SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
EVAPORASI, 
TRANSPIRASI, 
EVAPOTRANSPIRASI
ARTI DAN PENTINGNYA BAGI TEKNIK SIPIL 
 Evaporasi (penguapan) adalah proses perubahan zat cair menjadi gas (uap air) yang 
bergerak ke atmosfir. Pada proses ini, air yang diuapkan berasal dari permukaan air 
bebas dan berlangsung pada siang dan malam hari. 
 Transpirasi (pemeluhan) adalah proses pelepasan uap air ke atmosfir melalui stomata 
daun saat terjadi fotosintetis untuk pembentukan karbohidrat oleh tumbuhan. Pada 
peroses ini, air yang dilepaskan ke atmosfir berasal dari dalam tanah yang mengalir 
melalui sistem akar, batang dahan dan daun. Proses transpirasi secara efektif terjadi 
pada siang hari. 
 Evapotranspirasi merupakan proses gabungan pelepasan uap air ke atmosfir melalui 
proses evaporasi dan transpirasi. 
 Evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi diperlakukan sebagai kehilangan air yang 
harus diperhitungan pada analisis keseimbangan air pada pekerjaan teknik sipil yang 
berhubungan dengan proyek penyediaan air dan irigasi. 
 Besaran yang dipakai pada perhitungan adalah laju evaporasi, laju transpirasi dan laju 
evapotranspirasi dengan satauan mm/hari.
FAKTOR PENYEBAB EVAPORASI 
1. Energi radiasi (panas) 
2. Perbedaan tekanan uap 
3. Kecepatan angin 
FAKTOR PENYEBAB TRANSPIRASI 
1. Energi radiasi (panas) 
2. Perbedaa tekanan uap 
3. Kecepatan angin 
4. Tersedianya lengas tanah (Soil Moisture) 
5. Buka tutup stomata yang dipengaruhi oleh kecerahan 
sinar matahari.
PENGUKURAN EVAPORASI 
 Panci Evaporasi 
Panci Kelas A, diameter 120 cm dan tinggi 25 cm. Diisi air setinggi 20 cm. 
120 cm 
25 
10 
150 cm 
5 
Perubahan tinggi muka air di dalam panci menunjukkan jumlah air yang diuapkan, 
dihitung dengan rumus: 
E = EL1 – EL2 + R E = evaporasi 
EL1 = tinggi muka air awal (20 cm) 
EL2 = tinggi muka air saat diukur 
R = tinggi curah hujan saat diukur
PENGUKURAN TRANSPIRASI 
 Sulit mengukur transpirasi pada kondisi alamiah, terutama dari pohon-pohon besar 
sehingga pengukuran transpirasi dibatasi pada studi sampel di laboratorium, seperti 
transpirasi tanaman dalam pot yang diukur dengan menggunakan fitometer. 
- Dengan memberi lapisan kedap air, 
maka air menguap hanya melalui 
transpirasi. 
- Perubahan tinggi air di dalam 
reservoir menunjukkan jumlah air 
yang ditranspirasikan. 
Transpirasi 
Lapisan 
kedap air 
Reservoir 
Fitometer
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
 Dirumuskan dengan melihat hubungan faktor-faktor meteorologi yang 
menyebabkan terjadinya evaporasi dan transpirasi. 
 Perlu memahami beberapa terminologi tentang uap air. 
1. Panas Laten untuk penguapan (Lv): 
Lv 2,501 10 2370 T (J/kg) 
2. Kelembaban Spesifik (qv): 
q =ρ v 
ρ massa jenis udara 
v ρ 
3. Tekanan uap (e): 
6 
= ´ - T = temperatur udara dalam oC 
a 
ρ massa jenis uap air 
v 
= 
a 
= 
e ρ R T v v = 
R R 
0,622 
= 
R konst. gas untuk uap air 
v 
= 
R konst.udara kering 287J/kg/K 
d 
d 
v 
=
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
4. Tekanan udara (p) 
Tekanan udara kering merupakan selisih tekanan udara dengan tekanan uap: 
p e ρ R T 
d d 
- = 
ρ = ρ + 
ρ 
a d v 
maka : 
p ρ ρ 
v 
0,622 
=é + 
d 
êë 
q 0,622 e 
v 
= 
p ρ R T 
p 
ù 
R T 
a a 
d 
= 
úû 
R = R (1 + 
0,608 q ) 
a d v 
ρ massa jenis udara kering 
R = 287(1 + 
0,608 q ) J/kg/K 
a v 
d 
= 
ρ massa jenis udara 
a 
=
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
5. Tekanan uap jenuh (es): 
es 611exp 17,27 T 
ö çè 
6. Gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur 
Δ = 
4098 es 
(237,3 + 
T )2 
7. Kelembaban relatif (Rh): 
÷ø 
æ 
+ 
= 
237,3 T 
Rh =e 
es 
es = tekanan uap jenuh (Pa = N/m2) 
T = temperatur udara oC 
e = tekanan uap aktual (Pa = N/m2) 
Td = titik embun
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
Kasus 1 : 
Pada sebuah Stasiun Klimatologi tercatat tekanan udara 100 kPa, temperatur udara 20oC, dan 
temperatur pada bola basah atau titik embun 16oC. Tentukan tekanan uap yang terjadi, kelembaban 
relatif, kelembaban spesifik, dan massa jenis udara. 
1. Tekanan uap: 2. Kelembaban relatif: 
æ 
e 611 exp 17,27 T 
237,3 T 
e = 611 exp 17,27 ´ 
16 
ö 237,3 16 
çè 
e 1818,882 Pa 
d 
d 
= 
÷ø 
æ 
+ 
÷ ÷ø ö 
ç çè 
+ 
= 
es 611 exp 17,27 T 
ö 237,3 T 
çè 
es = 611 exp 17,27 ´ 
20 
ö çè 
es = 
2339,047 Pa 
Rh e 
es 
= 
Rh 1818,882 
2339,047 
= 
Rh = 
0,78 
Rh 78% 
237,3 20 
= 
÷ø 
æ 
+ 
÷ø 
æ 
+ 
=
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
3. Kelembaban spesifik: 4. Massa jenis udara: 
q 0,622 e 
p 
v 
= 
q 0,6221818,882 
v 3 
100 10 
q 0,0113 kg air/kg udara 
v 
= 
´ 
= 
p = 
ρ R T 
R = 287(1 + 
0,608 q ) 
a v 
R = 287(1 + 0,608 ´ 
0,0113) 
R = 
289 J/kg/K 
T 20 273 293 K 
3 
a 
a 
= + = 
ρ P 
R T 
ρ 100 10 
a 
3 
a 
a 
a 
a a 
= ´ 
289 293 
ρ = 
1,181kg/m 
´ 
=
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
 Secara analitis ada 3 metoda untuk mengestimasi evaporasi,yaitu Metoda 
Keseimbangan Energi, Metoda Aerodinamik dan Metoda Kombinasi Keseimbangan 
energi dan Aerodinamik. 
1. Metoda Keseimbangan Energi 
Keseimbangan energi pada panci penguapan dapat dijelaskan oleh gambar di bawah 
ini 
Rn = energi radiasi netto 
Hs = energi panas peka 
G = energi panas yangpindah ke bumi 
Lv = panas laten untuk penguapan 
mv = massa uap air 
A = luas permukaan air yang menguap 
E = jumlah air yang menguap 
rw = massa jenis air 
Er= jumlah air yang menguap dengan 
metoda keseimbangan energi 
R = H + G + 
L m 
n s v v 
v 
m ρ AE 
subtitusi nilaim 
R = H + G + 
L ρ AE 
nilaiE dengan A = 
1m menjadi : 
( ) 
v w 
E 1 
= - - 
nilaiE E apabila H 0 danG 0 
n 
E R 
v w 
r 
n s 
r s 
v w 
2 
n s v w 
L ρ 
R H G 
L ρ 
= 
= = = 
= 
Hs Rn Lv mv 
G 
rw h
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
 Kasus 2: 
Hitung laju evaporasi dengan menggunakan metode keseimbangan energi jika radiasi 
netto 200 W/m2, suhu udara 25oC dengan asumsi panas peka dan perpindahan panas 
dari tanah dianggap nol. 
L = 2,501 ´ 10 - 
2370 T 
L = 2,501 ´ 10 - 2370 ´ 
25 
L 2441750 J/kg 
v 
= 
E R 
n 
L ρ 
= 
E 200 W/m 
E 8,191 10 - 
W m 
= ´ = 
E 8,191 10 J/det m 
J 
= ´ 
- 
E 8,191 10 10 mm 
E 7,08mm/hari 
hari 
1 
24 3600 
; 1W 1J/det 
J 
; ρ 1000 kg/m 
2441750 J/kg 1000 kg/m 
r 
3 
8 
r 
8 
r 
8 
r 
3 
3 w 
2 
r 
v w 
r 
6 
v 
6 
v 
= 
´ 
= ´ ´ 
= 
´ 
= 
-
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
2. Metoda Aerodinamik 
Apabila kondisi lapisan di atas permukaan air jenuh uap air maka proses evaporasi 
akan berhenti. Pada kondisi ini angin berperan menggeser lapisan jenuh dengan 
lapisan tidak jenuh sehingga evaporasi dapat tetap terjadi. Proses ini disebut 
aerodinamis yang secara matematika diungkapkan sebagai berikut. 
( ) 
( ) 
( ) 
( ) 
K q - 
q 
w v1 v2 
é - = 
m ρ k u u 
2 1 
K u u 
ln z /z 
ù 
( )( ) 
[ ( )] 
m K k ρ q q u u 
= - - a v1 v2 2 1 
= 
; K /K 1 
K ln z /z 
u = 0 ; z = z = tinggi kekasaran ; asumsi e = 
e 
1 1 0 s 
= = = = 
( ) 
q 0,622 e 
m 0,622k ρ e e u 
a s 2 
[ ( )]2 
2 0 
2 
v 
s 
; q v2 
0,622 e 
p 
v v1 v0 
2 w m 
m 2 1 
2 
w 
v 
m 2 1 
2 
2 1 
v a 
p ln z /z 
p 
; q q 0,622 e 
p 
= - 
- 
úû 
êë 
m ρ K dq 
τ ρ K du 
æ 
ln z 
k 
u 
* 
= = 
a m a 
K q q 
m 
=- - 
v w v2 v1 
m = τ K q - 
q 
w v1 v2 
mv=t 
rw h 
U ra 
( ) 
( ) 
( ) 
( ) 
é 
æ 
ln z 
u u u 
æ 
* 
ln z 
k 
( ) 
( ) 
( ) 
( ) 
ö 
2 
u = k u - 
u 
2 1 
ln z /z 
é - = 
τ ρ k u u 
2 1 
2 1 
a 
2 1 
2 
1 
2 1 
m 2 1 
v 
æ 
ln z 
1 
0 
2 
0 
2 1 
m 2 1 
0 
v 
v a w 
ln z /z 
z 
u u u 
K u u 
z 
z 
k 
K u u 
τ 
u τ/ρ 
dz 
z 
1 
u 
dz 
ù 
úû 
êë 
÷ ÷ø 
ç çè 
- = 
- 
ù 
ö 
÷ ÷ø 
úû 
êë 
ç çè 
ö 
- ÷ ÷ø 
ç çè 
- = 
- 
÷ ÷ø ö 
ç çè 
=- = 
* 
* 
*
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
m = ρ EA ; A = 1 satuan ; E = 
E 
v w a 
( ) 
E = 
m 
0,622k ρ e e u 
a s 2 
[ ( )] 
p ln z /z 
( ) 
ρ 
E = 0,622k ρ e - 
e u 
a s 2 
2 
[ ( )] 
v 
pρ ln z /z 
( ) 
[ ( )]2 
w 2 0 
E = B e - 
e 
B 0,622k ρ u 
a 2 
2 
a s 
2 
w 2 0 
a 
w 
2 
2 0 
2 
a 
w 
a 
pρ ln z /z 
E 
ρ 
= 
- 
= 
mv= flux massa yang menguap 
ra= massa jenis udara (kg/m3) 
qv = kelembaban spesifik 
z = elevasi kedudukan lapisan (m) 
Kw= angka difusi uap 
u = kecepatan angin (m/det) 
Km= angka difusi momentum 
t= flux momentum 
u*= kecepatan geser 
k = konstanta von Karman (0,4) 
es = tekanan uap jenuh (Pa) 
e = tekanan uap aktual (Pa) 
p = tekanan udara (Pa) 
u2 = kecepatan angin pada elevasi z2 (m/det) 
z2= posisi elevasi diukurnya kecepatan angin (m) 
z0= tinggi kekasaran permukaan (m) , dimana kecepatan angin (u)=0 
Ea= evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari) 
Permukaan : Tinggi kekasaran (Zo): 
Es 0,001 cm 
Air 0,01-0,06 cm 
Rumput <10 cm 0,1-2,0 cm 
Rumput 10-50 cm 2-5 cm 
Vegetasi 1-2 m 20 cm 
Pohon 10-15 m 40-70 cm
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
Kasus 3 : 
Hitung laju evaporasi dari permukaan air bebas apabila suhu udara 25oC, kelembaban relatif 40%, tekanan 
udara 101,3 kPa, dan kecapatan angin 3 m/det. Semua data klimatologi diukur pada ketinggian 2 m di atas 
permukaan air. Asumsikan tinggi kekasaran 0,03 cm 
( ) 
611exp 17,27 25 
= - 
a s 
e 611exp 17,27T 
= ´ ÷ø 
ö çè 
e = Rh ´ e = 0,40 ´ 3168,82 = 
1267,53 Pa 
0,622 1267,53 
q 0,622 e 
v 3 
( ) ( ) 
Ra = 287 1 + 0,608 q = 287 1 + 0,608 ´ 0,008 = 
288,4 J/kg.K 
101,3 10 
= ´ 
( ) 
ρ p 
2 
B 0,622k ρ u 
= a 2 
= 
[ ( )] 
ρ 1000 kg/m 
B = 0,622 ´ 0,4 ´ 1,18 ´ 
3 
é 
101,3 10 1000 ln 2 
ù 
ö çè 
- 
- 
( ) ( ) 
E = B e - e = 4,50 ´ 10 m/Pa.det 3168,82 - 1267,53 Pa = 8,6 ´ 
10 m/det 
E 8,6 10 10 mm 
hari 
= ´ ´ 
1 
24 3600 
E 7,43 mm/hari 
4,50 10 m/Pa.det 
0,03 10 
pρ ln z /z 
1,18 kg/m 
288,4 273 25 
R T 
0,008 
101,3 10 
p 
3168,82 Pa 
237,3 25 
237,3 T 
E B e e 
a 
8 3 
a 
11 8 
a s 
11 
2 
2 
3 
2 
3 
2 w 
w 2 0 
3 
3 
a 
v 
s 
s 
= 
´ 
= ´ 
÷ø 
úû 
êë 
æ 
´ 
´ ´ ´ 
= 
´ + 
´ 
= 
= 
´ 
= = 
= ÷ø 
æ 
+ 
æ 
ö + 
çè 
= 
- 
- -
MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 
3. Metoda Kombinasi Keseimbangan Energi dan Aerodinamik 
Metoda ini mempertimbangkan faktor energi dan aerodinamik dalam mengestimasi 
evaporasi. 
E γ 
r a 
E Δ 
Δ 4098 e 
( ) 
v 
C p 
p 
2 
s 
0,622 L 
γ 
237,3 T 
E 
Δ γ 
Δ γ 
= 
+ 
= 
+ 
+ 
+ 
= 
Kasus 4: 
Dengan data pada kasus 2 dan 3 estimasikan laju evaporasi 
dengan menggunakan metoda kombinasi. 
Δ 4098 3168,82 
( ) 
γ = 1005 ´ 101,3 ´ 
10 
E 188,74 
E = evaporasi (mm/hari) 
D= gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur 
G= konstanta psychrometrik 
Er= laju evaporasi dengan metoda keseimbangan energi (mm/hari) 
Ea= laju evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari) 
Cp= panas spesifik udara pada tekanan konstan (1005 J/kg.K) 
Lv= panas laten untuk pengauapan (J/kg) 
7,43 7,25 mm/hari 
7,19 67,03 
188,74 67,03 
188,74 67,03 
67,03 Pa/ C 
0,622 2441750 
188,74 
237,3 25 
o 
3 
2 
= 
+ 
+ 
+ 
= 
= 
´ 
= 
+ 
= ´
EVAPOTRANSPIRASI 
• Evapotranspirasi adalah porses kombinasi evaporasi dari permukaan air bebas/permukaan 
tanah dengan transpirasi dari tumbuhan. Evapotranspirasi ini juga digunakan untuk mem-perkirakan 
kebutuhan komsumtip tanaman. 
• Evapotranspirasi dipengaruhi: 
1. Energi Radiasi (panas) 
2. Kondisi lapisan udara (tingkat kejenuhan uap air) 
3. Kecapatan Angin 
4. Fisiologi tanaman/stomata daun 
• Ada 2 istilah yang dikenal untuk menyatakan besaran evapotranspirasi: 
1. Evapotranspirasi Potensial (ETp) satuan mm/hari: 
- Evapotranspirasi Potensial (ETp) adalah laju evapotranspirasi pada kondisi kelembaban 
tanah field capacity (kapasitas lapang), semua pori tanah telah terisi air (jenuh air). 
- Evapotranspirasi berhubungan dengan fisiologi stomata daun, sehingga laju evapo-transpirasi 
potensial ini tergantung dengan jenis tanaman atau tanaman referensi. 
- Apabila ingin mengetahui Evapotranspirasi Potensial jenis tanaman lain (ETpc) dari 
Evapotranspirasi Potensial tanaman referensi (ETpo) dapat diperoleh dengan rumus: 
ETpc = kc.ETpo kc = koefisien tanamaman
EVAPOTRANSPIRASI 
2. Evapotranspirasi Aktual (ETa) satuan mm/hari: 
- Evapotranspirasi Aktual (ETa) sangat dipengaruhi oleh fisiologi tanaman dan kadar air 
tanah. Untuk menghitung evapotranspirasi aktual tanaman tertentu pada kondisi kadar 
air tanah tertentu berdasarkan evapotranspirasi potensial tanaman referensi di gunakan 
rumus: 
ETa = ks .kc . ETpo 
ETa = Evapotranspirasi potensial 
ks = koefisient tanah ( o < ks £ 1 ); ks = 1 jika kondisi jenuh air 
kc = koefisient tanaman ( 0,2 £ kc £ 1,3 ) 
Koefisien tanaman berubah dari kecil membesar dari mulai ditanam sampai tumbuhan 
mencapai dewasa/matang, kemudian sesudah itu kc mengecil dan konstan, karena 
kebutuhan akan air berkurang.
PENGUKURAN EVAPOTRANSPIRASI 
1. Panci Evaporasi (Panci Kelas A) 
ETp = Ce.Ep 
2. Lysimeter 
Ce = koefisien panci 0,5-0,8 
biasanya dipakai 0,7-0,75. Penman memakai 0,8 
Ep = Evaporasi panci 
ETp I 
S O 
Dihitung dengan menggunakan prinsip Neraca Air 
(Water Balance) : 
ETp = I - O - S 
I = Air masuk 
O = Air keluar 
S = Air simpanan
MENGESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI 
Dari beberapa metoda empiris dan metoda analitis yang dikembangkan untuk mengestimasi 
evapotranspirasi, Metoda Penman Modifikasi merupakan metoda yang direkomendasikan 
oleh FAO (Food and Agriculture Organization of United Nation) sebagai referensi untuk 
menghitung kebutuhan air padi dan palawija. Rumus Penman ini dikembangkan berdasarkan 
metoda kombinasi keseimbangan energi dan aerodinamik dengan tanaman referensi adalah 
rumput Alfafa di Inggris. 
Metoda Penman Modifikasi (FAO, Roma 1977): 
ET 0= c ´ [W ´ Rn + (1 -W) ´ f (u)´ (ea - ed )] 
ET0 = Evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari; 
c = faktor yang menunjukkan pengaruh perbedaan kecepatan angin pada 
siang dengan malam hari; 
W = faktor pembobot; 
Rn = energi radiasi bersih yang menghasilkan evaporasi, mm/hari; 
f(u) = fungsi kecepatan angin rata-rata yang diukur pada ketinggian 2 m 
dengan satuan kecepatan angin dalam km/hari; 
(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual, mbar.
Rumus Penman Modifikasi 
Contoh 3: 
Dari sebuah stasiun meteorologi yang terletak pada posisi 300 LU dan berada pada 
ketinggian 95 m, diperoleh data meteorologi pada bulan Juli sebagai berikut: 
temperature udara rata-rata (Tmean) adalah 28,5 0C; 
kelembaban relatif (Rh) adalah 55%; 
kecepatan angin (u) diukur pada ketinggian 3 m adalah 250 km/hari; 
penyinaran matahari (n/N) adalah 83%. 
Hitung Evapotranspirasi potensial tanaman acuan yang terjadi pada bulan Juli dengan 
menggunakan rumus Penman Modifikasi metoda FAO. 
Penyelesaian 3: 
Untuk menghitung ET0, maka terlebih dahulu variable-variabel yang ada pada rumus 
Penman Modifikasi di atas dihitung sebagai berikut: 
1) faktor c 
Tidak ada data yang membedadan kecapatan angin pada siang hari dan malam hari 
siang hari, maka nilai c dianggap 1. 
2). perbedaan tekanan uap (ea-ed) 
Berdasarkan nilai temperatur udara rata-rata (Tmean), dari tabel di bawah ini dapat 
diperoleh nilai tekanan uap jenuh.
Rumus Penman 
Modifikasi 
Tekanan uap jenuh ea menurut temperatur udara rata-rata 
Temperatur ( 0C) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 
ea (mbar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,8 10,0 10,7 11,5 12,3 
Temperatur ( 0C) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 
ea (mbar) 13,1 14,0 15,0 16,1 17,0 18,2 19,4 20,6 22,0 23,4 24,9 
Temperatur ( 0C) 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 
ea (mbar) 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,4 44,9 47,6 
Temperatur ( 0C) 33 34 35 36 37 38 39 
ea (mbar) 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9 
Jika Tmean 28,5 0C, maka nilai tersebut berada diantara T1 = 28 0C dengan 
T2 = 29 0C yang masing-masing ea1 = 37,8 mbar dan ea2 = 40,1 mbar, maka 
dengan interpolasi linear : 
ö 
( ) 
( ) 
æ 
ea Tmean T 
ea 
= - 
28,5 28 
= - 
ö çè 
ea mbar 
ea ea ea 
T T 
39 
40,1 37,8 37,8 
29 29 
2 1 1 
2 1 
1 
= 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
-
Rumus Penman Modifikasi 
Untuk mencari nilai tekanan uap aktual (ed) digunakan rumus yang menyatakan 
besar kelembaban relatif (Rh), yaitu: 
dengan Rh 
Rh ed 
= ´ = 
ea 
100% , 55% 
ed = Rh ´ ea = 0,55 ´ 39 = 
21,5 
mbar 
Dengan diketahui nilai ea dan ea, maka diperoleh: 
(ea - ed ) = 39 - 21,5 = 17,5 mbar 
3). fungsi kecepatan angin f(u): 
Pengaruh angin terhadap ET0 yang dihitung dengan rumus Penman Modifikasi 
ditunjukkan dengan rumus, 
f (u) 0,27 1 u 
ö çè 
÷ø 
= ´æ + 
100 
(6)
Rumus Penman Modifikasi 
u adalah kecepatan angin harian rata-rata dalam satuan km/hari yang diukur 
pada ketinggian 2 m. Nilai f(u) tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan 
tabel di bawah ini. 
Fungsi kecepatan angin f(u) 
u (km/hari) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 
0,30 0,32 0,35 0,38 0,41 0,43 0,46 0,49 0,51 
100 0,54 0,57 0,59 0,62 0,65 0,67 0,70 0,73 0,76 0,78 
200 0,81 0,84 0,86 0,89 0,92 0,94 0,97 1,00 1,03 1,05 
300 1,08 1,11 1,13 1,16 1,19 1,21 1,24 1,27 1,30 1,32 
400 1,35 1,38 1,40 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,57 1,59 
500 1,62 1,65 1,67 1,70 1,73 1,76 1,78 1,81 1,84 1,90 
600 1,89 1,92 1,94 1,97 2,00 2,02 2,05 2,08 2,11 2,15 
700 2,16 2,19 2,21 2,24 2,27 2,29 2,32 2,35 2,38 2,40 
800 2,43 2,46 2,48 2,51 2,54 2,56 2,59 2,62 2,64 2,65 
900 2,70
Rumus Penman Modifikasi 
Apabila kecepatan angin diukur tidak pada ketinggian 2 m, maka kecepatan angin 
tersebut dikoreksi terlebih dahulu dengan faktor yang terdapat pada tabel di bawah ini 
5 dan baru kemudian nilai f(u) dilihat pada tabel sebelumnya. 
Faktor koreksi untuk u yang diukur pada ketinggian tertentu 
Ketinggian tempat 
Pengukuran (m) 
0,5 1,0 1,5 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 
Faktor koreksi 1,35 1,15 1,06 1,00 0,93 0,88 0,85 0,80 
Dari data pada contoh di atas: 
u = 250 km/hari diukur pada ketinggian 3 m, maka harga u perlu dikoreksi dengan 
angka koreksi pada Tabel 5, yaitu untuk ketinggian 3 m angka koreksinya 0,93 ; 
maka harga u yang telah dikoreksi menjadi: 
u =0,93´250 =233 km / hari
Rumus Penman Modifikasi 
Kemudian dengan menggunakan tabel nilai f(u) dicari. Oleh karena nilai u = 233 
km/hari berada diantara nilai u1 = 230 km/hari dengan u2 = 240 km/hari yang masing-masing 
f(u)1 = 0,89 dan f(u)2 = 0,92, maka f(u) dicari dengan cara interpolasi linear: 
( ) 
( ) 
f u u u 
1 
ö 
æ 
= - 
( ) ( )2 ( )1 ( )1 
2 1 
( ) = 233 - 
230 
ö çè 
f u 
( ) 0,90 
0,92 0,89 0,89 
240 230 
= 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
- 
f u 
f u f u f u 
u u 
4). faktor pembobot (W) dan (1-W) 
Faktor pembobot W menjelaskan bobot pengaruh perubahan tekanan, dan energi 
radiasi terhadap ET0, secara matematis dapat dihitung: 
W = D 
D+g 
△ = gradien perubahan tekanan uap terhadap perubahan temperatur; 
ɣ = konstanta psychrometric.
Rumus Penman Modifikasi 
Nilai W ini dapat juga diperoleh dari tabel di bawah ini, yaitu berdasar posisi 
ketinggian daerah yang diamati dan temperatur udara rata-rata. 
Temperatur (T) 0C 
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 
Ketinggian (z) m 
0 
500 
1000 
2000 
0,43 
0,44 
0,46 
0,49 
0,46 
0,48 
0,49 
0,52 
0,49 
0,51 
0,52 
0,55 
0,52 
0,54 
0,55 
0,58 
0,55 
0,57 
0,58 
0,61 
0,58 
0,60 
0,61 
0,64 
0,61 
0,62 
0,64 
0,66 
0,64 
0,65 
0,66 
0,69 
0,66 
0,67 
0,69 
0,71 
0,69 
0,70 
0,71 
0,73 
Temperatur (T) 0C 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 
Ketinggian (z) m 
0 
500 
1000 
2000 
0,71 
0,72 
0,73 
0,75 
0,73 
0,74 
0,75 
0,77 
0,75 
0,76 
0,77 
0,79 
0,77 
0,78 
0,79 
0,81 
0,78 
0,79 
0,80 
0,82 
0,80 
0,81 
0,82 
0,84 
0,82 
0,82 
0,83 
0,85 
0,83 
0,84 
0,85 
0,86 
0,84 
0,85 
0,86 
0,87 
0,85 
0,86 
0,87 
0,88 
Nilai W
Rumus Penman Modifikasi 
Dari contoh di atas, daerah pengamatan berada pada ketinggian z= 95 m, dan 
temperatur rata-rata T=28,5 0C, dengan menggunakan tabel di atas nilai W dicari. 
Oleh kerena ketinggian z=95 m berada diantara nilai z1 = 0 m dengan z2 = 500 m, 
dan T=28,5 0C berada diantara nilai T1=28 0C dengan T2=30 0C, maka nilai W 
akan dicari dengan cara interpolasi linear 3 tahap. 
Tahap 1: 
Pada ketinggian z = 0 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C 
dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,77 dan W2 = 0,78: 
( ) 
( ) 
W T T 
1 
æ 
= - 
= - 
ö 
28,5 28 
ö çè 
0,7725 
0,78 0,77 0,77 
30 28 
2 1 1 
2 1 
= 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
- 
W 
W 
W W W 
T T
Rumus Penman Modifikasi 
Tahap 2: 
Pada Ketinggian z = 500 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C 
dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,78 dan W2 = 0,79: 
( ) 
( ) 
W T T 
1 
æ 
= - 
= - 
ö 
28,5 28 
ö çè 
0,7825 
0,79 0,78 0,78 
30 28 
2 1 1 
2 1 
= 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
- 
W 
W 
W W W 
T T 
Tahap 3: 
Pada Ketinggian z = 95 dicari nilai W untuk T = 28,5 0C. Dari perhitungan di atas 
pada T=28,5 0C dan z1 = 0 m memberikan W1 = 0,7725, sedangkan pada T=28,5 0C 
dan z2 = 500 m memberikan W2 = 0,7825, maka: 
( ) 
( ) 
W z z 
1 
æ 
= - 
= - 
95 0 
ö 
ö çè 
0,7744 
0,77 
0,7825 0,7725 0,7725 
500 0 
2 1 1 
2 1 
= 
» 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
- 
W 
W 
W 
W W W 
z z 
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai W = 0,77 
maka nilai (1-W) = 0,23
Rumus Penman Modifikasi 
5). Radiasi bersih (Rn) 
Radiasi bersih (Rn) adalah selisih antara semua radiasi yang datang 
dengan semua radiasi yang pergi meninggalkan permukaan bumi. 
Radiasi bersih dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus di 
bawah ini. 
Rns = (1-a )´ Rs Rn1= f (t)´ f (ed)´ f (n/ N) 
Rs = (0,25 + 0,50´ n/ N) ´ Ra 
Rn =Rns-Rnl 
Ra = radiasi yang sampai pada lapisan atas atmosfir, mm/hari; 
Rs = radiasi matahari yang sampai ke bumi, mm/hari; 
Rns = radiasi bersih matahari gelombang pendek, mm/hari; 
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang, mm/hari; 
Rn = radiasi bersih, mm/hari; 
n/N= perbandingan jam cerah aktual dengan jam cerah teoritis, yang 
besarnya sama dengan persentase penyinaran matahari; 
a = albedo atau persentase radiasi yang dipantulkan, untuk tanaman 
acuan pada rumus Penman Miodifikasi diambil a = 0,25;
Rumus Penman Modifikasi 
Nilai Ra yang dalam satuan ekivalen evaporasi mm/hari dapat diperoleh dari tabel , 
yang menjelaskan nilai Ra tiap bulan untuk suatu posisi lintang (latitude) dearah 
pengamatan. Nilai f(T), f(ed), dan f (n/N) masing-masing dapat diperoleh dari tabel-tabel 
selanjutnya. 
Dari contoh di atas, daerah pengamatan terletak pada posisi 300LU, memiliki persentase 
penyinaran matahari (n/N) = 83%, temperatur udara rata-rata (T) = 28,5 0C dan tekanan 
uap aktual ed = 21,5 mbar, maka: 
a). berdasarkan tabel, untuk daerah dengan posisi 300LU diperoleh: Ra = 16,8 mm/hari; 
b) dengan menggunakan rumus dan nilai n/N = 83% diperoleh: 
( ) 
Rs n N Ra 
Rs 
= + ´ ´ 
0,25 0,50 / 
= + ´ ´ 
(0,25 0,50 0,83) 16,8 
Rs = 
11,2 mm / 
hari 
Rns Rs 
Rns 
= -a ´ 
(1 ) 
= - ´ 
(1 0,25) 11,2 
Rns = 
8,4 mm / 
hari
Tabel  Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari 
Lintang 
Utara 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 
0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 
2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4 
4 14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1 
6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7 
8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,0 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3 
10 13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9 
12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5 
14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0 
16 12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6 
18 11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1 
20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7 
22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2 
24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7 
26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3 
28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8 
30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3
Tabel  Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari (lanjutan) 
Lintang 
Selatan 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 
0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 
2 15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1 
4 15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4 
6 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7 
8 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0 
10 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2 
12 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5 
14 16,7 16,4 15,3 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6 
16 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8 
18 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1 
20 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4 
22 17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5 
24 17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7 
26 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8 
28 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9 
30 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1
Rumus Penman Modifikasi 
c) dengan menggunakan rumus dan a = 0,25 diperoleh: 
Rns Rs 
Rns 
= -a ´ 
(1 ) 
= - ´ 
(1 0,25) 11,2 
Rns = 
8,4 mm / 
hari 
d) untuk T = 28,5 0C dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: 
( ) 
( ) 
ö 
æ 
f T = T - 
T 
( ) 1 
( ) ( ) ( )2 1 1 
2 1 
= - 
( ) 28,5 28 
ö çè 
f T 
( ) 16,4 
16,7 16,3 16,3 
30 28 
= 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
- 
f T 
f T f T f T 
T T
Tabel Pengaruh temperatur f(T) terhadap Rn1 
T 0C 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 
F(T) 11,0 11,4 11,7 12,0 12,4 12,7 13,1 13,5 13,8 14,2 
T 0C 20 22 24 26 28 30 32 34 36 
F(T) 14,6 15,0 15,4 15,9 16,3 16,7 17,2 17,7 18,1 
Tabel Pengaruh tekanan uap f(ed) terhadap Rn1 
ed mbar 6 8 10 12 14 16 18 20 22 
f(ed) 0,23 0,22 0,20 0,19 0,18 0,16 0,15 0,14 0,13 
ed mbar 24 26 28 30 32 34 36 38 40 
f(ed) 0,12 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08 0,07 0,06 
Tabel Pengaruh Persentase penyinaran matahari f(n/N) terhadap Rn1 
n/N 0 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 
f(n/N) 0,10 0,15 0,19 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42 0,46 0,51 0,55 
n/N 0,55 0,60 0,65 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 1,00 
f(n/N) 0,60 0,64 0,69 0,73 0,78 0,82 0,87 0,91 0,96 1,00
Rumus Penman Modifikasi 
untuk ed = 21,5 mbar dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: 
( ) 
( ) 
ö 
æ 
f ed = ed - 
ed 
( ) 1 
( ) ( ) ( )2 1 1 
2 1 
= - 
( ) 21,5 20 
ö çè 
f ed 
( ) 0,13 
0,13 0,14 0,14 
22 20 
= 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
- 
f ed 
f ed f ed f ed 
ed ed 
untuk n/N = 83% dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: 
ö 
æ 
f n N = n N - 
n N 
( / ) ( / ) ( / ) 1 
( ) 
2 1 1 
( ) 
= - 
( / ) 0,83 0,80 
ö çè 
f n N 
( / ) 0,85 
0,87 0,82 0,82 
0,85 0,80 
( / ) ( / ) ( / ) 
( / ) ( / ) 
2 1 
= 
+ - ´ ÷ø 
æ 
- 
+ - ´ ÷ ÷ø 
ç çè 
- 
f n N 
f n N f n N f n N 
n N n N
Rumus Penman Modifikasi 
setelah diperoleh nilai f(T) = 16,4 ; f(ed) = 0,13 ; dan f(n/N) = 0,85 ; maka dengan 
menggunakan rumus 10 diperoleh: 
Rn = f t ´ f ed ´ 
f n N 
1 ( ) ( ) ( / ) 
Rn 
= ´ ´ 
1 16,4 0,13 0,85 
Rn 1 = 
1,8 mm / 
hari 
e) dengan menggunakan rumus dan nilai Rns = 8,4 mm/hari dan Rn1 = 1,8 mm/hari, 
diperoleh: 
Rn Rns Rn 
Rn 
= - 
= - 
8,4 1,8 
Rn 6,6 mm / 
hari 
1 
= 
6). evapotranspirasi potensial 
(ET0) 
Setelah variabel-varibel yang ada pada 
rumus Penman Modifikasi diperoleh, 
maka: 
[ ( ) ( )] 
[ ] 
[ ] 
ET c W Rn W f u ea ed 
ET 
= ´ ´ + - ´ ´ - 
0 
0 
ET 
1 0,77 6,6 0,23 0,90 17,5 
= ´ ´ + ´ ´ 
1 5,1 3,6 
0 
= ´ + 
ET 8,7 mm / 
hari 
1 ( ) 
0 
=

More Related Content

What's hot

Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMarfizal Marfizal
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasiKharistya Amaru
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranAde Rohima
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IITugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IIRendi Fahreza
 

What's hot (20)

Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluran
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IITugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
 

Viewers also liked

3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yangGusti Rusmayadi
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiNurul Afdal Haris
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiRahma Rizky
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiJoel mabes
 
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKarla Puspita Sari
 
4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmann4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmannGotan Blaugrana
 
Mbs127 slide pengaturan_panas_tubuh
Mbs127 slide pengaturan_panas_tubuhMbs127 slide pengaturan_panas_tubuh
Mbs127 slide pengaturan_panas_tubuhdhiaulfajri15
 
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeteranalisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeterAhmad Kanzu Firdaus
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanamanselona
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamankasimusman
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
 
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda HitamMakalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitamkurniawanapr
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPuspawijaya Putra
 
Pengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus HidrologiPengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus HidrologiRaden Bayu Handaka
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceFransiska Puteri
 

Viewers also liked (20)

3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
 
4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmann4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmann
 
Laporan hidrologi
Laporan hidrologiLaporan hidrologi
Laporan hidrologi
 
Mbs127 slide pengaturan_panas_tubuh
Mbs127 slide pengaturan_panas_tubuhMbs127 slide pengaturan_panas_tubuh
Mbs127 slide pengaturan_panas_tubuh
 
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeteranalisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
Unsur-Unsur Iklim
Unsur-Unsur IklimUnsur-Unsur Iklim
Unsur-Unsur Iklim
 
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda HitamMakalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Pengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus HidrologiPengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus Hidrologi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
 
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsatLaporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
 

Similar to Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi

Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksiadhegokil
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...
Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...
Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...muhammadyusuf683
 
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasYOHANIS SAHABAT
 
E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3Asraf Malik
 
Mekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudaMekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudafirmanahyuda
 
PPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptx
PPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptxPPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptx
PPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptxKhalisyaSalsabila1
 
Pengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariPengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariSilfia Juliana
 
M viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaanM viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaandiviayannasandy
 
Materi Pertemuan ke 12-13.pdf
Materi Pertemuan ke 12-13.pdfMateri Pertemuan ke 12-13.pdf
Materi Pertemuan ke 12-13.pdfSigitUjiMarzuki1
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamikaHabibur Rohman
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Marfizal Marfizal
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Gayuh Permadi
 
DASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARADASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARAKiki Amelia
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxrosa yani
 

Similar to Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi (20)

Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksi
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...
Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...
Evaporasi (penguapan) dilihat dari proses fisikanya, faktor yang memengaruhi,...
 
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3
 
Mekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudaMekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyuda
 
PPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptx
PPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptxPPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptx
PPT Rekayasa Hidrologi Kelompok 8 salinan.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariPengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahari
 
M viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaanM viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaan
 
Materi Pertemuan ke 12-13.pdf
Materi Pertemuan ke 12-13.pdfMateri Pertemuan ke 12-13.pdf
Materi Pertemuan ke 12-13.pdf
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
Soal soal mekflud i kelompok i
Soal soal mekflud i kelompok iSoal soal mekflud i kelompok i
Soal soal mekflud i kelompok i
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
DASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARADASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARA
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (8)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi

  • 2. ARTI DAN PENTINGNYA BAGI TEKNIK SIPIL  Evaporasi (penguapan) adalah proses perubahan zat cair menjadi gas (uap air) yang bergerak ke atmosfir. Pada proses ini, air yang diuapkan berasal dari permukaan air bebas dan berlangsung pada siang dan malam hari.  Transpirasi (pemeluhan) adalah proses pelepasan uap air ke atmosfir melalui stomata daun saat terjadi fotosintetis untuk pembentukan karbohidrat oleh tumbuhan. Pada peroses ini, air yang dilepaskan ke atmosfir berasal dari dalam tanah yang mengalir melalui sistem akar, batang dahan dan daun. Proses transpirasi secara efektif terjadi pada siang hari.  Evapotranspirasi merupakan proses gabungan pelepasan uap air ke atmosfir melalui proses evaporasi dan transpirasi.  Evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi diperlakukan sebagai kehilangan air yang harus diperhitungan pada analisis keseimbangan air pada pekerjaan teknik sipil yang berhubungan dengan proyek penyediaan air dan irigasi.  Besaran yang dipakai pada perhitungan adalah laju evaporasi, laju transpirasi dan laju evapotranspirasi dengan satauan mm/hari.
  • 3. FAKTOR PENYEBAB EVAPORASI 1. Energi radiasi (panas) 2. Perbedaan tekanan uap 3. Kecepatan angin FAKTOR PENYEBAB TRANSPIRASI 1. Energi radiasi (panas) 2. Perbedaa tekanan uap 3. Kecepatan angin 4. Tersedianya lengas tanah (Soil Moisture) 5. Buka tutup stomata yang dipengaruhi oleh kecerahan sinar matahari.
  • 4. PENGUKURAN EVAPORASI  Panci Evaporasi Panci Kelas A, diameter 120 cm dan tinggi 25 cm. Diisi air setinggi 20 cm. 120 cm 25 10 150 cm 5 Perubahan tinggi muka air di dalam panci menunjukkan jumlah air yang diuapkan, dihitung dengan rumus: E = EL1 – EL2 + R E = evaporasi EL1 = tinggi muka air awal (20 cm) EL2 = tinggi muka air saat diukur R = tinggi curah hujan saat diukur
  • 5. PENGUKURAN TRANSPIRASI  Sulit mengukur transpirasi pada kondisi alamiah, terutama dari pohon-pohon besar sehingga pengukuran transpirasi dibatasi pada studi sampel di laboratorium, seperti transpirasi tanaman dalam pot yang diukur dengan menggunakan fitometer. - Dengan memberi lapisan kedap air, maka air menguap hanya melalui transpirasi. - Perubahan tinggi air di dalam reservoir menunjukkan jumlah air yang ditranspirasikan. Transpirasi Lapisan kedap air Reservoir Fitometer
  • 6. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI  Dirumuskan dengan melihat hubungan faktor-faktor meteorologi yang menyebabkan terjadinya evaporasi dan transpirasi.  Perlu memahami beberapa terminologi tentang uap air. 1. Panas Laten untuk penguapan (Lv): Lv 2,501 10 2370 T (J/kg) 2. Kelembaban Spesifik (qv): q =ρ v ρ massa jenis udara v ρ 3. Tekanan uap (e): 6 = ´ - T = temperatur udara dalam oC a ρ massa jenis uap air v = a = e ρ R T v v = R R 0,622 = R konst. gas untuk uap air v = R konst.udara kering 287J/kg/K d d v =
  • 7. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 4. Tekanan udara (p) Tekanan udara kering merupakan selisih tekanan udara dengan tekanan uap: p e ρ R T d d - = ρ = ρ + ρ a d v maka : p ρ ρ v 0,622 =é + d êë q 0,622 e v = p ρ R T p ù R T a a d = úû R = R (1 + 0,608 q ) a d v ρ massa jenis udara kering R = 287(1 + 0,608 q ) J/kg/K a v d = ρ massa jenis udara a =
  • 8. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 5. Tekanan uap jenuh (es): es 611exp 17,27 T ö çè 6. Gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur Δ = 4098 es (237,3 + T )2 7. Kelembaban relatif (Rh): ÷ø æ + = 237,3 T Rh =e es es = tekanan uap jenuh (Pa = N/m2) T = temperatur udara oC e = tekanan uap aktual (Pa = N/m2) Td = titik embun
  • 9. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI Kasus 1 : Pada sebuah Stasiun Klimatologi tercatat tekanan udara 100 kPa, temperatur udara 20oC, dan temperatur pada bola basah atau titik embun 16oC. Tentukan tekanan uap yang terjadi, kelembaban relatif, kelembaban spesifik, dan massa jenis udara. 1. Tekanan uap: 2. Kelembaban relatif: æ e 611 exp 17,27 T 237,3 T e = 611 exp 17,27 ´ 16 ö 237,3 16 çè e 1818,882 Pa d d = ÷ø æ + ÷ ÷ø ö ç çè + = es 611 exp 17,27 T ö 237,3 T çè es = 611 exp 17,27 ´ 20 ö çè es = 2339,047 Pa Rh e es = Rh 1818,882 2339,047 = Rh = 0,78 Rh 78% 237,3 20 = ÷ø æ + ÷ø æ + =
  • 10. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 3. Kelembaban spesifik: 4. Massa jenis udara: q 0,622 e p v = q 0,6221818,882 v 3 100 10 q 0,0113 kg air/kg udara v = ´ = p = ρ R T R = 287(1 + 0,608 q ) a v R = 287(1 + 0,608 ´ 0,0113) R = 289 J/kg/K T 20 273 293 K 3 a a = + = ρ P R T ρ 100 10 a 3 a a a a a = ´ 289 293 ρ = 1,181kg/m ´ =
  • 11. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI  Secara analitis ada 3 metoda untuk mengestimasi evaporasi,yaitu Metoda Keseimbangan Energi, Metoda Aerodinamik dan Metoda Kombinasi Keseimbangan energi dan Aerodinamik. 1. Metoda Keseimbangan Energi Keseimbangan energi pada panci penguapan dapat dijelaskan oleh gambar di bawah ini Rn = energi radiasi netto Hs = energi panas peka G = energi panas yangpindah ke bumi Lv = panas laten untuk penguapan mv = massa uap air A = luas permukaan air yang menguap E = jumlah air yang menguap rw = massa jenis air Er= jumlah air yang menguap dengan metoda keseimbangan energi R = H + G + L m n s v v v m ρ AE subtitusi nilaim R = H + G + L ρ AE nilaiE dengan A = 1m menjadi : ( ) v w E 1 = - - nilaiE E apabila H 0 danG 0 n E R v w r n s r s v w 2 n s v w L ρ R H G L ρ = = = = = Hs Rn Lv mv G rw h
  • 12. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI  Kasus 2: Hitung laju evaporasi dengan menggunakan metode keseimbangan energi jika radiasi netto 200 W/m2, suhu udara 25oC dengan asumsi panas peka dan perpindahan panas dari tanah dianggap nol. L = 2,501 ´ 10 - 2370 T L = 2,501 ´ 10 - 2370 ´ 25 L 2441750 J/kg v = E R n L ρ = E 200 W/m E 8,191 10 - W m = ´ = E 8,191 10 J/det m J = ´ - E 8,191 10 10 mm E 7,08mm/hari hari 1 24 3600 ; 1W 1J/det J ; ρ 1000 kg/m 2441750 J/kg 1000 kg/m r 3 8 r 8 r 8 r 3 3 w 2 r v w r 6 v 6 v = ´ = ´ ´ = ´ = -
  • 13. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 2. Metoda Aerodinamik Apabila kondisi lapisan di atas permukaan air jenuh uap air maka proses evaporasi akan berhenti. Pada kondisi ini angin berperan menggeser lapisan jenuh dengan lapisan tidak jenuh sehingga evaporasi dapat tetap terjadi. Proses ini disebut aerodinamis yang secara matematika diungkapkan sebagai berikut. ( ) ( ) ( ) ( ) K q - q w v1 v2 é - = m ρ k u u 2 1 K u u ln z /z ù ( )( ) [ ( )] m K k ρ q q u u = - - a v1 v2 2 1 = ; K /K 1 K ln z /z u = 0 ; z = z = tinggi kekasaran ; asumsi e = e 1 1 0 s = = = = ( ) q 0,622 e m 0,622k ρ e e u a s 2 [ ( )]2 2 0 2 v s ; q v2 0,622 e p v v1 v0 2 w m m 2 1 2 w v m 2 1 2 2 1 v a p ln z /z p ; q q 0,622 e p = - - úû êë m ρ K dq τ ρ K du æ ln z k u * = = a m a K q q m =- - v w v2 v1 m = τ K q - q w v1 v2 mv=t rw h U ra ( ) ( ) ( ) ( ) é æ ln z u u u æ * ln z k ( ) ( ) ( ) ( ) ö 2 u = k u - u 2 1 ln z /z é - = τ ρ k u u 2 1 2 1 a 2 1 2 1 2 1 m 2 1 v æ ln z 1 0 2 0 2 1 m 2 1 0 v v a w ln z /z z u u u K u u z z k K u u τ u τ/ρ dz z 1 u dz ù úû êë ÷ ÷ø ç çè - = - ù ö ÷ ÷ø úû êë ç çè ö - ÷ ÷ø ç çè - = - ÷ ÷ø ö ç çè =- = * * *
  • 14. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI m = ρ EA ; A = 1 satuan ; E = E v w a ( ) E = m 0,622k ρ e e u a s 2 [ ( )] p ln z /z ( ) ρ E = 0,622k ρ e - e u a s 2 2 [ ( )] v pρ ln z /z ( ) [ ( )]2 w 2 0 E = B e - e B 0,622k ρ u a 2 2 a s 2 w 2 0 a w 2 2 0 2 a w a pρ ln z /z E ρ = - = mv= flux massa yang menguap ra= massa jenis udara (kg/m3) qv = kelembaban spesifik z = elevasi kedudukan lapisan (m) Kw= angka difusi uap u = kecepatan angin (m/det) Km= angka difusi momentum t= flux momentum u*= kecepatan geser k = konstanta von Karman (0,4) es = tekanan uap jenuh (Pa) e = tekanan uap aktual (Pa) p = tekanan udara (Pa) u2 = kecepatan angin pada elevasi z2 (m/det) z2= posisi elevasi diukurnya kecepatan angin (m) z0= tinggi kekasaran permukaan (m) , dimana kecepatan angin (u)=0 Ea= evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari) Permukaan : Tinggi kekasaran (Zo): Es 0,001 cm Air 0,01-0,06 cm Rumput <10 cm 0,1-2,0 cm Rumput 10-50 cm 2-5 cm Vegetasi 1-2 m 20 cm Pohon 10-15 m 40-70 cm
  • 15. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI Kasus 3 : Hitung laju evaporasi dari permukaan air bebas apabila suhu udara 25oC, kelembaban relatif 40%, tekanan udara 101,3 kPa, dan kecapatan angin 3 m/det. Semua data klimatologi diukur pada ketinggian 2 m di atas permukaan air. Asumsikan tinggi kekasaran 0,03 cm ( ) 611exp 17,27 25 = - a s e 611exp 17,27T = ´ ÷ø ö çè e = Rh ´ e = 0,40 ´ 3168,82 = 1267,53 Pa 0,622 1267,53 q 0,622 e v 3 ( ) ( ) Ra = 287 1 + 0,608 q = 287 1 + 0,608 ´ 0,008 = 288,4 J/kg.K 101,3 10 = ´ ( ) ρ p 2 B 0,622k ρ u = a 2 = [ ( )] ρ 1000 kg/m B = 0,622 ´ 0,4 ´ 1,18 ´ 3 é 101,3 10 1000 ln 2 ù ö çè - - ( ) ( ) E = B e - e = 4,50 ´ 10 m/Pa.det 3168,82 - 1267,53 Pa = 8,6 ´ 10 m/det E 8,6 10 10 mm hari = ´ ´ 1 24 3600 E 7,43 mm/hari 4,50 10 m/Pa.det 0,03 10 pρ ln z /z 1,18 kg/m 288,4 273 25 R T 0,008 101,3 10 p 3168,82 Pa 237,3 25 237,3 T E B e e a 8 3 a 11 8 a s 11 2 2 3 2 3 2 w w 2 0 3 3 a v s s = ´ = ´ ÷ø úû êë æ ´ ´ ´ ´ = ´ + ´ = = ´ = = = ÷ø æ + æ ö + çè = - - -
  • 16. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 3. Metoda Kombinasi Keseimbangan Energi dan Aerodinamik Metoda ini mempertimbangkan faktor energi dan aerodinamik dalam mengestimasi evaporasi. E γ r a E Δ Δ 4098 e ( ) v C p p 2 s 0,622 L γ 237,3 T E Δ γ Δ γ = + = + + + = Kasus 4: Dengan data pada kasus 2 dan 3 estimasikan laju evaporasi dengan menggunakan metoda kombinasi. Δ 4098 3168,82 ( ) γ = 1005 ´ 101,3 ´ 10 E 188,74 E = evaporasi (mm/hari) D= gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur G= konstanta psychrometrik Er= laju evaporasi dengan metoda keseimbangan energi (mm/hari) Ea= laju evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari) Cp= panas spesifik udara pada tekanan konstan (1005 J/kg.K) Lv= panas laten untuk pengauapan (J/kg) 7,43 7,25 mm/hari 7,19 67,03 188,74 67,03 188,74 67,03 67,03 Pa/ C 0,622 2441750 188,74 237,3 25 o 3 2 = + + + = = ´ = + = ´
  • 17. EVAPOTRANSPIRASI • Evapotranspirasi adalah porses kombinasi evaporasi dari permukaan air bebas/permukaan tanah dengan transpirasi dari tumbuhan. Evapotranspirasi ini juga digunakan untuk mem-perkirakan kebutuhan komsumtip tanaman. • Evapotranspirasi dipengaruhi: 1. Energi Radiasi (panas) 2. Kondisi lapisan udara (tingkat kejenuhan uap air) 3. Kecapatan Angin 4. Fisiologi tanaman/stomata daun • Ada 2 istilah yang dikenal untuk menyatakan besaran evapotranspirasi: 1. Evapotranspirasi Potensial (ETp) satuan mm/hari: - Evapotranspirasi Potensial (ETp) adalah laju evapotranspirasi pada kondisi kelembaban tanah field capacity (kapasitas lapang), semua pori tanah telah terisi air (jenuh air). - Evapotranspirasi berhubungan dengan fisiologi stomata daun, sehingga laju evapo-transpirasi potensial ini tergantung dengan jenis tanaman atau tanaman referensi. - Apabila ingin mengetahui Evapotranspirasi Potensial jenis tanaman lain (ETpc) dari Evapotranspirasi Potensial tanaman referensi (ETpo) dapat diperoleh dengan rumus: ETpc = kc.ETpo kc = koefisien tanamaman
  • 18. EVAPOTRANSPIRASI 2. Evapotranspirasi Aktual (ETa) satuan mm/hari: - Evapotranspirasi Aktual (ETa) sangat dipengaruhi oleh fisiologi tanaman dan kadar air tanah. Untuk menghitung evapotranspirasi aktual tanaman tertentu pada kondisi kadar air tanah tertentu berdasarkan evapotranspirasi potensial tanaman referensi di gunakan rumus: ETa = ks .kc . ETpo ETa = Evapotranspirasi potensial ks = koefisient tanah ( o < ks £ 1 ); ks = 1 jika kondisi jenuh air kc = koefisient tanaman ( 0,2 £ kc £ 1,3 ) Koefisien tanaman berubah dari kecil membesar dari mulai ditanam sampai tumbuhan mencapai dewasa/matang, kemudian sesudah itu kc mengecil dan konstan, karena kebutuhan akan air berkurang.
  • 19. PENGUKURAN EVAPOTRANSPIRASI 1. Panci Evaporasi (Panci Kelas A) ETp = Ce.Ep 2. Lysimeter Ce = koefisien panci 0,5-0,8 biasanya dipakai 0,7-0,75. Penman memakai 0,8 Ep = Evaporasi panci ETp I S O Dihitung dengan menggunakan prinsip Neraca Air (Water Balance) : ETp = I - O - S I = Air masuk O = Air keluar S = Air simpanan
  • 20. MENGESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI Dari beberapa metoda empiris dan metoda analitis yang dikembangkan untuk mengestimasi evapotranspirasi, Metoda Penman Modifikasi merupakan metoda yang direkomendasikan oleh FAO (Food and Agriculture Organization of United Nation) sebagai referensi untuk menghitung kebutuhan air padi dan palawija. Rumus Penman ini dikembangkan berdasarkan metoda kombinasi keseimbangan energi dan aerodinamik dengan tanaman referensi adalah rumput Alfafa di Inggris. Metoda Penman Modifikasi (FAO, Roma 1977): ET 0= c ´ [W ´ Rn + (1 -W) ´ f (u)´ (ea - ed )] ET0 = Evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari; c = faktor yang menunjukkan pengaruh perbedaan kecepatan angin pada siang dengan malam hari; W = faktor pembobot; Rn = energi radiasi bersih yang menghasilkan evaporasi, mm/hari; f(u) = fungsi kecepatan angin rata-rata yang diukur pada ketinggian 2 m dengan satuan kecepatan angin dalam km/hari; (ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual, mbar.
  • 21. Rumus Penman Modifikasi Contoh 3: Dari sebuah stasiun meteorologi yang terletak pada posisi 300 LU dan berada pada ketinggian 95 m, diperoleh data meteorologi pada bulan Juli sebagai berikut: temperature udara rata-rata (Tmean) adalah 28,5 0C; kelembaban relatif (Rh) adalah 55%; kecepatan angin (u) diukur pada ketinggian 3 m adalah 250 km/hari; penyinaran matahari (n/N) adalah 83%. Hitung Evapotranspirasi potensial tanaman acuan yang terjadi pada bulan Juli dengan menggunakan rumus Penman Modifikasi metoda FAO. Penyelesaian 3: Untuk menghitung ET0, maka terlebih dahulu variable-variabel yang ada pada rumus Penman Modifikasi di atas dihitung sebagai berikut: 1) faktor c Tidak ada data yang membedadan kecapatan angin pada siang hari dan malam hari siang hari, maka nilai c dianggap 1. 2). perbedaan tekanan uap (ea-ed) Berdasarkan nilai temperatur udara rata-rata (Tmean), dari tabel di bawah ini dapat diperoleh nilai tekanan uap jenuh.
  • 22. Rumus Penman Modifikasi Tekanan uap jenuh ea menurut temperatur udara rata-rata Temperatur ( 0C) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ea (mbar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,8 10,0 10,7 11,5 12,3 Temperatur ( 0C) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ea (mbar) 13,1 14,0 15,0 16,1 17,0 18,2 19,4 20,6 22,0 23,4 24,9 Temperatur ( 0C) 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 ea (mbar) 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,4 44,9 47,6 Temperatur ( 0C) 33 34 35 36 37 38 39 ea (mbar) 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9 Jika Tmean 28,5 0C, maka nilai tersebut berada diantara T1 = 28 0C dengan T2 = 29 0C yang masing-masing ea1 = 37,8 mbar dan ea2 = 40,1 mbar, maka dengan interpolasi linear : ö ( ) ( ) æ ea Tmean T ea = - 28,5 28 = - ö çè ea mbar ea ea ea T T 39 40,1 37,8 37,8 29 29 2 1 1 2 1 1 = + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè -
  • 23. Rumus Penman Modifikasi Untuk mencari nilai tekanan uap aktual (ed) digunakan rumus yang menyatakan besar kelembaban relatif (Rh), yaitu: dengan Rh Rh ed = ´ = ea 100% , 55% ed = Rh ´ ea = 0,55 ´ 39 = 21,5 mbar Dengan diketahui nilai ea dan ea, maka diperoleh: (ea - ed ) = 39 - 21,5 = 17,5 mbar 3). fungsi kecepatan angin f(u): Pengaruh angin terhadap ET0 yang dihitung dengan rumus Penman Modifikasi ditunjukkan dengan rumus, f (u) 0,27 1 u ö çè ÷ø = ´æ + 100 (6)
  • 24. Rumus Penman Modifikasi u adalah kecepatan angin harian rata-rata dalam satuan km/hari yang diukur pada ketinggian 2 m. Nilai f(u) tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan tabel di bawah ini. Fungsi kecepatan angin f(u) u (km/hari) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0,30 0,32 0,35 0,38 0,41 0,43 0,46 0,49 0,51 100 0,54 0,57 0,59 0,62 0,65 0,67 0,70 0,73 0,76 0,78 200 0,81 0,84 0,86 0,89 0,92 0,94 0,97 1,00 1,03 1,05 300 1,08 1,11 1,13 1,16 1,19 1,21 1,24 1,27 1,30 1,32 400 1,35 1,38 1,40 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,57 1,59 500 1,62 1,65 1,67 1,70 1,73 1,76 1,78 1,81 1,84 1,90 600 1,89 1,92 1,94 1,97 2,00 2,02 2,05 2,08 2,11 2,15 700 2,16 2,19 2,21 2,24 2,27 2,29 2,32 2,35 2,38 2,40 800 2,43 2,46 2,48 2,51 2,54 2,56 2,59 2,62 2,64 2,65 900 2,70
  • 25. Rumus Penman Modifikasi Apabila kecepatan angin diukur tidak pada ketinggian 2 m, maka kecepatan angin tersebut dikoreksi terlebih dahulu dengan faktor yang terdapat pada tabel di bawah ini 5 dan baru kemudian nilai f(u) dilihat pada tabel sebelumnya. Faktor koreksi untuk u yang diukur pada ketinggian tertentu Ketinggian tempat Pengukuran (m) 0,5 1,0 1,5 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 Faktor koreksi 1,35 1,15 1,06 1,00 0,93 0,88 0,85 0,80 Dari data pada contoh di atas: u = 250 km/hari diukur pada ketinggian 3 m, maka harga u perlu dikoreksi dengan angka koreksi pada Tabel 5, yaitu untuk ketinggian 3 m angka koreksinya 0,93 ; maka harga u yang telah dikoreksi menjadi: u =0,93´250 =233 km / hari
  • 26. Rumus Penman Modifikasi Kemudian dengan menggunakan tabel nilai f(u) dicari. Oleh karena nilai u = 233 km/hari berada diantara nilai u1 = 230 km/hari dengan u2 = 240 km/hari yang masing-masing f(u)1 = 0,89 dan f(u)2 = 0,92, maka f(u) dicari dengan cara interpolasi linear: ( ) ( ) f u u u 1 ö æ = - ( ) ( )2 ( )1 ( )1 2 1 ( ) = 233 - 230 ö çè f u ( ) 0,90 0,92 0,89 0,89 240 230 = + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè - f u f u f u f u u u 4). faktor pembobot (W) dan (1-W) Faktor pembobot W menjelaskan bobot pengaruh perubahan tekanan, dan energi radiasi terhadap ET0, secara matematis dapat dihitung: W = D D+g △ = gradien perubahan tekanan uap terhadap perubahan temperatur; ɣ = konstanta psychrometric.
  • 27. Rumus Penman Modifikasi Nilai W ini dapat juga diperoleh dari tabel di bawah ini, yaitu berdasar posisi ketinggian daerah yang diamati dan temperatur udara rata-rata. Temperatur (T) 0C 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Ketinggian (z) m 0 500 1000 2000 0,43 0,44 0,46 0,49 0,46 0,48 0,49 0,52 0,49 0,51 0,52 0,55 0,52 0,54 0,55 0,58 0,55 0,57 0,58 0,61 0,58 0,60 0,61 0,64 0,61 0,62 0,64 0,66 0,64 0,65 0,66 0,69 0,66 0,67 0,69 0,71 0,69 0,70 0,71 0,73 Temperatur (T) 0C 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 Ketinggian (z) m 0 500 1000 2000 0,71 0,72 0,73 0,75 0,73 0,74 0,75 0,77 0,75 0,76 0,77 0,79 0,77 0,78 0,79 0,81 0,78 0,79 0,80 0,82 0,80 0,81 0,82 0,84 0,82 0,82 0,83 0,85 0,83 0,84 0,85 0,86 0,84 0,85 0,86 0,87 0,85 0,86 0,87 0,88 Nilai W
  • 28. Rumus Penman Modifikasi Dari contoh di atas, daerah pengamatan berada pada ketinggian z= 95 m, dan temperatur rata-rata T=28,5 0C, dengan menggunakan tabel di atas nilai W dicari. Oleh kerena ketinggian z=95 m berada diantara nilai z1 = 0 m dengan z2 = 500 m, dan T=28,5 0C berada diantara nilai T1=28 0C dengan T2=30 0C, maka nilai W akan dicari dengan cara interpolasi linear 3 tahap. Tahap 1: Pada ketinggian z = 0 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,77 dan W2 = 0,78: ( ) ( ) W T T 1 æ = - = - ö 28,5 28 ö çè 0,7725 0,78 0,77 0,77 30 28 2 1 1 2 1 = + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè - W W W W W T T
  • 29. Rumus Penman Modifikasi Tahap 2: Pada Ketinggian z = 500 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,78 dan W2 = 0,79: ( ) ( ) W T T 1 æ = - = - ö 28,5 28 ö çè 0,7825 0,79 0,78 0,78 30 28 2 1 1 2 1 = + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè - W W W W W T T Tahap 3: Pada Ketinggian z = 95 dicari nilai W untuk T = 28,5 0C. Dari perhitungan di atas pada T=28,5 0C dan z1 = 0 m memberikan W1 = 0,7725, sedangkan pada T=28,5 0C dan z2 = 500 m memberikan W2 = 0,7825, maka: ( ) ( ) W z z 1 æ = - = - 95 0 ö ö çè 0,7744 0,77 0,7825 0,7725 0,7725 500 0 2 1 1 2 1 = » + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè - W W W W W W z z Dari hasil perhitungan diperoleh nilai W = 0,77 maka nilai (1-W) = 0,23
  • 30. Rumus Penman Modifikasi 5). Radiasi bersih (Rn) Radiasi bersih (Rn) adalah selisih antara semua radiasi yang datang dengan semua radiasi yang pergi meninggalkan permukaan bumi. Radiasi bersih dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus di bawah ini. Rns = (1-a )´ Rs Rn1= f (t)´ f (ed)´ f (n/ N) Rs = (0,25 + 0,50´ n/ N) ´ Ra Rn =Rns-Rnl Ra = radiasi yang sampai pada lapisan atas atmosfir, mm/hari; Rs = radiasi matahari yang sampai ke bumi, mm/hari; Rns = radiasi bersih matahari gelombang pendek, mm/hari; Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang, mm/hari; Rn = radiasi bersih, mm/hari; n/N= perbandingan jam cerah aktual dengan jam cerah teoritis, yang besarnya sama dengan persentase penyinaran matahari; a = albedo atau persentase radiasi yang dipantulkan, untuk tanaman acuan pada rumus Penman Miodifikasi diambil a = 0,25;
  • 31. Rumus Penman Modifikasi Nilai Ra yang dalam satuan ekivalen evaporasi mm/hari dapat diperoleh dari tabel , yang menjelaskan nilai Ra tiap bulan untuk suatu posisi lintang (latitude) dearah pengamatan. Nilai f(T), f(ed), dan f (n/N) masing-masing dapat diperoleh dari tabel-tabel selanjutnya. Dari contoh di atas, daerah pengamatan terletak pada posisi 300LU, memiliki persentase penyinaran matahari (n/N) = 83%, temperatur udara rata-rata (T) = 28,5 0C dan tekanan uap aktual ed = 21,5 mbar, maka: a). berdasarkan tabel, untuk daerah dengan posisi 300LU diperoleh: Ra = 16,8 mm/hari; b) dengan menggunakan rumus dan nilai n/N = 83% diperoleh: ( ) Rs n N Ra Rs = + ´ ´ 0,25 0,50 / = + ´ ´ (0,25 0,50 0,83) 16,8 Rs = 11,2 mm / hari Rns Rs Rns = -a ´ (1 ) = - ´ (1 0,25) 11,2 Rns = 8,4 mm / hari
  • 32. Tabel  Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari Lintang Utara 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4 4 14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1 6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7 8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,0 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3 10 13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9 12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5 14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0 16 12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6 18 11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1 20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7 22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2 24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7 26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3 28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8 30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3
  • 33. Tabel  Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari (lanjutan) Lintang Selatan 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 2 15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1 4 15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4 6 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7 8 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0 10 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2 12 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5 14 16,7 16,4 15,3 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6 16 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8 18 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1 20 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4 22 17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5 24 17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7 26 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8 28 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9 30 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1
  • 34. Rumus Penman Modifikasi c) dengan menggunakan rumus dan a = 0,25 diperoleh: Rns Rs Rns = -a ´ (1 ) = - ´ (1 0,25) 11,2 Rns = 8,4 mm / hari d) untuk T = 28,5 0C dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: ( ) ( ) ö æ f T = T - T ( ) 1 ( ) ( ) ( )2 1 1 2 1 = - ( ) 28,5 28 ö çè f T ( ) 16,4 16,7 16,3 16,3 30 28 = + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè - f T f T f T f T T T
  • 35. Tabel Pengaruh temperatur f(T) terhadap Rn1 T 0C 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 F(T) 11,0 11,4 11,7 12,0 12,4 12,7 13,1 13,5 13,8 14,2 T 0C 20 22 24 26 28 30 32 34 36 F(T) 14,6 15,0 15,4 15,9 16,3 16,7 17,2 17,7 18,1 Tabel Pengaruh tekanan uap f(ed) terhadap Rn1 ed mbar 6 8 10 12 14 16 18 20 22 f(ed) 0,23 0,22 0,20 0,19 0,18 0,16 0,15 0,14 0,13 ed mbar 24 26 28 30 32 34 36 38 40 f(ed) 0,12 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08 0,07 0,06 Tabel Pengaruh Persentase penyinaran matahari f(n/N) terhadap Rn1 n/N 0 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 f(n/N) 0,10 0,15 0,19 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42 0,46 0,51 0,55 n/N 0,55 0,60 0,65 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 1,00 f(n/N) 0,60 0,64 0,69 0,73 0,78 0,82 0,87 0,91 0,96 1,00
  • 36. Rumus Penman Modifikasi untuk ed = 21,5 mbar dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: ( ) ( ) ö æ f ed = ed - ed ( ) 1 ( ) ( ) ( )2 1 1 2 1 = - ( ) 21,5 20 ö çè f ed ( ) 0,13 0,13 0,14 0,14 22 20 = + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè - f ed f ed f ed f ed ed ed untuk n/N = 83% dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: ö æ f n N = n N - n N ( / ) ( / ) ( / ) 1 ( ) 2 1 1 ( ) = - ( / ) 0,83 0,80 ö çè f n N ( / ) 0,85 0,87 0,82 0,82 0,85 0,80 ( / ) ( / ) ( / ) ( / ) ( / ) 2 1 = + - ´ ÷ø æ - + - ´ ÷ ÷ø ç çè - f n N f n N f n N f n N n N n N
  • 37. Rumus Penman Modifikasi setelah diperoleh nilai f(T) = 16,4 ; f(ed) = 0,13 ; dan f(n/N) = 0,85 ; maka dengan menggunakan rumus 10 diperoleh: Rn = f t ´ f ed ´ f n N 1 ( ) ( ) ( / ) Rn = ´ ´ 1 16,4 0,13 0,85 Rn 1 = 1,8 mm / hari e) dengan menggunakan rumus dan nilai Rns = 8,4 mm/hari dan Rn1 = 1,8 mm/hari, diperoleh: Rn Rns Rn Rn = - = - 8,4 1,8 Rn 6,6 mm / hari 1 = 6). evapotranspirasi potensial (ET0) Setelah variabel-varibel yang ada pada rumus Penman Modifikasi diperoleh, maka: [ ( ) ( )] [ ] [ ] ET c W Rn W f u ea ed ET = ´ ´ + - ´ ´ - 0 0 ET 1 0,77 6,6 0,23 0,90 17,5 = ´ ´ + ´ ´ 1 5,1 3,6 0 = ´ + ET 8,7 mm / hari 1 ( ) 0 =