1. Tema syair ini adalah percintaan antara seekor burung nuri bernama Nuri dengan seekor burung simbangan bernama Simbangan.
2. Simbangan jatuh cinta pada Nuri ketika melihat kecantikannya. Nuri pun jatuh cinta pada Simbangan.
3. Setelah Simbangan pergi, Nuri menjadi gundah memikirkan cintanya pada Simbangan.
3. KlippingSyairdanAnalisis 2
Adam Harviansa
Laurentius Kevin Hendinata
Gabriel Aaron Setyawan
Maria Dany Pertiwi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan karena berkat rahmat-
Nya, kelompok kami telah mengerjakan klipping dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Diharapkan dengan mengumpulkan tugas ini kami dapat
memenuhi tugas kelompok dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
mengenai syair. Sebelumnya, kami mohon maaf bila ada kesalahan kata,
bahasa, dll harap dimaklumi. Kritik dan saran selalu kami terima.
- Adam Harviansa ( 1)
- Laurentius Kevin Hendinata(21)
- Gabriel Aaron Setyawan (16)
- Maria Dany Pertiwi (22)
4. KlippingSyairdanAnalisis 3
Daftar isi
Kata pengantar .................................................................2
Daftar isi ...........................................................................3
Syair Panji-Syair Ken Tambunan ..................................4
Syair Romantis-Syair Cinta Di Hujung Hari ..............9
Syair Kiasan-Syair Burung Nuri..................................10
Syair Sejarah-Syair Perang Mengkasar...................13
Syair Agama-Syair Perahu...........................................18
Daftar Pustaka ............................................................. 23
5. KlippingSyairdanAnalisis 4
1. Syair Panji – Syair Ken Tambunan
Dengarkan tuan kisa bermula
Citranya ratu dahulu kala
Saban dari batara kala
Negerinya besar tidak bercela
Nama negerinya Cempaka Jajar
Tahta kerajaan amatlah besar
Tidak terbilang rakyat dan laskar
Segenap negeri kedengaran khabar
Beberapa banyak menteri dimati
Takluk kepada ratu yang sakti
Datang menghadap tidak berhenti
Sebilang tahun menghantarkan upeti
Beberapa raja-raja yang bermahkota
Nunduk hidmat ke bawah tahta
Menghantarkan putranya emas dan harta
Sekalianlah di bawah titah Sang Nata
Demikianlah pesannya Ratu Kuripan
Negerinya cukup alat kelengkapan
Gagah berani usulnya tampan
Banyaklah raja-raja malu dan sopan
6. KlippingSyairdanAnalisis 5
Beberapa pula bawahan negeri
Persembahkannya putranya putri
Serta segala anak-anak menteri
Ke bawah duli Ratu Bastari
Masyhurlah wartanya ratu terbilang
Negerinya ramai bukan kepalang
Dengan permainan tidak berselang
Berjamu menteri punggawa hulubalang
Terlalu suka Ratu Pastari
Serta dengan permaisuri
Melihat paras segala putri
Dipeliharakannya seperti putranya sendiri
Diperbuatkan baginda taman suatu
Dipagarnya dengan kota batu
Terlalu indah tamannya itu
Tempat menaruh anak para ratu
Di tengah taman sebuah kolam
Di tepinya diikat dengan batu itam
Airnya jernih tiba dalam-dalam
Sekedarnya boleh tempat menyelam
Beberapa banyak bawahan istana
Beratur dengan jembatan ratna
Kuntum dan bunga berbagai warna
Burung dan angkasa berjenis di sana
Di dalam taman sebuah balai
Perhiasannya inda tidak ternilai
Bertulis awan bunga bertangkai
Kalau angkasa berbagai-bagai
Balainya diperbuat empat puluh ruang
Tingkapnya berukir berkerawang
Di batu di cermin kaca diselang
Disinar syams gilang-gemilang
Di sanalah berhimpun segala putri
Beserta sekalian anak menteri
Dititahkan oleh permaisuri
Duduk bertenun sehari-hari
Sebermula Sri Nara Indra
Baginda tua konon sudah berputra
Seorang laki-laki tiada bertara
Raden tua tidak bersaudara
Namanya Inu Kertapati
Arif dan bijak perwira sakti
7. KlippingSyairdanAnalisis 6
Parasnya laksana yang sesejati
Segala yang melihat gila beringati
Diperbuatkan baginda sebuah istana
Lengkaplah dengan jambangan setana
Segala permainan ada di sana
Tempatnya itu yang bijaksana
Tujuh belas tahun umurnya anakanda
Terlalu kasih ayahanda dan bunda
Beberapa kedayan yang muda-muda
Sekaliannya anak menteri berbeda
Selamanya besar raden menteri
Mungkin bertambah sayangnya negeri
Memalu gamelan sehari-hari
Berjenis permainan sahaja dicahari
Segala anak menteri yang muda-muda
Berlajar memanah di atas kuda
Sentiasa hadirlah ada
Sedia melayani putra baginda
Tersebutlah kisahnya suatu peri
Citranya ratu diangkat diri
Baginda berputra seorang putri
Parasnya laksana anak-anak sang biduari
Namanya Raden Puspa Kencana
Elok manjelis terlalu bina
Dengan perintah dewa yang gana
Putri pun lenyap di taman setana
Adalah kepada suatu hari
Bermain ke taman raden putri
Diiringkan sekalian anak-anak menteri
Inang pengasuh kanan dan kiri
Sudah bersiram lagu memakai
Kalah pun duduk di atas balai
Mangku berbunga berbagai-bagai
Ada yang berkarang ada yang bertangkai
Ramainya tidak lagi terperi
Dengan dayang-dayang anak-anak menteri
Ada yang setengah bertindak menari
Datanglah pertanda Dewa Johari
Sekonyong-konyong gelap gulita
Matahari tidak kelihatan nyata
Kilat dan petir jangan dikata
Sekaliannya tersujutlah anggota
8. KlippingSyairdanAnalisis 7
Datanglah dewa dengan hebatnya
Disambarnya putri serta pengasuhnya
Gaib dermata dayang sekaliannya
Masing-masing tersujut dengan tangannya
Gempar dan geger dayang sekalian
Masing-masing berteriak berlarian
Ada yang dahulu ada yang kemudian
Sambil menyeru sengkuta dan bina
Lenyaplah sudah raden putri
Sekalian menangis pulang berlari
Menghadap Sang Nata dewa laki istri
Baginda pun tersujut tidak terperi
Sekaliannya mengharu dikata
Berdatang sembah dengan airnya mata
Anakanda disambar sukma dewata
Bina dan sengkuta bersama semata
Setelah baginda mendengarkan sembah
Kedua laki istri pinginlah merabah
Seisi istana baginda gelabah
Selaku belalang yang kena tubah
Menderulah ratu di dalam puri
Mengatakan hilang raden menteri
Masuklah patih sekalian menteri
Mengerahkan punggawa pergi mencahari
Sekalian menyembah membawa angkatan
Pergi mencahari segenap hutan
Meratalah padang gunung daratan
Ada kulon ada yang ke wetan
Hati beberapa bulan dan termasya
Punggawa mencahari sehabis kuasa
Segenap negeri peminggiran dan dunia
Jurang lautan semuanya diperiksa
Kembalilah segala punggawa menteri
Termasuk menghadap patih Johari
Ratalah sudah beta mencahari
Tiadalah bertemu dengan raden putri
Patih pun segera menghadap Sang Nata
Persembahkan seperti kabar dan warta
Setelah baginda mendengarkan kata
Jujur terhambur airnya mata
Lebihlah pula menangis permaisuri
Sambil meratap berbagi peri
Anak Angsuna Kemala negeri
Ke manakah tuan membuangkan diri
9. KlippingSyairdanAnalisis 8
Buah hati emas tempawan
Putranya bunda hanyalah tuan
Hidup dan mati tidak ketahuan
Di desa mana anakku tertawan
Putra Angsuna cahaya durja
Anakku biasa bunda permanja
Dari kecil sampai remaja
Seperti berhala bunda memuja
Di manakah tempat emas juwita
Dibuangkan oleh sukma dewata
Sampai bunda pergi beserta
Hidup dan mati bersamalah kita
Di gunung mana anakku diletakkan
Di hutan mana tuan disesatkan
Betapakah perinya minum dan makan
Mengapa bunda tuan tinggalkan
Putraku biasa tidur di tilam
Barangkali terjatuh di hutan yang kelam
Tercampak karangan di jurang yang dalam
Bunda bercinta siang dan malam
Permaisuri menangis menepuk dada
Sambil meratap menyeru anakanda
Putra bangsawan jiwanya bunda
Suramlah cahaya mahkota ayahanda
Sangatlah menangis permaisuri
Selaku pingsan merebahkan diri
Olehnya baginda segera disandari
Ramailah menangis seisinya puri
Tema :
Kehidupan seorang ratu yang mengangkat anak, melahirkan anak,
hingga kehilangan putrinya.
Isi :
Pada zaman dahulu kala terdapat sebuah negri yang bernama
Cempaka Jajar. Negeri itu dipimpin oleh Ratu Kuripan yang sakti.
Ratu Kuripan belum mempunyai anak, sehingga banyak raja yang
mempersembahkan putra putri untuk dibesarkan oleh sang ratu. Ratu
kuripan menganggap anak-anak angkatnya seperti anaknya sendiri.
Tak berapa lama kemudian, Ratu melahirkan seorang putra yang
diberi nama Inu Kertapati. Ratu sangat menyayangi putranya yang
arif dan sakti itu. Setelah Inu Kertapati berusia tujuh belas
tahun, Ratu Kuripan melahirkan seorang putri cantik jelita yang
diberi nama Raden Puspa Kencana.
10. KlippingSyairdanAnalisis 9
Suatu hari, ketika sedang bermain di taman istana, sang putri
menghilang diambil oleh dewa. Ratu merasa sangat sedih sedih. Ia
memerintahkan punggawa-punggawanya untuk mencari sang putri.
Walaupun sudah dicari ke mana-mana, sang putri masih belum bisa
ditemukan.
Amanat :
Syair Ken Tambuhan mengingatkan kita akan besarnya kasih sayang
orangtua yang ditunjukkan dengan kesedihan Ratu Kuripan yang amat dalam
karena kehilangan putrinya.
2. Syair Romantis –Syair Cinta Di Hujung Hari
Siapa telah menanam cinta
Dalam hati serta jiwa
Membuatku gundah gulana
Resah gelisah selalu kurasa
Siapa telah mengukir nama
Menggurat hebat dalam jiwa
Hingga rindu terus membara
Terbakar hati karena asmara
Mengapa kau menabur cinta
Saat kita akan berpisah
Rasa bergelora dalam dada
Akankah menyatu kita berdua
Mungkin inilah takdir cinta
Berliku-liku membawa cerita
Akan terkenang sepanjang masa
Akan abadi selama-lamanya.
Tema :
Seseorang jatuh cinta saat akan perpisah.
11. KlippingSyairdanAnalisis 10
Isi :
Seseorang yang jatuh cinta pada saat akan berpisah berharap bersatu
kembali dan terkenang selamanya.
Amanat :
Mencintai harus sungguh – sungguh walau ada hambatan.
3. Syair Kiasan – Syair Burung Nuri
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari
Terlihatlah kepada putrinya Nuri
Mukanya cemerlang manis berseri
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata
Berkobaran arwah leburlah cinta
Letih dan lesu rasa anggauta
Berangkatlah Nuri masuk peraduan
Melipurkan hati yang sangat rawan
Gundah gulana tiada berketahuan
Seperti orang mabuk cendawan
Letih dan lesu rasa anggauta
Gundahnya tidak lagi menderita
12. KlippingSyairdanAnalisis 11
Hancur dan lebur di dalam cita
Rindukan Simbangan semata-mata
Terhentilah perkataan Nuri nan gundah
Sehari-hari dendam tak sudah
Mengenangkan Simbangan parasnya indah
Dilipurkan dengan syair dan madah
Setelah malam hari nin nyata
Terpasanglah tanglung kandil pelita
Bayan nin datang segera berkata
Apakah sakit emas juita
Berkata benar emas tempawan
Jangan memberi hatiku rawan
Jikalau salah sekaliannya kawan
Biar kupukul siapa melawan
Bayan berkata menegangkan jari
Emasku jangan bermuram diri
Jika sakit badannya Nuri
Suruhlah panggil dukun ke mari
Nuri berpalis menyapu muka
Janganlah banyak madah seloka
Segeralah undur dengan seketika
Sekaliannya menambah sakit kepala
Unggas melayang tiada antaranya
Sampailah bangsawan dengan sigeranya
Ke kampung Nuri lintas masuknya
Bayan dan Nuri hadir menantinya
Serta terpandang paksi bestari
Turunlah sigera Bayan dan Nuri
Tabik dan hormat keris diberi
Naiklah duduk unggas johari
Seketika duduk unggas bangsawan
Minuman dituang di dalam cawan
Disembahkan Bayan kepada tuan
Simbangan menyambut manis kelakuan
Nuri nin sangat malu rupanya
Kita nin tidak lagi ditegurnya
Simbangan tersenyum manis katanya
Nuri nin sakit apalah khabarnya
Gundah bercampurlah dengan rawan
Rasanya semangat tiada berketahuan
Lalulah bermohon unggas di awan
13. KlippingSyairdanAnalisis 12
Kepada Bayan Nuri bangsawan
Bayan dan Nuri hormat berdiri
Selamat pulang unggas bestari
Simbangan menyahut durja berseri
Selamat tinggal Bayan dan Nuri
Melayanglah unggas bimbang dan rawan
Bertambah manis rupa kelakuan
Diiringi paksi sekalian kawan
Seperti dewa batara di awan
Nuri memandang rawan dan pilu
Hatinya bagai dihiris sembilu
Rasanya bagai hendakkan milu
Disamarkan dengan mengeluh pening dan pilu
Berhentilah perkataan Nuri merawan
Tersebutlah Simbangan kemala mengawan
Sampailah ke istana unggas bangsawan
Kalbunya gundah cinta kepiluan
Baik peraduan merebahkan diri
Cinta terikat kepadanya Nuri
Dendam bertambah tiada terperi
Selaku-laku tiada tersamari
Tema :
Cinta yang kandas
Isi :
Nuri adalah isteri seorang pembesar kerajaan,Bayan Johari. Pada
suatu hari seekor burung tampan bernama Simbangan melewati Kampung
Bayan Johari. Tidak terduga dia terpandang pada Nuri yang cantik.
Mereka beradu pandang sejenak, tapi ternyata pandangan itu telah
membuat hati mereka saling berdebar. Mereka jatuh cinta pada
pandangan pertama. Nuri yang dimabuk cinta kepayang. Bayan Johari
menyangka isterinya sakit. Tetapi Nuri tidak mau berterus terang
tentang rindu dendam yang dipendamnya. Dia malah meminta Bayan agar
menjauhinya. Keadaan Nuri yang berasmara ini, semakin tak
tertahankan. Nuri mengutus Burung Punai untuk menemui Simbangan dan
meminta agar pujaan hatinya itu bersedia datang menemuinya. Setelah
Simbangan bertamu kepada Bayan dan Nuri, maka dengan hati yang rawan
dia mohon kepada Bayan dan Nuri untuk pulang.
Amanat :
Perbedaan akan selalu ada tetapi kita tidak boleh membuatnya
menjadi batasan dan masalah serta setiap manusia pasti memiliki
kelebihan yang berbeda beda.
14. KlippingSyairdanAnalisis 13
4. Syair Sejarah–SyairPerangMengkasar/syairSpeelman(karya Enci Amin)
Bismiâllah itu suatu firman
Fardulah kita kepadanya iman
Muttasil pula dengan rahman
Hasil maksudnya pada yang budiman
Rahman itu sifat
Tiada bercerai dengan kunhi zat
Nyatanya itu tiada bertempat
Barang yang bekal sukar mendapat
Rahim itu sifat yang sedia
Wajiblah kita kepadanya percaya
Barang siapa yang mendapat dia
Dunia akhirat tiada berbahaya
Al-hamduliâllah tahmid yang ajla
Nyatanya dalam kalam Allah ala
Madah terkhusus bagi hak taâ ala
Sebab itulah dikarang oleh wali Allah
Setelah sudah selesai pujinya
Salawat pula akan nabi-Nya
15. KlippingSyairdanAnalisis 14
Di sanalah asal mula tajallinya
Kesudahan tempat turun wahyunya
Muhammad itu nabi yang khatam
Mengajak ke hadrat rabbi al-alam
Sesungguhnya dahulu kelam
Dari pada pancarnya sekalian alam
Salawat itu masyhur lafaznya
Telah termazhur pada makhluknya
Allahumma salliâalaihi akan agamanya
Di sanalah nyata sifat jamalnya
Tuanku sultan yang amat sakti
Akan Allah dan rasul sangatlah bakti
Suci dan ikhlas di dalam hati
Seperti air ma’al-hayati.
Daulatnya bukan barang-barang
Seperti manikam yang sudah di karang
Jikalau dihadap sengala hulubalang
Cahaya durjanya gilang gemilang
Raja berani sangatlah bertuah
Hukumannya ‘adil kalbunya murah
Segenap tahun zakat dan fitrah
Fakir dan miskin sekalian limpah
Sultan di Goa raja yang sabar
Berbuat ‘ibadat terlalu gemar
Menjauhi nahi mendekatkan amar
Kepada pendeta baginda belajar.
Baginda raja yang amat elok
Serasi dengan adinda di telo’
Seperti embun yang sangat sejuk
Cahayanya limpah pada segala makhluk
Tiadalah habis gharib kata
Sempurnalah baginda menjadi sultan
Dengan saudaranya yang sangat berpatutan
Seperti emas mengikat intan
Bijaksana sekali berkata-kata
Sebab berkapit dengan pendeta
Jikalau mendengar khabar berita
Sadarlah baginda benar dan dusta
Kekal ikrar apalah tuanku
Seperti air zamzam di dalam sangku
Barang kehendak sekalian berlaku
16. KlippingSyairdanAnalisis 15
Tenteranya banyak bersuku-suku
Patik persembahkan suatu rencana
Mohon ampun dengan karunia
Aturnya janggal banyak ta’kena
Karena ‘akalnya belum sempurna
Mohonkan ampun gharib yang fakir
Memcatatkan asma di dalam sya’ir
Maka patik pun berbuat sindir
Kepada negeri asing supaya lahir
Tuanku ampun fakir yang hina
Sindirnya tidak betapa bena
Menyatakan asma raja yang ghana
Supaya tentu pada segala yang bijaksana
Maka patik berani berdatang sembah
Harapkan ampun karunia yang limpah
Tuanku ampuni hamba Allah
Karena aurnya banyak yang salah
Tamatlah sudah memuji sultan
Tersebutlah perkataan Welanda syaitan
Kornilis Sipalman penghulu kapitan
Raja Palakka jadi panglima
Demikian asal mula pertama
Welanda dan Bugis bersama-sama
Kornilis Sipalman ternama
Raja Palakka menjadi panglima
Berkampunglah Welanda sekalian jenis
Berkatalah Jendral Kapitan yang bengis
Jikalau alah Mengkasar nin habis
Tunderu’ kelak raja di Bugis
Setelah didengar oleh si Tunderu’
Kata jenderal Welanda yang mabuk
Berbangkitlah ia yang duduk
Betalah kelak di medan mengamuk
Akan cakap Bugis yang dusta
Sehari kubedil robohlah kota
Habis kuambil segala harta
Perempuan yang baik bahagian beta
Jika sudah kita alahkan
Segala hasil beta persembahkan
17. KlippingSyairdanAnalisis 16
Perintah negeri kita serahkan
Kerajaan di bone’Tunderu’ pohonkan
Setelah didengar oleh jenderal
Cakap Tunderu’ orang yang bebel
Disuruhnya berlengkap segala kapal
Seorang kapitan dijadikan amiral
Putuslah sudah segala musyawarat
Welanda dan bugis membawa alat
Beberapa senapang dengan bangat
Sekalian soldadu di dalam surat.
Tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda-muda
Memakai kamsol cara Welanda
Rupanya sikap seperti Garuda
Bermuatlah ke kapal barang yang ada
Delapan belas kapal yang besar
Semuanya habis menarik layer
Turunlah angin barat yang besar
Sampailah ia ke negeri Mengkasar
Di laut Barombong kapal berlabuh
Kata si Bugis nati dibunuh
Jikalau raja yang datang menyuruh
Semuanya tangkap kita perteguh
Pada sangkanya Bugis dan Welanda
Dikatanya takut gerangan baginda
Tambahan Bugis orang yang bida’ah
Barang katanya mengada-ngada
Segala rakyat yang melihat
Ada yang suka ada yang dahsat
Sekalian rakyat berkampung musyawarat
Masuk mengadap duli hadrat
Daeng dank are masuk ke dalam
Mengadap duli mahkota ‘alam
Berkampunglah segala kaum Islam
Menantikan titah Syahi ‘alam
Akan titah baginda sultan
Siapatah baik kita titahkan
Tanyakan kehendak Welanda syaitan
Hendak berkelahi kita lawan
Menyahut baginda Karaeng Ketapang
Karaeng we jangan hatimu bimbang
18. KlippingSyairdanAnalisis 17
Jikalau Welanda hendak berperang
Kita kampungkan sekalian orang
Dititirlah nobat gendering pekanjar
Bunyinya gemuruh seperti tagar
Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
Adalah geger negeri Mengkasar
Karaeng garasi’ raja yang tua
Barcakap di hadapan anakanda ke dua
Barang kerja akulah bawa
Karena badanku pun sudahlah tua
Karaeng Bonto Majanang saudara Sultan
Sikapnya seperti harimau jantan
Barang ke mana patik dititahkan
Welanda dan Bugis saja kulaawan
Bercakap pula Karaeng Jaranika
Merah padam warnanya muka
Welanda Bugis anjing celaka
Haramlah aku memalingkan muka
Karaeng Panjalingang raja yang bijak
Melompat mencabut keris pandak
Jikalau undur patik nin kelak
Kepada perempuan suruh tempelak
Keraeng Bonto Sunggu raja elok
Bercakap di hadapan Raja Telo’
Biarlah patik menjadi cucuk
Welanda dan Bugis saja kuamuk
Keraeng Balo’ raja yang muda
Bercakap di hadapan paduka kakanda
Jikalau sekadar Bugis dan Welanda
Barang dititahkan patiklah ada
Akan cakap Keraeng Sanderabone
Mencabut sunderik baru dicanai
Jikalau sekadar Sopeng dan Bone
Tambah lagi Sula’ dengan Burne
Jikalau ia mau kemari
Sekapur sirih ia kuberi
Jikalau Allah sudah memberi
Si la'nat Allah kita tampari
Bercakap bage Keraeng Mandale
Ia berkanjar mencabut sunderik
19. KlippingSyairdanAnalisis 18
Berdiri melompat seraya bertempik
Barang di mana dititahkan patik
Keraeng Mamu berani sungguh
Bercakap dengan kata yang teguh
Jikalau patik bertemu musuh
Pada barang tempat hambah bertutuh
Tema :
Perperangan antara pihak Belanda dan warga Makasar.
Isi :
Syair Perang Mengkasar mengisahkan sejarah Perang Makassar yang
terjadi antara tahun 1666-1669. Perang antara pihak Makassar yang
terdiri dari Goa dan Tallo pada salah satu pihak (=Makassar) yang
meliputi Melayu, Wajo, Mandar Bima, Sumbawa, Dompu dan Minangkabau
serta Portugis melawan, Belanda dengan sekutunya Bugis, Soppeng,
Ternate, Ambon, dan Buton. Perang ini berakhir dengan kemenangan pihak
Belanda. Dalam menjelaskan perang ini penulisnya menempatkan Sultan Goa
dan sekutunya sebagai pihak yang benar, sementara itu lawan-lawannya
digambarkan sebagai, pencuri sesat, bidaah, hantu, iblis dan syetan.
Amanat :
Semangat perjuangan membela tanah air harus dikobarkan demi kebaikan
bersama.
5. Syair Agama - Syair Perahu(karya Hamzah Fansuri)
Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.
Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu
20. KlippingSyairdanAnalisis 19
Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.
La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.
Laut Silan wahid al kahhar,
21. KlippingSyairdanAnalisis 20
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.
Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu 'azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na'am, siang dan malam.
Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.
Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
"yakin akan Allah" nama pawangnya.
"Taharat dan istinja'" nama lantainya,
"kufur dan masiat" air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.
Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
"Allahu Akbar" nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.
"Wallahu a'lam" nama rantaunya,
22. KlippingSyairdanAnalisis 21
"iradat Allah" nama bandarnya,
"kudrat Allah" nama labuhannya,
"surga jannat an naim nama negerinya.
Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam'ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.
Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.
Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
tanpa ada tujuan yg tetap,
Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?
La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insan,
siang dan malam jangan dilalaikan.
La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma'rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
23. KlippingSyairdanAnalisis 22
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da'im dan ka'im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.
La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.
La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.
La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah
Tema :
Kehidupan yang penuh cobaan.
Isi :
Perahu dianggap sebagai tubuh seseorang yang tak kekal. Syair ini memberi
peringatan kepada masyarakat bahwa yang bernyawa pasti akan mati. Hidup mesti
berlandaskan pedoman. Perahu sebagai anggota badan mestilah teguh dan kuat
untuk melancarkan perjalanan. Jika mempunyai kekuatan, kita mampu meneruskan
hidup. Hidup ini penuh dengan berbagai cobaan yang hanya menunggu peluang
untuk mencabar hidup manusia.
Kehidupan nelayan dengan menangkap ikan, namun nelayan kadangkala
mendatangkan risiko karena badai yang boleh mengaramkan perahu. Maksud tentang
cabaran-cabaran yang hebat bisa melemahkan iman dan pegangan manusia.
Ada seorang anak dagang membawa hasil dagangan menggunakan perahu. Jika
seseorang itu tidak berpendirian, ia bisa menewaskan manusia. Masyarakat yang
perlu melengkapkan diri dengan keimanan, ketaqwaan dan percaya kepada Allah
dalam mengahadapi cobaan kehidupan. Siapa yang bergantung kepada Allah akan
beroleh keselamatan. Laut Silan adalah lambang cobaan yang dapat memusnahkan
manusia. Maka Kuatkan pribadi apabila datang cobaan.
Cabaran itu perlu ditempuh manusia tak semua sanggup menghadapinya.Manusia
dikehendaki melengkapkan diri dengan ilmu. Mengingat Allah kita tak tersesat,
mengingat dan beramal manusia selamat. Manusia lengkap dengan ilmu dan kuat
iman,tidak akan gentar menempuh segala cabaran.Ilmu,keimanan dan keyakinan
24. KlippingSyairdanAnalisis 23
kepada Allah penting dalam hidup.Mesucikan diri, menjauhi perkara terkutuk,
bertawakal dan mengakui keesaan Tuhan itu sangat penting. Di samping mengakui
keesaan Allah, kita juga mesti taat kepada Allah. Kita mesti berselawat,
beristigfar dan memuji kebesaran Allah. Allah menguasai alam kuasa-Nya sangat
besar dam Allah yang menentukan surga untuk kita.
Simbol perahu merupakan simbol dari perumpamaan manusia yang diibaratkan
sedang mengarungi lautan luas untuk menuju sebuah tujuan. Lautan luas itu adalah
kehidupan di dunia sedangkan tujuan terakhir yang hendak dicapai adalah alam
akhirat.
Amanat :
Sebaiknya kita menjadi pribadi yang kuat dalam menjani
kehidupan,mengingat dan menaati ajaran Allah,beramal ,takwa dan menjadi
tekun akan iman kita sebelum mencapai akhirat.
Daftar Pustaka
https://nyanyianbahasa.wordpress.com/2013/07/27/analisis-perbandingan-gaya-
penulisan-dan-tatabahasa-naskah-syair-ken-tambuhan-versi-klinkert-dan-syair-
bintara-mahmud-setia-raja-blang-pidier-jajahan/
https://ainuamri.wordpress.com/2009/04/04/kumpulan-syair-cinta-syair-romantis-
syair-mesra-syair-bijak-syair-unik-syair-gokil-syair-jayus-syair-aneh-syair-gaul-
syair-kehidupan-syair-tausiyah-islami-syair-jadul-sajak-sajak-cinta-sa/
http://cabiklunik.blogspot.com/2011/05/syair-burung-nuri-cinta-yang-kandas.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Syair_Perang_Mengkasar
https://ms.wikipedia.org/wiki/Syair_Perahu