Jurnalis harus memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, peka terhadap berita, dan mampu melaporkan secara berimbang dan akurat. Dalam melakukan tugasnya, jurnalis melakukan peliputan dan wawancara, lalu menuliskannya menjadi berita atau artikel.
4. • Seorang jurnalis, dalam menjalankan tugasnya sehari-
hari tidak terlepas dari dua elemen kegiatan
• Peliputan (reportase) dan wawancara
• Hasilnya dituangkan kedalam sebuah tulisan berupa
berita atau artikel
5. Karakter Jurnalis
• Selalu ingin tahu (curiosity)
• Peka atas fakta-fakta yang terpapar di masyarakat
(sense of news)
• Berimbang (balance/cover multi side)
• Akurat dan teliti
6.
7. Berita yang berimbang dan akurat dapat
menghindarkan kemungkinan adanya
somasi pihak2 yg merasa dirugikan
12. • Fahami topik liputan yang akan dilakukan
• Tentukan sumber berita yang tepat
• Persiapkan berbagai perlengkapan reportase
13. Sumber Berita
• Bahan tertulis (siaran pers, naskah pidato, makalah
seminar, hasil penelitian, dll)
• Wawancara nara sumber (pejabat, pakar, saksi mata,
korban, tersangka, dll)
• Peristiwa/event (terjadual atau tidak)
14. Sumber Tertulis
• Pastikan naskah benar-benar resmi dan
dapat dipertanggungjawabkan
• Apabila ada yang tidak jelas, minta
penjelasan dari pengirim atau pemilik
bahan tertulis tsb
• Jangan menambah isi (contents) dengan
opini pribadi, kecuali dikembangkan
dengan wawancara lagi ke sumber bahan
tertulis itu, atau pihak lain yang terkait
• Cantumkan nama pengirim/penulis bahan
tsb, beserta waktu diterimanya.
15. • Formal:
- "face to face"
- konperensi pers
• Informal :
- mencegat/”memburu”
- lewat telepon
16. Narasumber
• Berdasarkan keahlian : pakar, akademisi, peneliti dll.
• Narasumber resmi : akibat jabatan resmi yang
disandangnya (dalam pemerintahan, perusahaan,
organisasi dll.)
• Narasumber peristiwa : saksi mata, korban,
tersangka, pemain, pelatih dll.
17. • Terjadual (pidato, peresmian, peringatan hari
besar, pertandingan olah raga, dll)
• Tidak terjadual (bencana, kecelakaan, kebakaran,
dll)
• Dari kedua peristiwa itu, berita yang dihasilkan
berupa :
- Berita pantauan (Factual news)
18. • Kenali tempat dan situasinya.
• Kenali para pelaku peristiwa dan
perangkat yang menyertainya.
• Amati proses aksi dan reaksi pelaku
dalam peristiwa itu.
• Apabila ada hal-hal asing atau tak
dimengerti, harus mencari tahu.
• Sebagai kelengkapan berita, perlu
mencari latar belakang peristiwa
19. • Reportase Dasar (Straight News)
pada hakekatnya adalah peliputan dan
buat berita yang memenuhi standar 5W
+ 1H
• Reportase Madya (News Feature)
Mengandung lebih banyak informasi atau
pendalaman masalah
• Reportase Lanjutan (News Analysis)
Berupa analisa dari suatu berita atau
what behind the news
20.
21. DEFINISI
• Berasal dari bahasa Inggris :
interview yang mengadopsi bahasa
Perancis entrevoir.
• Entre berarti antar atau diantara dan
Voir bermakna melihat, mengetahui
atau mengerti.
• Secara harfiah interview berarti
saling melihat bersama atau bertemu
untuk melihat bersama-sama
22. Perlu Diperhatikan !!!
• Tetap menjaga etika dan hormati nara
sumber
- Perkenalkan diri anda dan meminta
wawancara secara "on the record“ sblm
mulai
- Jika narasumber meminta "off the
record" maka itu harus anda
menghormatinya.
- Jika narasumber tidak mau disebutkan
nama dan/atau jabatannya, minta
alasannya dan hormati keinginannya dan
Anda pun harus merahasiakannya,
bahkan bila terjadi tuntutan di
23. • Rancanglah strategi waktu dalam berwawancara
- Bila nara sumber memiliki banyak waktu, anda
bisa mulai dengan pertanyaan ringan.
- Namun bila waktu sempit atau terbatas, anda
harus langsung ke pokok permasalahan.
24. Hindari….
• Hindari pertanyaan panjang dan bertele-
tele
- Ada dua jenis pertanyaan, yaitu
pertanyaan tertutup (ya/tidak) dan
pertanyaan terbuka.
- Demi kelengkapan bahan berita,
upayakan mencakup 5W+1H.
25. • Setiap jawaban sumber yang dinilai
kurang dalam, dilanjuti dengan
pertanyaan pendalaman.
• Keluarkan notes atau tape recorder
anda untuk merekam dengan
mempertimbangkan situasi dan ijin
narasumber.
27. Teknik Eksplorasi
• Efektif untuk tahap awal penggalian data
saat anda datang ke nara sumber dengan
modal nol atau hanya secuil data saja
• Sumber-sumber yang dieksplorasi masih
sangat variatif
• Pertanyaan detil, simpel, tapi bisa
mengantarkan anda pada eksplorasi lebih
lanjut
• Gunakan bahasa dan logika yang mudah
diserap narasumber
28. Teknik Konfrontasi
• Pada tahap ini, kekayaan informasi sudah cukup
luas dan anda bisa sedikit berkonfrontasi dengan
nara sumber selanjutnya
• Sodorkan bukti-bukti yang ada dan
konfrontasikan keterangannya dengan bukti itu
29. Teknik Konfirmasi
• Dalam satu penelusuran informasi yang
sifatnya investigatif, ketika anda sudah
memiliki segudang informasi dan tinggal
tersisa satu tokoh sebagai sumber
utamanya, maka teknik wawancara
konfirmasi merupakan pamungkas dari
dua teknik sebelumnya
30. Kasus Ilegal Logging
Contoh Wawancara dgn Teknik Eksplorasi
• Jurnalis (J) : Dalam sehari biasanya
berapa pohon yang anda tebang ?
• Penebang (P) : Rata-rata lima pohon.
Kalau anak saya mbantu bisa 8 pohon
• J : Artinya dalam sehari bisa antara 5-
8 pohon yang rebah?
• P : Betul Pak
• J : Seluruh penebang yang bekerja
untuk Pak A ada berapa ?
31. • P : Ya, setahu saya ada kurang lebih
100 orang
• J : Lo, apa semuanya kuat menebang
lima pohon seperti bapak?
• P : Harus itu Pak. Lima paling kurang.
Soalnya kalo nggak sampe lima, toke
enggak mau bayar
• J : Dari sini, kayu dibawa ke mana ?
• P : Dimuat ke tongkang di pinggir
sungai situ Pak. Satu tongkang bisa
muat 100 gelondong kayu.
32. Contoh Teknik Konfrontasi
• Jurnalis (J) : Berapa muatan kapal
X
• Syahbandar (S) : Tiga ton kayu
• J : Mengapa dengan muatan tiga ton
saja lambung kapal bisa tenggelam
sampai ke bawah? Dengan posisi seperti
ini muatan kapal seharusnya sampai
enam ton ?
• S : Wah, saya tida tahu
• J : Bukannya anda seharusnya
mengecek ?
33. • S : Sudah saya cek. Lagipula saya tidak
kenal pemilik kapal, Pak Y. Saya hanya
berhubungan dengan anak buahnya.
• J : Maaf, bukannya pada tanggal 2 Juli
lalu anda berlibur ke rumah Pak Y dan
tinggal di Hotel Z di Surabaya ?
34. Contoh Teknik Konfirmasi
• Jurnalis (J) : Anda pemilik PT Maju Perkasa ?
• Mr X (X) : Bukan
• (J) : Dalam Lembaran Negara yang kami
pegang, nama anda tercatat sebagai pendiri
dan pemiliknya.
• (X) : Itu dulu dan hanya sebagai komisaris.
Sejak dua tahun lalu saya sudah mundur total
dari perusahaan.
• (J) : Anda tahu PT Maju Perkasa dituduh
35. Laluunsur-unsurapasajayangperludiperhatikandalam
menulisfeature?
• Kreativitas: Tak seperti penulisan berita biasa,
penulisan feature memungkinkan sang penulis
menciptakan sebuah cerita. Cerita disini dalam
pengertian “news-story”. Tapi ia madih diikat
etika bahwa tulisan harus akurat. Karangan fiktif
dan khayalan tidak boleh.
• Subyektifitas: Feature dapat ditulis dalam
dalam bentuk ”aku”. Tapi bentuk ini sangat
jarang diterapkan wartawan, kecuali wartawan
petualang seperti Gerson Poyk. Wartawan baru
dianjurkan menghindari bentuk ini karena bisa
terjerumus untuk menonjolkan diri.
36. •Informatif: Feature bisa
memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai situasi atau
aspek kehidupan yang mungkin
diabaikan dalam penulisan berita
biasa. Misalnya, anda menulis
tentang pelestarian hutan atau
feature bahaya merokok yang
sarat informasi bagi pembaca.
37. FUNGSI FEATURE
• Menghibur: Feature merupakan variasi dari
berita rutin. Tulisan ringan tentang cara polisi
melatih anjing pelacak, cara guru sekolah di
daerah terisolir mendidik murid-muridnya bisa
memberikan hiburan selingan. Feature bisa juga
berkisah tentang peristiwa yang lucu. (majalah
Time pernah menulis feature lucu tentang suami
Sharon Stone yang dipatok (digigit?) biawak di
sebuah kebun binatang di AS. Poin empat ini
sebenarnya merupakan “roh” feature, yang
sering dirumuskan sebagai unsur human entere
• Panjangnya: Bisa hanya 200 kata bisa 20000 kata.
(ini bukan esensi sebuah tulisan
38. Teknik penulisan
• Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, dalam
penulisan feature kita dapat memakai teknik ''mengisahkan sebuah cerita''. Memang
itulah kunci perbedaan antara berita ''keras'' (spot news) dan feature.
• Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah.
• Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia
menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya
mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama.
39. TEKNIK MENULIS
• Teknik penyajiannya boleh dikatakan mirip teknik menyajikan
sebuah cerita pendek yang hebat. Penulis harus pandai
mengatur alur cerita. Mau runtut atau flashback? Ini tergantung
kebutuhan.
• Pemilihan diksi, kata juga amat penting. Pilih kata benda yang
konkret. Pilih verba yang kuat: “dipagut” lebih kuat dan spesifik
dari pada “digigit” (ular). Jadi ketepatan dan spesifikasi
penggunaan kata harus diperhatikan betul. Tapi jangan sampai
terjerumus ke dalam hyperbole, bombasme, vurgaritas dan
semacamnya.
• Berbeda dengan berita, struktur penulisan feature bukan
piramida terbalik. (lihat contoh kecelakaan pesawat).
• Artinya, jika dalam menulis berita kita langsung ke masalah
yang paling utama, maka dalam feature kita menjadikan
masalah utama itu sebagai latar belakang.
40. JUDUL
• Judul Feature lebih bebas atau luwes disbanding judul berita
lempang
• Judul tetap mewakili isi
• Usahakan membuat judul yang menggugah
• Coba beri sentuhan efek puitis pada judul
41. CONTOH JUDUL
• MENGAPA UNDUR-UNDUR BERJALAN MUNDUR?
• KASMARAN MAUT DI SARANG ELANG
• PEROMPAK YANG HALUS DAN RAMAH
• SUKA DUKA SANG PENYELAM
• TRAGEDI DI KEBUN KARET
• MENYULAP KAWASAN KUMUH
• HIDUP ATAU MATI; GENDUT DICARI
• GARA GARA NAMA SAMA
42. Lead alias teras
• Ada yang mengatakan bahwa lead feature ibarat
umpan dalam kail. Begitu pentingnya lead ini
sehingga feature yang baik tanpa lead yang
mempesona akan kehilangan daya tariknya bagi
pembaca. Namun ada yang membantah
pendapat ini. Argumennya : ada feature yang
memikat meski leadnya bisa-biasa saja. Feature
yang ditulis Sindhunata umumnya memiliki lead
yang biasa-biasa saja meskipun secara
keseluruhan menarik sebagai sebuah feature
43. Lead alias teras
• Lead alias teras
• Ada yang mengatakan bahwa lead feature ibarat umpan dalam
kail. Begitu pentingnya lead ini sehingga feature yang baik
tanpa lead yang mempesona akan kehilangan daya tariknya
bagi pembaca. Namun ada yang membantah pendapat ini.
Argumennya : ada feature yang memikat meski leadnya bisa-
biasa saja. Feature yang ditulis Sindhunata umumnya memiliki
lead yang biasa-biasa saja meskipun secara keseluruhan
menarik sebagai sebuah feature
• Banyak kajian yang membahas soal lead atau teras ini,
termasuk jenis-jenis teras yang bisa digunakan penulis agar
tulisannya tidak monoton.
44. LKBN ANTARA punya jenis-jenis teras
sebagai berikut
Teras rangkuman berita (news summary lead)
• Sama dengan yang dipergunakan dalam berita lempang. Teras ini
merupakan pemadatan dari seluruh cerita dan menyajikan keseluruhan
unsur lima W (who, what, when, where dan why) dan satu H (how).
Contoh :
(1)Dengan gayanya yang kocak Jaelani Naro menyatakan tiak mau
mundur dari pencalonan wakil presiden sampai tanggal 11 Maret 1988,
tengah hari, hanya beberapa jam sebelum pemilihan wakil presiden oleh
Sidang Umum MPR dilaksanakan.
Ia telah ikut menulis sejarah baru politk Indonesia, sebab ia tercatat
sebagai orang pertama yang memberanikan dirinya tampil sebagai calon
tandingan Sudharmono yang sudah diunggulkan dan sekaligus berusaha
mengakhiri budaya “calon tunggal” untuk jabatan orang kedua di republik
ini.
45. Teras kutipan (quotation lead)
• Teras ini dimulai dengan sebuah kutipan ucapan atau tulisan orang terkenal.
Contoh :
“Oh, East is East and West is West and never the twain shall meet!”
Jika Rudyard Kipling sempat mengunjungi Wisma Antarbangsa di salah satu kampus
Amerika Serikat, ia mungkin akan merevisi baris-baris dalam puisinya yang terkenal itu, sebab
ia akan menyaksikan Timur dan Barat bukan hanya bertemu, tetapi juga hidup dan bekerja
berdampingan dalam suasana penuh persahabatan.
“Tangkap hidup atau mati,”
Dengan suara baritonnya, Kapolri Jendral Sutanto memerintahkan anak buahnya agar
tidak memberi ampun kepada Edy Gendut, aktor utama perampokan di bank BNI cabang
kramat
“Allahu Akbar”. Setelah itu, ia melakukan sujud syukur untuk menyampaikan terima
kasihnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena ia telah terpilih sebagai salah seorang
menteri dalam Kabinet Pembangunan V.
46. Teras kalimat tanya (question lead)
• Teras jenis ini sama dengan teras kalimat pendek, tetapi dituliskan dalam
bentuk interogasi, bukannya pernyataan, dengan tujuan menguji
pengetahuan atau merangsang minat pembaca.
Contoh :
Berapa harga sebuah nyawa? Ia bisa berharga milyaran rupiah, jika
tubuh yang dihidupinya kebetulan seorang kaya raya, tetapi ia bisa juga
hanya berharga ribuan rupiah saja atau sama sekali tak bernilai.
Yayasan Jantung Indonesia, Palang Merah Indonesia dan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia dengan cara masing-masing berusaha keras agar
nyawa seseorang --yang sebenarnya tak ternilai harganya—tidak dibedakan
dengan yang lain, karena kekayaan atau status sosialnya.
Apa yang membuat sekelompok orang ngotot menolak pindah, meski
gubuk tempat mereka tinggal terus dirayapi air yang menggenang?
47. Teras kontras (contrast lead)
• Teras jenis ini mengungkapkan dua fakta yang sangat berbeda
dengan tujuan untuk memberi tekanan pada fakta yang akan
menjadi tema ceritera.
• Contoh :
• Di sini, 45 tahun yang lalu, mereka saling menembak,
berbunuh-bunuhan. Kini di tempat ini, muda-mudi Belanda
dan Indonesia bercengkerama ria, memadu kasih, menjalin
asmara.
• Itulah pemandangan di Pantai Cinta, yang kini giat
dipromosikan sebagai salah satu tujuan wisata.
48. • Teras analogi (analogy lead)
• Teras ini sama dengan teras kontras, tetapi ia
menampilkan kesamaan antara fakta yang sudah
dikenal dengan fakta yang akan menjadi tema
ceritera.
• Contoh :
• Keduanya doyan apa saja mulai dari sayur-
sayuran beras, daging, buah-buahan sampai
dengan kertas. Tak salah lagi, koruptor yang
tertangkap basah itu dijuluki “tikus berkepala
hitam”.
49. • Teras deskriptif (descriptive/picture lead)
• Teras ini dimulai dengan melukiskan keadaan
seseorang atau sesuatu.
• Contoh :
• Senyum selalu tersungging di bibirnya,
rambutnya selalu tersisir rapi, sederet pulpen
bertengger di saku baju safarinya dan bicaranya
selalu lemah-lembut dan berhati-hati. Itulah ciri-
ciri penampilan calon pejabat masa kini.
50. JENIS TERAS
• Teras bermuka dua (janus-faced lead)
• Teras jenis ini melihat ke belakang atau ke depan dengan
maksud menampilkan perbandingan dengan masa kini yang
menjadi tema cerita.
• Contoh :
• Celana dengan bentuk bagian pinggang ke bawah lebar,
sehingga mengesankan agak kedodoran, adalah idaman
banyak remaja masa kini. Padahal, itu adalah mode 30 tahun
lalu yang telah ditinggalkan penggemarnya yang kini sudah
menjadi bapak-bapak atau kakek-kakek. Memang, sejarah
selalu berulang dalam mode.
51. Teras deskriptif (descriptive/picture
lead)
• Teras ini dimulai dengan melukiskan keadaan seseorang atau
sesuatu.
• Contoh :
• Senyum selalu tersungging di bibirnya, rambutnya selalu tersisir rapi,
sederet pulpen bertengger di saku baju safarinya dan bicaranya
selalu lemah-lembut dan berhati-hati. Itulah ciri-ciri penampilan
calon pejabat masa kini.
• Laksana tarian peri langit, asap membumbung di atas Hotel Bali
Beach yang membara terpanggang api.
• Bola mata Juani berkaca-kaca ketika mengintip kemenakannya,
Soleka, yang sedang mandi sore waktu itu. Dari bslik pagar sumur
yang jarang, ia melihat kain basahan Soleka yang sering tersibak
52. Lead Menuding Langsung
• Dengan lead model ini, reporter berkomunikasi
langsung dengan pembaca. Ciri-ciri lead ini
adalah ditemukannya kata “anda”, dengan
maksud pembaca menjadi bagian dari cerita.
Contoh:
Bila anda punya nama “kodian”, harap hati-
hati. Salah-salah anda kena cekal tidak boleh ke
luar negeri
Bila harus memilih antara diet koleterol dan
penyakit jantung, tentu anda memilih yang
pertama
53. Lead Penggoda
• Lead ini adalah cara untuk mengelabui pembaca dengan cara
bergurau.
• Biasanya pendek dan umumnya memakai teka-teki
Contoh:
Pendatang baru itu tampak misterius dan agak
menakutkan. Namanya memang bagus, Chlamydia
pneumoniae, tapi wataknya merepotkan para peneliti.
. Pembaca yang tak tahu apa atau siapa nama itu, tentunya bisa
punya asosiasi beragam atas nama itu. Barulah pada kalimat
berikutnya dijelaskan yang sebenarnya
Itulah kuman penyebab penyakit radang paru-paru,
yang tidak tergolong jenis bakteri, tapi juga bukan virus.
Para ahli mengatakan, kuman itu membawa sebagian
sifat bakteri dan sebagian lagi sifat virus.
54. ENDING
• Berbeda dengan berita lempang, ending
dalam karangan khas memegang peranan
penting karena di akhir tulisannya, penulis
bisa memberi penekanan kembali misi dari
tulisannya.
• Pada bagian ending, penulis feature yang
bagus akan meninggalkan kesan yang
membekas kepada pembacanya.
55. Ending
.
Ringkasan. Feature bisa diakhiri dengan memberikan kesimpulan dari -------
seluruh cerita
Contoh:
Misal feature tentang Musik dan kaum remaja bisa diakhiri dengan:
Para peneliti menemukan remaja-remaja itu
kelihatan bahagia, rileks dan bergairah saat
menikmati musik, karena musik bagi mereka
adalah suatui pengalaman sensasional yang
mampu menggugah emosi dan kognitif. Apalagi
kalau lirik lagu itu dapat mewakili isi hati mereka.