SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Dr. Made Pramono, M.Hum.
Mengapa orang selalu mengeluh susah untuk
mulai menulis?
• Pertama, mungkin kondisi fisiknya sedang kurang baik. Bisa
karena capek, bisa sakit, lapar, mengantuk dll.
• Kedua, kondisi psikisnya yang sedang kurang baik. Misalnya
sedang frustrasi, malas, jengkel, marah dll.
• Ketiga, sebenarnya kondisi fisik maupun psikisnya sangat
baik, namun dia tidak siap untuk menulis.
Mengapa seseorang bisa tidak siap untuk
menulis?
• Pertama, dia tidak tahu, materi atau tema apa
sebenarnya yang akan ditulisnya.
• Kedua, dia tahu apa yang paling tepat untuk
ditulisnya, namun bahan-bahannya tidak lengkap.
• Ketiga, dia tahu apa yang akan ditulisnya, bahan-
bahannya lengkap, namun “dorongan” untuk
mulai menulis yang justru tidak ada.
Bagaimanakah cara mengatasi permasalahan
“tidak tahu apa yang paling tepat untuk ditulis”?
• Pertama, harus secara teknis sudah mengenal bentuk-
bentuk tulisan secara standar. Misalnya bisa
membedakan tulisan ilmiah (makalah) dengan berita,
artikel, feature, esai, reportase dll.
• Kalau pengetahuan dasar ini sudah dikuasai, kita harus
banyak membaca, mendengarkan radio, menonton
televisi serta membuka internet. Yang paling penting
adalah membaca koran dan majalah berita. Baik
membaca beritanya maupun artikel serta featurenya.
Dengan banyak membaca, mendengarkan berita radio
serta mentonton warta berita televisi, maka kita akan
dengan mudah menemukan tema dan materi sebagai
bahan tulisan. Baik sebagai artikel maupun feature.
Bagaimanakah cara mengatasi permasalahan tidak
bisa segera mulai menulis karena bahan yang
kurang lengkap?
• Ya dengan melengkapi bahan-bahan tersebut...
• Tanpa bahan-bahan yang lengkap dan akurat, kita
akan sulit untuk mulai menulis.
Bagaimanakah cara mengatasi permasalahan tidak
bisa segera mulai menulis karena tidak adanya
“dorongan” untuk menulis?
• Kalau kondisi fisik dan psikis sedang fit, sudah tahu
apa yang menarik dan penting serta mendesak
(urgent) untuk ditulis, bahan-bahan untuk itu juga
sudah lengkap, namun dorongan untuk menulis justru
tidak kunjung datang, maka lakukanlah diskusi dengan
siapa saja agar “dorongan” untuk menulis itu muncul.
Baik diskusi secara langsung dengan tatap muka,
melalui telepon maupun internet.
• Biasanya, setelah melakukan diskusi dengan agak
intens, terutama dengan pihak-pihak yang selalu
bersilang pendapat dengan kita, maka dorongan untuk
menulis itu akan segera datang dengan sangat kuat.
Berita
Laporan suatu kejadian
• Straight News : Berita secara umum (5W+1H).
• Feature News : Berita kejadian dari sisi manusiawi.
• Wawancara : Berita dari wawancara saksi atau
korban.
• Investigasi : Berita dari fakta-fakta tersembunyi.
• Opini : Berita yang dibuat dari pendapat para ahli.
Kecelakaan Truk yang Memakan 7
Korban Jiwa
• Straight News : memberikan berita secara umum.
• Feature News : Menyajikan berita berdasarkan
kisah pilu korban.
• Wawancara : Menyajikan berita dari
wawancara saksi mata, korban, kepolisian, dll.
• Investigasi : Menyajikan berita mengenai
hukuman tidak adil bagi supir truk.
• Opini : Pendapat ahli lalu lintas
mengenai kecelakaan yang terjadi.
Bagian Berita
• Judul
• Baris tanggal
• Lead (Kalimat pembuka)
• Batang tubuh/isi/body
• Penutup/leg
Apakah yang dimaksud dengan 5 W 1 H?
• 5 W 1 H terdiri dari
What = apa,
Who = siapa,
When = kapan,
Where = di mana,
Why = mengapa
How = bagaimana.
• Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan perangkat
pembantu untuk mencari jawaban yang akan
menjadi bahan tulisan.
Apakah 5 W 1 H itu mutlak dalam dunia
jurnalistik?
• Benar, sebab kalau kita lupa whonya, maka
pembaca akan bertanya-tanya tentang “siapa”
tersebut. Atau kalau kita lupa wherenya, maka
pembaca akan bertanya-tanya di mana gerangan
lokasi kejadian ini dst.
• Bahkan kadang-kadang rumus 5 W 1 H masih
harus ditambah dengan 1 S = Security =
keamanan. Baik keamanan bagi narasumber,
penulis maupun medianya.
Unsur-Unsur Berita
• What : Apa kejadiannya?
• When : Kapan terjadinya?
• Where: Di mana kejadiannya?
• Who : Siapa yang terlibat atau terkait dengan
kejadian itu?
• Why : Mengapa itu terjadi?
• How : Bagaimana kejadiannya?
• (Safe) : (Amankah untuk memberitakan
kejadian itu?)
Dalam menulis artikel, feature dan esai, bagian 5
W 1 H yang manakah yang harus diprioritaskan?
•Dalam menulis artikel, feature dan esai, why
dan how lebih penting dari what, who, when,
dan where.
•Sebab dalam artikel, feature dan esai,
pembaca menginginkan jawaban atas berita
yang sudah menulis what, who, when dan
wherenya secara panjang lebar. Yang masih
diperlukan oleh pembaca adalah jawaban
lebih detil dan mendalam dari why dan how.
Apakah berarti pertanyaan di luar why dan dan
how tabu diangkat sbg artikel, feature, dan esai?
•Tidak juga. Sebab kadang-kadang koran,
tabloid atau majalah juga suka menulis feature
dengan fokus pertanyaan pada what dan who
(apa dan siapa).
•Namun materi demikian umumnya ditulis
dalam bentuk tulisan pendek disertai dengan
fotonya.
•Sebenarnya semua unsur pertanyaan bisa
diangkat sebagai artikel dan feature. Dengan
syarat, yang paling diperlukan oleh pembaca
memang pertanyaan tersebut.
Adakah contoh artikel, feature dan esai yang
diangkat dari what, who, when dan where?
• Kalau ada kejadian yang oleh pihak pemerintah atau militer atau polisi
dirahasiakan, misalnya sakitnya seorang menteri atau presiden, maka
masyarakat akan bertanya: Apa (what) sebenarnya yang terjadi? Pertanyaan
demikian muncul karena masyarakat tidak percaya kepada pernyataan yang
dikeluarkan oleh lembaga resmi.
• Kalau ada seseorang yang tidak terkenal tiba-tiba diangkat menjadi menteri
atau pejabat tinggi lainnya (atau tiba-tiba dia memenangkan kontes
menyanyi dll), maka masyarakat akan bertanya: Siapa (who) dia?
• Kalau ada keinginan (kerinduan) masyarakat terhadap sesuatu, misalnya
pembarantasan KKN, maka pertanyaan yang paling layak diajukan adalah:
Kapan (when) KKN bisa diatasi di negeri ini? Atau: Kapan ada pemimpin yang
berani dan jujur untuk membasmi KKN?
• Kalau ada kejadian penting, misalnya pesawat terbang jatuh di pulau
terpencil, maka pertanyaan publik adalah: Dimana persisnya letak pulau
tersebut?
• Hingga sebenarnya hampir semua pertanyaan bisa diangkat menjadi artikel,
feature dan esai.
Piramida Terbalik
Pernyataan apakah yang harus dibuat paling
awal sebelum mulai dengan pertanyaan?
• Setelah kita menentukan materi yang akan kita tulis,
maka harus dibuat sebuah kalimat pernyataan.
• Misalnya hari ini ada berita di koran tentang banjir
besar yang menewaskan ribuan orang. Kalimat
pernyataan tersebut bisa berbunyi: “Banjir besar
yang terjadi di …..(where); hari/tanggal……..(when);
telah menewaskan ……..ratus orang.”
Harus diapakankah kalimat pernyataan
tersebut?
• Berdasarkan kalimat berisi pernyataan tersebut, sudah bisa diajukan
pertanyaan-pertanyaan lengkap menyangkut 5 W 1 H.
• Misalnya, pertanyaan pertama menyangkut what: apa saja yang hanyut
dan terendam? Rumah? Desa? Ladang/sawah? Apa saja yang menjadi
korban? Manusia? Hewan? Tanaman? Dan lain-lain pertanyaan what. Dari
sana kita bisa mengajukan pertanyaan menyangkut who. Siapa (bisa orang
atau lembaga) yang paling bertanggungjawab terhadap banjir besar
tersebut? Siapa yang sudah turun tangan membantu korban? Dan lain-lain
pertanyaan who. Disusul dengan pertanyaan menyangkut when dan where.
Dua pertanyaan ini harus diajukan bukan hanya menyangkut peristiwa yang
sudah nyata-nyata disebut dalam berita, melainkan (terutama) untuk
mendeteksi kapan dan di mana banjir serupa pernah terjadi dalam kurun
waktu 5 atau 10 tahun belakangan ini. Baru kemudian diajukan pertanyaan
menyangkut why: Mengapa bisa terjadi banjir yang memakan demikian
banyak korban? Dan how: Bagaimana caranya agar peristiwa semacam ini
tidak terulang lagi.
Darimanakah kita memperoleh jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut?
• Bisa kita peroleh dari bahan bacaan, data statistik,
kamus, ensiklopedi, data pemerintah daerah dll.
• Semua itu bisa diperoleh secara langsung (dari tangan
pertama) sebagai data primer, bisa pula dari tangan
kedua atau ketiga sebagai data sekunder atau tertier.
Tepatnya, bagaimanakah mengumpulkan jawaban
dari sekian banyak pertanyaan tersebut?
• Pertama tentu dari dokumentasi kita sendiri.
• Kedua dari perpustakaan umum maupun khusus; dari
instansi pemerintah (departemen maupun daerah), dari
Badan Pusat Statistik, dari Badan Meteorologi dan
Geofisika (curah hujan, cuaca), dari fakultas atau
Direktorat Jenderal Geologi dll.
• Selain dengan mendatangi langsung, data tersebut bisa
kita peroleh melalui telepon atau internet (membuka
web yang tersedia).
Bagaimana kalau data (jawaban) yang sudah
diperoleh ternyata justru menghasilkan
pertanyaan baru?
• Memang akan selalu demikian, hingga seorang penulis
harus membatasi diri untuk hanya sampai ke satu
permasalahan tertentu saja. Hal-hal yang di luar
permasalahan tersebut hanya disinggung sedikit atau
sama sekali tidak usah disebutkan.
• Namun apabila masih ada jawaban yang justru
menghasilkan pertanyaan yang sangat esensial, maka
harus tetap dicari jawabannya. Apabila jawaban dari
pertanyaan esensial itu tidak mungkin diperoleh dalam
jangka waktu singkat, maka berarti tulisan tersebut
juga tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu singkat
pula.
Apakah setiapkali menulis seseorang harus
selalu menyusun kerangka tulisan?
•Benar. Sebab dengan memiliki kerangka tulisan,
kita akan lebih mudah melihat, apakah data-
data yang tersedia sudah lengkap, atau masih
harus dilengkapi dengan data-data lain.
Dari manakah kerangka tulisan harus dimulai?
• Kerangka tulisan dimulai dari pernyataan yang pertama-tama kita
buat. Misalnya, “Banjir besar yang terjadi di DKI minggu yang lalu
telah menewaskan 100 orang”.
• Judul artikel yang bisa kita usulkan antara lain: Siapa yang paling
bertanggungjawab terhadap penanggulangan banjir di DKI? Atau:
Kemana aparat Dinas PU DKI ketika banjir terjadi? Dan masih banyak
lagi usulan judul artikel yang bisa kita ajukan.
• Untuk featurenya kita bisa mengajukan alternatif: Perjuangan rutin
melawan genangan Ciliwung. Atau: Si Atun yang harus libur sekolah
karena banjir. dll.
• Dari rencana judul ini kita bisa merancang lead, body dan ending.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
• Judul.
Buatlah judul singkat, padat, dan jelas yang
menggambarkan kejadian.
• Lead.
Kalimat pertama adalah pengulangan dari judul disertai
penjelasan dengan informasi yang paling penting.
Gunakan kalimat aktif.
• Batang Tubuh
Berisi uraian lebih rinci dari Lead.
Disusun secara berkesinambungan dengan Lead.
Bagaimanakah konkritnya menyusun
kerangka sebuah artikel?
• Kalau judulnya sudah ditentukan, dan sejumlah pertanyaan menyangkut 5 W 1 H
sudah diajukan dan tersedia bahan-bahan jawabannya, kerangka artikel bisa disusun
dengan model induktif, yakni diambil contoh kasus khusus.
• Semua pertanyaan menyangkut 5 W 1 H dalam kasus khusus ini kita tampilkan berikut
data-datanya, baru kemudian diangkat ke gejala umum sebagai kesimpulannya.
Misalnya judul “Siapa yang paling bertanggungjawab terhadap penanggulangan banjir
di DKI?” Data (5 W 1 H) dalam kasus khusus adalah: Banjir besar (setinggi…..m. di
…….); yang terjadi dari (hari……. tanggal …….) ke (hari……….tanggal………); telah
menenggelamkan sekitar (……….rumah) di (……….kampung/kelurahan/kecamatan) di
DKI. Banjir ini juga telah menewaskan (……….jiwa) serta mengakibatkan (………..KK)
mengungsi di sekolah-sekolah, mesjid serta sejumlah posko yang disediakan oleh
berbagai kalangan. Sebenarnya banjir besar ini sudah merupakan peristiwa rutin yang
terjadi hampir setiap tahun. Namum banjir kali ini tercatat paling luas dan paling
lama terjadi. Diperkirakan hujan yang terjadi sejak (hari ……tanggal……) dan
banyaknya kompleks perumahan yang tidak memperhatikan Perda (nomor……..tahun
……..) tentang sumur resapan dan saluran air; telah memperparah keadaan. Ditambah
lagi dengan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dst. (satu alinea)
Bagaimanakah konkritnya menyusun
kerangka sebuah artikel?..(2)...
• Alinea berikutnya adalah sebuah gugatan atau pertanyaan tentang siapa
sebenarnya yang paling bertanggungjawab terhadap kasus bencana rutin ini?
Apakah Dinas Tata Kota? Dinas Pekerjaan Umum? Dinas Kebersihan? Atau
para developer yang membangun perumahan dengan mengabaikan
pelaksanaan tata air sesuai dengan perda? Semua pertanyaan ini didukung
oleh data jumlah perumahan, pelanggaran terhadap Perda yang ada, berapa
persen yang tergenang banjir, dst.
• Alinea pertama, kedua dan ketiga merupakan lead. Satu alinea terdiri dari
sekitar 6 sd. 8 baris ketikan. Terdiri dari 8 sd. 10 kalimat pendek (jangan
terlalu banyak kalimat majemuk). Satu alinea harus terdiri dari satu pokok
pikiran yang dituangkan dalam satu kepala kalimat (kalimat pokok). Kepala
kalimat tidak harus berada pada awal alinea. Kalimat berikutnya dalam satu
alinea ini, harus mendukung, memperjelas, memperkuat pengertian kepala
kalimat
Bagaimanakah konkritnya menyusun
kerangka sebuah artikel?..(3)...
• Setelah lead, artikel ini akan disusul oleh tiga sub judul. Masing-masing sub
judul terdiri dari 4 alinea. Kecuali sub judul terakhir terdiri dari enam
alinea, termasuk dua alinea terakhir yang merupakan ending.
• Tiap sub judul ada alinea utama yang memuat satu pokok pengertian, yang
akan didukung oleh alinea berikutnya yang menjelaskan/memperkuat alinea
utama.
• Sub judul pertama (4 alinea), menunjukkan hak masyarakat yang
dikorbankan berikut data kerugian yang ada. Sub judul kedua menunjukkan
kelemahan dinas-dinas DKI dalam melaksanakan tugas pokoknya. Sub judul
terakhir menunjukkan bahan banding kota di Indonesia (atau di negara
tetangga) yang mampu menanggulangi masalah banjir dengan cukup baik.
• Disinggung pula pengaruh cuaca global yang cenderung kacau (El Nino, La
Nina dll). Dua alinea terakhir yang merupakan ending bisa menggugat
kelemahan gubernur DKI, DPRD dan lembaga kontrol lainnya termasuk Pers
dan LSM.
Apakah kerangka artikel beda dengan
kerangka feature?
• Jelas beda sebab struktur, bahan baku dan tujuan penulisannya
memang berbeda.
• Dalam menyusun feature dengan judul: “Perjuangan rutin melawan
genangan Ciliwung”, lead cukup dua alinea dan kita tunjukkan
secara deskriptif bagaimana sebuah keluarga yang tinggal di
bantaran kali Ciliwung ketika terjadi banjir besar bertahan hidup di
tengah genangan. Padahal banjir demikian bukan hanya terjadi
tahun ini, melainkan secara rutin setiap tahun.
• Dalam dua alinea lead ini digambarkan secara deskriptif lokasi
rumah tersebut, bangunan fisiknya (bahan, ukuran, konstruksi),
jumlah dan profil anggota keluarga, dan detil kondisi mereka selama
banjir terjadi.
Apakah kerangka artikel beda dengan
kerangka feature?...(2)...
• Untuk bisa menceritakan detil gambaran kondisi rumah serta profil
anggota keluarganya, tetap dimulai dengan serangkaian pertanyaan
5 W 1 H.
• Jawaban dari pertanyaan ini harus diperoleh dari pengamatan
langsung di lapangan dan wawancara dengan sumber langsung (data
primer).
• Karenanya, penulis feature harus datang ke lokasi bencana pada saat
bencana sedang terjadi.
• Beda dengan penulis artikel yang cukup mengambil data sekunder
dari koran, majalah, berita televisi dll. untuk dilengkapi dengan
data pustaka, analisis dan opini pribadi.
• Bahan utama, kerangka dan struktur inilah yang akan membedakan
karakter sebuah artikel dengan feature.
Apakah kerangka artikel beda dengan
kerangka feature?...(3)...
• Berikutnya ada dua sub judul terdiri dari tiga dan empat
alinea.
• Sub judul pertama menceritakan kondisi
kampung/tetangga sang tokoh yang juga mengalami
nasib sama. Sub judul kedua menceritakan nasib mereka
di pengungsian. Alinea terakhir sub judul kedua
merupakan ending yang menunjukkan bahwa keluarga
yang selama seminggu lebih terkurung air ini tetap tegar
dalam menghadapi keadaan. Meskipun bahaya hanyut,
tenggelam dan kesehatan akibat selalu menghirup udara
lembab tetap mengancam.
• Kerangka tulisan dalam feature lebih longgar dan
sederhana dibanding dalam artikel.
Bagaimanakah dengan kerangka sebuah esai?
• Selain ada berita tentang banjir di DKI, ada artikel dan
feature, seorang penulis esai bisa mengulas tentang
kesemerawutan tata kota di Jakarta.
• Karena sifat esai yang non teknik dan non sistematik,
maka kerangka dasarnya bisa mengikuti kerangka dasar
artikel atau feature, namun konten dan tujuan
penulisannya yang berbeda.
Apakah penulis harus patuh 100% pada
kerangka tulisan?
•Meskipun kerangka tulisan sudah dibuat, seorang
penulis tetap boleh berimprovisasi dalam
pelaksanaan penulisan. Asalkan improvisasi
tersebut justru memperkuat karakter tulisan,
bukan malah memperlemahnya karena
menyimpang jauh dari kerangka tulisan.
Saran
 Jangan menggunakan pengulangan kata yang
terlalu sering.
 Hindari akronim.
 Gunakan kata yang bersifat umum.
 Jangan gunakan kata superlative (besar sekali,
indah sekali, dll.) kecuali dalam kutipan.
 Hindari penggunaan kata kasar, sekalipun
dalam kutipan.
Apakah benar bahwa untuk bisa segera mulai
menulis diperlukan sebuah “spirit” atau adanya
dorongan gaib?
•Benar. Namun yang dimaksud sebagai dorongan
gaib di sini bukan semacam ilham atau inspirasi
berupa kekuatan supranatural yang tiba-tiba saja
datang setelah seorang penulis merenung,
menyepi atau melakukan meditasi.
Bisakah spirit diperoleh melalui minuman
keras, rokok, obat-obatan bahkan narkotik?
•Tidak bisa. Sebab minuman keras dll itu justru
akan merusak fisik seseorang.
•Penulis yang mengatakan bahwa pikirannya baru
akan terbuka setelah minum berbotol-botol bir
atau mengisap berbatang-batang rokok,
sebenarnya sedang menipu diri sendiri.
Dari manakah spirit untuk mulai menulis bisa
diperoleh?
• Paling besar diperoleh kalau melakukan diskusi, dialog
atau monolog. Diskusi dilakukan antara penulis dengan
banyak pihak, dialog antara penulis dengan satu pihak
dan monolog dilakukan sendiri oleh penulis tersebut.
• Yang disebut diskusi atau dialog, dalam hal ini tidak
harus dalam arti harafiah, melainkan bisa dengan
membaca buku, artikel atau bahan rujukan lainnya.
• Namun paling kuat spirit untuk mulai menulis akan
diperoleh kalau kita melakukan diskusi atau dialog
dengan sesama manusia secara langsung.
Apakah spirit untuk mulai menulis bisa diperoleh
melalui doa, berpuasa, bermeditasi, bertapa dll?
•Bisa, tetapi itu semua hanyalah perangkat
pembantu. Sebab yang utama tetap
mengumpulkan bahan dan diskusi/dialog dengan
banyak pihak.
•Itu pun baru akan sepadan apabila yang akan
ditulis sebuah buku dengan tema yang berat.
Bukan untuk menulis artikel atau feature.
Apakah gunanya spirit dalam dunia tulis
menulis?
•Spirit bermanfaat dalam menulis artikel dan
feature, agar tulisan kita juga memiliki spirit
(roh). Bukan kering kerontang tidak berjiwa.
•Itulah sebabnya persiapan teknis berupa bahan,
pengetahuan tentang bentuk artikel/feature, 5
W 1 H dll harus tetap dilengkapi dengan
“menangkap spirit” dari masyarakat pembaca.

More Related Content

What's hot

Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipi
Aminah Rahmat
 
Menulis artikel
Menulis artikelMenulis artikel
Menulis artikel
mbanarti
 
MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL
Zakiah dr
 

What's hot (20)

Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
materi keorganisasian.ppt
materi keorganisasian.pptmateri keorganisasian.ppt
materi keorganisasian.ppt
 
PPT Bahasa Indonesia kelas XII - Surat Lamaran Kerja.pptx
PPT Bahasa Indonesia kelas XII - Surat Lamaran Kerja.pptxPPT Bahasa Indonesia kelas XII - Surat Lamaran Kerja.pptx
PPT Bahasa Indonesia kelas XII - Surat Lamaran Kerja.pptx
 
9 pertanyaan
9 pertanyaan9 pertanyaan
9 pertanyaan
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
 
Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945
 
Ppt kedisiplinan
Ppt kedisiplinanPpt kedisiplinan
Ppt kedisiplinan
 
Materi-Keorganisasian-OSIS 2022.pptx
Materi-Keorganisasian-OSIS 2022.pptxMateri-Keorganisasian-OSIS 2022.pptx
Materi-Keorganisasian-OSIS 2022.pptx
 
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustakaPpt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
 
Susunan acara seminar nasional
Susunan acara seminar nasionalSusunan acara seminar nasional
Susunan acara seminar nasional
 
Power Point PHBS
Power Point PHBSPower Point PHBS
Power Point PHBS
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipi
 
Ppt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitianPpt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitian
 
Ppt PROPOSAL PENELITIAN
Ppt PROPOSAL PENELITIANPpt PROPOSAL PENELITIAN
Ppt PROPOSAL PENELITIAN
 
Contoh Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan Menarik
Contoh Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan MenarikContoh Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan Menarik
Contoh Slide Presentasi Powerpoint yang Baik dan Menarik
 
Menulis artikel
Menulis artikelMenulis artikel
Menulis artikel
 
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
 
MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL
 

Similar to Mulai menulis dengan 5 w 1 h

Menanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.ppt
Menanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.pptMenanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.ppt
Menanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.ppt
Delima Putri
 
Pelatihan jurnalistik di malang
Pelatihan jurnalistik di malangPelatihan jurnalistik di malang
Pelatihan jurnalistik di malang
yusri_khoiri
 
suray untuk rektor UNY.docx
suray untuk rektor UNY.docxsuray untuk rektor UNY.docx
suray untuk rektor UNY.docx
RiskiOkta1
 
Pelatihan_Jurnalistik_Remaja.ppt
Pelatihan_Jurnalistik_Remaja.pptPelatihan_Jurnalistik_Remaja.ppt
Pelatihan_Jurnalistik_Remaja.ppt
FarelAmanda
 

Similar to Mulai menulis dengan 5 w 1 h (20)

Menanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.ppt
Menanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.pptMenanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.ppt
Menanggapi siaran atauinformasi dari media elektronik.ppt
 
PANDUAN MENULIS LENGKAP DENGAN CONTOHNYA.pdf
PANDUAN MENULIS LENGKAP DENGAN CONTOHNYA.pdfPANDUAN MENULIS LENGKAP DENGAN CONTOHNYA.pdf
PANDUAN MENULIS LENGKAP DENGAN CONTOHNYA.pdf
 
Teknik Peliputan Pada Jurnalisme Warga
Teknik Peliputan Pada Jurnalisme WargaTeknik Peliputan Pada Jurnalisme Warga
Teknik Peliputan Pada Jurnalisme Warga
 
Teks Berita ( Bahasa Indonesia )
Teks Berita ( Bahasa Indonesia )Teks Berita ( Bahasa Indonesia )
Teks Berita ( Bahasa Indonesia )
 
" Melatih teknik menulis berita Bagi pegawai Humas Seskab"
" Melatih teknik menulis berita Bagi pegawai Humas Seskab"" Melatih teknik menulis berita Bagi pegawai Humas Seskab"
" Melatih teknik menulis berita Bagi pegawai Humas Seskab"
 
Memahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan Wartawan
Memahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan WartawanMemahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan Wartawan
Memahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan Wartawan
 
Panduan Menulis
Panduan MenulisPanduan Menulis
Panduan Menulis
 
Pelatihan jurnalistik di malang
Pelatihan jurnalistik di malangPelatihan jurnalistik di malang
Pelatihan jurnalistik di malang
 
suray untuk rektor UNY.docx
suray untuk rektor UNY.docxsuray untuk rektor UNY.docx
suray untuk rektor UNY.docx
 
Pelatihan_Jurnalistik_Remaja.ppt
Pelatihan_Jurnalistik_Remaja.pptPelatihan_Jurnalistik_Remaja.ppt
Pelatihan_Jurnalistik_Remaja.ppt
 
Sifat sifat wawancara (3)
Sifat sifat wawancara (3)Sifat sifat wawancara (3)
Sifat sifat wawancara (3)
 
Wawancara
WawancaraWawancara
Wawancara
 
Workshop menulis itu mudah
Workshop menulis  itu  mudahWorkshop menulis  itu  mudah
Workshop menulis itu mudah
 
WORKSHOP KIAT JITU MENULIS DI MAJALAH
WORKSHOP  KIAT JITU MENULIS DI  MAJALAH WORKSHOP  KIAT JITU MENULIS DI  MAJALAH
WORKSHOP KIAT JITU MENULIS DI MAJALAH
 
Dasar-Dasar Penulisan Karya Tulis
Dasar-Dasar Penulisan Karya TulisDasar-Dasar Penulisan Karya Tulis
Dasar-Dasar Penulisan Karya Tulis
 
BERITA
BERITABERITA
BERITA
 
Teknik Menulis Artikel Tematik, Ramah SEO.pptx.pdf
Teknik Menulis Artikel Tematik, Ramah SEO.pptx.pdfTeknik Menulis Artikel Tematik, Ramah SEO.pptx.pdf
Teknik Menulis Artikel Tematik, Ramah SEO.pptx.pdf
 
Kiat menulis berita dan artikel
Kiat menulis berita dan artikelKiat menulis berita dan artikel
Kiat menulis berita dan artikel
 
Menulis di Koran
Menulis di KoranMenulis di Koran
Menulis di Koran
 
PENGANTAR JURNALISTIK - WEEK III.pptx
PENGANTAR JURNALISTIK - WEEK III.pptxPENGANTAR JURNALISTIK - WEEK III.pptx
PENGANTAR JURNALISTIK - WEEK III.pptx
 

More from UNESA - Universitas Negeri Surabaya

More from UNESA - Universitas Negeri Surabaya (12)

MP PKM 2018
MP PKM 2018MP PKM 2018
MP PKM 2018
 
Analisis Sosial untuk Legislatif (Mhs)
Analisis Sosial untuk Legislatif (Mhs)Analisis Sosial untuk Legislatif (Mhs)
Analisis Sosial untuk Legislatif (Mhs)
 
Menuju kampus pancasila
Menuju kampus pancasilaMenuju kampus pancasila
Menuju kampus pancasila
 
Mp pkm unesa
Mp pkm unesaMp pkm unesa
Mp pkm unesa
 
Mp kti
Mp   ktiMp   kti
Mp kti
 
Literasi jasmani
Literasi jasmaniLiterasi jasmani
Literasi jasmani
 
Dasar filsafat
Dasar filsafatDasar filsafat
Dasar filsafat
 
Template ppt fik-unesa
Template ppt fik-unesaTemplate ppt fik-unesa
Template ppt fik-unesa
 
4 a daya tarik n asas manfaat tulisan
4 a daya tarik n asas manfaat tulisan4 a daya tarik n asas manfaat tulisan
4 a daya tarik n asas manfaat tulisan
 
Kupu kupu 2
Kupu kupu 2Kupu kupu 2
Kupu kupu 2
 
Pelat elearning 25 mei madepram
Pelat elearning 25 mei madepramPelat elearning 25 mei madepram
Pelat elearning 25 mei madepram
 
Pengembangan elearning moodle made pramono weblog
Pengembangan elearning moodle made pramono weblogPengembangan elearning moodle made pramono weblog
Pengembangan elearning moodle made pramono weblog
 

Recently uploaded

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Mulai menulis dengan 5 w 1 h

  • 2. Mengapa orang selalu mengeluh susah untuk mulai menulis? • Pertama, mungkin kondisi fisiknya sedang kurang baik. Bisa karena capek, bisa sakit, lapar, mengantuk dll. • Kedua, kondisi psikisnya yang sedang kurang baik. Misalnya sedang frustrasi, malas, jengkel, marah dll. • Ketiga, sebenarnya kondisi fisik maupun psikisnya sangat baik, namun dia tidak siap untuk menulis.
  • 3. Mengapa seseorang bisa tidak siap untuk menulis? • Pertama, dia tidak tahu, materi atau tema apa sebenarnya yang akan ditulisnya. • Kedua, dia tahu apa yang paling tepat untuk ditulisnya, namun bahan-bahannya tidak lengkap. • Ketiga, dia tahu apa yang akan ditulisnya, bahan- bahannya lengkap, namun “dorongan” untuk mulai menulis yang justru tidak ada.
  • 4. Bagaimanakah cara mengatasi permasalahan “tidak tahu apa yang paling tepat untuk ditulis”? • Pertama, harus secara teknis sudah mengenal bentuk- bentuk tulisan secara standar. Misalnya bisa membedakan tulisan ilmiah (makalah) dengan berita, artikel, feature, esai, reportase dll. • Kalau pengetahuan dasar ini sudah dikuasai, kita harus banyak membaca, mendengarkan radio, menonton televisi serta membuka internet. Yang paling penting adalah membaca koran dan majalah berita. Baik membaca beritanya maupun artikel serta featurenya. Dengan banyak membaca, mendengarkan berita radio serta mentonton warta berita televisi, maka kita akan dengan mudah menemukan tema dan materi sebagai bahan tulisan. Baik sebagai artikel maupun feature.
  • 5. Bagaimanakah cara mengatasi permasalahan tidak bisa segera mulai menulis karena bahan yang kurang lengkap? • Ya dengan melengkapi bahan-bahan tersebut... • Tanpa bahan-bahan yang lengkap dan akurat, kita akan sulit untuk mulai menulis.
  • 6. Bagaimanakah cara mengatasi permasalahan tidak bisa segera mulai menulis karena tidak adanya “dorongan” untuk menulis? • Kalau kondisi fisik dan psikis sedang fit, sudah tahu apa yang menarik dan penting serta mendesak (urgent) untuk ditulis, bahan-bahan untuk itu juga sudah lengkap, namun dorongan untuk menulis justru tidak kunjung datang, maka lakukanlah diskusi dengan siapa saja agar “dorongan” untuk menulis itu muncul. Baik diskusi secara langsung dengan tatap muka, melalui telepon maupun internet. • Biasanya, setelah melakukan diskusi dengan agak intens, terutama dengan pihak-pihak yang selalu bersilang pendapat dengan kita, maka dorongan untuk menulis itu akan segera datang dengan sangat kuat.
  • 7. Berita Laporan suatu kejadian • Straight News : Berita secara umum (5W+1H). • Feature News : Berita kejadian dari sisi manusiawi. • Wawancara : Berita dari wawancara saksi atau korban. • Investigasi : Berita dari fakta-fakta tersembunyi. • Opini : Berita yang dibuat dari pendapat para ahli.
  • 8. Kecelakaan Truk yang Memakan 7 Korban Jiwa • Straight News : memberikan berita secara umum. • Feature News : Menyajikan berita berdasarkan kisah pilu korban. • Wawancara : Menyajikan berita dari wawancara saksi mata, korban, kepolisian, dll. • Investigasi : Menyajikan berita mengenai hukuman tidak adil bagi supir truk. • Opini : Pendapat ahli lalu lintas mengenai kecelakaan yang terjadi.
  • 9. Bagian Berita • Judul • Baris tanggal • Lead (Kalimat pembuka) • Batang tubuh/isi/body • Penutup/leg
  • 10. Apakah yang dimaksud dengan 5 W 1 H? • 5 W 1 H terdiri dari What = apa, Who = siapa, When = kapan, Where = di mana, Why = mengapa How = bagaimana. • Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan perangkat pembantu untuk mencari jawaban yang akan menjadi bahan tulisan.
  • 11. Apakah 5 W 1 H itu mutlak dalam dunia jurnalistik? • Benar, sebab kalau kita lupa whonya, maka pembaca akan bertanya-tanya tentang “siapa” tersebut. Atau kalau kita lupa wherenya, maka pembaca akan bertanya-tanya di mana gerangan lokasi kejadian ini dst. • Bahkan kadang-kadang rumus 5 W 1 H masih harus ditambah dengan 1 S = Security = keamanan. Baik keamanan bagi narasumber, penulis maupun medianya.
  • 12. Unsur-Unsur Berita • What : Apa kejadiannya? • When : Kapan terjadinya? • Where: Di mana kejadiannya? • Who : Siapa yang terlibat atau terkait dengan kejadian itu? • Why : Mengapa itu terjadi? • How : Bagaimana kejadiannya? • (Safe) : (Amankah untuk memberitakan kejadian itu?)
  • 13. Dalam menulis artikel, feature dan esai, bagian 5 W 1 H yang manakah yang harus diprioritaskan? •Dalam menulis artikel, feature dan esai, why dan how lebih penting dari what, who, when, dan where. •Sebab dalam artikel, feature dan esai, pembaca menginginkan jawaban atas berita yang sudah menulis what, who, when dan wherenya secara panjang lebar. Yang masih diperlukan oleh pembaca adalah jawaban lebih detil dan mendalam dari why dan how.
  • 14. Apakah berarti pertanyaan di luar why dan dan how tabu diangkat sbg artikel, feature, dan esai? •Tidak juga. Sebab kadang-kadang koran, tabloid atau majalah juga suka menulis feature dengan fokus pertanyaan pada what dan who (apa dan siapa). •Namun materi demikian umumnya ditulis dalam bentuk tulisan pendek disertai dengan fotonya. •Sebenarnya semua unsur pertanyaan bisa diangkat sebagai artikel dan feature. Dengan syarat, yang paling diperlukan oleh pembaca memang pertanyaan tersebut.
  • 15. Adakah contoh artikel, feature dan esai yang diangkat dari what, who, when dan where? • Kalau ada kejadian yang oleh pihak pemerintah atau militer atau polisi dirahasiakan, misalnya sakitnya seorang menteri atau presiden, maka masyarakat akan bertanya: Apa (what) sebenarnya yang terjadi? Pertanyaan demikian muncul karena masyarakat tidak percaya kepada pernyataan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi. • Kalau ada seseorang yang tidak terkenal tiba-tiba diangkat menjadi menteri atau pejabat tinggi lainnya (atau tiba-tiba dia memenangkan kontes menyanyi dll), maka masyarakat akan bertanya: Siapa (who) dia? • Kalau ada keinginan (kerinduan) masyarakat terhadap sesuatu, misalnya pembarantasan KKN, maka pertanyaan yang paling layak diajukan adalah: Kapan (when) KKN bisa diatasi di negeri ini? Atau: Kapan ada pemimpin yang berani dan jujur untuk membasmi KKN? • Kalau ada kejadian penting, misalnya pesawat terbang jatuh di pulau terpencil, maka pertanyaan publik adalah: Dimana persisnya letak pulau tersebut? • Hingga sebenarnya hampir semua pertanyaan bisa diangkat menjadi artikel, feature dan esai.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Pernyataan apakah yang harus dibuat paling awal sebelum mulai dengan pertanyaan? • Setelah kita menentukan materi yang akan kita tulis, maka harus dibuat sebuah kalimat pernyataan. • Misalnya hari ini ada berita di koran tentang banjir besar yang menewaskan ribuan orang. Kalimat pernyataan tersebut bisa berbunyi: “Banjir besar yang terjadi di …..(where); hari/tanggal……..(when); telah menewaskan ……..ratus orang.”
  • 20. Harus diapakankah kalimat pernyataan tersebut? • Berdasarkan kalimat berisi pernyataan tersebut, sudah bisa diajukan pertanyaan-pertanyaan lengkap menyangkut 5 W 1 H. • Misalnya, pertanyaan pertama menyangkut what: apa saja yang hanyut dan terendam? Rumah? Desa? Ladang/sawah? Apa saja yang menjadi korban? Manusia? Hewan? Tanaman? Dan lain-lain pertanyaan what. Dari sana kita bisa mengajukan pertanyaan menyangkut who. Siapa (bisa orang atau lembaga) yang paling bertanggungjawab terhadap banjir besar tersebut? Siapa yang sudah turun tangan membantu korban? Dan lain-lain pertanyaan who. Disusul dengan pertanyaan menyangkut when dan where. Dua pertanyaan ini harus diajukan bukan hanya menyangkut peristiwa yang sudah nyata-nyata disebut dalam berita, melainkan (terutama) untuk mendeteksi kapan dan di mana banjir serupa pernah terjadi dalam kurun waktu 5 atau 10 tahun belakangan ini. Baru kemudian diajukan pertanyaan menyangkut why: Mengapa bisa terjadi banjir yang memakan demikian banyak korban? Dan how: Bagaimana caranya agar peristiwa semacam ini tidak terulang lagi.
  • 21. Darimanakah kita memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut? • Bisa kita peroleh dari bahan bacaan, data statistik, kamus, ensiklopedi, data pemerintah daerah dll. • Semua itu bisa diperoleh secara langsung (dari tangan pertama) sebagai data primer, bisa pula dari tangan kedua atau ketiga sebagai data sekunder atau tertier.
  • 22. Tepatnya, bagaimanakah mengumpulkan jawaban dari sekian banyak pertanyaan tersebut? • Pertama tentu dari dokumentasi kita sendiri. • Kedua dari perpustakaan umum maupun khusus; dari instansi pemerintah (departemen maupun daerah), dari Badan Pusat Statistik, dari Badan Meteorologi dan Geofisika (curah hujan, cuaca), dari fakultas atau Direktorat Jenderal Geologi dll. • Selain dengan mendatangi langsung, data tersebut bisa kita peroleh melalui telepon atau internet (membuka web yang tersedia).
  • 23. Bagaimana kalau data (jawaban) yang sudah diperoleh ternyata justru menghasilkan pertanyaan baru? • Memang akan selalu demikian, hingga seorang penulis harus membatasi diri untuk hanya sampai ke satu permasalahan tertentu saja. Hal-hal yang di luar permasalahan tersebut hanya disinggung sedikit atau sama sekali tidak usah disebutkan. • Namun apabila masih ada jawaban yang justru menghasilkan pertanyaan yang sangat esensial, maka harus tetap dicari jawabannya. Apabila jawaban dari pertanyaan esensial itu tidak mungkin diperoleh dalam jangka waktu singkat, maka berarti tulisan tersebut juga tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu singkat pula.
  • 24. Apakah setiapkali menulis seseorang harus selalu menyusun kerangka tulisan? •Benar. Sebab dengan memiliki kerangka tulisan, kita akan lebih mudah melihat, apakah data- data yang tersedia sudah lengkap, atau masih harus dilengkapi dengan data-data lain.
  • 25. Dari manakah kerangka tulisan harus dimulai? • Kerangka tulisan dimulai dari pernyataan yang pertama-tama kita buat. Misalnya, “Banjir besar yang terjadi di DKI minggu yang lalu telah menewaskan 100 orang”. • Judul artikel yang bisa kita usulkan antara lain: Siapa yang paling bertanggungjawab terhadap penanggulangan banjir di DKI? Atau: Kemana aparat Dinas PU DKI ketika banjir terjadi? Dan masih banyak lagi usulan judul artikel yang bisa kita ajukan. • Untuk featurenya kita bisa mengajukan alternatif: Perjuangan rutin melawan genangan Ciliwung. Atau: Si Atun yang harus libur sekolah karena banjir. dll. • Dari rencana judul ini kita bisa merancang lead, body dan ending.
  • 26. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan • Judul. Buatlah judul singkat, padat, dan jelas yang menggambarkan kejadian. • Lead. Kalimat pertama adalah pengulangan dari judul disertai penjelasan dengan informasi yang paling penting. Gunakan kalimat aktif. • Batang Tubuh Berisi uraian lebih rinci dari Lead. Disusun secara berkesinambungan dengan Lead.
  • 27. Bagaimanakah konkritnya menyusun kerangka sebuah artikel? • Kalau judulnya sudah ditentukan, dan sejumlah pertanyaan menyangkut 5 W 1 H sudah diajukan dan tersedia bahan-bahan jawabannya, kerangka artikel bisa disusun dengan model induktif, yakni diambil contoh kasus khusus. • Semua pertanyaan menyangkut 5 W 1 H dalam kasus khusus ini kita tampilkan berikut data-datanya, baru kemudian diangkat ke gejala umum sebagai kesimpulannya. Misalnya judul “Siapa yang paling bertanggungjawab terhadap penanggulangan banjir di DKI?” Data (5 W 1 H) dalam kasus khusus adalah: Banjir besar (setinggi…..m. di …….); yang terjadi dari (hari……. tanggal …….) ke (hari……….tanggal………); telah menenggelamkan sekitar (……….rumah) di (……….kampung/kelurahan/kecamatan) di DKI. Banjir ini juga telah menewaskan (……….jiwa) serta mengakibatkan (………..KK) mengungsi di sekolah-sekolah, mesjid serta sejumlah posko yang disediakan oleh berbagai kalangan. Sebenarnya banjir besar ini sudah merupakan peristiwa rutin yang terjadi hampir setiap tahun. Namum banjir kali ini tercatat paling luas dan paling lama terjadi. Diperkirakan hujan yang terjadi sejak (hari ……tanggal……) dan banyaknya kompleks perumahan yang tidak memperhatikan Perda (nomor……..tahun ……..) tentang sumur resapan dan saluran air; telah memperparah keadaan. Ditambah lagi dengan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dst. (satu alinea)
  • 28. Bagaimanakah konkritnya menyusun kerangka sebuah artikel?..(2)... • Alinea berikutnya adalah sebuah gugatan atau pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang paling bertanggungjawab terhadap kasus bencana rutin ini? Apakah Dinas Tata Kota? Dinas Pekerjaan Umum? Dinas Kebersihan? Atau para developer yang membangun perumahan dengan mengabaikan pelaksanaan tata air sesuai dengan perda? Semua pertanyaan ini didukung oleh data jumlah perumahan, pelanggaran terhadap Perda yang ada, berapa persen yang tergenang banjir, dst. • Alinea pertama, kedua dan ketiga merupakan lead. Satu alinea terdiri dari sekitar 6 sd. 8 baris ketikan. Terdiri dari 8 sd. 10 kalimat pendek (jangan terlalu banyak kalimat majemuk). Satu alinea harus terdiri dari satu pokok pikiran yang dituangkan dalam satu kepala kalimat (kalimat pokok). Kepala kalimat tidak harus berada pada awal alinea. Kalimat berikutnya dalam satu alinea ini, harus mendukung, memperjelas, memperkuat pengertian kepala kalimat
  • 29. Bagaimanakah konkritnya menyusun kerangka sebuah artikel?..(3)... • Setelah lead, artikel ini akan disusul oleh tiga sub judul. Masing-masing sub judul terdiri dari 4 alinea. Kecuali sub judul terakhir terdiri dari enam alinea, termasuk dua alinea terakhir yang merupakan ending. • Tiap sub judul ada alinea utama yang memuat satu pokok pengertian, yang akan didukung oleh alinea berikutnya yang menjelaskan/memperkuat alinea utama. • Sub judul pertama (4 alinea), menunjukkan hak masyarakat yang dikorbankan berikut data kerugian yang ada. Sub judul kedua menunjukkan kelemahan dinas-dinas DKI dalam melaksanakan tugas pokoknya. Sub judul terakhir menunjukkan bahan banding kota di Indonesia (atau di negara tetangga) yang mampu menanggulangi masalah banjir dengan cukup baik. • Disinggung pula pengaruh cuaca global yang cenderung kacau (El Nino, La Nina dll). Dua alinea terakhir yang merupakan ending bisa menggugat kelemahan gubernur DKI, DPRD dan lembaga kontrol lainnya termasuk Pers dan LSM.
  • 30. Apakah kerangka artikel beda dengan kerangka feature? • Jelas beda sebab struktur, bahan baku dan tujuan penulisannya memang berbeda. • Dalam menyusun feature dengan judul: “Perjuangan rutin melawan genangan Ciliwung”, lead cukup dua alinea dan kita tunjukkan secara deskriptif bagaimana sebuah keluarga yang tinggal di bantaran kali Ciliwung ketika terjadi banjir besar bertahan hidup di tengah genangan. Padahal banjir demikian bukan hanya terjadi tahun ini, melainkan secara rutin setiap tahun. • Dalam dua alinea lead ini digambarkan secara deskriptif lokasi rumah tersebut, bangunan fisiknya (bahan, ukuran, konstruksi), jumlah dan profil anggota keluarga, dan detil kondisi mereka selama banjir terjadi.
  • 31. Apakah kerangka artikel beda dengan kerangka feature?...(2)... • Untuk bisa menceritakan detil gambaran kondisi rumah serta profil anggota keluarganya, tetap dimulai dengan serangkaian pertanyaan 5 W 1 H. • Jawaban dari pertanyaan ini harus diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan sumber langsung (data primer). • Karenanya, penulis feature harus datang ke lokasi bencana pada saat bencana sedang terjadi. • Beda dengan penulis artikel yang cukup mengambil data sekunder dari koran, majalah, berita televisi dll. untuk dilengkapi dengan data pustaka, analisis dan opini pribadi. • Bahan utama, kerangka dan struktur inilah yang akan membedakan karakter sebuah artikel dengan feature.
  • 32. Apakah kerangka artikel beda dengan kerangka feature?...(3)... • Berikutnya ada dua sub judul terdiri dari tiga dan empat alinea. • Sub judul pertama menceritakan kondisi kampung/tetangga sang tokoh yang juga mengalami nasib sama. Sub judul kedua menceritakan nasib mereka di pengungsian. Alinea terakhir sub judul kedua merupakan ending yang menunjukkan bahwa keluarga yang selama seminggu lebih terkurung air ini tetap tegar dalam menghadapi keadaan. Meskipun bahaya hanyut, tenggelam dan kesehatan akibat selalu menghirup udara lembab tetap mengancam. • Kerangka tulisan dalam feature lebih longgar dan sederhana dibanding dalam artikel.
  • 33. Bagaimanakah dengan kerangka sebuah esai? • Selain ada berita tentang banjir di DKI, ada artikel dan feature, seorang penulis esai bisa mengulas tentang kesemerawutan tata kota di Jakarta. • Karena sifat esai yang non teknik dan non sistematik, maka kerangka dasarnya bisa mengikuti kerangka dasar artikel atau feature, namun konten dan tujuan penulisannya yang berbeda.
  • 34. Apakah penulis harus patuh 100% pada kerangka tulisan? •Meskipun kerangka tulisan sudah dibuat, seorang penulis tetap boleh berimprovisasi dalam pelaksanaan penulisan. Asalkan improvisasi tersebut justru memperkuat karakter tulisan, bukan malah memperlemahnya karena menyimpang jauh dari kerangka tulisan.
  • 35. Saran  Jangan menggunakan pengulangan kata yang terlalu sering.  Hindari akronim.  Gunakan kata yang bersifat umum.  Jangan gunakan kata superlative (besar sekali, indah sekali, dll.) kecuali dalam kutipan.  Hindari penggunaan kata kasar, sekalipun dalam kutipan.
  • 36. Apakah benar bahwa untuk bisa segera mulai menulis diperlukan sebuah “spirit” atau adanya dorongan gaib? •Benar. Namun yang dimaksud sebagai dorongan gaib di sini bukan semacam ilham atau inspirasi berupa kekuatan supranatural yang tiba-tiba saja datang setelah seorang penulis merenung, menyepi atau melakukan meditasi.
  • 37. Bisakah spirit diperoleh melalui minuman keras, rokok, obat-obatan bahkan narkotik? •Tidak bisa. Sebab minuman keras dll itu justru akan merusak fisik seseorang. •Penulis yang mengatakan bahwa pikirannya baru akan terbuka setelah minum berbotol-botol bir atau mengisap berbatang-batang rokok, sebenarnya sedang menipu diri sendiri.
  • 38. Dari manakah spirit untuk mulai menulis bisa diperoleh? • Paling besar diperoleh kalau melakukan diskusi, dialog atau monolog. Diskusi dilakukan antara penulis dengan banyak pihak, dialog antara penulis dengan satu pihak dan monolog dilakukan sendiri oleh penulis tersebut. • Yang disebut diskusi atau dialog, dalam hal ini tidak harus dalam arti harafiah, melainkan bisa dengan membaca buku, artikel atau bahan rujukan lainnya. • Namun paling kuat spirit untuk mulai menulis akan diperoleh kalau kita melakukan diskusi atau dialog dengan sesama manusia secara langsung.
  • 39. Apakah spirit untuk mulai menulis bisa diperoleh melalui doa, berpuasa, bermeditasi, bertapa dll? •Bisa, tetapi itu semua hanyalah perangkat pembantu. Sebab yang utama tetap mengumpulkan bahan dan diskusi/dialog dengan banyak pihak. •Itu pun baru akan sepadan apabila yang akan ditulis sebuah buku dengan tema yang berat. Bukan untuk menulis artikel atau feature.
  • 40. Apakah gunanya spirit dalam dunia tulis menulis? •Spirit bermanfaat dalam menulis artikel dan feature, agar tulisan kita juga memiliki spirit (roh). Bukan kering kerontang tidak berjiwa. •Itulah sebabnya persiapan teknis berupa bahan, pengetahuan tentang bentuk artikel/feature, 5 W 1 H dll harus tetap dilengkapi dengan “menangkap spirit” dari masyarakat pembaca.