SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS CENDRAWASIH
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN WILAYAH
KELOMPOK 4:
1. JUNAIDI I. DABAMONA
NIM : 2022105095004
2. IKA SRI SURYASTUTI
NIM : 2022105095002
3. YOHANES PENIUS LANI
NIM : 2022105095008
ARTI DAN RUANG LINGKUP PERENCANAAN WILAYAH
Defenisi perencanaan wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan
perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas,
menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk
mencapai tujuan tersebut serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksakan.
Perencanaan wilayah di Indonesia unsur dan langkah sebagai berikut:
1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan
2. Visi, Misi dan Tujuan Umum
3. Identifikasi pembatas dan kendala
4. Proyeksi berbagai variabel yang terkait
5. Sasaran yang dicapai
6. Mencari dan mengevaluasi alternatif untuk mencapai sasaran
7. Memilih alternatif terbaik
8. Menetapkan lokasi kegiatan
9. Menyusun kebijakan strategis
Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman serta lestari dan pada tahap
akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh
pihak pemerintah ataupun oleh pihak swasta.
Sifat dan Manfaat perencanaan wilayah antara lain adalah:
1. Mampu menggambarkan proyeksi dari berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan di wilayah
tersebut
2. Membantu dan memandu pelaku ekonomi memilih kegiatan sesuai lokasi yang ada
3. Sebagai bahan acuan pemerintah dalam pengendalian dan pengawasan kegiatan ekonomi sesuai
penggunaan lahan
4. Sebagai landasan untuk rencana selanjutnya yang lebih detail
5. Dapat menjamin keserasian spasial, keselarasan antar sektor dan optimalisasi investasi.
Subbidang dalam Perencanaan wilayah antara lain adalah:
1. Subbidang perencanaan ekonomi sosial wilayah
2. Subbidang perencanaan tata ruang atau tata guna lahan
3. Subbidang perencanaan khusus
4. Subbidang perencanaan proyek
Jenis perencanaan wilayah antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan fisik VS Perencanaan ekonomi
2. Perencanaan alokatif VS Perencanaan inovatif
3. Perencanaan bertujuan jamak VS Perencanaan bertujuan tunggal
4. Perencanaan bertujuan jelas VS Perencanaan bertujuan laten
5. Perencanaan indikatif VS Perencanaan imperatif
6. Top down VS Bottom up planning
7. Vertical VS Horizontal planning
8. Perencanaan melibatkan masyarakat secara langsung VS tidak melibatkan masyarakat secara langsung
Tingkat-tingkat perencanaan wilayah dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tingkat perencanaan dan sumber dana, mengikuti UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
UU No. 32 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
2. Perencanaan wilayah tingkat provinsi, dengan penyusunan RPJP, RPJM
3. Perencanaan wilayah tingkat Kabupaten/ Kota, dengan penyusunan RTRW
4. Perencanaan wilayah tingkat Kecamatan, dengan penyusunan RUTR-IKK
5. Perencanaan pada level proyek, dengan perencanaan yang lebih bersifat spasial
Kelompok permasalahan dalam perencanaan wilayah diuraikan sebagai berikut:
1. Permasalahan mikro
a. Permasalahan teknis
b. Permasalahan manajerial
c. Permasalahan finansial
d. Permasalahan ekonomi
e. Permasalahan dampak lingkungan
f. Sikap sosial masyarakat
g. Permasalahan keamanan
2. Permasalahan makro
a. Kesesuaian lokasi
b. Strategi pengembangan ekonomi wilayah
3. Sistem transportasi/ penyediaan prasarana
4. Sistem pembiayaan pembangunan daerah
Keahlian yang dibutuhkan dalam perencanaan wilayah antara lain:
1. Keahlian di bidang substansi/ metode/ teknik analisis dalam perencanaan wilayah
2. Keahlian di bidang ilmu sektoral sesuai dengan bidang/ sektor yang direncanakan
PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL
DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
Pendekatan Sektoral perencanaan pembangunan
wilayah adalah dimana seluruh kegiatan ekonomi
di dalam wilayah perencanaan dikelompokkan
atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor
dianalisis satu per satu. Setiap sektor dilihat
potensi dan peluangnya, menetapkan apa yang
dapat ditingkatkan dan dimana lokasi dari
kegiatan peningkatan tersebut.
Pendekatan Regional perencanaan pembangunan
wilayah dalam pengertian sempit adalah
memperhatikan ruang dengan segala kondisinya.
Setelah melalui analisis diketahui bahwa masih ada
ruang yang belum di manfaatkan atau belum
optimal, kemudian direncanakan kegiatan yang
sesuai dengan lokasi sehingga penggunaan ruang
menjadi serasi, efisien dan optimal.
Pendekatan regional adalah pendekatan ekonomi
dan pendekatan ruang tetapi belum menjawab
pertanyaan tentang sektor yang akan
dikembangkan. Sehingga masih harus dibarengi
dengan peta dalam memantapkan analisisnya.
Pendekatan ruang adalah pendekatan
dengan memperhatikan:
1. Struktur ruang saat ini
2. Penggunaan lahan saat ini
3. Kaitan suatu wilayah dengan wilayah
tetangga
Unsur-unsur struktur ruang yang utama
1. Orde perkotaan termasuk
permukiman
2. Sisten jaringan lalu lintas
3. Kegiatan ekonomi berskala besar
Masing-masing struktur memiliki hierarki, di dalam struktur
organisasi tingkat hierarki menggambarkan besarnya
kekuasaan/ kewenangan. Sedangkan dalam struktur ruang
hierarki menggambarkan besarnya daya tarik atau luas wilayah
pengaruh. Garis Penghubung dalam struktur organisasi adalah
alur perintah dan pelaporan.
Memadukan Pendekatan Sektoral dan Regional dalam perencanaan
pembangunan wilayah
Langkah-langkah penggabungan kedua pendekatan tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Penetapan visi dan misi pembangunan wilayah serta tujuan umum dan strategi pencapaian visi dan
misi tersebut
2. Melakukan pendekatan sektoral lebih dahulu, dengan penjelasan yang terperinci atas sub sektor dan
komoditi atau jenis kegiatan yang lebih spesifik
3. Uraian tersebut menjelaskan secara terperinci setiap sektor yang akan di rencanakan dalam
pembangunan wilayah, dan potensi yang akan dikembangkan
4. Menganalisis sektor-sektor potensial tersebut kemudian dibuat pemetaan terhadap potensi sektor
yang akan direncanakan ke depan dan atas dasar analisis tersebut maka disesuaikan dengan
kemampuan keuangan yang ada
5. Mengevaluasi hasil perencanaan setiap sektor dengan mempertimbangkan keserasian, efisiensi dan
optimalisasi setiap ruang dan lokasi yang telah di rencanakan
Dalam memadukan pendekatan tersebut dapat saja berbeda dalam beberapa langkahnya namun
beberapa langkah dapat pula dilakukan dengan secara serentak tanpa harus menunggu selesainya
masing-masing tahapan dalam perencanaan pembangunan wilayah tersebut
DASAR-DASAR PERENCANAAN RUANG WILAYAH
Perencanaan ruang wilayah adalah perencanaan
penggunaan/ pemanfaatan ruang wilayah, yang
intinya adalah perencanaan penggunaan lahan
(land use planning) dan perencanaan pergerakan
pada ruang tersebut, menetapkan bagian wilayah
(zona) yang dengan tegas diatur penggunaannya
dan bagian wilayah (zona) yang tidak diatur
penggunaannya dan diserahkan kepada
mekanisme pasar.
Kebijakan pemerintah dalam perencanaan ruang
wilayah dapat di kategorikan bersifat:
1. Menetapkan atau mengatur, artinya
menetapkan penggunaan lahan pada suatu
zona atau lokasi hanya boleh untuk kegiatan
tertentu dan spesifik.
2. Mengarahkan, apabila tidak mengeluarkan
kebijakan yang ketat tetapi bersifat menggiring
masyarakat ke arah penggunaan lahan yang
diinginkan pemerintah.
3. Membebaskan, artinya pengguan lahan pada
lokasi tersebut tidak diatur atau diarahkan oleh
pemerintah.
Perencanaan tata ruang wilayah adalah proses
yang melibatkan banyak pihak dengan tujuan
kemakmuran rakyat yang berkesinambungan,
dengan kebijakan makro berupa:
1. Tujuan pemanfaatan ruang
2. Struktur dan pola pemanfaatan ruang
3. Pola pengendalian pemanfaatan ruang.
Perencanaan tata ruang kota (RUTRK) adalah
suatu rencana pemanfaatan ruang kota, yang
berisikan rencana pembangunan kota yang terkait
dengan ruang, sehingga tercapai tata ruang yang
dituju dalam kurun waktu tertentu di masa akan
datang.
Sesuai dengan KepMen PU No.46/KPTS/1986, ada
4 tingkatan Rencana Ruang Kota, yaitu:
1. Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan,
menggambarkan posisi kota yang
direncanakan terhadap kota lain secara
nasional.
2. Rencana Umum Tata Ruang Kota,
menggambarkan pemanfaatan ruang kota
secara keseluruhan
3. Rencana Detail Tata Ruang, menggambarkan
pemanfaatan ruang kota secara lebih rinci
4. Rencana Teknik Ruang Kota, menggambarkan
secara geometri pemanfaatan ruang kota,
sebagai acuan penentuan site/ konstruksi di
kota
Sesuai dengan KepMen PU No.640/KPTS/1986,
RUTRK setidak-tidaknya harus berisikan hal-hal
sebagai berikut, yaitu:
1. Kebijakan pengembangan penduduk kota
2. Rencana pemanfaatan ruang kota
3. Rencana struktur pelayanan kegiatan kota
4. Rencana sistem transportasi
5. Rencana sistem jaringan utilitas kota
6. Rencana kepadatan bangunan
7. Rencana ketinggian bangunan
8. Rencana pemanfaatan air baku
9. Rencana penanganan lingkungan kota
10. Tahapan pelaksanaan pembangunan
11. Indikasi unit pelayanan kota
BERBAGAI TEORI LOKASI
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang
menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau
pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/ kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.
Sistem K = 3 adalah sebuah model dari Walter Christaller yang menjelaskan bagaimana susunan dari
besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model ini merupakan suatu sistem
geometri dimana angka 3 yang ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Dengan ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama
2. Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah
3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar merata di seluruh wilayah
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimalisasi jarak/ biaya
Range radius 8 km
Threshold radius 4 km
Analogi Luas jangkauan range dan threshold
Model Perdagangan Hexagonal
Ada komoditas yang jangkauan pemasarannya
cukup luas, ada yang sedang dan ada yang kecil.
Untuk hierarki yang sama daerah pemasarannya
tidak tumpang tindih, tetapi untuk daerah yang
berbeda daerah pemasarannya akan tumpang
tindih. Berbagai jenis barang pada orde yang
sama cenderung bergabung pada pusat dari
wilayahnya sehingga pusat itu menjadi lokasi
konsentrasi (kota)
Kurva permintaan pasar monopoli Kurva permintaan pasar sempurna
Kurva permintaan sebagai akibat faktor jarak
Model Von Thunen Dengan asumsi sebagai berikut:
1. Wilayahnya analisis bersifat terisolir (isolated state) sehingga tidak terdapat pengaruh pasar dari kota lain
lain
2. Tipe permukiman adalah padat di pusat wilayah (pusat pasar) dan makin kurang padat apabila menjauhi
dari pusat wilayah
3. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah, dan topografi yang seragam
4. Fasilitas pengakutan adalah primitive (sesuai pada zamannya) dan relatif seragam. Ongkos ditentukan
oleh berat barang yang dibawa
5. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua faktor alamiah yang mempengaruhi penggunaan tanah adalah
seragam dan konstan
Diagram cincin Von Thunen
Teori Lokasi Biaya Minimum Weber Dalam perumusan modalnya, bertitik tolah pada asumsi sebagai berikut:
1. Unit Telaahan dalah suatu wilayah yang terisolir, iklim yang homogen, konsumen terkonsentrasi pada
beberapa pusat, dan kondisi pasar adalah persaingan sempurna
2. Beberap sumber daya alam seperti air, pasir dan batu bata tersedia di mana-mana dalam jumlah yang
memadai
3. Material lainnya seperti bahan bakar mineral dan tambang tersedia secara sporadis dan hanya
terjangkau pada beberapa tempat terbatas
4. Tenaga kerja tidak ubiquitous (tidak menyebar secara merata) tetapi berkelompok pada beberapa lokasi
dan dengan mobilitas yang terbatas
Locational triangle dari weber
RUANG DAN PERWILAYAHAN
Ruang dapat diartikan dengan tempat berdimensi tiga tanpa konotasi yang tegas atas batas dan lokasinya
yang dapat menampung atau ditujukan untuk menampung benda apa saja.
Wilayah, ada 2 cara pandang tentang wilayah yaitu subjektif dan objektif:
- Subjektif, adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria tertentu atau
tujuan tertentu
- Objektif, yaitu wilayah itu benar-benar ada dan dapat dibedakan dengan ciri-ciri/ gejala alam di setiap
wilayah
Wilayah untuk kebutuhan perencanaan, dapat berarti suatu wilayah yang sangat sempit atau sangat luas,
sepanjang di dalamnya terdapat unsur ruang atau space. Wilayah harus dapat dibagi atau dikelompokkan ke
dalam suatu kesatuan agar bisa dibedakan dengan kesatuan lain
Jenis-jenis perwilayahan, dapat dibedakan sebagai berikut
1. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan
2. Berdasarkan kesamaan kondisi (homogeneity)
3. Berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi
4. Berdasarkan wilayah perencanaan/ program
Masing-masing cara perwilayah mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan perwilayahan yang
cocok tergantung pada studu/ perencanaan itu sendiri
KOTA DAN DAERAH BELAKANGNYA
Kriteria untuk menetapkan suatu wilayah disebut sebagai kota adalah
1. Kepadatan penduduk per kilometer persegi
2. Persentase rumah tangga yang mata pencaharian utama adalah pertanian atau non pertanian
3. Persentase rumah tangga yang memiliki telepon
4. Persentase rumah tangga yang menjadi pelanggan listrik
5. Fasilitas umum, pendidikan, pasar, tempat hiburan, pertokoan, hotel, salon dll.
Pada dasarnya apakah konsentrasi itu sebagai kota atau tidak adalah dari seberapa banyak fasilitas
perkotaan yang tersedia dan seberapa jauh kota itu menjalankan fungsi perkotaan antara lain sebagai
berikut:
1. Pusat perdagangan
2. Pusat pelayanan jasa
3. Prasarana perkotaan, jaringan jalan, air bersih, listrik, telepon dll
4. Fasilitas sosial
5. Pusat pemerintahan
6. Pusat komunikasi
7. Lokasi permukiman tertata
Hubungan antara kota dan daerah belakangnya dapat dibedakan antara kota generatif, kota parasitif, dan
enclave.
1. Kota generative, adalah kota yang menjalankan bermacam-macam fungsi, baik untuk dirinya sendiri
maupun daerah belakangnya, sehingga saling menguntungkan/ mengembangkan
2. Kota parasitif, adalah kota yang tidak banyak berfungsi untuk menolong daerah belakangnya dan
bahkan bisa mematikan berbagai usaha yang mulai tumbuh di desa
3. Kota enclave (tertutup), adalah kota yang berkembang tapi tidak mengharapkan input dari daerah
sekitarnya melainkan dari luar
Pusat pertumbuhan (growth pole) memiliki 4 ciri yaitu:
1. Adanya hubungan internal dari berbagai macam kegiatan
2. Ada efek pengganda (multiplier effect)
3. Ada konsentrasi geografis
4. Bersifat mendorong daerah belakangnya
Menetapkan orde perkotaan dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu:
1. Hanya menggunakan variabel penduduk
2. Perbandingan persentase hubungan keluar
3. Gabungan beberapa variabel
MODEL GRAFITASI
Model Grafitasi adalah salah satu model yang digunakan dalam perencanaan wilayah. Model ini akan
membantu perencana wilayah untuk memperkirakan daya tarik suatu lokasi dibandingkan dengan wilayah
lain di sekitarnya. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk simulasi apakah suatu fasilitas yang dibangun pada lokasi
tertentu akan menarik cukup pelanggan atau tidak. Dengan demikian, dapat diperkirakan perlu tidaknya
fasilitas itu dibangun pada lokasi tersebut atau sebaiknya mencari lokasi yang lain yang lebih sesuai.
Implementasi dari model grafitasi adalah mengubah daya tarik itu menjadi probabilitas.
PROYEKSI PENDUDUK
Dalam konteks wilayah maka perencanaan bertujuan untuk melihat ke depan dalam suatu kurun waktu
tertentu, misalnya 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun atau 25 tahun tergantung kepada jangkauan ke depan dan
perencanaan itu sendiri. Dengan demikian kita perlu memprediksi tentang besarnya jumlah penduduk pada
wilayah perencanaan di masa akan datang. Walaupun proyeksi penduduk dapat mencakup aspek yang
sangat luas, namun diperlukan pembatasan yang jelas dalam perencanaan wilayah yaitu pada jumlah,
komposisi serta lokasi dalam perencanaan tersebut.
Berbagai metode proyeksi penduduk dapat dibagi atas:
1. proyeksi secara global, tidak membuat kategori atas penduduk yang diproyeksikan, jadi semua
penduduk dianggap memiliki karakteristik yang sama
2. proyeksi secara kategori, adalah membagi penduduk atas berbagi kategori atau cohort atau gabungan
keduanya, dan
3. proyeksi menurut lokasi, adalah mendistribusikan angka proyeksi total kepada berbagai sub-wilayah/
lokasi (distribusi menurut lokasi)
PENGENALAN LINIER PROGRAMING
Linier Programming (LP) atau Pemograman Linier (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk
menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal. Permasalahan yang sering
diselesaikan dengan linier programming adalah dalam pengalokasian faktor-faktor produksi yang terbatas
jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal.
Penyelesaian matematis dalam pemograman Linier (PL) antara lain adalah:
1. Penyelesaian dengan grafik
2. Penyelesaian dengan metode substitusi/ transformasi
3. Penyelesaian dengan tabel simpleks
DASAR-DASAR EVALUASI PROYEK
Salah satu tugas perencana wilayah adalah mengevaluasi proyek yang diusulkan oleh berbagai pihak, baik
internal maupun eksternal. Proyek dalam hal ini adalah sesuatu yang sama sekali baru, atau hanya
perluasan/ peningkatan dari keadaan sebelumnya.
Hasil dari evaluasi atas proyek dapat berupa diterima, ditolak, tetapi dapat juga berupa penetapan skala
prioritas terhadap proyek tersebut.
Berbagai metode dalam evaluasi mulai yang sederhana seperti penggunaan indeks (goal achievement
matrix) sampai yang komprehensif seperti studi kelayakan.
Studi kelayakan finansial lebih merupakan cara pandang seorang pengusaha yang bergerak di bidang usaha
untuk mencari laba, jadi unsur biaya adalah semua uang yang dikeluarkan untuk membangun dan
mengoperasikan perusahaan dan manfaatnya berupa penerimaan/ uang masuk dari menjual produksi/ jasa
perusahaan.
Studi kelayakan sosial ekonomi adalah dari sudut pandang ekonomi nasional secara keseluruhan atau dari
sudut kepentingan seluruh masyarakat, artinya suatu proyek bisa menguntungkan dari sudut finansial
(menguntungkan pengusaha), tetapi dari sudut ekonomi nasional belum tentu menguntungkan.
Bentuk manfaat dapat dibedakan atas:
- Manfaat utama (primary benefits), dapat bersifat langsung dimana hasil proyek langsung dapat dirasakan
(misalnya proyek irigasi pertanian) dan tidak langsung dimana hasilnya masih dapat dihitung misalnya
peningkatan volume produksi dan transportasi ke dan dari daerah tersebut, ada pula yang sulit dihitung
misalnya peningkatan volume perdagangan.
- Manfaat lanjutan (secondary benefits), adalah manfaat yang mendorong sektor lain dapat berkembang
(di luar wilayah yang berdekatan dengan wilayah tersebut)
Parameter pengukuran kelayakan proyek adalah sebagai berikut:
1. Net present value (NVP)
2. Benefit cost ratio (BCR)
3. Pay back period
4. Internal rate of return (IRR)
Hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi proyek adalah sebagai berikut:
1. Menghitung biaya ekonomi
2. Menghitung manfaat ekonomi
3. Penerima manfaat
PENUTUP
Analisis perbandingan antara manfaat dengan biaya proyek adalah alat yang ampuh dalam menetapkan
skala prioritas proyek. Alat analisis ini apabila dilakukan secara benar, merupakan evaluasi yang bersifat
komprehensif atas kelayakan suatu proyek. Namun analisis ini memiliki kelemahan yang terkadang
membuat orang mempertanyakan hasil kesimpulannya.
Seandainya studi kelayakan ekonomi sulit dilaksanakan ataupun terpaksa menggunakan asumsi yang belum
tentu dapat diterima semua pihak, maka evaluasi dapat dilakukan dengan metode GAM (goal achievement
matrix), namun dalam penggunaan metode ini sebaiknya juga memperhatikan unsur kualitas dan tidak
hanya unsur kuantitas.
SEBELUM PRESENTASI DIAKHIRI,
KAMI AKAN MEMBERI PANTUN BUAT SEMUA
“ BUNGA MAWAR BUNGA SELASIH,
WARNANYA CERAH TIADA DUANYA.
CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH,
SEMOGA TIDAK ADA YANG BERTANYA. ”
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

More Related Content

Similar to ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah

3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptxandra37473
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
RenBang-Wilayah.ppt
RenBang-Wilayah.pptRenBang-Wilayah.ppt
RenBang-Wilayah.pptssuser8924bf
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD 93220872
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMMAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011pardi bujang
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
 
Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah
Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerahSistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah
Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerahrizqialfadly
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 

Similar to ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah (20)

01 pendahuluan
01 pendahuluan01 pendahuluan
01 pendahuluan
 
Pertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptxPertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptx
 
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
 
Bab 2rev 02
Bab 2rev 02Bab 2rev 02
Bab 2rev 02
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2
 
RenBang-Wilayah.ppt
RenBang-Wilayah.pptRenBang-Wilayah.ppt
RenBang-Wilayah.ppt
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
 
Kak fs infrastruktur
Kak fs infrastrukturKak fs infrastruktur
Kak fs infrastruktur
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMMAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
 
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
Petunjuk teknis pelaksanaan musrenbang tahun 2011
 
Bab 6 rev 02
Bab 6 rev 02Bab 6 rev 02
Bab 6 rev 02
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 
Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah
Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerahSistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah
Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 

ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah

  • 1. MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS CENDRAWASIH PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH KELOMPOK 4: 1. JUNAIDI I. DABAMONA NIM : 2022105095004 2. IKA SRI SURYASTUTI NIM : 2022105095002 3. YOHANES PENIUS LANI NIM : 2022105095008
  • 2. ARTI DAN RUANG LINGKUP PERENCANAAN WILAYAH Defenisi perencanaan wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksakan. Perencanaan wilayah di Indonesia unsur dan langkah sebagai berikut: 1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan 2. Visi, Misi dan Tujuan Umum 3. Identifikasi pembatas dan kendala 4. Proyeksi berbagai variabel yang terkait 5. Sasaran yang dicapai 6. Mencari dan mengevaluasi alternatif untuk mencapai sasaran 7. Memilih alternatif terbaik 8. Menetapkan lokasi kegiatan 9. Menyusun kebijakan strategis
  • 3. Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak swasta. Sifat dan Manfaat perencanaan wilayah antara lain adalah: 1. Mampu menggambarkan proyeksi dari berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan di wilayah tersebut 2. Membantu dan memandu pelaku ekonomi memilih kegiatan sesuai lokasi yang ada 3. Sebagai bahan acuan pemerintah dalam pengendalian dan pengawasan kegiatan ekonomi sesuai penggunaan lahan 4. Sebagai landasan untuk rencana selanjutnya yang lebih detail 5. Dapat menjamin keserasian spasial, keselarasan antar sektor dan optimalisasi investasi. Subbidang dalam Perencanaan wilayah antara lain adalah: 1. Subbidang perencanaan ekonomi sosial wilayah 2. Subbidang perencanaan tata ruang atau tata guna lahan 3. Subbidang perencanaan khusus 4. Subbidang perencanaan proyek
  • 4. Jenis perencanaan wilayah antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan fisik VS Perencanaan ekonomi 2. Perencanaan alokatif VS Perencanaan inovatif 3. Perencanaan bertujuan jamak VS Perencanaan bertujuan tunggal 4. Perencanaan bertujuan jelas VS Perencanaan bertujuan laten 5. Perencanaan indikatif VS Perencanaan imperatif 6. Top down VS Bottom up planning 7. Vertical VS Horizontal planning 8. Perencanaan melibatkan masyarakat secara langsung VS tidak melibatkan masyarakat secara langsung Tingkat-tingkat perencanaan wilayah dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Tingkat perencanaan dan sumber dana, mengikuti UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah 2. Perencanaan wilayah tingkat provinsi, dengan penyusunan RPJP, RPJM 3. Perencanaan wilayah tingkat Kabupaten/ Kota, dengan penyusunan RTRW 4. Perencanaan wilayah tingkat Kecamatan, dengan penyusunan RUTR-IKK 5. Perencanaan pada level proyek, dengan perencanaan yang lebih bersifat spasial
  • 5. Kelompok permasalahan dalam perencanaan wilayah diuraikan sebagai berikut: 1. Permasalahan mikro a. Permasalahan teknis b. Permasalahan manajerial c. Permasalahan finansial d. Permasalahan ekonomi e. Permasalahan dampak lingkungan f. Sikap sosial masyarakat g. Permasalahan keamanan 2. Permasalahan makro a. Kesesuaian lokasi b. Strategi pengembangan ekonomi wilayah 3. Sistem transportasi/ penyediaan prasarana 4. Sistem pembiayaan pembangunan daerah Keahlian yang dibutuhkan dalam perencanaan wilayah antara lain: 1. Keahlian di bidang substansi/ metode/ teknik analisis dalam perencanaan wilayah 2. Keahlian di bidang ilmu sektoral sesuai dengan bidang/ sektor yang direncanakan
  • 6. PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH Pendekatan Sektoral perencanaan pembangunan wilayah adalah dimana seluruh kegiatan ekonomi di dalam wilayah perencanaan dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor dianalisis satu per satu. Setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya, menetapkan apa yang dapat ditingkatkan dan dimana lokasi dari kegiatan peningkatan tersebut. Pendekatan Regional perencanaan pembangunan wilayah dalam pengertian sempit adalah memperhatikan ruang dengan segala kondisinya. Setelah melalui analisis diketahui bahwa masih ada ruang yang belum di manfaatkan atau belum optimal, kemudian direncanakan kegiatan yang sesuai dengan lokasi sehingga penggunaan ruang menjadi serasi, efisien dan optimal. Pendekatan regional adalah pendekatan ekonomi dan pendekatan ruang tetapi belum menjawab pertanyaan tentang sektor yang akan dikembangkan. Sehingga masih harus dibarengi dengan peta dalam memantapkan analisisnya.
  • 7. Pendekatan ruang adalah pendekatan dengan memperhatikan: 1. Struktur ruang saat ini 2. Penggunaan lahan saat ini 3. Kaitan suatu wilayah dengan wilayah tetangga Unsur-unsur struktur ruang yang utama 1. Orde perkotaan termasuk permukiman 2. Sisten jaringan lalu lintas 3. Kegiatan ekonomi berskala besar Masing-masing struktur memiliki hierarki, di dalam struktur organisasi tingkat hierarki menggambarkan besarnya kekuasaan/ kewenangan. Sedangkan dalam struktur ruang hierarki menggambarkan besarnya daya tarik atau luas wilayah pengaruh. Garis Penghubung dalam struktur organisasi adalah alur perintah dan pelaporan.
  • 8. Memadukan Pendekatan Sektoral dan Regional dalam perencanaan pembangunan wilayah Langkah-langkah penggabungan kedua pendekatan tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Penetapan visi dan misi pembangunan wilayah serta tujuan umum dan strategi pencapaian visi dan misi tersebut 2. Melakukan pendekatan sektoral lebih dahulu, dengan penjelasan yang terperinci atas sub sektor dan komoditi atau jenis kegiatan yang lebih spesifik 3. Uraian tersebut menjelaskan secara terperinci setiap sektor yang akan di rencanakan dalam pembangunan wilayah, dan potensi yang akan dikembangkan 4. Menganalisis sektor-sektor potensial tersebut kemudian dibuat pemetaan terhadap potensi sektor yang akan direncanakan ke depan dan atas dasar analisis tersebut maka disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada 5. Mengevaluasi hasil perencanaan setiap sektor dengan mempertimbangkan keserasian, efisiensi dan optimalisasi setiap ruang dan lokasi yang telah di rencanakan Dalam memadukan pendekatan tersebut dapat saja berbeda dalam beberapa langkahnya namun beberapa langkah dapat pula dilakukan dengan secara serentak tanpa harus menunggu selesainya masing-masing tahapan dalam perencanaan pembangunan wilayah tersebut
  • 9. DASAR-DASAR PERENCANAAN RUANG WILAYAH Perencanaan ruang wilayah adalah perencanaan penggunaan/ pemanfaatan ruang wilayah, yang intinya adalah perencanaan penggunaan lahan (land use planning) dan perencanaan pergerakan pada ruang tersebut, menetapkan bagian wilayah (zona) yang dengan tegas diatur penggunaannya dan bagian wilayah (zona) yang tidak diatur penggunaannya dan diserahkan kepada mekanisme pasar. Kebijakan pemerintah dalam perencanaan ruang wilayah dapat di kategorikan bersifat: 1. Menetapkan atau mengatur, artinya menetapkan penggunaan lahan pada suatu zona atau lokasi hanya boleh untuk kegiatan tertentu dan spesifik. 2. Mengarahkan, apabila tidak mengeluarkan kebijakan yang ketat tetapi bersifat menggiring masyarakat ke arah penggunaan lahan yang diinginkan pemerintah. 3. Membebaskan, artinya pengguan lahan pada lokasi tersebut tidak diatur atau diarahkan oleh pemerintah. Perencanaan tata ruang wilayah adalah proses yang melibatkan banyak pihak dengan tujuan kemakmuran rakyat yang berkesinambungan, dengan kebijakan makro berupa: 1. Tujuan pemanfaatan ruang 2. Struktur dan pola pemanfaatan ruang 3. Pola pengendalian pemanfaatan ruang.
  • 10. Perencanaan tata ruang kota (RUTRK) adalah suatu rencana pemanfaatan ruang kota, yang berisikan rencana pembangunan kota yang terkait dengan ruang, sehingga tercapai tata ruang yang dituju dalam kurun waktu tertentu di masa akan datang. Sesuai dengan KepMen PU No.46/KPTS/1986, ada 4 tingkatan Rencana Ruang Kota, yaitu: 1. Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan, menggambarkan posisi kota yang direncanakan terhadap kota lain secara nasional. 2. Rencana Umum Tata Ruang Kota, menggambarkan pemanfaatan ruang kota secara keseluruhan 3. Rencana Detail Tata Ruang, menggambarkan pemanfaatan ruang kota secara lebih rinci 4. Rencana Teknik Ruang Kota, menggambarkan secara geometri pemanfaatan ruang kota, sebagai acuan penentuan site/ konstruksi di kota Sesuai dengan KepMen PU No.640/KPTS/1986, RUTRK setidak-tidaknya harus berisikan hal-hal sebagai berikut, yaitu: 1. Kebijakan pengembangan penduduk kota 2. Rencana pemanfaatan ruang kota 3. Rencana struktur pelayanan kegiatan kota 4. Rencana sistem transportasi 5. Rencana sistem jaringan utilitas kota 6. Rencana kepadatan bangunan 7. Rencana ketinggian bangunan 8. Rencana pemanfaatan air baku 9. Rencana penanganan lingkungan kota 10. Tahapan pelaksanaan pembangunan 11. Indikasi unit pelayanan kota
  • 11. BERBAGAI TEORI LOKASI Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/ kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Sistem K = 3 adalah sebuah model dari Walter Christaller yang menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model ini merupakan suatu sistem geometri dimana angka 3 yang ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Dengan ciri- ciri sebagai berikut: 1. Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama 2. Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah 3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar merata di seluruh wilayah 4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimalisasi jarak/ biaya Range radius 8 km Threshold radius 4 km Analogi Luas jangkauan range dan threshold
  • 12. Model Perdagangan Hexagonal Ada komoditas yang jangkauan pemasarannya cukup luas, ada yang sedang dan ada yang kecil. Untuk hierarki yang sama daerah pemasarannya tidak tumpang tindih, tetapi untuk daerah yang berbeda daerah pemasarannya akan tumpang tindih. Berbagai jenis barang pada orde yang sama cenderung bergabung pada pusat dari wilayahnya sehingga pusat itu menjadi lokasi konsentrasi (kota) Kurva permintaan pasar monopoli Kurva permintaan pasar sempurna Kurva permintaan sebagai akibat faktor jarak
  • 13. Model Von Thunen Dengan asumsi sebagai berikut: 1. Wilayahnya analisis bersifat terisolir (isolated state) sehingga tidak terdapat pengaruh pasar dari kota lain lain 2. Tipe permukiman adalah padat di pusat wilayah (pusat pasar) dan makin kurang padat apabila menjauhi dari pusat wilayah 3. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah, dan topografi yang seragam 4. Fasilitas pengakutan adalah primitive (sesuai pada zamannya) dan relatif seragam. Ongkos ditentukan oleh berat barang yang dibawa 5. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua faktor alamiah yang mempengaruhi penggunaan tanah adalah seragam dan konstan Diagram cincin Von Thunen
  • 14. Teori Lokasi Biaya Minimum Weber Dalam perumusan modalnya, bertitik tolah pada asumsi sebagai berikut: 1. Unit Telaahan dalah suatu wilayah yang terisolir, iklim yang homogen, konsumen terkonsentrasi pada beberapa pusat, dan kondisi pasar adalah persaingan sempurna 2. Beberap sumber daya alam seperti air, pasir dan batu bata tersedia di mana-mana dalam jumlah yang memadai 3. Material lainnya seperti bahan bakar mineral dan tambang tersedia secara sporadis dan hanya terjangkau pada beberapa tempat terbatas 4. Tenaga kerja tidak ubiquitous (tidak menyebar secara merata) tetapi berkelompok pada beberapa lokasi dan dengan mobilitas yang terbatas Locational triangle dari weber
  • 15. RUANG DAN PERWILAYAHAN Ruang dapat diartikan dengan tempat berdimensi tiga tanpa konotasi yang tegas atas batas dan lokasinya yang dapat menampung atau ditujukan untuk menampung benda apa saja. Wilayah, ada 2 cara pandang tentang wilayah yaitu subjektif dan objektif: - Subjektif, adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria tertentu atau tujuan tertentu - Objektif, yaitu wilayah itu benar-benar ada dan dapat dibedakan dengan ciri-ciri/ gejala alam di setiap wilayah Wilayah untuk kebutuhan perencanaan, dapat berarti suatu wilayah yang sangat sempit atau sangat luas, sepanjang di dalamnya terdapat unsur ruang atau space. Wilayah harus dapat dibagi atau dikelompokkan ke dalam suatu kesatuan agar bisa dibedakan dengan kesatuan lain Jenis-jenis perwilayahan, dapat dibedakan sebagai berikut 1. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan 2. Berdasarkan kesamaan kondisi (homogeneity) 3. Berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi 4. Berdasarkan wilayah perencanaan/ program Masing-masing cara perwilayah mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan perwilayahan yang cocok tergantung pada studu/ perencanaan itu sendiri
  • 16. KOTA DAN DAERAH BELAKANGNYA Kriteria untuk menetapkan suatu wilayah disebut sebagai kota adalah 1. Kepadatan penduduk per kilometer persegi 2. Persentase rumah tangga yang mata pencaharian utama adalah pertanian atau non pertanian 3. Persentase rumah tangga yang memiliki telepon 4. Persentase rumah tangga yang menjadi pelanggan listrik 5. Fasilitas umum, pendidikan, pasar, tempat hiburan, pertokoan, hotel, salon dll. Pada dasarnya apakah konsentrasi itu sebagai kota atau tidak adalah dari seberapa banyak fasilitas perkotaan yang tersedia dan seberapa jauh kota itu menjalankan fungsi perkotaan antara lain sebagai berikut: 1. Pusat perdagangan 2. Pusat pelayanan jasa 3. Prasarana perkotaan, jaringan jalan, air bersih, listrik, telepon dll 4. Fasilitas sosial 5. Pusat pemerintahan 6. Pusat komunikasi 7. Lokasi permukiman tertata
  • 17. Hubungan antara kota dan daerah belakangnya dapat dibedakan antara kota generatif, kota parasitif, dan enclave. 1. Kota generative, adalah kota yang menjalankan bermacam-macam fungsi, baik untuk dirinya sendiri maupun daerah belakangnya, sehingga saling menguntungkan/ mengembangkan 2. Kota parasitif, adalah kota yang tidak banyak berfungsi untuk menolong daerah belakangnya dan bahkan bisa mematikan berbagai usaha yang mulai tumbuh di desa 3. Kota enclave (tertutup), adalah kota yang berkembang tapi tidak mengharapkan input dari daerah sekitarnya melainkan dari luar Pusat pertumbuhan (growth pole) memiliki 4 ciri yaitu: 1. Adanya hubungan internal dari berbagai macam kegiatan 2. Ada efek pengganda (multiplier effect) 3. Ada konsentrasi geografis 4. Bersifat mendorong daerah belakangnya Menetapkan orde perkotaan dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu: 1. Hanya menggunakan variabel penduduk 2. Perbandingan persentase hubungan keluar 3. Gabungan beberapa variabel
  • 18. MODEL GRAFITASI Model Grafitasi adalah salah satu model yang digunakan dalam perencanaan wilayah. Model ini akan membantu perencana wilayah untuk memperkirakan daya tarik suatu lokasi dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk simulasi apakah suatu fasilitas yang dibangun pada lokasi tertentu akan menarik cukup pelanggan atau tidak. Dengan demikian, dapat diperkirakan perlu tidaknya fasilitas itu dibangun pada lokasi tersebut atau sebaiknya mencari lokasi yang lain yang lebih sesuai. Implementasi dari model grafitasi adalah mengubah daya tarik itu menjadi probabilitas. PROYEKSI PENDUDUK Dalam konteks wilayah maka perencanaan bertujuan untuk melihat ke depan dalam suatu kurun waktu tertentu, misalnya 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun atau 25 tahun tergantung kepada jangkauan ke depan dan perencanaan itu sendiri. Dengan demikian kita perlu memprediksi tentang besarnya jumlah penduduk pada wilayah perencanaan di masa akan datang. Walaupun proyeksi penduduk dapat mencakup aspek yang sangat luas, namun diperlukan pembatasan yang jelas dalam perencanaan wilayah yaitu pada jumlah, komposisi serta lokasi dalam perencanaan tersebut.
  • 19. Berbagai metode proyeksi penduduk dapat dibagi atas: 1. proyeksi secara global, tidak membuat kategori atas penduduk yang diproyeksikan, jadi semua penduduk dianggap memiliki karakteristik yang sama 2. proyeksi secara kategori, adalah membagi penduduk atas berbagi kategori atau cohort atau gabungan keduanya, dan 3. proyeksi menurut lokasi, adalah mendistribusikan angka proyeksi total kepada berbagai sub-wilayah/ lokasi (distribusi menurut lokasi) PENGENALAN LINIER PROGRAMING Linier Programming (LP) atau Pemograman Linier (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal. Permasalahan yang sering diselesaikan dengan linier programming adalah dalam pengalokasian faktor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal. Penyelesaian matematis dalam pemograman Linier (PL) antara lain adalah: 1. Penyelesaian dengan grafik 2. Penyelesaian dengan metode substitusi/ transformasi 3. Penyelesaian dengan tabel simpleks
  • 20. DASAR-DASAR EVALUASI PROYEK Salah satu tugas perencana wilayah adalah mengevaluasi proyek yang diusulkan oleh berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. Proyek dalam hal ini adalah sesuatu yang sama sekali baru, atau hanya perluasan/ peningkatan dari keadaan sebelumnya. Hasil dari evaluasi atas proyek dapat berupa diterima, ditolak, tetapi dapat juga berupa penetapan skala prioritas terhadap proyek tersebut. Berbagai metode dalam evaluasi mulai yang sederhana seperti penggunaan indeks (goal achievement matrix) sampai yang komprehensif seperti studi kelayakan. Studi kelayakan finansial lebih merupakan cara pandang seorang pengusaha yang bergerak di bidang usaha untuk mencari laba, jadi unsur biaya adalah semua uang yang dikeluarkan untuk membangun dan mengoperasikan perusahaan dan manfaatnya berupa penerimaan/ uang masuk dari menjual produksi/ jasa perusahaan. Studi kelayakan sosial ekonomi adalah dari sudut pandang ekonomi nasional secara keseluruhan atau dari sudut kepentingan seluruh masyarakat, artinya suatu proyek bisa menguntungkan dari sudut finansial (menguntungkan pengusaha), tetapi dari sudut ekonomi nasional belum tentu menguntungkan.
  • 21. Bentuk manfaat dapat dibedakan atas: - Manfaat utama (primary benefits), dapat bersifat langsung dimana hasil proyek langsung dapat dirasakan (misalnya proyek irigasi pertanian) dan tidak langsung dimana hasilnya masih dapat dihitung misalnya peningkatan volume produksi dan transportasi ke dan dari daerah tersebut, ada pula yang sulit dihitung misalnya peningkatan volume perdagangan. - Manfaat lanjutan (secondary benefits), adalah manfaat yang mendorong sektor lain dapat berkembang (di luar wilayah yang berdekatan dengan wilayah tersebut) Parameter pengukuran kelayakan proyek adalah sebagai berikut: 1. Net present value (NVP) 2. Benefit cost ratio (BCR) 3. Pay back period 4. Internal rate of return (IRR) Hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi proyek adalah sebagai berikut: 1. Menghitung biaya ekonomi 2. Menghitung manfaat ekonomi 3. Penerima manfaat
  • 22. PENUTUP Analisis perbandingan antara manfaat dengan biaya proyek adalah alat yang ampuh dalam menetapkan skala prioritas proyek. Alat analisis ini apabila dilakukan secara benar, merupakan evaluasi yang bersifat komprehensif atas kelayakan suatu proyek. Namun analisis ini memiliki kelemahan yang terkadang membuat orang mempertanyakan hasil kesimpulannya. Seandainya studi kelayakan ekonomi sulit dilaksanakan ataupun terpaksa menggunakan asumsi yang belum tentu dapat diterima semua pihak, maka evaluasi dapat dilakukan dengan metode GAM (goal achievement matrix), namun dalam penggunaan metode ini sebaiknya juga memperhatikan unsur kualitas dan tidak hanya unsur kuantitas.
  • 23. SEBELUM PRESENTASI DIAKHIRI, KAMI AKAN MEMBERI PANTUN BUAT SEMUA “ BUNGA MAWAR BUNGA SELASIH, WARNANYA CERAH TIADA DUANYA. CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH, SEMOGA TIDAK ADA YANG BERTANYA. ” TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA