIT BUAH
MANGGIS
Telah disebutkan bahwa kulit buah
manggis mampu menunjukkan berbagai
aktivitas farmakologi, dan diantaranya adalah
sangat poten. Senyawa-senyawa utama yang
dominan menunjukkan aktivitas farmakologi
adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan
garsinon-E. Di lain pihak, perlu juga
dilakukan penelitian mengenai kemungkinan
efek toksik dari penggunaan kulit buah
manggis tersebut. Jujun et al. (2006)
melakukan uji toksisitas aku maupun sub-
kronis terhadap ekstrak etanol kulit buah
manggis yang mengandung senyawa-senyawa
aktif pentingnya. Pada percobaan toksistas
akut, ekstrak (10-25 %) tersebut tidak
menunjukkan efek toksis (kematian dan
perubahan fisik ataupun aktivitas) pada tikus.
Secara histopatologi, juga tidak ditemukan
perubahan yang berarti pada organ-organ vital
tikus (hati, jantung, paru-paru, adrenal,
ovarium, ginjal, testis). Pada percobaan
toksisitas sub-kronis, pemakaian ekstrak
etanol kulit buah manggis (dosis 50-1000
mg/kg BB) selama 28 hari juga tidak
menunjukkan efek toksik yang berarti, yang
meiputi pengamatan gejala efek toksis,
perubahan pertumbuhan, bobot organ-organ
vital, analisa hematologi, kimia darah maupun
gross histopatologinya.
PENUTUP
Kajian di atas telah membuka tabir
rahasia mengenai keberkhasiatan kulit buah
manggis yang selama ini hanya dibuang saja.
Indonesia merupakan salah satu produsen
terbesar buah manggis disamping Thailand,
Malaysia, Myanmar dan Sri Lanka. Sehingga
sangat disayangkan apabila kulit buah
manggis tersebut tidak dimanfaatkan karena
sudah terbukti berkhasiat. Di beberapa negara
maju, kulit buah manggis bahkan sudah dibuat
preparat obat tradisional siap pakai misalnya
Mangosteen RX®, Amigo Health Juice®,
AmerMed Mangosteen Pericarp® yang
kesemuanya mengandung ekstrak kulit buah
manggis. Fakta dan kenyataan di atas mestinya
menjadi pemacu Masyarakat Indonesia (salah
satu produsen terbesar buah manggis) untuk
memanfaatkan lebih lanjut kulit buah manggis
yang selama ini kita buang saja. Dari uraian di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa kulit
buah manggis mempunyai aktivitas
farmakologi antara lain : anti-alergi, anti-
inflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan,
anti-kanker, anti-aterosklerosis maupun anti-
HIV. Senyawa paling aktif dalam kulit buah
manggis adalah alfa-mangostin, gamma-
mangostin dan garsinon-E.
DAFTAR PUSTAKA
Chairungsrilerd N, Furukawa K, Ohta T, Nozoe S,
Ohizumi Y., 1996a, Histaminergic and
serotonergic receptor blocking substances
from the medicinal plant Garcinia
mangostana, Planta Med., 62(5):471-472.
Chairungsrilerd N, Furukawa K, Ohta T, Nozoe S,
Ohizumi Y., 1996b, Pharmacological
properties of alpha-mangostin, a novel
histamine H1 receptor antagonist, Eur J
Pharmacol., 314(3):351-356.
Chairungsrilerd N, Furukawa KI, Ohta T, Nozoe S,
Ohizumi Y., 1998, Gamma-mangostin, a
novel type of 5-hydroxytryptamine 2A
receptor antagonist, Naunyn
Schmiedebergs Arch Pharmacol., 357(1):
25-31.
Chen SX, Wan M, Loh BN., 1996, Active
constituents against HIV-1 protease from
Garcinia mangostana, Planta Med.,
62(4):381-2.
Gopalakrishnan G, Banumathi B, Suresh G., 1997,
Evaluation of the antifungal activity of
natural xanthones from Garcinia
mangostana and their synthetic
derivatives, J Nat Prod., 60(5):519-524.
Ho CK, Huang YL, Chen CC., 2002, Garcinone E,
a xanthone derivative, has potent
cytotoxic effect against hepatocellular
carcinoma cell lines, Planta Med.,
68(11):975-979.
ICUC, 2003, Fruit to the Future Mangosteen,
Factsheet, No 8, International Centre for
Underutilized Crops.
Jinsart W, Ternai B, Buddhasukh D, Polya GM.,
1992, Inhibition of wheat embryo
calcium-dependent protein kinase and
other kinases by mangostin and gamma-
mangostin, Phytochemistry, 31(11):3711-
3713.
Jujun, P., Taesotikul, W., Pootakham, K.,
Duangrat, C., Tharavigitkul, P.,
Pongpaibul, Y., 2006, Acut and repeated
Dose Toxicities of Garcinia Mangostana
Rind extract., Proceedings of 6th
National
Symposium on Graduate Research,
Graduate School of Chulalongkorn
University, Thailand.
Jung HA, Su BN, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn
AD., 2006, Antioxidant xanthones from
the pericarp of Garcinia mangostana
(Mangosteen), J Agric Food Chem.,
54(6):2077-2082.
Kresno, S.B., 2001, Imunologi: Diagnosis dan
Prosedur Laboratorium, 137-145, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
Mahabusarakam W, Iriyachitra P, Taylor WC.,
1987, Chemical constituentsof garcinia
mangostana., J Nat Prod., 50:474–478.
Mahabusarakam W, Proudfoot J, Taylor W, Croft
K., 2000, Inhibition of lipoprotein
oxidation by prenylated xanthones derived
from mangostin, Free Radic Res. ,
33(5):643-659.
Mahabusarakam W, Kuaha K, Wilairat P, Taylor
WC., 2006, Prenylated xanthones as
potential antiplasmodial substances,
Planta Med., 72(10):912-916.
Matsumoto K, Akao Y, Kobayashi E, Ohguchi K,
Ito T, Tanaka T, Iinuma M, Nozawa Y.,
2003, Induction of apoptosis by xanthones
from mangosteen in human leukemia cell
lines, J Nat Prod., 66(8):1124-1127.
Matsumoto K, Akao Y, Yi H, Ohguchi K, Ito T,
Tanaka T, Kobayashi E, Iinuma M,
Nozawa Y., 2004, Preferential target is
mitochondria in alpha-mangostin-induced
apoptosis in human leukemia HL60 cells,
Bioorg Med Chem., 12(22):5799-5806.
Moongkarndi P, Kosem N, Kaslungka S,
Luanratana O, Pongpan N, Neungton N.,
2004, Antiproliferation, antioxidation and
induction of apoptosis by Garcinia
mangostana (mangosteen) on SKBR3
human breast cancer cell line, J
Ethnopharmacol., 90(1):161-166.
Nabandith V, Suzui M, Morioka T, Kaneshiro T,
Kinjo T, Matsumoto K, Akao Y, Iinuma
M, Yoshimi N., 2004, Inhibitory effects of
crude alpha-mangostin, a xanthone
derivative, on two different categories of
colon preneoplastic lesions induced by 1,
2-dimethylhydrazine in the rat, Asian Pac
J Cancer Prev., 5(4):433-438.
Nakatani K, Atsumi M, Arakawa T, Oosawa K,
Shimura S, Nakahata N, Ohizumi Y.,
2002a, Inhibitions of histamine release
and prostaglandin E2 synthesis by
mangosteen, a Thai medicinal plant, Biol
Pharm Bull., 25(9):1137-1141.
Nakatani K, Nakahata N, Arakawa T, Yasuda H,
Ohizumi Y., 2002b, Inhibition of
cyclooxygenase and prostaglandin E2
synthesis by gamma-mangostin, a
xanthone derivative in mangosteen, in C6
rat glioma cells, Biochem Pharmacol.,
63(1):73-79.
Nakatani K, Yamakuni T, Kondo N, Arakawa T,
Oosawa K, Shimura S, Inoue H, Ohizumi
Y., 2004, Gamma-Mangostin Inhibits
IkappaB Kinase Activity and Decreases
Lipopolysaccharide-Induced
Cyclooxygenase-2 Gene Expression in C6
Rat Glioma Cells, Mol Pharmacol., 2004
Jun 24.
Prihatman, K., 2000, Manggis (Garcinia
mangostana L.), Kantor Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi BPP Teknologi, Jakarta.
Sakagami Y, Iinuma M, Piyasena KG,
Dharmaratne HR., 2005, Antibacterial
activity of alpha-mangostin against
vancomycin resistant Enterococci (VRE)
and synergism with antibiotics,
Phytomedicine, 12(3):203-208.
Subowo, 1993, Imunologi Klinik, 9-35, Angkasa,
Bandung.
Suksamrarn S, Suwannapoch N, Phakhodee W,
Thanuhiranlert J, Ratananukul P, Chimnoi
N, Suksamrarn A., 2003,
Antimycobacterial activity of prenylated
xanthones from the fruits of Garcinia
mangostana, Chem Pharm Bull (Tokyo).,
51(7):857-859.
Weecharangsan W, Opanasopit P, Sukma M,
Ngawhirunpat T, Sotanaphun U, Siripong
P., 2006, Antioxidative and
neuroprotective activities of extracts from
the fruit hull of mangosteen (Garcinia
mangostana Linn.), Med Princ Pract.,
15(4):281-287.
Williams P, Ongsakul M, Proudfoot J, Croft K,
Beilin L., 1995, Mangostin inhibits the
oxidative modification of human low
density lipoprotein, Free Radic Res.,
23(2):175-184.

More Related Content

What's hot

Iodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 aIodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 aWTikaL
 
ppt konstipasi.pptx
ppt konstipasi.pptxppt konstipasi.pptx
ppt konstipasi.pptxGadisKecil1
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Identifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obatIdentifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obatraesatartilla
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaNovi Alviadini
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatNur Kasim
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatVina Widya Putri
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 

What's hot (20)

Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Iodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 aIodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 a
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
ppt konstipasi.pptx
ppt konstipasi.pptxppt konstipasi.pptx
ppt konstipasi.pptx
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Identifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obatIdentifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obat
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
 
Laporan toksikologi 6
Laporan toksikologi 6Laporan toksikologi 6
Laporan toksikologi 6
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
serbuk
serbukserbuk
serbuk
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Pembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensiPembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensi
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 

Viewers also liked

Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYAJurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYAIema Zhou
 
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu Indah Ayu Septriyaningrum
 
New microsoft office power point presentation soal
New microsoft office power point presentation soalNew microsoft office power point presentation soal
New microsoft office power point presentation soalJasmines Butique
 
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorReview Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorAry Darma
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitianuiia
 
Makalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitianMakalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitianyurika mariani
 
Perilaku kons-prods-unggah
Perilaku kons-prods-unggahPerilaku kons-prods-unggah
Perilaku kons-prods-unggahwardayadi007
 

Viewers also liked (9)

Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYAJurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
 
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
Jurnal Penelitian Stres dan Coping Stres pada Guru Bantu
 
Jurnal kimia
Jurnal kimiaJurnal kimia
Jurnal kimia
 
New microsoft office power point presentation soal
New microsoft office power point presentation soalNew microsoft office power point presentation soal
New microsoft office power point presentation soal
 
SOAL REMIDI
SOAL REMIDISOAL REMIDI
SOAL REMIDI
 
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorReview Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitian
 
Makalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitianMakalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitian
 
Perilaku kons-prods-unggah
Perilaku kons-prods-unggahPerilaku kons-prods-unggah
Perilaku kons-prods-unggah
 

Similar to jurnal Penelitian kulit Manggis

Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Togell Ginie
 
Kelompok 2 (jahe+manggis)
Kelompok 2 (jahe+manggis)Kelompok 2 (jahe+manggis)
Kelompok 2 (jahe+manggis)Lingga Lim
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthiKesuma Yudha
 
Bahaya radikal bebas
Bahaya radikal bebasBahaya radikal bebas
Bahaya radikal bebasantox79
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSofiaNofianti
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamuHana Asri
 
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969yantuar
 
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...Cut Fatimah
 
Antihipertensi ekstrak daun mimba
Antihipertensi ekstrak daun mimbaAntihipertensi ekstrak daun mimba
Antihipertensi ekstrak daun mimbaNurul Amelia
 
224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-da
224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-da224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-da
224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-daJohnterRonny
 
farmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawatyfarmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawatyN Kurniawaty
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Haniatur Rohmah
 
Optimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptx
Optimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptxOptimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptx
Optimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptxDiana Agustina
 
Jurnal edi mahap
Jurnal edi mahapJurnal edi mahap
Jurnal edi mahapedy7140
 

Similar to jurnal Penelitian kulit Manggis (20)

Pangan fungsional manggis
Pangan fungsional manggisPangan fungsional manggis
Pangan fungsional manggis
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Khasiat Buah Manggis
Khasiat Buah ManggisKhasiat Buah Manggis
Khasiat Buah Manggis
 
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
 
Makalah Srigunggu
Makalah SrigungguMakalah Srigunggu
Makalah Srigunggu
 
Kelompok 2 (jahe+manggis)
Kelompok 2 (jahe+manggis)Kelompok 2 (jahe+manggis)
Kelompok 2 (jahe+manggis)
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
 
Bahaya radikal bebas
Bahaya radikal bebasBahaya radikal bebas
Bahaya radikal bebas
 
Jurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloidJurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloid
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamu
 
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
 
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
 
Antihipertensi ekstrak daun mimba
Antihipertensi ekstrak daun mimbaAntihipertensi ekstrak daun mimba
Antihipertensi ekstrak daun mimba
 
Kelompok annona muricata
Kelompok annona muricataKelompok annona muricata
Kelompok annona muricata
 
224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-da
224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-da224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-da
224183 uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-air-da
 
farmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawatyfarmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawaty
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
 
Optimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptx
Optimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptxOptimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptx
Optimalisasi Pemanfaatan Daun Mangroves Menjadi Hand Sanitizer.pptx
 
Jurnal edi mahap
Jurnal edi mahapJurnal edi mahap
Jurnal edi mahap
 

More from meilya_kyky

Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...
Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...
Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...meilya_kyky
 
laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...
laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...
laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...meilya_kyky
 
Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...
Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...
Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...meilya_kyky
 
Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...
Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...
Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...meilya_kyky
 
Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...
Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...
Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...meilya_kyky
 
Ringkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan Mata
Ringkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan MataRingkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan Mata
Ringkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan Matameilya_kyky
 

More from meilya_kyky (6)

Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...
Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...
Laporan Akhir tingkat kesadaran mahasiswa fakultas mipa dalam membuang sampah...
 
laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...
laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...
laporan akhir Penelitian PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TER...
 
Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...
Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...
Tahap 1 PENGURANGAN DAMPAK RADIASI CAHAYA LAYAR KOMPUTER TERHADAP MATA DIKALA...
 
Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...
Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...
Ringkasan Penelitian Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ...
 
Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...
Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...
Ringkasan Penelitian Tingkat kesadaran mahasiswa Fakultas MIPA dalam membuang...
 
Ringkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan Mata
Ringkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan MataRingkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan Mata
Ringkasan Penelitian Pengaruh radiasi Cahaya monitor terhadap Kedehatan Mata
 

jurnal Penelitian kulit Manggis

  • 1. Manggis (Garcinia mangostana L.) : DARI KULIT BUAH YANG TERBUANG HINGGA MENJADI KANDIDAT SUATU OBAT Mangosteen (Garcinia mangostana L.) : FROM DISCARDED-FRUIT HULL TO BE A CANDIDATE FOR A A DRUG Agung Endro Nugroho Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, UNIVERSITAS GADJAH MADA ABSTRAK Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang beasal dari daerah asial tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar. Secara umum, orang hanya mengkonsumsi buannya saja dan cenderung membuang kulit buah manggis tersebut. Bagian tanaman yang secara tradisional sering dipakai dalam pengobatan tradisional (diare, disentri, eksim dan penyakit kulit lainnya) adalah kulit buah. Kulit buah manggis ternyata dilaporkan mengandung kaya senyawa golongan xanton. Dari percobaan isolasi yang dipandu uji aktivitas diketahui senyawa paling aktifnya adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan garsinon-E. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan senyawa aktifnya memiliki aktivitas farmakologi yaitu anti-alergi, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-kanker, anti- mikroorganisme, anti-aterosklerosis, dan bahkan anti-HIV. Pada uji toksistas, ekstrak etanol buah manggis yang mengandung senyawa aktif xanton tidak menunjukkan toksisitas baik secara akut maupun sub-kronis. Kata kunci : manggis , farmakologi , mangostin , xanton ABSTRACT Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a fruit tree originated from south-east Asia including Indonesia, Thailand, Malaysia and Myanmar. Generally, people use only the fruit and discard it’s hull or rind. Traditionally, part of the tree used for medicinal purpose is the rind or hull as herbal remedies such as diarrhea, dysentery, eczema and other skin disorders. The fruit hulls of mangosteen are well known to be rich in xanthone compounds. From bioassay-guided isolation study, the most active xanthones are alpha- mangstin, gamma-mangostin and garcinone-E. Extensive research has shown that extracts of mangosteen hulls and the xanthones exhibit a wide range of pharmacological activities such as anti-allergy, anti- inflammatory, anti-oxidant, anti-carcinogenic, anti-microorganism, anti-atherosclerosis and anti-HIV. The ethanolic extract of the hull containing major active xanthone was reported to be non-toxic in both acute and sub-chronic toxicity studies. Key words : mangosteen , pharmacology , mangostin , xanthone
  • 2. PENDAHULUAN Sampai saat ini, telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi beberapa penyakit. Manfaat penggunaan obat tradisional tersebut secara luas telah dirasakan oleh masyarakat. Hal ini juga tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan obat tradisional, atau meningkatnya produksi obat dari industri-industri obat tradisional. Seiring dengan ada slogan “back to nature”, maupun krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan daya beli masyarakt terutama masyarakat golongan menengah ke bawah, penggunaan obat tradisional menjadi alternatif pengobatan disamping obat modern. Pemanfaatan tanaman obat tersebut meliputi pencegahan, pengobatan maupun pemeliharaan kesehatan. Banyak tanaman obat tradisional yang telah dipasarkan antara lain sebagai pencegahan ataupun pengobatan suatu penyakit. Meskipun demikian, bukti ilmiah keberkhasiatan berbagai tanaman obat terkait, belum dilaporkan. Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia setelah Brazil yang mempunyai biodiversitas (keanekaragaman hayati). Biodiversitas tersebut meliputi : ekosistem, jenis maupun genetik. Hal ini jelas merupakan suatu anugerah besar bagi masyarakat Indonesia apabila dimanfaatkan secara optimal. Termasuk dalam biodiversitas jenis adalah keanekaragaman tanaman di Indonesia yang sangat besar, termasuk tanaman yang berpotensi sebagai obat. Mengingat fakta tersebut mestinya upaya pemanfaatan tanaman sebagai sumber suatu obat menjadi pilihan utama saat ini bagi para peneliti obat di Indonesia. Proses penemuan suatu obat dari suatu tanaman merupakan sesuatu yang tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Proses tersebut meliputi : studi etnofarmakologi, kemotaksonomi, skrining senyawa bioaktif, kemungkinan upaya sintesis senyawa tunggal, studi pre-klinik maupun klinik, hingga produksi skala besar untuk tujuan medik. Salah satu tanaman Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan tersebut adalah buah manggis (G. mangostana L.), terutama pemanfaatan kulit buahnya. Manggis merupakan salah satu buah favorit yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Kulit buah manggis yang dibuang, ternyata dapat dikembangkan sebagai kandidat obat. Pada artikel kali ini akan disajikan mengenai pemanfaatan kulit buah manggis (G.mangostana L.) dalam upaya penemuan suatu obat baru. MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Filipina, Papua New Guinea, Kamboja, Thailand, Srilanka, Madagaskar, Honduras, Brazil dan Australia Utara. Manggis merupakan salah satu buah unggulan Indonesia yang memiliki peluang ekspor cukup menjanjikan. Dari tahun ke tahun permintaan manggis meningkat seiring dengan kebutuhan konsumen terhadap buah yang mendapat julukan ratu buah (Queen of Fruits). Ekspor manggis dari Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan buah manggis dunia terutama Hongkong, Singapura, dan Inggris. Pada tahun 1999, volume ekspor 4.743.493 kg dengan nilai ekspor 3.887.816 US$ dan tahun 2000 volume ekspor mencapai 7.182.098 kg dengan nilai ekspor 5.885.038 US$ (Prihatman, 2000; ICUC, 2003). Di Indonesia manggis mempunyai berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), manggista (Sumatera Barat). Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl. Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara (Prihatman, 2000; ICUC, 2003).
  • 3. Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan (Prihatman, 2000). PEMANFAATAN KULIT BUAH MANGGIS Kulit manggis yang dahulu hanya dibuang saja ternyata menyimpan sebuah harapan untuk dikembangkan sebagai kandidat obat. Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, antijamur bahkan untuk pengobatan atau terapi penyakit HIV. Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan bertanggungjawab atas beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton. Senyawa xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3- metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7- tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)- 9H- xanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-mangostin (Jinsart, 1992). Ho et al (2002) melaporkan senyawa xanton yang diisolasi dari kulit buah manggis, ternyata juga menunjukkan aktivitas farmakologi yaitu garcinon E. Lebih lanjut, Jung et al (2006) berhasil mengidentifikasi kandungan xanton dari ekstrak larut dalam diklorometana, yaitu 2 xanton terprenilasi teroksigenasi dan 12 xanton lainnya. Dua senyawa xanton terprenilasi teroksigenasi adalah 8-hidroksikudraksanton G, dan mangostingon [7-metoksi-2-(3-metil-2- butenil)-8-(3-metil-2-okso-3-butenil)-1,3,6- trihidroksiksanton. Sedangkan keduabelas xanton lainnya adalah : kudraksanton G, 8- deoksigartanin, garsimangoson B, garsinon D, garsinon E, gartanin, 1-isomangostin, alfa- mangostin, gamma-mangostin, mangostinon, smeathxanthon A, dan tovofillin A. Struktur kimia senyawa-senyawa tersebut disajikan pada Gambar 1 dan 2. O OCH3 OH O OH OH H3CO OHO OHO O HO CH2H3C O OR O OH OH OH3CO O O OH O H3CO OHO OHOHO OH HO OHO OHOHO (a) (b) (c) R = CH (e) (d) R = H (f) (g) 3 Gambar 1. Struktur kimia dari 8-hidroksikudraksanton G (a), mangostingon (b), kudraksanton G (c), 8- deoksigartanin (d), garsimangoson B (e), garsinon D (f), dan garsinon E (g).
  • 4. O OH OH O OH OH O OH O O HO H3CO O OH O OH HO RO O OH O OH HO O O OH R O OH OH ( h ) ( i ) ( j ) R = CH ( k ) R = H ( l ) 3 ( m ) R = H ( n ) R = OH Gambar 2. Struktur kimia dari gartanin (h), 1-isomangostin (i), alfa-mangostin (j), gamma-mangostin (k), tovofillin A (l), mangostinon (m), dan smeathxanthon A (n). KAJIAN FARMAKOLOGI KULIT BUAH MANGGIS Pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Kulit buah manggis secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di negara India, Myanmar Sri langka, dan Thailand (Mahabusarakam et al., 1987). Secara luas, masyarakat Thailand memanfaatkan kulit buah manggis untuk pengobatan penyakit sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim (ICUC, 2003). Di era modern, pemanfaatan kuliat buah manggis secara luas di negara tersebut memicu minat para ilmuwan untuk menyelidi dan mengembangkan lembih lanjut aspek ilmiah keberkhasiatan kulit buah manggis tersebut. Banyak penelitian telah membuktikan khasiat kulit buah manggis, dan diantaranya bahkan menemukan senyawa- senyawa yang bertanggungjawab terhadap efek-efek tersebut. Berikut ini akan disajikan pembahasan mengenai efek farmakologi dari kulit buah manggis. A. Aktivitas antihistamin Dalam reaksi alergi, komponen utama yang mengambil beran penting adalah sel mast, beserta mediator-mediator yang dilepaskannya yaitu histamin dan serotonin. Allergi disebabkan oleh respon imunitas terhadap suatu antigen ataupun alergen yang berinteraksi dengan limfosit B yang dapat memproduksi imunoglobulin E (IgE). Imunoglubulin E yang diproduksi kemudian menempel pada reseptor FcεRI pada permukaan membran sel mast. Setelah adanya interaksi kembali antara antigen-antibodi, akan merangsang sel mast untuk melepaskan histamin (Kresno, 2001; Subowo, 1993). Berhubungan dengan reaksi alergi atau pelepasan histamin tersebut, Chairungsrilerd et al. (1996a, 1996b, 1998) melakukan pengujian ekstrak metanol kulit buah manggis terhadap kontraksi aorta dada kelinci terisolasi yang diinduksi oleh histamin maupun serotonin. Dari analisa komponen- komponen aktif dari fraksi lanjutan hasil dari kromatografi gel silika, mengindikasikan bahwa senyawa aktifnya adalah alfa dan gamma mangostin. Alfa mangostin sendiri mampu menunjukkan aktivitas penghambatan kontraksi trakea marmut terisolasi dan aorta torak kelinci terisolasi, yang diinduksi simetidin, antagonis reseptor histamin H2. Namun, senyawa tersebut tidak menunjukkan aktivitas pada kontraksi yang diinduksi karbakol, fenilefrin dan KCl. Alfa mangostin juga mampu menghambat ikatan [3H]mepiramin terhadap sel otot polos arta tikus. Senyawa terakhir tersebut merupakan antagonis spesifik bagi reseptor histamin H1. Dari analisa kinetika ikatan [3H]mepiramin megnindikasikan bahwa alfa mangostin menghambat secara kompetitif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa alfa mangostin tersebut
  • 5. dikategorikan sebagai pengeblok reseptor histaminergik khususnya H1, sedangkan gamma mangostin sebagai pengeblok reseptor serotonergik khususnya 5-hidroksitriptamin 2A atau 5HT2A. Lebih lanjut, Nakatani et al. (2002a) melakukan penelitian ke arah mekanisme ekstrak kulit buah manggis tersebut. Pada penelitian tersebut ekstrak kulit manggis yaitu : etanol 100%, 70 %, 40% dan air, diuji terhadap sintesa prostaglandin E2 dan pelepasan histamin. Ekstrak etanol 40% menunjukkan efek paling poten dalam menghambat pelepasan histamin dari sel 2H3- RBL yang diperantarai IgE. Semua ekstrak kulit buah manggis mampu menghambat sintesa PGE2 dari sel glioma tikus yang diinduksi Ca2+ ionophore A23187. Pada reaksi anafilaksis kutaneus pasif, semua ekstrak kulit manggis juga menunjukkan aktivitas penghambatan reaksi tersebut. Dari penelitian ini, ekstrak etanol 40 % buah manggis adalah paling poten dalam menghambat sintesa PGE2 dan pelepasan histamin. B. Antiinflamasi Penelitian mengenai aktivitas anti- inflamasi dari kulit buah manggis sampai saat ini baru dilakukan pada tahapan in vitro dan untuk tahap in vivo baru pada penelitian dengan metode tikus terinduksi karagenen. Dari hasil penelitian diduga bahwa senyawa yang mempunyai aktivitas anti-inflamasi adalah gamma-mangostin. Gamma-mangostin merupakan xanton bentuk diprenilasi tetraoksigenasi, struktur kimia bisa dilihat pada Gambar 2. Nakatni et al. (2002b) melakukan penelitian aktivitas anti-inflamasi in vitro dari gamma mangostin terhadap sintesa PGE2 dan siklooksigenase (COX) dalam sel glioma tikus C6. Kedua senyawa dan enzim tersebut merupakan mediator terpenting dalam terjadinya reaksi inflamasi. Gamma-mangostin menghambat secara poten pelepasan PGE2 pada sel glioma tikus C6 yang diinduksi Ca2+ ionophore A23187. Gamma- mangostin menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal, ini ada kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in vitro, senyawa ini mampu menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2. Namun, senyawa tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap : (1) fosforilasi sinyal ekstraseuler p42/p44 yang diinduksi A23187, yang mengatur protein kinase teraktivasi kinase/mitogen, dan (2) pelepasan [14C]-asam arakidonat dari sel yang terlabel [14C]-AA tersebut. Dari penelitian ini, gamma mangostin mempunyai aktivitas anti-inflamasi dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX). Lebih lanjut, Nakatani et al. (2004) mengkaji pengaruh gamma-mangostin terhadap ekspresi gen COX-2 pada sel glioma tikus C6. Gamma mangostin menghambat ekspresi protein dan mRNA COX-2 yang diinduksi lipopolisakarida, namun tidak berefek terhadap ekspresi protein COX-1. Lipopolisakarida berfungsi untuk stimulasi fosforilasi inhibitor kappaB (IkappaB) yang diperantarai IkappaB kinase, yang kemudian terjadi degradasi dan lebih lanjut menginduksi translokasi nukleus NF-kappaB sehingga mengaktivasi transkripsi gen COX-2. Berkaitan dengan itu, gamma mangostin tersebut juga menghambat aktivitas IkappaB kinase dan menurunkan degradasi IkappaB dan fosforilasi yang diinduksi LPS. Pada luciferase reporter assay, senyawa tersebut menurunkan aktivasi NF-kappaB diinduksi LPS dan proses transkripsi gen COX-2 yang tergantung daerah promoter gen COX-2 manusia. Temuan tersebut didukung hasil penelitian in vivo, gamma mangostin mampu menghambat inflamasi udema yang diinduksi karagenen pada tikus. Dari penelitian ini dapat dibuat resume : gamma mangostin secara langsung menghambat aktivitas enzim Ikappa B kinase, untuk kemudian mencegah proses transkripsi gen COX-2 (gen target NF- kappaB), menurunkan produksi PGE2 dalam proses inflamasi. C. Anti-oksidan Dalam Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis berpotensi sebagai antioksidan. Selanjutnya, Weecharangsan et al. (2006) menindak-lanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan penelitian aktivitas antioksidan beberapa ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air, etanol 50 dan 95%, serta etil asetat. Metode
  • 6. yang digunakan adalah penangkatapan radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak mempunyai potensi sebagai penangkal radikal bebas, dan ekstrak air dan etanol mempunyai potensi lebih besar. Berkaitan dengan aktivitas antioksidan tersebut, kedua ekstrak tersebut juga mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel NG108-15. Seiring dengan hasil tersebut, Jung et al. (2006) melakukan penelitian aktivitas antioksidan dari semua senyawa kandungan kulit buah manggis yang disajikan pada Gambar 1-2, minus mangostingon. Dari hasil skrining aktivitas antioksidan dari senyawa- senyawa tersebut, yang menunjukkan aktivitas poten adalah : 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-mangostin, gamma-mangostin dan smeathxanton A. D. Antikanker Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan. Oleh karena itu, penelitian penemuan obat kanker masih gencar dilakukan. Salah satu tanaman obat yang menjadi objek kajian adalah kulit buah manggis. Ho et al. (2002) berhasil mengisolasi beberapa senyawa xanton dan menguji efek sitotoksisitas pada sel line kanker hati. Berdasarkan penelitian tersebut, senyawa garsinon E menunjukkan aktivitas sitotoksisitas paling poten. Sementra itu, Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak metanol kulit buah manggis menunjukka aktivitas sangat poten dalam menghambat proliferasi sel kanker payudara SKBR3, dan menunjukkan aktivitas apoptosis. Di lain pihak, Matsumoto et al. (2003) melakukan uji serupa yaitu aktivitas anti- proliferatif dan apoptosis pada pertumbuhan sel leukimia manusia HL60. Berbeda dengan hasl penelitian sebelumnya, alfa-mangostin menunjukkan aktivitas anti-proliferasi dan apoptosis terpoten diantara senyawa xanton lainnya. Pada tahun 2004, Matsumoto et al. melanjutkan penelitian tersebut untuk mempelajari mekanisme apoptosis dari alfa- mangostin. Senyawa tersebut mampu mengaktivasi enzim apoptosis caspase-3 dan - 9, namun tidak pada caspase-8. Alfa mangostin diduga kuat mem-perantarai apoptosis jalur mitokondria, ini didasari oleh perubahan mitokondria setelah perlakuan senyawa tersebut selama 1-2 jam. Perubahan mitokondria tersebut meliputi : pembengkakan sel, berkurangnya potensial membran, penurunan ATP intraseluler, akumulasi senyawa oksigen reaktif (ROS), dan pelepasan c/AIF sitokrom sel. Namun, alfa-mangostin tidak mempengaruhi ekspresi protein famili bcl-2 dan aktivasi MAP kinase. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa target aksi alfa-mangostin adalah mitokondria pada fase awal sehingga menghasilkan apoptosis pada sel line leukimia manusia. Dari studi hubungan struktur aktivitas, gugus hidroksi mempunyai kontribusi besar terhadap aktivitas apoptosis tersebut. Melanjutkan temuan di atas, Nabandith et al. (2004) melakukan penelitian in vivo aktivitas kemopreventif alfa-mangostin pada lesi preneoplastik putatif yang terlibat pada karsinogenesis kolon tikus, yang diinduksi 1,2-dimetilhidrazin (DMH). Pemberian senyawa tersebut selama 4-5 minggu, menghambat induksi dan perkembangan aberrant crypt foci (ACF), menurunkan dysplastic foci (DF) dan beta- catenin accumulated crypts (BCAC). Pada pelabelan antigen nukleus sel yang mengalami proliferasi, senyawa tersebut menurunkan terjadinya lesi focal dan epitelium kolon tikus. E. Antimikroorganisme Selain memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti di atas, kulit buah manggis juga menunjukkan aktivitas antimikroorganisme. Suksamrarn et al. (2003) bersama kelompoknya asal Thailand, melakukan penelitian potensi antituberkulosa dari senyawa xanton terprenilasi yang diisolasi dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil penelitian sebelumnya, alfa mangostin, gamma-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan aktivitas paling poten pada percobaan ini. Ketiga senyawa tersebut menghambat kuat terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil temuan tersebut ditindaklanjuti peneliti asal Osaka Jepang, Sakagami et al. (2005). Fokus pada alfa-mangostin, kali ini senyawa tersebut diisolasi dari kulit batang pohon untuk
  • 7. memperoleh jumlah yang besar. Alfa mangostin aktif terhadap bakteri Enterococci dan Staphylococcus aureus yang masing- masing resisten terhadap vancomisin dan metisilin. Ini diperkuat dengan aktivitas sinergisme dengan beberapa antibiotika (gentamisin dan vancomisin) terhadap kedua bakteri tersebut. Sementara itu, Mahabusarakam et al. (2006) melakukan pengujian golongan xanton termasuk mangostin, pada Plasmodium falciparum. Hasil menunjukkan bahwa mangostin mempunyai efek antiplasmodial level menengah, sedangkan xanton terprenilasi yang mempunyai gugus alkilamino menghambat sangat poten. F. Aktivitas lainnya Telah disebutkan sebelumnya bahwa alfa-mangostin memiliki aktivitas antioksidan dan penangkal radikal bebas. Berkaitan dengan fakta tersebut, alfa-mangostin mampu menghambat proses oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL) yang sangat berperan dalam aterosklerosis (William et al., 1995). Sedangkan Mahabusarakam et al. (2000) melaporkan bahwa xanton terprenilasi juga dapat menghambat proses oksidasi dari LDL tersebut. Penelitian lainnnya, mangostin dilaporkan menghambat poten terhadap HIV-1 protease (Chen et al., 1996). Sementara itu, Gopalakrishnan et al. (1997) melaporkan bahwa senyawa xanton mangostin dari kuliat buah manggis mampu penghambat pertumbuhan jamur patogenik : Fusarium oxysporum vasinfectum, Alternaria tenuis, dan Dreschlera oryzae. KAJIAN TOKSISITAS KULIT BUAH MANGGIS Telah disebutkan bahwa kulit buah manggis mampu menunjukkan berbagai aktivitas farmakologi, dan diantaranya adalah sangat poten. Senyawa-senyawa utama yang dominan menunjukkan aktivitas farmakologi adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan garsinon-E. Di lain pihak, perlu juga dilakukan penelitian mengenai kemungkinan efek toksik dari penggunaan kulit buah manggis tersebut. Jujun et al. (2006) melakukan uji toksisitas aku maupun sub- kronis terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis yang mengandung senyawa-senyawa aktif pentingnya. Pada percobaan toksistas akut, ekstrak (10-25 %) tersebut tidak menunjukkan efek toksis (kematian dan perubahan fisik ataupun aktivitas) pada tikus. Secara histopatologi, juga tidak ditemukan perubahan yang berarti pada organ-organ vital tikus (hati, jantung, paru-paru, adrenal, ovarium, ginjal, testis). Pada percobaan toksisitas sub-kronis, pemakaian ekstrak etanol kulit buah manggis (dosis 50-1000 mg/kg BB) selama 28 hari juga tidak menunjukkan efek toksik yang berarti, yang meiputi pengamatan gejala efek toksis, perubahan pertumbuhan, bobot organ-organ vital, analisa hematologi, kimia darah maupun gross histopatologinya. PENUTUP Kajian di atas telah membuka tabir rahasia mengenai keberkhasiatan kulit buah manggis yang selama ini hanya dibuang saja. Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar buah manggis disamping Thailand, Malaysia, Myanmar dan Sri Lanka. Sehingga sangat disayangkan apabila kulit buah manggis tersebut tidak dimanfaatkan karena sudah terbukti berkhasiat. Di beberapa negara maju, kulit buah manggis bahkan sudah dibuat preparat obat tradisional siap pakai misalnya Mangosteen RX®, Amigo Health Juice®, AmerMed Mangosteen Pericarp® yang kesemuanya mengandung ekstrak kulit buah manggis. Fakta dan kenyataan di atas mestinya menjadi pemacu Masyarakat Indonesia (salah satu produsen terbesar buah manggis) untuk memanfaatkan lebih lanjut kulit buah manggis yang selama ini kita buang saja. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kulit buah manggis mempunyai aktivitas farmakologi antara lain : anti-alergi, anti- inflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan, anti-kanker, anti-aterosklerosis maupun anti- HIV. Senyawa paling aktif dalam kulit buah manggis adalah alfa-mangostin, gamma- mangostin dan garsinon-E.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Chairungsrilerd N, Furukawa K, Ohta T, Nozoe S, Ohizumi Y., 1996a, Histaminergic and serotonergic receptor blocking substances from the medicinal plant Garcinia mangostana, Planta Med., 62(5):471-472. Chairungsrilerd N, Furukawa K, Ohta T, Nozoe S, Ohizumi Y., 1996b, Pharmacological properties of alpha-mangostin, a novel histamine H1 receptor antagonist, Eur J Pharmacol., 314(3):351-356. Chairungsrilerd N, Furukawa KI, Ohta T, Nozoe S, Ohizumi Y., 1998, Gamma-mangostin, a novel type of 5-hydroxytryptamine 2A receptor antagonist, Naunyn Schmiedebergs Arch Pharmacol., 357(1): 25-31. Chen SX, Wan M, Loh BN., 1996, Active constituents against HIV-1 protease from Garcinia mangostana, Planta Med., 62(4):381-2. Gopalakrishnan G, Banumathi B, Suresh G., 1997, Evaluation of the antifungal activity of natural xanthones from Garcinia mangostana and their synthetic derivatives, J Nat Prod., 60(5):519-524. Ho CK, Huang YL, Chen CC., 2002, Garcinone E, a xanthone derivative, has potent cytotoxic effect against hepatocellular carcinoma cell lines, Planta Med., 68(11):975-979. ICUC, 2003, Fruit to the Future Mangosteen, Factsheet, No 8, International Centre for Underutilized Crops. Jinsart W, Ternai B, Buddhasukh D, Polya GM., 1992, Inhibition of wheat embryo calcium-dependent protein kinase and other kinases by mangostin and gamma- mangostin, Phytochemistry, 31(11):3711- 3713. Jujun, P., Taesotikul, W., Pootakham, K., Duangrat, C., Tharavigitkul, P., Pongpaibul, Y., 2006, Acut and repeated Dose Toxicities of Garcinia Mangostana Rind extract., Proceedings of 6th National Symposium on Graduate Research, Graduate School of Chulalongkorn University, Thailand. Jung HA, Su BN, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn AD., 2006, Antioxidant xanthones from the pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen), J Agric Food Chem., 54(6):2077-2082. Kresno, S.B., 2001, Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, 137-145, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Mahabusarakam W, Iriyachitra P, Taylor WC., 1987, Chemical constituentsof garcinia mangostana., J Nat Prod., 50:474–478. Mahabusarakam W, Proudfoot J, Taylor W, Croft K., 2000, Inhibition of lipoprotein oxidation by prenylated xanthones derived from mangostin, Free Radic Res. , 33(5):643-659. Mahabusarakam W, Kuaha K, Wilairat P, Taylor WC., 2006, Prenylated xanthones as potential antiplasmodial substances, Planta Med., 72(10):912-916. Matsumoto K, Akao Y, Kobayashi E, Ohguchi K, Ito T, Tanaka T, Iinuma M, Nozawa Y., 2003, Induction of apoptosis by xanthones from mangosteen in human leukemia cell lines, J Nat Prod., 66(8):1124-1127. Matsumoto K, Akao Y, Yi H, Ohguchi K, Ito T, Tanaka T, Kobayashi E, Iinuma M, Nozawa Y., 2004, Preferential target is mitochondria in alpha-mangostin-induced apoptosis in human leukemia HL60 cells, Bioorg Med Chem., 12(22):5799-5806. Moongkarndi P, Kosem N, Kaslungka S, Luanratana O, Pongpan N, Neungton N., 2004, Antiproliferation, antioxidation and induction of apoptosis by Garcinia mangostana (mangosteen) on SKBR3 human breast cancer cell line, J Ethnopharmacol., 90(1):161-166. Nabandith V, Suzui M, Morioka T, Kaneshiro T, Kinjo T, Matsumoto K, Akao Y, Iinuma M, Yoshimi N., 2004, Inhibitory effects of crude alpha-mangostin, a xanthone derivative, on two different categories of colon preneoplastic lesions induced by 1, 2-dimethylhydrazine in the rat, Asian Pac J Cancer Prev., 5(4):433-438. Nakatani K, Atsumi M, Arakawa T, Oosawa K, Shimura S, Nakahata N, Ohizumi Y., 2002a, Inhibitions of histamine release and prostaglandin E2 synthesis by mangosteen, a Thai medicinal plant, Biol Pharm Bull., 25(9):1137-1141. Nakatani K, Nakahata N, Arakawa T, Yasuda H, Ohizumi Y., 2002b, Inhibition of cyclooxygenase and prostaglandin E2 synthesis by gamma-mangostin, a xanthone derivative in mangosteen, in C6 rat glioma cells, Biochem Pharmacol., 63(1):73-79. Nakatani K, Yamakuni T, Kondo N, Arakawa T, Oosawa K, Shimura S, Inoue H, Ohizumi
  • 9. Y., 2004, Gamma-Mangostin Inhibits IkappaB Kinase Activity and Decreases Lipopolysaccharide-Induced Cyclooxygenase-2 Gene Expression in C6 Rat Glioma Cells, Mol Pharmacol., 2004 Jun 24. Prihatman, K., 2000, Manggis (Garcinia mangostana L.), Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BPP Teknologi, Jakarta. Sakagami Y, Iinuma M, Piyasena KG, Dharmaratne HR., 2005, Antibacterial activity of alpha-mangostin against vancomycin resistant Enterococci (VRE) and synergism with antibiotics, Phytomedicine, 12(3):203-208. Subowo, 1993, Imunologi Klinik, 9-35, Angkasa, Bandung. Suksamrarn S, Suwannapoch N, Phakhodee W, Thanuhiranlert J, Ratananukul P, Chimnoi N, Suksamrarn A., 2003, Antimycobacterial activity of prenylated xanthones from the fruits of Garcinia mangostana, Chem Pharm Bull (Tokyo)., 51(7):857-859. Weecharangsan W, Opanasopit P, Sukma M, Ngawhirunpat T, Sotanaphun U, Siripong P., 2006, Antioxidative and neuroprotective activities of extracts from the fruit hull of mangosteen (Garcinia mangostana Linn.), Med Princ Pract., 15(4):281-287. Williams P, Ongsakul M, Proudfoot J, Croft K, Beilin L., 1995, Mangostin inhibits the oxidative modification of human low density lipoprotein, Free Radic Res., 23(2):175-184.