2. Identitas
Nama : Ny. Y
Jenis kelamin : Wanita
Usia : 68 tahun
Pekerjaan : -
Alamat : Cisaat, kelurahan Sukaresmi
3. Anamnesis
Keluhan utama : penglihatan mata kanan
buram sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan tambahan : -
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 bulan yang lalu penglihatan pada mata
kanan mulai buram tanpa ada keluhan lain. Rasa
gatal, pusing, penglihatan halo, diplopia,
penurunan lapang pandang dan mata berair
disangkal.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaca mata baca +
Mengeluhkan kesulitan dalam membaca pada jarak
baca yang normal.
Riwayat Hipertensi +, Diabetes Melitus –
Riwayat stroke 3 tahun yang lalu dengan tekanan
darah sistol 220 mmHg.
Riwayat Alergi –
Penyakit TBC, Herpes –
Riwayat operasi sebelumnya –
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sehat
Kesadaran : CM
Tekanan Darah : 160/70 mm Hg
RR : 18 x/menit
HR : 88 x/menit
Mata kanan Mata kiri
Penampakan
Periokular
Normal Normal
Keadaan umum Normal Normal
Posisi Bola Mata Simetris Simetris
Gerakan Bola Mata Normal Normal
7. Mata Kanan Mata Kiri
Visual Acuity S: - 2.50; C: -1.50
5/6
S: + 1.00 5/5
Supercillia Normal Normal
Cillia Normal Normal
Sup/Inf margo
Normal Normal
palpebra
Sup/Inf konjungtiva
tarsalis
Normal Normal
Sup/Inf konjungtiva
fornix
Normal Normal
Konjungtiva Bulbi Normal Normal
8. Mata Kanan Mata Kiri
Kornea
- Kejernihan
- Edema
-Infiltrat
- Sekret
-Ulserasi
jernih
-
-
-
-
jernih
-
-
-
-
COA Kedalaman normal
Jernih
Kedalaman normal
Jernih
Iris Coklat Coklat
Pupil Central pupil, d= 3mm,
direct and indirect light
reflex +/+, isokor
Central pupil, d= 3mm,
direct and indirect light
reflex +/+, isokor
Lensa Tampak adanya
kekeruhan
Tampak adanya
kekeruhan
Tekanan Intra Okuler 14,6 14,6
9. Ringkasan
Wanita 68 tahun datang dengan keluhan
penglihatan buram pada mata kanan sejak 1
bulan yang lalu.
Kesulitan dalam membaca pada jarak baca
yang normal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
Pada lensa ODS bagian temporal tampak
adanya kekeruhan.
15. Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur yang bikonveks, avaskular, tak berwarna,
dan hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan
diameternya sekitar 9 mm. Dibelakang iris, lensa digantung oleh
zonula, yang menghubungkannya dengan korpus siliaris. Di sebelah
anterior lensa terdapat humor aquaeus dan di sebelah posteriornya,
vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel (sedikit
lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang akan
memperbolehkan air dan elektrolit masuk.
Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa
lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia,
serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama
kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik.
Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition
18. Anatomi Lensa
Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal
sebagai zonula (zonula Zinnii), yang tersusun dari banyak
fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip ke dalam
ekuator lensa.
Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 35%
protein (kandungan protein tertinggi di antara jaringan-jaringan
tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa ada
di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi
di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam
askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi
maupun tereduksi.
Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa.
Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition
19. Katarak
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat
kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan
oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan
penuaan. Penelitian-penelitian potong –lintang
mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar10% orang
Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai
sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara 65 dan 74
tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia
lebih dari 75 tahun. Sebagaian besar kasus bersifat
bilateral, walaupun kecepatan perkembangannya pada
masing-masing mata jarang sama.
Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition
20. Katarak
Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa,
perubahan protein, peningkatan proliferasi, dan
kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa.
Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh
pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur
atau hipermatur) dan menimbulkan kebutaan.
Namun, katarak, pada stadium perkembangannya
yang paling dini, dapat diketahui melalui pupil yang
didilatasi maksimum dengan oftalmoskop, kaca
pembesar, atau slitlamp.
Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition
21. Patofisiologi Katarak
Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh
penurunan penyerapan oksigen dan mula-mula terjadi
peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi.
Kandungan natrium dan kalsium meningkat;
kandungan kalium, asam askorbat, dan protein
berkurang. Pada lensa yang mengalami katarak tidak
ditemukan glutation. Usaha-usaha untuk
mempercepat atau menahan perubahaan-perubahaan
kimiawi ini dengan terapu medis sampai saat ini
belum berhasil.
Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition
22. Patofisiologi Katarak
Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak
ditemukan bukti bahwa radiasi ultraviolet merupakan
faktor signifikan dalam timbulnya katarak senilis.
Penelitian epidemiologik telah membuktikan bahwa
terjadi peningkatan insidensi katarak subkapsul
posterior dan kortikal di tempat-tempat dimana
banyak terdapat cahaya matahari.
Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition
23. Katarak Senilis
Definisi: Kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut (di atas 50 tahun)
Penyebab: tidak diketahui secara pasti
Lelaki dan wanita sama
Bilateral, satu mata lebih dulu
Genetik dan herediter
Ilmu Penyakit Mata: Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-2
24. Gejala-Gejala Klinis Katarak Senilis
Visus menurun : lebih berat pada tipe yang difus dan
sentral
Melihat bintik-bintik yang menetap di lapangan
penglihatan
Kadang-kadang ada diplopia atau polyopia oleh karena
refraksi lensa yang ireguler
Miopia disebabkan oleh karena densitas dan kekuatan
refraksi lensa bertambah akibatnya penderita bisa
membaca dekat tanpa kacamata
Oftalmoskopi : kekeruhan hitam dengan dasar merah
Iluminasi oblik : bayangan putih atau abu-abu dengan
dasar hitam
25. Stadium Katarak Senilis
I. Stadium insipien
II. Stadium imatur
III. Stadium matur
IV. Stadium hipermatur
26. Stadium Katarak Senilis
1. Stadium Insipiens :
a. Kortikal :
Berbentuk streak, basis di perifer dan apeks di
sentral.
Warna keabu-abuan pada oblik ilumiasi dan hitam
pada oftalmoskopi.
Diantara sektor-sektor ini lensa transparan.
Terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan
indeks refraksi lensa. Pada keadaan ini penderita
seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk
melihat dekat pada usia yang bertambah.
Ilmu Penyakit Mata: Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-2
28. Stadium Katarak Senilis
b. Nuklear :
Kekeruhan berbentuk titik atau awan mengelilingi
nukleus lensa.
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar
dan menjadi sklerotik. Lama kelamaan inti lensa
yang mulanya menjadi putih kekuningan menjadi
coklat dan kemudian menjadi kehitam-hitaman.
Keadaan ini disebut katarak brunesen atau nigra.
Visus lebih terganggu pada jenis nuklear daripada
kortikal.
Ilmu Penyakit Mata: Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-2
30. Stadium Katarak Senilis
c. Kupuliform
Terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau
nuklear. Kekeruhan terletak di lapis korteks posterior
dan dapat memberikan gambaran piring. Makin dekat
letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya
katarak. Katarak ini sukar dibedakan dengan katarak
komplikata.
Ilmu Penyakit Mata: Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-2
33. Stadium Katarak Senilis
II. Stadium Imatur :
• Lensa bengkak oleh absorbsi cairan
• Bilik mata depan menjadi dangkal
• Shadow test (+)
• Refraksi kearah miopia
35. Katarak Imatur
• Sebagian lensa keruh (belum mengenai seluruh lapis
lensa), terutama mengenai bagian posterior dan
bagian belakang nukleus lensa.
• Volume lensa bertambah akibat meningkatnya
tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.
• Pada keadaan lensa mencembung akan menimbulkan
hambatan pupil dan pendorongan iris ke depan
sehingga bilik mata depan akan lebih sempit sehingga
terjadi glaukoma sekunder.
• Pencembungan lensa ini memberikan perubahan
indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopik.
Sidarta Ilyas: Ilmu Penyakit Mata
36. Stadium Katarak Senilis
III. Stadium Matur :
• Lensa keriput karena kehilangan sebagian
cairan
• Bilik mata depan normal kembali
• Shadow test (-)
• Kadang-kadang lensa menjadi keras dan
berwarna coklat tua
38. Stadium Katarak Senilis
IV. Stadium hipermatur :
• Lensa keriput dan gepeng
• Bilik mata depan menjadi dalam
• Korteks mencair, nukleus tenggelam didalam
kapsul Katarak Morgagni
• Ada deposit kolesterol Katarak Kalkarea
• Iris dan (lensa) tremulous
41. Tatalaksana
Terutama pembedahan:
Menekan lensa sehingga jatuh ke dalam badan kaca (couching)
Kemudian penggunaan midriatika
Jarum penusuk dari emas
Aspirasi memakai jarum
Memakai sendok daviel
Pinset kapsul
Zolise
Erisofek
Memakai krio teknik karbon dioksid,freon,termoelektrik
Mengeluarkan nukleus lensa dan aspirasi korteks lensa
Fako(vakoemulsifikasi)
Sidarta Ilyas: Ilmu Penyakit Mata
42. Operasi Pada Katarak Senilis
1. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler (EKEK)
Lensa dikeluarkan (korteks dan nukleus) melalui kapsula
anterior yang dirobek (kapsulotomi anterior) dengan
meninggalkan kapsula posterior.
2. Ekstraksi katarak Intrakapsuler (EKIK)
Lensa dikeluarkan bersama kapsulnya, dengan
mempergunakan forsep, erisofek, krioekstraktor.
3. Fako-emulsifikasi
Nukleus lensa difragmentasikan didalam kapsul
dan dikeluarkan dengan tip fako-emulsifikator.
4.Catarex