SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Yulia Wardita, S.KM.,M.Kes
POPULASI..???
 Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling

tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama
 Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang
menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh
peneliti untuk menggeneralisasikan hasil
penelitiannya
 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya
SAMPEL..??
 Sebagian dari populasi yang akan diteliti

dan yang dianggap dapat menggambarkan
karakteristik populasinya
 Dalam analisis data, anggota sampel

disebut juga unit analisis atau satuan
analisis
SAMPLING (Teknik Pengambilan
Sampel)
 Menunjuk pada proses pemilihan individu-individu

dari sebuah populasi yang akan dijadikan sebagai
sampel yang akan berpartisipasi di dalam penelitian
tersebut (Fraenkel, 1990:84)
 Suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang
representatif dari populasi.
Kenapa dilakukan Sampling???
 Ukuran populasi
 Faktor biaya
 Faktor waktu
 Percobaan yang sifatnya merusak/mengganggu
 Faktor ekonomis
 Faktor kecermatan penelitian
Ukuran populasi
 Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka

peneliti tidak mungkin melakukan sensus terhadapnya,
karena itu harus dilakukan sampling.
 Atau sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat
diketahui), namun apabila jumlahnya terlalu banyak, maka
tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk
mengetahui karakteristik populasi harus dilakukan
sampling.
 Misalnya untuk populasi terhingga, ambilah populasi 5
miliyard obyek. Bagaimana mencatat segala karakteristik
ke-5 milyard obyek? Bagaimana menganalisis data
sebanyak itu?
 Dalam kondisi yang demikian, peneliti lebih memerlukan
sampling daripada sensus.
Faktor Biaya
 Biaya yang diperlukan dalam suatu penelitian,
bukan hanya untuk pengumpulan data saja, tetapi
juga untuk analisis, diskusi, perhitunganperhitungan dan transportasi.

 Makin banyak obyek yang diteliti makin banyak
pula biaya yang diperlukan.
 Salah satu alternatif untuk mengatasi

keterbatasan biaya adalah melalui sampling
Faktor Waktu
• Sensus memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan sampling.
• Dengan demikian sampling dapat memberikan
data lebih cepat, terutama apabila peneliti

menghendaki kesimpulan yang segera.
• Menganalisis data hasil sampling selain dapat
menghemat biaya, juga dapat menghemat waktu
karena dapat dilakukan dalam tempo yang singkat.
Percobaan yg sifatnya merusak/
mengganggu
 Misalnya, melakukan penelitian terhadap keadaan darah

seorang pasien, mungkinkah semua darah pasien
dikeluarkan dari tubuhnya untuk diperiksa? Untuk ini jelas
sampling harus dilakukan.
Faktor ekonomis
 apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan

biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan atau tidak.
 Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus.
 Melalui sampling, di samping dapat menghemat biaya,

waktu, dan tenaga, juga dapat mengoptimalkan
kecermatan peneliti dalam melakukan proses penelitian.
Faktor Kecermatan Penelitian
 Ketelitian dalam pengumpulan data, pencatatan, dan

penganalisisannya sangat berpengaruh terhadap pembuatan
kesimpulan yang akan dipertanggungjawabkan.

 Makin banyak obyek yang diteliti makin memberikan peluang

untuk terjadinya ketidakcermatan penelitian baik yang
menyangkut pengumpulan, pengolahan, maupun analisis data.

 Ketidakcermatan ini akan menimbulkan kekeliruan dalam

pengambilan kesimpulan.

 Dengan sampling ketidakcermatan ini dapat dikurangi karena

peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang
dapat dia kendalikan.
Kegunaan Sampling
 Mengehemat biaya
 Mempercepat pelakanaan penelitian
 Menghemat tenaga

 Memperluas ruang lingkup penelitian
 Memperoleh hasil yang lebih akurat
Prosedur pengambilan sampel
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Menentukan tujuan penelitian
Menentukan populasi penelitian
Menentukan jenis data yang diperlukan
Menentukan teknik sampling
Menentukan besarnya sampel (sample size)
Menentukan unit sampel yang diperlukan
Memilih sampel
Jenis Sampling
• SIMPLE RANDOM SAMPLING
PROBABILITAS

• SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
• STRATIFIED RANDOM SAMPLING
• CLUSTER RANDOM SAMPLING
• MULTISTAGE RANDOM SAMPLING

SAMPLING

• SYSTEMATIC SAMPLING
NON
PROBABILITAS

• QUOTA SAMPLING
•INCIDENTAL SAMPLING
• PURPOSIVE SAMPLING
• SAMPLING JENUH
•SNOWBALL SAMPLING
Probability sampling
 Teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yg sama kepada seluruh anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel
 Ukuran populasi dimana sampel diambil hars
diketahui
 Setiap anggota populasi harus mempuyai kesempatan
yang sama utk menjadi sampel.
1. Simple Random Sampling





pengambilan sampel secara acak sederhana
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memmemperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu
Dilakukan jika populasinya homogen
Dengan cara undian:
a. Semua anggota populasi diberi nomor urut atau
kode
b. Kode tersebut ditulis dalam kertas kecil, digulung,
dan dimasukan ke dalam sebuah kotak/tempa
c. Keluarkan satu persatu sebanyak jumlah sampel
yang dibutuhkan.
Dengan menggunakan tabel bilangan random
a. Semua anggota populasi diberi nomor urut
b. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil
c. Pilih nomor-nomor yang sesuai dengan bilangan
yang terdapat dalam daftar bilangan random yang
akan digunakan
 Keuntungan menggunakan teknik ini

peneliti tidak
membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya,
bebas dari kesalahan klasifikasi yang memungkinkan dapat
terjadi; dan dengan mudah data di analisis serta kesalahankesalahan dapat dihitung.
 Kelemahan dalam teknik ini
peneliti tidak dapat
memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya tentang
populasi dan tingkat kesalahan dalam menentukan ukuran
sampel lebih besar.
2. Sytematic Random Sampling
 Jika jumlah populasi sangat banyak dan homogen dan

jumlah sampel yang diambil juga banyak

 Metode pengambilan sampel secara sistematis
dengan interval (jarak) tertentu antar sampel yang

terpilih
a. Linear Systematic Sampling
Prosedur:
1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame
2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi,
n = banyaknya sampel)
3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai
1 s.d I (misalkan i)
4). Sampelnya adalah elemen ke-(i + kI), (k = 0, 1, …, (n-1))
Sampel 1 adalah no. urut ke-i
2 adalah no. urut ke-(i + I)
3 adalah no. urut ke-(i + 2I)
…
Sampel n adalah no. urut ke-(i + (n-1)I)
Systematic Sampling
b. Circular Systematic Sampling
Prosedur:
1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame
2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi,
n = banyaknya sampel)
3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai
1 s.d I (misalkan j)
4). Sampelnya adalah elemen ke-(j + kI), (k = 0, 1, …, (n-1))
5). Bila j + kI > N, maka sampelnya no. urut ke-(j + kI) – N
3. Stratified Random Sampling
Jika kondisi populasi mengandung sejumlah katagori

yang berbeda, maka kerangka sampel dapat
diorganisasikan dengan menggunakan katagori ini ke
dalam strata yang terpisah.
Sampel kemudian dipilih masing-masing stratum

secara terpisah untuk membuat stratum berstrata.
Ada dua alasan dalam meggunakan metode ini ialah:
• untuk meyakinkan bahwa kelompok-kelompok
khusus dalam suatu populasi secara memadai diwakili
dalam sampel dan
• untuk memperbaiki efisiensi dengan memperoleh
kontrol yang lebih besar dalam komposisi sampel.
a. Proportionate Stratified Random Sampling







pengambilan sampel stratifikasi dengan mempertimbangkan
proporsi atau persentase sampel dari setiap stratum
Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata itu
memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan
perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan
masing-masing strata.
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan teknik ini mulamula peneliti menetapkan unit-unit anggota populasi dalam
bentuk strata yang didasarkan pada karakteristik umum dari
anggota populasi yang berbeda-beda.
Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama,
dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masingmasing strata diambil masing2 strata yang mewakilinya
b. Disproportionate Stratified Random Sampling
 Dilakukan apabila proporsi atau persentase sampel

pada setiap stratum tidak mempertimbangkan
perbandingan antara stratum yang satu dengan yang
lainnya.
 Artinya dari setiap stratum diambil jumlah sampel
yang sama dengan formula n/k : di mana n (banyak
sampel yang dikehendaki), dan k (banyak stratum
dalam komposisi populasi).
4. Cluster Sampling
 Pengambilan Sampel Acak scra Kelompok atau

gugus.
 Teknik sampling cluster digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan ditehti atau
sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten.
 Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
 Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan
sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka
pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random.
 karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata

(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling
 Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya padat,
ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak
ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada
yang tidak.
 Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui
dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orangorang yang ada pada daerah itu secara sampling juga
 Jika yang menjadi unit sampling merupakan daerah

atau wilayah geografis, seperti: provinsi, kota,
kabupaten dst, maka teknik sampling ini disebut area
random sampling
 Misalnya, akan mengumpulkan data dari setiap
keluarga tentang biaya hidup perbulan. Keluarga mana
yang harus diambil jika penelitian itu dilakukan
terhadap kabupaten tertentu, Untuk menentukan
sampel keluarga, maka peneliti harus menmpuh
langkah- langkah:
1. menentukan kecamatan sampel
2. Menentukan desa sampel dari kecamatan sampel
3. Menentukan keluarga sampel.
5. Multistage Sampling
 Pengambilan Sampel secara Gugus Bertahap
 Pengambilan sampel dgn teknik ini dilakukan

berdasarkan tingkat wilayah scr bertahap
 Dilaksanakam bila populasi terdiri dr macam2 tingkat
wilayah.
Proses pengambilan sampel secara multistage random
sampling
a. Tentukan area populasi berdasarkan administrasi
pemerintahan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan atau
Kelurahan atau Karakter lainnya (pedesaan-perkotaan,
pantai-pegunungan dsb)
b. Dari area populasi tsb diambil sampel gugus di bawahnya
(misalnya apabila area populasinya provinsi maka area
gugus di bawahnya kabupaten)
c. Dari area gugus tsb diambil area gugus yg dibawahnya
lagi (misalnya kalau area gugus diatasnya kabupaten,
maka area gugus dibawahnya adalah kecamatan) dan
seterusnya.
d. Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yg paling
kecil (bawah) misalnya RT, diambil sbg sampel.
Non probability/Non Random
 Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
 Pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dpt diperhitungkan, tetapi sematamata, hanya berdasarkan pada segi kepraktisan.
1. Systematic Sampling
 Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan

sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut.
 Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100.
 Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima, untuk
ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1,
5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
2. Quota Sampling
 Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
 Teknik penarikan sampel kuota (quota sampling) merupakan
teknik penarikan sampel yang sejenis dengan menggunakan
teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaanya adalah ketika
menarik anggota sampel dari masing-massing lapisan, peneliti
tidak menggunakan secara acak tetapi menggunakan cara
kemudahan (accidental)
 Contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat
masyarakat terrhadap pelayanan RS. Medika Utama , Jumlah
sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belurn memenuhi kouta yang
ditentukan.
3. Insidental/ Aksidental Sampling
 Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan

pada kemudahan (Convenience). Sampel dapat terpilih
karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang
tepat.
 teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.
 Sampel ini digunakan jika peneliti sulit untuk
menemukan subyek yang akan diteliti
4. Purposive Sampling
 Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.
 Teknik penarikan sampel purposive ini disebut juga judgmental

sampling yang digunakan dengan menentukan criteria khusus
terhadap sampel, terutama orang-orang yang dianggap ahli
 Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif,

atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
 Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang

yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang sedang
diteliti.
5. Sampling Jenuh
 Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
 Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
 Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel
6. Snowball Sampling
 Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
 Teknik sampel bola salju (Snowball Sampling) digunakan jika peneliti
tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya
memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan memperoleh
nama-nama lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika peneliti
meneliti kasus yang sensitive atau rahasia. Misalnya tentang jaringan
peredaran narkoba.
 Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap
data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang
lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.
 Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampling purposif dan
snowball sampling.
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

41

More Related Content

What's hot

ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasGina Safitri
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1HMRojali
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampelzmeffendi
 
Metoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian dataMetoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian dataRahma Siska Utari
 
Cluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random samplingCluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random samplingrifansahDua1
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifNona Zesifa
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpointRobert Lakka
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingAyu Sefryna sari
 

What's hot (20)

PPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITASPPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITAS
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
 
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan SampelTeknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVAStatistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Metoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian dataMetoda Statistika - Penyajian data
Metoda Statistika - Penyajian data
 
Uji mann-whitney
Uji mann-whitneyUji mann-whitney
Uji mann-whitney
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Konsep dan variabel
Konsep dan variabelKonsep dan variabel
Konsep dan variabel
 
Cluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random samplingCluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random sampling
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
Penelitian Survey
Penelitian SurveyPenelitian Survey
Penelitian Survey
 
Simple random sampling
Simple random samplingSimple random sampling
Simple random sampling
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
 
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik sampling
 

Similar to Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.pptBUNGARAHMASARISUHART
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBasyiruddinAfi654
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBasyiruddinAfi654
 
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptPOPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptAbedoRechment1
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelDerima Febrike
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingIr. Zakaria, M.M
 
Sampel acak sederhana
Sampel acak sederhanaSampel acak sederhana
Sampel acak sederhanapikopong
 
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel PenelitianMenentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel PenelitianM. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataFirman Marine
 
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.pptTeknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.pptMHilmanGumelar
 
Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)Tri Rahmatika
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3Namin AB Ibnu Solihin
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))abiumi01
 

Similar to Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel (20)

POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
 
P10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampelP10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampel
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptPOPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
 
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdfP10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampel
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik sampling
 
Sampel acak sederhana
Sampel acak sederhanaSampel acak sederhana
Sampel acak sederhana
 
populasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptxpopulasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptx
 
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel PenelitianMenentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
 
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan dataJenis jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis jenis data dan teknik pengumpulan data
 
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.pptTeknik Pengambilan Sampel.ppt
Teknik Pengambilan Sampel.ppt
 
Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)Teknik pegambilan sample(new)
Teknik pegambilan sample(new)
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
 

More from Kampus-Sakinah

Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiKampus-Sakinah
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahKampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
 
Bersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlakBersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlakKampus-Sakinah
 
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainHubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainKampus-Sakinah
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisKampus-Sakinah
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniKampus-Sakinah
 
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iGangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iKampus-Sakinah
 

More from Kampus-Sakinah (20)

Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
 
Farmakolog is
Farmakolog isFarmakolog is
Farmakolog is
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Hukum transplantasi
Hukum transplantasiHukum transplantasi
Hukum transplantasi
 
Bersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlakBersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlak
 
Ciri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakatCiri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakat
 
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainHubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Respon imun
Respon imunRespon imun
Respon imun
 
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iGangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

  • 2. POPULASI..???  Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama  Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya  Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
  • 3. SAMPEL..??  Sebagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan karakteristik populasinya  Dalam analisis data, anggota sampel disebut juga unit analisis atau satuan analisis
  • 4. SAMPLING (Teknik Pengambilan Sampel)  Menunjuk pada proses pemilihan individu-individu dari sebuah populasi yang akan dijadikan sebagai sampel yang akan berpartisipasi di dalam penelitian tersebut (Fraenkel, 1990:84)  Suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang representatif dari populasi.
  • 5. Kenapa dilakukan Sampling???  Ukuran populasi  Faktor biaya  Faktor waktu  Percobaan yang sifatnya merusak/mengganggu  Faktor ekonomis  Faktor kecermatan penelitian
  • 6. Ukuran populasi  Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka peneliti tidak mungkin melakukan sensus terhadapnya, karena itu harus dilakukan sampling.  Atau sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat diketahui), namun apabila jumlahnya terlalu banyak, maka tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk mengetahui karakteristik populasi harus dilakukan sampling.  Misalnya untuk populasi terhingga, ambilah populasi 5 miliyard obyek. Bagaimana mencatat segala karakteristik ke-5 milyard obyek? Bagaimana menganalisis data sebanyak itu?  Dalam kondisi yang demikian, peneliti lebih memerlukan sampling daripada sensus.
  • 7. Faktor Biaya  Biaya yang diperlukan dalam suatu penelitian, bukan hanya untuk pengumpulan data saja, tetapi juga untuk analisis, diskusi, perhitunganperhitungan dan transportasi.  Makin banyak obyek yang diteliti makin banyak pula biaya yang diperlukan.  Salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan biaya adalah melalui sampling
  • 8. Faktor Waktu • Sensus memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sampling. • Dengan demikian sampling dapat memberikan data lebih cepat, terutama apabila peneliti menghendaki kesimpulan yang segera. • Menganalisis data hasil sampling selain dapat menghemat biaya, juga dapat menghemat waktu karena dapat dilakukan dalam tempo yang singkat.
  • 9. Percobaan yg sifatnya merusak/ mengganggu  Misalnya, melakukan penelitian terhadap keadaan darah seorang pasien, mungkinkah semua darah pasien dikeluarkan dari tubuhnya untuk diperiksa? Untuk ini jelas sampling harus dilakukan.
  • 10. Faktor ekonomis  apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan atau tidak.  Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus.  Melalui sampling, di samping dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga, juga dapat mengoptimalkan kecermatan peneliti dalam melakukan proses penelitian.
  • 11. Faktor Kecermatan Penelitian  Ketelitian dalam pengumpulan data, pencatatan, dan penganalisisannya sangat berpengaruh terhadap pembuatan kesimpulan yang akan dipertanggungjawabkan.  Makin banyak obyek yang diteliti makin memberikan peluang untuk terjadinya ketidakcermatan penelitian baik yang menyangkut pengumpulan, pengolahan, maupun analisis data.  Ketidakcermatan ini akan menimbulkan kekeliruan dalam pengambilan kesimpulan.  Dengan sampling ketidakcermatan ini dapat dikurangi karena peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang dapat dia kendalikan.
  • 12. Kegunaan Sampling  Mengehemat biaya  Mempercepat pelakanaan penelitian  Menghemat tenaga  Memperluas ruang lingkup penelitian  Memperoleh hasil yang lebih akurat
  • 13. Prosedur pengambilan sampel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menentukan tujuan penelitian Menentukan populasi penelitian Menentukan jenis data yang diperlukan Menentukan teknik sampling Menentukan besarnya sampel (sample size) Menentukan unit sampel yang diperlukan Memilih sampel
  • 14. Jenis Sampling • SIMPLE RANDOM SAMPLING PROBABILITAS • SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING • STRATIFIED RANDOM SAMPLING • CLUSTER RANDOM SAMPLING • MULTISTAGE RANDOM SAMPLING SAMPLING • SYSTEMATIC SAMPLING NON PROBABILITAS • QUOTA SAMPLING •INCIDENTAL SAMPLING • PURPOSIVE SAMPLING • SAMPLING JENUH •SNOWBALL SAMPLING
  • 15. Probability sampling  Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yg sama kepada seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel  Ukuran populasi dimana sampel diambil hars diketahui  Setiap anggota populasi harus mempuyai kesempatan yang sama utk menjadi sampel.
  • 16. 1. Simple Random Sampling    pengambilan sampel secara acak sederhana Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memmemperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dilakukan jika populasinya homogen
  • 17. Dengan cara undian: a. Semua anggota populasi diberi nomor urut atau kode b. Kode tersebut ditulis dalam kertas kecil, digulung, dan dimasukan ke dalam sebuah kotak/tempa c. Keluarkan satu persatu sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan.
  • 18. Dengan menggunakan tabel bilangan random a. Semua anggota populasi diberi nomor urut b. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil c. Pilih nomor-nomor yang sesuai dengan bilangan yang terdapat dalam daftar bilangan random yang akan digunakan
  • 19.
  • 20.  Keuntungan menggunakan teknik ini peneliti tidak membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya, bebas dari kesalahan klasifikasi yang memungkinkan dapat terjadi; dan dengan mudah data di analisis serta kesalahankesalahan dapat dihitung.  Kelemahan dalam teknik ini peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya tentang populasi dan tingkat kesalahan dalam menentukan ukuran sampel lebih besar.
  • 21. 2. Sytematic Random Sampling  Jika jumlah populasi sangat banyak dan homogen dan jumlah sampel yang diambil juga banyak  Metode pengambilan sampel secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu antar sampel yang terpilih
  • 22. a. Linear Systematic Sampling Prosedur: 1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame 2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi, n = banyaknya sampel) 3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai 1 s.d I (misalkan i) 4). Sampelnya adalah elemen ke-(i + kI), (k = 0, 1, …, (n-1)) Sampel 1 adalah no. urut ke-i 2 adalah no. urut ke-(i + I) 3 adalah no. urut ke-(i + 2I) … Sampel n adalah no. urut ke-(i + (n-1)I)
  • 23. Systematic Sampling b. Circular Systematic Sampling Prosedur: 1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame 2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi, n = banyaknya sampel) 3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai 1 s.d I (misalkan j) 4). Sampelnya adalah elemen ke-(j + kI), (k = 0, 1, …, (n-1)) 5). Bila j + kI > N, maka sampelnya no. urut ke-(j + kI) – N
  • 24. 3. Stratified Random Sampling Jika kondisi populasi mengandung sejumlah katagori yang berbeda, maka kerangka sampel dapat diorganisasikan dengan menggunakan katagori ini ke dalam strata yang terpisah. Sampel kemudian dipilih masing-masing stratum secara terpisah untuk membuat stratum berstrata.
  • 25. Ada dua alasan dalam meggunakan metode ini ialah: • untuk meyakinkan bahwa kelompok-kelompok khusus dalam suatu populasi secara memadai diwakili dalam sampel dan • untuk memperbaiki efisiensi dengan memperoleh kontrol yang lebih besar dalam komposisi sampel.
  • 26. a. Proportionate Stratified Random Sampling     pengambilan sampel stratifikasi dengan mempertimbangkan proporsi atau persentase sampel dari setiap stratum Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata itu memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-masing strata. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan teknik ini mulamula peneliti menetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang didasarkan pada karakteristik umum dari anggota populasi yang berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteristik umum yang sama, dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masingmasing strata diambil masing2 strata yang mewakilinya
  • 27. b. Disproportionate Stratified Random Sampling  Dilakukan apabila proporsi atau persentase sampel pada setiap stratum tidak mempertimbangkan perbandingan antara stratum yang satu dengan yang lainnya.  Artinya dari setiap stratum diambil jumlah sampel yang sama dengan formula n/k : di mana n (banyak sampel yang dikehendaki), dan k (banyak stratum dalam komposisi populasi).
  • 28. 4. Cluster Sampling  Pengambilan Sampel Acak scra Kelompok atau gugus.  Teknik sampling cluster digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan ditehti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.  Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.  Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random.
  • 29.  karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling  Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak.  Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orangorang yang ada pada daerah itu secara sampling juga
  • 30.  Jika yang menjadi unit sampling merupakan daerah atau wilayah geografis, seperti: provinsi, kota, kabupaten dst, maka teknik sampling ini disebut area random sampling  Misalnya, akan mengumpulkan data dari setiap keluarga tentang biaya hidup perbulan. Keluarga mana yang harus diambil jika penelitian itu dilakukan terhadap kabupaten tertentu, Untuk menentukan sampel keluarga, maka peneliti harus menmpuh langkah- langkah: 1. menentukan kecamatan sampel 2. Menentukan desa sampel dari kecamatan sampel 3. Menentukan keluarga sampel.
  • 31.
  • 32. 5. Multistage Sampling  Pengambilan Sampel secara Gugus Bertahap  Pengambilan sampel dgn teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah scr bertahap  Dilaksanakam bila populasi terdiri dr macam2 tingkat wilayah.
  • 33. Proses pengambilan sampel secara multistage random sampling a. Tentukan area populasi berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan atau Kelurahan atau Karakter lainnya (pedesaan-perkotaan, pantai-pegunungan dsb) b. Dari area populasi tsb diambil sampel gugus di bawahnya (misalnya apabila area populasinya provinsi maka area gugus di bawahnya kabupaten) c. Dari area gugus tsb diambil area gugus yg dibawahnya lagi (misalnya kalau area gugus diatasnya kabupaten, maka area gugus dibawahnya adalah kecamatan) dan seterusnya. d. Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yg paling kecil (bawah) misalnya RT, diambil sbg sampel.
  • 34. Non probability/Non Random  Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.  Pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dpt diperhitungkan, tetapi sematamata, hanya berdasarkan pada segi kepraktisan.
  • 35. 1. Systematic Sampling  Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.  Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.  Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima, untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
  • 36. 2. Quota Sampling  Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.  Teknik penarikan sampel kuota (quota sampling) merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan menggunakan teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaanya adalah ketika menarik anggota sampel dari masing-massing lapisan, peneliti tidak menggunakan secara acak tetapi menggunakan cara kemudahan (accidental)  Contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terrhadap pelayanan RS. Medika Utama , Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belurn memenuhi kouta yang ditentukan.
  • 37. 3. Insidental/ Aksidental Sampling  Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan pada kemudahan (Convenience). Sampel dapat terpilih karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang tepat.  teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.  Sampel ini digunakan jika peneliti sulit untuk menemukan subyek yang akan diteliti
  • 38. 4. Purposive Sampling  Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.  Teknik penarikan sampel purposive ini disebut juga judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan criteria khusus terhadap sampel, terutama orang-orang yang dianggap ahli  Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.  Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang sedang diteliti.
  • 39. 5. Sampling Jenuh  Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.  Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.  Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel
  • 40. 6. Snowball Sampling  Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.  Teknik sampel bola salju (Snowball Sampling) digunakan jika peneliti tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan memperoleh nama-nama lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika peneliti meneliti kasus yang sensitive atau rahasia. Misalnya tentang jaringan peredaran narkoba.  Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.  Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampling purposif dan snowball sampling.