SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

                             NO.4 TAHUN 1992

                                  TENTANG

                     PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN



                   DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                          Presiden Republik Indonesia,

Menimbang:

a. bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah
   pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
   masyarakat Indonesia, perumahan dan permukiman yang layak, schat, aman,
   scrasi, dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan
   merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu
   kehidupan serta kesejahteraan rakyat dalam masyarakat adil dan makmur
   berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

b. bahwa dalam rangka peningkatan harkat dan martabat, mutu kehidupan dan
   kesejahteraan tersebut bagi setiap keluarga Indonesia, pembangunan
   perumahan dan permukiman sebagai bagian dari pembangunan nasional perlu
   terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, berencana, dan
   berkesinambungan;

c. bahwa peningkatan dan pengembangan pembangunan perumahan dan
   permukiman dengan berbagai aspek permasalahannya perlu diupayakan
   sehingga merupakan salu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik,
   kehidupan ekonomi, dan sosial budaya untuk mendukung ketahanan nasional,
   mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan meningkatkan kualitas
   kehidupan manusia Indonesia dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa,
   dan bernegara;

d. bahwa Undang-undang Nomor 1 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan
   Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Pokok-
   pokok Perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan
   Lembaran Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran Negara
   Tahun 1964 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2611) sudah tidak
   sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan, dan oleh karenanya
   dipandang perlu untuk mengatur kembali ketentuan mengenai perumahan dan
   permukiman dalam Undang-undang yang baru;
Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33
           Undang-Undang Dasar 1945;

                               Dengan persetujuan

              DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUIILIK INDONESIA

                                  MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.

                                       BAB I

                                KETENTUAN UMUM

                                      Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
   sarana pembinaan keluarga;

2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
   tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
   lingkungan;

3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
   yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
   lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
   mendukung perikehidupan dan penghidupan;

4. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai
   bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana
   lingkungan yang terstruktur;

5. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
   memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
   mestinya;

6. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk
   penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya;

7. Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan;

8. Kawasan siap bangun adalah sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan
   untuk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi
   dalam satu lingkungan siap bangun atau lebih yang pelaksanaannya dilakukan
   secara bertahap dengan lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan primer dan
sekunder prasarana lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan
   yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II dan memenuhi persyaratan
   pembakuan pelayanan prasrana dan sarana lingkungan, khusus untuk Daerah
   Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruang lingkungannya ditetapkan oleh
   Pemerintah Daerah Khusus lbukota Jakarta;

9. Lingkungan siap bangun adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari
   kawasan siap bangun ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan
   dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan
   persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
   dan pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang;

10. Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan sesuai
    dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan
    tanah, dan rencana tata ruang lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
    hunian untuk membangun bangunan; 11. Konsolidasi tanah permukiman adalah
    upaya penataan kembali penguasaan, penggunaan, dan pemilikan tanah oleh
    masyarakat pemilik tanah melalui usaha bersama untuk membangun lingkungan
    siap bangun dan menyediakan kaveling tanah matang sesuai dengan rencana
    tata ruang yang ditetapkan Pemerintah Daerah Tingkat II, khusus untuk Daerah
    Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruangnya ditetapkan oleh Pemerintah
    Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

                                    Pasal 2

(1) Lingkup pengaturan Undang-undang ini meliputi penataan dan pengelolaan
    perumahan dan permukiman, baik di daerah perkotaan maupun di daerah
    perdesaan, yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi.

(2) Lingkup pengaturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang menyangkut
    penataan perumahan meliputi kegiatan pembangunan baru, pemugaran,
    perbaikan, perluasan, pemeliharaan, dan pemanfaatannya, sedangkan yang
    menyangkut penataan permukiman meliputi kegiatan pembangunan baru,
    perbaikan, peremajaan, perluasan, pemeliharaan, dan pemanfaatannya.

                                    BAB II

                              ASAS DAN TUJUAN

                                    Pasal 3

Penataan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil dan
merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri,
keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup.

                                    Pasal 4

Penataan perumahan dan permukiman bertujuan Untuk:
a. memenuh ikebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia,
   dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;

b. memwujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang
   sehat, aman, serasi, dan teratur;

c. memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang
   rasional;

d. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidang-
   bidang lain.

                                     BAB III

                                  PERUMAHAN

                                     Pasal 5

(1) Setiap warganegara mempunyai hak untuk menempati dan/atau menikmati
    dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman,
    serasi, dan teratur.

(2) Setiap warga negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
    berperanserta dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

                                     Pasal 6

(1) Kegiatan pembangunan rumah atau perumahan dilakukan oleh pemilik hak atas
    tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pembangunan rumah atau perumahan oleh bukan pemilik hak atas tanah dapat
    dilakukan atas persetujuan dari pemilik hak atas tanah dengan suatu perjanjian
    tertulis.

                                     Pasal 7

(1) Setiap orang atau badan yang membangun rumah atau perumahan wajib:

   a. mengikuti persyaratan teknis, ekologis, dan administratif;

   b. melakukan pemantauan lingkungan yang terkena dampak berdasarkan
      rencana pcmantauan lingkungan;

   c. melakukan pengelolaan lingkungan berdasarkan rencana pengelolaan
       lingkungan.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan
    Peraturan Pemerintah.
Pasal 8

Setiap pemilik rumah atau yang dikuasakannya wajib:

a. memanfaatkan rumah sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya sebagai
   tempat tinggal atau hunian;

b. mengelola dan memelihara rumah sebagaimana mestinya.

                                    Pasal 9

Pemerintah dan badan-badan sosial atau keagamaan dapat menyelenggarakan
pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan tetap
memperhatikan ketentuan Undang-undang ini.

                                    Pasal 10

Penghunian, pengelolaan dan pengalihan status dan hak atas rumah yang dikuasai
Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah.

                                    Pasal 11

(1) Pemerintah melakukan pendataan rumah untuk menyusun kebijaksanaan di
    bidang perumahan dan permukiman.

(2) Tata cara pendataan rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
    dengan Peraturan Pemerintah.

                                    Pasal 12

(1) Penghunian rumah oleh bukan pemilik hanya sah apabila ada persetujuan atau
    izin pemilik.

(2) Penghunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan baik dengan cara
    sewa-menyewa maupun dengan cara bukan sewa- menyewa.

(3) Penghunian rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan cara sewa-
    menyewa dilakukan dengan perjanjian tertulis, sedangkan penghunian rumah
    dengan cara bukan sewa-menyewa dapat dilakukan dengan perjanjian tertulis.

(4) Pihak penyewa wajib menaati berakhirnya batas waktu sesuai dengan
    perjanjian tertulis.

(5) Dalam hal penyewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak bersedia
    meninggalkan rumah yang disewa sesuai dengan batas waktu yang disepakati
    dalam perjanjian tertulis, penghunian dinyatakan tidak sah atau tanpa hak dan
    pemilik rumah dapat meminta bantuan instansi Pemerintah yang berwenang
    untuk menertibkannya.
(6) Sewa-menyewa rumah dengan perjanjian tidak tertulis atau tertulis tanpa batas
    waktu yang telah berlangsung sebelum berlakunya Undang-undang ini
    dinyatakan telah berakhir dalam waktu 3 (tiga) tahun setelah berlakunya
    Undang-undang ini.

(7) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),ayat (3),
    ayat (4), ayat (5), dan ayat (6), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

                                    Pasal 13

(1) Pemerintah mengendalikan harga sewa rumah yang dibangun dengan
    memperoleh kemudahan dari Pemerintah.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
    Peraturan Pemerintah.

                                    Pasal 14

Sengketa yang berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan rumah diselesaikan
melalui badan peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

                                    Pasal 15

(1) Pemilikan rumah dapat dijadikan jaminan utang.

(2) a. Pembebanan fidusia atas rumah dilakukan dengan akta otentik yang dibuat
       oleh notaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

   b. Pembebanan hipotek atas rumah beserta tanah yang haknya dimiliki pihak
      yang sama dilakukan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah sesuai
      dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

                                    Pasal 16

(1) Pemilikan rumah dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan atau
    dengan cara pemindahan hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
    perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pemindahan pemilikan rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
    dengan akta otentik.

                                    Pasal 17

Peralihan hak milik atas satuan rumah susun dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV

                                 PERMUKIMAN

                                       Pasal 18

(1) Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui pembangunan
    kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan
    terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap.

(2) Pembangunan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
    ditujukan untuk:

   a. menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuan-satuan
      lingkungan permukiman;

   b. mengintegrasikan secara terpadu dan meningkatkan kualitas lingkungan
      perumahan yang telah ada di dalam atau di sekitarnya.

(3) Satuan-satuan lingkungan permukiman satu dengan yang lain saling
    dihubungkan oleh jaringan transportasi sesuai dengan kebutuhan dengan
    kawasan lain yang memberikan berbagai pelayanan dan kesempatan kerja.

(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),ayat (3)
    dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah perkotaan dan rencana
    tata ruang wilayah bukan perkotaan.

                                       Pasal 19

(1) Untuk mewujudkan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal
    18, pcmerintah daerah menetapkan satu bagian atau lebih dari kawasan
    permukiman menurut rencana tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata
    ruang wilayah. bukan perkotaan yang telah memenuhi persyaratan sebagai
    kawasan siap bangun.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya
    meliputi penyediaan :

   a. rencana tata ruang yang rinci;

   b. data mengenai luas, batas, dan pemilikan tanah;

   c. jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan.

(3) Program pembangunan daerah dan program pembangunan sektor mengenai
    prasarana, sarana lingkungan, dan utilitas umum sebagian diarahkan untuk
    mendukung terwujudnya kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud dalam
    ayat (1).
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat
    (3), diatur dengan Pcraturan Pemerintah.

                                    Pasal 20

(1) Pengelolaan kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
    (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Pemerintah.

(2) Penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud
    dalam ayat (1) dilakukan oleh badan usaha milik negara dan/atau badan lain
    yang dibentuk olch Pemerintah yang ditugasi untuk itu.

(3) Pembentukan badan lain serta penunjukan badan usaha milik negara dan/atau
    badan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Peraturan
    Pemerintah.

(4) Dalam menyclenggarakan pengelolaan kawasan siap bangun, badan usaha
    milik negara atau badan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
    dapat bekerjasama dengan badan usaha milik negara, badan usaha milik
    daerah, koperasi, dan badan-badan usaha swasta di bidang pembangunan
    perumahan.

(5) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak menghilangkan
    wewenang dan tanggung jawab badan usaha milik negara atau badan lain
    sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

(6) Persyaratan dan tatacara kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
    diatur dengan Peraturan Pemerintah.

                                    Pasal 21

(1) Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri
    yang bukan dilakukan oleh masyarakat pemilik tanah, dilakukan oleh badan
    usaha di bidang pembangunan perumahan yang ditunjuk oleh Pemerintah.

(2) Tata cara penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
    Peraturan Pemerintah.

                                    Pasal 22

(1) Diwilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap bangun Pemerintah
    memberikan penyuluhan dan bimbingan, bantuan dan kemudahan kepada
    masyarakat pemilik tanah sehingga bersedia dan mampu melakukan
    konsolidasi tanah data rangka penyediaan kaveling tanah matang.

(2) Pelepasan hak atas tanah di wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap
    bangun hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik tanah yang
    bersangkutan.
(3) Pelepasan hak atas tanah di lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri yang
    bukan hasil konsolidasi tanah oleh masyarakat pemilik tanah, hanya dapat
    dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan pemilik hak atas tanah.

(4) Pelepasan hak atas tanah di wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap
    bangun yang belum berwujud kaveling tanah matang, hanya dapat dilakukan
    kepada Pemerintah melalui badan-badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
    20 ayat (2).

(5) Tata cara pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat
    (3), dan ayat (4), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

                                   Pasal 23

Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh badan usaha di bidang
pembangunan perumahan dilakukan hanya di kawasan siap bangun atau di
lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri.

                                   Pasal 24

Dalam membangun lingkungan siap bangun selain memenuhi ketentuan pada Pasal
7, badan usaha di bidang pembangunan perumahan wajib:

a. melakukan pematangan tanah, penataan penggunaan tanah, penataan
   penguasaan tanah, dan penataan pemilikan tanah dalam rangka penyediaan
   kaveling tanah matang;

b. membangun jaringan prasarana lingkungan mendahului kegiatan membangun
   rumah, memelihara, dan mengelolanya sampai dengan pengesahan dan
   penyerahannya kepada pemerintah daerah;

c. mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan utilitas umum;

d. membantu masyarakat pemilik tanah yang tidak berkeinginan melepaskan hak
   atas tanah di dalam atau disekitarnya dalam melakukan konsolidasi tanah;

e. melakukan penghijauan lingkungan;

f. menyediakan tanah untuk sarana lingkungan;

g. membangun rumah.

                                   Pasal 25

(1) Pembangunan lingkungan siap bangun yang dilakukan masyarakat pemilik
    tanah melalui konsolidasi tanah dengan memperhatikan ketentuan pada Pasal 7,
    dapat dilakukan secara bertahap yang meliputi kegiatan-kegiatan:
a. pematangan tanah;

   b. penataan, penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah;

   c. penyediaan prasarana lingkungan;

   d. penghijauan lingkungan;

   e. pengadaan tanah untuk sarana lingkungan.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud data ayat (1) diatur dengan
    Peraturan Pemerintah.

                                   Pasal 26

(1) Badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang membangun lingkungan
    siap bangun dilarang menjual kaveling tanah matang tanpa rumah.

(2) Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 24, sesuai dengan kebutuhan setempat,
    badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang membangun
    lingkungan siap bangun dapat menjual kaveling tanah matang ukuran kecil dan
    sedang tanpa rumah.

(3) Kaveling tanah matang ukuran kecil, sedang, menengah, dan besar hasil upaya
    konsolidasi tanah milik masyarakat dapat diperjual belikan tanpa rumah.

                                   Pasal 27

(1) Pemerintah memberikan bimbingan, bantuan dan kemudahan kepada
    masyarakat baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan,
    serta, melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas
    permukiman.

(2) Peningkatan kualitas permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
    berupa kegiatan-kegiatan:

   a. perbaikan atau pemugaran;

   b. peremajaan;

   c. pengelolaan dan pemeliharaan yang berkelanjutan.

(3) Penyelenggaraan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
    diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 28

(1) Pemerintah daerah dapat menetapkan suatu lingkungan permukiman sebagai
    permukiman kumuh yang tidak layak huni.

(2) Pemerintah daerah bersama-sama masyarakat mengupayakan langkah-langkah
    pelaksanaan program peremajaan lingkungan kumuh untuk meningkatkan
    kesejahteraan masyarakat penghuni.

(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
    diatur dengan Peraturan Pemerintah.

                                    BAB V

                         PERAN SERTA MASYARAKAT

                                   Pasal 29

(1) Setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dan seluas-
    luasnya untuk berperan serta dalam pembangunan perumahan dan
    permukiman.

(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
    dapat dilakukan secara perseorangan atau dalam bentuk usaha bersama.

                                    BAB VI

                                 PEMBINAAN

                                   Pasal 30

(1) Pemerintah melakukan pembinaan di bidang perumahan dan permukiman
    dalam bentuk pengaturan dan pembimbingan, pemberian bantuan dan
    kcmudahan, penelitian dan pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan,
    serta pengawasan dan pengendalian.

(2) Pemerintah melakukan pembinaan badan usaha di bidang perumahan dan
    permukiman.

(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
    diatur dengan Peraturan Pemerintah.

                                   Pasal 31

Pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan berdasarkan rencana
tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah bukan perkotaan yang
menyeluruh dan terpadu yang ditetapkan olch pemerintah daerah dengan
mepertimbangkan berbagai aspck yang terkait serta rencana, program, dan
prioritas pembangunan perumahan dan permukiman.

                                  Pasal 32

(1) Penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman
    diselenggarakan dengan:

   a. penggunaan tanah yang langsung dikuasai Negara;

   b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;

   c. pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah yang dilakukan sesuai dengan
      peraturan pcrundang-undangan yang berlaku.

(2) Tatacara penggunaan tanah yang langsung dikuasai Negara dan tata-cara
    konsolidasi tanah oleh pemilik tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
    butir a dan b diatur dengan Peraturan Pemerintah.

                                  Pasal 33

(1) Untuk memberikan bantuan dana/atau kemudahan kepada masyarakat dalam
    membangun rumah sendiri atau memiliki rumah, Pemerintah melakukan upaya
    pemupukan dana.

(2) Bantuan dan/atau kemudahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa
    kredit perumahan.

                                  Pasal 34

Pemerintah memberikan pembinaan agar penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan pemukiman selalu memanfaatkan teknik dan teknologi, industri
bahan bangunan, jasa konstruksi, rekayasa dan rancang bangun yang tepat guna
dan serasi dengan lingkungan.

                                  Pasal 35

(1) Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan di bidang perumahan dan
    permukiman kepada pemerintah daerah.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
    Peraturan Pemerintah.

                                   BAB VII

                            KETENTUAN PIDANA

                                  Pasal 36
(1) Setiap orang atau badan dengan sengaja melanggar ketentuan dalam Pasal
    (7),ayat (1), Pasal 24, dan Pasal 26 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
    selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
    100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap orang karena kelalaiannya mengakibatkan pelanggaran atas ketentuan
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dipidana dcngan pidana
    kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
    10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(3) Setiap badan karena kelalaiannya mengakibatkan pelanggaran alas ketentuan
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 24, Pasal 26 ayat (1)
    dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau
    denda setinggi-tingginya Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(4) Setiap orang atau badan dengan sengaja melanggar ketentuan dalam Pasal 12
    ayat (1) dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun
    dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

                                    Pasal 37

Setiap orang atau badan dengan sengaja melanggar ketentuan harga tertinggi sewa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya 2 (dua) tahun dan denda setinggi-tingginya Rp 20.000.000,00 (dua puluh
juta rupiah).

                                    BAB VIII

                            KETENTUAN LAIN-LAIN

                                    Pasal 38

Penerapan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 tidak
menghilangkan kewajibannya untuk tetap memenuhi ketentuan Undang-undang ini.

                                    Pasal 39

Jika kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak dipenuhi oleh suatu
badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, maka izin
usaha badan tersebut dicabut.

                                     BAB IX

                            KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 40

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, semua peraturan pelaksanaan di
bidang perumahan dan permukiman yaang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini atau belum diganti atau diubah
berdasarkan Undang-undang ini.

                                   BAB X

                             KETENTUAN PENUTUP

                                  Pasal 41

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 1 Tahun
1964 tentang Peraturan Pcmerintah Pengganti Undang-undang Nomor 6 Tahun 1962
tentang Pokok-pokok Perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran
Negara Tahun 1964 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 261 1)
dinyatakan tidak berlaku.

                                  Pasal 42

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan penerapannya
diatur dengan Peraturan Pemerintah selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak
Undang-undang ini diundangkan.

Agar setiap orang mcngetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

                                             Disahkan di Jakarta

                                             pada tanggal 10 Maret 1992

                                             PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

                                             SOEHARTO



Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 10 Maret 1992

MENTERI/SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

MOERDIONO

More Related Content

What's hot

Permendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkim
Permendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkimPermendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkim
Permendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkimFitri Indra Wardhono
 
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanOswar Mungkasa
 
Undang undang-nomor-1-tahun-2011
Undang undang-nomor-1-tahun-2011Undang undang-nomor-1-tahun-2011
Undang undang-nomor-1-tahun-2011Lydianggraini
 
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunUU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunPenataan Ruang
 
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupPenataan Ruang
 
Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...
Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang  Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang  Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...
Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Penataan Ruang
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan PermukimanLeks&Co
 
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedungUu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedungfranst
 
UU No..41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UU No..41 Tahun 1999 tentang KehutananUU No..41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UU No..41 Tahun 1999 tentang KehutananPenataan Ruang
 
Uu No26 2007
Uu No26 2007Uu No26 2007
Uu No26 2007cuttank
 
Undang-Undang No 11 Tahun 1974
Undang-Undang No 11 Tahun 1974Undang-Undang No 11 Tahun 1974
Undang-Undang No 11 Tahun 1974Ssdotnet
 
UU 11 1974 pengairan
UU 11 1974 pengairanUU 11 1974 pengairan
UU 11 1974 pengairanF Bari
 
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan EkosistemnyaUU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan EkosistemnyaPenataan Ruang
 

What's hot (17)

Permendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkim
Permendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkimPermendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkim
Permendagri 9 2009 penyerahan pras., sar., & util. rumkim
 
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukimanUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
 
Undang undang-nomor-1-tahun-2011
Undang undang-nomor-1-tahun-2011Undang undang-nomor-1-tahun-2011
Undang undang-nomor-1-tahun-2011
 
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunUU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
 
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
 
Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...
Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang  Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang  Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...
Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan ...
 
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan Permukiman
 
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedungUu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
 
UU No..41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UU No..41 Tahun 1999 tentang KehutananUU No..41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UU No..41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
 
Uu No26 2007
Uu No26 2007Uu No26 2007
Uu No26 2007
 
Uu252004
Uu252004Uu252004
Uu252004
 
Undang-Undang No 11 Tahun 1974
Undang-Undang No 11 Tahun 1974Undang-Undang No 11 Tahun 1974
Undang-Undang No 11 Tahun 1974
 
UU 11 1974 pengairan
UU 11 1974 pengairanUU 11 1974 pengairan
UU 11 1974 pengairan
 
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan EkosistemnyaUU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
 
Uu 28 2002
Uu 28 2002Uu 28 2002
Uu 28 2002
 
Uu 32 tahun_2009
Uu 32 tahun_2009Uu 32 tahun_2009
Uu 32 tahun_2009
 

Viewers also liked

Viewers also liked (19)

Uu 03 2002
Uu 03 2002Uu 03 2002
Uu 03 2002
 
Uu 21 2002+Pjls
Uu 21 2002+PjlsUu 21 2002+Pjls
Uu 21 2002+Pjls
 
Uu 34 2000 Pjls
Uu 34 2000 PjlsUu 34 2000 Pjls
Uu 34 2000 Pjls
 
Uu 14 2003
Uu 14 2003Uu 14 2003
Uu 14 2003
 
Draft Final Penjelasan RUU Kementerian Negara
Draft Final Penjelasan RUU Kementerian NegaraDraft Final Penjelasan RUU Kementerian Negara
Draft Final Penjelasan RUU Kementerian Negara
 
Uu 16 2000
Uu 16 2000Uu 16 2000
Uu 16 2000
 
Uu 36 2000
Uu 36 2000Uu 36 2000
Uu 36 2000
 
Rekomendasi Revisi Uuma
Rekomendasi Revisi UumaRekomendasi Revisi Uuma
Rekomendasi Revisi Uuma
 
Uu 27 2003 Pjls
Uu 27 2003 PjlsUu 27 2003 Pjls
Uu 27 2003 Pjls
 
Uu 05 1994
Uu 05 1994Uu 05 1994
Uu 05 1994
 
Uu 03 2000
Uu 03 2000Uu 03 2000
Uu 03 2000
 
Moratorium Hutan
Moratorium HutanMoratorium Hutan
Moratorium Hutan
 
Uu 10 1998
Uu 10 1998Uu 10 1998
Uu 10 1998
 
Uu 08 1997
Uu 08 1997Uu 08 1997
Uu 08 1997
 
Uu 03 1964
Uu 03 1964Uu 03 1964
Uu 03 1964
 
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut Neraka Bagi
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut   Neraka BagiLembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut   Neraka Bagi
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut Neraka Bagi
 
Uu 26 2002
Uu 26 2002Uu 26 2002
Uu 26 2002
 
Uu 25 2002
Uu 25 2002Uu 25 2002
Uu 25 2002
 
Paparan Polda Tentang Illegal Logging
Paparan Polda Tentang Illegal LoggingPaparan Polda Tentang Illegal Logging
Paparan Polda Tentang Illegal Logging
 

Similar to Uu 04 1992

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah SusunUndang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah SusunOswar Mungkasa
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...Kota Serang
 
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukimanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Uu 01-2011 perumahan dan kawaan permukiman
Uu 01-2011 perumahan dan kawaan permukimanUu 01-2011 perumahan dan kawaan permukiman
Uu 01-2011 perumahan dan kawaan permukimanRizki Fitrianto
 
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfPeraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfRoySiadari1
 
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan PermukimanUndang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukimaninideedee
 
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhPermen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhHerminingrum Andana Warih
 
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanazhari sofyan
 
Uu perumahan
Uu perumahanUu perumahan
Uu perumahanjrryanjyp
 
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016RoySiadari1
 
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...Penataan Ruang
 
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )azhari sofyan
 
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)azhari sofyan
 
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)uswahadibah
 
Undang undang-tahun-2009-52-09
Undang undang-tahun-2009-52-09Undang undang-tahun-2009-52-09
Undang undang-tahun-2009-52-09Joe Brito
 

Similar to Uu 04 1992 (20)

Uu no 1 th 2011
Uu no 1 th 2011Uu no 1 th 2011
Uu no 1 th 2011
 
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah SusunUndang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
 
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
 
Uu 01-2011 perumahan dan kawaan permukiman
Uu 01-2011 perumahan dan kawaan permukimanUu 01-2011 perumahan dan kawaan permukiman
Uu 01-2011 perumahan dan kawaan permukiman
 
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfPeraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
 
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan PermukimanUndang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
 
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhPermen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
 
Permen no.04 2007 (kekayaan desa)
Permen no.04 2007 (kekayaan desa)Permen no.04 2007 (kekayaan desa)
Permen no.04 2007 (kekayaan desa)
 
Uu 24 1992
Uu 24 1992Uu 24 1992
Uu 24 1992
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
 
Uu perumahan
Uu perumahanUu perumahan
Uu perumahan
 
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 14 Tahun 2016
 
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
 
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap  Bangun dan Lingk...
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingk...
 
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
Permen Kemenpera Nomor 12 tahun 2014 (Kemenpera Nomor 12 Tahun 2014 )
 
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
 
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
Ld 2 (penyelenggaraan perumahan dan permukiman)
 
Undang undang-tahun-2009-52-09
Undang undang-tahun-2009-52-09Undang undang-tahun-2009-52-09
Undang undang-tahun-2009-52-09
 

More from People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 

More from People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 

Uu 04 1992

  • 1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, perumahan dan permukiman yang layak, schat, aman, scrasi, dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu kehidupan serta kesejahteraan rakyat dalam masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b. bahwa dalam rangka peningkatan harkat dan martabat, mutu kehidupan dan kesejahteraan tersebut bagi setiap keluarga Indonesia, pembangunan perumahan dan permukiman sebagai bagian dari pembangunan nasional perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, berencana, dan berkesinambungan; c. bahwa peningkatan dan pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman dengan berbagai aspek permasalahannya perlu diupayakan sehingga merupakan salu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya untuk mendukung ketahanan nasional, mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia Indonesia dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; d. bahwa Undang-undang Nomor 1 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Pokok- pokok Perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2611) sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan, dan oleh karenanya dipandang perlu untuk mengatur kembali ketentuan mengenai perumahan dan permukiman dalam Undang-undang yang baru;
  • 2. Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUIILIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga; 2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan; 3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan; 4. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur; 5. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya; 6. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya; 7. Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan; 8. Kawasan siap bangun adalah sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau lebih yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan primer dan
  • 3. sekunder prasarana lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II dan memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasrana dan sarana lingkungan, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruang lingkungannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus lbukota Jakarta; 9. Lingkungan siap bangun adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari kawasan siap bangun ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang; 10. Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, dan rencana tata ruang lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian untuk membangun bangunan; 11. Konsolidasi tanah permukiman adalah upaya penataan kembali penguasaan, penggunaan, dan pemilikan tanah oleh masyarakat pemilik tanah melalui usaha bersama untuk membangun lingkungan siap bangun dan menyediakan kaveling tanah matang sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan Pemerintah Daerah Tingkat II, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruangnya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pasal 2 (1) Lingkup pengaturan Undang-undang ini meliputi penataan dan pengelolaan perumahan dan permukiman, baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan, yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. (2) Lingkup pengaturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang menyangkut penataan perumahan meliputi kegiatan pembangunan baru, pemugaran, perbaikan, perluasan, pemeliharaan, dan pemanfaatannya, sedangkan yang menyangkut penataan permukiman meliputi kegiatan pembangunan baru, perbaikan, peremajaan, perluasan, pemeliharaan, dan pemanfaatannya. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 3 Penataan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup. Pasal 4 Penataan perumahan dan permukiman bertujuan Untuk:
  • 4. a. memenuh ikebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat; b. memwujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur; c. memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional; d. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidang- bidang lain. BAB III PERUMAHAN Pasal 5 (1) Setiap warganegara mempunyai hak untuk menempati dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. (2) Setiap warga negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk berperanserta dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Pasal 6 (1) Kegiatan pembangunan rumah atau perumahan dilakukan oleh pemilik hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pembangunan rumah atau perumahan oleh bukan pemilik hak atas tanah dapat dilakukan atas persetujuan dari pemilik hak atas tanah dengan suatu perjanjian tertulis. Pasal 7 (1) Setiap orang atau badan yang membangun rumah atau perumahan wajib: a. mengikuti persyaratan teknis, ekologis, dan administratif; b. melakukan pemantauan lingkungan yang terkena dampak berdasarkan rencana pcmantauan lingkungan; c. melakukan pengelolaan lingkungan berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 5. Pasal 8 Setiap pemilik rumah atau yang dikuasakannya wajib: a. memanfaatkan rumah sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya sebagai tempat tinggal atau hunian; b. mengelola dan memelihara rumah sebagaimana mestinya. Pasal 9 Pemerintah dan badan-badan sosial atau keagamaan dapat menyelenggarakan pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan tetap memperhatikan ketentuan Undang-undang ini. Pasal 10 Penghunian, pengelolaan dan pengalihan status dan hak atas rumah yang dikuasai Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 11 (1) Pemerintah melakukan pendataan rumah untuk menyusun kebijaksanaan di bidang perumahan dan permukiman. (2) Tata cara pendataan rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 12 (1) Penghunian rumah oleh bukan pemilik hanya sah apabila ada persetujuan atau izin pemilik. (2) Penghunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan baik dengan cara sewa-menyewa maupun dengan cara bukan sewa- menyewa. (3) Penghunian rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan cara sewa- menyewa dilakukan dengan perjanjian tertulis, sedangkan penghunian rumah dengan cara bukan sewa-menyewa dapat dilakukan dengan perjanjian tertulis. (4) Pihak penyewa wajib menaati berakhirnya batas waktu sesuai dengan perjanjian tertulis. (5) Dalam hal penyewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak bersedia meninggalkan rumah yang disewa sesuai dengan batas waktu yang disepakati dalam perjanjian tertulis, penghunian dinyatakan tidak sah atau tanpa hak dan pemilik rumah dapat meminta bantuan instansi Pemerintah yang berwenang untuk menertibkannya.
  • 6. (6) Sewa-menyewa rumah dengan perjanjian tidak tertulis atau tertulis tanpa batas waktu yang telah berlangsung sebelum berlakunya Undang-undang ini dinyatakan telah berakhir dalam waktu 3 (tiga) tahun setelah berlakunya Undang-undang ini. (7) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6), diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 13 (1) Pemerintah mengendalikan harga sewa rumah yang dibangun dengan memperoleh kemudahan dari Pemerintah. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 14 Sengketa yang berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan rumah diselesaikan melalui badan peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 15 (1) Pemilikan rumah dapat dijadikan jaminan utang. (2) a. Pembebanan fidusia atas rumah dilakukan dengan akta otentik yang dibuat oleh notaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Pembebanan hipotek atas rumah beserta tanah yang haknya dimiliki pihak yang sama dilakukan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 (1) Pemilikan rumah dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan atau dengan cara pemindahan hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pemindahan pemilikan rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan akta otentik. Pasal 17 Peralihan hak milik atas satuan rumah susun dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 7. BAB IV PERMUKIMAN Pasal 18 (1) Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap. (2) Pembangunan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditujukan untuk: a. menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuan-satuan lingkungan permukiman; b. mengintegrasikan secara terpadu dan meningkatkan kualitas lingkungan perumahan yang telah ada di dalam atau di sekitarnya. (3) Satuan-satuan lingkungan permukiman satu dengan yang lain saling dihubungkan oleh jaringan transportasi sesuai dengan kebutuhan dengan kawasan lain yang memberikan berbagai pelayanan dan kesempatan kerja. (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah bukan perkotaan. Pasal 19 (1) Untuk mewujudkan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, pcmerintah daerah menetapkan satu bagian atau lebih dari kawasan permukiman menurut rencana tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah. bukan perkotaan yang telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan siap bangun. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi penyediaan : a. rencana tata ruang yang rinci; b. data mengenai luas, batas, dan pemilikan tanah; c. jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan. (3) Program pembangunan daerah dan program pembangunan sektor mengenai prasarana, sarana lingkungan, dan utilitas umum sebagian diarahkan untuk mendukung terwujudnya kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
  • 8. (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), diatur dengan Pcraturan Pemerintah. Pasal 20 (1) Pengelolaan kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Pemerintah. (2) Penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh badan usaha milik negara dan/atau badan lain yang dibentuk olch Pemerintah yang ditugasi untuk itu. (3) Pembentukan badan lain serta penunjukan badan usaha milik negara dan/atau badan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. (4) Dalam menyclenggarakan pengelolaan kawasan siap bangun, badan usaha milik negara atau badan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) dapat bekerjasama dengan badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, koperasi, dan badan-badan usaha swasta di bidang pembangunan perumahan. (5) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak menghilangkan wewenang dan tanggung jawab badan usaha milik negara atau badan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). (6) Persyaratan dan tatacara kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 21 (1) Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri yang bukan dilakukan oleh masyarakat pemilik tanah, dilakukan oleh badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang ditunjuk oleh Pemerintah. (2) Tata cara penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 22 (1) Diwilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap bangun Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan, bantuan dan kemudahan kepada masyarakat pemilik tanah sehingga bersedia dan mampu melakukan konsolidasi tanah data rangka penyediaan kaveling tanah matang. (2) Pelepasan hak atas tanah di wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap bangun hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik tanah yang bersangkutan.
  • 9. (3) Pelepasan hak atas tanah di lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri yang bukan hasil konsolidasi tanah oleh masyarakat pemilik tanah, hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan pemilik hak atas tanah. (4) Pelepasan hak atas tanah di wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap bangun yang belum berwujud kaveling tanah matang, hanya dapat dilakukan kepada Pemerintah melalui badan-badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2). (5) Tata cara pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 23 Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh badan usaha di bidang pembangunan perumahan dilakukan hanya di kawasan siap bangun atau di lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri. Pasal 24 Dalam membangun lingkungan siap bangun selain memenuhi ketentuan pada Pasal 7, badan usaha di bidang pembangunan perumahan wajib: a. melakukan pematangan tanah, penataan penggunaan tanah, penataan penguasaan tanah, dan penataan pemilikan tanah dalam rangka penyediaan kaveling tanah matang; b. membangun jaringan prasarana lingkungan mendahului kegiatan membangun rumah, memelihara, dan mengelolanya sampai dengan pengesahan dan penyerahannya kepada pemerintah daerah; c. mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan utilitas umum; d. membantu masyarakat pemilik tanah yang tidak berkeinginan melepaskan hak atas tanah di dalam atau disekitarnya dalam melakukan konsolidasi tanah; e. melakukan penghijauan lingkungan; f. menyediakan tanah untuk sarana lingkungan; g. membangun rumah. Pasal 25 (1) Pembangunan lingkungan siap bangun yang dilakukan masyarakat pemilik tanah melalui konsolidasi tanah dengan memperhatikan ketentuan pada Pasal 7, dapat dilakukan secara bertahap yang meliputi kegiatan-kegiatan:
  • 10. a. pematangan tanah; b. penataan, penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah; c. penyediaan prasarana lingkungan; d. penghijauan lingkungan; e. pengadaan tanah untuk sarana lingkungan. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud data ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 26 (1) Badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang membangun lingkungan siap bangun dilarang menjual kaveling tanah matang tanpa rumah. (2) Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 24, sesuai dengan kebutuhan setempat, badan usaha di bidang pembangunan perumahan yang membangun lingkungan siap bangun dapat menjual kaveling tanah matang ukuran kecil dan sedang tanpa rumah. (3) Kaveling tanah matang ukuran kecil, sedang, menengah, dan besar hasil upaya konsolidasi tanah milik masyarakat dapat diperjual belikan tanpa rumah. Pasal 27 (1) Pemerintah memberikan bimbingan, bantuan dan kemudahan kepada masyarakat baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan, serta, melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas permukiman. (2) Peningkatan kualitas permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa kegiatan-kegiatan: a. perbaikan atau pemugaran; b. peremajaan; c. pengelolaan dan pemeliharaan yang berkelanjutan. (3) Penyelenggaraan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 11. Pasal 28 (1) Pemerintah daerah dapat menetapkan suatu lingkungan permukiman sebagai permukiman kumuh yang tidak layak huni. (2) Pemerintah daerah bersama-sama masyarakat mengupayakan langkah-langkah pelaksanaan program peremajaan lingkungan kumuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat penghuni. (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAB V PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 29 (1) Setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dan seluas- luasnya untuk berperan serta dalam pembangunan perumahan dan permukiman. (2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan secara perseorangan atau dalam bentuk usaha bersama. BAB VI PEMBINAAN Pasal 30 (1) Pemerintah melakukan pembinaan di bidang perumahan dan permukiman dalam bentuk pengaturan dan pembimbingan, pemberian bantuan dan kcmudahan, penelitian dan pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan, serta pengawasan dan pengendalian. (2) Pemerintah melakukan pembinaan badan usaha di bidang perumahan dan permukiman. (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 31 Pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan berdasarkan rencana tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah bukan perkotaan yang menyeluruh dan terpadu yang ditetapkan olch pemerintah daerah dengan
  • 12. mepertimbangkan berbagai aspck yang terkait serta rencana, program, dan prioritas pembangunan perumahan dan permukiman. Pasal 32 (1) Penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan dengan: a. penggunaan tanah yang langsung dikuasai Negara; b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah; c. pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah yang dilakukan sesuai dengan peraturan pcrundang-undangan yang berlaku. (2) Tatacara penggunaan tanah yang langsung dikuasai Negara dan tata-cara konsolidasi tanah oleh pemilik tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir a dan b diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 33 (1) Untuk memberikan bantuan dana/atau kemudahan kepada masyarakat dalam membangun rumah sendiri atau memiliki rumah, Pemerintah melakukan upaya pemupukan dana. (2) Bantuan dan/atau kemudahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa kredit perumahan. Pasal 34 Pemerintah memberikan pembinaan agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan pemukiman selalu memanfaatkan teknik dan teknologi, industri bahan bangunan, jasa konstruksi, rekayasa dan rancang bangun yang tepat guna dan serasi dengan lingkungan. Pasal 35 (1) Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan di bidang perumahan dan permukiman kepada pemerintah daerah. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 36
  • 13. (1) Setiap orang atau badan dengan sengaja melanggar ketentuan dalam Pasal (7),ayat (1), Pasal 24, dan Pasal 26 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Setiap orang karena kelalaiannya mengakibatkan pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dipidana dcngan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). (3) Setiap badan karena kelalaiannya mengakibatkan pelanggaran alas ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 24, Pasal 26 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (4) Setiap orang atau badan dengan sengaja melanggar ketentuan dalam Pasal 12 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). Pasal 37 Setiap orang atau badan dengan sengaja melanggar ketentuan harga tertinggi sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dipidana dengan pidana penjara selama- lamanya 2 (dua) tahun dan denda setinggi-tingginya Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 38 Penerapan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 tidak menghilangkan kewajibannya untuk tetap memenuhi ketentuan Undang-undang ini. Pasal 39 Jika kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak dipenuhi oleh suatu badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, maka izin usaha badan tersebut dicabut. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
  • 14. Pasal 40 Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, semua peraturan pelaksanaan di bidang perumahan dan permukiman yaang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini atau belum diganti atau diubah berdasarkan Undang-undang ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 41 Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1964 tentang Peraturan Pcmerintah Pengganti Undang-undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Pokok-pokok Perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 261 1) dinyatakan tidak berlaku. Pasal 42 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan penerapannya diatur dengan Peraturan Pemerintah selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak Undang-undang ini diundangkan. Agar setiap orang mcngetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 10 Maret 1992 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SOEHARTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 Maret 1992 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA MOERDIONO