1. KELOMPOK 2
Lidya Natalia
Eka Purwaningsih
Ika Pratiwy
Lingga Harlim
Dea Sri Yunika
Puspita Ratna Kania
Indriyati Siregar
Sarah Tania
Gracia Lai
Shinta Mutiara
KELOMPOK 2
ETNO
FARMAKOGNOSI
2. Zingiber Officinale Roscoe (JAHE)
Genus : Zingiber Mill
Spesies : Zingiber Officinale Roscoe
Bagian yang digunakan :
Akar tinggal yang sebagian
kulitnya telah dikupas (Rimpang) Gambar 1 : Jahe
(Sumber : Google-health.liputan6)
3. KANDUNGAN KIMIA
Beberapa komponen bioaktif dalam ekstrak jahe :
(6)-gingerol, (6)-shogaol, zingiberen, dan curcumen.
Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa fenolik keton
‘gingerol’ yang tidak stabil terhadap panas, pada suhu tinggi
akan berubah menjadi ‘shogaol’ yang merupakan komponen
utama jahe kering. (Hernani dan Winarti)
Rimpang jahe mengandung 5-10% minyak atsiri sesquiterpenes :
zingiberene, b-bisabolene, sesquiphellandrene dan curcumen
(Untari et al 2012)
4. Rasa pedas dari jahe disebabkan oleh senyawa zingeron,
senyawa oleoresin (gingerol, shogaol) dan senyawa
paradol.
Zingeron Paradol
Gambar 2 : Zingeron, Gingerol, Shogaol, Paradol (Sumber : Google AktuelKimya)
Gingerol
Shogaol
5. • Memberi rasa hangat, pedas
• Bau khas (Aromatik), Tidak beracun
• Melancarkan sirkulasi darah
• Menurunkan kolestrol
• Efek Anti Inflamasi, ekstrak rimpang jahe secara oral
atau disuntik 5-10% dapat menurunkan rasa sakit dan
pembengkakan penyakit muscoloskeletal, rematik.
EFEK FARMAKOLOGI
6. • Senyawa gingerol, shogaol dan zingeron memberikan aktivitas
farmakologi dan fisiologis seperti efek anti oksidan, anti inflamasi,
analgesik, anti karsinogenik dan kardiotonik. (Hernani dan
Winarti).
• Gingerol mempunyai aktivitas antibakteri untuk mulut dan gusi,
menghambat pertumbuhan bakteri Klebseilla, Salmonella, Bacillus,
Enterococcus, Staphylococcus, tapi tidak memberikan efek terhadap
E.coli, Pseudomonas dan S. epidermidis (Hernani dan Winarti)
• Gingerol dari ekstrak jahe, dilaporkan dapat menghambat replikasi
virus human immune deficiency virus- 1 (HIV-1) pada kultur sel
limfosit T manusia (MT4) (Untari et al , 2012)
EFEK FARMAKOLOGI
7. Garcinia Mangostana L
(MANGGIS)
Merupakan tanaman asli dari Indonesia (Kep.Sunda, Maluku)
Genus : Gracinia
Spesies : Garcinia Mangostana L
Bagian yang digunakan :
Buah utuh yang sudah diisolasi Gambar 3 : Manggis
(Sumber : Google-artikel tip kesehatan)
8. KANDUNGAN KIMIA
Kandungan kimia terbanyak pada kulit buah manggis adalah
xanthone, mangostin, garsion, flavonoid, dan tannin
(Soedibyo, 1998)
Senyawa ‘xanthone’ merupakan antioksidan kuat, turunannya
yang paling banyak ialah alfa-mangostin dan gamma-mangostin.
Xanthone
Gambar 4 : Xanthone (Sumber : Google -Adiatmo wordpress)
9. • Senyawa xantone yang terdapat pada kulit buah manggis
secara in vitro mempunyai aktivitas anti plasmodium
falsiparum (Mahabusarakam et al., 2006)
• Juga sebagai antibakteri (Linuma et al., 1996) dan
antioksidan (Moongkarndi et al., 2002.)
• Kulit buahnya juga dikenal sebagai peluruh haid, obat
sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen), obat
disentri (Heyne,1987).
EFEK FARMAKOLOGI
10. • Sebagai antioksidan, senyawa xanthone menghambat
terjadinya oksidasi dengan menghentikan reaksi berantai
dari radikal bebas (primary antioxidant)
• Oksidasi pada kulit buah manggis adalah jenis reaksi
kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan
hidrogen atau pelepasan elektron.
• Antosianin yang memberikan warna ungu dalam kulit
buah manggis dapat digunakan sebagai pewarna alami
makanan dan tekstil.
EFEK FARMAKOLOGI
11. DAFTAR PUSTAKA
Makalah Kimia : Jahe, kandungan, dan manfaat, oleh Muhammad Fuad
Sya Ban (Beasiswa Kemenag 2013 USN UNY)
Hernani dan Winarti, C. (____). Kandungan bahan aktif jahe dan
pemanfaatannya dalam bidang kesehatan. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor. (Tidak Dipublikasikan)
Untari, T., Widyarini, S., Wibowo, M. H. (2012). Aktivitas antiviral
minyak atsiri jahe merah terhadap virus flu burung. Jurnal Veteriner,
Vol.13. No.3: 309-312.
http://khasiatkulitmangis.org/