Dua faktor yang memungkinkan penciptaan uang dari kehampaan oleh bank yaitu rumus cadangan sebagian dan bunga utang. Contohnya, ketika nasabah mendepositkan Rp100 juta di bank, bank dapat meminjamkan Rp90 juta kepada nasabah lain dan terus meminjamkan sisa uangnya, sehingga total uang yang ada menjadi Rp271 juta padahal awalnya hanya Rp100 juta, yang sisanya hanyalah catatan di buku
1. Dua faktor yang memungkinkan penciptaan uang dari kehampaan - sebagai
perpanjangan sistem uang kertas – yaitu rumus cadangan sebagian dan bunga utang.
Tanpa bank dan bunga, apabila A meminjamkan uang kepada B sebesar Rp 100 juta,
misalnya, maka uang A berpindah tangan kepada B dengan jumlah yang tetap. Pada saat
jatuh tempo, maka B akan mengembalikan uang tersebut, tetap sebesar Rp 100 juta, dan
selama dipinjam A tidak memiliki uang untuk sementara. Akan tetapi, dengan
beroperasinya sebuah bank dan dikenakannya bunga atas uang tersebut, uang yang
sama bukan saja akan berpindah tangan, melainkan juga “berputar”, hingga jumlahnya
berlipat ganda.
Katakanlah Bank K menerima uang Rp 100 juta, maka A akan menerima buku tabungan,
buku rekening, atau deposito. Pada saat yang sama, dengan serta merta, bank K
“memiliki” uang sebesar Rp 100 juta tersebut, yang sebenarnya milik A. Bank K ini akan
meminjamkan uang itu (yang bukan miliknya) kepada nasabah C sebesar Rp 90 juta,
karena uang Rp 10 juta harus ditahan sebagai cadangan. Nasabah C kemudian akan
mendepositokan atau menyimpannya, kita asumsikan saja hanya ada satu bank, ke bank
K juga. Maka bank K memiliki uang tambahan sebesar Rp 90 juta tersebut. Selanjutnya,
Bank K dapat meminjamkan uang baru lagi pada nasabah selanjutnya, katakanlah D,
sebesar Rp 81 juta. Demikian seterusnya. Maka, dalam putaran ini saja terakumulasi
uang sebesar Rp 271 juta.
Berapa uang asalnya? Rp 100 juta. Dari mana yang Rp 171 juta? Bit komputer dan
catatan angka-angka di atas kertas! Artinya, Rp 171 juta ini merupakan uang fiktif
dalam arti harfiah, adanya hanya dalam catatan buku nasabah dan bit komputer di
bank-bank tersebut. Hal ini belum lagi ditambahkan dengan hasil bunga yang
dibebankan kepada para peminjam yang akan diterima oleh setiap bank, yang akan
menambah besar uang fiktif tersebut1.
Bank
K
Nasabah
A
1.Zaim Saidi. 2013. Kembali ke Dinar. Delokomotif
Nasabah
D
Awal Rp 100 juta
Kedua Rp 90 juta
Ketiga Rp 81 juta
Total Rp 271 juta
Rp 90 juta
Nasabah
C
Rp 81 juta