Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Kapita Selekta Islamiah yang mencakup 3 poin utama: 1) Hakikat hidup manusia menurut Islam, 2) Pentingnya pendidikan dalam perspektif Islam, dan 3) Anak dalam perspektif Islam. Mata kuliah ini bertujuan untuk memahami perspektif Islam terkait topik-topik tersebut.
2. MATA KULIAH
KAPITA SELEKTA ISLAMIAH
By
Syamsuddin Ali Nasution MA., PhD.
Alumnus: University Malaya Kuala Lumpur
International Islamic University Islamabad
3. KONTRAK PERKULIAHAN
1. Kehadiran: 75 %; Wajib
2. Tdk terlambat
3. Penilaian:
a. 10 X Pertemuan : 10%
b. UTS : 30 %
c. UAS : 40 %
d. Presentasi Makalah/Keaktivan:20 %
e. Absent presentasi: 0 %
4. I
WHAT DOES IT MEAN BY “KAPITA
SELEKTA ISLAMIAH ?”
Kapita?
Selekta?
Islamiah?
6. II
HAKIKAT HIDUP MANUSIA
Manusia diciptakan bukan dengan sia-sia atau
tanpa tujuan. Oleh itu setiap manusia harus
memahami hakikat hidupnya di dunia.
Ada 3 pertanyaan besar yang perlu dijawab utk
mengetahui dan memahami hakikat hidup
manusia di dunia yang fana ini. Ketiga
pertanyaan tersebut ialah:
1.darimana,
2.kemana dan
3.kenapa?
7. 1. Darimana manusia berasal:
Darimanakah aku datang dan alam raya
ini, adakah aku terjadi sendiri, atau ada
Pencipta yang menciptakanku, siapa Dia, dan
apa hubunganku dengan-Nya?
2. Untuk apa manusia hidup:
Kenapa manusia dijadikan, diberikan akal dan
kehendak; ditundukkan atau dimudahkan
untuknya apa saja yang ada di langit dan bumi.
Apakah tujuan eksistensi manusia di dunia
ini, dan bagaimana ia mengetahui tujuan tsb?
8. 3. Kemana manusia setelah mati:
Kemanakah perjalanan setelah petualangan
singkat di muka bumi? Apa setelah kematian?
Apakah kehidupan berakhir dengan kematian
tersebut? Atau di belakang kematian, masih ada
lagi kehidupan, yg padanya orang2 jahat akan
dibalas dengan apa yang mereka perbuat, dan
orang2 baik akan dibalas dengan kebaikan yang
mereka lakukan?
Ketiga-tiga pertanyan besar tsb menuntut
jawaban, dan tidak ada jalan utk memberikan
jawaban yang memuaskan melainkan hrs kembali
kpd ajaran Islam yg benar. Islam memberikan
jawaban yang komprehensif
9. “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur”. (Al-Nahl: 78)
10.
)
“dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka
Itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 179)
11. III
Pendidikan Dalam Perspektif Islam
Terminologi: Ta‟lim, Tarbiyah, Ta‟dib,
Urgensitas; lihat dan perhatikan tentang Adam
sebelum dilantik menjadi Khalifah (al-
Baqarah:30-33), dan perhatikan dalam al-
Quran: kata2 yg merujuk pada ilmu
pengetahuan dan pikiran/renungkan, teliti)
Diskusikan 5 ayat pertama surah al-‟Alaq,
Hukum :Wajib
Keutamaan:
12. LOGO
IV
Urgensitas Memahami SPI
Dg mengetahui Sejarah Pendidikan Islam (SPI), kita
dpt memperoleh informasi2 ttg pelaksanaan
pendidikan islam dari zaman Rasulullah sampai
sekarang mulai dr
pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemund
uran, dan kebangkitan kembali ttg pendidikan
Islam.
Dari sejarah dpt diketahui segala sesuatu yg terjadi
dlm penyelenggaraan pendidikan Islam dg segala
ide, konsep, intitusi, sistem, dan operasionalisnya
yg terjadi dr waktu ke waktu. Jadi sejarah pd
prinsipnya tdk hanya sekedar memberikan
romantisme tetapi lebih dari itu, merupakan
13. Sejarah Pendidikan Islam (SPI) dpt
memberikan Spirit (semangat) utk
membuka lembaran dan mengukir
kejayaan dan kemajuan pendidikan Islam
yg baru dan lebih baik.
Oleh krn itu, SPI sebagai study ttg
masalah2 yg berhubungan dg sejarah
pendidikan sdh barang tentu sangat
urgent terutama dlm rangka memberikan
sumbangan bagi pertumbuhan atau
perkembangan pendidikan.
14. Secara global, sejarah memegang peranan penting bagi
kehidupan umat manusia. Ini krn sejarah menyimpan
atau mengandung faktor dan kekuatan yg dpt
menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai2 baru
bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat
manusia. Sumber utama ajaran Islam (Al-Qur‟an)
mengandung cukup banyak nilai2 kesejarahan yg secara
direct dan indirect mengandung makna benar, pelajaran
yg sangat tinggi dan pimpinan utama khususnya umat
islam.
Ilmu tarikh (sejarah) dlm Islam menempati arti penting
dan berguna dlm kajian dlm islam. Oleh krn
itu, kegunaan sejarah pendidikan meliputi dua
aspek, yaitu kegunaan yg bersifat umum dan yg
bersifat akademis.
15. SPI memiliki manfaat tersendiri atrnya sebagai
faktor keteladanan, cermin, pembanding, dan
perbaikan keadaan.
1. Sebagai faktor keteladanan dpt difahami krn al-
Qur‟an sebagai sumber ajaran Islam banyak
mengandung nilai kesejarahan sebagai teladan.
Ini tersirat dlm Al-Qur‟an :
…
( Q.S. Al-Ahzab: 21)
…
(Q.S. Ali-Imran:31)
16. ……
…. Dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk
(Q.S Al-A‟raaf:158)
Berdasarkan ayat diatas umat islam dpt meneladani
proses pendidikan Islam semenjak zaman kerasulan
Muhammad saw, Khulafaur Rasyidin, ulama2 besar dan
para pemuka gerakan pendidikan Islam.
2. Sebagai cermin ilmu sejarah berusaha menafsirkan
pengalaman masa lampau manusia dlm berbagai
kegiatan. Tetapi sejalan dg perkembangan bhw tdk
semua kagiatan manusia berjalan mulus terkadang
menemukan rintangan2 tertentu sehingga dlm proses
kegiatannya mendapat sesuatu yg tdk diharapkan, maka
kita perlu bercermin atau mengambil pelajaran dr
kejadian2 masa lampau sehingga tarikh itu menjadi
cermin dan dapat diambil manfaatnya khususnya bagi
perkembangan pendidikan islam.
17. 3. Sebagai pembanding, suatu peristiwa yg berlangsung dr
satu masa ke masa tentu memiliki kesamaan dan
kekhususan. Dg demikian hasil proses pembanding atr
masa silam, sekarang, dan yg akan datang diharapkan
bisa memberi andil bagi perkembangan pendidikan Islam
krn sesungguhnya tarikh itu menjadi cermin
perbandingan bagi masa yg baru.
4. Sebagai perbaikan, setelah berusaha menafsirkan
pengalaman masa lampau manusia dlm berbagai
kegiatan, kita berusaha pula utk memperbaiki keadaan yg
sebelumnya kurang konstruktif menjadi lebih konstruktif.
Adapun kegunaan sejarah pendidikan islam yang bersifat
akademis diharapkan dpt :
a. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya
sampai masa sekarang.
b. Mengambil manfaat dr proses pendidikan Islam, guna
memecahkan problematika pendidikan Islam pd masa
kini.
18. c. Memiliki sikap positif terhdp perubahan2 dan
pembaharuan2 sistem pendidikan islam.
d. Selain itu sejarah pendidikan Islam akan
mempunyai kegunaan dlm rangka
pembangunan dan pengembangan pendidikan
islam. Dlm hal ini, sejarah pendidikan Islam
akan memberikan arah kemajuan yg pernah
dialami sehingga pembangunan dan
pengembangan itu tetap berada dlm kerangka
pandangan yg utuh dan mendasar.
19. Pentingnya Mempelajari Sejarah
Pendidikan Islam
Dari mengkaji sejarah, kita bisa memperoleh informasi
ttg pelaksaan pendidikan Islam dr zaman Rasulullah
sampai sekarang, mulai dr
pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran
dan kebangkitan kembali pendidikan Islam tsb.
Dari sejarah dpt diketahui bagaimana yg terjadi dlm
penyelenggaraan pendidikan Islam dg segala
ide, konsep, institusi, sistem, dan opersionalnya yg
terjadi dr waktu ke waktu.
Dlm ajaran Islam, pendidikan mendapatkan posisi yg
sangat penting dan tinggi krn pendidikan merupakan
salah satu perhatian sentral (central attention)
masyarakat. Pengalaman pembangunan di negara2
sdh maju khususnya negara2 di dunia Barat
membuktikan betapa besar peran pendidikan dlm
proses pembangunan.
20. Dlm konteks ini Ghulam Nabi Saqib: Education
may be used to help modernize a society.
Education, therefore is certainly the key to the
modernization of muslim societies.
Sejalan ini, Jhon Dewey mengatakan:
pendidikan diartikan sebagai social continuty of
life. Pendidikan juga diartikan, it may be said as
transmission from some persons to others of
the skills the arts and the science. Adapun
Kant, mengartikan pendidikan sebagai
care, discipline and instruction.
Oleh krn itu, peranan pendidik sangat penting
dan pendidikan hendaknya memenuhi
kebutuhan masyarakat.
21. Ilmu yg Erat Kaitannya dg SPI
Pendidikan Islam merupakan warisan dan
perkembangan budaya manusia yg bersumber dan
berpedoman pd ajaran Islam dlm rangka terbentuknya
kepribadian utama menurut Islam. Munculnya ilmu
pendidikan tlh memotivasi umat Islam utk menelusuri
perjalanan SPI. Teori2 yg berkaitan dlm dunia
pendidikan besar gunanya dlm mengumpulkan fakta2
sejarah yg selanjutnya menempatkan fakta2 tsb dlm
konteks sejarahnya.
Dg demikian pembahasan sejarah pendidikan tidak
sekedar menempatkan peristiwa2 yg berkaitan dg
perkembangan dan perjalanan pendidikan Islam sesuai
dg urutan2 peristiwa. Lebih dr itu, SPI menuntut
pengungkapan realitas sosial muslim untuk menjawab
suatu peristiwa yg terjadi.
22. V.
Anak Dalam Perspektif Islam
Anak merupakan curahan kasih sayang dan
belahan jiwa orang tua. Perasaan ini bukan saja
didominasi oleh manusia yang memiliki akal
pikiran, tetapi juga secara naluriah hewan
memilikinya.
Hal ini merupakan anugerah agung Allah
swt, sebagai pemberian kepada makhluk-
Nya, dan ini juga merupakan keadilannya
kepada makhluk yang tak berakal.
23. Children are future generation for a
nation, and a future of the nation
depends on them
24. Masa depan atau nasib sebuah bangsa akan
berada di pundak anak-anak kini.
Anak-anak yang berkualitas akan
mengantarkan bangsa tersebut kepada
kemajuan, kemakmuran, kejayaan dan
kecemerlangan.
Sebaliknya, anak-anak yang tidak berkualitas
akan membawa bangsa ke dalam malapetaka
dan kehancuran.
25. Melihat realita anak di lapangan, maka Islam
sudah lebih dahulu mencurahkan perhatian
khusus terhadap eksistensi anak.
Banyak ditemukan di dalam Al-Quran ayat-ayat
yang merujuk kepada anak, seperti bakal
kelahiran anak, sifat dan watak anak, doa untuk
mendapatkan anak atau keturunan, dll.
Contoh::
Surah al-Furqan: 74
26.
“dan orang orang yang berkata: "Ya
Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada
Kami dari isteri-isteri Kami dan
keturunan Kami sebagai penyenang hati
(Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa”.
27. Surah Ali-Imran; 38
“di sanalah Zakariya mendoa kepada
Tuhannya seraya berkata: "Ya
Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha
Pendengar doa".
28.
“Maka anugerahilah aku dari sisi Engkau
seorang putera, yang akan mewarisi aku
dan mewarisi sebahagian keluarga
Ya'qub; dan Jadikanlah ia, Ya
Tuhanku, seorang yang diridhai".
(Maryam:5-6)
29.
“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil
Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan
shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya
Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran
(seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi
ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan
seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang
saleh“ (Ali „Imran: 39).
30. Surah Maryam: 19
Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini
hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk
memberimu seorang anak laki-laki yang suci".
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku
(seorang anak) yang Termasuk orang-orang
yang saleh. (Ash-Shaffat: 100)
31. Posisi Anak di Depan Orang tua
Apabila diteliti dan dikaji Al-Quran, maka
ditemukan bahwa posisi anak di hadapan orang
tuanya, ada tiga kemungkinan:
Pertama: anak dapat menjadi musuh bagi orang
tuanya, sebagaimana firman Allah surah al-
Taghabun, 14:
32. “Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di
antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada
yang menjadi musuh bagimu[1} Maka berhati-
hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
[1] Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak
dapat menjerumuskan suami atau Ayahnya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
tidak dibenarkan agama.
33. Fenomena real di tengah masyarakat
membuktikan ayat tsb, misalnya: banyaknya
berita ttg penganiayaan, pembunuhan seorang
anak terhadap orang tuanya.
Fenomena ini mengindikasikan bhw seorang
anak memiliki potensi untuk menjadi musuh
bagi orang tuanya sebagaimana ditegaskan di
dlm ayat tsb.
34. Kedua: seorang anak merupakan fitnah bagi
orang tuanya, sebagaimana disebutkan dalam
surah al-Taghabun,15:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu
hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-
lah pahala yang besar”.
35. Realita di lapangan, memang banyak fenomena
anak yang durhaka, sebagaimana beritanya sering
ditemukan lewat media massa, seperti anak yang
tauran menentang orang tua, anak perempuan lari
meninggalkan rumah, yang hanya gara-gara
lelaki, dll, tentu ini semua menunjukkan bahwa
eksistensi anak tersebut lebih merupakan fitnah atau
cobaan bagi orang tua.
Cobaan ini merupakan ujian, dimana dg anak-anak
bisa bertambah kebaikan orang tua atau malah
mencelakakannya.
Ujian ini, sebenarnya bergantung pada bagaimana
orang tua merawat, mengasuh dan
mendidiknya, sukses atau tidak.
36. Ketiga: anak merupakan dambaan dan permata
hati orang tuanya. Keberadaannya
menenteramkan hati, baik ketika orang tua masih
hidup maupun setelah meninggal dunia. Ini
diabadikan dalam al-Quran, surah al-Furqan ayat
74.
Anak yang saleh merupakan aset yang luar biasa
bagi orang tua. Ia mampu menyejukkan hati dan
memberikan ketenteraman yang luar biasa bagi
orang tua di dunia.
Di akhirat, orang tua dapat memperoleh
kemanfaata dari anak-anaknya yang baik. Orang
tua juga dapat memetik kemanfaatan dari doa
anak-anaknya yang saleh.
37. Rasulullah saw bersabda:
“Apabila seorang anak Adam meninggal
dunia, maka terputuslah semua amalnya
kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu
mendoakannya” (HR Muslim).
Dari ketiga kemungkinan itu, setiap orang tua tidak
diragukan akan memilih kategori anak
terakhir, yaitu seorang anak yang mampu
menjadi “Qurratu A‟yun” bagi orang tuanya.
Kini persoalannya, bagaimana pilihan dan
kecenderungan untuk memilih yang terakhir ini
diikuti dengan langkah-langkah yang benar.
38. Untuk mewujudkan dan merelisasikan pilihan
terakhir itu sudah pasti dengan metode dan cara
mengikuti manajemen keluarga yang Islami.
Islam memang memandang anak sebagai
amanah dari Allah swt.
Bagaimana orang tua bersikap terhadap amanah
Allah tersebut?
Dalam rangka menunaikan amanah ini, tentu saja
orang tua harus mampu memenuhi hak-hak anak.
Jangan sia-siakan amanah, karena jika disia-
siakan maka kehancuran dan kerusakan yang
muncul.
39. Rasulullah bersabda:
“Apabila amanah itu disia-siakan, maka tunggulah
saat kehancuran” (HR Muslim)
Allah memperingatkan untuk tidak menyia-nyiakan
amanah lewat firman-Nya dalam surah al-
Anfal, 27:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui”..
40. Apabila amanah ini dapat ditunaikan oleh orang
tua maka mereka akan memetik buahnya tidak
saja di dunia tapi juga di akhirat.
Orang tua memperoleh kepuasan hidup dengan
kehadiran anak ini sebagaimana digambarkan
oleh Allah dalam al-Quran, al-Kahfi: 46:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di
sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan”.
42. Nativisme
Aliran ini berpandangan bhw segala
sesuatunya ditentukan oleh faktor2 yang
dibawa sejak lahir. Artinya, perkembangan
individu itu semata-mata dimungkinkan dan
ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ;
kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan
besar anaknya juga pintar.
Dg demikian, bayi itu lahir sudah dengan
pembawaan baik dan pembawaan
buruk, sehingga hasil akhir pendidikan itu
ditentukan oleh pembawaan yang sudah
dibawa sejak lahir.
43. Empirisme
Aliran ini bertentangan dengan paham
aliran nativisme. Empirisme (empiri =
pengalaman), tidak mengakui adanya
pembawaan atau potensi yang dibawa
lahir manusia.
Dengan demikian, keberhasilan belajar
peserta didik menurut aliran empirisme
ini, adalah lingkungan sekitarnya.
Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya
kemampuan dari pihak pendidik dalam
mengajar mereka.
44. Konvergensi
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan
individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun
lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan
penting.
Seorang anak dilahirkan di dunia disertai
pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai untuk perkembangan
bakat itu.
Oleh krn itu, seorang anak yang memiliki otak
yang cerdas, namun tidak didukung oleh pendidik
yang mengarahkannya, maka kecerdasakan anak
tersebut tidak berkembang.
45. Kesimpulan dr ketiga aliran tsb:
Menurut aliran nativisme bahwa seorang
peserta didik tidak dapat dipengaruhi oleh
lingkungan, sedangkan menurut aliran
empirisme bahwa justru lingkungan itulah
yang mempengaruhi peserta didik tsb.
Selanjutnya menurut aliran konvergensi
bahwa antara lingkungan dan bakat pada
peserta didik yang terbawa sejak lahir
saling memengaruhi.
46. Sudut pandangan Islam 1
Islam tidak serta merta menerima ketiga aliran
di atas, krn teori mereka hanya berorientasi pd
pola pikir antroposentris.
Maksudnya, perkembangan kepribadian
manusia se-akan2 hanya dipengaruhi oleh
faktor manusiawi. Dlm pandangan
Islam, manusia tlh memiliki seperangkat
potensi yg unik.
Potensi tsb disebut sebagai Fithrah, yg
mencakup
keimanan, ketauhidan, keislaman, keikhlasan,
dan kecenderungan menerima kebenaran dan
kebaikan. Semua potensi ini bukan diturunkan
dari orang-tua, melainkan diberikan oleh Allah
47. 2
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak2 Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
(Al-A’raf: 172)
48. 3
Secara potensial, kondisi kejiwan manusia tdk
netral, apalagi kosong seperti kertas
putih, namun secara aktual manusia tidak
memiliki kebaikan atau keburukan yg diwarisi;
kebaikan dan keburukan tergantung pd
realisasi dirinya.
Faktor hereditas boleh jadi menjadi salah satu
faktor perkembangan, sebagaimana
diisyaratkan dlm hadis pemilihan jodoh.
Dlm al-Quran, banyak ditemukan sosok yg
memiliki perkembangan kehidupan yg
sholeh, dimana perkembangan itu dipengaruhi
oleh faktor keturunan orangtua.
49. 4
Sebaliknya, di dlm kebaikan garis keturunan itu
ada juga yg menurunkan keturunan yang
buruk, jahat dan zalim. Firman Allah, Ash-
Shaffat: 113:
“Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas
Ishaq. dan diantara anak cucunya ada yang
berbuat baik dan ada (pula) yang zalim
terhadap dirinya sendiri dengan nyata”.
50. 5
Baik buruknya kepribadian individu
sangat bergantung pd faktor2 yg
kompleks, seperti
hereditas, lingkungan, potensi
bawaan, bahkan takdir Tuhan.
Manusia tdk mengetahui bagaimana
eksistensi takdir. Namun manusia tetap
disuruh berusaha dg akal dan
kemampuan yg tlh diberikan Allah, demi
utk memperbaiki dan meningkatkan
dirinya sendiri, anak dan keluarganya.
51. 6
Satu lagi faktor penentu perkembangan
manusia yg sangat ditonjolkan dlm Islam adalah
faktor2 bawaan yg merupakan sunnah atau
takdir Allah utk manusia.
Misalnya bawaan memikul amanat, bawaan
menjadi khalifah di muka bumi, bawaan menjadi
hamba Allah agar selalu beribadah kepada-Nya
(Al-Zariyaat: 56), bawaan untuk mentauhidkan
Allah swt (Al-A‟raf: 172).
Begitu juga faktor2 perbedaan individu, spt
perbedaan karunia yg diberikan (Al-Nisa‟ :
32), perbedaan kemampuan dan status (Hud:
93)
52. PENDIDIKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Anak adalah asset masa depan suatu bangsa. Anak
hari ini: generasi masa depan. Anak tsb tidak akan
mempunyai pengaruh dan posisi yang besar kecuali jika
mereka dididik dengan baik, dan jiwa mereka diasah
dengan semua hal yang baik dan bermanfaat.
Pendidikan anak bukanlah persoalan biasa dan sepele.
Mendidik anak bukanlah semata-mata karena persoalan
anak: sebagai investasi keluarga atau bahkan investasi
sebuah negara sekalipun. Tetapi krn anak merupakan
bagian dari hidup orang tua, sehingga sudah
seharusnya kebahagiaan anak adalah kebahagiaan
orang tua.
Pendidik hrs memperhatikan pengembangan dan
pembentukan kepribadian anak semenjak masa
pertumbuhan pertamanya.
53. Pendidikan anak dalam Islam sebenarnya bukan
sekedar dimulai dari kelahiran anak atau ketika
dalam kandungan saja.
Pendidikan yg tepat dan benar hrs dilihat dan
didasarkan pd tahap2 perkembangan manusia. Pd
dasarnya tahap2 tsb terbagi kpd tiga, sebagaimana
Abdul Mujib & Yusuf Mudzakkir menampilkan
perkembangan anak sbb:
1. Masa Pra-konsepsi
2. Pra-natal (Pra-lahir)
3. Pasca-natal (Pasca-lahir)
54. Masa Pra-Konsepsi menurut
Konsep Islam
Yaitu periode perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum.
Saat itu pd hakikatnya seseorang itu sudah
merencanakan bagaimana nantinya akan mendidik
anak.
Oleh krn itu, Islam memandang bhw proses
pendidikan bukan saja dimulai sejak anak masih dlm
kandungan, tapi sdh mulai masa pra-konsepsi, sejak
calon suami memilih calon isteri yg kemudian hari
menjadi orgtua dr si anak.
55. Pada fase pra-konsepsi ini, ada beberapa hal yg
perlu diperhatikan:
1. Mencari pasangan hidup yg baik.
Islam mengajarkan agar memilih pasangan hidup
yang didasarkan pada “agamanya” bukan karena
kecantikan, kedudukan atau harta.
Miftahul Asror dalam bukunya “ Mencetak anak
berbakat : Cerdas Intelektual dan Emosional”
menyebutkan bahwa pendidikan anak dimulai dari
fase pra-konsepsi yaitu ketika seseorang mencari
patnership suami atau istri.
56. Hal itu penting krn sifat2 fisik maupun psikis
(kepribadian) orgtua dpt diturunkan secara genetik
kpd anaknya, sebagaimana hal ini tlh diisyaratkan
oleh Rasulullah saw dlm sabdanya:
.
“Pilihlah calon teman hidup kamu, sebab pengaruh
keturunan itu kuat sekali” (HR Abu Daud) (Muhammad
Ali Quthb : 24)
2. Segera menikah secara sah setelah cukup
umur dan telah disepakati oleh berbagai pihak
Mendapat persetujuan dari pihak lelaki dan pihak
calon pasangan hidup
Hal ini tanpa memperlambat sehingga terjadi
kadang2 perbuatan maksiat
57. 3. Membangun keluarga yang sakinah
(rukun, damai, dan sejahtera) di atas prinsip cinta
kasih (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah) dg
landasan iman dan takwa.
Perhatikan ayat berikut:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir (al-Rum;21).
58. 4. Selalu berdoa kpd Allah swt utk diberi
keturunan yg baik (dzurriyah thayyibah).
Dalam konteks ini, Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah memberikan pedoman kpd
umatnya, agar selalu mengaplikasikannya.
Pendidikan pd periode sebelum kehamilan
adalah sebelum melakukan aktivitas hubungan
suami istri. Pendidikan apa saja?
59. Masa Pra-natal (Pra-lahir)
Yaitu periode perkembangan manusia yg mulai dr
pembuahan sampai masa kelahiran.
Psikologi tidak hanya berusaha mengkaji fase-fase
perkembangan anak sejak saat kelahiran, tetapi
juga menaruh perhatian dan mengkaji berbagai
fase perkembangannya sebelum kelahiran, ketika
anak masih dlm bentuk janin dlm perut ibunya dan
berbagai faktor yg mungkin bisa mempengaruhi
pembentukan dan perkembangan janin.
Lihat perkembangan embriologi dalam konsep al-
Quran.
60.
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur)
kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. (Al-Hajj: 5)
61. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik.(Al-Mukminun: 12-14)
62.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan[1]. yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan
kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada
Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan? (Al-Zumar: 6)
[1] Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam
perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan
dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.
63. Ayat2 tsb mengungkapkan fase2 perkembangan
janin di dlm rahim sejak awal kehamilan saat salah
satu sel sperma si bapak membuahi sel telur si ibu
yg matang.
Apabila sdh sampai di dlm rahim, jadilah ia
segumpal sel. Ketika nutfah yg bercampur itu
sampai ke rahim, ia pun menempel dan
menggantung pd rahim, saat itulah dimulai fase
„alaqah. Secara langsung nutrisi „alaqah diperoleh
dari darah ibu melalui plasenta.
Fase mudghah terjadi pd minggu ke-3. Kemudian
penghujung minggu ke-4, tdk ada perubahan apa
pun pd organ tubuh si janin.
Oleh sebab itulah, fase ini dpt disebutkan fase
nutfah yg blm sempurna pembentukannya.
64. Memasuki minggu ke-5, mulailah proses
pembedaan organ2 dan alat2 tubuh. Proses
pembentukan ini berhenti pd akhir bln ke-3. Fase
ini dinamakan fase mudghah yg blm sempurna
pembentukannya.
Pd akhir bln ke-3 dan awal bln ke-4, janin mulai
bergerak dan saat itu terjadi hubungan sistem
saraf dg organ dan otot2. Denyut jantung dimulai
pd awal bln ke-4, dan kesempurnaan bentuk
janin menjadi lengkap. Itulah maksud firman
Allah “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yg
berbentuk lain.
65. Hal2 Yang Perlu Diperhatikan periode ini
1. Memelihara suasana psikologis yang damai dan
tenteram agar secara psikologis janin dapat
berkembang secara normal
2. Meningkatkan ibadah dan meninggalkan
maksiat terutama bagi ibu agar janinnya
mendapat sinaran cahaya hidayah dari Allah
SWT
3. Berdoa kepada Allah SWT terutama sebelum 4
bulan dalam kandungan sebab masa-masa itu
hukum-hukum perkembangan akan ditetapkan.
66. Periode Masa Kelahiran sampai meninggal dunia
1. Masa neonatus (kelahiran sampai kira-kira minggu
keempat)
a. Membacakan azan di telinga kanan dan
membacakan iqamah di telinga kiri ketika anak
baru lahir
b. Menyembelih hewan utk akikah, dua kambing
untuk bayi laki-laki dan satu kambing untuk bayi
perempuan
c. Memberi nama yang baik
d. Membiasakan hidup yang bersih dan suci
e. Memberi ASI sampai usia 2 tahun
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan..(Al-Baqarah: 233).
67. 2. Masa Kanak-kanak (al-Thifl)
1. Pertumbuhan potensi-potensi indera dan
psikologis seperti pendengaran, penglihatan, dan
hati nurani
(Al-Nahl:78). Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.
2. Mempersiapkan diri dengan cara membiasakan
dan melatih hidup yang baik seperti dalam
berbicara, makan, bergaul, penyesuaian diri
dengan lingkungan
3. Pengenalan aspek-aspek doktrinal
68. 3. Masa Mumayyiz
Fase dimana anak mulai mampu membedakan
yg baik dan yg buruk, yg benar dan yg salah.
Masa ini adalah:
1.Perubahan persepsi konkrit menuju pada persepsi
yang abstrak, misalnya persepsi mengenal ide-ide
ketuhanan, alam akhirat, dan sebagainya;dan
2.Pengembangan ajaran-ajaran normatif agama
melalui institusi sekolah, baik yang berkenan
dengan aspek kongnitif, afektif, maupun
psikomotorik.
69. 4. Masa Baligh
Yaitu fase dimana usia anak telah sampai
dewasa
1.Memahami segala titah (al-khithab) Allah Swt.
Dengan memperdalam ilmu pengetahuan
(Al-Isra’ :36). dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya
itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
70. 2. Menginternalisasikan keimanan dan
pengetahuan dalam tingkah laku nyata, baik
yang berhubungan dengan diri
sendiri, keluarga, komunitas sosial, alam
semesta, maupun pada tuhan;
3. Memiliki kesediaan untuk
mempertanggungjawabkan apa yang
diperbuat, sebab pada fase ini seseorang telah
memiliki kesadaran dan kebebasa
71.
(Al-Isra:36).Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya
itu akan diminta pertanggungan jawaban penuh
terhadap apa yang dilakukan.
4. Membentengi diri dan segala perbuatan maksiat
dan mengisi diri dengan perbuatan baik, sebab
masa puber merupakan masa dimana dorongan
erotis mulai tumbuh dan berkembang dengan
pesat;
72. 5. Menikah jika tidak memiliki kemampuan, baik
kemampuan fisik maupun psikis;
6. Membinakeluarga yang sakinah, yaitu keluarga
dalam menempuh bahtera kehidupan selalu
dalam keadaan cinta (mawaddah) dan kasih
sayang (rahmah) dengan landasan keimanan
dan ketakwaan; dan
7. Mendidik anak-anaknya dengan pendidikan
yang bermanfaat bagi diri
sendiri, keluarga, sosial, dan agama;
73. 5. Masa kearifan dan kebaikan
Yaitu fase dimana seseorang telah memiliki
tingkat kesadaran dan kecerdasan
emosional, moral, spiritual (fathanah);
1.Transinternalisasi sifat-sifat rasul yang
agung, sebab Nabi Muhammad Saw. Diangkat
menjadi rasul berusia 40 tahun. Sifat-sifat yang
dimaksud seperti jujur (shiddiq), dapat
dipercaya bila diberi tanggung jawab
(amanah), menyampaikan kebenaran
(tabling), dan memiliki kecerdasan spiritual
(fathanah);
2. Meningkatkan kesadaran akan peran sosial
dengan niatan amal saleh;
74. 3. Meningkatkan ketakwaan dan kedekatan
(taqarrub) kepada Allah Swt., melalui perluasan
diri dengan mengamalkan ibadah-ibadah
sunna, seperti sholat malam,puasa
sunnah, berdzikir atau wirid;
4. Mempersiapkan diri sebaik mungkin, sebab
usia-usia seperti ini mendekati masa-masa
kematian.
Masa kematian, (fase dimana nyawa telah
hilang dari jasad manusia)
Memberikan wasiat kepada keluarga jika
terdapat masalah yang perlu
diselesaikan, seperti wasiat tentang
pengembalian hutang,
75. 6. Masa kematian
Yaitu, fase dimana nyawa telah hilang dari
jasad manusia. Dlm hal ini, perhatian:
1. Memberikan wasiat kepada keluarga jika
terdapat masalah yang perlu
diselesaikan, seperti wasiat tentang
pengembalian hutang, mewakafkan sebagian
hartanya untuk keperluan agama dan
sebagainya.
Perhatikan firman Allah, Al-Nisa‟: 11-12 :
77. Allah mensyari'atkan bagimu tentang
(pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu
: bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bagahian dua orang anak perempuan; dan jika
anak itu semuanya perempuan lebih dari
dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu
seorang saja, Maka ia memperoleh separo
harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak; jika orang yang meninggal
tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-
bapanya (saja), Maka ibunya mendapat
78. sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, Maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di
atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat
atau (dan) sesudah dibayar hutangnya.
(Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya
bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta
yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-
isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu
79. mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang
mereka buat atau (dan) seduah dibayar
hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat
harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
mempunyai anak. jika kamu mempunyai
anak, Maka Para isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan
sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau
(dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika
seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan
tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau
seorang saudara
80. perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-
masing dari kedua jenis saudara itu seperenam
harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih
dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam
yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat
yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi mudharat
(kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan
yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-
benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui
lagi Maha Penyantun
2. Tidak mengingat apapun kecuali berdzikir
kepada Allah Swt.;
81. 3. Mendengarkan secaa seksama talqin yang
dibacakan oleh keluarganya kemudian
menirukannya. Talqin secara bahasa berarti
pengajaran secara doktriner, sedang menurut
istilah adalah pelajaran mengucapkan lafal la ilaha
illa Allah (tiada tuhan selain Allah) yang diucapkan
untuk mengingatkan pada orang yang akan
meninggal dunia , agar matinya dalam keadaan
husn al-khotimah (baik akhir kehidupannya). Sabda
Nabi Saw.; ”berilah pelajaran orang yang akan mati
dengan ucapan la ilaha illa Allah”;dan
4. Bagi orang yang hidup maka diwajibkan untuk
memandikan , memberi kain
kafan, menshalati, dan mengubur jasad mayat.
(Mubin & Ani Cahyani).
82. PENDIDIKAN ANAK DALAM
PERSPEKTIF ISLAM (Sambungan)
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (al-
Ra‟d: 11).
Jalan keluar dari keterpurukan yang melanda
sebuah bangsa hanya bisa melalui upaya dan
usaha bangsa itu sendiri.
Baik dan buruknya sebuah bangsa bergantung
pada pendidikannya.
83. Pendidikan yang baik seharusnya menjadi
media yang ampuh utk mengeluarkan manusia
dari multy-crisis dan menyelesaikan berbagai
problematika hidup manusia.
Manusia sebagai sasaran pendidikan hrs
memahami hakikat hidupnya.
Apa yang menjadi hakikat hidup manusia..???
84. HAKIKAT HIDUP MANUSIA
Setiap manusia hrs memahami hakikat
hidupnya di dunia.
Hakikat hidup manusia merupakan perumusan
komprehensif dari tiga pertanyaan mendasar:
1. Dari mana manusia berasal?
2. Untuk apa manusia hidup?
3. Kemana manusia setelah mati?
85. Memahami hakikat hidup merupakan suatu hal
yg sangat fundamental. Kegagalan memahami
hakikat hidup akan membuat seseorang
menjlani kehidupan ini bagaikan layang-layang
putus yg bergerk mengikuti kemana arah angin
berembus, atau bagaikan kapal berlyr tanpa
nakhoda yg bisa saja menabrak karang, atau
dihempskan ombak kemana saja tanpa tujuan.
Artinya, tanpa arah hidup yg jelas, manusia
akan mudah sekali tersesat, atau bahkan tak
mustahil menjdi penentang Allah swt sehingga
amalnya di dunia menjadi sia-sia, bagaikan
fatamorgana atau debu beterbangan.
86. Memahami hakikat hidup bukan hal yg sukar.
Allah swt tlh memberikn potensi pd diri manusia
berupa daya pikir (akal) dan fitrah yg melekat pd
manusia sejak dia diciptakan. Juga tlh dikurniakan
panca inder sebagai salah satu unsur penting dlm
proses berpikir.
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.” (Al-Nahl: 78)
87. Semua sarana ini hrs bisa digunakan dg sebaik-
baiknya. Kegagalan manusia dlm memahmi hkikat
hidupnya, tdk lain krn kelalian dan keenggananny
menggunakan bekal2 tsb. Perhatikan firman Allah
dlm al-A‟raf: 179;
“dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
mereka Itulah orang-orang yang lalai.”
88. Maka perlu potensi-potensi dasar di atas
dipupuk sejak lahir hingga seterusnya dengan
pendidikan Islam. (Ketika lahir misalnya, apa
yang hrs diperdengarkan kepadanya
?, pendidikan apakah itu? )
Pendidikan tsb disesuaikan dg tingkat
perkembangan anak sebagaimana tlh diuraikan.
Tiap anak memiliki tempo kepekaan yang tidak
sama. Kepekaan intelek anak memiliki tiga fase:
89. a.Fase praoperasional, yakni usia 5-6
tahun, (Yusanto dkk, dari 2- 7 tahun) atau
masa pra sekolah. Fase ini belum
membedakan sesuatu secra konsep atau
abstrak
b.Fase operasi kongkret, yakni anak sudah
mulai bisa dibawa berfikir abstrak, misalnya
untuk menjelaskan bahwa Allah itu ada
dengan cara melihat adanya ciptaan-Nya.
c.Fase operasional formal, yakni anak sudah
mulai bisa memikirkan apa yang ada dibalik
realitas, baik melalui percobaan maupun
observasi
90. Muhammad Ali Quthb, membagi pendidikan
kepada tiga hal yang utama:
Pendidikan pendahuluan
Masa pemantapan pertama
Masa penemuan
91. Pendidikan pendahuluan
1. Kurun dua tahun pertama
Umur 2 thn pertama, bahkan sampai dg 3 thn
pertama dari umur sang anak, pd hakikatnya
merupakan fase peletakan batu pertama bagi
fundasi bangunannya. Jika fondasinya benar
dan kokoh, maka bangunannya pun akan
sempurna dan megah, dan jika bibitnya baik, yg
disertai dg pemeliharaan yg intensif, maka
tanamannya pun akan tumbuh dg baik dan
hasilnya akan melimpah.
Krn-nya, dpt ditegaskan bhw sewajarnyalah anak
kecil dibimbing dan dididik berdasarkan sistem
pendidikan Islam, sesuai dg fitrahnya.
92. 2. Pembinaan Adat Kebiasaan dan meniru
Pemenuhan kebutuhan fitriah yg ada dlm diri
anak, hrslah disalurkan dg pengarahan yg dpt
menunjang perkembangan dirinya dan
pembentukan pribadinya. Proses ini hendaknya
tetap berlangsung secara lancar atr kita dg anak.
Kita hrs terus mengarahkannya kpd pembinaan
adat/watak yg baik dlm diri sang anak dg cara
memupuk kebiasaan dlm rangka menumbuhkan
rasa cinta kpd hal2 yg baik serta kemauan utk
merealisaskannya dan mengikutinya.
Gejala meniru pula baru timbul dlm diri sang anak
sejak ia menginjak bln2 terakhir dr tahun
pertamanya.
93. 3. Lima tonggak Pendidikan:
1. Akidah dan Agama
2. Ketaatan
3. Kejujuran
4. Amanah (dpt dipercaya)
• “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.” (Al-Isra : 36)
5. Sifat Qona‟ah (menerima yg diberikan Allah swt
kpdnya) dan ridha
94. Pendidikan Islam di TK
Pakar pendidikan anak menggolongkan anak
usia 2 hingga 6 thn sebagai fase realisme fantasi
atau fase pra operasional. Fase ini dimulai dg
penguasaan bahasa yg sistematis, permainan
simbolis yg menunjukkan bhw anak sdh mampu
melakukan tingkah laku simbolis.
Pd usia ini, anak berfikir secara egosentris, dan
blm mampu secara perseptual, emosional-
motivasional serta konseptul utk menerjemahkan
pengetahuan yg dimilikinya ke dalam pekerjaan
atau aktivitas lainnya.
Anak mampu menirukan tingkah laku yg
dilihatnya dan pa yg dilihat sehari sebelumnya
95. Anak cenderung masih menggunakan
permainan dan fantasinya. Mengungkapkan
fantasinya seolah sebagai sebuah kenyataan.
Dintinjau dr segi kelembagaan, pendidikan utk
anak usia ini biasa disebut TK, pendidikan ini
tdk dianggap lagi non-forma, dlm arti tdk
memeliki kurikulum dan tujuan yg jelas.
TK merupakan pendidikan utk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak didik di luar lingkungan keleuarga
sebelum memasuki pendidikan dasar.
97. Masa pemantapan pertama (7 sampai 10 thn
Memerintahkan anak utk melakukan shalat jika
berusia 7 thn, dan dipukul krn meninggalkan
shalat jika berusia 10 thn.
Memisahkan tempat tidur mereka masing2
Antara Rumah dan Sekolah