Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
1. Isu Etik, moral dan pengambilan
keputusan dalam pelayanan kebidanan
kelompok 3 :
Ayu Yuniar
Endes Novi
Irma Annaeni
Nurrisa Hijriah
2. Pengertian isu Etik
Isu etik dalam pelayanan kebidanan adalah topik
penting yang berkembang di dalam masyarakat tentang
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang
berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang
menyangkut baik dan buruknya.
•Contohnya agama/kepercayaan, hubungan dengan
pasien, kerahasiaan, dll.
3. Pengertian dilema
Dilema adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada
dua alternatif pilihan yang sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
•Contohnya : aborsi, euthanasia, adopsi, dll.
4. Pengertian konflik moral
Konflik moral adalah interaksi antara dua atau lebih
pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling
tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan
(winnery:1985)
5. Isu etik yang terjadi antara bidan dengan
klien, keluarga dan masyarakat
6. Isu etik yang terjadi antara bidan dan klien , keluarga dan
masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan. seorang bidan dikatakan
profesional bila ia mempunyai kekhususan dengan peran dan
fungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan.
dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan
terjadi dalam praktek kebidanan. Misalnya: berkerja di RS, Rb,
atau istitusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek
mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontorl dirinya sendiri.
Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan
terjadinya penyimpangan etik.
7. KASUS
Disebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka
praktek kurang lebih selama satu tahun pada suatu hari datang
seorang klien bernama Ny. A usia kehamilan 38 minggu, di
dapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata dalam keadaan letak
sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar dirujuk ke
rumah sakit untuk melahirkan secara oprasi SC. Namun keluarga
klien terutama suami menolak untuk dirujuk dengan alasan tidak
mempunyai biaya untuk membayar oprasi. Tapi bidan tersebut
berusaha untuk menjelaskan bahwa tujuan dirujuk untuk
keselamatan janin dan juga ibunya tetap tidak mau dirujuk, akan
sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga
bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut.
8. Lanjut...
Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil
menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini
karena pengalaman bidan dalam hal ini masih belum mendalam
selain itu juga dengan dirujuk agar persalinan berjalan dengan
lancar dan bukan wewenangan bidan untuk menolong
persalinan. Keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan menuruti
kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinan
tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin
tidak bisa keluar., setelah bayi lahir ternyata bayi sudah
meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa
bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam
masyarakat pun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam
melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.
9. konflik
Suami dan keluarga menolak untuk dirujuk ke rumah
sakit dan melahirkan operasi secara SC dengan alasan
tidak mempunyai biaya untuk membayar operasi.
10. isu
Dimata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan
atau melakukan tindakan tidak sesuai prosedur dan
tidak profesional. Selain itu juga masyarakat menilai
bahwa bidan tersebut dalam menangani pasien dengan
kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-
bedakan antara pasien yang ekonomi atas dan ekonomi
rendah.
11. dilema
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan
yang tepat untuk menolong persalinan resiko tinggi,
dalam hal ini letang sungsang seharusnya tidak boleh
dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat
dan kemampuan medis. Seharusnya ditolong oleh
dokter obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk
menolong persalinan itu sendiri dengan alasan desakan
dari keluarga klien sehingga dalam hatinya kesulitan
untuk memutuskan sesuai prosedur.
12. penyelesaian
Penyelesain dalam kasus ini sebaiknya keluarga pasien tidak
menyalahkan bidan, karena terlebih dahulu bidan sudah
menjelaskan bahwa bayi yang dikandung oleh nyonya A
mengalami gangguan letak sungsang dan harus segera ditolong
oleh dokter obgyn. Tetapi keluarga pasien bersikeras untuk
tetap ditolong oleh bidan tersebut, dan akhirnya dengan segala
keterbatasan alat dan kemampuan bidan maka anak yang
dikandung oleh nyonya A meninggal.
Dan untuk bidan itu sendiri sebaiknya disediakan lembar
persetujuan bahwa pasien tersebut tetap ingin ditangani oleh
bidan, agar bidan tersebut terhindar dari hal yang tidak
diinginkan.
14. Isu etik yang terjadi antara bidan dengan klien,
keluarga dan masyarakat
Disusun oleh kelompok 3 :
Ayu Yuniar
Endes Novi
Irma Annaeni
Nurrisa Hijriah
Mata kuliah : Etikolegal Dalam Praktik
Kebidanan
Dosen Pengampu : Siti Rafika Putri, SST.Mkes
15. Contoh Kasus 1
• Disuatu desa ditempatkan seorang bidan N, bidan ini
terkenal sekali materialistis sampai-sampai pelayanan
yang diberikannya saja tergolong materialistis. Suatu
hari datang pasien bernama nyonya B untuk bersalin,
setelah persalinan selesai suami dari nyonya B tidak
bisa membayar semua uang persalinannya dengan
lunas. Bidan N tidak terima denga hal tersebut dan
terus mendesak untuk melunasinya dan menceritakan
kepada semua orang. Seharusnya sebagai bidan
janganlah dinilai masyarakat sebagai sosok yang
materialistis karena bidan menolong persalinan itu
berdasarkan hati nurani.
16. • tidak mendesak pasien tersebut untuk membayar pada hari Konflik :
Suatu hari datang pasien bernama nyonya B untuk bersalin, setelah
persalinan selesai suami dari nyonya B tidak bisa membayar semua uang
persalinannya dengan lunas. Bidan N tidak terima denga hal tersebut dan
terus mendesak untuk melunasinya dan menceritakan kepada semua
orang.
• Isu : bidan N terkenal sekali materialistis sampai-sampai pelayanan yang
diberikannya saja tergolong materialistis.
• Dilema : setelah nyonya B ditolong oleh bidan seharusnya pasien tersebut
membayar atas jasa yang diberikan oleh nyonya N, dan karena pasien
tersebut tidak bisa membayar maka bidan N kebingungan karena ia sudah
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memolong pasien tersebut.
• Penyelesaian : menurut pendapat kami sebaiknya bidan N itu juga,
melainkan bisa membayarnya dengan sistem dicicil dengan jaminan KTP
pasien tersebut ditahan sebagai jaminannya.
17. CONTOH KASUS 2
Disebuah desa terpencel seorang ibu mengalami
pendarahan postpartum setelah melahirkan bayinya yang
pertama dirumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan
suntikan uterotonika. Bila ditinjau dari hak pasien atas
keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja
tidak memberikan karena kemauan pasien. Tetapi bidan akan
berhadapan dengan masalah yang lebih rumit bila terjadi
pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan hebat
untuk merujuk pasien dan yang lebih fatal lagi bila pasien
akhirnya meninggal karena pendarahan. Dalam hal ini bisa
dikatakan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Walaupun bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntik,
mungkin itulah keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan.
18. • Konflik : bidan memaksa pasiennya untuk disuntik, mungkin
itu adalah keputusan yang terbaik yang harus dilakukan
(dentology)
• Isu : dimata keluarga bidan tersebut dalam pelayanan atau
melakukan tindakan tidak sesuai prosedur dan tidak
profesional. Selain itu juga masyarakat bahwa bidan
tersebut dalam menangani pasien dengan tidak sesuai
prosedur yang harusnya dilakukan. Bidan tersebut dinilai
lamban dalam bekerja.
• Dilema : ibu mengalami pendarahan postpartum setelah
melahirkan bayinya yang pertama di rumah. Ibu tersebut
menolak untuk diberikan suntikan uterotonika. Bila ditinjau
dari hak pasien atas keputusan yang menyangkut dirinya
19. LANJUTAN...
maka bidan bisa saja tidak memberi suntikan karena
kemauan pasien tetapi bidan akan berhadapan dengan
masalah yang lebih rumit bila terjadi pendarahan hebat
dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk pasien,
dan yang lebih fatal lagi bila pasien akhirnya meninggal
karena pendarahan. Dalam hal ini bisa dikatakan tidak
melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga bidan
harus memaksa pasiennya untuk disuntik. Mungkin itulah
keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan. Walaupun
dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan
sesuai prosedur ataukah kenyataan dilapangan.
20. • Penyelesaian : menurut kami bidan tersebut sudah menjalankan
tugasnya sesuai prosedur dan aturan yang berlaku, dimana dia
telah berusaha memberikan informed choice dan informes consent
kepada pihak keluarga pasien. Meskipun ternyata hasilnya keluarga
pasien menolak tindakan yang seharusnya dilakukan untuk
menyelamatkan jiwa pasien itu sendiri. Oleh karena itu apabila
bidan tersebut melakukan deontologi maka tidak bisa dianggap
sebagai bidan yang tidak profesional. Sekalipun pasien memiliki hak
atas tindakan yang akan dilakukan kepadanya. Namun apabila
dengan tidak dilakukannya tindakan oleh bidan akan mengancam
keselamatan pasien maka disini bidan memiliki hak untuk
melakukan tindakan sesuai kebutuhan pasien atas nama atau
dengan alasan demi kepentingan keselamatan pasien.
21. CONTOH KASUS 4
• Disebuah daerah terpencil akan dilakukan penyemprotan
untuk pencegahan penyakit demam berdarah, tetapi ada
satu desa yang tidak mau dilakukan penyemprotan
tersebut dikarenakan menurut pandangan mereka
penyemprotan itu dapat mencemari lingkungan dan dapat
mengganggu warganya yang menderita penyakit infeksi
saluran pernafsan. Atas komplen salah satu warga di
daerah tersebut tenaga kesehatan yang mengurus hal
tersebut kebingungan karena jika tetap dilaksanakan
penyemprotan maka resiko kematian warga yang
menderita penyakit infeksi saluran perfasan tersebut aka
ada, tetapi jika tidak dilakukan penyemprotan maka
dikhawatirkan warga daerah tersebut akan terkena
penyakit demam berdarah.
22. • Konflik : ada satu desa yang tidak mau dilakukan penyemprotan untuk
mencegah penyakit demam berdarah.
• Isu : ada satu desa yang tidak mau dilakukan penyemprotan tersebut
dikarenakan menurut pandangan mereka penyemprotan itu dapat
mencemari lingkungan dan dapat mengganggu warganya yang menderita
penyakit infeksi saluran pernafsan
• Dilema : . Atas komplen salah satu warga di daerah tersebut tenaga
kesehatan yang mengurus hal itu kebingungan karena jika tetap
dilaksanakan penyemprotan maka resiko kematian warga yang menderita
penyakit infeksi saluran perfasan tersebut aka ada, tetapi jika tidak
dilakukan penyemprotan maka dikhawatirkan warga daerah tersebut akan
terkena penyakit demam berdarah.
• Penyelesaian : menurut pendapat kami warga yang mempunyai riwayat
penyakit infeksi saluran pernafasan sebaiknya diungsikan terlebih dahulu
ke tempat yang sedang tidak dilakukan penyemprotan.
23. CONTOH KASUS 5
• disuatu desa terpencil yang jauh dari rumah sakit ada seorang
bidan yang membuka praktik mandiri dirumahnya,bidan tersebut
kedatangan pasien inpartu G1 Po Ao kehamilan aterem ( cukup
bulan) kelahiran anak pertamanya.Hasil pemeriksaan penafsiran
awal menunjukan presentasi bokong dengan tafsiran berat janin
3700 gram, dengan kesejahteraan janin dan ibu baik. Maka bidan
tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien
mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun
pasien dan keluarganya bersikukuh untuk tetap melahirkan di bidan
tersebut karena menurut warga lain bidan itu sangat mahir sekali
menangani masalah-masalah kehamilan dan persalinan. Melihat
kasus ini maka bidan diharapkan pada konflik moral yang
bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun
kewenangan pada kebidanan.
24. • Konflik : bidan menganjurkan untuk dirujuk tetapi pasien tersebut tidak
mau dirujuk dengan alasan karena pertimbangan biaya dan kesulitan
lainnya.
• Isu : pasien dan keluarga bersikukuh untuk tetap melahirkan di bidan
tersebut karena menurut warga lain bidan itu sangat mahir sekali
menangani masalah-masalah kehamilan dan persalinan.
• Dilema : pada kasus ini bidan diharapkan pada konflik moral yang
bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan
pada kebidanan.
• Penyelesaian : menurut pendapat kami seharusnya keluargapasien setuju
dengan apa yang disarankan oleh bidan, tetapi jika pasien tersebut tidak
mau dirujuk dengan alasan tidak ada biaya maka keluarga pasien harus
siap menerima konsekuensi jika suatu saat terjadi hal yang tidak
diinginkan. Untuk bidan itu sendiri sebaiknya menyiapkan lembar
persetujuan bahwa pasien tersebut tidak mau dirujuk ke instansi yang
lebih memadai baik dari segi tenaga maupun dari segi peralatan.