5. LATAR BELAKANG
Berdasarkansurvei yangdilakukan
Program for InternationalStudent
Assessment (PISA) yangdirilis
Organizationfor Economic Co-operation
and Development (OECD) pada2019,
Indonesia menempatiperingkatke 62
dari 70 negara,ataumerupakan10
negara terbawahyang memiliki tingkat
literasi rendah
13. PP No 57 Tahun 2021
01
02
03
04
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Pasal4s/dPasal7(PermendikbudristekNo.5/2022)
STANDAR ISI
Pasal8(PermendikbudristekNo.7/2022)
STANDAR PROSES
Pasal10s/d14(PermendikbudristekNo.16/2022)
STANDAR PENILAIAN
Pasal16(PermendikbudristekNo.21/2022)
TentangStandarNasionalPendidikan
14. Pasal 4
(1) Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan Peserta
Didik
dari hasil pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan.
(3) Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan Peserta Didik dari Satuan
Pendidikan.
(4) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
standar isi; standar proses; standar penilaian Pendidikan; standar tenaga
kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; dan standar
pembiayaan.
Pasal 6
(1) Standar kompetensi lulusan pada Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar
difokuskan pada penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta
kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik.
15. Pasal 8
(1) Standar isi merupakan kriteria minimal yang mencakup ruang lingkup materi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan tertentu.
(2) Ruang lingkup materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bahan
kajian dalam muatan pembelajaran.
(3) Ruang lingkup materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan
berdasarkan:
a. muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. konsep keilmuan; dan
c. jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan.
16. Pasal 10
2) Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Perencanaan pembelajaran;
b. Pelaksanaan pembelajaran;
c. Penilaian proses pembelajaran.
Pasal 11
(1) Perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf
a merupakan aktivitas untuk merumuskan:
a. Capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit
pembelajaran;
b. Cara untuk mencapai tujuan belajar; dan
c. Cara menilai ketercapaian tujuan belajar.
(2) Perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pendidik.
17. Pasal 12
(1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b
diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif; inspiratif;
menyenangkan; menantang; memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi
aktif; dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
psikologis Peserta Didik.
(2) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pendidik dengan memberikan keteladanan, pendampingan, dan fasilitasi.
18. Pasal 13
(1) Penilaian proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
huruf c merupakan asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
(2) Penilaian proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh pendidik yang bersangkutan.
Pasal 14
(1) Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran, penilaian proses
pembelajaran selain dilaksanakan oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) dapat dilaksanakan oleh:
a. Sesama pendidik;
b. Kepala Satuan Pendidikan; dan/atau
c. Peserta Didik.
19. Pasal 16
(1) Standar penilaian Pendidikan merupakan kriteria minimal mengenai mekanisme
penilaian hasil belajar Peserta Didik.
(2) Mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prosedur dalam
melakukan penilaian yang meliputi:
a. Perumusan tujuan penilaian;
b. Pemilihan dan/atau pengembangan instrument penilaian;
c. Pelaksanaan penilaian;
d. Pengolahan hasil penilaian;
e. Pelaporan hasil penilaian.
(4) Penilaian hasil belajar Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pendidik.
(5) Penilaian hasil belajar Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
berbentuk:
a. Penilaian formatif; dan
b. Penilaian sumatif.
28. Sistem Blok Sistem Kolaborasi Sistem Reguler
Pembelajaran dikelola dalam
bentuk blok-blok waktu dengan
berbagai macam pengelompokkan.
Contoh:
1. Mata pelajaran IPS, Bahasa
Indonesia dan IPAS akan
diajarkan dari jam 07.00- 12.00
dalam semester 1
2. Dalam satu tahun ajaran,
pembelajaran IPA dibagi ke
dalam 3 blok waktu (masing-
masing 4 bulan). Mata pelajaran
Biologi, Kimia dan Fisika akan
diajarkan secara bergantian di
setiap blok. Blok ke- 1 tahun
ajaran 2020/2021 untuk Fisika,
blok ke-2 untuk Biologi, blok ke-
3 Kimia.
Konsep-konsep dan keterampilan
tertentu dari mata pelajaran
diajarkan secara kolaboratif (team
teaching) .
Guru berkolaborasi sedemikian
rupa untuk merencanakan,
melaksanakan dan melakukan
asesmen untuk suatu pembelajaran
yang terpadu.
Contoh:
Konsep pengelolaan data dapat
secara kolaboratif diajarkan oleh
guru matematika dan IPA. Konsep
ini bisa diajarkan di satu kegiatan
dengan menggabungkan alokasi
waktu kedua mata pelajaran atau
diajarkan pada masing-masing
mapel, dengan penyelarasan
aktivitas.
Setiap pembelajaran dilakukan
terpisah antara satu mapel dengan
mapel lainnya.
Tatap muka dilakukan secara
reguler setiap minggu, dengan
jumlah jam tatap muka sesuai
dengan yang ditetapkan oleh
masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan
ketentuan minimal dari
pemerintah
Satuan pendidikan dapat
menentukan model
struktur kurikulum yang
sesuai dengan kondisi
dan tujuan masing-
masing satuan
pendidikan.
Pengaturan cara
penghantaran (per mata
pelajaran, tematik
integratif, unit inkuiri, dll.)
akan mempengaruhi
sekolah dalam mengelola
waktu (penjadwalan) dan
sumber dayanya.
Model ini tidak harus dipilih
salah satu, akan tetapi bisa
juga dikombinasikan.
Misalnya dengan
menggunakan sistem
terintegrasi dan blocking
secara bersamaan atau
mengkombinasikan ketiga
model
CONTOH PENGATURAN WAKTU BELAJAR