2. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, mempunyai peranan yang
sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada
siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organik,
neuromuscular, perceptual, kognitif, sosial dan
emosional. (Depdiknas: 2003)
3. Jadi, pendidikan jasmani merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan
penalaran, dan penghayatan nilai-nilai serta
pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan
psikis yang seimbang.
Yang membedakan antara pendidikan jasmani
dengan mata pelajaran lain adalah alat yang
digunakan yaitu gerak insani atau manusia yang
bergerak secara sadar.
4. Media berasal dari bahasa latin merupakan
bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah
berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan.
5. National Education Associaton (1969)
Mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Schramm (1977)
Mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Briggs (1977)
Berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaranseperti : buku, film,
video, dsb.
6. Dapat Disimpulkan Bahwa :
Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar
pada diri peserta didik.
7. Media Visual, seperti :
grafik, diagram, poster, kartun, komik, foto, buku, majalah,
surat kabar, gambar, ilustrasi, dan barang hasil cetakan lain.
Projected still media, seperti :
slide, over head projektor (OHP), in focus dan lain sejenisnya.
Projected motion media, seperti : film, televisi, video (VCD,
DVD, VTR), komputer dan lain sejenisnya.
Media Audial, seperti : radio, tape recorder, laboratorium
bahasa, dan lain sejenisnya.
8. Media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses
penyaluran informasi.
Media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang
dibicarakan untuk kegiatan tersebut.
Media sebagai “Komponen sumber belajar dilingkungan peserta
didik yang dapat merangsang untuk belajar”.
Media sebagai wahana fisik yang mengandung materi intruksional.
Media sebagai suatu teknik untuk menyampaikan suatu pesan,
dimana media sebagai teknologi pembawa informasi/ pesan
intruksional.
Bila media dipandang secara luas/makro dalam sistem pendidikan
maka media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya
proses pada diri peserta didik.
9.
10. Sedangkan menurut Aussie (1996) dalam
mengembangkan modifikasinya di Australia dengan
pertimbangan, bahwa :
1. Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan
emosional seperti orang dewasa,
2. Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang
telah dimodifikasi akan mengurangi tingkat
cedera pada anak,
3. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu
mengembangkan keterampilan anak lebih cepat
dibandingkan dengan peralatan yang standard
untuk orang dewasa,
4. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan
kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak
dalam situasi kempetetif.
11. KESIMPULAN
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani, tujuan yang ingin dicapai bersifat
menyeluruh mencakup domain kognitif, afektif dan
psikomotor.
Dengan kata lain, bahwa melalui aktivitas jasmani anak
diarahkan untuk belajar, sehingga terjadi perubahan
perilaku, tidak saja menyangkup fisikal, tetapi juga
intelektual, emosional, sosial dan moral.
Untuk itu, agar beberapa perubahan tercipta, maka guru
pendidikan jasmani lebih kreatif dalam menganalisis setiap
bentuk pelayanan pembalajaran.
Oleh karenanya, pembelajaran pendidikan jasmani dapat
dikatakan sukses, jika mampu membangkitkan suasana
belajar pada siswa.
12. Saran
Pembelajaran selalu bertitik tolak pada perumusan
tujuan.
Tujuan yang tidak realistik akan menimbulkan
frustasi dan mengorbankan wabah kegagalan pada
siswa.
Pembelajaran pendidikan jasmani yang sukses
memberikan pengalaman berhasil kepada siswa.
Oleh kerena itu, tujuan dari pada pembelajaran
pendidikan jasmani, yang kemudian dianalisis
model, metode strategi ataupun pendekatan
pembelajarannya yang sesuai dengan asas praktis
pengajaran, dan yang penting untuk diperhatikan
dimana pengajaran tersebut berorientasi serta
berlandasan pada tingkat perkembangan,
pertumbuhan dan kebutuhan siswa.