SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
JALAN NAFAS, VENTILASI
PARU &
PENANGANANNYA
(AIR WAY, BREATHING PROBLEM &
MANAGEMENT)
YUS RENDRA,Amd.Kep.
PERMASALAHAN
PADA JALAN NAFAS
(AIRWAY PROBLEM)
PERMASALAHAN BERUPA ADANYA
SUMBATAN JALAN NAFAS
Penyebab
• Penurunan kesadaran
1. Koma
2. Trauma kepala
3. Radang otak
4. Penggunaan Obat2 an / alkohol
5. dll
• Suatu penyakit
1. Radang laring (Laringitis)
2. Edema laring
PERMASALAHAN BERUPA ADANYA
SUMBATAN JALAN NAFAS
• Trauma / Kecelakaan
1. Trauma wajah (Trauma maksilofasial)
2. Trauma pada jalan nafas
3. dll
• Benda asing di jalan nafas
1. Darah
2. Muntahan
3. Makanan
4. dll
JENIS SUMBATAN
1.Sumbatan parsial
✓Ringan
✓Berat
2.Sumbatan Total
SUMBATAN JALAN NAFAS
Diagnosis ditegakan dengan:
Look : lihat status mental,
pergerakan /pengembangan dada
dll
Listen : mendengar aliran udara
pernafasan, suara dll
Feel : merasakan ada aliran
udara pernafasan
LOOK/ LIHAT
1. Perubahan Status Mental
✓Agitasi / gelisah tanda adanya Hipoksemia
2. Gerak Nafas (ada / tidak gerakan).Bila ada:
✓Normal teratur
3. Ada/ tidaknya Retraksi pada dinding dada (anak)
4. Adanya perubahan bentuk pada dinding dada
5. Adanya benda asing dalam rongga mulut
✓Darah / sekret
✓Muntahan
✓Gigi palsu/tanggal/patah
2. Pasien tampak Sianosis
3. Penggunaan otot-otot pernapasan tambahan
LISTEN/
DENGAR
1.Adakah aliran udara (kalau tidak sadar)
2.Apakah bicara normal (Tak ada sumbatan)
3.Ada suara tambahan
1.Snoring  Sumbatan parsial
(Karena pangkal lidah jatuh kebelakang)
2. Gurgling  karena cairan
3. Stridor  Penyempitan jalan nafas
4. Apakah suara parau (hoarseness / dysphonia)
FEEL/ RABA & RASAKAN
1. Adanya aliran udara nafas
2. Krepitasi (Ada fraktur tulang wajah/ leher)
3. Ada pergeseran / deviasi trakhea
4. Ada hematoma pada leher
5. Teraba adanya getaran di leher
TINDAKAN
MEMBEBASKAN JALAN
NAFAS
(AIRWAY MANAGEMENT)
PADA PENDERITA TIDAK SADAR
Tindakan yang dilakukan:
1. Cek respon
dipanggil, ditepuk, diberi rangsang/
respon nyeri,
2. Bila tidak ada respon; Cek apakah ada
benda asing dalam mulut, apakah
pangkal lidah jatuh kebelakang. Bila ada
benda asing Miringkan kepala penderita
kesatu sisi (catatan bukan pada trauma
kepala)
PEMBEBASAN JALAN
NAFAS
1. PENYEBAB PANGKAL LIDAH JATUH
•Tindakan manual :
PERBAIKI POSISI KEPALA
-Non trauma :
- Head tilt (dorong dahi kebelakang)
- Chin lift (angkat dagu keatas)
-Jaw thrust (dorong mandibula
kedepan atas)
PEMBEBASAN JALAN NAFAS
-Trauma (hati-hati kemungkinan adanya patah
tulang leher), Tindakan hanya dilakukan gerakan
terbatas
• Chin lift
• Jaw thrust
Tindakan dilakukan dengan immobilisai
manual agar kepala tdk bergerak (berada
dalam satu garis lurus) atau pasang bidai
leher (cervical collar/ collar splint)
Bantuan Alat
Bila ada pasang pipa orofaring (Pipa Mayo/ Guedel
◆ Head tilt
Letakkan 1 telapak tangan didahi
penderita dan tekan ke bawah
sehingga menjadi tengadah
◆ Chin lift
- Gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
memegang tulang dagu pasien, kemudian
angkat dan dorong tulangnya kedepan
- atau masukan ibu jari kedalam mulut dan
jari telunjuk memegang dagu angkat
tulang mandibula ke atas.
◆ Jaw thrust
Letakkan tangan kiri penolong, pegang angulus
kiri mandibula dengan tiga jari terbawah begitu
juga dengan tangan kanan memegang angulus
mandibula kanan penderita, angkat keatas dan
dorong mandibula atas dengan ibu jari kearah
dada penderita
PIPA
OROFARING
SESUAIKAN UKURANNYA
CARA MEMASANG
DIAJARKAN PADA SKILL STATION
PEMBEBASAN JALAN
NAFAS
2. PENYEBAB : TERDAPAT BENDA ASING
• Manual : Sapuan jari (finger sweep)
• Gunakan Penghisap (suction)
• Pada kasus tersedak (chocking) :
1. Lakukan pukulan punggung pd bayi &anak
(Back blows)
2. Lakukan hentakan pada abdomen atau
Abdominal thrust (Heimlich manuver)atau
hentakan pada thorax /Thoracal thrust
SUMBATAN TOTAL JALAN
NAFAS
◆ Sumbatan total pada daerah faring ke
bagian distal berdampak serius karena
pertukaran inspirasi dan ekspirasi
tidak terjadi
Tanda
-
-
-
Penderita berusaha memegangi leher
Tidak terdapat pengembangan dada
Sianosis
Penatalaksanaan obstruksi
jalan nafas oleh benda asing
◆ Pasien sadar ◆ Pasien tidak sadar
Penatalaksanaan obstruksi jalan nafas oleh
benda asing
PENURUNAN KESADARAN
-
-
Penderita masih terdapat pernafasan
Sumbatan partial
Look/ lihat :
- pengembangan dada maksimal/tidak
- ada gerakan dada tertinggal/ tidak simetris
- ada atau tidak dada mengembung terus
(tension pneumothorax)
PENATALAKSANAAN
1. Tanpa alat dapat dilakukan bila
motorik pasien menurun
2. Dengan alat
- Forcep magyl
- Oropharingeal airway
- Nasopharingeal airway
- Jelly
-suctioning rigid, catheter,
nelaton catheter
TEKNIK
INSERSI /
PEMASANGAN
OROPHARYNGEAL
AIRWAY
PERSIAPAN
INTUBASI
ENDOTR A K HEAL
Tujuan
◆
◆
◆
Menjamin jalan nafas tetap
terbuka.
Menghindari aspirasi.
Memudahkan tindakan bantuan
pernafasan.
Indikasi
◆
◆
◆
◆
Henti jantung
Pasien sadar yang tidak mampu
bernafas dengan baik (edema paru
Guillan-Bare syndrom, sumbatan
jalan nafas).
Perlindungan jalan nafas tidak
memadai (koma, arefleksi).
Penolong tidak mampu memberi
bantuan nafas dengan cara
konvensional
Persiapan Alat Intubasi Endotrakheal
◆
◆
◆
◆
◆
◆
◆
◆
Pipa oro/nasofaring.
Suction
Kanula dan masker
oksigen
Ambu bag.
Pipa endotrakheal
dan stylet
Pelumas (jelly)
Forcep magill
Laringoscope (handle
dan blade)
◆
◆
◆
◆
◆
◆
◆
Stetoscope
Stylet (mandrin)
Spuit cuft
Sarung tangan
Plester dan gunting
Obat-obatan sedatij
i.v
Bantal kecil tebal
10 cm (bila
tersedia)
Persiapan Alat Intubasi Endotrakheal
Cara Intubasi Endotrakheal (1)
◆
◆
◆
◆
◆
◆
Gunakan sarung tangan steril
Sebelum intubasi berikan oksigen, sebaiknya
gunakan bantal dan pastikan jalan nafas
terbuka (hati-hati pada cedera leher).
Siapkan endotrakheal tube (ETT), periksa balon
(cuff), siapkan stylet, beri jelly.
Siapkan laringoskop (pasang blade pada
handle), lampu harus menyala.
Pasang laringoskop dengan tangan kiri,
masukkan jung blade ke sisi kanan mulut
pasien, geser lidah pasien ke kiri.
Tekan tulang rawan krikoid (untuk mencegah
aspirasi).
Cara Intubasi Endotrakheal (2)
◆
◆
◆
◆
◆
◆
◆
Lakukan traksi sesuai sumbu panjang
laringoskop (hati-hati cedera gigi, gusi, bibir).
Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap
lendir/cairan lebih dahulu.
Keluarkan stylet dan laringoskop secara hati-
hati.
Kembangkan balon (cuff) ETT.
Pasang pipa orofaring (mayo/gudel)
Periksa posisi ETT apakah masuk dengan benar
(auskultasi suara pernafasan atau udara yang
ditiupkan). Hubungkan dengan pipa oksigen.
Amankan ETT dengan plester.
PERMASALAHAN
VENTILASI PARU
(BREATHING PROBLEM)
um
Peserta mampu menangani kegawatan
nafas/ ventilasi/ breathing
Tujuan khusus
Peserta mampu :
-Mendiagnosa dengan cepat kegawatan nafas
-Mengetahui penyebab kegawatan nafas
-Melakukan pengelolaan pertama kegawatan
nafas
- tanpa alat
- dengan alat
B
Tujuan um (BREATHING)
MENGENAL ANATOMI SISTEM RESPIRASI
B R E A T H I N G
Dasar permasalahan
1. Sel pada jaringan / organ memerlukan O2
kontinyu
2. O2sampai ke sel, melalui sistem kardio
vaskuler( dipengaruhi sist sirkulasi)
3. Bila terhenti lebih dari 1 menit, setelah
henti sirkulasi dapat terjadi dilatasi pupil
BR EA T H IN G
4. Bila lebih dari 3 menit akan
menyebabkan kerusakan sel
permanen
5. Bila setelah henti sirkulasi lebih dari 8
menit akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak permanen/irreversible
2. Pada pasien yang bernafas
◆ Pusat pernafasan (terdapat di pons
dan medula oblongata) dipengaruhi
rangsangan dari PaCO2
◆ Persyarafan : nerfus frenikus di
medula spinalis , dirangsang oleh
kemoreseptor sendi dan otot (refleks
hering breuer)
◆ Konsentrasi O2pada udara bebas 18 -
21%
FISIOLOGI PERNAFASAN
-
-
-
Ventilasi
Inspirasi yang membawa gas (O2) ke
paru-paru dan ekspirasi membuang gas
(CO2) ke udara bebas
Difusi
Pemindahan gas antara alveoli dan kapiler
pada parenkhim paru-paru
Perfusi
Menyatunya O2dengan darah yang
dialirkan ke seluruh jaringan tubuh
V. Pulmonalis
Arteri
GANGGUAN PERJALANAN O2
KE JARINGAN
1. Adanya sumbatan jalan nafas
- sekret
- benda asing
- penyempitan saluran pernapasan
2. Adanya kerusakan pusat
pernafasan dan nervus frenicus
GANGGUAN PERJALANAN O2
KE JARINGAN
3. Terganggu kembang kempis paru
- Kerusakan paru
- kerusakan dinding thorak
- Kerusakan diafragma
4. Turunnya Kadar Hb darah dan
perubahan PH darah
5. Gangguan kemampuan Pompa jantung
TANDA2 GANGGUAN PERNAFASAN
1. Keluhan sesak nafas
2. Frekuensi nafas meningkat
3. Penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan
4. Gangguan Difusi O2 sampai ke perifer
(Sianosis, Hipotermi, CRT, penurunan
Saturasi O2)
5. Pemeriksaan AGD darah (PaO2 yang
menurun)
6. Gangguan / penurunan tingkat kesadaran
MENGENALI GANGGUAN
VENTILASI
(penderita masih bernafas)
Look / Lihat
•Sianosis,
•Frekuensi nafas cepat (Takhipnea ).
•Penurunan kesadaran (Status mental) ,
•Distensi vena leher (tension pneumothorax)
•Gerakan dan bentuk asimetris dada
(Hematothorax, pneumothorax)
•Tidak tampak gerakan (paralisis otot nafas)
MENGENALI GANGGUAN
VENTILASI
(penderita masih bernafas)
Listen / dengar
Tak bisa nafas/ sulit bernafas
Terdengar Stridor, wheeze (seperti
pasien astma)
Terjadi penurunan/ hilang suara nafas
PENANGANAN
GANGGUAN VENTILASI
(BREATHING MANAGEMENT)
TANDA KEDARURATAN
PERNAFASAN
Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu
pertolongan sesegera mungkin bila :
Untuk dewasa antara lain
1.RR < 10 atau >40 x/mnt
2.Pernafasan irreguler
3.GCS kurang dari sama dengan 8
Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu
pertolongan sesegera mungkin bila :
Bayi dan anak
•RR < 20 x/mnt atau > 90 x/mnt usia < 12 bln
•RR < 20 x/mnt atau > 70 x/mnt usia > 12 bln
TANDA KEDARURATAN
PERNAFASAN
PENATALAKSANAAN GANGGUAN
VENTILASI
Frekuensi nafas yang kurang atau lebih
tinggi dari normal harus diperbaiki
Penderita sadar
1.Perbaikan posisi (semi fowler – fowler)
2.Longgarkan pakaian
3.Ciptakan lingkungan yang kaya akan O2
4.Pemberian O2 melalui kanula binasal,
masker rebreathing, non rebreathing
PENATALAKSANAAN PADA PASIEN
TIDAK SADAR
1. Ekstensi kepala (Hati2 pd trauma kepala)
2. Berbaring telentang, posisi kepala
diangkat (head-up 30°), kepala
miringkan kesatu sisi (Posisi miring kekiri
)
3. Ciptakan lingkungan yang kaya akan
oksigen
4. Pemberian nasal canule, masker
rebreathing, dan non rebreathing
5. Gunakan Bag valve mask
CARA PEMBERIAN
VENTILASI
Tanpa Alat
Mouth to mouth (mulut ke mulut)
Mouth to nose (mulut kehidung)
Mouth to mouth and nose (mulut kehidung
& mulut)
Dengan Alat
Face mask / pocket mask
Laryngeal mask
Bag-valve-mask
TINDAKAN PADA PASIEN TIDAK
BERNAFAS
1. Bebaskan jalan nafas.
2. Setelah terbebas jalan nafas dapat dilakukan
pernafasan :
- Tanpa alat (Mouth to mouth)
- Menggunakan pipa bersayap
- Menggunakan masker
-Menggunakan pompa dengan balon otomatis
dan katup searah (pump-mask valve bag)
-Menggunakan mesin bantu pernafasan :
Countinous Breathing (ventilator mekanik)
PERALATAN
PADA
TERAPI OKSIGEN
BAG VALVE MASK (BVM)
20 – 21 %
Masker sederhana
Dengan reservoir bag
Flow O2 : 8 -12 lpm
FiO2 : 60%- 100%
BVM Dengan reservoir bag
Flow O2 : 8-10 lpm
FiO2 : 80%- 100%
BVM Dengan reservoir
bag
Flow O2 : 8-10 lpm
FiO2 : 80%- 100%
FACE MASK O2 5 -10 lpm
FiO2 : 40-60%
NASAL PRONG
O2 flow 1 – 6 lpm
FiO2 : 24 – 44 %
Jackson Rees
Flow O2 : 8-10 lpm
FiO2 : 100%
PERALATAN PADA TERAPI OKSIGEN
TERAPI OKSIGEN
1. Penggunaan Nasal canule
Konsentrasi yang diberikan 21 s.d 45%
2. Penggunaan Masker rebreathing
Konsentrasi O2 diberikan 60 s.d 80% (6-10
lt/mnt)
3. Penggunaan Masker non rebreathing
Konsentrasi 80 s.d 100% (6-10 lt/mnt)
4. Penggunaan Bag valve mask dengan reservoir
-Konsentrasi yang diberikan 100% (10-12
lt/mnt)
- Keuntungan memberikan tekanan positif,
dapat diberikan pada pasien yang bernafas
dan tidak bernafas
PERTANYAAN
???
E ME R GE NCY
TROLLY
Prinsip
◆Pendekatan suplay A-B-C-
D.
◆Disesuaikan dengan
kebutuhan dan kekhususan
RS
Manfaat
◆ Reaksi cepat dalam kondisi darurat
◆ Menyakinkan kelengkapan tersedia
◆ Kemudahan akses tranportasi
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (1)
bua
h
1 – 5
a. Airway – Breathing.
◆ Set Intubasi :
– Laringoscope 1 set
– Blade no 1 – 5
– ETT no 2,5 – 8 @ 1
– Orofaringeal airway
no. 000 – 0 dan no.
– Naso faringeal
airway no 1 - 5
– Suction
– Cathéter suction
no. 6 – 14
– Tubing suction
– Xylocain jelly / aqua
jelly
– Xylocain spray
– Stylet / mandrine
– Magill forcep
– Mouth extractor
– Bag valve mask +
face mask : dewasa,
anak, bayi.
– Needle no 12 – 14
– Dysposible syring 20
ml
– Stetoscope
– Plester dan tali
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (2)
◆ Oksigenisasi
–Selang dan tabung oksigen
–Nasal prong / nasal kanul
–Masker : simple mask, re-breathing
mask dan non rebreathing mask.
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (3)
◆ Circulation.
–
– IV catheter no 24 –
14 G
Infustion set (mikro
dan makro)
– Blood set
– Tourniquet
– Cairan kristaloid :
RL, NaCl 0,9 %, RA,
Dex 5%, Dex 10%,
KaeN.
– Cairan koloid :
plasma exfander,
Haes steril,
Haemacell, Dextran
40, Dextran 70.
– Disposible syringe 1
– 50 cc
– Threeway
– Tranfaran dresing
– Folley catheter no 8 –
18.
– Urine bag.
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (4)
◆ Defibrilator dan drug
(obat-obatan):
– Adrenallin 20 amp
– Sulfas Atropine (SA) 12
amp
– Cardarone / Xylocard /
Lydocain / Cordare 3
amp
– Dobutamine 1 amp
– Dopamine 1 amp
– Relaxane 3 amp
– Dormicum 3 amp
– MgSO4 2 placon
– Coagulant (Vit K,
Adona, Transamine)
– Nitrgleserine 5 mg
sublingual 10 tablet
– Nitrogleserineampul: 2
amp
– KCl 2 placon
– CaCl2 2 placon
– Dextrose 40 %
– Korticosteroid /
dexametasone
– Aminophiline
– Diazepam
– Furosemide
– Adenosin Three Phospate
(ATP)
– Digitalis (Lanoxine,
Digoksine)
– Nifedipine tablet 5 mg
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (5)
Alat-alat Trauma
◆ NGT no 6 s/d 18
◆ Collar`neck ukuran ; S, M, L, XL
◆ Verban gulung ( 5 dan 10 cm)
◆ Elastic verban ( 4 dan 6 inc)
◆ Figure of eight (ransel verband)
◆ Arm sling
◆ Kasa steril ukuran kesil dan besar (mitella)
◆ Duk bolong steril
◆ Sarung tangan steril no 6 s/d 8
◆ Sarung tangan non streil no 6 s/d 8
Contoh Sususnan Emergency
Trolly
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to materiairwayandbreathingmanagement.pptx

(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapijuniarwulanTandionga2
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askepImhe Imha
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsconesti08com
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeArif WR
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Arif WR
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxRahmaDenada2
 
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdfTGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdfMarogiAlAnsoriani1
 
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptxCHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptxPMBNoritadahlia
 
Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)mskosim
 
pengurusan saluran pernafasan baru.ppt
pengurusan saluran pernafasan baru.pptpengurusan saluran pernafasan baru.ppt
pengurusan saluran pernafasan baru.pptMohdShawaluddinbinZa
 
Resusitasi_jantung_paru.ppt
Resusitasi_jantung_paru.pptResusitasi_jantung_paru.ppt
Resusitasi_jantung_paru.pptAndraEkaVirgawan
 
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomenQumairy Lutfiyah
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.pptdrfauzulna
 

Similar to materiairwayandbreathingmanagement.pptx (20)

(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askep
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan bls
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Pengsan
PengsanPengsan
Pengsan
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
 
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdfTGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf
 
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptxCHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
 
Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)
 
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
 
BHD.pptx
BHD.pptxBHD.pptx
BHD.pptx
 
pengurusan saluran pernafasan baru.ppt
pengurusan saluran pernafasan baru.pptpengurusan saluran pernafasan baru.ppt
pengurusan saluran pernafasan baru.ppt
 
Resusitasi_jantung_paru.ppt
Resusitasi_jantung_paru.pptResusitasi_jantung_paru.ppt
Resusitasi_jantung_paru.ppt
 
Resusitasi_jantung_paru (1).ppt
Resusitasi_jantung_paru (1).pptResusitasi_jantung_paru (1).ppt
Resusitasi_jantung_paru (1).ppt
 
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.ppt
 
Initial assesment
Initial assesmentInitial assesment
Initial assesment
 

Recently uploaded

asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxIrfanNersMaulana
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 

Recently uploaded (20)

asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 

materiairwayandbreathingmanagement.pptx

  • 1. JALAN NAFAS, VENTILASI PARU & PENANGANANNYA (AIR WAY, BREATHING PROBLEM & MANAGEMENT) YUS RENDRA,Amd.Kep.
  • 3. PERMASALAHAN BERUPA ADANYA SUMBATAN JALAN NAFAS Penyebab • Penurunan kesadaran 1. Koma 2. Trauma kepala 3. Radang otak 4. Penggunaan Obat2 an / alkohol 5. dll • Suatu penyakit 1. Radang laring (Laringitis) 2. Edema laring
  • 4. PERMASALAHAN BERUPA ADANYA SUMBATAN JALAN NAFAS • Trauma / Kecelakaan 1. Trauma wajah (Trauma maksilofasial) 2. Trauma pada jalan nafas 3. dll • Benda asing di jalan nafas 1. Darah 2. Muntahan 3. Makanan 4. dll
  • 6. Diagnosis ditegakan dengan: Look : lihat status mental, pergerakan /pengembangan dada dll Listen : mendengar aliran udara pernafasan, suara dll Feel : merasakan ada aliran udara pernafasan
  • 7. LOOK/ LIHAT 1. Perubahan Status Mental ✓Agitasi / gelisah tanda adanya Hipoksemia 2. Gerak Nafas (ada / tidak gerakan).Bila ada: ✓Normal teratur 3. Ada/ tidaknya Retraksi pada dinding dada (anak) 4. Adanya perubahan bentuk pada dinding dada 5. Adanya benda asing dalam rongga mulut ✓Darah / sekret ✓Muntahan ✓Gigi palsu/tanggal/patah 2. Pasien tampak Sianosis 3. Penggunaan otot-otot pernapasan tambahan
  • 8. LISTEN/ DENGAR 1.Adakah aliran udara (kalau tidak sadar) 2.Apakah bicara normal (Tak ada sumbatan) 3.Ada suara tambahan 1.Snoring  Sumbatan parsial (Karena pangkal lidah jatuh kebelakang) 2. Gurgling  karena cairan 3. Stridor  Penyempitan jalan nafas 4. Apakah suara parau (hoarseness / dysphonia)
  • 9. FEEL/ RABA & RASAKAN 1. Adanya aliran udara nafas 2. Krepitasi (Ada fraktur tulang wajah/ leher) 3. Ada pergeseran / deviasi trakhea 4. Ada hematoma pada leher 5. Teraba adanya getaran di leher
  • 11. PADA PENDERITA TIDAK SADAR Tindakan yang dilakukan: 1. Cek respon dipanggil, ditepuk, diberi rangsang/ respon nyeri, 2. Bila tidak ada respon; Cek apakah ada benda asing dalam mulut, apakah pangkal lidah jatuh kebelakang. Bila ada benda asing Miringkan kepala penderita kesatu sisi (catatan bukan pada trauma kepala)
  • 12. PEMBEBASAN JALAN NAFAS 1. PENYEBAB PANGKAL LIDAH JATUH •Tindakan manual : PERBAIKI POSISI KEPALA -Non trauma : - Head tilt (dorong dahi kebelakang) - Chin lift (angkat dagu keatas) -Jaw thrust (dorong mandibula kedepan atas)
  • 13. PEMBEBASAN JALAN NAFAS -Trauma (hati-hati kemungkinan adanya patah tulang leher), Tindakan hanya dilakukan gerakan terbatas • Chin lift • Jaw thrust Tindakan dilakukan dengan immobilisai manual agar kepala tdk bergerak (berada dalam satu garis lurus) atau pasang bidai leher (cervical collar/ collar splint) Bantuan Alat Bila ada pasang pipa orofaring (Pipa Mayo/ Guedel
  • 14. ◆ Head tilt Letakkan 1 telapak tangan didahi penderita dan tekan ke bawah sehingga menjadi tengadah
  • 15. ◆ Chin lift - Gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya kedepan - atau masukan ibu jari kedalam mulut dan jari telunjuk memegang dagu angkat tulang mandibula ke atas.
  • 16. ◆ Jaw thrust Letakkan tangan kiri penolong, pegang angulus kiri mandibula dengan tiga jari terbawah begitu juga dengan tangan kanan memegang angulus mandibula kanan penderita, angkat keatas dan dorong mandibula atas dengan ibu jari kearah dada penderita
  • 18. PEMBEBASAN JALAN NAFAS 2. PENYEBAB : TERDAPAT BENDA ASING • Manual : Sapuan jari (finger sweep) • Gunakan Penghisap (suction) • Pada kasus tersedak (chocking) : 1. Lakukan pukulan punggung pd bayi &anak (Back blows) 2. Lakukan hentakan pada abdomen atau Abdominal thrust (Heimlich manuver)atau hentakan pada thorax /Thoracal thrust
  • 19. SUMBATAN TOTAL JALAN NAFAS ◆ Sumbatan total pada daerah faring ke bagian distal berdampak serius karena pertukaran inspirasi dan ekspirasi tidak terjadi Tanda - - - Penderita berusaha memegangi leher Tidak terdapat pengembangan dada Sianosis
  • 20. Penatalaksanaan obstruksi jalan nafas oleh benda asing ◆ Pasien sadar ◆ Pasien tidak sadar
  • 21. Penatalaksanaan obstruksi jalan nafas oleh benda asing
  • 22. PENURUNAN KESADARAN - - Penderita masih terdapat pernafasan Sumbatan partial Look/ lihat : - pengembangan dada maksimal/tidak - ada gerakan dada tertinggal/ tidak simetris - ada atau tidak dada mengembung terus (tension pneumothorax)
  • 23. PENATALAKSANAAN 1. Tanpa alat dapat dilakukan bila motorik pasien menurun 2. Dengan alat - Forcep magyl - Oropharingeal airway - Nasopharingeal airway - Jelly -suctioning rigid, catheter, nelaton catheter
  • 26. Tujuan ◆ ◆ ◆ Menjamin jalan nafas tetap terbuka. Menghindari aspirasi. Memudahkan tindakan bantuan pernafasan.
  • 27. Indikasi ◆ ◆ ◆ ◆ Henti jantung Pasien sadar yang tidak mampu bernafas dengan baik (edema paru Guillan-Bare syndrom, sumbatan jalan nafas). Perlindungan jalan nafas tidak memadai (koma, arefleksi). Penolong tidak mampu memberi bantuan nafas dengan cara konvensional
  • 28. Persiapan Alat Intubasi Endotrakheal ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ Pipa oro/nasofaring. Suction Kanula dan masker oksigen Ambu bag. Pipa endotrakheal dan stylet Pelumas (jelly) Forcep magill Laringoscope (handle dan blade) ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ Stetoscope Stylet (mandrin) Spuit cuft Sarung tangan Plester dan gunting Obat-obatan sedatij i.v Bantal kecil tebal 10 cm (bila tersedia)
  • 29. Persiapan Alat Intubasi Endotrakheal
  • 30. Cara Intubasi Endotrakheal (1) ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ Gunakan sarung tangan steril Sebelum intubasi berikan oksigen, sebaiknya gunakan bantal dan pastikan jalan nafas terbuka (hati-hati pada cedera leher). Siapkan endotrakheal tube (ETT), periksa balon (cuff), siapkan stylet, beri jelly. Siapkan laringoskop (pasang blade pada handle), lampu harus menyala. Pasang laringoskop dengan tangan kiri, masukkan jung blade ke sisi kanan mulut pasien, geser lidah pasien ke kiri. Tekan tulang rawan krikoid (untuk mencegah aspirasi).
  • 31. Cara Intubasi Endotrakheal (2) ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ ◆ Lakukan traksi sesuai sumbu panjang laringoskop (hati-hati cedera gigi, gusi, bibir). Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap lendir/cairan lebih dahulu. Keluarkan stylet dan laringoskop secara hati- hati. Kembangkan balon (cuff) ETT. Pasang pipa orofaring (mayo/gudel) Periksa posisi ETT apakah masuk dengan benar (auskultasi suara pernafasan atau udara yang ditiupkan). Hubungkan dengan pipa oksigen. Amankan ETT dengan plester.
  • 33. um Peserta mampu menangani kegawatan nafas/ ventilasi/ breathing Tujuan khusus Peserta mampu : -Mendiagnosa dengan cepat kegawatan nafas -Mengetahui penyebab kegawatan nafas -Melakukan pengelolaan pertama kegawatan nafas - tanpa alat - dengan alat B Tujuan um (BREATHING)
  • 35. B R E A T H I N G Dasar permasalahan 1. Sel pada jaringan / organ memerlukan O2 kontinyu 2. O2sampai ke sel, melalui sistem kardio vaskuler( dipengaruhi sist sirkulasi) 3. Bila terhenti lebih dari 1 menit, setelah henti sirkulasi dapat terjadi dilatasi pupil
  • 36. BR EA T H IN G 4. Bila lebih dari 3 menit akan menyebabkan kerusakan sel permanen 5. Bila setelah henti sirkulasi lebih dari 8 menit akan menyebabkan kerusakan jaringan otak permanen/irreversible
  • 37. 2. Pada pasien yang bernafas ◆ Pusat pernafasan (terdapat di pons dan medula oblongata) dipengaruhi rangsangan dari PaCO2 ◆ Persyarafan : nerfus frenikus di medula spinalis , dirangsang oleh kemoreseptor sendi dan otot (refleks hering breuer) ◆ Konsentrasi O2pada udara bebas 18 - 21%
  • 38. FISIOLOGI PERNAFASAN - - - Ventilasi Inspirasi yang membawa gas (O2) ke paru-paru dan ekspirasi membuang gas (CO2) ke udara bebas Difusi Pemindahan gas antara alveoli dan kapiler pada parenkhim paru-paru Perfusi Menyatunya O2dengan darah yang dialirkan ke seluruh jaringan tubuh
  • 40. GANGGUAN PERJALANAN O2 KE JARINGAN 1. Adanya sumbatan jalan nafas - sekret - benda asing - penyempitan saluran pernapasan 2. Adanya kerusakan pusat pernafasan dan nervus frenicus
  • 41. GANGGUAN PERJALANAN O2 KE JARINGAN 3. Terganggu kembang kempis paru - Kerusakan paru - kerusakan dinding thorak - Kerusakan diafragma 4. Turunnya Kadar Hb darah dan perubahan PH darah 5. Gangguan kemampuan Pompa jantung
  • 42. TANDA2 GANGGUAN PERNAFASAN 1. Keluhan sesak nafas 2. Frekuensi nafas meningkat 3. Penggunaan otot-otot pernafasan tambahan 4. Gangguan Difusi O2 sampai ke perifer (Sianosis, Hipotermi, CRT, penurunan Saturasi O2) 5. Pemeriksaan AGD darah (PaO2 yang menurun) 6. Gangguan / penurunan tingkat kesadaran
  • 43. MENGENALI GANGGUAN VENTILASI (penderita masih bernafas) Look / Lihat •Sianosis, •Frekuensi nafas cepat (Takhipnea ). •Penurunan kesadaran (Status mental) , •Distensi vena leher (tension pneumothorax) •Gerakan dan bentuk asimetris dada (Hematothorax, pneumothorax) •Tidak tampak gerakan (paralisis otot nafas)
  • 44. MENGENALI GANGGUAN VENTILASI (penderita masih bernafas) Listen / dengar Tak bisa nafas/ sulit bernafas Terdengar Stridor, wheeze (seperti pasien astma) Terjadi penurunan/ hilang suara nafas
  • 46. TANDA KEDARURATAN PERNAFASAN Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu pertolongan sesegera mungkin bila : Untuk dewasa antara lain 1.RR < 10 atau >40 x/mnt 2.Pernafasan irreguler 3.GCS kurang dari sama dengan 8
  • 47. Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu pertolongan sesegera mungkin bila : Bayi dan anak •RR < 20 x/mnt atau > 90 x/mnt usia < 12 bln •RR < 20 x/mnt atau > 70 x/mnt usia > 12 bln TANDA KEDARURATAN PERNAFASAN
  • 48. PENATALAKSANAAN GANGGUAN VENTILASI Frekuensi nafas yang kurang atau lebih tinggi dari normal harus diperbaiki Penderita sadar 1.Perbaikan posisi (semi fowler – fowler) 2.Longgarkan pakaian 3.Ciptakan lingkungan yang kaya akan O2 4.Pemberian O2 melalui kanula binasal, masker rebreathing, non rebreathing
  • 49. PENATALAKSANAAN PADA PASIEN TIDAK SADAR 1. Ekstensi kepala (Hati2 pd trauma kepala) 2. Berbaring telentang, posisi kepala diangkat (head-up 30°), kepala miringkan kesatu sisi (Posisi miring kekiri ) 3. Ciptakan lingkungan yang kaya akan oksigen 4. Pemberian nasal canule, masker rebreathing, dan non rebreathing 5. Gunakan Bag valve mask
  • 50. CARA PEMBERIAN VENTILASI Tanpa Alat Mouth to mouth (mulut ke mulut) Mouth to nose (mulut kehidung) Mouth to mouth and nose (mulut kehidung & mulut) Dengan Alat Face mask / pocket mask Laryngeal mask Bag-valve-mask
  • 51. TINDAKAN PADA PASIEN TIDAK BERNAFAS 1. Bebaskan jalan nafas. 2. Setelah terbebas jalan nafas dapat dilakukan pernafasan : - Tanpa alat (Mouth to mouth) - Menggunakan pipa bersayap - Menggunakan masker -Menggunakan pompa dengan balon otomatis dan katup searah (pump-mask valve bag) -Menggunakan mesin bantu pernafasan : Countinous Breathing (ventilator mekanik)
  • 52. PERALATAN PADA TERAPI OKSIGEN BAG VALVE MASK (BVM) 20 – 21 % Masker sederhana Dengan reservoir bag Flow O2 : 8 -12 lpm FiO2 : 60%- 100% BVM Dengan reservoir bag Flow O2 : 8-10 lpm FiO2 : 80%- 100% BVM Dengan reservoir bag Flow O2 : 8-10 lpm FiO2 : 80%- 100% FACE MASK O2 5 -10 lpm FiO2 : 40-60%
  • 53. NASAL PRONG O2 flow 1 – 6 lpm FiO2 : 24 – 44 % Jackson Rees Flow O2 : 8-10 lpm FiO2 : 100% PERALATAN PADA TERAPI OKSIGEN
  • 54. TERAPI OKSIGEN 1. Penggunaan Nasal canule Konsentrasi yang diberikan 21 s.d 45% 2. Penggunaan Masker rebreathing Konsentrasi O2 diberikan 60 s.d 80% (6-10 lt/mnt) 3. Penggunaan Masker non rebreathing Konsentrasi 80 s.d 100% (6-10 lt/mnt) 4. Penggunaan Bag valve mask dengan reservoir -Konsentrasi yang diberikan 100% (10-12 lt/mnt) - Keuntungan memberikan tekanan positif, dapat diberikan pada pasien yang bernafas dan tidak bernafas
  • 56. E ME R GE NCY TROLLY
  • 57. Prinsip ◆Pendekatan suplay A-B-C- D. ◆Disesuaikan dengan kebutuhan dan kekhususan RS
  • 58. Manfaat ◆ Reaksi cepat dalam kondisi darurat ◆ Menyakinkan kelengkapan tersedia ◆ Kemudahan akses tranportasi
  • 59. Alat, obat dan bahan medik habis pakai (1) bua h 1 – 5 a. Airway – Breathing. ◆ Set Intubasi : – Laringoscope 1 set – Blade no 1 – 5 – ETT no 2,5 – 8 @ 1 – Orofaringeal airway no. 000 – 0 dan no. – Naso faringeal airway no 1 - 5 – Suction – Cathéter suction no. 6 – 14 – Tubing suction – Xylocain jelly / aqua jelly – Xylocain spray – Stylet / mandrine – Magill forcep – Mouth extractor – Bag valve mask + face mask : dewasa, anak, bayi. – Needle no 12 – 14 – Dysposible syring 20 ml – Stetoscope – Plester dan tali
  • 60. Alat, obat dan bahan medik habis pakai (2) ◆ Oksigenisasi –Selang dan tabung oksigen –Nasal prong / nasal kanul –Masker : simple mask, re-breathing mask dan non rebreathing mask.
  • 61. Alat, obat dan bahan medik habis pakai (3) ◆ Circulation. – – IV catheter no 24 – 14 G Infustion set (mikro dan makro) – Blood set – Tourniquet – Cairan kristaloid : RL, NaCl 0,9 %, RA, Dex 5%, Dex 10%, KaeN. – Cairan koloid : plasma exfander, Haes steril, Haemacell, Dextran 40, Dextran 70. – Disposible syringe 1 – 50 cc – Threeway – Tranfaran dresing – Folley catheter no 8 – 18. – Urine bag.
  • 62. Alat, obat dan bahan medik habis pakai (4) ◆ Defibrilator dan drug (obat-obatan): – Adrenallin 20 amp – Sulfas Atropine (SA) 12 amp – Cardarone / Xylocard / Lydocain / Cordare 3 amp – Dobutamine 1 amp – Dopamine 1 amp – Relaxane 3 amp – Dormicum 3 amp – MgSO4 2 placon – Coagulant (Vit K, Adona, Transamine) – Nitrgleserine 5 mg sublingual 10 tablet – Nitrogleserineampul: 2 amp – KCl 2 placon – CaCl2 2 placon – Dextrose 40 % – Korticosteroid / dexametasone – Aminophiline – Diazepam – Furosemide – Adenosin Three Phospate (ATP) – Digitalis (Lanoxine, Digoksine) – Nifedipine tablet 5 mg
  • 63. Alat, obat dan bahan medik habis pakai (5) Alat-alat Trauma ◆ NGT no 6 s/d 18 ◆ Collar`neck ukuran ; S, M, L, XL ◆ Verban gulung ( 5 dan 10 cm) ◆ Elastic verban ( 4 dan 6 inc) ◆ Figure of eight (ransel verband) ◆ Arm sling ◆ Kasa steril ukuran kesil dan besar (mitella) ◆ Duk bolong steril ◆ Sarung tangan steril no 6 s/d 8 ◆ Sarung tangan non streil no 6 s/d 8