SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
DIARE AKUT
Oleh:
Sulchan Chris Wardana, S. Ked
J500080029
Diare atau penyakit diare (diarrheal disease) berasal dari kata
diarrola (bahasa Yunani) yang berarti mengalir terus, merupakan
suatu keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu
frekuen.
DEFINISI
Diare akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung
kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari),
dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan
dapat/tanpa lendir dan darah.
ETIOLOGI
Infeksi
Parenteral
Enteral
VIRUS: Rotavirus, Norwalk virus, Astrovirus,
Adenovirus, Small bowel structured virus,
Cytomegalovirus
BAKTERI: ETEC, EPEC, EAggEC, EIEC, EHEC, Shigella
spp., Campylobacter jejuni , Vibrio cholerae ,
Salmonella (non thypoid).
PROTOZOA: Giardia lamblia, Entamoeba histolytica,
Cryptosporidium, Microsporidium spp, Isospora
belli, Cyclospora cayatanensis
HELMINTS: Strongyloides stercoralis, Schistosoma
spp, Capilaria philippinensis, Trichuris trichuria
Otitis media akut (OMA), pneumonia. Traveler’s
diarrhea: E. Coli, Giardia lambia, Shigella, Entamoeba
histolyca dll.
Makanan: Intoksikasi makanan, Alergi (susu sapi,
makanan tertentu), Malabsorpsi/maldigesti
(karbohidrat, Lemak, Protein)
ETIOLOGI
Imunodefisiensi: hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia
(Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA, imunodefisiensi IgA
heavycombination.
Terapi obat: antibiotik, kemoterapi, antasid, dll.
Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi
terapi radiasi.
Lain-lain: Sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropati
diabetik).
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
Diare osmotik, disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus
Diare sklerotik, disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit
dari usus, menurunnya absorpsi.
Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak, diare tipe ini didapatkan
pada gangguan pembentukan/produksi micelle empedu dan penyakit-
penyakit saluran bilier dan hati.
Defek sistem pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit, diare
tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif
Na+K+ATP ase di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal.
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
Motilitas dan waktu transit usus abnormal, diare tipe ini disebabkan
hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan
absorpsi yang abnormal di usus halus.
Inflamasi dinidng usus (diare inflamatorik): diare tipe ini disebabkan
adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi
produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit kedalam
lumen, gangguan absorpsi air-elektrolit.
Diare infeksi merupakan penyebab tersering diare dimana jika dilihat dari
sudut pandang kelainan usus diare bakteri dibagi atas non-invasif (tidak
merusak usus) dan invasif (merusak usus).
Gejala klinik tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan
diare berlangsung kurang dari 15 hari. Pasien dengan diare
akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu nausea,
muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering, bisa
air, malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen
yang spesifik.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah
Lengkap
• Pasien dengan diare karena virus biasanya memiliki jumlah
dan hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis.
• Pasien dengan infeksi bakteri yang invasif ke mukosa,
memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih muda.
• Neutropenia dapat timbul pada salmonellosis.
Ureum & Creatinin
Untuk memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan
mineral tubuh
Px. Tinja
• Untuk melihat adanya leukosit dalam tinja yang
menunjukkan adanya infeksi bakteri.
• Adanya telur cacing dan parasit dewasa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sigmoidoskopi
atau rektoskopi
Perlu dipertimbangkan pada pasien-pasien yang toksik, pasien
dengan diare berdarah, atau pasien dengan diare akut
persisten.
ELISA Mendeteksi giardiasis
Test Serologic
amebiasis
Foto x-ray
abdomen
PENATALAKSANAAN
REHIDRASI DIET
OBAT ANTI-
DIARE
OBAT
ANTIMIKROBA
REHIDRASI
asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan
minuman ringan, sari buah, sup.
penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena
atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik
mengandung elektrolit dan gula atau starch
keadaan umum
baik tidak
dehidrasi
kehilangan
cairan yang
banyak dan
dehidrasi
Ringan Ringan Ringan
Pasien
mengalami
kekuarangan
cairan
2-5% dari BB
Pasien
mengalami
kekuarangan
cairan
5-8% dari BB
Pasien
mengalami
kekuarangan
cairan
8-10% dari BB
REHIDRASI
DERAJAT DEHIDRASI
turgor kurang,
suara serak (vox
cholerica), pasien
belum jatuh dalam
presyok.
turgor buruk, suara
serak, pasien jatuh
dalam presyok atau
syok, nadi cepat,
nafas cepat dan
dalam.
tanda dehidrasi
sedang ditambah
kesadaran menurun
(apatis sampai koma),
otot-otot kaku,
sianosis.
Derajat Dehidrasi
Klinis Skor
Rasa haus/muntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90mmHg 1
Tekanan darah sistolik <60mmHg 2
Frekuensi nadi >120 kali/menit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran samnolen, sopor atau koma 2
Frekuensi nafas >30 kali/menit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer woman’s hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun -1
Umur >60 tahun -2
S
K
O
R
D
A
L
D
I
Y
O
N
O
Perhitungan dengan Metode Daldiyono adalah sebagai berikut:
Lanjutan...
𝑲𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒊𝒓𝒂𝒏 =
𝑺𝒌𝒐𝒓
𝟏𝟓
× 𝟏𝟎% × 𝒌𝒈𝑩𝑩 × 𝟏𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓
Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka diberikan cairan peroral.
Pemberian per oral diberikan larutan elektrolit yang hipotonik dengan komposisi
29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Natrium Bikarbonat dan 1,5g KVl setiap liter.
Bila skor lebih dari sama dengan 3 disertai syok diberikan cairan per
intravena. Pemberian cairan dehidrasi terbagi atas:
Lanjutan...
Skor ≥ 3
Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan
cairan menurut BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung
dalam 2 jam agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.
Satu jam berikut/jam ke-3 (tahap kedua) pemberian diberikan
berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan
rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor
Daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.
Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible water loss (IWL).
Lanjutan...
MACAM-MACAM
PEMBERIAN CAIRAN
Berdasarkan Berat Jenis
Plasma
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 =
𝐵𝐽 𝑃𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 − 1,025
0,001
× 𝐵𝐵 × 4𝑚𝑙
MACAM-MACAM
PEMBERIAN CAIRAN
Metode Pierce
berdasarkan Klinis
• Derajat Dehidrasi Ringan, Kebutuhan Cairan: 5% x BB (kg)
• Derajat Dehidrasi Sedang, Kebutuhan Cairan: 8% x BB (kg)
• Derajat Dehidrasi Berat, Kebutuhan Cairan: 10% x BB (kg)
Dianjurkan minum-minuman sari buah, teh, minuman
tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang,
nasi, dan sup. Susu sapi harus dihindari karena adanya
defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh
infeksi virus dan bakteri.
DIET
 Derivat opioid misal Loperamid HCl 2mg, difenoksilat-
atropin dan tinkur opium.
 Obat yang mengeraskan tinja: atapulgite 600mg
4x2tab/hari, smectite 3x3g (saset) diberikan setiap hari
sampai diare berhenti.
 Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrasec
3x100mg.
OBAT ANTI-DIARE
Beberapa obat pilihan antara lain:
kuinolon (ciprofloksasin 500mg 2x/hari selama 5-7hari),
kotrimoksazol (trimetropin/sulfametoksazol, 160/800mg
2x/hari atau eritromisin 250-500mg 4x/hari)
Metronidazol 3x250mg selama 7 hari diberikan dengan
kecurigaan giardiasis.
OBAT ANTIMIKROBA
Diare akut

More Related Content

What's hot

Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
yudhasetya01
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
aauyahilda
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
Suzika Dewi
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Pangestu S
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
Dina Awwe
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
 

What's hot (20)

Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Prolaps hemoroid
Prolaps hemoroidProlaps hemoroid
Prolaps hemoroid
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 

Similar to Diare akut

148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna
148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna
148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna
Septian Muna Barakati
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
UGDPKMMARIDAN
 
Diare
DiareDiare
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anakAsuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Rahmi Sari
 

Similar to Diare akut (20)

Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
 
Diare Akut.pdf
Diare Akut.pdfDiare Akut.pdf
Diare Akut.pdf
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
DIARE AKUT.pdf
DIARE AKUT.pdfDIARE AKUT.pdf
DIARE AKUT.pdf
 
DIARE_KRONIK.pptx
DIARE_KRONIK.pptxDIARE_KRONIK.pptx
DIARE_KRONIK.pptx
 
148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna
148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna
148111843 leaflet-gastristis akper pemkab muna
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Ppt gastroenterintis
Ppt gastroenterintisPpt gastroenterintis
Ppt gastroenterintis
 
148111843 leaflet-gastristis
148111843 leaflet-gastristis148111843 leaflet-gastristis
148111843 leaflet-gastristis
 
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DIARE AKUT PADA ANAK (EFIR).docx
 
Diare Pada Anak
Diare Pada AnakDiare Pada Anak
Diare Pada Anak
 
Askep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasAskep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.Egas
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.Egas
 
PPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptxPPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptx
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
treatment of dhiarrea MHS.pptx
treatment of dhiarrea MHS.pptxtreatment of dhiarrea MHS.pptx
treatment of dhiarrea MHS.pptx
 
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anakAsuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
 
38120856 diare
38120856 diare38120856 diare
38120856 diare
 

Recently uploaded

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 

Recently uploaded (20)

Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Diare akut

  • 1. DIARE AKUT Oleh: Sulchan Chris Wardana, S. Ked J500080029
  • 2. Diare atau penyakit diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarrola (bahasa Yunani) yang berarti mengalir terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. DEFINISI Diare akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan dapat/tanpa lendir dan darah.
  • 3. ETIOLOGI Infeksi Parenteral Enteral VIRUS: Rotavirus, Norwalk virus, Astrovirus, Adenovirus, Small bowel structured virus, Cytomegalovirus BAKTERI: ETEC, EPEC, EAggEC, EIEC, EHEC, Shigella spp., Campylobacter jejuni , Vibrio cholerae , Salmonella (non thypoid). PROTOZOA: Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, Cryptosporidium, Microsporidium spp, Isospora belli, Cyclospora cayatanensis HELMINTS: Strongyloides stercoralis, Schistosoma spp, Capilaria philippinensis, Trichuris trichuria Otitis media akut (OMA), pneumonia. Traveler’s diarrhea: E. Coli, Giardia lambia, Shigella, Entamoeba histolyca dll. Makanan: Intoksikasi makanan, Alergi (susu sapi, makanan tertentu), Malabsorpsi/maldigesti (karbohidrat, Lemak, Protein)
  • 4. ETIOLOGI Imunodefisiensi: hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA, imunodefisiensi IgA heavycombination. Terapi obat: antibiotik, kemoterapi, antasid, dll. Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi. Lain-lain: Sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropati diabetik).
  • 5.
  • 6. P A T O F I S I O L O G I Diare osmotik, disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus Diare sklerotik, disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak, diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi micelle empedu dan penyakit- penyakit saluran bilier dan hati. Defek sistem pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit, diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+K+ATP ase di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal.
  • 7. P A T O F I S I O L O G I Motilitas dan waktu transit usus abnormal, diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Inflamasi dinidng usus (diare inflamatorik): diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen, gangguan absorpsi air-elektrolit. Diare infeksi merupakan penyebab tersering diare dimana jika dilihat dari sudut pandang kelainan usus diare bakteri dibagi atas non-invasif (tidak merusak usus) dan invasif (merusak usus).
  • 8.
  • 9. Gejala klinik tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diare berlangsung kurang dari 15 hari. Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu nausea, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering, bisa air, malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik. DIAGNOSIS
  • 10.
  • 11. PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Lengkap • Pasien dengan diare karena virus biasanya memiliki jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis. • Pasien dengan infeksi bakteri yang invasif ke mukosa, memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih muda. • Neutropenia dapat timbul pada salmonellosis. Ureum & Creatinin Untuk memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan mineral tubuh Px. Tinja • Untuk melihat adanya leukosit dalam tinja yang menunjukkan adanya infeksi bakteri. • Adanya telur cacing dan parasit dewasa.
  • 12. PEMERIKSAAN PENUNJANG Sigmoidoskopi atau rektoskopi Perlu dipertimbangkan pada pasien-pasien yang toksik, pasien dengan diare berdarah, atau pasien dengan diare akut persisten. ELISA Mendeteksi giardiasis Test Serologic amebiasis Foto x-ray abdomen
  • 14. REHIDRASI asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup. penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan gula atau starch keadaan umum baik tidak dehidrasi kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi
  • 15. Ringan Ringan Ringan Pasien mengalami kekuarangan cairan 2-5% dari BB Pasien mengalami kekuarangan cairan 5-8% dari BB Pasien mengalami kekuarangan cairan 8-10% dari BB REHIDRASI DERAJAT DEHIDRASI turgor kurang, suara serak (vox cholerica), pasien belum jatuh dalam presyok. turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, nafas cepat dan dalam. tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
  • 16. Derajat Dehidrasi Klinis Skor Rasa haus/muntah 1 Tekanan darah sistolik 60-90mmHg 1 Tekanan darah sistolik <60mmHg 2 Frekuensi nadi >120 kali/menit 1 Kesadaran apati 1 Kesadaran samnolen, sopor atau koma 2 Frekuensi nafas >30 kali/menit 1 Facies cholerica 2 Vox cholerica 2 Turgor kulit menurun 1 Washer woman’s hand 1 Ekstremitas dingin 1 Sianosis 2 Umur 50-60 tahun -1 Umur >60 tahun -2 S K O R D A L D I Y O N O
  • 17. Perhitungan dengan Metode Daldiyono adalah sebagai berikut: Lanjutan... 𝑲𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒊𝒓𝒂𝒏 = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝟏𝟓 × 𝟏𝟎% × 𝒌𝒈𝑩𝑩 × 𝟏𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓 Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka diberikan cairan peroral. Pemberian per oral diberikan larutan elektrolit yang hipotonik dengan komposisi 29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Natrium Bikarbonat dan 1,5g KVl setiap liter. Bila skor lebih dari sama dengan 3 disertai syok diberikan cairan per intravena. Pemberian cairan dehidrasi terbagi atas:
  • 18. Lanjutan... Skor ≥ 3 Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin. Satu jam berikut/jam ke-3 (tahap kedua) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor Daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible water loss (IWL).
  • 19. Lanjutan... MACAM-MACAM PEMBERIAN CAIRAN Berdasarkan Berat Jenis Plasma 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 = 𝐵𝐽 𝑃𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 − 1,025 0,001 × 𝐵𝐵 × 4𝑚𝑙 MACAM-MACAM PEMBERIAN CAIRAN Metode Pierce berdasarkan Klinis • Derajat Dehidrasi Ringan, Kebutuhan Cairan: 5% x BB (kg) • Derajat Dehidrasi Sedang, Kebutuhan Cairan: 8% x BB (kg) • Derajat Dehidrasi Berat, Kebutuhan Cairan: 10% x BB (kg)
  • 20. Dianjurkan minum-minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, dan sup. Susu sapi harus dihindari karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. DIET
  • 21.  Derivat opioid misal Loperamid HCl 2mg, difenoksilat- atropin dan tinkur opium.  Obat yang mengeraskan tinja: atapulgite 600mg 4x2tab/hari, smectite 3x3g (saset) diberikan setiap hari sampai diare berhenti.  Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrasec 3x100mg. OBAT ANTI-DIARE
  • 22. Beberapa obat pilihan antara lain: kuinolon (ciprofloksasin 500mg 2x/hari selama 5-7hari), kotrimoksazol (trimetropin/sulfametoksazol, 160/800mg 2x/hari atau eritromisin 250-500mg 4x/hari) Metronidazol 3x250mg selama 7 hari diberikan dengan kecurigaan giardiasis. OBAT ANTIMIKROBA