SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
NI WAYAN KARLINI 
2011.III.2.0034
Pendekatan pembelajaran berkenaan dengan 
bagaimana menyajikan bahan keilmuan 
kepada peserta didik secara efektif dan efisien. 
Istilah yang digunakan oleh para ahli 
menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran 
berbeda-beda dengan substansi yang hampir 
sama antara pendekatan, strategi, dan metode 
pembelajaran. Pendekatan juga diartikan 
sebagai sebuah model pembelajaran. Begitu 
juga dengan pengertian strategi pembelajaran, 
akan selalu terkait erat dengan metode 
pembelajaran itu sendiri.
1. Kondisi pembelajaran 
Faktor yang mempengaruhi efek metode 
dalam meningkatkan hasil pembelajaran 
2. Metode pembelajaran 
Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil 
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi 
yang berbeda 
3. Hasil pembelajaran 
Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator 
tentang nilai dari penggunaan metode 
pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda
Kondisi pembelajaran yaitu variabel yang 
mempengaruhi penggunaan variabel metode. 
Oleh karena perhatian kita adalah untuk 
mempreskripsikan metode pembelajaran, 
maka variabel kondisi haruslah yang 
berinteraksi dengan metode dan sekaligus 
berada diluar kontrol pembelajaran. Variable 
kondisi pembelajaran yaitu 
1. Tujuan dan karakteristik bidang studi; 
2. Kendala dan karakteristik bidang studi; dan 
3. Karakteristik si belajar.
Variabel metode pembelajaran diklasifikasi 
menjadi tiga jenis, yaitu: 
1. Strategi pengorganisasian 
(organizational strategy); 
2. Strategi penyampaian (delivery 
strategy); dan 
3. Strategi pengelolaan (management 
strategy).
Seperti halnya variabel kondisi dan metode 
pembelajaran, variabel hasil pembelajaran 
juga dapat diklasifikasi dengan cara yang 
sama. Pada tingkat yang amat umum 
sekali, hasil pembelajaran dapat 
diklasifikasi menjadi tiga, yaitu: 
1. Keefektifan (effectiveness); 
2. Efeisiensi (efficiency); dan 
3. Daya tarik (appeal).
Pendekatan ini bersifat demokratis yang ditandai oleh keputusan-keputusan 
yang dikembangkan dari pengalaman kelompok dalam konteks masalah 
sebagai titik sentral kegiatan belajar. Pendekatan investigasi kelompok 
dilaksanakan dengan prosedur: 
 Peserta didik dihadapkan pada situasi yang bermasalah 
 Peserta didik mengeksplorasi untuk merespon situasi bermasalah yang 
sedang dihadapi 
 Peserta didik merumuskan tugas-tugas belajar dan 
mengorganisasikannya untuk membangun suatu proses penelitian 
 Peserta didik melakukan kegiatan belajar individual maupun kelompok 
 Peserta didik menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam 
penelitian secara kelompok 
 Peserta didik melakukan pengulangan kegiatan
Pendekatan analisis sosial adalah suatu penyajian 
pembelajaran secara induktif yang berorientasi pada 
cara kerja keilmuan dengan pola, masalah, hipotesis, 
pengumpulan dan pengolahan data, penarikan 
kesimpulan sebagai penguji hipotesis 
 Memberi contoh masalah/kasus yang bertentangan 
dengan topik 
 Merumuskan masalah/kasus yang akan dikaji dalam 
bentuk pertanyaan 
 Merumuskan jawaban sementara (hipotesis) sesuai 
dengan masalah/kasus yang bertentangan dengan topik 
 Mengumpulkan data 
 Menganalisis data 
 Menarik kesimpulan sebagai hasil pengujian hipotesis
 Memberi contoh masalah/kasus yang 
bertentangan dengan topik 
 Mengkaji nilai yang terkait dengan esensi 
contoh kasus 
 Menguji komitmen peserta didik terhadap 
suatu nilai tertentu 
 Memberikan penguatan terhadap 
komitmen peserta didik
Langkah-langkah penggunaan pendekatan pencapaian konsep adalah sebagai 
berikut: 
Tahap pertama: presentasi data dan identifikasi konsep 
 Guru mempresentasikan/menyajikan contoh-contoh yang diberi label 
 Peserta didik membandingkan atribut positif dan negatif dari contoh-contoh 
 Peserta didik menyusun dan mengetes hipotesis 
 Peserta didik membuat definisi dari atribut-atribut yang esensial 
Tahap kedua: testing pencapaian konsep 
 Peserta didik menjawab “ya” atau “tidak” pada contoh-contoh yang tidak diberi 
label 
 Guru menetapkan hipotesis, menamai/memberi label konsep dan 
mendefinisikan kembali berdasarkan atribut-atribut esensial 
 Peserta didik menyusun contoh-contoh 
Tahap ketiga: analisis strategi berpikir 
 Peserta didik mengungkapkan/mendeskripsikan pemikirannya 
 Peserta didik mendiskusikan peranan hipotesis dan atribut-atribut 
 Peserta didik mendiskusikan tipe dan jumlah hipotesis
 Metode Socrates bisa disebut sebgai metode 
elenchus, artinya penyelidikan atau uji silang. 
Melalui penyelidikan seseorang secara jujur 
memeriksa kesadaran yang dimilikinya dan 
melihat konskeunsi yang dihasilkan dari 
kesadaran itu. Jika ternyata konsekuensinya 
mengarah pada ketidakbahagiaan, keyakinan itu 
harus dirumuskan kembali. 
 Dialog Socrates meminta kita untuk secara rela 
memeriksa seluruh kebenaran yang selama ini 
kita yakini, juga segala hal-hal yang selama ini 
dianggap remeh.
 Dialog Socrates menegaskan bahwa kearifan tidak bisa dilakukan 
sendirian. Dibutuhkan kawan dialog (bukan lawan) untuk setiap 
pencarian kebahagiaan. Kawan dialog ini secara kritis terus 
memberikan pandangan lain dari dalam dirinya. Pandangan lain itu 
bisa berbentuk hipotesis, keyakinan, dugaan atau teori-teori yang 
ditawarkan kawan dialog; kesemuanya menjadi cermin bagi seluruh 
keyakinan kita. Seluruh ketidaksetujuan dan penentangan 
merupakan cermin yang sangat dibutuhkan agar kita bisa berkaca 
dan menemukan cacat dari kesadaran yang selama ini dianggap telah 
sempurna. 
 Untuk bisa mencapai dialog model Socrates dibutuhkan kejujuran 
dari semua peserta dialog. Melalui kejujuran orang akan sering 
memeriksa keyakinannya sendiri, karena kejujuran akan mengatakan 
bahwa “saya tahu bahwa saya tak tahu” atau “saya sadar bahwa 
keyakinanku bisa salah kaprah”. Kejujuran pula yang membuat kita 
bisa berdialog dengan rendah hati; kita bisa menerima dengan tulus 
apa pun yang dikemukakan orang lain walaupun berbeda atau 
bertentangan dengan kepercayaan kita sendiri.
Metode sosiodrama dan bermain peranan 
merupakan dua buah metode mengajar yang 
mengandung pengertian yang dapat 
dikatakan bersama dan karenanya dalam 
pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah 
sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial 
dan drama. Kata drama adalah suatu 
kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan 
manusia yang mengandung konflik kejiwaan, 
pergolakan, clash atau benturan antara dua 
orang atau lebih.
Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru, 
banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara 
ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui 
adegan-adegan, sehingga dapat mempertajam imajinasi, 
hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau 
diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial 
psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan 
dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama 
manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, 
yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut 
menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira 
dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri 
pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian 
mereka tentang orang lain.
Model Pembelajaran Jigsaw adalah tipe 
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan 
oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini 
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung 
jawab siswa terhadap pembelajarannya 
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. 
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang 
diberikan, tetapi mereka juga harus siap 
memberikan dan mengajarkan materi 
tersebut kepada kelompoknya.
 Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 
 Kelompok cooperative (awal) 
◦ Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang 
◦ Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan 
◦ Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana/tugas yang berbeda-beda 
dan memhami informasi yang ada di dalamnya 
 Kelompok ahli 
◦ Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama dalam satu 
kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana/tugas yang telah 
dipersiapkan 
◦ Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi asli sesuai 
dengan wacana/tugas yang menjadi tanggung jawabnya 
◦ Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat 
menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana/tugas yang telah dipahami kepada 
kelompok cooperative 
 Kelompok cooperative (awal) 
◦ Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa 
kembali kelompok cooperative (awal) 
◦ Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari 
tugas di kelompok ahli 
◦ Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing 
kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi
Dikembangkan oleh Spancer Kagan (1992), 
teknik ini memberikan kesempatan 
kepada siswa untuk saling membagikan 
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban 
yang paling tepat. Selain itu, teknik ini 
juga mendorong siswa untuk 
meningkatkan semangat kerjasama 
mereka. Teknik ini juga digunakan dalam 
semua mata pelajaran dan untuk semua 
tingkatan usia anak didik.
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 
 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa 
dalam setiap kelompok mendapat nomor urut; 
 Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok 
mengerjakannya; 
 Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling 
benar dan memastikan setiap anggota kelompok 
mengetahui jawaban ini; 
 Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor 
panggil, melaporkan hasil kerjasama mereka; 
 Tanggapan dari kelompok lain; dan 
 Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk 
mengubah komposisi kelompok yang biasanya dan 
bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama 
dari kelompok lain.
Teknik belajar mengajar Berpikir-Berpasangan-Berempat 
dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai 
struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik ini 
memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta 
kekerjasama dengan orang lain, keunggulan adalah optimalisasi 
partisipasi siswa. 
Langkah-langkah Pembelajaran Think Pair Share: 
 Guru membagi siswa dalam kelompok berempat, dan 
memberikan tugas kepada semua kelompok; 
 Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas yang diberikan 
sendiri; 
 Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dalam kelompok 
dan mendiskusikan hasil yang dikerjakan; dan 
 Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat 
untuk mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya.
Model pembelajaran berbasis masalah menurut 
Arnes penggunaannya di dalam pengembangan 
tingkat berpikir yang lebih tinggi dalam situasi 
yang berorientasi pada masalah, termasuk 
pembelajaran bagaimana belajar. Model 
pembelajaran ini juga mengacu kepada 
pembelajaran-pembelajaran lain seperti 
pengajaran berdasar proyek (project base 
instruction), pembelajaran berdasarkan 
pengalaman (experience base instruction), 
pembelajaran autentik (authentic instruction), 
dan pembelajaran bermakna
Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis 
Masalah 
Menurut Arends*, pengelolaan pembelajaran 
berbasis masalah terdapat 5 langkah utama. 
Berikut kelima langkah yang dimaksud: 
 Mengorientasikan pebelajar pada masalah 
 Mengorganisasikan pebelajar untuk belajar 
 Memandu menyelidiki secara mandiri atau 
kelompok 
 Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja 
 Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan 
masalah

More Related Content

What's hot

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Muhamad Yogi
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
gawukbalap
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
SyaifOer
 
Group investigation
Group investigationGroup investigation
Group investigation
Asido Tuahta
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
gawukbalap
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
WaQhyoe Arryee
 

What's hot (20)

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
Jigsaw
JigsawJigsaw
Jigsaw
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif5 tipe pembelajaran kooperatif
5 tipe pembelajaran kooperatif
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran KooperatifStrategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatif
 
Tes sebagai alat ukur hasil belajar
Tes sebagai alat ukur hasil belajarTes sebagai alat ukur hasil belajar
Tes sebagai alat ukur hasil belajar
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaran
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Model Pembelajaran Kooperatif
Model  Pembelajaran KooperatifModel  Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif
 
Model pembelajaran inovatif.ppt materi pelatihan
Model pembelajaran inovatif.ppt materi pelatihan Model pembelajaran inovatif.ppt materi pelatihan
Model pembelajaran inovatif.ppt materi pelatihan
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaran
 
MODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARANMODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN
 
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
 
Jenis cooperative learning
Jenis cooperative learningJenis cooperative learning
Jenis cooperative learning
 
Strategi Pembelajaran - Cooperative learning
Strategi Pembelajaran - Cooperative learningStrategi Pembelajaran - Cooperative learning
Strategi Pembelajaran - Cooperative learning
 
Group investigation
Group investigationGroup investigation
Group investigation
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
 
Model kartu arisan
Model kartu arisanModel kartu arisan
Model kartu arisan
 

Viewers also liked

Bone cure guided bone regeneration membrane
Bone cure guided bone regeneration membraneBone cure guided bone regeneration membrane
Bone cure guided bone regeneration membrane
Lilach Yona
 
Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]
Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]
Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]
drnaula
 
Advancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A Review
Advancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A ReviewAdvancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A Review
Advancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A Review
iosrjce
 
GTR guided tissue regeneration
GTR guided tissue regenerationGTR guided tissue regeneration
GTR guided tissue regeneration
Jose Luis
 

Viewers also liked (20)

Ligament and Joint Regeneration and Neuvo-generation of the Knee
Ligament and Joint Regeneration and Neuvo-generation of the Knee Ligament and Joint Regeneration and Neuvo-generation of the Knee
Ligament and Joint Regeneration and Neuvo-generation of the Knee
 
Bone cure guided bone regeneration membrane
Bone cure guided bone regeneration membraneBone cure guided bone regeneration membrane
Bone cure guided bone regeneration membrane
 
Biological Augmentation Of Rotator Cuff Tears
Biological Augmentation Of Rotator Cuff TearsBiological Augmentation Of Rotator Cuff Tears
Biological Augmentation Of Rotator Cuff Tears
 
Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]
Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]
Next generation-in-knee-ligam...tion-repair-technology[1]
 
ACL Graft Selection in 2013
ACL Graft Selection in 2013 ACL Graft Selection in 2013
ACL Graft Selection in 2013
 
Disease and suitable textile materials
Disease and suitable textile materialsDisease and suitable textile materials
Disease and suitable textile materials
 
Advancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A Review
Advancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A ReviewAdvancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A Review
Advancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A Review
 
Librodetecnicaseinstrumentosdeevaluacin 140526185053-phpapp01
Librodetecnicaseinstrumentosdeevaluacin 140526185053-phpapp01Librodetecnicaseinstrumentosdeevaluacin 140526185053-phpapp01
Librodetecnicaseinstrumentosdeevaluacin 140526185053-phpapp01
 
13 biomaterials
13 biomaterials13 biomaterials
13 biomaterials
 
Acl reconstruction
Acl reconstructionAcl reconstruction
Acl reconstruction
 
Usage of implantable material
Usage of implantable materialUsage of implantable material
Usage of implantable material
 
SmartBone: the innovative bone substitute for oral surgery and maxillofacial ...
SmartBone: the innovative bone substitute for oral surgery and maxillofacial ...SmartBone: the innovative bone substitute for oral surgery and maxillofacial ...
SmartBone: the innovative bone substitute for oral surgery and maxillofacial ...
 
Biomaterials in Bone Regeneration
Biomaterials in Bone RegenerationBiomaterials in Bone Regeneration
Biomaterials in Bone Regeneration
 
periodontal ligament turnover - Dr Harshavardhan Patwal
periodontal ligament turnover - Dr Harshavardhan Patwalperiodontal ligament turnover - Dr Harshavardhan Patwal
periodontal ligament turnover - Dr Harshavardhan Patwal
 
Acl Reconstruction Surgery In Delhi Dr. Shekhar Srivastav 09971192233
Acl Reconstruction Surgery In Delhi Dr. Shekhar Srivastav 09971192233Acl Reconstruction Surgery In Delhi Dr. Shekhar Srivastav 09971192233
Acl Reconstruction Surgery In Delhi Dr. Shekhar Srivastav 09971192233
 
Guided tissue regeneration
Guided tissue regenerationGuided tissue regeneration
Guided tissue regeneration
 
34. acl injuries
34. acl injuries34. acl injuries
34. acl injuries
 
Masquelet technique for management of large bone defects.
Masquelet technique for management of large bone defects.Masquelet technique for management of large bone defects.
Masquelet technique for management of large bone defects.
 
Biomaterials in orthopaedics & trauma
Biomaterials  in orthopaedics & traumaBiomaterials  in orthopaedics & trauma
Biomaterials in orthopaedics & trauma
 
GTR guided tissue regeneration
GTR guided tissue regenerationGTR guided tissue regeneration
GTR guided tissue regeneration
 

Similar to Strategi dan model pembelajaran

Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Dahlia Safarinah
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
QmMu
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
Muhamad Yogi
 
MODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
MODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.pptMODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
MODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
ZuhriyyahHidayati2
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nika
NIKAPUTRIMUSTIKADEVI
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
Nasika Kaban
 

Similar to Strategi dan model pembelajaran (20)

Strategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaranStrategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaran
 
KELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdfKELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdf
 
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian scienceIPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
 
MODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
MODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.pptMODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
MODEL-MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaranMODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
 
School-children-Tugas Ghina Ulpah (8-9).pptx
School-children-Tugas Ghina Ulpah (8-9).pptxSchool-children-Tugas Ghina Ulpah (8-9).pptx
School-children-Tugas Ghina Ulpah (8-9).pptx
 
SISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptx
SISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptxSISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptx
SISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptx
 
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdfstrategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
 
Modul KSE.pdf
Modul KSE.pdfModul KSE.pdf
Modul KSE.pdf
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery Learning
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaran
 
Makalah model pembelajaran pertemuan kelas
Makalah model pembelajaran pertemuan kelasMakalah model pembelajaran pertemuan kelas
Makalah model pembelajaran pertemuan kelas
 
Metode Pembelajaran Student Centered Learning
Metode Pembelajaran Student Centered LearningMetode Pembelajaran Student Centered Learning
Metode Pembelajaran Student Centered Learning
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nika
 
ASESMEN pembelajran).pptx
ASESMEN pembelajran).pptxASESMEN pembelajran).pptx
ASESMEN pembelajran).pptx
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

Strategi dan model pembelajaran

  • 1. NI WAYAN KARLINI 2011.III.2.0034
  • 2. Pendekatan pembelajaran berkenaan dengan bagaimana menyajikan bahan keilmuan kepada peserta didik secara efektif dan efisien. Istilah yang digunakan oleh para ahli menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran berbeda-beda dengan substansi yang hampir sama antara pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. Pendekatan juga diartikan sebagai sebuah model pembelajaran. Begitu juga dengan pengertian strategi pembelajaran, akan selalu terkait erat dengan metode pembelajaran itu sendiri.
  • 3. 1. Kondisi pembelajaran Faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran 2. Metode pembelajaran Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda 3. Hasil pembelajaran Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda
  • 4. Kondisi pembelajaran yaitu variabel yang mempengaruhi penggunaan variabel metode. Oleh karena perhatian kita adalah untuk mempreskripsikan metode pembelajaran, maka variabel kondisi haruslah yang berinteraksi dengan metode dan sekaligus berada diluar kontrol pembelajaran. Variable kondisi pembelajaran yaitu 1. Tujuan dan karakteristik bidang studi; 2. Kendala dan karakteristik bidang studi; dan 3. Karakteristik si belajar.
  • 5. Variabel metode pembelajaran diklasifikasi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Strategi pengorganisasian (organizational strategy); 2. Strategi penyampaian (delivery strategy); dan 3. Strategi pengelolaan (management strategy).
  • 6. Seperti halnya variabel kondisi dan metode pembelajaran, variabel hasil pembelajaran juga dapat diklasifikasi dengan cara yang sama. Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil pembelajaran dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu: 1. Keefektifan (effectiveness); 2. Efeisiensi (efficiency); dan 3. Daya tarik (appeal).
  • 7. Pendekatan ini bersifat demokratis yang ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan dari pengalaman kelompok dalam konteks masalah sebagai titik sentral kegiatan belajar. Pendekatan investigasi kelompok dilaksanakan dengan prosedur:  Peserta didik dihadapkan pada situasi yang bermasalah  Peserta didik mengeksplorasi untuk merespon situasi bermasalah yang sedang dihadapi  Peserta didik merumuskan tugas-tugas belajar dan mengorganisasikannya untuk membangun suatu proses penelitian  Peserta didik melakukan kegiatan belajar individual maupun kelompok  Peserta didik menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam penelitian secara kelompok  Peserta didik melakukan pengulangan kegiatan
  • 8. Pendekatan analisis sosial adalah suatu penyajian pembelajaran secara induktif yang berorientasi pada cara kerja keilmuan dengan pola, masalah, hipotesis, pengumpulan dan pengolahan data, penarikan kesimpulan sebagai penguji hipotesis  Memberi contoh masalah/kasus yang bertentangan dengan topik  Merumuskan masalah/kasus yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan  Merumuskan jawaban sementara (hipotesis) sesuai dengan masalah/kasus yang bertentangan dengan topik  Mengumpulkan data  Menganalisis data  Menarik kesimpulan sebagai hasil pengujian hipotesis
  • 9.  Memberi contoh masalah/kasus yang bertentangan dengan topik  Mengkaji nilai yang terkait dengan esensi contoh kasus  Menguji komitmen peserta didik terhadap suatu nilai tertentu  Memberikan penguatan terhadap komitmen peserta didik
  • 10. Langkah-langkah penggunaan pendekatan pencapaian konsep adalah sebagai berikut: Tahap pertama: presentasi data dan identifikasi konsep  Guru mempresentasikan/menyajikan contoh-contoh yang diberi label  Peserta didik membandingkan atribut positif dan negatif dari contoh-contoh  Peserta didik menyusun dan mengetes hipotesis  Peserta didik membuat definisi dari atribut-atribut yang esensial Tahap kedua: testing pencapaian konsep  Peserta didik menjawab “ya” atau “tidak” pada contoh-contoh yang tidak diberi label  Guru menetapkan hipotesis, menamai/memberi label konsep dan mendefinisikan kembali berdasarkan atribut-atribut esensial  Peserta didik menyusun contoh-contoh Tahap ketiga: analisis strategi berpikir  Peserta didik mengungkapkan/mendeskripsikan pemikirannya  Peserta didik mendiskusikan peranan hipotesis dan atribut-atribut  Peserta didik mendiskusikan tipe dan jumlah hipotesis
  • 11.  Metode Socrates bisa disebut sebgai metode elenchus, artinya penyelidikan atau uji silang. Melalui penyelidikan seseorang secara jujur memeriksa kesadaran yang dimilikinya dan melihat konskeunsi yang dihasilkan dari kesadaran itu. Jika ternyata konsekuensinya mengarah pada ketidakbahagiaan, keyakinan itu harus dirumuskan kembali.  Dialog Socrates meminta kita untuk secara rela memeriksa seluruh kebenaran yang selama ini kita yakini, juga segala hal-hal yang selama ini dianggap remeh.
  • 12.  Dialog Socrates menegaskan bahwa kearifan tidak bisa dilakukan sendirian. Dibutuhkan kawan dialog (bukan lawan) untuk setiap pencarian kebahagiaan. Kawan dialog ini secara kritis terus memberikan pandangan lain dari dalam dirinya. Pandangan lain itu bisa berbentuk hipotesis, keyakinan, dugaan atau teori-teori yang ditawarkan kawan dialog; kesemuanya menjadi cermin bagi seluruh keyakinan kita. Seluruh ketidaksetujuan dan penentangan merupakan cermin yang sangat dibutuhkan agar kita bisa berkaca dan menemukan cacat dari kesadaran yang selama ini dianggap telah sempurna.  Untuk bisa mencapai dialog model Socrates dibutuhkan kejujuran dari semua peserta dialog. Melalui kejujuran orang akan sering memeriksa keyakinannya sendiri, karena kejujuran akan mengatakan bahwa “saya tahu bahwa saya tak tahu” atau “saya sadar bahwa keyakinanku bisa salah kaprah”. Kejujuran pula yang membuat kita bisa berdialog dengan rendah hati; kita bisa menerima dengan tulus apa pun yang dikemukakan orang lain walaupun berbeda atau bertentangan dengan kepercayaan kita sendiri.
  • 13. Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih.
  • 14. Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru, banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, sehingga dapat mempertajam imajinasi, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
  • 15. Model Pembelajaran Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.
  • 16.  Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:  Kelompok cooperative (awal) ◦ Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang ◦ Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan ◦ Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana/tugas yang berbeda-beda dan memhami informasi yang ada di dalamnya  Kelompok ahli ◦ Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana/tugas yang telah dipersiapkan ◦ Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi asli sesuai dengan wacana/tugas yang menjadi tanggung jawabnya ◦ Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana/tugas yang telah dipahami kepada kelompok cooperative  Kelompok cooperative (awal) ◦ Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa kembali kelompok cooperative (awal) ◦ Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli ◦ Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi
  • 17. Dikembangkan oleh Spancer Kagan (1992), teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini juga digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
  • 18. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor urut;  Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya;  Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini;  Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor panggil, melaporkan hasil kerjasama mereka;  Tanggapan dari kelompok lain; dan  Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk mengubah komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain.
  • 19. Teknik belajar mengajar Berpikir-Berpasangan-Berempat dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik ini memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta kekerjasama dengan orang lain, keunggulan adalah optimalisasi partisipasi siswa. Langkah-langkah Pembelajaran Think Pair Share:  Guru membagi siswa dalam kelompok berempat, dan memberikan tugas kepada semua kelompok;  Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas yang diberikan sendiri;  Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dalam kelompok dan mendiskusikan hasil yang dikerjakan; dan  Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat untuk mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya.
  • 20. Model pembelajaran berbasis masalah menurut Arnes penggunaannya di dalam pengembangan tingkat berpikir yang lebih tinggi dalam situasi yang berorientasi pada masalah, termasuk pembelajaran bagaimana belajar. Model pembelajaran ini juga mengacu kepada pembelajaran-pembelajaran lain seperti pengajaran berdasar proyek (project base instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience base instruction), pembelajaran autentik (authentic instruction), dan pembelajaran bermakna
  • 21. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Arends*, pengelolaan pembelajaran berbasis masalah terdapat 5 langkah utama. Berikut kelima langkah yang dimaksud:  Mengorientasikan pebelajar pada masalah  Mengorganisasikan pebelajar untuk belajar  Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok  Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja  Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah