SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ASPEK MEDIS DAN
HUKUM EUTHANASIA
TINJAUAN PUSTAKA
400 th SM: HIPPOCRATES
“I will give no deadly medicine to any one if asked,
   nor suggest any such counsel”
1920 :diterbitkan buku yang isinya mengijinkan
  untuk mengakhiri hidup yang tidak berharga
1935 : masyarakat pendukung euthanasia di
  Inggris mengadakan promosi euthanasia
1939: Hitler dengan Nazi-nya menyebarkan
  “mercy killing”.

1998:Negara bagian Oregon di Amerka
  Serikat melegalisasi euthanasia yang
  kemudian diikuti oleh Belanda(tahun
  2000) dan Belgia (Tahun 2002).
B. DEFINISI
“eu” yang berarti baik dan “thanatos” yang
  berarti mati
Euthanasia =mercy killing =tindakan pembunuhan
  atas dasar perasaan kasih sayang
essensi euthanasia:
  mengakibatkan kematian
  Penderita masih hidup.
  Sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh.
  Atas dasar rasa kasihan
  Tujuannya untuk mengakhiri penderitaan.
menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia, istilah
euthanasia dipergunakan dalam 3 arti, yaitu:
1. berpindah ke alam baka dengan tenang dan
aman, tanpa penderitaan, untuk yang beriman
dengan nama Allah di bibir.
2. Ketika hidup berakhir, penderitaan si sakit
diringankan dengan memberikan obat penenang.
3. Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorang
yang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien
sendiri dan keluarganya.
C. JENIS EUTHANASIA
Dilihat dari cara melakukannya maka
dikenal dua macam euthanasia, yaitu:
Euthanasia Aktif
Dikatakan euthanasia aktif jika dokter melakukan
positive act yang secara langsung dapat
mengakibatkan kematian.
Euthanasia pasif
Dikatakan euthanasia pasif jika dokter melakukan
negative act yang secara tidak langsung dapat
dapat menyebabkan kematian.
Dilihat dari orang yang yang membuat
keputusan maka dikenal ada tiga macam
euthanasia, yaitu :
Voluntary euthanasia
Permohonan yang diajukan pasien
Nonvoluntary euthanasia
Tidak ada permintaan atau izin dari orang yang
akan diakhiri hidupnya
Involuntary euthanasia
Keinginan yang diajukan pasien untuk mati tidak
dapat dikerjakan
D. PENENTUAN KEMATIAN

Mati adalah berhentinya secara permanen fungsi
  organ-organ vital (paru-paru, jantung, dan otak)
  sebagai satu kesatuan yang utuh, yang ditandai
  oleh berhentinya konsumsi oksigen, sehingga
  satu demi satu sel yang merupakan elemen
  hidup terkecil yang membentuk manusia akan
  mengalami kematian, yang mana dimulai dari
  sel-sel yang paling rendah daya tahannya
  terhadap ketiadaan oksigen.
Kriteria diagnostik
Yang pertama:“permanent cessation of
heart beating and respiration is death” .

Yang kedua: “brain death is death”
Konsep diagnostik yang terbaru: “brain
stem death is death” .
kriteria diagnostik yang paling banyak digunakan :
1. Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya
2. Tidak ada gerakan otot serta postur,
3. Tidak ada reflek pupil
4. Tidak ada reflek kornea
5. Tidak ada respon motorik dari syaraf kranial
terhadap rangsangan
6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba
endotrakheal didorong ke dalam.
7. Tidak ada reflek vestibulo-okularis
8. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas
untuk waktu yang cukup lama walaupun pCO2 sudah
melampaui nilai ambang rangsangan napas (50 torr)
E.Aspek Medis
Euthanasia“mengakhiri atau tidak
 memperpanjang penderitaan pasien”
 “terminally ill”
  definisi/batasan yang tidak jelas
 “unbearable pain”
  Hampir semua rasa sakit dapat
 dihilangkan dengan penanganan yang
 tepat “pembunuhan” bukan merupakan
 jalan keluar yang tepat.
menghentikan atau melepaskan alat – alat
 penunjang kehidupan  euthanasia?
Euthansaia pasien masih dalam keadaan
 hidup
Penghentian pengobatan 
Apabila pasien gawat darurat yang tidak
 dapat ditolong dengan cara pengobatan
 yang ada, sedangkan diagnosis mati
 batang otak belum ditegakkan
dilakukan secara bertahap, yaitu :
  Telah dilakukan resusitasi
 Telah dilakukan tindakan luar biasa
  adalah :
  – Perawatan ICU
  – Pengendalian disritmia
  – Intubasi endotrakeal
  – Ventilasi mekanika
  – Infus intravena obat vasoaktif kuat
  – Nutrisi parenteral total
 Keputusan untuk menghentikan tindakan
  luar biasa untuk bantuan hidup  dokter-
  dokter yang berpengalaman dengan
  mempertimbangkan keinginan pasien
 Membiarkan pasien meninggal secara
  wajar mematikan mesin ventilator
F. ASPEK HUKUM EUTHANASIA
Hukum Euthanasia di Belanda
10 April 2001: Belanda melegalkan baik
euthanasia maupun bunuh diri yang
dibantu,
beberapa hal dalam hukum tersebut:
a. dokter melakukan pengakhiran kehidupan
dengan prosedur dan cara yang tepat
b. berumur 16 tahun atau lebih boleh
mengajukan pernyataan tertulis yang berisi
permintaan pengakhiran kehidupan
c. Pasien dapat menerima euthanasia atau bunuh
   diri yang dibantu jika dokter memegang
   keyakinan bahwa penderitaan pasien terus
   menerus dan tak tertahankan
d. Segala kesalahan yang terjadi pada euthanasia
   maupun bunuh diri yang dibantu akan ditinjau
   oleh lembaga non-yudisial setelah kematian
   pasien
e. hanya warga Belanda saja yang berhak
  menerima euthanasia atau bunuh diri
  yang dibantu
Hukum Euthanasia di Indonesia

belum ada Undang-Undang yang secara
khusus mengatur tentang euthanasia, 
KUHP
 Euthanasia dalam KUHP dikategorikan
sebagai kejahatan terhadap nyawa.
Pasal-pasal yang dapat diterapkan
berkaitan dengan euthanasia adalah pasal
mengenai pembunuhan, yakni pasal 338,
344 dan 345 KUHP.
Pasal 338 berbunyi sebagai berikut :
 “Barang siapa sengaja merampas nyawa
 orang lain, diancam, karena pembunuhan,
 dengan pidana penjara paling lama lima
 belas tahun”.
 Pasal 344 KUHP yang berbunyi : “Barang
 siapa merampas nyawa orang lain atas
 permintaan orang itu sendiri yang jelas
 dinyatakan dengan kesungguhan hati,
 diancam dengan pidana penjara paling
 lama dua belas tahun”
Pasal 345 yang berbunyi : “Barangsiapa
sengaja mendorong orang lain untuk
bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan
itu, atau memberi sarana kepadanya
untuk itu, diancam dengan pidana paling
lama empat tahun kalau orang itu jadi
bunuh diri”
Jelas bagi kalangan kedokteran bila
melihat pasal-pasal yang terdapat pada
KUHP, maka pelaksanaan euthanasia
apapun jenisnya tidak mungkin
dilaksanakan
G. ASPEK AGAMA EUTHANASIA

 Agama Islam
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya
  tidak memperbolehkan euthanasia,
 Hidup dan mati manusia hanya Allah yang
  menentukan
 Euthanasia aktif  disamakan dengan
  pembunuhan dengan sengaja.
 Dalam kondisi separah apapun, manusia harus
  berusaha secara optimal dan tak boleh putus
  asa.
Agama Kristiani
 Iman Kristen menolak euthanasia aktif
 Tuhanlah yang memberikan kepada
  manusia nafas kehidupan, maka Tuhan
  jugalah yang berhak memanggilnya
  kembali.
 Euthanasia aktif pada hakikatnya sama
  dengan membunuh
H. PROKONTRA PARA ETIKAWAN

 Para etikawan tidak seragam
 Pro euthanasia pasien terminal memiliki
  hak untuk mati.
 Kontra euthanasiaeuthanasia ini bisa
  disalahgunakan.
BAB III
         KESIMPULAN
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup
seseorang atas dasar kasihan.
Secara Yuridis sampai saat ini belum ada
penjelasan mengenai pengertian mati,
sehingga masalah-masalah euthanasia masih
menjadi kontroversi dan dilema dalam dunia
kedokteran di Indonesia.
Secara formal tindakan euthanasia di
Indonesia belum memiliki dasar hukum
sehinggga selalu terbuka kemungkinan
terjadinya penuntutan hukum terhadap
euthanasia yang dilakukan.

More Related Content

What's hot

TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURATTRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURATatisetiawati
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015Bunga AnanDjuean
 
Pandangan 5 agama terhadap euthanasia
Pandangan 5 agama terhadap euthanasiaPandangan 5 agama terhadap euthanasia
Pandangan 5 agama terhadap euthanasiaAKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapiTugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapiEkaMeliyanti
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanNajMah Usman
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatansumardi AMK
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Makalah fraktur
Makalah frakturMakalah fraktur
Makalah frakturKANDA IZUL
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triagejohanadi2
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanSariana Csg
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutJoni Iswanto
 

What's hot (20)

Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURATTRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 
Pandangan 5 agama terhadap euthanasia
Pandangan 5 agama terhadap euthanasiaPandangan 5 agama terhadap euthanasia
Pandangan 5 agama terhadap euthanasia
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapiTugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Kasus moral & etika kesehatan
Kasus moral & etika kesehatanKasus moral & etika kesehatan
Kasus moral & etika kesehatan
 
Makalah fraktur
Makalah frakturMakalah fraktur
Makalah fraktur
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
Euthanasia
EuthanasiaEuthanasia
Euthanasia
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
 
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi KesehatanDasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akut
 
Penyakit alzheimer
Penyakit alzheimerPenyakit alzheimer
Penyakit alzheimer
 

Similar to Aspek Medis dan Hukum Euthanasia

Euthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptx
Euthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptxEuthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptx
Euthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptxAsepMunawarudin
 
Euthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama BerlainanEuthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama BerlainanTaylor Ling
 
Makalah masailul fiqhiyah euthanasia
Makalah masailul fiqhiyah euthanasiaMakalah masailul fiqhiyah euthanasia
Makalah masailul fiqhiyah euthanasiaCermin Diri
 
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdfMAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdfNurmaYanti40
 
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsiFiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsiDrnoor Tahir Lubis
 
Euthanasia dalam islam bersih
Euthanasia dalam islam bersihEuthanasia dalam islam bersih
Euthanasia dalam islam bersihHaakikii
 
Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)
Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)
Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)Ramipratama
 
Pembedahan plastik dan euthanasia
Pembedahan plastik dan euthanasiaPembedahan plastik dan euthanasia
Pembedahan plastik dan euthanasiaPak Cik Nan
 
Euthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islamEuthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islamhanunropi
 
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_islaEuthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_islahanunropi
 
Transplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etikaTransplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etikaAKPER PEMDA INDRAMAYU
 
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptxhukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptxnilamnur1
 
Bahan pemikat 12 agustus 2014
Bahan pemikat 12 agustus 2014Bahan pemikat 12 agustus 2014
Bahan pemikat 12 agustus 2014karangpanas
 

Similar to Aspek Medis dan Hukum Euthanasia (20)

Euthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptx
Euthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptxEuthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptx
Euthanasia Menurut Maqashid Syariah.pptx
 
Euthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama BerlainanEuthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
Euthanasia : Pandangan Dari Agama Berlainan
 
Euthanasia PPT
Euthanasia PPTEuthanasia PPT
Euthanasia PPT
 
Makalah masailul fiqhiyah euthanasia
Makalah masailul fiqhiyah euthanasiaMakalah masailul fiqhiyah euthanasia
Makalah masailul fiqhiyah euthanasia
 
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdfMAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
MAKALAH HUKUM KESEHATAN EUTHANASIA.pdf
 
Makalah euthanasia
Makalah euthanasiaMakalah euthanasia
Makalah euthanasia
 
Eutanasia
EutanasiaEutanasia
Eutanasia
 
Euthanesia
EuthanesiaEuthanesia
Euthanesia
 
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsiFiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
Fiqh Medicine : euthanasia organtransplan_autopsi
 
Euthanasia dalam islam bersih
Euthanasia dalam islam bersihEuthanasia dalam islam bersih
Euthanasia dalam islam bersih
 
Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)
Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)
Blok Etik Skenario 2 (FK 2016)
 
Pembedahan plastik dan euthanasia
Pembedahan plastik dan euthanasiaPembedahan plastik dan euthanasia
Pembedahan plastik dan euthanasia
 
Euthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islamEuthanasia dalam perspektif hukum islam
Euthanasia dalam perspektif hukum islam
 
Makalah euthanasia
Makalah euthanasiaMakalah euthanasia
Makalah euthanasia
 
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_islaEuthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
Euthanasia dalam pandangan_etika_secara_agama_isla
 
Transplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etikaTransplantasi organ di pandang dari kode etika
Transplantasi organ di pandang dari kode etika
 
Dr. death
Dr. deathDr. death
Dr. death
 
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptxhukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
hukum kesehatan materi PENGANTAR HUKUM KESEHATAN 10-1.pptx
 
Bahan pemikat 12 agustus 2014
Bahan pemikat 12 agustus 2014Bahan pemikat 12 agustus 2014
Bahan pemikat 12 agustus 2014
 
Euthanasia
EuthanasiaEuthanasia
Euthanasia
 

Aspek Medis dan Hukum Euthanasia

  • 2. TINJAUAN PUSTAKA 400 th SM: HIPPOCRATES “I will give no deadly medicine to any one if asked, nor suggest any such counsel” 1920 :diterbitkan buku yang isinya mengijinkan untuk mengakhiri hidup yang tidak berharga 1935 : masyarakat pendukung euthanasia di Inggris mengadakan promosi euthanasia
  • 3. 1939: Hitler dengan Nazi-nya menyebarkan “mercy killing”. 1998:Negara bagian Oregon di Amerka Serikat melegalisasi euthanasia yang kemudian diikuti oleh Belanda(tahun 2000) dan Belgia (Tahun 2002).
  • 4. B. DEFINISI “eu” yang berarti baik dan “thanatos” yang berarti mati Euthanasia =mercy killing =tindakan pembunuhan atas dasar perasaan kasih sayang essensi euthanasia: mengakibatkan kematian Penderita masih hidup. Sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh. Atas dasar rasa kasihan Tujuannya untuk mengakhiri penderitaan.
  • 5. menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia, istilah euthanasia dipergunakan dalam 3 arti, yaitu: 1. berpindah ke alam baka dengan tenang dan aman, tanpa penderitaan, untuk yang beriman dengan nama Allah di bibir. 2. Ketika hidup berakhir, penderitaan si sakit diringankan dengan memberikan obat penenang. 3. Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorang yang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri dan keluarganya.
  • 6. C. JENIS EUTHANASIA Dilihat dari cara melakukannya maka dikenal dua macam euthanasia, yaitu: Euthanasia Aktif Dikatakan euthanasia aktif jika dokter melakukan positive act yang secara langsung dapat mengakibatkan kematian. Euthanasia pasif Dikatakan euthanasia pasif jika dokter melakukan negative act yang secara tidak langsung dapat dapat menyebabkan kematian.
  • 7. Dilihat dari orang yang yang membuat keputusan maka dikenal ada tiga macam euthanasia, yaitu : Voluntary euthanasia Permohonan yang diajukan pasien Nonvoluntary euthanasia Tidak ada permintaan atau izin dari orang yang akan diakhiri hidupnya Involuntary euthanasia Keinginan yang diajukan pasien untuk mati tidak dapat dikerjakan
  • 8. D. PENENTUAN KEMATIAN Mati adalah berhentinya secara permanen fungsi organ-organ vital (paru-paru, jantung, dan otak) sebagai satu kesatuan yang utuh, yang ditandai oleh berhentinya konsumsi oksigen, sehingga satu demi satu sel yang merupakan elemen hidup terkecil yang membentuk manusia akan mengalami kematian, yang mana dimulai dari sel-sel yang paling rendah daya tahannya terhadap ketiadaan oksigen.
  • 9. Kriteria diagnostik Yang pertama:“permanent cessation of heart beating and respiration is death” . Yang kedua: “brain death is death” Konsep diagnostik yang terbaru: “brain stem death is death” .
  • 10. kriteria diagnostik yang paling banyak digunakan : 1. Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya 2. Tidak ada gerakan otot serta postur, 3. Tidak ada reflek pupil 4. Tidak ada reflek kornea 5. Tidak ada respon motorik dari syaraf kranial terhadap rangsangan 6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotrakheal didorong ke dalam. 7. Tidak ada reflek vestibulo-okularis 8. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukup lama walaupun pCO2 sudah melampaui nilai ambang rangsangan napas (50 torr)
  • 11. E.Aspek Medis Euthanasia“mengakhiri atau tidak memperpanjang penderitaan pasien” “terminally ill” definisi/batasan yang tidak jelas “unbearable pain” Hampir semua rasa sakit dapat dihilangkan dengan penanganan yang tepat “pembunuhan” bukan merupakan jalan keluar yang tepat.
  • 12. menghentikan atau melepaskan alat – alat penunjang kehidupan  euthanasia? Euthansaia pasien masih dalam keadaan hidup Penghentian pengobatan  Apabila pasien gawat darurat yang tidak dapat ditolong dengan cara pengobatan yang ada, sedangkan diagnosis mati batang otak belum ditegakkan
  • 13. dilakukan secara bertahap, yaitu : Telah dilakukan resusitasi  Telah dilakukan tindakan luar biasa adalah : – Perawatan ICU – Pengendalian disritmia – Intubasi endotrakeal – Ventilasi mekanika – Infus intravena obat vasoaktif kuat – Nutrisi parenteral total
  • 14.  Keputusan untuk menghentikan tindakan luar biasa untuk bantuan hidup  dokter- dokter yang berpengalaman dengan mempertimbangkan keinginan pasien  Membiarkan pasien meninggal secara wajar mematikan mesin ventilator
  • 15. F. ASPEK HUKUM EUTHANASIA Hukum Euthanasia di Belanda 10 April 2001: Belanda melegalkan baik euthanasia maupun bunuh diri yang dibantu, beberapa hal dalam hukum tersebut: a. dokter melakukan pengakhiran kehidupan dengan prosedur dan cara yang tepat b. berumur 16 tahun atau lebih boleh mengajukan pernyataan tertulis yang berisi permintaan pengakhiran kehidupan
  • 16. c. Pasien dapat menerima euthanasia atau bunuh diri yang dibantu jika dokter memegang keyakinan bahwa penderitaan pasien terus menerus dan tak tertahankan d. Segala kesalahan yang terjadi pada euthanasia maupun bunuh diri yang dibantu akan ditinjau oleh lembaga non-yudisial setelah kematian pasien e. hanya warga Belanda saja yang berhak menerima euthanasia atau bunuh diri yang dibantu
  • 17. Hukum Euthanasia di Indonesia belum ada Undang-Undang yang secara khusus mengatur tentang euthanasia,  KUHP Euthanasia dalam KUHP dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nyawa. Pasal-pasal yang dapat diterapkan berkaitan dengan euthanasia adalah pasal mengenai pembunuhan, yakni pasal 338, 344 dan 345 KUHP.
  • 18. Pasal 338 berbunyi sebagai berikut : “Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Pasal 344 KUHP yang berbunyi : “Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”
  • 19. Pasal 345 yang berbunyi : “Barangsiapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri” Jelas bagi kalangan kedokteran bila melihat pasal-pasal yang terdapat pada KUHP, maka pelaksanaan euthanasia apapun jenisnya tidak mungkin dilaksanakan
  • 20. G. ASPEK AGAMA EUTHANASIA  Agama Islam  Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya tidak memperbolehkan euthanasia,  Hidup dan mati manusia hanya Allah yang menentukan  Euthanasia aktif  disamakan dengan pembunuhan dengan sengaja.  Dalam kondisi separah apapun, manusia harus berusaha secara optimal dan tak boleh putus asa.
  • 21. Agama Kristiani  Iman Kristen menolak euthanasia aktif  Tuhanlah yang memberikan kepada manusia nafas kehidupan, maka Tuhan jugalah yang berhak memanggilnya kembali.  Euthanasia aktif pada hakikatnya sama dengan membunuh
  • 22. H. PROKONTRA PARA ETIKAWAN  Para etikawan tidak seragam  Pro euthanasia pasien terminal memiliki hak untuk mati.  Kontra euthanasiaeuthanasia ini bisa disalahgunakan.
  • 23. BAB III KESIMPULAN Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seseorang atas dasar kasihan. Secara Yuridis sampai saat ini belum ada penjelasan mengenai pengertian mati, sehingga masalah-masalah euthanasia masih menjadi kontroversi dan dilema dalam dunia kedokteran di Indonesia. Secara formal tindakan euthanasia di Indonesia belum memiliki dasar hukum sehinggga selalu terbuka kemungkinan terjadinya penuntutan hukum terhadap euthanasia yang dilakukan.