Siswa merupakan agen perubahan ( Agen Of Change), maksudnya adalah Siswa bisa memberikan sumbangsih pemikirannya yang bermanfaat (walaupun berbeda dari yang ada) dan menerapkannya. Hal ini sering mendapat tentangan dari masyarakat, teman, maupun keluarga, namun ia bisa memilih antara memaksakan secara kontinual atau menerapkan secara bertahap.
2. :
EDisi NOVEMBER 2018
BULETIN JENIUS
Penanggung Jawab
Dewan Redaksi
Redaktur Pelaksana
Produksi
Sirkulasi
Kontributor
Alamat Redaksi
Telepon
Dra. Hj. R Endang Yanusiswati
Drs. H. Muchroji. M. Ahmad
Ihin Nasihin S.Pd, Dadang S.Si, Sohiman S.Pdi,
Iis Dianti S.Ag, Drs Qomarun S.E
Viki Iswanto. M S.Ip
Hendarno
Guru dan Karyawan sekolah Al-Hikmah
Osis SMP & Osis SMK
Sekolah Al-Hikmah Jakarta
Jln. Kemajuan No. 55 RT 04/01 Petukangan Selatan,
Pesanggrahan Jakarta Selatan
(021) 733883706 Fax 7340248
Anjar Dwi Cahyono S.E
Untuk informasi lebih jelasnya silahkan hubungi kami melalui alamat redaksi Buletin Jenius atau da-
tang langsung ke Yayasan Islam Al-Hikmah Jakarta Selatan setiap hari saat jam kerja berlangsung.
:
:
:
:
:
:
:
:
Rekening Pembangunan Masjid Al-Hikmah 711-639-809-7
Kritik & saran sampaikan kepada kami melalui alamat email : jeniusalhikmah@gmail.com dan juga bisa
memalui alamat Redaksi kami.
PERAN PEMUDA DALAM MENGHADAPI BENCANAALAM
Oleh : Muhammad Syachri Fajrin
Aktifitas kegempaan di Indonesia secara umum di sebabkan oleh aktifitas tiga lem-
peng tektonik yaitu: Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Indo-Australia dan Lempeng
Samudera Pasifik, dan juga Indonesia berada di lokasi Ring of Fire atau “Cincin Api”. Kebanya-
kan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai
pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Seke-
dar megingatkan bencana alam hebat yang terjadi sepanjang tahun 2018 mulai dari gempa Lom-
bok yang terjadi pada tanggal 05 Agustus 2018 dengan kekuatan 7 SR dan yang teranyar gempa
bumi berkekuatan 7,4 SR diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, In-
donesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada
di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km itu membuk-
tikan bahwa negara kita merupakan negara yang rawan akan bencana. Lalu bagaimana sikap kita
sebagai pemuda menyikapi bencana-bencana yang terjadi saat ini? Tulisan ini sedikit mengulas
peran pemuda dalam menghadapi bencana dalam rangka memperingatkan hari sumpah pemuda.
Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang terdapat di alam yang berguna bagi
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan da-
tang. Kelangsungan hidup manusia sangat bergantung pada keutuhan lingkungannya, begitupun
sebaliknya keutuhan lingkungan tergantung bagaimana kearifan manusia dalam mengelolanya.
Oleh karena itu, lingkungan hidup tidak semata-mata dipandang sebagai penyedia sumber daya
alamatausebagaidayadukungkehidupanyangharusdieksploitasi,tetapijugasebagaitempathidup
yang mensyaratkan adanya keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan lingkungan hidup.
Masalah lingkungan hidup dapat muncul karena adanya pemanfaatan sumber daya alam dan jasa-
jasa lingkungan yang berlebihan sehingga meningkatkan berbagai tekanan terhadap lingkungan
hidup, baik dalam bentuk kelangkaan sumber daya dan pencemaran maupun kerusakan lingkungan
lainnya.
gai pelajar Indonesia. Sehingga, jika ada suatu kekeliruan dalam kumunitas yang dia
berada, maka pemikiran kritis tidak akan keluar dari dirinya dikarenakan kemampuan
dirinya belum diasah secara maksimal. Dan ini bukan cita-cita yang diharapkan dari
pendiri bangsa. Tongkat estafet pembangunan bangsa ini akan dialihkan oleh generasi
muda, jika pelajar tidak mempersiapkan diri, baik itu dari kualitas ilmu pengetahuan
maupun kualitas sains, jangan berharap bangsa ini dapat bersaing dengan bangsa-
bangsa lainnya. Seperti pidato Ir. Soekarno “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan
kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dun-
ia”. Masa depan bangsa ini ada ditangan pemuda, jika pemudanya menguasai ilmu
pengetahuan dan sains maka bangsa ini akan mengalami kemajuan. Dan sebaliknya
jika pemudanya jauh dari ilmu pengetahuan jangan berharap bangsa ini akan maju.
Serah Terima Jabatan Wisata Sejarah SMK
3. Sikap hidup masyarakat yang suka mengobyektivasi alam tidak ragu-ragu lagi dilihat seba-
gai faktor utama yang menimbulkan bencana.Alam tidak lagi dipandang sebagai teman hidup, tetapi
obyek yang semata-mata dimanfaatkan demi memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pembabatan hu-
tan, pencemaran air, pencemaran udara, dan pengrusakan siklus alam oleh manusia-manusia yang
tidak bertanggungjawab berperan dalam penyebab bencana alam, khususnya alam Indonesia. Padahal
jika melihat fakta diatas, bencana setiap saat bisa terjadi. Selain diperlukan sikap yang sigap, antisi-
pasi juga harus dilihat sebagai langkah yang penting. Bencana bukanlah takdir. Petaka yang terjadi,
apakah itu banjir, gempa, longsor, dan seterusnya jika kita kaji lebih jauh terkadang akibat perbuatan
tangan-tangan manusia sendiri.Atau istilah Ebiet G.Ade, akibat manusia tak lagi bersahabat dengan
alam. Pembangunan, industri, eksploitasi alam yang tak terkendali menimbulkan kerusakan lingkun-
gan. Lantas hukum alam berjalan sebagaimana mestinya. Jika terjadi ketidakseimbangan akan timbul
ekses-ekses. Akibatnya manusia sendiri yang menanggungnya, oleh karena itu hukum kausalitas
(Sebab-Akibat) pasti akan terjadi. “Don’t ask what your country can do for you,Ask what can you do
for your country”. Ungkapan John F. Kennedy di atas adalah gambaran semangat yang harus dimiliki
oleh setiap individu dalam suatu negara. Ungkapan dalam bahasa Indonesia berarti,”Jangan tanyakan
apa yang dapat dilakukan oleh negaramu untukmu. Tanyakanlah apa yang dapat kamu lakukan untuk
negaramu”. Sebagai pemuda Indonesia yang prihatin terhadap segala bencana alam yang terjadi di
Indonesia, banyak hal yang dapat dilakukan oleh kita, antara lain :
Menghemat energi (ex: listrik & bahan bakar), pemakaian energi yang efisien membantu siklus1.
alam & untuk anak cucu dimasa depan.
Melakukan terobosan untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, menciptakan barang-barang2.
dari bahan daur ulang merupakan usaha untuk menjaga lingkungan & bumi.
Berperan aktif menyuarakan & mengajak orang dalam menjaga lingkungan & bumi, jika 1 orang3.
mampu mengajak 1 orang lain untuk berbuat baik, maka 1 orang lain tersebut akan menularkan
1 kebaikan untuk alam, dan begitu seterusnya.
Masih banyak lagi yang dapat dilakukan pemuda untuk menghadapi & mengatasi bencana alam yang
terjadi khususnya bencana yang terjadi di Indonesia. Namun apabila pemuda telah melakukan sedikit
hal diatas, maka sudah mampu melakukan banyak untuk menjaga alam dari bencana hebat lainnya.
YANG MUDA BERKARYA
Oleh : Viki Iswanto / Kepala Perpustakaan Al-Hikmah
Sumpah Pemuda jelas adalah semangat dan ikrar para pe-
muda negeri ini yang mengaku: bertanah air satu tanah air Indone-
sia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia.
Sumpah pemuda yang tertuang pada secarik kertas putih atas gore-
san tinta Muhammad Yamin dan disodorkan kepada Soegondo ada-
lah bukti otentik keberanian pemuda untuk membela bangsa Indonesia.
Menurut Ridwal Kamil dalam perayaan HUT RI di provinsi Bandung beliau men-
gatakan “ Jadilah generasi muda yang turun tangan, bukan tunjuk tangan. Pencari
solusi bukan pemaki-maki. Generasi yang ber-karya, bukan bermudharat. Generasi
tangan diatas, bukan tangan dibawah.” (https://www.qureta.com/post/yang-muda-
yang-berkarya)
Sebuah kata-kata yang sangat mendebarkan, setiap pemuda, yang memilik
jiwa muda, yang membacanya. Sebuah goresan kata-kata yang sangat baik dari se-
orang walikota yang masih muda dan saat ini telah menjadi gubenur Jawa Barat, dan
beliau memiliki jiwa muda didadanya dalam membangun bangsa ini, dan bagaimana
makna sumpah pemuda di kalangan pelajar ? pertanyaan ini masa sangat relevan kita
kemukakan karena masih banyak pelajar yang belum bisa mengambil hikmah dari
peristiwa lahirnya sumpah pemuda.
Siswa merupakan agen peruba-
han (Agen Of Change), maksudnya ada-
lah siswa bisa memberikan sumbangsih
pemikirannya yang bermanfaat (walaupun
berbeda dari yang ada) dan menerapkan-
nya. Hal ini sering mendapat tentangan
dari masyarakat, teman, maupun keluarga,
namun ia bisa memilih antara memaksa-
kan secara kontinual atau menerapkan se-
cara bertahap. Salah satu contohnya adik
kita Sdri. Sabita Assilmi Kaffah yang telah membuat karya seni yang sederhana tapi
memiliki pesan agar pelajar terus memberikan karya-karya yang terbaik buat bangsa
ini, bukan mengikuti pelajar yang lainnya dimana mereka lebih senang melakukan
pembullyan, geng motor, pacaran dan perbutan tersebut tidak mencerminkan seba-