SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Hukum Perumahan
dan Permukiman
(dari perspektif pengembang)
.
Hukum Perumahan
dan Permukiman
Dasar Hukum :
1. Undang-undang No.1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
2. Peraturan Menteri Perumahan
Rakyat Republik Indonesia No.10
Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Pemukiman dengan
Hunian Berimbang
3. Peraturan Menteri Perumahan
Rakyat No.7 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri
Perumahan Rakyat No.10 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman dengan Hunian
Berimbang
Perumahan dan Permukiman
Satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan
perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan, dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat
(Pasal 1 ayat 1 UU No. 1 Tahun 2011)
Perumahan, permukiman,lingkungan hunian,
dan kawasan permukiman diatur dengan skala
sebagai berikut :
Perumahan dengan
jumlah rumah sekurang-
kurangnya 15 sampai
dengan 1000 rumah
Permukiman dengan
jumlah rumah sekurang-
kurangnya 1000 sampai
dengan 3000 rumah
Lingkungan hunian
dengan jumlah rumah
sekurang-kurangnya
3000 sampai dengan
10.000 rumah
Kawasan permukiman
dengan jumlah rumah
lebih dari 10.000 rumah
Skala
Jenis Rumah
Rumah
Komersial
Rumah
Umum
Rumah
Swadaya
Rumah
Khusus
Rumah
Negara
Bentuk Rumah
Bentuk rumah dibedakan berdasarkan hubungan atau
keterikatan antar bangunan
Rumah Tunggal
Rumah Deret
Rumah Susun
Rumah Tunggal
Rumah yang mempunyai kaveling sendiri
dan salah satu dinding bangunan tidak
dibangun tepat pada batas kaveling
Rumah Deret
Beberapa rumah yang satu atau lebih dari sisi
bangunan menyatu dengan sisi satu atau lebih
bangunan lain atau rumah lain, tetapi masing-
masing mempunyai kaveling sendiri
Rumah Susun
Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal, dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang
dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah
bersama.
Bentuk Rumah – Cont’d
Pasal 22 ayat (3) UU No.1 Tahun 2011
“Luas lantai rumah tunggal dan rumah
deret memiliki ukuran paling sedikit
36 (tiga puluh enam) meter persegi”
Amar Putusan Mahkamah
Konstitusi No.14/PUU-
X/2012
Putusan Mahkamah Agung No.14/PUU-X/2012
Amar Putusan :
Pasal 22 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188) bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Pembangunan untuk rumah tunggal, rumah
deret, dan rumah susun, dapat
dilakukan di atas tanah:
Tanah Hak
Milik
Tanah Hak Guna
Bangunan, baik di
atas tanah negara
maupun di atas
hak pengelolaan
Tanah Hak
Pakai di atas
tanah negara
Pemilikan rumah dapat difasilitasi dengan kredit atau
pembiayaan pemilikan rumah
Pemanfaatan Rumah
Pemanfaatan perumahan digunakan sebagai fungsi hunian.
Pemanfaatan perumahan di lingkungan hunian meliputi:
Pemanfaatan
rumah
Pemanfaatan
prasarana dan
sarana
perumahan
Pelestarian rumah,
perumahan, serta prasarana
dan sarana perumahan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan
Pemanfaatan Rumah – Cont’d
Pemanfaatan rumah dapat digunakan sebagai
kegiatan usaha secara terbatas tanpa
membahayakan dan tidak mengganggu fungsi
hunian.
Pemanfaatan rumah selain digunakan untuk
fungsi hunian harus memastikan terpeliharanya
perumahan dan lingkungan hunian
Penghunian
Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal atau menghuni
rumah. Hak untuk menghuni rumah dapat berupa:
Orang asing dapat menghuni atau menempati rumah dengan cara hak
sewa atau hak pakai
Hunian Berimbang
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10
TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
DENGAN HUNIAN BERIMBANG
Hunian Berimbang
Perumahan dan kawasan permukiman yang dibangun secara
berimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah
tunggal dan rumah deret antara rumah sederhana, rumah
menengah dan rumah mewah, atau dalam bentuk rumah susun
antara rumah susun umum dan rumah susun komersial, atau
dalam bentuk rumah tapak dan rumah susun umum.
Badan hukum yang
melakukan
pembangunan
perumahan wajib
mewujudkan
perumahan dengan
hunian berimbang
Pembangunan
perumahan skala
besar dengan
hunian berimbang
meliputi rumah
sederhana, rumah
menengah, dan
rumah mewah
Hunian Berimbang
Hunian Berimbang
Dalam hal pembangunan
perumahan dengan hunian
berimbang tidak dalam satu
hamparan, pembangunan
rumah umum harus
dilaksanakan dalam satu
daerah kabupaten/kota
Pembangunan rumah
umum harus mempunyai
akses menuju pusat
pelayanan atau tempat
kerja
Pembangunan perumahan
dengan hunian berimbang
dilakukan oleh badan
hukum yang sama
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman dengan hunian berimbang harus
memenuhi persyaratan komposisi sebagai
berikut :
1. Komposisi jumlah rumah merupakan perbandingan jumlah
rumah sederhana, jumlah rumah menengah, dan jumlah rumah
mewah. Perbandingan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 3 : 2
: 1 yaitu 3 atau lebih rumah sederhana berbanding 2 rumah
menengah berbanding 1 rumah mewah.
2. Komposisi luasan lahan merupakan perbandingan luas lahan
untuk rumah sederhana, terhadap luas lahan keseluruhan.
Luasan lahan rumah sederhana tersebut, sekurang-kurangnya
25% dari luas lahan keseluruhan dengan jumlah rumah
sederhana sekurang-kurangnya sama dengan jumlah rumah
mewah ditambah jumlah rumah menengah.
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman dengan hunian berimbang harus
memenuhi persyaratan komposisi – Cont’d
3. Dalam halnya membangun rumah mewah, setiap orang wajib
membangun sekurang-kurangnya 2 rumah menengah dan rumah
sederhana 3 kali jumlah rumah mewah yang akan dibangun.
4. Dalam halnya membangun rumah menengah, setiap orang wajib
membangun rumah sederhana sekurang-kurangnya 1 ½ kali jumlah
rumah menengah yang akan dibangun.
5. Dalam hal Pengembang tidak dapat membangun rumah
sederhana, Pengembang perumahan dapat membangun Rumah
Susun Umum yang jumlahnya senilai dengan harga kewajiban
membangun rumah sederhana dalam satu hamparan yang sama.
Pedoman
Pengikatan Jual
Beli Rumah
Keputusan Menteri Negara
Perumahan Rakyat No.9 Tahun
1995 tentang Pedoman Pengikatan
Jual Beli Rumah
Objek Pengikatan Jual Beli
Luas bangunan
rumah disertai
dengan gambar
arsitektur,
gambar denah,
dan spesifikasi
teknis
bangunan
Luas tanah,
status tanah,
serta segala
perijinan yang
berkaitan
dengan
pembangunan
rumah dan hak-
hak lainnya
Lokasi tanah
dengan
mencantumkan
nomor kapling,
rincian wilayah,
desa atau
kelurahan dan
kecamatan
Harga rumah
dan tanah,
serta tata cara
pembayarannya
Dasar Hukum
- Undang-undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
- Keputusan Menteri Perumahan Rakyat No.9 Tahun 1995 tentang Pedoman
Pengikatan Jual Beli Rumah
• status pemilikan tanah
• hal yang diperjanjikan
• kepemilikan izin mendirikan bangunan
induk
• ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas
umum
• keterbangunan perumahan paling sedikit
20% (Cont’d)
Pasal 42 UU No.1
Tahun 2011
Syarat PPJB
Hal yang diperjanjikan
“hal yang diperjanjikan”
adalah kondisi rumah yang dibangun dan
dijual kepada konsumen, yang dipasarkan
melalui media promosi, meliputi lokasi
rumah, kondisi tanah/kaveling, bentuk
rumah, spesifikasi bangunan, harga rumah,
prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan, fasilitas lain, waktu serah terima
rumah, serta penyelesaian sengketa.
Keterbangunan Perumahan
“keterbangunan perumahan paling
sedikit 20% (dua puluh persen)”
adalah hal telah terbangunnya rumah
paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh jumlah unit rumah serta
ketersediaan prasarana, sarana, dan
utilitas umum dalam suatu perumahan
yang direncanakan.
Kewajiban Penjual Berdasarkan Peraturan PPJB
1. Melaksanakan pendirian bangunan sesuai waktu yang telah
diperjanjikan menurut gambar arsitektur, gambar denah dan
spesifikasi teknis bangunan, yang telah disetujui dan ditanda
tangani bersama oleh kedua belah pihak dan dilampirkan.
2. Menyelesaikan pendirian bangunan dan menyerahkan tanah dan
bangunan rumah tepat waktu seperti yang diperjanjikan kepada
Pembeli, kecuali karena hal-hal yang terjadi keadaan memaksa
(Force Mayeure) yang merupakan hal di luar kemampuan
Penjual.
Kewajiban Penjual Berdasarkan Peraturan PPJB
– Cont’d
3. Penjual sebelum melakukan penjualan dan atau melakukan
pengikatan jual beli rumah wajib memiliki :
a. Surat ijin persetujuan prinsip rencana proyek dari Pemerintah
Daerah setempat dan surat ijin lokasi dari Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kotamadya. Khusus untuk DKI Jakarta surat ijin
Penunjukkan dan Penggunaan Tanah (SIPPT).
b. Surat Keterangan dari Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya,
bahwa yang bersangkutan (Developer) telah memperoleh tanah
untuk pembangunan perumahan dan permukiman.
c. Surat ijin Mendirikan Bangunan
4. Penjual wajib mengurus pendaftaran perolehan hak atas tanah dan
bangunan rumah, seketika setelah terjadinya pemindahan hak atas
tanah dan bangunan rumah atau jual beli rumah (tanah dan bangunan)
dihadapan PPAT.
Kewajiban Penjual Berdasarkan Peraturan PPJB
– Cont’d
5. Apabila Penjual lalai untuk menyerahkan Tanah dan Bangunan
Rumah tepat waktu seperti yang diperjanjikan kepada Pembeli,
diwajibkan membayar denda keterlambatan penyerahan tersebut
sebesar 1%o (dua perseribu) dari jumlah total harga Tanah dan
Bangunan Rumah untuk setiap hari keterlambatannya.
6. Apabila Penjual ternyata melalaikan kewajibannya untuk mengurus
pendaftaran perolehan hak atas Tanah dan Bangunan Rumah tersebut,
maka Pembeli mempunyai hak dan dianggap telah diberi kuasa untuk
mengurus dan menjalankan tindakan yang berkenaan dengan
pengurusan pendaftaran perolehan hak atas Tanah dan Bangunan
rumah tersebut kepada instansi yang berwenang.
Kewajiban Pembeli Berdasarkan Peraturan
PPJB
Pembeli telah menyetujui jumlah
total harga Tanah dan Bangunan
Rumah sesuai gambar arsitektur,
gambar denah, dan spesifikasi teknis
bangunan yang telah ditetapkan
bersama.
Pembeli wajib membayar jumlah
total harga Tanah dan Bangunan
Rumah, beserta segala pajak, dan
biaya-biaya lain yang timbul sebagai
akibat adanya pengikatan jual beli
rumah, dengan tata cara pembayaran
yang disepakati bersama.
Pembeli wajib membayar biaya
pembuatan akta notaris, pengikatan
jual beli rumah, biaya pendaftaran
perolehan hak atas tanah atas nama
Pembeli, sedangkan biaya
pengurusan sertifikat ditanggung
oleh penjual.
Apabila Pembeli lalai membayar angsuran
harga Tanah dan Bangunan Rumah, segala
pajak, serta denda dan biaya-biaya lain
yang terhutang selama 3 kali berturut-
turut, maka pengikatan jual beli rumah
dapat dibatalkan secara sepihak, dan
segala angsuran dibayarkan kembali
dengan dipotong biaya Administrasi oleh
Penjual.
Jaminan Penjual
Jaminan
Penjual
Penjual menjamin bagi kepentingan pihak
pembeli bahwa Tanah dan Bangunan Rumah yang
menjadi obyek pengikatan jual beli adalah hak
penjual sepenuhnya
Penjual menjamin serta membebaskan
Pembeli dari segala tuntutan yang
timbul dikemudian hari baik dari segi
perdata maupun pidana atas Tanah dan
Bangunan Rumah tersebut
Penjual menjamin dan
bertanggung jawab terhadap
cacat tersembunyi yang baru
diketahui dikemudian hari,
sesuai dengan ketentuan Pasal
1504 dan 1506 KUHPerdata
Pemeliharaan
Bangunan
Setelah serah terima
Tanah dan Bangunan
Rumah, segala tanggung
jawab untuk memelihara
dan menjaga Tanah dan
Bangunan Rumah menjadi
tanggung jawab pihak
pembeli sepenuhnya
Setelah serah terima
Tanah dan Bangunan
Rumah dilakukan Pihak
Penjual wajib untuk
memberikan masa
pemeliharaan/perbaikan
dalam jangka waktu 100
hari terhitung sejak
tanggal ditandatanganinya
Berita Acara Serah Terima
Perbaikan-perbaikan atas
bagian yang rusak
dilakukan oleh pihak
penjual berdasarkan
Gambar Denah Bangunan
dan spesifikasi teknis
Pemeliharaan Bangunan – Cont’d
Apabila selama berlangsungnya masa
pemeliharaan, terjadi kerusakan pada bangunan
yang disebabkan oleh Keadaan memaksa (Force
Mayeure) seperti, gempa bumi, banjir, huru-hara
perang dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh
perorangan maupun massal, atau karena adanya
perubahan bangunan rumah yang dilakukan pihak
Pembeii, maka pihak Penjual dibebaskan atas
tanggungjawab perbaikan.
Penggunaan Bangunan
Pembeli wajib
menggunakan
Tanah dan
Bangunan Rumah
sebagai tempat
tinggal atau sesuai
dengan tujuan dan
peruntukannya
Pembeli wajib
mentaati
"Peraturan Tata
Tertib Lingkungan”
yang diterbitkan
oleh RT dan RW
PERUBAHAN BANGUNAN
: Pembeli selama masa
pendirian bangunan
tidak diperkenankan
untuk menghubungi dan
memerintah pelaksana
bangunan yang bersifat
mengubah dan
menambah bangunan
rumah tanpa
persetujuan Penjual.
Pengalihan Hak
Selama belum
dilaksanakannya jual beli di
hadapan Pejabat Pembuat
Akta Tanah, tanpa
persetujuan tertulis dari
pihak Penjual, pihak
Pembeli tidak dibenarkan
untuk mengalihkan hak atas
Tanah dan Bangunan Rumah
kepada pihak ketiga.
Demikian pula sebaliknya
berlaku bagi Pihak Penjual
Penjual dapat menyetujui
secara tertulis kepada
Pembeli untuk mengalihkan
hak atas Tanah dan
Bangunan kepada pihak
ketiga, apabila Pembeli
bersedia membayar biaya
administrasi sebesar 2 ½ %
dari harga jual pada
transaksi yang berlangsung
Ketentuan Pembatalan Pengikatan
Pembatalan
Pengikatan
Pengikatan Jual Beli Rumah tidak
berakhir karena salah satu pihak
meninggal dunia, akan tetapi tetap
menurun dan harus ditaati oleh
para ahli waris dari pihak yang
meninggal
Pengikatan Jual Beli Rumah,
pembeli mempunyai hak
untuk menjadi batal apabila
terjadi hal-hal sebagai
berikut :
Ketentuan Pembatalan Pengikatan – Cont’d
Pengikatan Jual Beli Rumah, pembeli mempunyai hak untuk
menjadi batal apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Pihak Penjual tidak dapat menyerahkan Tanah dan Bangunan Rumah
beserta hak-bak yang melekat, tepat waktu yang diperjanjikan, dan
Pembeli telah selesai kewajibannya untuk membayar harga Tanah dan
Bangunan tersebut
b. Pihak Penjual menyerahkan Tanah dan Bangunan Rumah yang tidak
cocok dengan Gambar Denah, dan Spesifikasi Teknis Bangunan yang
telah ditetapkan bersama dan menjadi lampiran daiam Pengikatan Jual
beli
c. Apabila keadaan dalam butir a dan b terjadi maka perjanjian menjadi
batal, dan Penjual wajib membayar uang yang telah diterima, ditambah
dengan denda, bunga, dan biaya-biaya lainnya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku menurut hukum.
Ketentuan Pembatalan Pengikatan – Cont’d
d. Pembeli tidak dapat memenuhi dan atau tidak sanggup meneruskan
kewajibannya untuk membayar harga Tanah dan Bangunan Rumah sesuai
dengan yang diperjanjikan
e. Pembeli tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar cicilan
kepada Bank Pemberi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sesuai dengan syarat-
syarat Akta Perjanjian Kredit
f. Pembeli mengundurkan diri atau membatalkan transaksi jual beli Tanah
dan Bangunan Rumah karena suatu sebab atau alasan apapun juga
g. Apabila keadaan dalam butir d, e, dan f tersebut terjadi dalam hal
pembayaran atas Tanah dan Bangunan Rumah belum mencapai 10% maka
keseluruhan pembayaran tersebut menjadi hak pihak Penjual.
Akta Jual Beli
Akta Jual Beli Tanah dan Bangunan Rumah harus ditandatangani oleh
Penjual dan Pembeli di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
dalam hal telah dipenuhi aspek-aspek sebagai berikut :
Bangunan Rumah
telah selesai
dibangun di atas
tanah dan telah
siap untuk dihuni
Pembeli
telah membayar
lunas seluruh
harga Tanah dan
Bangunan Rumah
beserta pajak dan
biaya-biaya lainnya
Proses
permohonan HGB
atas tanah sudah
selesai diproses
dan sertifikat HGB
terdaftar atas
nama Penjual
Akta Jual Beli – Cont’d
Pada saat melangsungkan jual beli Tanah dan Bangunan Rumah di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan atau pada waktu
melangsungkan pengikatan di hadapan Notaris. Pembeli wajib
membawa dan memperlihatkan asli surat-surat berikut kuitansi
mengenai pembayaran harga Tanah dan Bangunan Rumah beserta
biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan itu
Penyelesaian Sengketa
1. Jika terjadi perselisihan, perbedaan pendapat maupun sengketa yang timbul
sehubungan dengan/sebagai akibat dari pengikatan ini, maka para pihak akan
menyelesaikan secara musyawarah
2. Jika penyelesaian secara musyawarah tidak membawa hasil, maka para pihak
sepakat untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi melalui Badan Arbitrasi
Nasional Indonesia (BANI)
3. Biaya yang timbul sehubungan dengan pemeriksaan oleh Badan Arbitrasi
Nasional Indonesia (BANI) menjadi beban dan harus dibayar oleh para pihak
untuk jumlah yang sama yaitu Penjual 50 % dan Pembeli 50 %
4. Dalam hal terjadi perubahan, pengurangan, dan/atau penambahan atas isi dari
Pengikatan Jual Beli, maka para pihak akan merundingkan secara musyawarah
dan mufakat serta hasilnya akan dituangkan dalam suatu Adendum yang
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pengikatan Jual Beli ini.
Sanksi Pidana dan
Sanksi Administratif
Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian
sengketa di bidang
perumahan terlebih
dahulu diupayakan
berdasarkan
musyawarah untuk
mufakat.
Apabila penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, pihak yang dirugikan dapat menggugat melalui
pengadilan yang berada di lingkungan pengadilan umum atau di
luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang
bersengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa.
Gugatan atas pelanggaran dapat
dilakukan oleh:
Orang
perseorangan
Badan
Hukum
Masyarakat
Pemerintah
atau Instansi
Terkait
Sanksi Administratif Bagi Pihak Pengembang
a. peringatan tertulis
b. pembatasan kegiatan pembangunan
c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan
pembangunan
d. penghentian sementara atau penghentian tetap pada pengelolaan
perumahan
e. penguasaan sementara oleh pemerintah (disegel)
f. kewajiban membongkar sendiri bangunan dalam jangka waktu tertentu
g. pembatasan kegiatan usaha
h. pembekuan izin mendirikan bangunan
i. pencabutan izin mendirikan bangunan
j. pembekuan/pencabutan surat bukti kepemilikan rumah
(Pasal 150 ayat 2 UU No.1 Tahun 2011)
Sanksi Administratif Bagi Pihak Pengembang –
Cont’d
k. perintah pembongkaran bangunan rumah
l. pembekuan izin usaha
m. pencabutan izin usaha
n. pengawasan
o. pembatalan izin
p. kewajiban pemulihan fungsi lahan dalam jangka waktu tertentu
q. pencabutan insentif
r. pengenaan denda administratif
s. penutupan lokasi.
Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang
“Setiap orang yang
menyelenggarakan pembangunan
perumahan, yang tidak membangun
perumahan sesuai dengan kriteria,
spesifikasi, persyaratan, prasarana,
sarana, dan utilitas umum yang
diperjanjikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 134, dipidana dengan
pidana denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah)”
(Pasal 151 ayat 1 UU No.1 Tahun 2011)
Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang – Cont’d
Selain sanksi pidana pelaku dapat dijatuhi
pidana tambahan berupa membangun
kembali perumahan sesuai dengan kriteria,
spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana,
dan utilitas umum yang diperjanjikan.
Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang – Cont’d
Badan hukum yang melakukan pembangunan rumah
tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun dengan
sengaja melakukan serah terima dan/atau menerima
pembayaran lebih dari 80% (delapan puluh persen) dari
pembeli dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang – Cont’d
Dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), bagi Badan
Hukum yang:
a. Mengalihfungsikan prasarana, sarana, dan utilitas
umum diluar fungsinya
b. Menjual satuan permukiman
c. Membangun lisiba yang menjual kaveling tanah
matang tanpa rumah
HUKUM PERUMAHAN

More Related Content

What's hot

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MakassarRencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MakassarPenataan Ruang
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031joihot
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Penataan Ruang
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanArdita Putri Usandy
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban designBenny Iskandar
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTILeks&Co
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedunginfosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahanushfia
 
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002inideedee
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaPenataan Ruang
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruangushfia
 

What's hot (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MakassarRencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
 
Rumah Layak Huni
Rumah Layak HuniRumah Layak Huni
Rumah Layak Huni
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban design
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
 
Tata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPTTata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPT
 
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
 
PTP untuk KKPR.pptx
PTP untuk KKPR.pptxPTP untuk KKPR.pptx
PTP untuk KKPR.pptx
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 

Similar to HUKUM PERUMAHAN

Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangCatatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangOswar Mungkasa
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
 
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanharris87an
 
Tertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahanTertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahaninideedee
 
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunUU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunPenataan Ruang
 
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah SusunUndang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah SusunOswar Mungkasa
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanLeks&Co
 
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan PermukimanUU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan PermukimanPenataan Ruang
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunLeks&Co
 
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanazhari sofyan
 
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaruPaparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbarunovri ilham
 
Permen pupr11 2019
Permen pupr11 2019Permen pupr11 2019
Permen pupr11 2019KantorHukum1
 
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012Oswar Mungkasa
 
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)uswahadibah
 
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanUu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanharris87an
 
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfPeraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfRoySiadari1
 

Similar to HUKUM PERUMAHAN (20)

Tugas 1 hukum perkim 2017
Tugas 1 hukum perkim 2017Tugas 1 hukum perkim 2017
Tugas 1 hukum perkim 2017
 
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangCatatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
 
rumah susun nih
rumah susun nihrumah susun nih
rumah susun nih
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
 
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
Pp no 14 2016 penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
 
Tertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahanTertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahan
 
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunUU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
 
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah SusunUndang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
 
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan PermukimanUU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
 
Uu 04 1992
Uu 04 1992Uu 04 1992
Uu 04 1992
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah Susun
 
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
 
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaruPaparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
 
Permen pupr11 2019
Permen pupr11 2019Permen pupr11 2019
Permen pupr11 2019
 
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
 
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
 
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanUu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Uu no 1 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
 
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfPeraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
 

More from Leks&Co

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilLeks&Co
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusLeks&Co
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal DraftingLeks&Co
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Leks&Co
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Leks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSLeks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiLeks&Co
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreementLeks&Co
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasLeks&Co
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanLeks&Co
 
The Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerThe Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Leks&Co
 
Drafting contract
Drafting contractDrafting contract
Drafting contractLeks&Co
 

More from Leks&Co (20)

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker properti
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreement
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
 
The Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerThe Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Contract presentation day 1
Contract presentation day 1
 
Drafting contract
Drafting contractDrafting contract
Drafting contract
 

Recently uploaded

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 

Recently uploaded (11)

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 

HUKUM PERUMAHAN

  • 1. Hukum Perumahan dan Permukiman (dari perspektif pengembang) .
  • 2. Hukum Perumahan dan Permukiman Dasar Hukum : 1. Undang-undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman dengan Hunian Berimbang 3. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No.7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No.10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang
  • 3. Perumahan dan Permukiman Satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan, dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat (Pasal 1 ayat 1 UU No. 1 Tahun 2011)
  • 4. Perumahan, permukiman,lingkungan hunian, dan kawasan permukiman diatur dengan skala sebagai berikut : Perumahan dengan jumlah rumah sekurang- kurangnya 15 sampai dengan 1000 rumah Permukiman dengan jumlah rumah sekurang- kurangnya 1000 sampai dengan 3000 rumah Lingkungan hunian dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya 3000 sampai dengan 10.000 rumah Kawasan permukiman dengan jumlah rumah lebih dari 10.000 rumah Skala
  • 6. Bentuk Rumah Bentuk rumah dibedakan berdasarkan hubungan atau keterikatan antar bangunan Rumah Tunggal Rumah Deret Rumah Susun
  • 7. Rumah Tunggal Rumah yang mempunyai kaveling sendiri dan salah satu dinding bangunan tidak dibangun tepat pada batas kaveling
  • 8. Rumah Deret Beberapa rumah yang satu atau lebih dari sisi bangunan menyatu dengan sisi satu atau lebih bangunan lain atau rumah lain, tetapi masing- masing mempunyai kaveling sendiri
  • 9. Rumah Susun Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal, dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
  • 10. Bentuk Rumah – Cont’d Pasal 22 ayat (3) UU No.1 Tahun 2011 “Luas lantai rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran paling sedikit 36 (tiga puluh enam) meter persegi” Amar Putusan Mahkamah Konstitusi No.14/PUU- X/2012
  • 11. Putusan Mahkamah Agung No.14/PUU-X/2012 Amar Putusan : Pasal 22 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
  • 12. Pembangunan untuk rumah tunggal, rumah deret, dan rumah susun, dapat dilakukan di atas tanah: Tanah Hak Milik Tanah Hak Guna Bangunan, baik di atas tanah negara maupun di atas hak pengelolaan Tanah Hak Pakai di atas tanah negara Pemilikan rumah dapat difasilitasi dengan kredit atau pembiayaan pemilikan rumah
  • 13. Pemanfaatan Rumah Pemanfaatan perumahan digunakan sebagai fungsi hunian. Pemanfaatan perumahan di lingkungan hunian meliputi: Pemanfaatan rumah Pemanfaatan prasarana dan sarana perumahan Pelestarian rumah, perumahan, serta prasarana dan sarana perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
  • 14. Pemanfaatan Rumah – Cont’d Pemanfaatan rumah dapat digunakan sebagai kegiatan usaha secara terbatas tanpa membahayakan dan tidak mengganggu fungsi hunian. Pemanfaatan rumah selain digunakan untuk fungsi hunian harus memastikan terpeliharanya perumahan dan lingkungan hunian
  • 15. Penghunian Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal atau menghuni rumah. Hak untuk menghuni rumah dapat berupa: Orang asing dapat menghuni atau menempati rumah dengan cara hak sewa atau hak pakai
  • 16. Hunian Berimbang PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN HUNIAN BERIMBANG
  • 17. Hunian Berimbang Perumahan dan kawasan permukiman yang dibangun secara berimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah tunggal dan rumah deret antara rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah, atau dalam bentuk rumah susun antara rumah susun umum dan rumah susun komersial, atau dalam bentuk rumah tapak dan rumah susun umum.
  • 18. Badan hukum yang melakukan pembangunan perumahan wajib mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang Pembangunan perumahan skala besar dengan hunian berimbang meliputi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah Hunian Berimbang
  • 19. Hunian Berimbang Dalam hal pembangunan perumahan dengan hunian berimbang tidak dalam satu hamparan, pembangunan rumah umum harus dilaksanakan dalam satu daerah kabupaten/kota Pembangunan rumah umum harus mempunyai akses menuju pusat pelayanan atau tempat kerja Pembangunan perumahan dengan hunian berimbang dilakukan oleh badan hukum yang sama
  • 20. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang harus memenuhi persyaratan komposisi sebagai berikut : 1. Komposisi jumlah rumah merupakan perbandingan jumlah rumah sederhana, jumlah rumah menengah, dan jumlah rumah mewah. Perbandingan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 3 : 2 : 1 yaitu 3 atau lebih rumah sederhana berbanding 2 rumah menengah berbanding 1 rumah mewah. 2. Komposisi luasan lahan merupakan perbandingan luas lahan untuk rumah sederhana, terhadap luas lahan keseluruhan. Luasan lahan rumah sederhana tersebut, sekurang-kurangnya 25% dari luas lahan keseluruhan dengan jumlah rumah sederhana sekurang-kurangnya sama dengan jumlah rumah mewah ditambah jumlah rumah menengah.
  • 21. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang harus memenuhi persyaratan komposisi – Cont’d 3. Dalam halnya membangun rumah mewah, setiap orang wajib membangun sekurang-kurangnya 2 rumah menengah dan rumah sederhana 3 kali jumlah rumah mewah yang akan dibangun. 4. Dalam halnya membangun rumah menengah, setiap orang wajib membangun rumah sederhana sekurang-kurangnya 1 ½ kali jumlah rumah menengah yang akan dibangun. 5. Dalam hal Pengembang tidak dapat membangun rumah sederhana, Pengembang perumahan dapat membangun Rumah Susun Umum yang jumlahnya senilai dengan harga kewajiban membangun rumah sederhana dalam satu hamparan yang sama.
  • 22. Pedoman Pengikatan Jual Beli Rumah Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.9 Tahun 1995 tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli Rumah
  • 23. Objek Pengikatan Jual Beli Luas bangunan rumah disertai dengan gambar arsitektur, gambar denah, dan spesifikasi teknis bangunan Luas tanah, status tanah, serta segala perijinan yang berkaitan dengan pembangunan rumah dan hak- hak lainnya Lokasi tanah dengan mencantumkan nomor kapling, rincian wilayah, desa atau kelurahan dan kecamatan Harga rumah dan tanah, serta tata cara pembayarannya
  • 24. Dasar Hukum - Undang-undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman - Keputusan Menteri Perumahan Rakyat No.9 Tahun 1995 tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli Rumah • status pemilikan tanah • hal yang diperjanjikan • kepemilikan izin mendirikan bangunan induk • ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum • keterbangunan perumahan paling sedikit 20% (Cont’d) Pasal 42 UU No.1 Tahun 2011 Syarat PPJB
  • 25. Hal yang diperjanjikan “hal yang diperjanjikan” adalah kondisi rumah yang dibangun dan dijual kepada konsumen, yang dipasarkan melalui media promosi, meliputi lokasi rumah, kondisi tanah/kaveling, bentuk rumah, spesifikasi bangunan, harga rumah, prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan, fasilitas lain, waktu serah terima rumah, serta penyelesaian sengketa.
  • 26. Keterbangunan Perumahan “keterbangunan perumahan paling sedikit 20% (dua puluh persen)” adalah hal telah terbangunnya rumah paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh jumlah unit rumah serta ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum dalam suatu perumahan yang direncanakan.
  • 27. Kewajiban Penjual Berdasarkan Peraturan PPJB 1. Melaksanakan pendirian bangunan sesuai waktu yang telah diperjanjikan menurut gambar arsitektur, gambar denah dan spesifikasi teknis bangunan, yang telah disetujui dan ditanda tangani bersama oleh kedua belah pihak dan dilampirkan. 2. Menyelesaikan pendirian bangunan dan menyerahkan tanah dan bangunan rumah tepat waktu seperti yang diperjanjikan kepada Pembeli, kecuali karena hal-hal yang terjadi keadaan memaksa (Force Mayeure) yang merupakan hal di luar kemampuan Penjual.
  • 28. Kewajiban Penjual Berdasarkan Peraturan PPJB – Cont’d 3. Penjual sebelum melakukan penjualan dan atau melakukan pengikatan jual beli rumah wajib memiliki : a. Surat ijin persetujuan prinsip rencana proyek dari Pemerintah Daerah setempat dan surat ijin lokasi dari Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya. Khusus untuk DKI Jakarta surat ijin Penunjukkan dan Penggunaan Tanah (SIPPT). b. Surat Keterangan dari Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya, bahwa yang bersangkutan (Developer) telah memperoleh tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman. c. Surat ijin Mendirikan Bangunan 4. Penjual wajib mengurus pendaftaran perolehan hak atas tanah dan bangunan rumah, seketika setelah terjadinya pemindahan hak atas tanah dan bangunan rumah atau jual beli rumah (tanah dan bangunan) dihadapan PPAT.
  • 29. Kewajiban Penjual Berdasarkan Peraturan PPJB – Cont’d 5. Apabila Penjual lalai untuk menyerahkan Tanah dan Bangunan Rumah tepat waktu seperti yang diperjanjikan kepada Pembeli, diwajibkan membayar denda keterlambatan penyerahan tersebut sebesar 1%o (dua perseribu) dari jumlah total harga Tanah dan Bangunan Rumah untuk setiap hari keterlambatannya. 6. Apabila Penjual ternyata melalaikan kewajibannya untuk mengurus pendaftaran perolehan hak atas Tanah dan Bangunan Rumah tersebut, maka Pembeli mempunyai hak dan dianggap telah diberi kuasa untuk mengurus dan menjalankan tindakan yang berkenaan dengan pengurusan pendaftaran perolehan hak atas Tanah dan Bangunan rumah tersebut kepada instansi yang berwenang.
  • 30. Kewajiban Pembeli Berdasarkan Peraturan PPJB Pembeli telah menyetujui jumlah total harga Tanah dan Bangunan Rumah sesuai gambar arsitektur, gambar denah, dan spesifikasi teknis bangunan yang telah ditetapkan bersama. Pembeli wajib membayar jumlah total harga Tanah dan Bangunan Rumah, beserta segala pajak, dan biaya-biaya lain yang timbul sebagai akibat adanya pengikatan jual beli rumah, dengan tata cara pembayaran yang disepakati bersama. Pembeli wajib membayar biaya pembuatan akta notaris, pengikatan jual beli rumah, biaya pendaftaran perolehan hak atas tanah atas nama Pembeli, sedangkan biaya pengurusan sertifikat ditanggung oleh penjual. Apabila Pembeli lalai membayar angsuran harga Tanah dan Bangunan Rumah, segala pajak, serta denda dan biaya-biaya lain yang terhutang selama 3 kali berturut- turut, maka pengikatan jual beli rumah dapat dibatalkan secara sepihak, dan segala angsuran dibayarkan kembali dengan dipotong biaya Administrasi oleh Penjual.
  • 31. Jaminan Penjual Jaminan Penjual Penjual menjamin bagi kepentingan pihak pembeli bahwa Tanah dan Bangunan Rumah yang menjadi obyek pengikatan jual beli adalah hak penjual sepenuhnya Penjual menjamin serta membebaskan Pembeli dari segala tuntutan yang timbul dikemudian hari baik dari segi perdata maupun pidana atas Tanah dan Bangunan Rumah tersebut Penjual menjamin dan bertanggung jawab terhadap cacat tersembunyi yang baru diketahui dikemudian hari, sesuai dengan ketentuan Pasal 1504 dan 1506 KUHPerdata
  • 32. Pemeliharaan Bangunan Setelah serah terima Tanah dan Bangunan Rumah, segala tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga Tanah dan Bangunan Rumah menjadi tanggung jawab pihak pembeli sepenuhnya Setelah serah terima Tanah dan Bangunan Rumah dilakukan Pihak Penjual wajib untuk memberikan masa pemeliharaan/perbaikan dalam jangka waktu 100 hari terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Perbaikan-perbaikan atas bagian yang rusak dilakukan oleh pihak penjual berdasarkan Gambar Denah Bangunan dan spesifikasi teknis
  • 33. Pemeliharaan Bangunan – Cont’d Apabila selama berlangsungnya masa pemeliharaan, terjadi kerusakan pada bangunan yang disebabkan oleh Keadaan memaksa (Force Mayeure) seperti, gempa bumi, banjir, huru-hara perang dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh perorangan maupun massal, atau karena adanya perubahan bangunan rumah yang dilakukan pihak Pembeii, maka pihak Penjual dibebaskan atas tanggungjawab perbaikan.
  • 34. Penggunaan Bangunan Pembeli wajib menggunakan Tanah dan Bangunan Rumah sebagai tempat tinggal atau sesuai dengan tujuan dan peruntukannya Pembeli wajib mentaati "Peraturan Tata Tertib Lingkungan” yang diterbitkan oleh RT dan RW PERUBAHAN BANGUNAN : Pembeli selama masa pendirian bangunan tidak diperkenankan untuk menghubungi dan memerintah pelaksana bangunan yang bersifat mengubah dan menambah bangunan rumah tanpa persetujuan Penjual.
  • 35. Pengalihan Hak Selama belum dilaksanakannya jual beli di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah, tanpa persetujuan tertulis dari pihak Penjual, pihak Pembeli tidak dibenarkan untuk mengalihkan hak atas Tanah dan Bangunan Rumah kepada pihak ketiga. Demikian pula sebaliknya berlaku bagi Pihak Penjual Penjual dapat menyetujui secara tertulis kepada Pembeli untuk mengalihkan hak atas Tanah dan Bangunan kepada pihak ketiga, apabila Pembeli bersedia membayar biaya administrasi sebesar 2 ½ % dari harga jual pada transaksi yang berlangsung
  • 36. Ketentuan Pembatalan Pengikatan Pembatalan Pengikatan Pengikatan Jual Beli Rumah tidak berakhir karena salah satu pihak meninggal dunia, akan tetapi tetap menurun dan harus ditaati oleh para ahli waris dari pihak yang meninggal Pengikatan Jual Beli Rumah, pembeli mempunyai hak untuk menjadi batal apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :
  • 37. Ketentuan Pembatalan Pengikatan – Cont’d Pengikatan Jual Beli Rumah, pembeli mempunyai hak untuk menjadi batal apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : a. Pihak Penjual tidak dapat menyerahkan Tanah dan Bangunan Rumah beserta hak-bak yang melekat, tepat waktu yang diperjanjikan, dan Pembeli telah selesai kewajibannya untuk membayar harga Tanah dan Bangunan tersebut b. Pihak Penjual menyerahkan Tanah dan Bangunan Rumah yang tidak cocok dengan Gambar Denah, dan Spesifikasi Teknis Bangunan yang telah ditetapkan bersama dan menjadi lampiran daiam Pengikatan Jual beli c. Apabila keadaan dalam butir a dan b terjadi maka perjanjian menjadi batal, dan Penjual wajib membayar uang yang telah diterima, ditambah dengan denda, bunga, dan biaya-biaya lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut hukum.
  • 38. Ketentuan Pembatalan Pengikatan – Cont’d d. Pembeli tidak dapat memenuhi dan atau tidak sanggup meneruskan kewajibannya untuk membayar harga Tanah dan Bangunan Rumah sesuai dengan yang diperjanjikan e. Pembeli tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar cicilan kepada Bank Pemberi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sesuai dengan syarat- syarat Akta Perjanjian Kredit f. Pembeli mengundurkan diri atau membatalkan transaksi jual beli Tanah dan Bangunan Rumah karena suatu sebab atau alasan apapun juga g. Apabila keadaan dalam butir d, e, dan f tersebut terjadi dalam hal pembayaran atas Tanah dan Bangunan Rumah belum mencapai 10% maka keseluruhan pembayaran tersebut menjadi hak pihak Penjual.
  • 39. Akta Jual Beli Akta Jual Beli Tanah dan Bangunan Rumah harus ditandatangani oleh Penjual dan Pembeli di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam hal telah dipenuhi aspek-aspek sebagai berikut : Bangunan Rumah telah selesai dibangun di atas tanah dan telah siap untuk dihuni Pembeli telah membayar lunas seluruh harga Tanah dan Bangunan Rumah beserta pajak dan biaya-biaya lainnya Proses permohonan HGB atas tanah sudah selesai diproses dan sertifikat HGB terdaftar atas nama Penjual
  • 40. Akta Jual Beli – Cont’d Pada saat melangsungkan jual beli Tanah dan Bangunan Rumah di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan atau pada waktu melangsungkan pengikatan di hadapan Notaris. Pembeli wajib membawa dan memperlihatkan asli surat-surat berikut kuitansi mengenai pembayaran harga Tanah dan Bangunan Rumah beserta biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan itu
  • 41. Penyelesaian Sengketa 1. Jika terjadi perselisihan, perbedaan pendapat maupun sengketa yang timbul sehubungan dengan/sebagai akibat dari pengikatan ini, maka para pihak akan menyelesaikan secara musyawarah 2. Jika penyelesaian secara musyawarah tidak membawa hasil, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi melalui Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) 3. Biaya yang timbul sehubungan dengan pemeriksaan oleh Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) menjadi beban dan harus dibayar oleh para pihak untuk jumlah yang sama yaitu Penjual 50 % dan Pembeli 50 % 4. Dalam hal terjadi perubahan, pengurangan, dan/atau penambahan atas isi dari Pengikatan Jual Beli, maka para pihak akan merundingkan secara musyawarah dan mufakat serta hasilnya akan dituangkan dalam suatu Adendum yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pengikatan Jual Beli ini.
  • 42. Sanksi Pidana dan Sanksi Administratif
  • 43. Penyelesaian Sengketa Penyelesaian sengketa di bidang perumahan terlebih dahulu diupayakan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pihak yang dirugikan dapat menggugat melalui pengadilan yang berada di lingkungan pengadilan umum atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa.
  • 44. Gugatan atas pelanggaran dapat dilakukan oleh: Orang perseorangan Badan Hukum Masyarakat Pemerintah atau Instansi Terkait
  • 45. Sanksi Administratif Bagi Pihak Pengembang a. peringatan tertulis b. pembatasan kegiatan pembangunan c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan d. penghentian sementara atau penghentian tetap pada pengelolaan perumahan e. penguasaan sementara oleh pemerintah (disegel) f. kewajiban membongkar sendiri bangunan dalam jangka waktu tertentu g. pembatasan kegiatan usaha h. pembekuan izin mendirikan bangunan i. pencabutan izin mendirikan bangunan j. pembekuan/pencabutan surat bukti kepemilikan rumah (Pasal 150 ayat 2 UU No.1 Tahun 2011)
  • 46. Sanksi Administratif Bagi Pihak Pengembang – Cont’d k. perintah pembongkaran bangunan rumah l. pembekuan izin usaha m. pencabutan izin usaha n. pengawasan o. pembatalan izin p. kewajiban pemulihan fungsi lahan dalam jangka waktu tertentu q. pencabutan insentif r. pengenaan denda administratif s. penutupan lokasi.
  • 47. Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang “Setiap orang yang menyelenggarakan pembangunan perumahan, yang tidak membangun perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diperjanjikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)” (Pasal 151 ayat 1 UU No.1 Tahun 2011)
  • 48. Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang – Cont’d Selain sanksi pidana pelaku dapat dijatuhi pidana tambahan berupa membangun kembali perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum yang diperjanjikan.
  • 49. Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang – Cont’d Badan hukum yang melakukan pembangunan rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun dengan sengaja melakukan serah terima dan/atau menerima pembayaran lebih dari 80% (delapan puluh persen) dari pembeli dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
  • 50. Sanksi Pidana Bagi Pihak Pengembang – Cont’d Dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), bagi Badan Hukum yang: a. Mengalihfungsikan prasarana, sarana, dan utilitas umum diluar fungsinya b. Menjual satuan permukiman c. Membangun lisiba yang menjual kaveling tanah matang tanpa rumah

Editor's Notes

  1. w
  2. w
  3. w
  4. w
  5. w