SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
Cerpen Kehidupan Pelangi
1
CERPEN KEHIDUPAN –
PELANGI
Cerpen Kehidupan Pelangi
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wahrahmatullahi
wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku
Antologi Cerpen Remaja. Dalam penyusunan
Antologi Cerpen Remaja penulis telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis
tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari
segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.
Cerpen Kehidupan Pelangi
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………..i
Daftar Isi………………………………………….ii
Bab 1
Mencintai kembang
desa………………………………..1
Bab 2
Angin berhembus
pelan……………………………….3
Bab 3
Angin tertipu semillir……………………………...5
Bab 4
Pamit……………………………..7
Bab 5
Malam puncak
pesta……………………………………10
Bab 6
Cerpen Kehidupan Pelangi
iii
Pak cik dullah…………….12
Bab 7
Diklinik………………………14
Bab 8
Hukum adat………………….17
Bab 9
Membawa sisa
kenangan…………………19
Cerpen Kehidupan Pelangi
iv
MOTTO
“ Cinta itu lanbgka, maka carilah. Kemarahan itu
buruk,maka buanglah. Ketakutan itu
mengerikan,maka hadapilah kenangan manis
maka hargailah hidup ini begitu singkat jadi
jalanilah “
Cerpen Kehidupan Pelangi
v
PEMBAHASAN
Cerpen Kehidupan Pelangi
1
Mencinta kembang
desa
BAB 1
Agung bersemangat saat dirinya mengira
Riana tersenyum padanya sore itu. Betapa Agung
merasakan getaran cinta yang hebat dari
perempuan yang diam-diam dicintainya selama ini.
Jarang-jarang Agung bisa menikmati senyum
seorang kembang desa yang paras kecantikan
apalagi pamor namanya sudah terdengar sampai ke
desa sebelah. Bisa melihat senyum Riana yang
indah, apalagi gadis itu berkenan membalas,
sungguh seperti mukjizat rasanya.Dan tidak jarang
pula banyak pemuda bahkan remaja dari desa
tetangga yang sering bersilaturahmi ke kediaman
orangtua Riana. Termasuk Agung yang tidak lain
hanya ingin berbasa basi tanpa peduli harga diri.
Niatan itu memang bukan bersilaturahmi,
melainkan hendak menikmati paras Riana yang elok
seperti bidadari. Gadis berusia 20 tahun itu memang
sedang ramai dibicarakan penduduk sekembalinya
ia dari sekolah tinggi di Jakarta.Pun Riana gadis
yang cerdas. Murah tersenyum dan menghormati
Cerpen Kehidupan Pelangi
2
siapa saja yang ditemuinya. Menjaga pandangan
dan tutur kata. Bersosialisasi dan mengajarkan
ilmunya pada anak-anak di desa tanpa pamrih. Hal
itu yang membuat anak-anak muda mulai dari anak
tukang pikul hingga anak orang berpangkat mencari
simpatik gadis itu apalagi kalau bukan masalah,
mendapatkan cinta. Malam ini Agung datang ke
rumah. Dia bercerita padaku kalau kemarin sore dia
menumpai Riana diruas jalan dan mereka saling
bertatap muka kemudian diakhiri dengan perpisahan
dan senyuman. Senyum sederhana antara dua
insan yang membuat Agung girang bukan kepalang.
Senyum yang beruntung di dunia ini. Agung lupa diri.
Dia terbawa indahnya paras Riana. Berkali-kali dia
berbicara meninggi kalau Riana jatuh hati padanya.
Cerpen Kehidupan Pelangi
3
Angin berhembus pelan
BAB 2
Aku diam saja.“Jarang, War. Laki-laki
ganteng di desa ini yang mau di lirik oleh Riana.
Gadis itu nggak sembarangan membiarkan matanya
melihat paras setiap orang. Aku termasuk beruntung
karena Riana sudi memberikan senyumnya
padaku…” ujar Agung sedikit pongah. Aku diam
saja. Agung tersenyum berseri-seri dan aku melihat
wajahnya tampak semakin cerah. Aku sadar,
sejatinya Agung memang tampan. Malam itu aku
dan Agung bernostalgia hingga pagi menjelang. Ibu
menyuguhi kami sepiring ubi goreng dan dua gelas
kopi hitam yang tidak terlalu manis. Karena aku dan
Agung memang tidak suka kopi yang terlalu manis.
Malam terang benderang dan langit penuh bintang
gemintang. Tak sedikitpun tampak awan di atas
langit. Warna biru saja yang terlihat mendamaikan
jiwa. Agung terus berbicara. Aku diam saja. Aku
hanya berkata jika Agung bertanya. Selebihnya. Aku
diam saja.
Ketika angin berhembus pelan. Beberapa
nelayan sudah mulai menarik perahu mereka.
Remaja-remaja tanggung yang putus sekolah biasa
Cerpen Kehidupan Pelangi
4
menjadi kuli tetap di tepi pantai desaku ini.
Contohnya Tirta, remaja itu hanya mengenyam
pendidikan sampai kelas 2 SMP saja. Ia memilih
menjadi kuli nelayan karena mendapatkan uang
menurutnya sangatlah mudah ketimbang harus
sekolah dan susah-susah belajar. Apalagi harus
melihat orangtuanya mati-matian banting tulang
mencari uang, toh besarnya kelak Titra juga seperti
ayahnya. Profesi nurani alias panggilan jiwa, jadi
buruh serabutan.
Cerpen Kehidupan Pelangi
5
Angin tertipu semillir
BAB 3
Angin bertiup semilir. Beberapa nelayan
sudah melesat hingga ke tengah-tengah laut. Aku
masih duduk sendirian di bawah batang nyiur sambil
sesekali menggoyang selulerku mencari sinyal.
Desaku belum ada tower Telkomsel. Kalau di
Kabupaten sudah ada. Itu sebabnya aku jarang
sekali menyentuh selulerku. Hanya sesekali saja. Itu
pun kadang harus naik atap rumah di tambah kursi
dan meja pula.
Menjelang siang hari, apa yang sejak pagi
aku tunggu akhirnya datang juga. Satu pesan
kuterima. Perasaanku langsung tak tekendali. Rasa
rindu menderu-deru penuh emosi. Kegembiraan hati
meluap-luap seperti deru ombak yang kian pasang.
Kutarik napas pelan dan membuangnya penuh
perasaan. Ku buka sms itu.
“War, lamaranmu di terima. Senin lusa kau sudah
bisa berkerja. Selamat yah.” dari Dani. Sontak aku
sujud syukur dan menangis saat itu juga. Berlari aku
secepat kuda menuju rumah. kusampaikan pada
ayah. Kusampaikan pada ibu. Kedua orangtuaku
girang bukan kepalang. Saudaraku semuanya
berlinang“ dan Agung Nanti malam kita syukuran.
Cerpen Kehidupan Pelangi
6
Kita undang orang satu kampong buat makan
kambing guling…” ujar ayah berapi-api.
“Aih Abah ni, tak perlulah kita undang orang
sekampong. Cukup kerabat dan tetangga dekat
saja. Ini hanya syukuran kecil, tak perlu di
sombongkan…” sela ibu tersenyum bahagia.
“Terserah kaulah, Fat. Aku mau ke rumah Pak Cik
Dullah…” Ayah beranjak dan tampak tergesa-gesa.
“Abah ke rumah Pak Cik Dullah? Ada apa?”
“Nak beri tahu kabar gembira, Fat…
“Ah, pegilah.” Sambung ibu tersenyum masih
merasakan kebahagiaan.
Malamnya aku ke rumah Agung. Aku
bercerita padanya dan keluarganya juga.
Alhamdulillah, mereka sekeluarga turut bahagia.
Aku pun melanjutkan kebiasaan kami. Berceloteh
sampai pagi membicarakan Riana. Bukan hanya
Riana. Aku sempat menyinggung seorang gadis
yang tak kalah cantik dari Riana. Gadis itu namanya
Nurhaliza. Diam-diam Nur sering menjumpaiku dan
kami pun bercerita panjang. Tentang harapan dan
impian kami masing-masin
Hari yang kunantikan tiba. Dengan bekal
seadanya aku pun berangkat ke Bandung. Aku
harus naik pesawat terbang agar tidak
memakan waktu.
Cerpen Kehidupan Pelangi
7
Pamit
BAB 4
Sebelum pamit aku sempat menemui
seseorang. Aku katakan padanya aku akan kembali
dan tetap mencintainya. Orang itu berjanji akan setia
menunggu juga. Dialah cinta yang selama ini aku
rahasiakan dari siapapun, termasuk sabahatku
sendiri. Aku tidak ingin nantinya mereka salah
sangka. Biarlah waktu yang mengungkap
semuanya.
Aku sampai di Bandung. Seminggu aku
berbaur. Sebulan aku bersungguh-sungguh.
Setengah tahun aku pun mendapat tempat. Dua
tahun aku naik pangkat. Tahun ketiga ini aku bisa
cuti panjang dan pulang ke kampung. Kampung
nelayan di pesisir pantai indah di Sumatera. Tak
Sabar aku ingin menjumpai ayah, ibu juga saudara-
saudaraku.
Malam purnama menyambutku tepat di tepi pesisir.
Orang-orang pesta ikan dan kerang. Aku seperti
orang asing dan selebriti. Setiap berjumpa selalu
disanjung dan dipuji. Aih, aku benci pujian. Aku
benci sanjungan. Tampak jelas penyanjung dan
pemuji itu munafik. Hanya berbasa basi. Aku tidak
Cerpen Kehidupan Pelangi
8
peduli. Di ujung karang aku menjumpai seseorang
Dialah Nur. Orang yang selama aku di Bandung
sering mengirim sms melalui telefon kantor pos.
Cerpen Kehidupan Pelangi
9
Malam puncak pesta
BAB 5
Nur menceritakan semua apa yang ada di
dalam hatinya kepadaku. Dia menangis dan
menitikkan air mata rindu. Hanya aku yang
mengertinya. Hanya aku yang peduli padanya. Itu
kata Nur. Sewaktu kami curhat dulu.
Malam puncak pesta di akhiri dengan doa
dan makan bersama-sama orang sekampung.
Hingga pagi menjelang para Pak Gaek dan
pujangga syair bersenandung dan berpantun ria.
Beberapa pemuda bermain rebana dan seruling.
Indahnya malam itu sulit aku lukiskan dengan
tulisan. Masih di ujung karang aku dan Nur bercerita.
Selang beberapa lama tampak Riana mendekati
kami. Nur pamit diri.
Selama seminggu ini aku masih di kampung.
Menghabiskan cuti bersama keluarga sangat
menyenangkan. Tiga tahun tak bersua bersama
keluarga rasanya begitu menyesakkan dada. Berat
sekali kaki ini hendak melangkah kembali ke tanah
rantau. Agung memanggilku ketika aku memberi
makan ikan di tambak.
Cerpen Kehidupan Pelangi
10
“Aku mau bicara penting sama kau…” kata Agung
serius.
“Bicaralah…” sahutku datar.
“Soal Riana!”
“Ada apa dengan Riana?”
“Kau jangan pura-pura tak tahu…”
“Maksudmu?”
“Aih, munafik kau, War. Jahat kau. Pagar makan
tanaman. Kau tusuk aku dari belakang!”
“Hei, ngomong apa kau, Gung?” kataku heran
dengan celotehan Agung barusan. Ku dekati
sahabatku itu. Dia menjauh. Bahkan Agung berlalu
tanpa meninggalkan sepatah dua kata pun. Aku
menggelengkan kepala heran.
Siang hari Pak Cik Dullah memintaku segera
mengunjunginya. Pesan itu aku terima dari Soleh.
Katanya ada hal penting. Sore itu aku pun pamit
pada ayah dan ibu. Ku pakai sepeda ontel ayah
menuju rumah Cik Dullah.
“Asalamualaikum… Ada apa, Pak Cik
memanggilku…?”
“Wa alaikum salam,” sahut Pak Cik, “Mun… Buatkan
minum, Zidwar sudah datang….” selang beberapa
lama Mak Cik Maimun datang membawa nampan
Cerpen Kehidupan Pelangi
11
berisi dua gelas kopi hitam dan sepiring keripik
balado. Keripik kesukaanku.
Tak butuh lama.
Cerpen Kehidupan Pelangi
12
Pak Cik Dullah
BAB 6
Pak Cik Dullah pun mengutarakan
maksudnya kepadaku. Maksud hati yang telah
sekian tahun dia pendam katanya. Sebelumnya, Pak
Cik Dullah sudah membicarakan semua perihal
dengan kedua orangtuaku masalah yang agak
serius ini. Sekarang keputusan ada di tanganku.
Agak syok aku mendengar penuturannya itu.
“Kalau memang, Pak Cik dan yang lainnya sudah
merestui. Insya Allah saya siap melamar dara Pak
Cik. Besok saya akan datang bersama kedua orang
tua saya dan keluarga serta kerabat buat melamar
dara Pak Cik.”
“Alhamdulillah kalau begitu. Setelah kau melamar,
apakah kau akan tetap pergi ke Bandung…?”
BACA JUGA
“Ya, Pak Cik. Saya masih ada kontrak kerja di sana.”
Pak Cik Dullah hanya bersungut-sungut dan
tersenyum menatapku. Gadis yang aku cintai pun
Cerpen Kehidupan Pelangi
13
keluar dari bilik. Ia membawa beberapa bungkus
keripik balado buat ibuku di rumah. Aku
berterimakasih padanya, dan sentuhan lembut
tangan gadis
itu membuatku melambung tinggi tangannya seperti
sutra. Lembutnya terasa hingga ke hati.pagi
menjelang pergi lamaran, aku menunggu Agung.
Entah kenapa sejak sore kemarin Agung tidak
tampak lagi ke rumah. Tidak biasanya dia seperti ini.
Keluarga sudah siap semua. Karena Agung tak
muncul juga, ibu meminta kami segera berangkat
saja. karena tamu wanita sudah menunggu lama.
Aku menyetujui. Tepat pukul sepuluh pagi kami
sampai di kediaman Cik Dullah. Dan acara lamaran
berjalan lancar. Setelah lamaran acara di lanjutkan
dengan membicarakan masalah pernikahanku
dengan Riana.
Cerpen Kehidupan Pelangi
14
Diklinik
BAB 7
Malamnya, aku menemui Nur yang berjalan
sendiri di dekat pesisir. Aku datang memenuhi
panggilannya. Ku dekati gadis itu. Dan ku katakan
kalau aku sedang agak terburu-buru. Nur mengerti.
Malam itu dia hanya ingin memastikan janjiku
padanya. Dia berharap aku tidak lupa.
“Aku sudah bicara pada Agung, Nur. Aku sudah
menceritakan semua perasaanmu padanya. Tapi
sampai saat ini Agung belum memberiku jawaban.
Bahkan dia seolah menghindariku. Besok, kalau aku
ketemu Agung, aku akan minta dia menemuimu
segera. Kalau begitu, aku harus pergi sekarang,
Riana dan lainnya masih menunggu di rumah Cik
Dullah…” aku bergegas hendak meninggalkan Nur.
“Selamat ya, War. Kau akan menikah dengan Riana.
Gadis impianmu…” kata Nur membuatku
tersenyum. Tanpa basa basi aku pun pamit. Baru
selangkah aku berjalan, tiba-tiba Nur berteriak dan
memekik kesakitan. Sontak aku terkejut dan
mendekatinya.
“Kenapa kaki kau, Nur…?” tanyaku panik.
Cerpen Kehidupan Pelangi
15
“Aku di patuk ular itu…” Nur menunjuk seekor ular
yang telah pergi ke celah batu karang. Kaki Nur
berdarah. Aku segera membawanya ke klinik
terdekat. Dalam perjalanan aku berharap Nur tidak
kenapa-napa.
Sesampainya di klinik Nur langsung dirawat.
Saat itu juga aku menghubungi keluarga Nur agar
mereka mengunjungi Nur di klinik segera. Tak
kusangka. Itu adalah awal dari bencana hidupku
sesungguhnya.
Sebulan setelah menikah aku dan Riana
tinggal di Bandung. Kembali aku teringat kisah cinta
pertamaku bersama Riana di Jakarta – Bandung.
Antara dua kota itu sewaktu kuliah dulu. Aku dan
Riana sering bertemu ketika hari Minggu. Jika bukan
aku yang ke Jakarta. Riana yang pergi ke Bandung.
Hampir selama dua tahun kami seperti itu.
Hingga akhirnya aku memutuskan pindah kuliah ke
tempat di mana Riana tinggal. Sejak itulah kami
diam-diam menjalin cinta. Kami yakin kedua orang
tua kami belum setuju meski kami yakin kedua orang
tua kami juga telah mengetahui hubungan kami
yang intens.
Cerpen Kehidupan Pelangi
16
Sedang bahagianya aku bulan madu
bersama Riana. Sebuah surat mengejutkan datang
dari kampung. Isi surat itu sangat privat dan penting.
Di tulis langsung oleh pemangku adat kampung
kami. Tanpa persiapan matang aku dan Riana pun
segera terbang ke kampung.
Cerpen Kehidupan Pelangi
17
Hukum adat
BAB 8
Setibanya di sana aku tidak sempat
beristirahat. Penduduk langsung menggiringku ke
rumah pengadilan adat.
Astaga. Ada apa ini? Kenapa orang-orang tampak
membenciku. Tak kusangka. Nurhaliza menangis
tersedu-sedu. Ibu Nurhaliza memintaku
bertanggung jawab atas apa yang menimpa
putrinya. Fitnah keji menyeruak kalau aku telah
melakukan perbuatan tak senonoh pada Nurhaliza.
Anak yang di kandung Nur menurut ibunya adalah
anakku.
Sontak aku sangat syok. Ayah dan ibuku
bersedih. Keluargaku juga bersedih. Terlebih lagi
Riana. Meski hatinya terluka, namun aku lega
karena Riana masih tulus dan sangat mempercayai
semua kesaksianku. Hal itulah yang mejadikanku
kuat menjalani cobaan ini.
Sesuai hukum adat, aku di adili seadil-
adilnya. Di persidangan aku mengatakan kalau aku
tidak melakukan apa yang dituduhkan ibu Nurhaliza.
Banyak orang yang tidak percaya kalau aku adalah
Cerpen Kehidupan Pelangi
18
pelakunya. Tapi beberapa saksi palsu mengatakan
kalau aku adalah orang yang
bersalah. Aku pasrahkan semuanya pada Tuhan.
Aku yakin Tuhan tidak tidur. Dia lebih mengetahui
apa yang akan terjadi.
Berminggu-minggu aku di bui. Hidupku
berubah drastis. Kedua orang tuaku sangat terpukul.
Istriku menderita. Sanak saudaraku semua kecewa
pada fitnah keji itu. Setelah di pastikan bersalah
yang ku tahu atas kelicikan seseorang. Hukum adat
akan berbicara. Aku menerima hukuman karena
telah menodai kaum hawa. Di kampungku, itu
tindakan sangat terkutuk. Aku tak tahu kemana
diriku di bawa. Terakhir yang ku tahu. Tubuhku dililit
tambang bersama sebongkah batu besar hingga
membawaku masuk ke dasar jurang. Jurang yang
curam
Cerpen Kehidupan Pelangi
19
Membawa Sisa
Kenangan
BAB 9
Hari terus berlalu membawa sisa kenangan.
Riana berdiri sambil tersenyum menggendong
anaknya. Anak laki-laki yang tampan dan rupawan.
Anak yang melipur laranya selepas ditinggal sang
suami. Riana tidak pernah bimbang. Hatinya hanya
untuk suaminya tersayang. Riana istri yang
budiman, tak pernah mencemooh setiap kata orang.
Riana adalah bidadari firdaus. Membuat semua
orang takjub dan kagum padanya.
Riana pergi ke ladang. Membawa keranjang
dan bubu di badan. Riana mengajak anaknya
tersayang. Mencari sayur dan ikan. Riana terpana
melihat keajaiban. Keajaiban yang selama ini ia lihat
atas kehendak Tuhan. Kini Riana semakin cinta
pada almarhum suaminya. Riana mengucap syukur
pada Tuhan. Hidupnya kini telah tenang. Karena
sumpah suaminya benar-benar terjadi. Ingatan
Riana kembali ke masa lampau. Tepat ketika
suaminya di adili.
Cerpen Kehidupan Pelangi
20
“Jika memang aku adalah pelaku seperti apa yang
Nurhaliza dan ibunya tuduhkan. Bumi dan langit
tidak akan meridhoiku hidup di muka bumi ini.
Namun jika aku benar dan tidak bersalah, biarlah
karma yang membuktikan kebenaran dan orang
yang sudah memfitnahku akan mendapat
ganjarannya.
Dan kalian semua perlu ingat. Barang siapa yang
melihat langit berwarna gelap dan hitam, sedangkan
cahaya pelangi indah dan benderang melengkung di
bawahnya. Itu membuktikan aku adalah orang yang
benar. Dan Nurhaliza beserta ibunya berdusta. Dan
orang-orang yang memfitnahku akan mati dengan
keji…” kalimat suaminya membuat Riana tertegun
dan masih menyisakan air mata. Ia rindu pada
suaminya.
Suami tertampan dan termulia yang pernah ia
miliki untuk selamanya. Riana masih menangis.
Kebenaran pun terungkap.
“Bundo…,” Riana terkesiap, “Kenapa Bundo
menangis?” Zidwar kecil bersedih. Riana mengusap
air matanya. Ia pun tersenyum lebar dan
melepaskan kesedihan Zidwar kecil. “Bunda
menangis karena bahagia, Nak…” lirih Riana tak
sanggup menahan air matanya.
“Apa yang membuat Bundo bahagia, tapi
menangis?”
Cerpen Kehidupan Pelangi
21
“Kelak Bundo akan ceritakan semuanya pada
Zidwar…” Riana menuntun anaknya menapaki jalan
setapak di tengah pematang sawah.
“Bundo. Bundo, lihat…” kata Zidwar menunjuk ke
arah langit tinggi.
“Ada apa, Nak…”
“Kenapa di langit hitam ada pelangi, Bundo?” Zidwar
kecil penasaran. Penasaran karena melihat pelangi
terang dan melengkung indah di bawah gelapnya
awan. Seakan ada sebuah keanehan yang belum
pernah ia lihat selama ini. Riana bertasbih dan
hatinya berdesir. Riana pun berujar lirih.
“Karena pelangi itu adalah pertanda, Nak. Bahwa
kebenaran akan selalu terungkap. Dan kedustaan
tak akan abadi.” suara Riana serak.
“Kebenaran itu apa, Bundo?”
“Kebenaraan itu adalah sesuatu yang tidak salah.
Kebenaran itu adalah berbuat baik dan berbuat adil.
Tidak berdusta apalagi memfitnah. Kebenaran itu
seperti ayah Zidwar. Ayah Zidwar itu adalah
contoh orang yang benar perkataan dan
perbuatannya…”
“Ayah Zidwar? Memang, ayah Zidwar sekarang di
mana, Bundo?”
“Ayah Zidwar, sekarang ada di atas pelangi itu…”
Cerpen Kehidupan Pelangi
22
“Kalau begitu, Zidwar mau ke pelangi, Bun. Biar bisa
bertemu ayah…”
“Kalau Zidwar mau pergi ke pelangi. Zidwar tidak
boleh berkata dusta. Zidwar harus berani melakukan
sesuatu yang benar. Zidwar juga harus bisa menjadi
orang yang menyayangi sesama. Jika syarat itu
terpenuhi, niscaya Zidwar akan mampu berjalan di
atas pelangi…”
“Benarkah, Bundo?” Zidwar kecil tersenyum sambil
melihat pelangi yang semakin terang itu. Riana
menitikkan air matanya.
Seminggu setelah kejadian yang di saksikan
orang sekampung pesisir waktu itu. Membuat
semua penduduk mengerti dan yakin sejatinya
Zidwar dulu memang di fitnah. Dan bukti semakin
kuat ketika di temukan dua jenazah dalam satu liang
di semak dekat sawah. Jenazah itu menurut
kesaksian adalah jenazah Agung dan Nurhaliza.
Tubuh kedua jenazah itu habis di makan buaya dan
hanya menyisakan kepala mereka. Mungkin itu
adalah sebuah bukti bahwa kematian mengenaskan
masih berlaku untuk para pendusta dan pemfitnah
keji
Cerpen Kehidupan Pelangi
23
Cerpen Kehidupan Pelangi
24
PENUTUP
Sekian terimakasih maaf kalo ada perkatan yang
tidak mengenakan dari cerpen kehidupan saya saya
tutup dengan wassalamualaikum wahrahmatullahi
wabarakatuh.
Cerpen Kehidupan Pelangi
25
BIOGRAFI
Haii
perkenalkan
nama aku
LIDYA
MUTIARA SARI
Tanggal lahir
aku 03 Oktober
2005 umur aku
17 tahun, aku
sekolah di SMK
Negeri 66
jakarta
Hobi aku adalah
Travelling

More Related Content

Similar to CeritaPelangi

Similar to CeritaPelangi (20)

Tentang aku
Tentang akuTentang aku
Tentang aku
 
Kado buat elisa
Kado buat elisaKado buat elisa
Kado buat elisa
 
Oh, begitu (sunaryono basuki ks)
Oh, begitu (sunaryono basuki ks)Oh, begitu (sunaryono basuki ks)
Oh, begitu (sunaryono basuki ks)
 
Aku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamikuAku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamiku
 
Kuis ramadhan nexian
Kuis ramadhan nexianKuis ramadhan nexian
Kuis ramadhan nexian
 
Para Penanti
Para PenantiPara Penanti
Para Penanti
 
Part 2 luka luka hidup yang telah berlalu
Part 2 luka luka hidup yang telah berlaluPart 2 luka luka hidup yang telah berlalu
Part 2 luka luka hidup yang telah berlalu
 
M46314 n6
M46314 n6M46314 n6
M46314 n6
 
Cerpen capa rengat
Cerpen capa rengatCerpen capa rengat
Cerpen capa rengat
 
85242 aku dan kamu
85242 aku dan kamu85242 aku dan kamu
85242 aku dan kamu
 
Uang jemputan (farizal sikumbang)
Uang jemputan (farizal sikumbang)Uang jemputan (farizal sikumbang)
Uang jemputan (farizal sikumbang)
 
Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
 
Sepasang kaos-kaki-hitam
Sepasang kaos-kaki-hitamSepasang kaos-kaki-hitam
Sepasang kaos-kaki-hitam
 
Lagu – lagu tematik
Lagu – lagu tematikLagu – lagu tematik
Lagu – lagu tematik
 
My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"
 
Garwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docxGarwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docx
 
Garwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docxGarwo Omah Dowo.docx
Garwo Omah Dowo.docx
 
B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2
 
Latihan soal 9 16
Latihan soal 9 16Latihan soal 9 16
Latihan soal 9 16
 
-
  -  -
-
 

Recently uploaded

FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 

Recently uploaded (6)

FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 

CeritaPelangi

  • 1. Cerpen Kehidupan Pelangi 1 CERPEN KEHIDUPAN – PELANGI
  • 2. Cerpen Kehidupan Pelangi i KATA PENGANTAR Assalamualaikum wahrahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku Antologi Cerpen Remaja. Dalam penyusunan Antologi Cerpen Remaja penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.
  • 3. Cerpen Kehidupan Pelangi ii DAFTAR ISI Kata pengantar…………………………………..i Daftar Isi………………………………………….ii Bab 1 Mencintai kembang desa………………………………..1 Bab 2 Angin berhembus pelan……………………………….3 Bab 3 Angin tertipu semillir……………………………...5 Bab 4 Pamit……………………………..7 Bab 5 Malam puncak pesta……………………………………10 Bab 6
  • 4. Cerpen Kehidupan Pelangi iii Pak cik dullah…………….12 Bab 7 Diklinik………………………14 Bab 8 Hukum adat………………….17 Bab 9 Membawa sisa kenangan…………………19
  • 5. Cerpen Kehidupan Pelangi iv MOTTO “ Cinta itu lanbgka, maka carilah. Kemarahan itu buruk,maka buanglah. Ketakutan itu mengerikan,maka hadapilah kenangan manis maka hargailah hidup ini begitu singkat jadi jalanilah “
  • 7. Cerpen Kehidupan Pelangi 1 Mencinta kembang desa BAB 1 Agung bersemangat saat dirinya mengira Riana tersenyum padanya sore itu. Betapa Agung merasakan getaran cinta yang hebat dari perempuan yang diam-diam dicintainya selama ini. Jarang-jarang Agung bisa menikmati senyum seorang kembang desa yang paras kecantikan apalagi pamor namanya sudah terdengar sampai ke desa sebelah. Bisa melihat senyum Riana yang indah, apalagi gadis itu berkenan membalas, sungguh seperti mukjizat rasanya.Dan tidak jarang pula banyak pemuda bahkan remaja dari desa tetangga yang sering bersilaturahmi ke kediaman orangtua Riana. Termasuk Agung yang tidak lain hanya ingin berbasa basi tanpa peduli harga diri. Niatan itu memang bukan bersilaturahmi, melainkan hendak menikmati paras Riana yang elok seperti bidadari. Gadis berusia 20 tahun itu memang sedang ramai dibicarakan penduduk sekembalinya ia dari sekolah tinggi di Jakarta.Pun Riana gadis yang cerdas. Murah tersenyum dan menghormati
  • 8. Cerpen Kehidupan Pelangi 2 siapa saja yang ditemuinya. Menjaga pandangan dan tutur kata. Bersosialisasi dan mengajarkan ilmunya pada anak-anak di desa tanpa pamrih. Hal itu yang membuat anak-anak muda mulai dari anak tukang pikul hingga anak orang berpangkat mencari simpatik gadis itu apalagi kalau bukan masalah, mendapatkan cinta. Malam ini Agung datang ke rumah. Dia bercerita padaku kalau kemarin sore dia menumpai Riana diruas jalan dan mereka saling bertatap muka kemudian diakhiri dengan perpisahan dan senyuman. Senyum sederhana antara dua insan yang membuat Agung girang bukan kepalang. Senyum yang beruntung di dunia ini. Agung lupa diri. Dia terbawa indahnya paras Riana. Berkali-kali dia berbicara meninggi kalau Riana jatuh hati padanya.
  • 9. Cerpen Kehidupan Pelangi 3 Angin berhembus pelan BAB 2 Aku diam saja.“Jarang, War. Laki-laki ganteng di desa ini yang mau di lirik oleh Riana. Gadis itu nggak sembarangan membiarkan matanya melihat paras setiap orang. Aku termasuk beruntung karena Riana sudi memberikan senyumnya padaku…” ujar Agung sedikit pongah. Aku diam saja. Agung tersenyum berseri-seri dan aku melihat wajahnya tampak semakin cerah. Aku sadar, sejatinya Agung memang tampan. Malam itu aku dan Agung bernostalgia hingga pagi menjelang. Ibu menyuguhi kami sepiring ubi goreng dan dua gelas kopi hitam yang tidak terlalu manis. Karena aku dan Agung memang tidak suka kopi yang terlalu manis. Malam terang benderang dan langit penuh bintang gemintang. Tak sedikitpun tampak awan di atas langit. Warna biru saja yang terlihat mendamaikan jiwa. Agung terus berbicara. Aku diam saja. Aku hanya berkata jika Agung bertanya. Selebihnya. Aku diam saja. Ketika angin berhembus pelan. Beberapa nelayan sudah mulai menarik perahu mereka. Remaja-remaja tanggung yang putus sekolah biasa
  • 10. Cerpen Kehidupan Pelangi 4 menjadi kuli tetap di tepi pantai desaku ini. Contohnya Tirta, remaja itu hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP saja. Ia memilih menjadi kuli nelayan karena mendapatkan uang menurutnya sangatlah mudah ketimbang harus sekolah dan susah-susah belajar. Apalagi harus melihat orangtuanya mati-matian banting tulang mencari uang, toh besarnya kelak Titra juga seperti ayahnya. Profesi nurani alias panggilan jiwa, jadi buruh serabutan.
  • 11. Cerpen Kehidupan Pelangi 5 Angin tertipu semillir BAB 3 Angin bertiup semilir. Beberapa nelayan sudah melesat hingga ke tengah-tengah laut. Aku masih duduk sendirian di bawah batang nyiur sambil sesekali menggoyang selulerku mencari sinyal. Desaku belum ada tower Telkomsel. Kalau di Kabupaten sudah ada. Itu sebabnya aku jarang sekali menyentuh selulerku. Hanya sesekali saja. Itu pun kadang harus naik atap rumah di tambah kursi dan meja pula. Menjelang siang hari, apa yang sejak pagi aku tunggu akhirnya datang juga. Satu pesan kuterima. Perasaanku langsung tak tekendali. Rasa rindu menderu-deru penuh emosi. Kegembiraan hati meluap-luap seperti deru ombak yang kian pasang. Kutarik napas pelan dan membuangnya penuh perasaan. Ku buka sms itu. “War, lamaranmu di terima. Senin lusa kau sudah bisa berkerja. Selamat yah.” dari Dani. Sontak aku sujud syukur dan menangis saat itu juga. Berlari aku secepat kuda menuju rumah. kusampaikan pada ayah. Kusampaikan pada ibu. Kedua orangtuaku girang bukan kepalang. Saudaraku semuanya berlinang“ dan Agung Nanti malam kita syukuran.
  • 12. Cerpen Kehidupan Pelangi 6 Kita undang orang satu kampong buat makan kambing guling…” ujar ayah berapi-api. “Aih Abah ni, tak perlulah kita undang orang sekampong. Cukup kerabat dan tetangga dekat saja. Ini hanya syukuran kecil, tak perlu di sombongkan…” sela ibu tersenyum bahagia. “Terserah kaulah, Fat. Aku mau ke rumah Pak Cik Dullah…” Ayah beranjak dan tampak tergesa-gesa. “Abah ke rumah Pak Cik Dullah? Ada apa?” “Nak beri tahu kabar gembira, Fat… “Ah, pegilah.” Sambung ibu tersenyum masih merasakan kebahagiaan. Malamnya aku ke rumah Agung. Aku bercerita padanya dan keluarganya juga. Alhamdulillah, mereka sekeluarga turut bahagia. Aku pun melanjutkan kebiasaan kami. Berceloteh sampai pagi membicarakan Riana. Bukan hanya Riana. Aku sempat menyinggung seorang gadis yang tak kalah cantik dari Riana. Gadis itu namanya Nurhaliza. Diam-diam Nur sering menjumpaiku dan kami pun bercerita panjang. Tentang harapan dan impian kami masing-masin Hari yang kunantikan tiba. Dengan bekal seadanya aku pun berangkat ke Bandung. Aku harus naik pesawat terbang agar tidak memakan waktu.
  • 13. Cerpen Kehidupan Pelangi 7 Pamit BAB 4 Sebelum pamit aku sempat menemui seseorang. Aku katakan padanya aku akan kembali dan tetap mencintainya. Orang itu berjanji akan setia menunggu juga. Dialah cinta yang selama ini aku rahasiakan dari siapapun, termasuk sabahatku sendiri. Aku tidak ingin nantinya mereka salah sangka. Biarlah waktu yang mengungkap semuanya. Aku sampai di Bandung. Seminggu aku berbaur. Sebulan aku bersungguh-sungguh. Setengah tahun aku pun mendapat tempat. Dua tahun aku naik pangkat. Tahun ketiga ini aku bisa cuti panjang dan pulang ke kampung. Kampung nelayan di pesisir pantai indah di Sumatera. Tak Sabar aku ingin menjumpai ayah, ibu juga saudara- saudaraku. Malam purnama menyambutku tepat di tepi pesisir. Orang-orang pesta ikan dan kerang. Aku seperti orang asing dan selebriti. Setiap berjumpa selalu disanjung dan dipuji. Aih, aku benci pujian. Aku benci sanjungan. Tampak jelas penyanjung dan pemuji itu munafik. Hanya berbasa basi. Aku tidak
  • 14. Cerpen Kehidupan Pelangi 8 peduli. Di ujung karang aku menjumpai seseorang Dialah Nur. Orang yang selama aku di Bandung sering mengirim sms melalui telefon kantor pos.
  • 15. Cerpen Kehidupan Pelangi 9 Malam puncak pesta BAB 5 Nur menceritakan semua apa yang ada di dalam hatinya kepadaku. Dia menangis dan menitikkan air mata rindu. Hanya aku yang mengertinya. Hanya aku yang peduli padanya. Itu kata Nur. Sewaktu kami curhat dulu. Malam puncak pesta di akhiri dengan doa dan makan bersama-sama orang sekampung. Hingga pagi menjelang para Pak Gaek dan pujangga syair bersenandung dan berpantun ria. Beberapa pemuda bermain rebana dan seruling. Indahnya malam itu sulit aku lukiskan dengan tulisan. Masih di ujung karang aku dan Nur bercerita. Selang beberapa lama tampak Riana mendekati kami. Nur pamit diri. Selama seminggu ini aku masih di kampung. Menghabiskan cuti bersama keluarga sangat menyenangkan. Tiga tahun tak bersua bersama keluarga rasanya begitu menyesakkan dada. Berat sekali kaki ini hendak melangkah kembali ke tanah rantau. Agung memanggilku ketika aku memberi makan ikan di tambak.
  • 16. Cerpen Kehidupan Pelangi 10 “Aku mau bicara penting sama kau…” kata Agung serius. “Bicaralah…” sahutku datar. “Soal Riana!” “Ada apa dengan Riana?” “Kau jangan pura-pura tak tahu…” “Maksudmu?” “Aih, munafik kau, War. Jahat kau. Pagar makan tanaman. Kau tusuk aku dari belakang!” “Hei, ngomong apa kau, Gung?” kataku heran dengan celotehan Agung barusan. Ku dekati sahabatku itu. Dia menjauh. Bahkan Agung berlalu tanpa meninggalkan sepatah dua kata pun. Aku menggelengkan kepala heran. Siang hari Pak Cik Dullah memintaku segera mengunjunginya. Pesan itu aku terima dari Soleh. Katanya ada hal penting. Sore itu aku pun pamit pada ayah dan ibu. Ku pakai sepeda ontel ayah menuju rumah Cik Dullah. “Asalamualaikum… Ada apa, Pak Cik memanggilku…?” “Wa alaikum salam,” sahut Pak Cik, “Mun… Buatkan minum, Zidwar sudah datang….” selang beberapa lama Mak Cik Maimun datang membawa nampan
  • 17. Cerpen Kehidupan Pelangi 11 berisi dua gelas kopi hitam dan sepiring keripik balado. Keripik kesukaanku. Tak butuh lama.
  • 18. Cerpen Kehidupan Pelangi 12 Pak Cik Dullah BAB 6 Pak Cik Dullah pun mengutarakan maksudnya kepadaku. Maksud hati yang telah sekian tahun dia pendam katanya. Sebelumnya, Pak Cik Dullah sudah membicarakan semua perihal dengan kedua orangtuaku masalah yang agak serius ini. Sekarang keputusan ada di tanganku. Agak syok aku mendengar penuturannya itu. “Kalau memang, Pak Cik dan yang lainnya sudah merestui. Insya Allah saya siap melamar dara Pak Cik. Besok saya akan datang bersama kedua orang tua saya dan keluarga serta kerabat buat melamar dara Pak Cik.” “Alhamdulillah kalau begitu. Setelah kau melamar, apakah kau akan tetap pergi ke Bandung…?” BACA JUGA “Ya, Pak Cik. Saya masih ada kontrak kerja di sana.” Pak Cik Dullah hanya bersungut-sungut dan tersenyum menatapku. Gadis yang aku cintai pun
  • 19. Cerpen Kehidupan Pelangi 13 keluar dari bilik. Ia membawa beberapa bungkus keripik balado buat ibuku di rumah. Aku berterimakasih padanya, dan sentuhan lembut tangan gadis itu membuatku melambung tinggi tangannya seperti sutra. Lembutnya terasa hingga ke hati.pagi menjelang pergi lamaran, aku menunggu Agung. Entah kenapa sejak sore kemarin Agung tidak tampak lagi ke rumah. Tidak biasanya dia seperti ini. Keluarga sudah siap semua. Karena Agung tak muncul juga, ibu meminta kami segera berangkat saja. karena tamu wanita sudah menunggu lama. Aku menyetujui. Tepat pukul sepuluh pagi kami sampai di kediaman Cik Dullah. Dan acara lamaran berjalan lancar. Setelah lamaran acara di lanjutkan dengan membicarakan masalah pernikahanku dengan Riana.
  • 20. Cerpen Kehidupan Pelangi 14 Diklinik BAB 7 Malamnya, aku menemui Nur yang berjalan sendiri di dekat pesisir. Aku datang memenuhi panggilannya. Ku dekati gadis itu. Dan ku katakan kalau aku sedang agak terburu-buru. Nur mengerti. Malam itu dia hanya ingin memastikan janjiku padanya. Dia berharap aku tidak lupa. “Aku sudah bicara pada Agung, Nur. Aku sudah menceritakan semua perasaanmu padanya. Tapi sampai saat ini Agung belum memberiku jawaban. Bahkan dia seolah menghindariku. Besok, kalau aku ketemu Agung, aku akan minta dia menemuimu segera. Kalau begitu, aku harus pergi sekarang, Riana dan lainnya masih menunggu di rumah Cik Dullah…” aku bergegas hendak meninggalkan Nur. “Selamat ya, War. Kau akan menikah dengan Riana. Gadis impianmu…” kata Nur membuatku tersenyum. Tanpa basa basi aku pun pamit. Baru selangkah aku berjalan, tiba-tiba Nur berteriak dan memekik kesakitan. Sontak aku terkejut dan mendekatinya. “Kenapa kaki kau, Nur…?” tanyaku panik.
  • 21. Cerpen Kehidupan Pelangi 15 “Aku di patuk ular itu…” Nur menunjuk seekor ular yang telah pergi ke celah batu karang. Kaki Nur berdarah. Aku segera membawanya ke klinik terdekat. Dalam perjalanan aku berharap Nur tidak kenapa-napa. Sesampainya di klinik Nur langsung dirawat. Saat itu juga aku menghubungi keluarga Nur agar mereka mengunjungi Nur di klinik segera. Tak kusangka. Itu adalah awal dari bencana hidupku sesungguhnya. Sebulan setelah menikah aku dan Riana tinggal di Bandung. Kembali aku teringat kisah cinta pertamaku bersama Riana di Jakarta – Bandung. Antara dua kota itu sewaktu kuliah dulu. Aku dan Riana sering bertemu ketika hari Minggu. Jika bukan aku yang ke Jakarta. Riana yang pergi ke Bandung. Hampir selama dua tahun kami seperti itu. Hingga akhirnya aku memutuskan pindah kuliah ke tempat di mana Riana tinggal. Sejak itulah kami diam-diam menjalin cinta. Kami yakin kedua orang tua kami belum setuju meski kami yakin kedua orang tua kami juga telah mengetahui hubungan kami yang intens.
  • 22. Cerpen Kehidupan Pelangi 16 Sedang bahagianya aku bulan madu bersama Riana. Sebuah surat mengejutkan datang dari kampung. Isi surat itu sangat privat dan penting. Di tulis langsung oleh pemangku adat kampung kami. Tanpa persiapan matang aku dan Riana pun segera terbang ke kampung.
  • 23. Cerpen Kehidupan Pelangi 17 Hukum adat BAB 8 Setibanya di sana aku tidak sempat beristirahat. Penduduk langsung menggiringku ke rumah pengadilan adat. Astaga. Ada apa ini? Kenapa orang-orang tampak membenciku. Tak kusangka. Nurhaliza menangis tersedu-sedu. Ibu Nurhaliza memintaku bertanggung jawab atas apa yang menimpa putrinya. Fitnah keji menyeruak kalau aku telah melakukan perbuatan tak senonoh pada Nurhaliza. Anak yang di kandung Nur menurut ibunya adalah anakku. Sontak aku sangat syok. Ayah dan ibuku bersedih. Keluargaku juga bersedih. Terlebih lagi Riana. Meski hatinya terluka, namun aku lega karena Riana masih tulus dan sangat mempercayai semua kesaksianku. Hal itulah yang mejadikanku kuat menjalani cobaan ini. Sesuai hukum adat, aku di adili seadil- adilnya. Di persidangan aku mengatakan kalau aku tidak melakukan apa yang dituduhkan ibu Nurhaliza. Banyak orang yang tidak percaya kalau aku adalah
  • 24. Cerpen Kehidupan Pelangi 18 pelakunya. Tapi beberapa saksi palsu mengatakan kalau aku adalah orang yang bersalah. Aku pasrahkan semuanya pada Tuhan. Aku yakin Tuhan tidak tidur. Dia lebih mengetahui apa yang akan terjadi. Berminggu-minggu aku di bui. Hidupku berubah drastis. Kedua orang tuaku sangat terpukul. Istriku menderita. Sanak saudaraku semua kecewa pada fitnah keji itu. Setelah di pastikan bersalah yang ku tahu atas kelicikan seseorang. Hukum adat akan berbicara. Aku menerima hukuman karena telah menodai kaum hawa. Di kampungku, itu tindakan sangat terkutuk. Aku tak tahu kemana diriku di bawa. Terakhir yang ku tahu. Tubuhku dililit tambang bersama sebongkah batu besar hingga membawaku masuk ke dasar jurang. Jurang yang curam
  • 25. Cerpen Kehidupan Pelangi 19 Membawa Sisa Kenangan BAB 9 Hari terus berlalu membawa sisa kenangan. Riana berdiri sambil tersenyum menggendong anaknya. Anak laki-laki yang tampan dan rupawan. Anak yang melipur laranya selepas ditinggal sang suami. Riana tidak pernah bimbang. Hatinya hanya untuk suaminya tersayang. Riana istri yang budiman, tak pernah mencemooh setiap kata orang. Riana adalah bidadari firdaus. Membuat semua orang takjub dan kagum padanya. Riana pergi ke ladang. Membawa keranjang dan bubu di badan. Riana mengajak anaknya tersayang. Mencari sayur dan ikan. Riana terpana melihat keajaiban. Keajaiban yang selama ini ia lihat atas kehendak Tuhan. Kini Riana semakin cinta pada almarhum suaminya. Riana mengucap syukur pada Tuhan. Hidupnya kini telah tenang. Karena sumpah suaminya benar-benar terjadi. Ingatan Riana kembali ke masa lampau. Tepat ketika suaminya di adili.
  • 26. Cerpen Kehidupan Pelangi 20 “Jika memang aku adalah pelaku seperti apa yang Nurhaliza dan ibunya tuduhkan. Bumi dan langit tidak akan meridhoiku hidup di muka bumi ini. Namun jika aku benar dan tidak bersalah, biarlah karma yang membuktikan kebenaran dan orang yang sudah memfitnahku akan mendapat ganjarannya. Dan kalian semua perlu ingat. Barang siapa yang melihat langit berwarna gelap dan hitam, sedangkan cahaya pelangi indah dan benderang melengkung di bawahnya. Itu membuktikan aku adalah orang yang benar. Dan Nurhaliza beserta ibunya berdusta. Dan orang-orang yang memfitnahku akan mati dengan keji…” kalimat suaminya membuat Riana tertegun dan masih menyisakan air mata. Ia rindu pada suaminya. Suami tertampan dan termulia yang pernah ia miliki untuk selamanya. Riana masih menangis. Kebenaran pun terungkap. “Bundo…,” Riana terkesiap, “Kenapa Bundo menangis?” Zidwar kecil bersedih. Riana mengusap air matanya. Ia pun tersenyum lebar dan melepaskan kesedihan Zidwar kecil. “Bunda menangis karena bahagia, Nak…” lirih Riana tak sanggup menahan air matanya. “Apa yang membuat Bundo bahagia, tapi menangis?”
  • 27. Cerpen Kehidupan Pelangi 21 “Kelak Bundo akan ceritakan semuanya pada Zidwar…” Riana menuntun anaknya menapaki jalan setapak di tengah pematang sawah. “Bundo. Bundo, lihat…” kata Zidwar menunjuk ke arah langit tinggi. “Ada apa, Nak…” “Kenapa di langit hitam ada pelangi, Bundo?” Zidwar kecil penasaran. Penasaran karena melihat pelangi terang dan melengkung indah di bawah gelapnya awan. Seakan ada sebuah keanehan yang belum pernah ia lihat selama ini. Riana bertasbih dan hatinya berdesir. Riana pun berujar lirih. “Karena pelangi itu adalah pertanda, Nak. Bahwa kebenaran akan selalu terungkap. Dan kedustaan tak akan abadi.” suara Riana serak. “Kebenaran itu apa, Bundo?” “Kebenaraan itu adalah sesuatu yang tidak salah. Kebenaran itu adalah berbuat baik dan berbuat adil. Tidak berdusta apalagi memfitnah. Kebenaran itu seperti ayah Zidwar. Ayah Zidwar itu adalah contoh orang yang benar perkataan dan perbuatannya…” “Ayah Zidwar? Memang, ayah Zidwar sekarang di mana, Bundo?” “Ayah Zidwar, sekarang ada di atas pelangi itu…”
  • 28. Cerpen Kehidupan Pelangi 22 “Kalau begitu, Zidwar mau ke pelangi, Bun. Biar bisa bertemu ayah…” “Kalau Zidwar mau pergi ke pelangi. Zidwar tidak boleh berkata dusta. Zidwar harus berani melakukan sesuatu yang benar. Zidwar juga harus bisa menjadi orang yang menyayangi sesama. Jika syarat itu terpenuhi, niscaya Zidwar akan mampu berjalan di atas pelangi…” “Benarkah, Bundo?” Zidwar kecil tersenyum sambil melihat pelangi yang semakin terang itu. Riana menitikkan air matanya. Seminggu setelah kejadian yang di saksikan orang sekampung pesisir waktu itu. Membuat semua penduduk mengerti dan yakin sejatinya Zidwar dulu memang di fitnah. Dan bukti semakin kuat ketika di temukan dua jenazah dalam satu liang di semak dekat sawah. Jenazah itu menurut kesaksian adalah jenazah Agung dan Nurhaliza. Tubuh kedua jenazah itu habis di makan buaya dan hanya menyisakan kepala mereka. Mungkin itu adalah sebuah bukti bahwa kematian mengenaskan masih berlaku untuk para pendusta dan pemfitnah keji
  • 30. Cerpen Kehidupan Pelangi 24 PENUTUP Sekian terimakasih maaf kalo ada perkatan yang tidak mengenakan dari cerpen kehidupan saya saya tutup dengan wassalamualaikum wahrahmatullahi wabarakatuh.
  • 31. Cerpen Kehidupan Pelangi 25 BIOGRAFI Haii perkenalkan nama aku LIDYA MUTIARA SARI Tanggal lahir aku 03 Oktober 2005 umur aku 17 tahun, aku sekolah di SMK Negeri 66 jakarta Hobi aku adalah Travelling