Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi dari perspektif gender. Ia menjelaskan perbedaan antara seks dan gender serta contoh-contoh diskriminasi gender seperti stereotipe, subordinasi, marginalisasi dan beban ganda yang mempengaruhi kesehatan reproduksi. Dokumen ini juga mengidentifikasi masalah-masalah gender dalam elemen kesehatan reproduksi seperti kesehatan ibu dan bayi, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja
1. KESEHATAN REPRODUKSI
DALAM PERSPEKTIF GENDER
Oleh:
Kelompok 5.
SYAIDAH SULAIMAN
SRI NURJAYANTI
EVA MUSDALIFAH
OKI SELVIANA TUDANG
MURTINI
LUCKY DAHLIA
2. 1. Seks dan Gender
Seks/jenis kelamin (identitas biologis):
Karakteristik genetik/fisiologik atau
biologis/seseorang yg menunjukkan apakah dia
seorang perempuan atau laki-laki
Gender: perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung
jawab, dan perilaku yg dibentuk oleh tata nilai
sosial, budaya dan adat istiadat.
4. Perbedaan antara gender
dengan jenis kelamin
Jenis
kelamin
Contoh
Gender
Contoh
Tidak dpt
dirubah
Alat kelamin
laki
dan wanita
Dapat
berubah
Peran dlm kegiatan
sehari-hari,seperti
di rmh perempuan
memasak, tetapi di
restoran banyak lakilaki yang jadi juru
masak
Tidak dpt
ditukar
Jakun pd
laki dan
payudara
pd wanita
Dpt
dipertukar
kan
6. Jenis
kelamin
Contoh
Gender
Contoh
Berlaku di
mana saja
Di rumah,
dikantor, dan
dimanapun
berada , seorang
laki-laki dan
perempuan tetap
laki-laki dan
perempuan
Tergantung
budaya
setempat
Pembatasan
kesempatan di bidang
pekerjaan terhadap
perempuan
dikarenakan budaya
setempat misalnya:
perempuan
diutamakan utk mjd
perawat, guru tk,
pengasuh anak
6
9. Bias gender: suatu pandangan yang membedakan
peran, kedudukan, serta tanggung jawab laki-laki
dan perempuan dalam kehidupan keluarga,
masyarakat dan pembangunan
10. Perbedaan peran dan fungsi antara laki-laki dan
perempuan atau yang lebih tinggi dikenal dengan
perbedaan gender yang terjadi di masyarakat
tidak menjadi suatu permasalahan sepanjang
perbedaan tersebut tidak mengakibatkan
diskriminasi atau ketidakadilan
11. 2. Diskriminasi Gender dan Contoh Budaya
yang Berpengaruh Terhadap Gender
Gender sering melahirkan perilaku diskriminatif yang
akan menimbulkan dampak negatif, yaitu:
Steriotipe (pembakuan seperti: nilai baku, peran
baku dan citra baku)
2. Subordinasi (pembawahan dalam hal status,
kedudukan, fungsi, peran, hak dan kewajiban,
hukum)
1.
12. Marginalisasi (tersingkir dari arus utama dalam
hal ekonomi, pendidikan, media, kesehatan,
sosial dan politik)
4. Beban ganda (pembebanan yang berlipat ganda)
5. Kekerasan (fisik, psikis, ekonomi)
3.
13. 1. Steriotype
Adalah pelabelan (terhadap jenis kelamin
tertentu) atau penandaan yang seringkali bersifat
negatif, secara umum seringkali melahirkan
ketidakadilan.
Misalnya: pandangan terhadap perempuan,
bahwa tugas dan fungsinya melaksanakan
pekerjaan yang berkaitan dengan
kerumahtanggaan atau tugas domestik.
14. Contoh pelabelan:
Perempuan dianggap cengeng, suka digoda.
Perempuan tidak rasional, emosional.
Perempuan tidak bisa mengambil keputusan
penting.
Perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pencari
nafkah tambahan.
Laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
15. Akibatnya, ketika perempuan berada di ruang
publik, maka jenis pekerjaan dan kegiatannya
sering hanyalah merupakan perpanjangan peran
domestiknya
Contoh: karena perempuan pintar merayu,
dianggap lebih tepat bekerja di bagian penjualan
Laki-laki dianggap lebih tegas, sehingga lebih
tepat kalau sering lebih banyak merugikan
Pelabelan jadi pimpinan
perempuan
16. 2. Subordinasi
Adalah adanya keyakinan bahwa salah satu jenis
kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama
dibanding jenis kelamin lainnya
Sejak dahulu ada pandangan yang menempatkan
perempuan lebih rendah daripada laki-laki.
Kenyataan masih ada nilai-nilai masyarakat yang
membatasi ruang gerak terutama perempuan di
berbagai kehidupan
Contoh: anak laki-laki dan perempuan tidak punya
hak sekolah yang sama
17. 3. Marginalisasi
Proses marginalisasi (pemiskinan) terhadap
perempuan maupun laki-laki
Misalnya: perkembangan teknologi telah
menyebabkan apa yang semula dikerjakan
secara manual oleh perempuan, diambil alih oleh
mesin yang umumnya dikerjakan oleh tenaga
laki-laki. Sebaliknya, banyak lapangan pekerjaan
yang menutup pintu bagi laki-laki karena
anggapan bahwa mereka kurang teliti melakukan
pekerjaan yang memerlukan kecermatan dan
kesabaran
18. Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh
pabrik, pembantu rumah tangga dinilai
sebagai pekerja rendah, sehingga
berpengaruh pada tingkat gaji/upah yang
diterima
19. Contoh marginalisasi
1.
2.
3.
4.
5.
Pemupukan dan pengendalian hama dengan
teknologi baru yang dikerjakan oleh laki-laki
Pemotongan padi dengan peralatan mesin yang
membutuhkan tenaga dan keterampilan laki-laki,
menggantikan tangan-tangan perempuan yang
dulu menggunakan ani-ani
Usaha konveksi yang lebih suka menyerap tenaga
perempuan
Peluang menjadi pembantu RT lebih banyak
diberikan kepada kaum perempuan
Banyak pekerjaan yang dianggap sebagai
pekerjaan perempuan seperti: guru TK, sekretaris
atau perawat yang dinilai lebih rendah
dibandingkan pekerjaan laki-laki yang berdampak
pada pembedaan gaji yang diterima perempuan
20. 4. Beban Ganda
Sebagai suatu bentuk diskriminasi dan ketidakadilan
gender adalah beban kerja yang harus dijalankan oleh
salah satu jenis kelamin tertentu.
Observasi menunjukkan bahwa perempuan
mengerjakan hampir 90% dari pekerjaan RT, sehingga
bagi mereka yang bekerja di luar rumah, selain
bekerja di wilayah publik mereka juga masih harus
mengerjakan pekerjaan domestik
21. Contoh:
Seorang ibu dan anak perempuannya mempunyai
tugas untuk menyiapkan makanan dan
menyediakan di atas meja, kemudian merapikan
kembali sampai mencuci piring-piring kotor.
Seorang bapak dan anak laki-laki setelah selesai
makan, mereka akan meninggalkan meja makan
tanpa berkewajiban mengangkat dan mencuci
piring kotor mereka.
2. Beban kerja semacam itu juga terjadi pada lakilaki, contohnya sepulang dari kantor sore hari,
pada malam harinya masih harus siskamling untuk
memenuhi tugasnya sebagai warga masyarakat
setempat
1.
22. 5. Kekerasan
Suatu serangan terhadap fisik maupun
mental/psikologi seseorang
Fisik: perkosaan, pemukulan, penyiksaan
Non fisik: pelecehan seksual, ancaman, paksaan
23. Contoh kekerasan gender
Suami membatasi uang belanja dan memonitor
pengeluaran secara ketat
2. Istri menghina/mencela kemampuan/kegagalan
karier suami
1.
24. Hubungan gender dan kesehatan
reproduksi
Status kesehatan manusia dipengaruhi oleh
berbagai faktor:
1. Gender berkaitan dengan sikap dan perilaku
manusia. Ada perilaku dan sikap yang
berdampak negatif terhadap status kesehatan
reproduksi manusia
2. Ketidakadilan gender di berbagai aspek
kehidupan lebih banyak dialami oleh
perempuan dibandingkan laki-laki
3. Kualitas kesehatan perempuan berdampak
terhadap kualitas generasi/keturunan dan
kondisi sosial ekonomi dan masyarakat
25. Issue Gender Dalam Elemen
Kesehatan Reproduksi Esensial
1.
Kesehatan ibu dan bayi (safe motherhood)
a.
b.
Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil
keputusan berkaitan dengan kesehatan dirinya. Misalnya:
menentukan kapan hamil dan dimana akan melahirkan.
Hal tersebut berhubungan dengan kedudukan perempuan
yang lemah di keluarga dan masyarakat
Sikap dan perilaku keluarga yang cenderung
mengutamakan laki-laki, misal: 1) dalam mengkonsumsi
makanan sehari-hari yang menempatkan bapak/anak lakilaki pada posisi yang diutamakan daripada ibu dan anak
perempuan. Hal tersebut sangat merugikan kesehatan
perempuan, terutama bila sedang hamil. 2)Tuntutan untuk
tetap bekerja keras pada ibu hamil seperti pada saat
kondisi tidak hamil. 3) adanya pantangan bagi perempuan
yang sedang hamil untuk melakukan kegiatan/makan
makanan tertentu yang cukup bergizi
26. 2.
Keluarga Berencana (KB)
Kesetaraan berKB yang timpang antara laki-laki dan
perempuan. 98% akseptor adalah perempuan yang
selalu menjadi target sasaran
b. Perempuan tidak mempuanyai kekuatan untuk
metode kontrasepsi yang diinginkan, antara lain
karena ketergantungan pada keputusan suami,
informasi yang kurang lengkap dari petugas
kesehatan, penyediaan alat dan obat kontrasepsi
yang tidak memadai di tempat pelayanan
c. Pengambilan keputusan: partispasi laki-laki dalam
berKB sangat kecil dan kurang, namun kontrol
terhadap perempuan dalam hal memutuskan untuk
berKB sangat dominan
d. Ada anggapan bahwa KB adalah urusan perempuan
karena kodrat perempuan untuk hamil dan
melahirkan
a.
27. 3. Kesehatan Reproduksi Remaja
Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab,
misalnya: pada pergaulan bebas, remaja putri
menjadi korban dan menanggung segala akibatnya
(seperti: KTD, putus sekolah). Ada kecenderungan
untuk menyalahkan pihak perempuan, sedangkan
remaja putra seolah-olah terbebas dari segala
permasalahan, walaupun ikut andil dalam
menciptakan permasalahan tersebut
b. Ketidakadilan dalam aspek hukum. Dalam tindakan
aborsi illegal, yang diancam oleh sanksi dan
hukum adalah perempuan yang menginginkan
tindakan aborsi tersebut, sedangkan laki-laki yang
menyebabkan kehamilan tidak tersentuh oleh
hukum
a.
28. 4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Perempuan selalu dijadikan obyek intervensi
dalam program pemberantasan PMS, walau lakilaki sebagai konsumen justeru memberikan
kontribusi yang besar pada permasalahan tersebut
b. Setiap upaya mengurangi praktik prostitusi,
perempuan sebagai PSK selalu menjadi obyek dan
tudingan sember permasalahan, sementara lakilaki yang mungkin menjadi sumber penularan tidak
pernah diintervensi dan dikoreksi
a.
29. Bagaimana mewujudkan Kesetaraan gender
dalam keluarga?
1.
2.
3.
4.
5.
29
Laki-laki dan perempuan saling mendukung
dlm penyelesaian tugas domestik.
Mengelola bersama pendapatan keluarga
Berpartisipasi bersama dlm peran sosial di
masyarakat
Bersama-sama berdialog dlm pengambilan
keputusan.
Bersama mempunyai akses yg sama
terhadap informasi & sumberdaya