SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
Pengantar (1)
0 PLS merupakan bagian, sekaligus alternatif SEM
0 PLS pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold
0 PLS dikembangkan sebagai alternatif PEMODELAN
PERSAMAAN STUKTURAL yg dasar teorinya lemah
0 Indikator dari Variabel Laten tidak hanya memenuhi
model refleksif, akan tetapi formatif
0 Variabel Laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya,
diistilahkan dengan indikator refleksif.
0 Variabel Laten bisa dibentuk (disusun) oleh indikatornya,
diistilahkan dengan indikator formatif
2
Pengantar (2)
3
Kondisi
Sosial
Keluarga
Bangunan Rumah
Kondisi
Ekonomi
Keluarga
Y21 Y22 Y23
Sikap thdp
Sekolah
KejuruhanPekerjaan
Pendidikan
Pendapatan
Keluarga yg Bekerja
Pengeluaran
Minat thdp
Sekolah
Kejuruhan
Y11 Y12 Y13
Pengantar (3)
4
Pendidikan
Bangunan
Tempat Tinggal
Rasio Densitas
Keluarga per
Luas Lantai
Faktor Status
Sosial Keluarga
Pendorong ke
Luar Negeri
Penarik yang
berasal dari Luar
Negeri
Ikut Keluarga /
kawan
Motivasi Kerja
ke Luar Negeri
Pendapatan
Keluarga
Pengeluaran
Keluarga
Jumlah Angg.
Keluarga yg
Bekerja
Faktor Ekonomi
Keluarga
Kesejahteraan
Keluarga
Kesehatan Kekayaan
Minat Kembali
ke Luar Negeri
Diri Sendiri Orang Lain
Pengantar (4)
0 PLS dapat digunakan sebagai konfirmasi teori (theoritical
testing) dan merekomendasikan hubungan yang belum ada
dasar teorinya (eksploratori)
0 SEM (software: AMOS, LISREL) berbasis kovarian,
sedangkan PLS (software: SmartPLS atau Visual PLS)
berbasis varian
0 PLS mampu menghindari:
0 inadmissible solution: model rekursif
0 factor indeterminacy: indikator formatif
5
Metode PLS
PEMODELAN di dalam PLS:
0 Inner model  model struktural yang
menghubungkan antar variabel laten
0 Outer model  model pengukuran yang
menghubungkan indikator dengan variabel latennya
6
Indikator
0 Refleksif
0 Formatif
7
Faktor
Utama 1
x1
x2
x3
e1
e3
e2
zeta1
Faktor
Komposit 1
x1
x2
x3
Indikator Model Refleksif
0 Contoh model indikator refleksif adalah Variabel yang
berkaitan dengan sikap (attitude) dan niat membeli
(purchase intention).
0 Sikap umumnya dipandang sebagi respon dalam
bentuk favorable (menguntungkan) atau unfavorable
(tidak menguntungkan) terhadap suatu obyek dan
biasanya diukur dengan skala multi item dalam
bentuk semantik differences seperti, good-bad, like-
dislike, dan favorable-unfavorable.
0 Sedangkan niat membeli umumnya diukur dengan
ukuran subyektif seperti how likely-unlikely, probable-
improbable, dan/atau possible-impossible.
8
Ciri-ciri model indikator
reflektif
0 Arah hubungan kausalitas dari variabel laten ke
indikator
0 Antar indikator diharapkan saling berkorelasi
(instrumen harus memiliki internal consistency
reliability)
0 Menghilangkan satu indikator, tidak akan merubah
makna dan arti variabel yg diukur
0 Kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator
9
Indikator Model Formatif
0 Contoh model indikator formatif adalah di bidang
ekonomi, seperti index of sustainable economics
welfare, the human development index, the quality
of life index.
0 Variabel laten dengan model indikator formatif
berupa variabel komposit
0 Variabel Status Sosial Ekonomi, diukur berdasarkan
indikator yang saling mutually exclusive: Pendidikan,
Pekerjaan dan Tempat Tinggal
0 Variabel kualitas pelayanan dibentuk (formatif)
oleh 5 dimensi: tangible, reliability, responsive,
emphaty dan assurance.
10
Ciri-ciri model indikator
formatif
0 Arah hubungan kausalitas dari indikator ke variabel
laten
0 Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak
diperlukan uji reliabilitas konsistensi internal)
0 Menghilangkan satu indikator berakibat merubah
makna dari variabel laten
0 Kesalahan pengukuran berada pada tingkat variabel
laten (zeta)
11
Notasi pada PLS
12
Notasi pada PLS
0  = Ksi, variabel latent eksogen
0  = Eta, variabel laten endogen
0 x = Lamnda (kecil), loading faktor variabel latent eksogen
0 y = Lamnda (kecil), loading faktor variabel latent endogen
0 x = Lamnda (besar), matriks loading faktor variabel latent eksogen
0 y = Lamnda (besar), matriks loading faktor variabel laten endogen
0  = Beta (kecil), koefisien pngruh var. endogen terhadap endogen
0  = Gamma (kecil), koefisien pngruh var. eksogen terhadap endogen
0  = Zeta (kecil), galat model
0  = Delta (kecil), galat pengukuran pada variabel laten eksogen
0  = Epsilon (kecil), galat pengukuran pada variabel latent endogen
13
LANGKAH-LANGKAH PLS
14
Merancang Model Struktural
(inner model)
Merancang Model Pengukuran
(outer model)
Mengkonstruksi Diagram Jalur
Konversi Diagram Jalur ke
Sistem Persamaan
Estimasi: Koef. Jalur, Loading
dan Weight
Evaluasi Goodness of Fit
Pengujian Hipotesis
(Resampling Bootstraping)
1
2
3
4
5
6
7
LANGKAH KE-1
MERANCANG INNER MODEL
Pada SEM perancangan model adalah berbasis teori,
akan tetapi pada PLS bisa berupa:
0 Teori
0 Hasil penelitian empiris
0 Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang
lain
0 Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang,
dan lain sebagainya
0 Rasional
PLS: Bisa ekplorasi hubungan antar variabel
15
LANGKAH KE-2
MERANCANG OUTER MODEL
0 Pada SEM semua bersifat refleksif, model pengukuran
tidak penting (sudah terjamin pada DOV)
0 Pada PLS perancangan outer model sangat penting:
refleksif atau formatif
0 Dasar: teori, penelitian empiris sebelumnya, atau rasional
16
TAHAP KE-3
17
KONSTRUKSI DIAGRAM JALUR
LANGKAH KE-4
KONVERSI DIAGRAM JALUR KE PERSAMAAN
0 Outer model
0 Untuk variabel latent eksogen 1 (reflektif)
0 x1 = x1 1 + 1
0 x2 = x2 1 + 2
0 x3 = x3 1 + 3
0 Untuk variabel latent eksogen 2 (formatif)
0 2 = x4 X4 + x5 X5 + x6 X6 + 4
0 Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif)
0 y1 = y1 1 + 1
0 y2 = y2 1 + 2
0 Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif)
0 y3 = y3 2 + 3
0 y4 = y4 2 + 4
18
LANGKAH KE-4
KONVERSI DIAGRAM JALUR KE PERSAMAAN
0 Inner model :
0 1 = 11 + 22 + 1
0 2 = 11 + 31 + 42 + 2
19
LANGKAH KE-5
Pendugaan parameter :
0 Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data
variabel laten
0 Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar
variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten
dengan indikatornya (loading)
0 Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta
regresi) untuk indikator dan variabel laten.
0 Metode estimasi PLS: OLS dengan teknik iterasi
0 Interaction variable
0 Pengukuran untuk variabel moderator, dengan teknik :
menstandarkan skor indikator dari variabel laten yang dimoderasi
dan yang memoderasi, kemudian membuat variabel laten interaksi
dengan cara mengalikan nilai standar indikator yang dimoderasi
dengan yang memoderasi
20
LANGKAH KE-6
GOODNESS OF FIT - OUTER MODEL
0 Outer model refleksif :
0 Convergent dan discriminant validity
0 Composite realibility
0 Outer model formatif :
0 dievaluasi berdasarkan pada substantive content-nya
yaitu dengan melihat signifikansi dari weight
21
GOODNESS OF FIT - OUTER MODEL
0 Convergent validity
0 Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk
jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara
3 sampai 7
0 Discriminant validity
0 Direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0.50.
22
2
2
AVE
var( )
i
i ii

 



 
GOODNESS OF FIT - OUTER MODEL
0 Composite reliability
0 Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas
komposit (ρc) adalah ≥ 0.7, walaupun bukan
merupakan standar absolut.
23
2
2
( )
( ) var( )ii
i
c
i


 



 
GOODNESS OF FIT - INNER MODEL
0 Diukur menggunakan Q-Square predictive relevance
0 Rumus Q-Square:
Q2 = 1 – ( 1 – R1
2) ( 1 – R2
2 ) ... ( 1- Rp
2 )
0 dimana R1
2 , R2
2 ... Rp
2 adalah R-square variabel
endogen dalam model
0 Interpretasi Q2 sama dg koefisien determinasi
total pada analisis jalur (mirip dengan R2 pada
regresi)
24
LANGKAH KE-7
PENGUJIAN HIPOTESIS
0 Hipotesis statistik untuk outer model:
H0 : λi = 0 lawan
H1 : λi ≠ 0
0 Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen
terhadap endogen:
H0 : γi = 0 lawan
H1 : γi ≠ 0
0 Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen
terhadap endogen:
H0 : βi = 0 lawan
H1 : βi ≠ 0
0 Statistik uji: t-test; p-value ≤ 0,05 (alpha 5 %); signifikan
0 Outter model signifikan: indikator bersifat valid
0 Inner model signifikan: terdapat pengaruh signifikan
0 PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi normal: menggunakan
teknik resampling dengan metode Bootstrap
25
ASUMSI PLS
Asumsi di dalam PLS hanya berkaitan dengan pemodelan
persamaan struktural:
0 Hubungan antar variabel laten dalam inner model adalah
linier dan aditif
0 Model srtuktural bersifat rekursif.
26
SAMPLE SIZE
Ukuran sampel dalam PLS, dengan perkiraan sebagai
berikut:
0 Sepuluh kali jumlah indikator formatif (mengabaikan
indikator refleksif)
0 Sepuluh kali jumlah jalur (paths) yang mengarah pada model
struktural
0 Sample size: 30 – 50 atau besar > 200
atau
0 Sample size: 30-100
27
SOFTWARE PLS
0 Software PLS pertama kali dikembangkan oleh Jan-Bernd Lohmoller (1984, 1987, 1989)
under DOS dan disebut LVPLS Versi 1.8 (Latent Variable Partial Least Square), dapat
didownload di http://kiptron.psyc.virginia.edu. Software ini dikembangkan lebih lanjut
oleh Wynne W Chin (1998, 1999, 2001) menjadi under windows dengan tampilan grafis
dan tambahan perbaikan teknik validasi dengan memasukkan bootstrapping dan
jacknifing. Software yang dikembangkan oleh Chin diberi nama PLS GRAPH versi 3.0, versi
student dapat didownload secara gratis di www.bauer.uh.edu. Versi student ini mampu
mengolah maksimum 30 variabel.
0 Di University of Hamburg Jerman juga dikembangkan software PLS yang diberi nama
SmartPLS. Versi pertama adalah SmartPLS versi 1.01, kemudian dikembangkan lagi ke
versi 2.0 dan yang terakhir (akhir tahun 2006) adalah SmartPLS versi 2.0 M3.
Pengembangan software ini meliputi perbaikan tampilan, penambahan fasilitas untuk efek
moderator, tambahan report / output yakni communality, redundancy, dan Alpha Cronbach.
Software SmartPLS dapat didownload secara gratis di www.smartpls.de.
0 Software PLS lain dikembangkan oleh Jen Ruei Fu dari National Kaohsiung University,
Taiwan, yang diberi nama VPLS (VisualPLS). Software ini dapat didownload secara gratis di
http://www2.kuas.edu.tw.
0 Software lain yang dapat menjalankan PLS melalui tampilan grafis adalah PLS-GUI yang
dikembangkan oleh Yuan Li dari Management Science Department, The More School of
Business, University of South Carolina. Software ini dapat di download gratis dari
http://dmsweb.badm.sc.edu.
28
PERBANDINGAN ANTARA ANALISIS PATH
(JALUR), PLS, DAN SEM
29
Kriteria Path PLS SEM
Landasan Teori Kuat Kuat maupun Lemah,
bahkan eksploratif
Kuat
Bentuk hubungan
antar variabel
Linier Linier Linier
Model Struktural Rekursif Rekursif Rekursif dan Nonrekursif
Asumsi Distribusi Normal Tidak diperlukan;
pendekatan
resampling dengan
Bootstrapping
-Normal atau
-Tidak diperlukan;
pendekatan resampling
dengan Bootstrapping
Model
pengukuran
Di luar pemodelan - Refleksif
- Formatif
Refleksif
- Total Skor
- Rata-rata Skor
- Rescoring
- Skor Faktor
- Skor Komponen
Utama
- Indikator Terkuat
PERBANDINGAN ANTARA ANALISIS PATH
(JALUR), PLS, DAN SEM
30
Kriteria Path PLS SEM
Ukuran
Sampel
Sampel minimal 10 kali
jumlah variabel (rule of
tumb dari multivariate
abalysis)
Sampel minimal 30-50 atau sampel
besar di atas 200
Sampel minimal
direkomendasikan 100-200
Modifikasi
Model
Tidak ada modifikasi Tidak memerlukan modifikasi
indeks, korelasi antar indikator
Jika model tidak fit, dapat
dilakukan modifikasi, dengan
penuntun berupa indeks
modofikasi
Goodness
of fit
Koefisien determinasi
total
Q-Square predictive relevance, yang
pada dasarnya adalah sama dengan
Koefisien determinasi total
RMSEA,Chisquare/DF, dll
(terdapat sebanyak 26 jenis
goodness of fit)
Pengujan
model
Theory Triming,
membuang jalur yang
nonsignifikan
Theory Triming, membuang jalur
yang nonsignifikan
Theory Triming, membuang jalur
yang nonsignifikan
Output Faktor determinan,
pengujian model
Faktor determinan dan model
struktural, pengujian model, uji
Validitas dan Reliabilitas
Faktor determinan dan model
struktural, pengujian model, uji
Validitas dan Reliabilitas
Terima kasih
31

More Related Content

What's hot

pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawaipengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
Rika septiani
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
Rere Mimi
 
Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.
Nanda_khalisa
 

What's hot (20)

Presentasi uji manova
Presentasi uji manovaPresentasi uji manova
Presentasi uji manova
 
pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawaipengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
06 analisis faktor
 
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
Pengolahan dan analisis data penelitian dengan smart pls 3
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKPertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
 
Riset Operasi Penugasan.ppt
Riset Operasi Penugasan.pptRiset Operasi Penugasan.ppt
Riset Operasi Penugasan.ppt
 
Tutorial SEM Menggunakan PLS
Tutorial SEM Menggunakan PLSTutorial SEM Menggunakan PLS
Tutorial SEM Menggunakan PLS
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
Organizational Diagnostic
Organizational DiagnosticOrganizational Diagnostic
Organizational Diagnostic
 
Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas
 
Strategi operasi
Strategi operasiStrategi operasi
Strategi operasi
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
Manajemen strategi
Manajemen strategiManajemen strategi
Manajemen strategi
 
Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.
 
Dimensi kualitas produk dan jasa
Dimensi kualitas produk dan jasaDimensi kualitas produk dan jasa
Dimensi kualitas produk dan jasa
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 

Viewers also liked

Employee voice and the regulation of employment relations johnstone
Employee voice and the regulation of employment relations johnstoneEmployee voice and the regulation of employment relations johnstone
Employee voice and the regulation of employment relations johnstone
NuBizHRMWE
 
Introduction To Industrial Relation
Introduction To Industrial RelationIntroduction To Industrial Relation
Introduction To Industrial Relation
satyam mishra
 
Introduction To Industrial Relation.2ppt
Introduction To Industrial Relation.2pptIntroduction To Industrial Relation.2ppt
Introduction To Industrial Relation.2ppt
satyam mishra
 
Industrial relations
Industrial relations Industrial relations
Industrial relations
Geeno George
 

Viewers also liked (10)

Employee voice and the regulation of employment relations johnstone
Employee voice and the regulation of employment relations johnstoneEmployee voice and the regulation of employment relations johnstone
Employee voice and the regulation of employment relations johnstone
 
Open Universiteit Pls Prestation November 1st
Open Universiteit Pls Prestation November 1stOpen Universiteit Pls Prestation November 1st
Open Universiteit Pls Prestation November 1st
 
Research with Partial Least Square (PLS) based Structural Equation Modelling ...
Research with Partial Least Square (PLS) based Structural Equation Modelling ...Research with Partial Least Square (PLS) based Structural Equation Modelling ...
Research with Partial Least Square (PLS) based Structural Equation Modelling ...
 
Fmppt 100507015843-phpapp01
Fmppt 100507015843-phpapp01Fmppt 100507015843-phpapp01
Fmppt 100507015843-phpapp01
 
Introduction To Industrial Relation
Introduction To Industrial RelationIntroduction To Industrial Relation
Introduction To Industrial Relation
 
Theories of industrial relations - industrial relations - Manu Melwin Joy
Theories of industrial relations -  industrial relations - Manu Melwin JoyTheories of industrial relations -  industrial relations - Manu Melwin Joy
Theories of industrial relations - industrial relations - Manu Melwin Joy
 
Introduction To Industrial Relation.2ppt
Introduction To Industrial Relation.2pptIntroduction To Industrial Relation.2ppt
Introduction To Industrial Relation.2ppt
 
Introduction to Structural Equation Modeling Partial Least Sqaures (SEM-PLS)
Introduction to Structural Equation Modeling Partial Least Sqaures (SEM-PLS)Introduction to Structural Equation Modeling Partial Least Sqaures (SEM-PLS)
Introduction to Structural Equation Modeling Partial Least Sqaures (SEM-PLS)
 
Industrial relation
Industrial relationIndustrial relation
Industrial relation
 
Industrial relations
Industrial relations Industrial relations
Industrial relations
 

Similar to metode alternatif PLS

Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
Githa Niez
 
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIMODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
dedysetyooetomo1
 
Logistic regression
Logistic regressionLogistic regression
Logistic regression
Zivie Vieta
 

Similar to metode alternatif PLS (20)

5. regersi linear berganda, hpz new
5. regersi linear berganda, hpz new5. regersi linear berganda, hpz new
5. regersi linear berganda, hpz new
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
 
10. analisis jalur
10. analisis jalur10. analisis jalur
10. analisis jalur
 
10. analisis jalur
10. analisis jalur10. analisis jalur
10. analisis jalur
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 
Output statistik a10
Output statistik  a10Output statistik  a10
Output statistik a10
 
Modul linear-ganda
Modul linear-gandaModul linear-ganda
Modul linear-ganda
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
 
Output statistik a10
Output statistik  a10Output statistik  a10
Output statistik a10
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIMODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
 
Pertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatifPertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatif
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 
Teknik Analisis Data.pptx
Teknik Analisis Data.pptxTeknik Analisis Data.pptx
Teknik Analisis Data.pptx
 
Ujian skripsi
Ujian  skripsiUjian  skripsi
Ujian skripsi
 
Ancova
AncovaAncova
Ancova
 
Metode Analisis faktor
Metode Analisis faktorMetode Analisis faktor
Metode Analisis faktor
 
Analisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
Analisis Multivariat-Regresi Berganda.pptAnalisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
Analisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
 
Logistic regression
Logistic regressionLogistic regression
Logistic regression
 

metode alternatif PLS

  • 1.
  • 2. Pengantar (1) 0 PLS merupakan bagian, sekaligus alternatif SEM 0 PLS pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold 0 PLS dikembangkan sebagai alternatif PEMODELAN PERSAMAAN STUKTURAL yg dasar teorinya lemah 0 Indikator dari Variabel Laten tidak hanya memenuhi model refleksif, akan tetapi formatif 0 Variabel Laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif. 0 Variabel Laten bisa dibentuk (disusun) oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif 2
  • 3. Pengantar (2) 3 Kondisi Sosial Keluarga Bangunan Rumah Kondisi Ekonomi Keluarga Y21 Y22 Y23 Sikap thdp Sekolah KejuruhanPekerjaan Pendidikan Pendapatan Keluarga yg Bekerja Pengeluaran Minat thdp Sekolah Kejuruhan Y11 Y12 Y13
  • 4. Pengantar (3) 4 Pendidikan Bangunan Tempat Tinggal Rasio Densitas Keluarga per Luas Lantai Faktor Status Sosial Keluarga Pendorong ke Luar Negeri Penarik yang berasal dari Luar Negeri Ikut Keluarga / kawan Motivasi Kerja ke Luar Negeri Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga Jumlah Angg. Keluarga yg Bekerja Faktor Ekonomi Keluarga Kesejahteraan Keluarga Kesehatan Kekayaan Minat Kembali ke Luar Negeri Diri Sendiri Orang Lain
  • 5. Pengantar (4) 0 PLS dapat digunakan sebagai konfirmasi teori (theoritical testing) dan merekomendasikan hubungan yang belum ada dasar teorinya (eksploratori) 0 SEM (software: AMOS, LISREL) berbasis kovarian, sedangkan PLS (software: SmartPLS atau Visual PLS) berbasis varian 0 PLS mampu menghindari: 0 inadmissible solution: model rekursif 0 factor indeterminacy: indikator formatif 5
  • 6. Metode PLS PEMODELAN di dalam PLS: 0 Inner model  model struktural yang menghubungkan antar variabel laten 0 Outer model  model pengukuran yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya 6
  • 7. Indikator 0 Refleksif 0 Formatif 7 Faktor Utama 1 x1 x2 x3 e1 e3 e2 zeta1 Faktor Komposit 1 x1 x2 x3
  • 8. Indikator Model Refleksif 0 Contoh model indikator refleksif adalah Variabel yang berkaitan dengan sikap (attitude) dan niat membeli (purchase intention). 0 Sikap umumnya dipandang sebagi respon dalam bentuk favorable (menguntungkan) atau unfavorable (tidak menguntungkan) terhadap suatu obyek dan biasanya diukur dengan skala multi item dalam bentuk semantik differences seperti, good-bad, like- dislike, dan favorable-unfavorable. 0 Sedangkan niat membeli umumnya diukur dengan ukuran subyektif seperti how likely-unlikely, probable- improbable, dan/atau possible-impossible. 8
  • 9. Ciri-ciri model indikator reflektif 0 Arah hubungan kausalitas dari variabel laten ke indikator 0 Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (instrumen harus memiliki internal consistency reliability) 0 Menghilangkan satu indikator, tidak akan merubah makna dan arti variabel yg diukur 0 Kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator 9
  • 10. Indikator Model Formatif 0 Contoh model indikator formatif adalah di bidang ekonomi, seperti index of sustainable economics welfare, the human development index, the quality of life index. 0 Variabel laten dengan model indikator formatif berupa variabel komposit 0 Variabel Status Sosial Ekonomi, diukur berdasarkan indikator yang saling mutually exclusive: Pendidikan, Pekerjaan dan Tempat Tinggal 0 Variabel kualitas pelayanan dibentuk (formatif) oleh 5 dimensi: tangible, reliability, responsive, emphaty dan assurance. 10
  • 11. Ciri-ciri model indikator formatif 0 Arah hubungan kausalitas dari indikator ke variabel laten 0 Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji reliabilitas konsistensi internal) 0 Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari variabel laten 0 Kesalahan pengukuran berada pada tingkat variabel laten (zeta) 11
  • 13. Notasi pada PLS 0  = Ksi, variabel latent eksogen 0  = Eta, variabel laten endogen 0 x = Lamnda (kecil), loading faktor variabel latent eksogen 0 y = Lamnda (kecil), loading faktor variabel latent endogen 0 x = Lamnda (besar), matriks loading faktor variabel latent eksogen 0 y = Lamnda (besar), matriks loading faktor variabel laten endogen 0  = Beta (kecil), koefisien pngruh var. endogen terhadap endogen 0  = Gamma (kecil), koefisien pngruh var. eksogen terhadap endogen 0  = Zeta (kecil), galat model 0  = Delta (kecil), galat pengukuran pada variabel laten eksogen 0  = Epsilon (kecil), galat pengukuran pada variabel latent endogen 13
  • 14. LANGKAH-LANGKAH PLS 14 Merancang Model Struktural (inner model) Merancang Model Pengukuran (outer model) Mengkonstruksi Diagram Jalur Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight Evaluasi Goodness of Fit Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping) 1 2 3 4 5 6 7
  • 15. LANGKAH KE-1 MERANCANG INNER MODEL Pada SEM perancangan model adalah berbasis teori, akan tetapi pada PLS bisa berupa: 0 Teori 0 Hasil penelitian empiris 0 Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain 0 Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain sebagainya 0 Rasional PLS: Bisa ekplorasi hubungan antar variabel 15
  • 16. LANGKAH KE-2 MERANCANG OUTER MODEL 0 Pada SEM semua bersifat refleksif, model pengukuran tidak penting (sudah terjamin pada DOV) 0 Pada PLS perancangan outer model sangat penting: refleksif atau formatif 0 Dasar: teori, penelitian empiris sebelumnya, atau rasional 16
  • 18. LANGKAH KE-4 KONVERSI DIAGRAM JALUR KE PERSAMAAN 0 Outer model 0 Untuk variabel latent eksogen 1 (reflektif) 0 x1 = x1 1 + 1 0 x2 = x2 1 + 2 0 x3 = x3 1 + 3 0 Untuk variabel latent eksogen 2 (formatif) 0 2 = x4 X4 + x5 X5 + x6 X6 + 4 0 Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif) 0 y1 = y1 1 + 1 0 y2 = y2 1 + 2 0 Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif) 0 y3 = y3 2 + 3 0 y4 = y4 2 + 4 18
  • 19. LANGKAH KE-4 KONVERSI DIAGRAM JALUR KE PERSAMAAN 0 Inner model : 0 1 = 11 + 22 + 1 0 2 = 11 + 31 + 42 + 2 19
  • 20. LANGKAH KE-5 Pendugaan parameter : 0 Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten 0 Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading) 0 Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. 0 Metode estimasi PLS: OLS dengan teknik iterasi 0 Interaction variable 0 Pengukuran untuk variabel moderator, dengan teknik : menstandarkan skor indikator dari variabel laten yang dimoderasi dan yang memoderasi, kemudian membuat variabel laten interaksi dengan cara mengalikan nilai standar indikator yang dimoderasi dengan yang memoderasi 20
  • 21. LANGKAH KE-6 GOODNESS OF FIT - OUTER MODEL 0 Outer model refleksif : 0 Convergent dan discriminant validity 0 Composite realibility 0 Outer model formatif : 0 dievaluasi berdasarkan pada substantive content-nya yaitu dengan melihat signifikansi dari weight 21
  • 22. GOODNESS OF FIT - OUTER MODEL 0 Convergent validity 0 Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7 0 Discriminant validity 0 Direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0.50. 22 2 2 AVE var( ) i i ii        
  • 23. GOODNESS OF FIT - OUTER MODEL 0 Composite reliability 0 Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc) adalah ≥ 0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut. 23 2 2 ( ) ( ) var( )ii i c i         
  • 24. GOODNESS OF FIT - INNER MODEL 0 Diukur menggunakan Q-Square predictive relevance 0 Rumus Q-Square: Q2 = 1 – ( 1 – R1 2) ( 1 – R2 2 ) ... ( 1- Rp 2 ) 0 dimana R1 2 , R2 2 ... Rp 2 adalah R-square variabel endogen dalam model 0 Interpretasi Q2 sama dg koefisien determinasi total pada analisis jalur (mirip dengan R2 pada regresi) 24
  • 25. LANGKAH KE-7 PENGUJIAN HIPOTESIS 0 Hipotesis statistik untuk outer model: H0 : λi = 0 lawan H1 : λi ≠ 0 0 Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap endogen: H0 : γi = 0 lawan H1 : γi ≠ 0 0 Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen terhadap endogen: H0 : βi = 0 lawan H1 : βi ≠ 0 0 Statistik uji: t-test; p-value ≤ 0,05 (alpha 5 %); signifikan 0 Outter model signifikan: indikator bersifat valid 0 Inner model signifikan: terdapat pengaruh signifikan 0 PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi normal: menggunakan teknik resampling dengan metode Bootstrap 25
  • 26. ASUMSI PLS Asumsi di dalam PLS hanya berkaitan dengan pemodelan persamaan struktural: 0 Hubungan antar variabel laten dalam inner model adalah linier dan aditif 0 Model srtuktural bersifat rekursif. 26
  • 27. SAMPLE SIZE Ukuran sampel dalam PLS, dengan perkiraan sebagai berikut: 0 Sepuluh kali jumlah indikator formatif (mengabaikan indikator refleksif) 0 Sepuluh kali jumlah jalur (paths) yang mengarah pada model struktural 0 Sample size: 30 – 50 atau besar > 200 atau 0 Sample size: 30-100 27
  • 28. SOFTWARE PLS 0 Software PLS pertama kali dikembangkan oleh Jan-Bernd Lohmoller (1984, 1987, 1989) under DOS dan disebut LVPLS Versi 1.8 (Latent Variable Partial Least Square), dapat didownload di http://kiptron.psyc.virginia.edu. Software ini dikembangkan lebih lanjut oleh Wynne W Chin (1998, 1999, 2001) menjadi under windows dengan tampilan grafis dan tambahan perbaikan teknik validasi dengan memasukkan bootstrapping dan jacknifing. Software yang dikembangkan oleh Chin diberi nama PLS GRAPH versi 3.0, versi student dapat didownload secara gratis di www.bauer.uh.edu. Versi student ini mampu mengolah maksimum 30 variabel. 0 Di University of Hamburg Jerman juga dikembangkan software PLS yang diberi nama SmartPLS. Versi pertama adalah SmartPLS versi 1.01, kemudian dikembangkan lagi ke versi 2.0 dan yang terakhir (akhir tahun 2006) adalah SmartPLS versi 2.0 M3. Pengembangan software ini meliputi perbaikan tampilan, penambahan fasilitas untuk efek moderator, tambahan report / output yakni communality, redundancy, dan Alpha Cronbach. Software SmartPLS dapat didownload secara gratis di www.smartpls.de. 0 Software PLS lain dikembangkan oleh Jen Ruei Fu dari National Kaohsiung University, Taiwan, yang diberi nama VPLS (VisualPLS). Software ini dapat didownload secara gratis di http://www2.kuas.edu.tw. 0 Software lain yang dapat menjalankan PLS melalui tampilan grafis adalah PLS-GUI yang dikembangkan oleh Yuan Li dari Management Science Department, The More School of Business, University of South Carolina. Software ini dapat di download gratis dari http://dmsweb.badm.sc.edu. 28
  • 29. PERBANDINGAN ANTARA ANALISIS PATH (JALUR), PLS, DAN SEM 29 Kriteria Path PLS SEM Landasan Teori Kuat Kuat maupun Lemah, bahkan eksploratif Kuat Bentuk hubungan antar variabel Linier Linier Linier Model Struktural Rekursif Rekursif Rekursif dan Nonrekursif Asumsi Distribusi Normal Tidak diperlukan; pendekatan resampling dengan Bootstrapping -Normal atau -Tidak diperlukan; pendekatan resampling dengan Bootstrapping Model pengukuran Di luar pemodelan - Refleksif - Formatif Refleksif - Total Skor - Rata-rata Skor - Rescoring - Skor Faktor - Skor Komponen Utama - Indikator Terkuat
  • 30. PERBANDINGAN ANTARA ANALISIS PATH (JALUR), PLS, DAN SEM 30 Kriteria Path PLS SEM Ukuran Sampel Sampel minimal 10 kali jumlah variabel (rule of tumb dari multivariate abalysis) Sampel minimal 30-50 atau sampel besar di atas 200 Sampel minimal direkomendasikan 100-200 Modifikasi Model Tidak ada modifikasi Tidak memerlukan modifikasi indeks, korelasi antar indikator Jika model tidak fit, dapat dilakukan modifikasi, dengan penuntun berupa indeks modofikasi Goodness of fit Koefisien determinasi total Q-Square predictive relevance, yang pada dasarnya adalah sama dengan Koefisien determinasi total RMSEA,Chisquare/DF, dll (terdapat sebanyak 26 jenis goodness of fit) Pengujan model Theory Triming, membuang jalur yang nonsignifikan Theory Triming, membuang jalur yang nonsignifikan Theory Triming, membuang jalur yang nonsignifikan Output Faktor determinan, pengujian model Faktor determinan dan model struktural, pengujian model, uji Validitas dan Reliabilitas Faktor determinan dan model struktural, pengujian model, uji Validitas dan Reliabilitas