2. TINJAUAN PUSTAKA
400 th SM: HIPPOCRATES
“I will give no deadly medicine to any one if asked,
nor suggest any such counsel”
1920 :diterbitkan buku yang isinya mengijinkan
untuk mengakhiri hidup yang tidak berharga
1935 : masyarakat pendukung euthanasia di
Inggris mengadakan promosi euthanasia
3. 1939: Hitler dengan Nazi-nya menyebarkan
“mercy killing”.
1998:Negara bagian Oregon di Amerka
Serikat melegalisasi euthanasia yang
kemudian diikuti oleh Belanda(tahun
2000) dan Belgia (Tahun 2002).
4. B. DEFINISI
“eu” yang berarti baik dan “thanatos” yang
berarti mati
Euthanasia =mercy killing =tindakan pembunuhan
atas dasar perasaan kasih sayang
essensi euthanasia:
mengakibatkan kematian
Penderita masih hidup.
Sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh.
Atas dasar rasa kasihan
Tujuannya untuk mengakhiri penderitaan.
5. menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia, istilah
euthanasia dipergunakan dalam 3 arti, yaitu:
1. berpindah ke alam baka dengan tenang dan
aman, tanpa penderitaan, untuk yang beriman
dengan nama Allah di bibir.
2. Ketika hidup berakhir, penderitaan si sakit
diringankan dengan memberikan obat penenang.
3. Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorang
yang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien
sendiri dan keluarganya.
6. C. JENIS EUTHANASIA
Dilihat dari cara melakukannya maka
dikenal dua macam euthanasia, yaitu:
Euthanasia Aktif
Dikatakan euthanasia aktif jika dokter melakukan
positive act yang secara langsung dapat
mengakibatkan kematian.
Euthanasia pasif
Dikatakan euthanasia pasif jika dokter melakukan
negative act yang secara tidak langsung dapat
dapat menyebabkan kematian.
7. Dilihat dari orang yang yang membuat
keputusan maka dikenal ada tiga macam
euthanasia, yaitu :
Voluntary euthanasia
Permohonan yang diajukan pasien
Nonvoluntary euthanasia
Tidak ada permintaan atau izin dari orang yang
akan diakhiri hidupnya
Involuntary euthanasia
Keinginan yang diajukan pasien untuk mati tidak
dapat dikerjakan
8. D. PENENTUAN KEMATIAN
Mati adalah berhentinya secara permanen fungsi
organ-organ vital (paru-paru, jantung, dan otak)
sebagai satu kesatuan yang utuh, yang ditandai
oleh berhentinya konsumsi oksigen, sehingga
satu demi satu sel yang merupakan elemen
hidup terkecil yang membentuk manusia akan
mengalami kematian, yang mana dimulai dari
sel-sel yang paling rendah daya tahannya
terhadap ketiadaan oksigen.
9. Kriteria diagnostik
Yang pertama:“permanent cessation of
heart beating and respiration is death” .
Yang kedua: “brain death is death”
Konsep diagnostik yang terbaru: “brain
stem death is death” .
10. kriteria diagnostik yang paling banyak digunakan :
1. Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya
2. Tidak ada gerakan otot serta postur,
3. Tidak ada reflek pupil
4. Tidak ada reflek kornea
5. Tidak ada respon motorik dari syaraf kranial
terhadap rangsangan
6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba
endotrakheal didorong ke dalam.
7. Tidak ada reflek vestibulo-okularis
8. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas
untuk waktu yang cukup lama walaupun pCO2 sudah
melampaui nilai ambang rangsangan napas (50 torr)
11. E.Aspek Medis
Euthanasia“mengakhiri atau tidak
memperpanjang penderitaan pasien”
“terminally ill”
definisi/batasan yang tidak jelas
“unbearable pain”
Hampir semua rasa sakit dapat
dihilangkan dengan penanganan yang
tepat “pembunuhan” bukan merupakan
jalan keluar yang tepat.
12. menghentikan atau melepaskan alat – alat
penunjang kehidupan euthanasia?
Euthansaia pasien masih dalam keadaan
hidup
Penghentian pengobatan
Apabila pasien gawat darurat yang tidak
dapat ditolong dengan cara pengobatan
yang ada, sedangkan diagnosis mati
batang otak belum ditegakkan
13. dilakukan secara bertahap, yaitu :
Telah dilakukan resusitasi
Telah dilakukan tindakan luar biasa
adalah :
– Perawatan ICU
– Pengendalian disritmia
– Intubasi endotrakeal
– Ventilasi mekanika
– Infus intravena obat vasoaktif kuat
– Nutrisi parenteral total
14. Keputusan untuk menghentikan tindakan
luar biasa untuk bantuan hidup dokter-
dokter yang berpengalaman dengan
mempertimbangkan keinginan pasien
Membiarkan pasien meninggal secara
wajar mematikan mesin ventilator
15. F. ASPEK HUKUM EUTHANASIA
Hukum Euthanasia di Belanda
10 April 2001: Belanda melegalkan baik
euthanasia maupun bunuh diri yang
dibantu,
beberapa hal dalam hukum tersebut:
a. dokter melakukan pengakhiran kehidupan
dengan prosedur dan cara yang tepat
b. berumur 16 tahun atau lebih boleh
mengajukan pernyataan tertulis yang berisi
permintaan pengakhiran kehidupan
16. c. Pasien dapat menerima euthanasia atau bunuh
diri yang dibantu jika dokter memegang
keyakinan bahwa penderitaan pasien terus
menerus dan tak tertahankan
d. Segala kesalahan yang terjadi pada euthanasia
maupun bunuh diri yang dibantu akan ditinjau
oleh lembaga non-yudisial setelah kematian
pasien
e. hanya warga Belanda saja yang berhak
menerima euthanasia atau bunuh diri
yang dibantu
17. Hukum Euthanasia di Indonesia
belum ada Undang-Undang yang secara
khusus mengatur tentang euthanasia,
KUHP
Euthanasia dalam KUHP dikategorikan
sebagai kejahatan terhadap nyawa.
Pasal-pasal yang dapat diterapkan
berkaitan dengan euthanasia adalah pasal
mengenai pembunuhan, yakni pasal 338,
344 dan 345 KUHP.
18. Pasal 338 berbunyi sebagai berikut :
“Barang siapa sengaja merampas nyawa
orang lain, diancam, karena pembunuhan,
dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun”.
Pasal 344 KUHP yang berbunyi : “Barang
siapa merampas nyawa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri yang jelas
dinyatakan dengan kesungguhan hati,
diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun”
19. Pasal 345 yang berbunyi : “Barangsiapa
sengaja mendorong orang lain untuk
bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan
itu, atau memberi sarana kepadanya
untuk itu, diancam dengan pidana paling
lama empat tahun kalau orang itu jadi
bunuh diri”
Jelas bagi kalangan kedokteran bila
melihat pasal-pasal yang terdapat pada
KUHP, maka pelaksanaan euthanasia
apapun jenisnya tidak mungkin
dilaksanakan
20. G. ASPEK AGAMA EUTHANASIA
Agama Islam
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya
tidak memperbolehkan euthanasia,
Hidup dan mati manusia hanya Allah yang
menentukan
Euthanasia aktif disamakan dengan
pembunuhan dengan sengaja.
Dalam kondisi separah apapun, manusia harus
berusaha secara optimal dan tak boleh putus
asa.
21. Agama Kristiani
Iman Kristen menolak euthanasia aktif
Tuhanlah yang memberikan kepada
manusia nafas kehidupan, maka Tuhan
jugalah yang berhak memanggilnya
kembali.
Euthanasia aktif pada hakikatnya sama
dengan membunuh
22. H. PROKONTRA PARA ETIKAWAN
Para etikawan tidak seragam
Pro euthanasia pasien terminal memiliki
hak untuk mati.
Kontra euthanasiaeuthanasia ini bisa
disalahgunakan.
23. BAB III
KESIMPULAN
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup
seseorang atas dasar kasihan.
Secara Yuridis sampai saat ini belum ada
penjelasan mengenai pengertian mati,
sehingga masalah-masalah euthanasia masih
menjadi kontroversi dan dilema dalam dunia
kedokteran di Indonesia.
Secara formal tindakan euthanasia di
Indonesia belum memiliki dasar hukum
sehinggga selalu terbuka kemungkinan
terjadinya penuntutan hukum terhadap
euthanasia yang dilakukan.