2. Objektif
• Mampu mengenal adanya gangguan jalan napas
• Mampu membebaskan atau membuka jalan napas
tanpa menggunakan alat
• Mampu membebaskan jalan napas menggunakan alat
• Mampu membersihkan jalan napas
• Mampu mengatasi sumbatan jalan napas
baik yang parsial maupun yang total.
• Mengetahui teknik menjaga patensi jalan napas seperti
intubasi endotrakea
PPGD--2015
3. Anatomy
Upper air way tract:
– Nasal /oral cavities → Vocal
cord
Lower air way tract:
– Vocal cord → alveoli
Air way :
– Passage path of the breathing air
– Exchange path of O2 and CO2
– Other physiological functions in
each part.PPGD--2015
4. Penyebab Sumbatan Jalan Napas
Benda asing
Sumbatan oleh lidah pada penderita tidak
sadar
Edema jalan napas
Spasme jalan napas
Desakan dari luar/daerah sekitarnya
Tertekuk/fleksi leher
Kerusakan jalan napas/trakea
PPGD--2015
5. Waspada adanya masalah jalan napas
pada penderita
Penderita tidak sadar
Riwayat luka bakar disertai trauma
inhalasi
Trauma maksillo-fasial berat
Trauma kapitis dgn perdarahan di hidung-
mulut yg aktif.
Trauma leher
Riwayat muntah pd pasien yg tdk sadar
PPGD--2015
7. CARA MEMERIKSA ADA / TIDAKNYA
SUMBATAN
Lihat KU pasien :
Kesimpulan sementara :
Pasien sadar → Clear airway
Penurunan kesadaran → GCS
GCS 8 – 13 : Potensi gangguan jalan napas
GCS < 8 : Gagal proteksi jalan napas.
PPGD--2015
8. Lihat Wajah/leher pasien :
Trauma maksillofasial ?
Luka bakar wajah ?
Cedera leher ?
Darah mengalir dari hidung, mulut ?
Memakai bantal di kepala ?
CARA MEMERIKSA ADA / TIDAKNYA
SUMBATAN
PPGD--2015
9. Lihat pola napas pasien :
Ada gerak napas ?
Dalam/dangkal ?
Distres napas ?
Thorakoabdominal/Paradoks ?
CARA MEMERIKSA ADA / TIDAKNYA
SUMBATAN
PPGD--2015
10. Dengar suara napas :
Ada suara napas jernih ?
Ada suara napas → mendengkur
Ada suara napas → berkumur
Ada suara napas → parau
Ada suara napas → mengi
Ada suara napas → gaduh
CARA MEMERIKSA ADA / TIDAKNYA
SUMBATAN
PPGD--2015
11. TANDA SUMBATAN/ OBSTRUKSI
Mendengkur : pangkal lidah (snoring)
Suara berkumur :cairan (gargling)
Stridor : kejang/edema pita suara
(crowing)
Gelisah karena hipoksia
Gerak otot napas tambahan (tracheal
tug, retraksi sela iga)
Gerak dada dan perut paradoksal
Sianosis (tanda lambat)
MAKIN
PARAH
PPGD--2015
12. Kesimpulan gangguan jala napas
Jalan nafas bebas tanpa sumbatan
Jalan nafas tersumbat ringan / sedang / berat
Jalan nafas tersumbat total
Jenis sumbatan ?
PPGD--2015
13. Yang dinilai :
Jalan nafas :
Yang dinilai Px. dengan cara : lihat – dengar – raba
• Lihat, ada gerak nafas
• Dengar, ada suara nafas jernih
• Raba, ada hawa ekshalasi
Kesimpulan :
• Jalan nafas bebas tanpa sumbatan
• Jalan nafas tersumbat ringan / sedang / berat
• Jalan nafas tersumbat total
Khusus : Chocking
CARA MEMERIKSAADA / TIDAKNYA SUMBATAN
PPGD--2015
14. Jalan nafas bebas Jalan nafas tersumbat
Partial ringan
Jalan nafas tersumbat
Partial berat
Jalan nafas
Tersumbat total
Gerakan +++ ++ + -
nafas
Suara +++ ++ + -
nafas
Hawa +++ ++ + -
nafas
Bersih Suara tambahan
kendor
Suara tambahan
melengking
Kesimpulan Kondisi Jalan Nafas
PPGD--2015
15. Sumbatan pada jalan nafas bagian atas oleh karena
tersedak (choking)
Dewasa
Tanda-tanda :
•Kesulitan nafas dan bicara sering berkaitan dengan makan
•Korban menunjukkan sikap tercekik memegangi leher
dan berusaha bicara.
•Muka dan leher sembab
•Panik, distress
•Kulit terlihat abu-abu - biru.
PPGD--2015
16. Tindakan :
1. Berikan 5 x pukulan mendadak pada punggung
(back blow/ back slaps).
*Anjurkan batuk akan tetapi jangan buang-buang waktu
*Tahan korban dari belakang. Posisi korban sedikit condong
ke depan.
Segera berikan hentakan pukulan 5 kali pada titik silang
garis imajinasi tulang belakang dengan garis antar belikat.
PPGD--2015
18. 2.Bila kondisi belum membaik, lakukan pertolongan sebagai berikut :
a.Segera penolong berdiri dibelakang korban satu kaki penolong letakkan
diantara kedua kaki korban. Rangkul korban dari belakang. Sering dalam
kondisi itu korban sempoyongan.
b.Letakkan genggaman (kedua telapak penolong saling menggenggam)
pada titik hentak yaitu titik yang terletak ditengah-tengah antara pusar
dan ulu hati korban.
PPGD--2015
19. c.Lakukan hentakan 5 kali dengan cara menarik mendadak
lengan penolong yang merangkul pinggang korban, ke arah titik
hentak (abdominal thrust.)
d.Lakukan bergantian back blow dan abdominal thrust hingga
berhasil atau tidak berhasil dan korban jatuh tidak sadar.
PPGD--2015
21. 3. Lakukan pertolongan dengan posisi korban terlentang.
*Korban terlentang
*Penolong disamping atau di atas korban
(seolah-olah menunggang punggung kuda).
*Lakukan abdominal thrust 5 kali dengan cara
memberikan hentakan mendadak pada titik hentak.
PPGD--2015
22. *Segera penolong pindah ke samping korban :
- periksa apakah jalan nafas telah bebas
- lakukan head tilt dan chin lift, lihat dalam mulut
- tiupkan nafas mulut ke mulut
- bila dada korban mengembang artinya jalan nafas telah
terbuka.
- sebaliknya bila dada korban tidak mengembang
artinya jalan na-fas masih tersumbat total,
segera lakukan abdominal thrust.
- dst.
- sementara ada yang berusaha memanggil bantuan/ambulan.
PPGD--2015
23. Perhatian :
Bila korban jatuh tidak sadar, pikirkan, siapkan,
laksanakan resusitasi.
Korban gemuk atau wanita hamil tidak dilakukan abdominal thrust
melainkan chest thrust.
Dalam hal ini titik hentak terletak pada pertengahan tulang dada.
PPGD--2015
24. Anak
Tanda-tanda :
*Kesulitan nafas dan bicara, sering berkaitan dengan makan.
*Korban menunjukkan sikap tercekik memegangi leher dan berusaha bicara.
*Muka, leher sembab.
*Kulit terlihat abu-abu - biru.
PPGD--2015
25. Tindakan :
1.Berikan 5 kali pukulan mendadak pada punggung
(black blow/ back slaps).
*Posisi korban sedikit condong ke depan
*Berikan hentakan pukulan 5 kali pada titik silang
garis imajinasi
tulang belakang dan garis antar belikat
*Cek dalam mulut. Bila ada benda asing
bersihkan/ambil
dengan cara dibawah penglihatan langsung (jangan
mem-buta)
PPGD--2015
26. 2. Bila back blow / back slaps gagal, segera berdiri dibelakang atau jongkok di
belakang korban
•Lakukan chest thrust 5 kali
•Hentakkan pada titik hentak pada pertengahan tulang dada korban
•Lakukan hentakan tiap tiga detik
3. Cek dalam mulut korban
Bila sumbatan tetap, lakukan back blow/back slaps atau chest thrust lagi 5
kali
PPGD--2015
27. 4. Cek ulang dalam mulut korban.
Bila sumbatan tetap, lakukan back blow /back slaps atau chest thrust lagi
5 kali dst.
5. Sementara panggil bantuan, ambulans.
Perhatian :
Mengambil benda asing dari dalam mulut korban tidak boleh membuta, harus
dibawah penglihatan langsung.
Bila korban tidak sadar --> pikirkan, siapkan, laksanakan resusitasi.
PPGD--2015
29. Tindakan :
1.Lakukan back blow/back slaps 5 kali
*Telungkupkan korban pada lengan penolong.
Kepala korban lebih rendah.
*Back slaps keras 5 kali
*Terlentangkan di atas lengan penolong.
2.Cek dalam mulut bayi.
Lihat dan ambil benda asing, jangan sampai menyentuh
tenggorokan.
PPGD--2015
30. 3. Bila sumbatan tetap, lakukan chest thrust.
*Letakkan ujung jari tengah dan telunjuk di atas tulang dada 1
jari di bawah garis imajinasi antar puting susu.
*Lakukan chest thrust 5 kali
4. Cek lagi dalam mulut.
5. Ulangi tindak pertolongan seperti di atas.
Bila sumbatan tetap, sambil melakukan pertolongan memanggil bantuan /
ambulans.
PPGD--2015
31. Perhatian :
Mengambil benda asing dari dalam mulut bayi harus dibawah penglihatan
langsung jangan membuta.
Pada bayi tidak dilakukan abdominal thrust melainak back blow dan chest thrust.
Bila sumbatan tetap --> pikirkan, siapkan, laksanakan resusitasi.
PPGD--2015
34. CARA MELAKUKAN PERTOLONGAN
MEMBEBASKAN SUMBATAN JALAN NAFAS
Tanpa alat :
• Chin lift, Head Tilt, Jaw thrust
Dengan alat :
•Penghisap
•Orofaring / nasofaring
• LMA / ETT intubasi/Combi-tube
•Krikotiroidotomi / tracheostomi
•Bidai leher + bantal pasir
PPGD--2015
36. Head Tilt dan Chin lift
Telapak tangan menahan dahi
korban ke belakang
Letakkan jari telunjuk dan jari
tengah menahan dagu kedepan.
Evaluasi jalan napas.
PPGD--2015
37. Jaw Thrust
• Dorong ramus
ventikalis mandibula
ke depan
– sehingga barisan gigi
bawah di depan
barisan gigi atas,
– dengan demikian otot-
otot penyangga lidah
terangkat
PPGD--2015
38. • Miringkan kepala pasien (untuk pasien bukan trauma)
atau lakukan ”log roll” kemudian dengan jaw thrust dan
tekan dagu ke bawah (bila otot rahang lemas)
sehingga mulut terbuka.
• Gunakan 2 jari telunjuk dan jari tengah bungkus dengan kassa/
kain/sarung tangan untuk mengorek/mengait/
menyapu semua benda asing dalam mulut dan keluarkan.
FINGER SWEEP
PPGD--2015
39. PENANGANAN AIRWAY MENGGUNAKAN ALAT
– Penghisap
– Orofaring / nasofaring
– LMA / ETT intubasi/Combi-tube
– Krikotiroidotomi / tracheostomi
– Bidai leher + bantal pasir (untuk pasien
trauma, in line position)
PPGD--2015
40. Membersihkan jalan nafas
Dengan suction portable / manual.
Suctioning,
menghisap dengan alat penghisap ditujuk
untuk benda – benda cair,
antara lain muntahan, lendir, darahPPGD--2015
42. Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)
(Derajat A dan V dari AVPU atau GCS > 10)
Oro-pharyngeal tube
PPGD--2015
43. MEMASANG PIPA OROFARING
•Pasien terlentang
•Pilih ukuran pipa yang tepat (ukuran antara sudut mulut
hingga glotis telinga pada sisi yang sama) beri pelicin atau cukup dibasahi
PPGD--2015
44. Pasien dewasa
•Buka mulut
•Masukkan ujung pipa oro faring kedalam rongga mulut dengan
lengkung
menghadap langit-langit
•Segera putar arah lengkungan pipa sehingga lengkungan pipa
sekarang searah
dan menyusur langit-langit
•Dorong pelan-pelan dan hati-hati hingga berada dalam rongga
mulut, menopang
lidah dan bagian keras pipa di bagian pangkal (life block)
berada diantara kedua
barisan gigi atas dan bawah
•Cek kondisi kondisi jalan nafas – sudah lebar ?
PPGD--2015
45. Pasien anak / bayi
•Memasukkan pipa oro faring dengan bantuan sendok
lidah sehingga secara jelas dapat dilihat laryng.
•Posisi pipa sudah diatur dengan arah lengkungan pipa
searah dan menyusur langit-langit
PPGD--2015
50. MEMASANG PIPA NASOFARING
•Pasien terlentang
•Pilih ukuran yang tepat (sebesar jari kelingking pasien panjang
dapat diukur antara lubang hidung hingga trachus telinga),
beri pelicin
•Masukkan tegak lurus melalui salah satu lubang hidung
dengan arah irisan ujung pipa menghadap ke sehut hidung
PPGD--2015
51. •Dorong pelan-pelan sehingga seluruh pipa telah ke dalam
rongga hidung
•Cek kondisi jalan nafas – sudah bebas ?
•Perhatikan pada kasus-kasus maksilo fasial adanya trauma
kepala perlu dikaji
ulang atau dilakukan dengan sangat hati-hati !
PPGD--2015
56. MEMASANG SUNGKUP LARING
(laringeal mask airway)
•Pasien terlentang
•Pilih ukuran yang tepat (lihat alat, sesuai berat badan)
Kosongkan balonnya hingga kempis dan permukaan rata; tidak berkerut,
berikan pelicin pada bagian ini yang nantinya bagian ini
yang akan menyusur permukaan langit-langit pasien
PPGD--2015
57. •Pegang sungkup laring ini pada lengkungan (pipanya) seolah memegang
pensil dengan ujung telunjuk pemegang tepat pada sudut sungkup dan
tangkainya
•Buka mulut pasien
•Masukkan sungkup laring dengan bagian punggung sungkup yang telah
diberi pelicin menyusur langit-langit mulut pasien serta indikator garis
hitam pada pipa/tangkai tepat antara kedua gigi seri atas
PPGD--2015
58. •Dorong pelan-pelan hingga seluruh sungkup masuk rongga mulut dan
ujung sungkup mentok terhenti
•Tahan pipa yang di luar mulut pasien
Tarik pelan-pelan jari telunjuk yang di dalam rongga mulut keluar.
Tiup balon dengan semprit sesuai volumenya
PPGD--2015
59. •Perhatikan saat balon tertiup maka pipa / tangkai sungkup akan bergerak
pelan muncul keluar mulut sehingga pipa muncul 2 cm keluar.
•Lakukan fiksasi
•Cek kondisi jalan nafas – sudah bebas ?
•Hubungkan dengan sumber oksigen
PPGD--2015
63. Indikasi Intubasi
Apnu
Kegagalan menjaga jalan nafas dengan cara lain
Proteksi jalan terhadap aspirasi darah atau muntahan
Kemungkinan terganggunya jalan nafas karena
perlukaannya sendiri seperti luka inhalasi, fraktur tulang atau
kejang-kejang
Trauma kapitis yang memerlukan hiperventilasi
Kegagalan memberikan cukup oksigen melalui face-mask
PPGD--2015
64. PPGD--2015
PERSIAPAN ALAT-ALAT
1. Bantal dengan tinggi 10-12 cm
2. Laryngoskop set
3. Pipa trachea sesuai dengan ukuran
4. Stylet untuk mengatur lengkungan
5. Forceps magyl
6. Alat penghisap
7. Masker untuk oksigenasi
65. PPGD--2015
PROSEDUR INTUBASI
ORO-TRACHEAL
1. Oksigenasi dan bantuan napas
2. Masukkan laryngoskop sesuai ukuran
5. Pastikan plica vokalis tampak
6. Pipa trachea dimasukkan pelan-pelan
7. Dorong pipa trachea sampai batas proksimal
cuff (balon) 1 cm di bawah pita suara
8. Tiup cuff (balon) dan hubungkan dengan oksigen
9. Berikan napas buatan dan pastikan dada terangkat
66. Risiko tindakan intubasi
Hipoksia, spasme pita suara
Tek darah naik, bardikardia / asistole
Tekanan Intra Kranial naik
Gerak leher memperberat cedera cervical
PPGD--2015
67. INGAT
Tulang leher mungkin cedera
Pasien meninggal karena kurang oksigen
bukan karena tidak intubasi trachea
PPGD--2015
74. Contoh praktis pengalaman
penanganan jalan napas
Laki-laki, 18 thn masuk
dgn perdarahan hidung
dan mulut akibat jatuh
dari motor.
GCS : 13
Tindakan : Intubasi,
pasang ETT + tampon di
hidung dan mulut.
3 hari kemudian di
ekstubasi dan uff tampon
GCS : 15, pasien pulang.
PPGD--2015
75. Laki-laki 35 thn,
masuk dgn syok
perdarahan, gelisah,
ngorok
Tindakan : lakukan
jawthrust sambil
menunggu persiapan
pemasangan ETT.
PPGD--2015
76. Laki-laki 40 thn masuk dengan cedera kepala ringan
disertai dgn perdarahan hidung dan mulut
Problem ?
Tindakan ?
PPGD--2015
77. Laki-laki 47 thn, masuk dgn trauma wajah, darah keluar dari hidung
dan mulut, GCS: 13-15.
PPGD--2015