Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
2. Tn GS, laki-laki, usia 27 tahun, TB 158
cm, BB 45 kg. Selama dirawat cara
pembayaran Os dengan surat jaminan rawat
inap. Satu minggu SMRS mengeluh sakit
kepala dan berdenyut terus di sebelah kanan,
di bagian belakang dan terus menjalar ke
leher dan bahu.
Keluhan lain yang dirasakan demam tidak
terlalu tinggi, batuk sulit dikeluarkan,nafsu
makan menurun,penurunan BB 1 kg dalam 1
bulan dan sakit pada ulu hati. Mempunyai
riwayat penyakit AIDS namun dalam keluarga
Os tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit AIDS. Dalam keseharian Os suka
sekali mengkonsumsi rokok, alkohol dan
mempunyai perilaku seks bebas.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium : kalium
3.37 mmol/L, ureum 15 mg/dl, kreatinin 0.5
mg/dl, lekosit 4.83 ribu/mm3, netrofil 49.5%,
monosit 10.6%, eosinofil 0.2%, eritrosit 2.99
juta/ul, Hb 10.8 g/dl, Ht 30%, MCV 101 %,
MCH 36.2 pg, laju endapan darah 100
ml/jam, globulin 4.3 g/dl, albumin 3.2 g/dl,
SGOT 200 u/L, SGPT 22.6 u/L, anti HIV
(CD4) reaktif, col : 481.7.
Hasil pemeriksaan fisik : tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, suhu tubuh
36.8ºC, pernafasan 20 x 2.
4. Terapi obat dan infus yang diberikan :
cefriakron 1x2, azihromisin 1x1, ranitidin
2x1, NaCl 0.9% : 500ml/8 jam.
Kebiasaan makan Os sebelum masuk
rumah sakit :
Pagi : nasi uduk 1p, tempe orek ¼ p,
bihun goreng ¼ p.
Siang : nasi 1p, telur ceplok 1p, ikan
goreng 1p, bening bayam 1p
Snack : siomai 1p
Malam : pempek 1p, susu 1p.
5. Assesment
• Antropometri
Kondisi saat ini :
Usia = 27 tahun
TB = 158 cm
BB = 45 kg
BB (kg) 45 kg 45 kg
IMT =----------- = -------------- = -------------- = 18.02 kg/m2
TB (cm) (1,58)2 m2 2.494 m2
Riwayat BB
Saat ini : 45 kg
1 bulan lalu : 46 kg
Prediksi kedepan : ada kemungkinan terjadi penurunan
BB apabila infeksi (penyakit penyerta) tidak teratasi
6. Hasil pengkajian :
• Klien memiki status gizi underweight yaitu
dengan IMT 18.02 kg/m2
• (Normal = 18,5 – 25 kg/m2)
• Klien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan, yaitu pernah mengalami
penurunan BB sebesar 1 kg dalam kurun
waktu selama sebulan.
• Klien beresiko menderita kurang gizi jika
penurunan BB terus terjadi
7. • Biokimia
Hasil Data
Lab
Normal Kesimpulan
Kalium 3.37 mmol/L 3,5-5
mmol/liter
Normal
Ureum 15 mg/dl 5 – 25 mg/dl Normal
Kreatinin 0.5 mg/dl 0.7-1.2
mg/dL
Rendah
Lekosit 4.83
ribu/mm3
5 – 11 ribu /
mm3
Rendah
Netrofil 49.5% 50-70 % Rendah
Monosit 10.6% 2-8 % Tinggi
Eosinofil 0.2% 2-4 % Rendah
Eritrosit 2.99 juta/ul 4,4-5,9 juta /
ul
Rendah
8. Hb 10.8 g/dl 13-16
mmHg
Rendah
Ht 30% 42-52 % Rendah
Mcv 101 % 80-100 % Normal
agak
tinggi
MCH 36.2 pg 32-36 pg Normal
Laju
100
0-8
Sangat
endapan
ml/jam
mm/jam
tinggi
darah
Globulin 4.3 g/dl 2.3 – 3.2
gr/dl
Tinggi
Albumin 3.2 g/dl 4-5.2 g/dl Rendah
SGOT 200 u/L 5 – 40 u/L Sangat
tinggi
SGPT 22.6 u/L 5 – 41 u/L Sangat
tinggi
Anti HIV
(CD4)
reaktif
Col 481.7
9. • Kadar Leukosit = 4,83 ribu/ml (normal 5 – 10
ribu/ml). Leukosit adalah sel darah putih yang
diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang
berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
sistem kekebalan tubuh.
Peningkatan jumlah leukosit (disebut
Leukositosis) menunjukkan adanya proses
infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia
(radang paru-paru), tuberculosis, tonsilitis,
dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat
disebabkan oleh obat-obatan misalnya
aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika
terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin,
streptomycin, dan Iain-Iain.
10. Hasil Pengkajian :
• Kadar Hb = 10.8 g/dl (13-16 mmHg) Kadar Hb rendah
Hemoglobin adalah pembawa oksigen dalam sel darah
merah. Konsentrasi hemoglobin rendah ditemukan pada :
o Anemia
o Hipertiroid
o Penyakit Hati Kronik
o Hemoragik
o Hemolisis (reaksi terhadap transfusi, reaksi kimia, infeksi,
terbakar, pacu jantung buatan)
o Penyakit sistemik (Kanker, Lupus, Sarcoidosis.
• Kadar Albumin = 3.2 gr/dl (N = 4 -5.2 gr/dl) kadar albumin
rendah diakibatkan oleh rendahnya asupan protein karena
ada peningkatan kebutuhan protein atau ada masalah pada
organ hati ditandai dengan peningkatan nilai SGOT dan
SGPT karena albumin merupakan hasil sintesa protein
didalam hati
11. Klinis/Fisik :
• Tekanan darah : 110/70 mmHg (N= 110-125/60 mmHg)
• Nadi : 80 kali/menit (N = 70-80x/menit)
• Respirasi : 20 x 2/menit (N= 16-20X/menit)
• Suhu tubuh : 36.8ºC (N = 36.5 oC – 37 oC)
• Satu minggu SMRS klien mengeluh sakit kepala dan
berdenyut terus di sebelah kanan, di bagian belakang
dan terus menjalar ke leher dan bahu.
• Klien mengeluh demam tidak terlalu tinggi, batuk sulit
dikeluarkan,nafsu makan menurun dan sakit pada ulu
hati.
12. Dietary History :
• Kualitatif
o Klien jarang mengonsumsi protein nabati
o Klien jarang mengonsumsi sayur
o Klien tidak pernah mengonsumsi buah
13. • Kuantitatif
BM
Penukar
Energi
(kkal)
Protein
(gr)
Lemak
(gr)
KH
(gr)
KH 4p 700 16 - 160
P.H A 1.5p 75 10.5 3 -
P.H B 1.5p 112.5 10.5 7.5 -
P.N ¼ p 18.75 1.25 0.75 1.75
Sayuran C 1p 50 3 - 10
Buah - - - - -
Minyak 5p 250 - 25 -
Santan 1p 50 - 5 -
Susu 1p 125 7 6 10
TOTAL
1381.25
Kkal
48.25
gr
47.25
gr
181.75
gr
14. Hasil Pengkajian
Total Kebutuhan Total Asupan Hasil pengkajian
Energi 3468 kkal 1381,35 kkal 39,8% (kurang)
Protein 104 gr 48,25 gr 46,3% (kurang)
Lemak 96,3 gr 47,25 gr 49% (kurang)
Karbohidrat 520,2 gr 181,75 gr 34,9% (sangat
kurang)
Hasil pengkajian energi, protein,
lemak dan KH masih dibawah 100%
15. Riwayat Personal :
• Sosial-ekonomi : menengah
• Aktifitas : Klien memiliki aktifitas sedang
• Klien Mempunyai riwayat penyakit AIDS namun dalam
keluarga Os tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit AIDS.
• Klien memiliki keseharian suka sekali mengkonsumsi
rokok, alkohol dan mempunyai perilaku seks bebas
• Klien mendapatkan terapi obat dan infus yaitu :
o Cefriakron 1x2
o Azihromisin 1x1
o Ranitidin 2x1 = untuk mencegah mual, biasanya
diberikan berdekatan dengan waktu makan
o NaCl 0.9% : 500ml/8 jam
16. Diagnosis Gizi
A. Domain Intake/Asupan (NI)
• Asupan energi dan protein tidak adekuat
(P) berkaitan dengan peningkatan
kebutuhan akibat infeksi (E) ditandai
dengan asupan energi 39,8% dari
kebutuhan dan asupan protein (S)
17. Domain Klinis (NC)
• NC.3.1 : BB kurang (P) dberkaitan dengan
kurangnya asupan energi (E) ditandai
dengan IMT = 18,02 (normal = 18,5 – 25)
(S)
• NC.2.2 : Perubahan nilai lab yang terkait
gizi (P) berkaitan dengan keadaan infeksi
(E) ditandai dengan kadar Hb = 11.8
mmHg (N= 13-16 mmHg) dan kadar
Albumin = 3.2 gr/dl (N = 4 -5.2 gr/dl) (S)
18. Domain Prilaku – Lingkungan
• NB.2.5. Kualitas hidup yang buruk (P)
ditandai dengan gaya hidup yang tidak
sehat (E) berkaitan dengan kebiasaan
merokok dan mengonsumsi alkohol dan
sex bebas(S)
19. Intervensi Gizi
1. Tujuan Intervensi :
• Meningkatkan asupan energi
• Meningkatkan asupan protein
• Mempertahankan BB
• Meningkatkan kadar Hb dan Albumin
mencapai kadar normal
• Memotivasi untuk memilih makanan yang
benar sesuai dengan pedoman umum gizi
seimbang
• Memotivasi untuk menjalankan gaya hidup
sehat tanpa rokok dan sex bebas.
20. 2. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat
Gizi :
Energi
BBI = (TB – 100) - 10%
=(158-100) – 5,8 = 52,2
kg
Energi : 35-40 kkal/ kg bb/
hari
= 35 kkal x 52,2 kg = 1827
kkal/hari
Total energi : Energi x Af x
Sf
= 1827 x 1,2 x 1,4
= 3069,3 kkal
Protein
Protein : 10 – 15% dari total
energi
= 12% x 3468
= x 3468
= 416,1 : 4
= 104 gr protein
22. Vitamin dan mineral : 1,5 x AKG
terutama terutama vit A, B12, C, E, folate,
Kalsium, Mg, Zn, Se
Ca 1200 mg Vit B12 3,6 mcg
Fe 13 mg Asam folat 600 mcg
Vit A 1200 RE Mg 435 mg
Vit B1 1,2 mg Zn 19,5 mg
Vit C 135 mg Se 45 mcg
Vit E 22,5 mg
23. 3. Preskripsi diet :
ML,DA III energy 3468 kkal, protein
104 gr, lemak 96,3 gram, karbohidrat
520,2 gram.
24. 4. Syarat Diet
• Energi tinggi yaitu sebesar 3666,5 kkal
• Protein tinggi yaitu 12% dari total energi
yaitu sebesar 109,9 gr protein
• Lemak cukup yaitu 25% dari total energi
yaitu sebesar 101,8 gr lemak
• KH cukup yaitu 63% dari total energi yaitu
sebesar 566,4 gr KH.
• Kebutuhan zat gizi mikro (Vitamin dan
mineral) tinggi yaitu 1 ½ kali (150%) dari
AKG terutama vitamin A, B12, C, E, folat,
kalsium, magnesium, seng, dan selenium.
25. • Serat cukup, gunakan serat yang mudah cerna
• Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien.
Pada pasien dengan gangguan fungsi menelan,
pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan
bertahap dengan konsistensi yang sesuai.
Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental
(thick fluid), semi kental (semi thick fluid), dan cair
(thin fluid)
• Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan
diare perlu diganti (natrium, kalium, dan klorida).
• Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan
keadaan pasien. Apabila terjadi penuruna berat
badan secara cepat, maka dianjurkan pemberian
makanan melalui pipa atau sonde sebagai
makanan utama atau makanan selingan.
26. • Makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi
sering (PKTS) 6-8 kali sehari.
• Hindari makanan yang merangsang
pencernaan baik secara mekanik, termik,
maupun kimia, contoh
5. Implementasi Diet
Contoh implementasi menu berdasarkan
kebutuhan.docx
hiv-aids.xlsx
27. 6. Rencana Konseling
• Menjelaskan mengenai HIV/AIDS dan faktor-faktor
penyebabnya
• Menjelaskan mengenai cara memilih makanan
yang baik yang mengandung pedoman umum gizi
seimbang
• Menjelaskan mengenai kenaikan kebutuhan pada
klien
• Memotivasi klien untuk meng
• Menjelaskan mengenai seperti apa gaya hidup
yang baik.
• Menjadwalkan pertemuan kembali setelah 2
minggu
28. Monitoring Gizi
• Perubahan asupan energi
• Perubahan asupan protein
• Mempertahankan BB
• Perubahan nilai lab yang terkait dengan
gizi
• Pemilihan makanan
• Perubahan kualitas hidup
29. Evaluasi Gizi
• Terjadi perubahan asupan energi sebesar 15%
• Terjadi perubahan asupan protein sebesar 10%
• BB stabil
• Nilai lab yang terkait dengan gizi telah menjadi normal
• Klien telah dapat memilih makanan yang sesuai
dengan pedoman umum gizi seimbang
• Klien sudah merubah gaya hidupnya dengan sudah
tidak merokok, mengonsumsi alkohol dan berperilaku
seks bebas.