Dokumen tersebut membahas tentang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan analisis pencapaiannya di Madrasah Aliyah Al-Furqon Cimarik. Terdapat langkah-langkah kegiatan yang meliputi pengantar, simulasi, kerja kelompok, saling cermat, presentasi, dan kesimpulan."
4. Langkah Kegiatan
Pengantar (5 menit)
• Fasilitator menyampaikan tujuan yang harus dicapai melalui
kegiatan dalam sesi ini dan langkah-langkah kegiatan.
Simulasi (15 menit)
• Fasilitator menunjukkan kriteria dan cara menentukan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) indikator pencapaian kompetensi
(IPK), kompetensi dasar (KD), dan mata pelajaran (MP).
Kerja Kelompok (40
menit)
• Setiap kelompok bekerja untuk menentukan KKM suatu mata
pelajaran dengan melakukan analisis ketercapaian KKM melalui
ketercapaian indikator dan kompetensi dasar
Saling Cermat (25
menit)
• Peserta mencermati hasil kerja kelompok tentang Penentuan
KKM. Hasil pencermatannya dituangkan dalam kertas plano
dalam bentuk komentar, tanggapan, dan koreksi.
Presentasi (25 menit)
• Beberapa kelompok yang dipilih secara acak mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya dan dilanjutkan dengan tanya jawab.
Kesimpulan (10
menit)
• Fasilitator meminta salah satu peserta untuk menyimpulkan sesi
ini.
6. Tujuan Khusus
Mampu menetapkan kriteria ketuntasan
minimal indikator pencapaian kompetensi (IPK)
Mampu menetapkan kriteria ketuntasan
minimal standar kompetensi (SK)
Mampu menetapkan kriteria ketuntasan
minimal kompetensi dasar (KD)
Mampu menetapkan kriteria ketuntasan
minimal mata pelajaran (MP)
8. Pengertian
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria
ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan
pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2007 Lampiran butir A.10);
KKM merupakan kriteria ketuntasan minimal yang
harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran. Siswa
yang belum mencapai KKM dikatakan belum tuntas.
10. Fungsi
sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti
sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata pelajaran
dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah
merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakat
merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran
11. Rambu-rambu
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran;
tidak bisa diubah pada tengah semester
KKM ditetapkan oleh guru
mata pelajaran (forum MGMP)
Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk
bilangan bulat dengan rentang 0 – 100
Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100;
target ketuntasan secara nasional minimal 75
Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah
ketuntasan maksimal atau di bawah target nasional
Nilai KKM harus
dicantumkan dalam LHBS
12. Proses
ditentukan oleh guru
mata pelajaran (MGMP).
disyahkan oleh kepala
sekolah/madrasah
Disosialisasikan
kepada peserta didik,
orang tua, dinas
pendidikan/
kemenag
13. Alur Kerja
Kepala Madrasah
Wakil Kurikulum/ TPK
Menugaskan Wakil Kurikulum/
TPK untuk menyusun
perencanakan penetapan KKM
Membuat perencanaan dan
jadwal kegiatan penetapan
KKM
Memberi arahan teknis tentang
penetapan KKM
Menetapkan mekanisme yang
akan digunakan untuk
penetapan KKM
Guru Mata Pelajaran/MGMP
Menyusun draf penetapan KKM
sesuai mekanisme yang telah
dirumuskan
Memeriksa draf KKM yang telah ditetapkan oleh guru/ MGMP dan
memberikan masukan untuk perbaikan
Menyetujui dan
menandatangani dokumen KKM
yang dihasilkan
Melakukan perbaikan terhadap
draft rumusan KKM
Menggandakan dan
mendistribusikan dokumen
KKM
Sosialisasi KKM yang telah ditetapkan oleh guru/MGMP kepada orang tua dan peserta didik
15. Nilai KKM
Nilai KKM
Mata
Pelajaran
Nilai KKM
SK
• = Rata-rata
Nilai KKM SK
• = Rata-rata
Nilai KKM KD
Nilai KKM
KD
• = Rata-rata
Nilai KKM
IPK
Nilai KKM
IPK
• = Perhitungan 3 Kriteria
16. Kriteria
Kompleksitas
Daya Dukung
• Tinggi (?)
• Sedang (?)
• Rendah (?)
• Tinggi (?)
• Sedang (?)
• Rendah (?)
Intake Siswa
• Tinggi (?)
• Sedang (?)
• Rendah (?)
Penetapan KKM
menggunakan:
Format A
17. Format A
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Pencapaian
Ketuntasan Belajar Siswa
Komple
ksitas
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan
elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
a. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus
listrik dalam berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
b. Mengelompokkan larutan kedalam larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan arus listrik.
d. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
Daya
Dukung
Intake
Siswa
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
PPK
PRAK
18. Kompleksitas
Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
• Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya
didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
• guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;
• guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
• guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
• peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
• peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
• peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;
• waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan
dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan
pengulangan/latihan;
• tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat
mencapai ketuntasan belajar.
19. Contoh Penentuan Kompleksitas (1)
• SK
– 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
• KD
– 2.2. Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukumhukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep
mol dalam menyelesaikan perhitungan
• Indikator
– Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
• Indikator ini memiliki kompleksitas yang TINGGI, karena
untuk menentukan pereaksi pembatas diperlukan beberapa
tahap pemahaman/ penalaran peserta didik dalam
perhitungan kimia.
20. Contoh Penentuan Kompleksitas (2)
• SK
– 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan
ikatan kimia
• KD
– 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr,
sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik
unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya,
melalui pemahaman konfigurasi elektron
• Indikator
– Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik
atau nomor atom unsur.
• Indikator ini memiliki kompleksitas yang RENDAH karena
tidak memerlukan tahapan berpikir/ penalaran yang
tinggi.
21. Daya Dukung
Kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran pada masingmasing sekolah
• Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai
peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium,
dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;
• Ketersediaan ketenagaan, manajemen sekolah,
dan kepedulian stakeholders sekolah
22. Contoh Penentuan Daya Dukung
• SK
– 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan
industri
• KD
– 3.3. Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran arah keseimbangan dengan melakukan percobaan
• Indikator
– Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume
pada pergeseran keseimbangan melalui percobaan.
• Daya dukung untuk Indikator ini TINGGI apabila sekolah mempunyai
sarana prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru
mampu menyajikan pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya
RENDAH apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan
percobaan atau guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik
23. Intake Siswa
Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di
sekolah yang bersangkutan
• Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil:
• seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru,
• nilai Ujian Nasional/ Sekolah,
• rapor SMP/MTs,
• tes seleksi masuk atau psikotes;
• Penetapan intake di kelas XI dan XII
• berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas
sebelumnya.
25. Professional Judgement
Kompleksitas
memberikan justifikasi
terhadap indikator
pencapaian yang
terdapat pada
kompetensi dasar
Daya Dukung
Intake Siswa
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Contoh:
Nilai:
Kompleksitas
Daya Dukung
• = Rendah
• = Tinggi
Intake Siswa
• = Sedang
dapat dikatakan hanya satu
komponen yang mempengaruhi
untuk mencapai ketuntasan
maksimal 100 yaitu intake sedang.
Jadi, guru dapat mengurangi nilai
menjadi antara 90 – 80
26. Menggunakan Skala/Rentang
Kriteria
Daya Dukung
Intake Siswa
Tinggi
50 – 64
81 – 100
81 – 100
Sedang
65 – 80
65 – 80
65 – 80
Rendah
81 - 100
50 – 64
50 – 64
Kriteria
Kompleksitas
Daya Dukung
Intake Siswa
Tinggi
< 65
80 – 100
80 – 100
Sedang
65 – 79
65 – 79
65 – 79
Rendah
menganalisis setiap
indikator, KD, dan SK
dengan menggunakan
skala/ rentang 1 – 100
yang disepakati oleh
guru/ MGMP
Kompleksitas
80 – 100
< 65
< 65
Contoh (menggunakan rentang pertama):
Kompleksitas
• (Tinggi)
• = 58
Daya Dukung
• (Tinggi)
• = 96
Intake Siswa
• (Sedang)
• = 76
Nilai:
27. Menggunakan Skala/Rentang
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Pencapaian
Ketuntasan Belajar Siswa
Komple
ksitas
Daya
Dukung
Intake
Siswa
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
PRAK
72
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan
elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
PPK
72
a. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus
listrik dalam berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
Rendah
(80)
Tinggi
(80)
Sedang
(70)
76,6
b. Mengelompokkan larutan kedalam larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
Sedang
(70)
Tinggi
(80)
Sedang
(70)
73,3
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan arus listrik.
Tinggi
(65)
Tinggi
(80)
Rendah
(65)
70
d. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
Tinggi
(65)
Tinggi
(80)
Rendah
(65)
70
28. Menggunakan Skor/Poin
Kriteria
Daya Dukung
Intake Siswa
Tinggi
1
3
3
Sedang
2
2
2
Rendah
menganalisis setiap
indikator, KD, dan SK
dengan menggunakan
skor/ poin 1, 2, dan 3
Kompleksitas
3
1
1
Contoh:
Nilai:
Kompleksitas
Daya Dukung
• (Rendah)
• =3
• (Tinggi)
• =3
Intake Siswa
• (Sedang)
• =2
29. Menggunakan Skor/Poin
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Pencapaian
Ketuntasan Belajar Siswa
Komple
ksitas
Daya
Dukung
Intake
Siswa
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
PRAK
75
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan
elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
PPK
75
a. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus
listrik dalam berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
Rendah
(3)
Tinggi
(3)
Sedang
(2)
88,9
b. Mengelompokkan larutan kedalam larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
Sedang
(2)
Tinggi
(3)
Sedang
(2)
77,8
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan arus listrik.
Tinggi
(1)
Tinggi
(3)
Rendah
(2)
66,7
d. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
Tinggi
(1)
Tinggi
(3)
Rendah
(2)
66,7
30. Kriteria yang Digunakan
Wakil Kepala Bidang Akademik/ Kurikulum dan Tim Pengembang
Kurikulum (TPK) MA Al-Furqon Cimerak menetapkan mekanisme
penafsiran kriteria dalam penetapan KKM yakni dengan menggunakan
SKOR atau POIN sebagai berikut:
Kriteria dan Skala Penilaian
Tinggi
Sedang
Rendah
1
2
3
3
2
1
3
2
1
Aspek yang Dianalisis
Kompleksitas
Daya Dukung
Intake siswa
Jumlah Skor Kriteria
Nilai KKM
3
4
5
6
7
8
9
33,3
44,4
55,5
66,7
77,8
88,9
100
31. Contoh 1
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Pencapaian
Ketuntasan Belajar Siswa
Komple
ksitas
Daya
Dukung
Intake
Siswa
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
PRAK
75
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan
elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.
PPK
75
a. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus
listrik dalam berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
3
3
2
88,9
b. Mengelompokkan larutan kedalam larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
2
3
2
77,8
c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan arus listrik.
1
3
2
66,7
d. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.
1
3
2
66,7
32. Contoh 2
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kriteria Pencapaian
Ketuntasan Belajar Siswa
Komple
ksitas
Daya
Dukung
Intake
Siswa
1.1. Mendeskripsikan hakikat bangsa
dan unsur-unsur terbentuknya
negara
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
PPK
74
Mendeskripsikan kedudukan
manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial
3
3
2
88.9
Menguraikan pengertian bangsa
dan unsur terbentuknya bangsa
1
2
2
55.6
Menganalisis pengertian negara
dan unsur terbentuknya Negara
2
3
2
77.8
PRAK
33. Tabel KKM
Kelas: X
Komponen
Semester
1
2
a. Al-Qur’an Hadis
72
74
b. Akidah Ahlak
70
72
c. Fikih
65
67
d. Sejarah Kebudayaan Islam
60
62
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
60
62
3.
Bahasa Indonesia
62
64
4.
Bahasa Arab
70
72
A. Mata Pelajaran
1.
Pendidikan Agama Islam
34. Ketuntasan Belajar
• Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah
peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
• Siswa dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, hasil
belajar (IPK), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK)
pada semua mata pelajaran.
• Jika siswa tidak tuntas perlu diberi layanan remedial sedangkan
yang sudah tuntas diberi pengayaan.
• Kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan
untuk membantu siswa yang belum mencapai KKM yang
ditetapkan.
• Remedial dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun
jam tidak efektif.
• Penilaian kegiatan remedial dapat melalui tes maupun penugasan.
38. Data Analisis
KD yang dapat
dicapai oleh 75% –
100% dari jumlah
peserta didik pada
kelas X, XI, atau XII
KD yang dapat
dicapai oleh 50% –
74% dari jumlah
peserta didik pada
kelas X, XI, atau XII;
KD yang dapat
dicapai oleh ≤ 49%
dari jumlah siswa
peserta didik kelas
X, XI, atau XII.