Skripsi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses ilmiah siswa kelas X SMAN 5 Malang melalui penerapan model pembelajaran latihan inkuiri. Hasilnya menunjukkan peningkatan keterampilan proses ilmiah siswa dari siklus I ke siklus II untuk kemampuan melakukan pengamatan sebesar 15,33%, menyusun hipotesis 24,35%, melakukan percobaan 8,6%, mengumpulkan data 6%, mengidentifikasi
1. ABSTRAK
Sudarman, Lalu Gede. 2008. Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Model
Latihan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Ilmiah Siswa
Kelas X-4 SMAN 5 Malang. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr.
Lia Yuliati, M.Pd, (II) Hari Wisodo, S.Pd., M.Si.
Kata kunci: Latihan inkuiri, keterampilan proses ilmiah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
di SMAN 5 Malang, ditemukan bahwa ceramah merupakan metode yang paling
sering digunakan guru selama proses pembelajaran fisika berlangsung. Selama
semester I guru hanya dua kali mengajak siswa melakukan kegiatan praktikum.
Penerapan pembelajaran seperti ini mengakibatkan keterampilan proses ilmiah
yang ada pada diri siswa seperti kemampuan melakukan pengamatan,
merumuskan hipotesis, menggunakan alat, mengumpulkan data, mengidentifikasi
variabel, dan membuat kesimpulan tidak tampak. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan proses ilmiah siswa kelas X-4 SMAN 5 Malang
dengan menerapkan pembelajaran model latihan inkuiri. Pembelajaran model
latihan inkuiri terdiri dari lima tahapan, yaitu: menghadapkan pada masalah,
pengumpulan data-verifikasi, pengumpulan data-eksperimentasi, mengorganisasi,
merumuskan penjelasan dan menganalasis proses inkuiri.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
terdiri dari 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-4 SMAN 5 Malang
dengan jumlah 37 siswa, yang terdiri dari 26 orang putri dan 11 orang putra.
Pokok bahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah kalor dan rangkaian
listrik seri paralel. Instrumen penelitian yang digunakan berupa rubrik penilaian
keterampilan proses ilmiah siswa, rekaman data, dan catatan lapangan. Instrumen
pembelajaran yang digunakan meliputi LKS dan RPP.
Hasil penelitian menunjukkan keterampilan proses ilmiah siswa
meningkat. Peningkatan keterampilan proses tersebut dari siklus I ke siklus II
adalah 15,33% untuk keterampilan melakukan pengamatan, 24,35% untuk
keterampilan menyusun hipotesis, 8,60% untuk keterampilan melakukan
percobaan, 6,00% untuk keterampilan mengumpulkan data, 9,13% untuk
keterampilan mengidentifikasi variabel, dan 11,50% untuk keterampilan membuat
kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa
keterampilan proses ilmiah siswa mengalami peningkatan melalui penerapan
pembelajaran model latihan inkuiri.
i