3. Cara pembudidayaan
cendawan
Pembudidayaan cendawan atau di masyarakat lebih
dikenal sebagai pembudidayaan jamur, semula
merupakan suatu bioteknologi sederhana dan
meliputi tiga jenis kegiatan:
1. Pembuatan spawn atau inokulun
2. Pembuatan kompos
3. Pengaturan lingkungan pertumbuhan agar
diperoleh produksi jamur yang maksimal.
1. Pembuatan spawn atau inokulun
Chang (1982) dan Yong dan leong (1983) telah menerbitkan
suatu cara spawn yang sederhana untuk budidaya cendawan di
lingkungan rumah
4. Gunting dibersihkan dgn alcohol 70%, kemudian sbgian dari
hemanium cendawan tempat basidiospora di bntk, dipotong kecil-
kecil.
Potongan tsb dicuci dgn aqua destilata steril, dikeringkan dgn kertas
saring steril kemudian potongan langsung diletakkan di atas medium
PDA dalam cawan petri & diinkubasikan dalam suhu ± 28-30 0C.
Koloni cendawan yang tumbuh kemudian dipotong di bagian
pinggir koloni, jadi agar dan miselium dipindahkan kecawan petri
dengan PDA segar.
Perlakuan tersebut diulang beberapa kali sampai diperoleh
miselium yang benar-benar murni.
Sementara sebuah botol steril bermulut lebar sudah disipkan dan
diisi dengan kompos yang sudah di uap kurang lebih 3 jam pada
suhu 60 0C. bagian tengah dari kompos yang sudah dingin ditekan
ke dalam.
Caranya sederhana sbb (1):
5. Miselium yang sudah dibiarkan tumbuh lebat didalam cawan petri
diambil secara aseptic dengan memutar-mutar jarum tanam
sehingga miselium menggulung sekitar ujung jarum kemudian
dimasukkan ke dalam lubang kompos tersebut.
Apabila substratnya sekam padi atau saw dust kayu, maka
agar+miselium tersebut langsung dicampurkan secara diaduk-aduk
dengan substratnya.
Botol kemudian ditutup dengan sumbat kapas steril yang
dibungkus kain kasa dan diinkubasikan pada suhu 30-32 0C selama
6-7 hari agar semua kompos sampai kedasar botol tertutup oleh
miselium.
Kompos yang bermiselium tersebut yang d isebut spawn. Spawn
harus diobservasi secara teratur agar tidak terkontaminasi oleh
pertumbuhan kapang pengganggu, seperti spesies dari
genera Neurospora, Aspergillus, Trichoderma, dan Penicillium
Caranya sederhana sbb (2):
6. yaitu substrat yang akan ditumbuhi oleh jamur
Salah satu persyaratan substrat/kompos yg akan menjadi tempat
pertumbuhan cendawan adalah harus mengandung seluruh nutrisi
yang diperlukan atau yang mendukung pertumbuhan cendawan.
Limbah alam yang masih banyak mengandung bahan organik yang
dapat dimanfaatkan sbg sumber karbon & energy untuk cendawan.
Bagian limbah yang berukuran besar biasanya dihancurkan terlebih
dahulu menjadi bagian yang lebih kecil. Limbah tersebut disusun
menjadi bedeng-bedeng menurut ukuran tertentu sesuai tempat
yang tersedia dan ditutup dengan lembar plastik untuk mencegah
pengeringan. Dalam substrat akan terjadi suksesi pertumbuhan
beberapa generasi organisme meliputi bakteri, actinomycetes,
kapang dan juga protozoa yang secara bergantian mendominasi
substrat pada tahap-tahap tertentu.
2. Pembuatan Kompos
7. Pada awalnya, mikroorganisme yang akan mengurai senyawa
organik dan nitrogen terlarut adalah mikroorganisme mesofil.
Aktivitas metabolisme mereka menghasilkan karbon dioksida,
ammonia, dan meningkatkan suhu dalam substrat. Suhu akan
meningkat sampai 40-450C, dan sebagian besar mikroorganisme
mesofil akan mati.
Substrat sekarang dikuasai oleh kapang-kapang termofil
seperti Humicola fuscoatra, H. grisea, Aspergillus fumigates,
Chaetomium thermophile, dan cendawan Coprinus cinereus.
Setelah aktivitas mikroorganisme termofil selesai, suhu akan
menurun dan kompos siap untuk diinokulasi dengan Spawn.
8. 3) Pengaturan lingkungan pertumbuhan agar
diperoleh produksi jamur yang maksimal.
Apabila kompos berupa bedeng sudah siap,
maka substrat dalam botol yang sudah penuh
ditumbuhi miselium dikeluarkan, dihancurkan,
dan ditabur di atas bedeng kompos tersebut.
Bedeng kemudian ditutup dengan plastik
untuk mencegah penguapan air dari kompos
terutama bila proses tersebut berlangsung di
luar. Pengawasan factor lingkungan (terutama
suhu) menjadi sangat penting.
9. Berikut juga diuraikan beberapa manfaat
cendawan:
1. Sebagai bahan pangan.
2. Sebagai bahan kosmetika.
3. Sebagai bahan obat-obatan.
4. Sebagai sumber penghasilan.
5. Sebagai pengurai atau dekomposer
apabila bersifat saprofit.