Dokumen tersebut membahas penggunaan model keputusan berbasis kriteria multi (MCDM) untuk merencanakan outsourcing strategis dan manajemen rantai pasokan yang efektif untuk aliansi tujuh perusahaan di Korea. Model AHP digunakan untuk menentukan prioritas tujuan dan kriteria, sementara model program linier digunakan untuk mengalokasikan sumber daya antara pemasok berdasarkan kendala sistem dan tujuan. Analisis sensitivitas menunjukkan
Aplikasi MCDM untuk mendukung efektifitas Supply Chain
1. WORKSHOP MANAJEMEN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI TI
Chapter XV
An Application of Multi-Criteria Decision-Making Model
to Strategic Outsourcing for Effective Supply-Chain
Linkages
Disusun Oleh:
Bayu Nugroho (12/340625/PTK/08395)
Catur Setiawan (12/340627/PTK/08397)
Agung Ardianto (12/340620/PTK/08391)
1
2. Pendahuluan
WATANABE,2001
Persaingan merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk terus berusaha
memberikan yang terbaik bagi konsumen.
Perusahaan yang mampu memenuhi keinginan pelanggan, mengembangkan
produk tepat waktu, mengeluarkan biaya yang rendah dalam bidang persediaan
dan penyerahan produk, mengelola industri secara cermat dan fleksibel
merupakan perusahaan yang memiliki daya saing tinggi dan dapat menguasai
pasar.
Maka berkembanglah Supply Chain
Management (SCM). Salah satu kunci sukses
dalam SCM adalah ketepatan memilih mitra
bisnis (Mulki dan Raihan, 2005).
2
3. Supplier
Definisi:
Merupakan mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin
ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan
Penilaian Supplier didasarkan pada kriteria yang dapat menambah nilai saat ini
(current value) dan nilai pada masa yang akan datang (future value).
Current Value:
1.Proses produksi menjadi lebih cepat bahan baku tersedia secara tepat waktu (tidak
ada window lead time)
2.Tidak terdapat persediaan bahan baku menganggur dan rusak di gudang
3.Penghematan biaya (ex: biaya sewa gudang, biaya kerusakan barang, biaya sdm
operasional gudang dapat ditekan/ dihemat)
Future Value:
1.Peningkatan keuntungan/ profit perusahaan
2.Tingkat kepuasan Costumer meningkat
Dalam melakukan pemilihan Supplier terdapat berbagai metode, salah satunya dengan
metode Analytical Hierarchy Process
3
4. Supply Chain Management
Definisi Supply Chain:
jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk
menciptakan dan mengantar suatu produk ke tangan pemakai akhir (Pujawan, 2005).
Perusahaan-perusahaan tersebut adalah supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel,
serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.
Untuk mengelola Supply Chain dibutuhkan
metode ataupun pendekatan yang tepat
yang dikenal dengan istilah Supply Chain
Management (SCM)
4
5. Multi-Criteria Decision Making
MCDM
Definisi
Merupakan penerapan atas model pemrograman linear untuk proses
pengambilan keputusan yang memungkinkan para pelakunya (decision maker)
untuk mengevaluasi berbagai alternatif persaingan guna mencapai tujuan
tertentu. Pelakunya (decision maker) akan mempertimbangkan berbagai kriteria
dalam mencapai keputusan yang terbaik secara keseluruhan, dimana akan
dipilih strategi yang terbaik di antara berbagai alternatif yang mereka evaluasi.
Model MCDM
1.Goal Programming (GP)
metode yang dikembangkan untuk menyelesaikan masalah optimasi dengan tujuan
lebih dari satu (multi-objective), yang potensial untuk mencapai trade-off antara aspek-
aspek yang bertentangan dari sejumlah tujuan/ sasaran yang ingin dicapai.
2.Analytical Hierarchy Process
5
6. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan apabila kriteria
pengambilan keputusan sangat beragam
Metode ini diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1971 –
1975 di Wharton School.
6
7. Prinsip Dasar AHP
1. Decomposition
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-
bagian secara hierarki.
Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan,
kriteria dan level alternatif.
Hal ini yang menjadi alasan proses ini dinamakan hirarki
2. Comparative Judgement
– Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua
elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari
elemen.
– Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka.
– Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan
menghasilkan prioritas.
– Hasil dari penilaian ini dituliskan dalam matriks yang disebut dengan matriks
pairwise comparison
3. Synthesis Of Priority
-Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari local priority.
-Matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk
mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis di antara local priority.
7
8. AHP didasarkan atas 3 aksioma utama
1. Aksioma Resiprokal
Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan
berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C
sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang
dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB).
2. Aksioma Homogenitas
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda
terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung
nilai kesalahan yang tinggi.
3. Aksioma Ketergantungan
Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak
bergantung pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa
menerapkan prinsip komposisi hirarki.
8
9. Kelebihan dan Kekurangan AHP
Kelebihan:
1.Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih
sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2.Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3.Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
Kelemahan
1.Ketergantungan model AHP pada input utamanya
2.Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk
9
10. Journal Review
An Application of Multi-Criteria Decision-Making Model to Strategic
Outsourcing for Effective Supply-Chain Linkages
N.K Kwak-Saint Lousi University, USA
Chang Won Lee-Jinju National University, Korea
Pendahuluan
1.Konsorsium dari tujuh perusahaan yang berbeda mengembangkan dan
membuat produk-produk terkait dari the smart home system untuk keamanan
rumah didirikan di Korea
2.Setiap anggota perusahaan memiliki keunikan tersendiri, pengetahuan khusus
dan sumber daya manusia untuk melakukan manufaktur yang dibutuhkan
3.Proyek ini khusus untuk mengintegrasikan intelligent information technology
untuk mengatasi pertumbuhan dramatis dalam penggunaan teknologi
informasi, untuk mendorong inovasi lanjutan dan adopsi teknologi baru, dan
untuk memperluas landasan teknologi informasi untuk smart home system
generasi selanjutnya.
10
11. Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk merumuskan model MCDM dikumpulkan dari
konsorsium perusahaan bisnis pengembangan dan pembuatan the smart home
system for home security.
Validasi data dari konsorsium model alokasi sumber daya sangat penting untuk
menerima solusi model dan menerapkan hasilnya.
Keberhasilan model ini didasarkan pada pengukuran akurat dari tujuan dan
kriteria yang ditetapkan. Pengambil keputusan yang terlibat dalam proses
outsourcing saat ini dan perencanaan supply-chain untuk menyelesaikan validasi
terakhir hasil dari kedua prioritas tujuan, serta proyek-proyek terkait/alternatif.
11
12. Model Pengembangan
Analitical Hierarchy Process (AHP) telah digunakan untuk menetapkan
tujuan dekomposisi (Goal Decomposition) dan prioritas (Prioritization).
Suatu prioritas disatukan untuk menilai masing-masing tujuan, untuk
mendapatkan hal-hal yang signifikan
Karena tidak ada data kuantitatif sebelumnya untuk setiap kombinasi tujuan,
pembuat keputusan akan membuat perbandingan secara berpasangan
(pairwise comparisons) dari setiap tujuan dengan keseluruhan yang lain
Ada empat kriteria yang diturunkan, seperti keuangan (C1), pelanggan (C2),
bisnis internal (C3), dan kriteria inovasi dan pembelajaran (C4).
Strategi outsourcing dan pengelolaan rantai pasokan diprioritaskan dengan
bobot AHP sebagai berikut: peningkatan kualitas (G1), efektivitas biaya (G2),
kepuasan pelanggan (G3), layanan penyesuaian (G4), tenaga kerja berkualitas
(G5), pemasok berkompetensi (G6), dan kemitraan strategis (G7).
12
14. Variabel Keputusan (Decision)
Perusahaan konsorsium ingin mengontrak salah satu dari 5 supplier untuk
memasok 5 komponen yang berbeda atas sistem rumah pintar (smart home
system).
Variabel Xs
ij = Variabel keputusan untuk tingkat permintaan yang
ditugaskan untuk berbagai jenis komponen i (i = 1,2, .., 5) untuk dipilih
dengan berbagai pemasok j (j = 1,2, .. , 5) dalam permintaan kapasitas
Dimana Xs
i ≥ 0
Dimana Xp
ij = Variabel keputusan untuk proyek i (1, 2, 3, dan 4) yang
jumlah yang tersedia dapat dialokasikan lebih dari tiga-tahap j periode (1,2
dan 3)
Dimana:
14
16. Kendala (Contraints)
Kendala Sistem:
Kendala sistem 1: Mengatur kendala
demand-supply selama lima komponen.
14.400 unit [ditampilkan sebagai 144(00)].
Kendala sistem 2: Pilih salah satu proyek
untuk supply chain perspektif
manajemen di setiap tahap
pengembangan.
Model MCDM memiliki 37 kendala: 14 kendala sistem dan 23 kendala tujuan.
16
17. Kendala (Contraints) cont......
Kendala Tujuan:
Prioritas 1 (P1): Hindari pencapaian yang berlebihan atas tingkat sumber daya
keuangan dengan menyediakan sumber daya sistem yang tepat dalam hal kualitas
peningkatan tujuan yang berkesinambungan (G1)
Prioritas 2 (P2): Hindari pencapaian dibawah tingkat pertemuan anggaran untuk
semua pemasok outsourcing sebesar $ 138 (00.000) dalam hal tujuan efektivitas
biaya (G2),
17
18. Kendala (Contraints) cont......
Prioritas 3 (P3): Tidak lebih
memanfaatkan tingkat pasar sumber
daya yang tersedia untuk setiap
tahap pengembangan produk dalam
hal tujuan kepuasan pelanggan (G3)
Prioritas 4 (P4): Dalam hal
penyesuaian tujuan layanan (G4)
Prioritas 5 (P5): Melaksanakan proyek
dalam tiga tahap pengembangan produk
dalam hal tujuan penyeimbangan tenaga
(G5).
18
19. Kendala (Contraints) cont......
Prioritas 6 (P6): Tentukan kapasitas
permintaan di setiap pemasok untuk
menetapkan kelompok pemasok
outsourcing yang tepat dalam hal tujuan
kompetensi pemasok (G6).
Prioritas 7 (P7): Dalam hal kemitraan
pemasok tujuan strategis (G7),
19
20. Diskusi dan solusi
Prioritas 1 (P1): untuk menghindari overachievement dari
tingkat sumber daya keuangan untuk perbaikan mutu
berkelanjutan (yaitu, G1).
Prioritas 2 (P2): untuk menghindari underutilization
tingkat anggaran untuk efektivitas biaya.
Prioritas 3 (P3): untuk tidak overutilize sumber daya
tingkat pasar dalam setiap periode pengembangan
produk untuk kepuasan pelanggan. Keinginan
manajemen bahwa pasar sumber daya mereka
outsourcing tidak boleh digunakan secara berlebihan
dalam setiap tahap pengembangan .
20
21. Diskusi dan solusi (cont’d)
Prioritas 4 (P4): untuk menghindari underachievement
sumber daya untuk memilih pemasok outsourcing
yang memiliki pengetahuan industrial yang unggul
dalam lima komponen yang berbeda dalam
komponen system smart home
Prioritas 5 (P5): untuk melaksanakan tepat empat
proyek dalam tiga periode pengembangan produk
untuk mengamankan penyeimbangan tenaga
outsourcing.
21
22. Diskusi dan solusi
Prioritas 6 (P6): memenuhi tingkat permintaan-
pasokan untuk memilih kelompok pemasok
outsourcing yang tepat untuk tujuan kompetensi
pemasok.
Prioritas 7 (P7) adalah untuk menetapkan kontrak
tertentu untuk kelompok pemasok untuk mencapai
tujuan kemitraan strategis
22
23. Kesimpulan
MCDM akan memberikan cara pengambilan
keputusan praktis untuk menganalisis perencanaan
sumber daya outsourcing.
Proses pengambilan keputusan yang efektif dalam
perencanaan outsourcing dan supply chain dapat
menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan dan
meningkatkan kinerja bisnis perusahaan untuk
tujuan strategik.
MCDM menilai kontribusi relatif dari organisasi
anggota individual dalam supply chain sehingga
memerlukan sistem pengukuran kinerja yang
terintegrasi untuk memenuhi tujuan dari supply
chain.
23
24. Analisis Sensitivitas
Masalah outsourcing tidak dapat memperoleh solusi
optimal tunggal.
Pembuat keputusan tertinggi setuju bahwa proses
perencanaan akhirnya tergantung pada strategi bisnis
perusahaan, roadmap saing, dan nilai bisnis dan misi.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas sistem, pengambil
keputusan harus mengenali cara untuk meningkatkan
kualitas produk, meningkatkan kepuasan pelanggan
internal dan eksternal, memberikan komitmen yang lebih
kuat untuk manajemen tenaga kerja, dan membentuk
aliansi suara dan kolaborasi dengan bisnis lainnya mitra.
24
25. Analisis Sensitivitas (cont’d)
Memberikan wawasan tentang bagaimana solusi
terbaik dipengaruhi oleh perubahan dalam input
data.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan dua skenario.
Manajemen menganggap tiga tujuan (G1, G6, dan G7)
untuk dievaluasi.
Dengan analisis sensitivitas yang tersedia untuk
manajemen, berbagai skenario dapat dievaluasi lebih
mudah dengan biaya lebih sedikit
25
27. Analisis Sensitivitas (cont’d)
Tujuan peningkatan kualitas (G1) dan tujuan
kompetensi pemasok (G6) diubah (yaitu, P6 → P1 dan
P1→ P6), dan tujuan peningkatan kualitas (G1) dan
tujuan kemitraan strategis (G7) diubah (yaitu, P7→P1
dan P1→P7).
Solusi nilai variabel keputusan pemasok dalam
pilihan asli dan skenario revisi menunjukkan tingkat
permintaan baru yang ditugaskan untuk kelompok
pemasok.
Ini menunjukkan implikasi penting bagi perencanaan
strategis mempertimbangkan outsourcing yang
efektif dan manajemen pemasok.27
28. Kesimpulan
MCDM akan memberikan cara pengambilan
keputusan praktis untuk menganalisis perencanaan
sumber daya outsourcing.
Proses pengambilan keputusan yang efektif dalam
perencanaan outsourcing dan supply chain dapat
menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan dan
meningkatkan kinerja bisnis perusahaan untuk tujuan
strategik.
MCDM menilai kontribusi relatif dari organisasi
anggota individual dalam supply chain sehingga
memerlukan sistem pengukuran kinerja yang
terintegrasi untuk memenuhi tujuan dari supply chain.
28
Mas Andi: Sumber data? Diperoleh dmn? Kriteria darimana? Mas Adi: Terkait windows lead time, apakah tidak boleh terjadi penumpukan? apakah bisa langsung dipake di LPSE? Apakah harus diinput dulu Mas Cahyani: Apakah dapat digunakan hanya untuk pengambilan keputusan tertentu? Apa hanya pemilihan Pembobotan siapa yang menentukan? By sistem atau person?