Dokumen ini membahas tentang pemisahan senyawa menggunakan reaksi pembentukan senyawa kompleks. Metode ini meliputi pengkompleksan dengan ligan pengkelat untuk membentuk senyawa kompleks yang lebih stabil dan dapat larut, serta penggunaan agen penopeng untuk mengurangi gangguan dari senyawa pengganggu selain target. Contohnya adalah pemisahan campuran dua senyawa dengan mengkompleksasi satu senyawa dan men
Pemisahan Kimia - Pembentukan Senyawa Kompleks Koordinasi
1. PEMBENTUKAN SENYAWA
KOMPLEKS KOORDINASI
Tim ahli dari kelompok 1 dan 12
1. Anggi Yulitasari
(110331420543)
2. Dyastri Sudariyati
(110331420572)
3. Eni Ulfatus Sangadah
(110331420552)
4. Enik Dwi Apriliyanti
(110331420540)
5. Ikhwanto
(110331420580)
6. Rachmasari Putri Anggini
(110331420551)
2. PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
Pemisahan dengan suatu reaksi kimia sering dilakukan
sebelum pemisahan lanjut agar senyawa target tidak
terganggu dalam analisisnya. Di sisi lain, senyawa
koordinasi mempunyai beberapa karakter yang dapat
digunakan untuk pemisahan dengan reaksi kimia.
Diantaranya pembentukan senyawa kompleks dengan
ligan pengkelat (Chelating Ligands) dan reaksi dengan
pereaksi penopeng (Masking Agent).
3. Reaksi pengompleksan biasanya digunakan untuk
memisahkan campuran yang mengandung atom
logam yang tidak larut dalam pelarut organik. Dengan
kompleksasi, senyawa tersebut akan menjadi senyawa
kompleks yang dapat larut dalam pelarut organik dan
dilanjutkan dengan proses pemisahan lanjutan
(ekstraksi atau kromatografi).
5. 2. REAKSI PENGKELATAN
Reaksi pengkelatan jika ligan yang digunakan terdiri dari
beberapa gugus fungsi yang semuanya dapat menjadi
pendonor pasangan elektron pada satu atom pusat
logam dan nantinya akan terbentuk senyawa koordinasi
dengan lima atau enam cincin.
Pengkompleksan suatu senyawa atau ion dengan liganligan pengkelat akan memberikan senyawa kompleks
yang lebih stabil.
6. 3. REAKSI PENOPENGAN
Reaksi penopengan ini berfungsi untuk mengurangi
gangguan dari atom atau ion selain yang dijadikan
target pemisahan (ion atau senyawa penganggu).
Agen penopeng akan bereaksi dengan ion-ion logam
pengganggu dan menjadi senyawa koordinasi yang
berbeda dengan dan tidak sampai mengalami reaksi
normalnya.
7. Contoh:
Suatu campuran tersusun dari senyawa A dan B akan
dipisahkan. Sebelum dilakukan pemisahan yang lebih
lanjut campuran akan di-kompleksasi terlebih dahulu.
Campuran tersebut akan direaksikan dengan larutan
pengompleks EDTA. Sehingga secara normal, akan
terbentuk senyawa kompleks dari kedua senyawa
penyusun campuran tersebut.
8. Namun jika percobaan dilakukan untuk memisahkan
senyawa A (sebagai target), maka senyawa B diberi agen
penopeng lain. Agen penopeng ini akan membentuk
senyawa kompleks juga namun harus lebih stabil dari
pengompleks normalnya (EDTA). Agen penopeng yang
lebih stabil ini akan membentuk kompleks stabil dari
senyawa B. Misalnya agen penopengnya adalah larutan
NH3 dan terbentuklah kompleks dari B-NH3. Sehingga
senyawa B tak lagi terkompleksasi dengan EDTA dan
menyisakan kompleks A-EDTA.
A.B + EDTA → A-EDTA + B-EDTA (reaksi normalnya)
A.B + NH3 + EDTA → A-EDTA + [B-NH3] (dengan agen penopeng)