SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
12 Prinsip Animasi
Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom
1. Pose dan gerakan antara (Pose-To-Pose and Inbetween)
Misalkan kita mengambil adegan orang berjalan dengan menggunakan kamera. Bentangkan film yang
sudah jadi dan akan terlihat rangkaian gambar yang berkesinambungan yang apabila diputar dengan
kecepatan 24 frame pe detik (film) atau 25 frame per detik (PAL) akan menghasilkan gambar bergerak.
Terkadang sulit untuk langsung meng-copy semua gerakan pada tiap frame. Untuk mempermudah
seorang animator akan membagi sekuens gerakan dalam 2 bagian, yaitu pose dan gerakan antara. Pose
adalah gerakan paling ekstrim dari tiap gerakan yang ada dan inbetween adalah gerakan antara suatu
pose ke pose lainnya.
Pada animasi 2D key animator akan menggambar key pose. Lalu inbetween melanjutkan dengan
membuat gerkan antara satu pose ke pose yang lainnya.
Prinsip animasi pada boucing ball:
Key frame terlihat pada posisi teratas dan terbawah dari bola
dan Inbetween terletak diantara posisi key frame.
Mari	
  kita	
  amati	
  gambar	
  Pinguin	
  yang	
  sedang	
  berjalan	
  di	
  bawah	
  ini,	
  kemudian	
  kita	
  bagi	
  menjadi	
  
pose	
  to	
  pose	
  dan	
  inbetween.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Pose yang ada adalah :
1. Kaki kiri melangkah ke depan.
2. Kaki kanan melaju ke depan melangkahi kaki kiri.
Inbetween yang ada adalah:
1. Gerakan langkah kaki kanan yang sejajar dengan kaki kiri.
2. Gerakan langkah kaki kanan yang menyusul kaki kiri ke arah depan.
2. Pengaturan waktu (Timing)
Dengan mengatur durasi gerakan, suatu karakter bisa terlihat berbeda dengan karakter yang lain.
Walaupun pose-nya sama, tetapi dengan durasi gerak yang berbeda, maka   ekspresi gerakan yang
dihasilkan juga berbeda. Misalnya gerak lambat (jarak antar key pose cukup jauh), bergerak biasa, atau
gerak cepat (jarak antar key pose lebih dekat).
Perhatikan gambar Panda yang sedang berjalan di bawah ini.
Berbagai	
  pose	
  Panda	
  dalam	
  adegan	
  berjalan.
Pada pose pertama posisi kaki Panda sejajar. Pada pose ke dua, kaki kanan Panda diangkat dan
melangkah ke depan. Pada pose ke tiga posisi kanan Panda menjejak tanah dan melangkahi berada di
depan kaki kirinya. Pada pose ke empat, kaki kiri Panda berada di depan kaki kanannya. Atur pose
berulang-ulang. Dengan pengaturan durasi yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
60 Frame - Panda berjalan sangat santai.
25 Frame – Panda berjalan dengan kecepatan normal.
5 Frame – Panda berlari dengan kecepatan tinggi.
3. Gerakan sekunder (Secondary Action)
Gerakan sekunder adalah gerakan yang terjadi akibat gerakan yang lain dan merupakan satu kesatuan
sistem yang tidak terpisahkan dari gerakan utama. Misalnya  pada saat melangkah, tangan kita akan
mengimbangi langkah kaki kita, pinggang kita akan ikut berputar dan badan kita akan ikut condong
bergerak ke kiri dan ke kanan. Gerakan tersebut adalah akibat dari gerakan utama yaitu langkah kaki
yang terjadi akibat reaksi alamiah tubuh untuk tetap seimbang.
Untuk menciptakan gerakan sekunder menambah gerak alami, gerakan sekunder tidak boleh melebihi
gerakan utama.
Perhatikan lagi gambar Panda yang sedang berjalan di tas.
	

Keterangan adalah sebagai berikut:
• Panda bersiap-siap melangkah.
• Saat melangkah pinggangnya berputar ke arah yang berlawanan untuk mengimbangi langkah
kakinya.
• Tangan Panda bergerak mengayun sesuai langkah kaki.
• Tangan Panda berayun kembali sesuai dengan langkah kaki dan tubuhnya melenting ke atas untuk
memberikan gaya langkah ke depan.
4. Akselerasi (Ease In and Out)
Setiap benda diam cenderung tetap diam dan setiap benda bergerak akan tetap bergerak kecuali
mengalami percepatan atau akselerasi (hukum kelembaman Newton). Dari suatu pose yang diam ke
sebuah gerakan akan terjadi percepatan dan dari gerakan sebuah pose akan terjadi perlambatan.
Untuk memudahkannya kita perhatikan gambar berikut.
Semua benda yang bergerak akan mengalami proses akselerasi
Pada saat bola ditembakkan, bola akan melaju dengan kecepatan tertinggi, lalu gaya gravitasi akan
memperlambat bola dan bola akan berhenti pada ketinggian tertentu. Gaya gravitasi akan menarik bola
kembali dan bola akan bergerak dengan akselerasi tertentu ke arah bumi. Akhirnya bola akan mencapai
titik terendah pada kecepatan tertinggi.
Prinsip yang sama berlaku pada animasi karakter. Misalnya pada gerakan menggéléngkan kepala,
animator akan menambahkan percepatan pada awal gerak dan perlambatan pada akhir gerak.
5. Antisipasi (Anticipation)
Pada dasarnya semua gerakan akan terjadi dalam 3 bagian, bagian awal yang disebut antisipasi,
gerakan itu sendiri dan gerakan akhir yang disebut gerakan penutup (follow through). Misalnya pada
saat kita meloncat kita akan menekuk kedua kaki kita, membungkukkan badan dan menarik kedua
tangan ke bawah, barulah kita meloncat. Gerakan pendahuluan inilah yang disebut antisipasi.
Pada film animasi 2D sering kita melihat tokoh kartun yang menghilang dari layar dengan
meninggalkan segumpal asap tebal. Sebelum lari tokoh tersebut memasang pose persiapan, kaki ditarik
menjauh arah lari dan tangan merentang bersiap-siap lari dan kemudian tokoh itu melesat dan
meninggalkan asap tebal.
Serangkaian pose saat adegan meloncat
Diawali dengan mebungkukkan badannya sebelum meloncat sebagai antisipasi terhadap gaya gravitasi.
6. Gerakan lanjutan dan perbedaan waktu gerak (Follow Through and Overlapping Action)
Setiap benda yang bergerak akan cenderung tetap bergerak, bahkan setelah mendapat gaya yang
menghentikannya (hukum kelembaman Newton). Misalnya saat kita berlari dan tiba-tiba berhenti.
Badan kita akan sedikit terlempar ke depan, sebelum akhirnya kembali ke titik seimbang. Perhatikan
setiap gerakan yang kita lakukan, kita akan menemukan dan merasakan ”gerakan berlebih” pada setiap
akhir gerakan yang kita lakukan. Gerakan tersebut yang disebut sebagai gerak penutup (follow trough).
Tidak semua gerakan terjadi atau berhenti pada saat yang bersamaan. Selalu ada selang waktu antara
gerakan utama dengan gerakan sekunder. Seringkali gerakan-gerakan tersebut terasa bertindihan.
Prinsip inilah yang dikenal sebagai overlapping action.
Biasanya gerakan sekunder akan mengalami perbedaan waktu gerak (overlapping action). Jika seekor
binatang bergerak, ekornya akan ikut bergerak, tetapi gerakan ekor tidak berhenti bersamaan dengan
gerakan binatang tersebut, melainkan berhenti beberapa saat lebih panjang.
Berikut adalah penerapan prinsip gerakan lanjutan (follow trough):
Setelah meloncat, kelinci tidak langsung berdiri tegak, melainkan membungkukan badan dahulu
sebelum ke posisi keseimbangan. Gerakan ini yang disebut gerakan lanjutan (follow trough).
Gerakan alami terjadi secara susul-menyusul (overlap). Melihat gambar kelinci di atas, kita juga bisa
melihat prinsip dari overlapping action, yaitu:
• Saat  melompat, ke-dua kaki kelinci tidak menyentuh tanah secara bersamaan (gambar 1).
• Saat tiba di tanah ke-dua tangan dan kaki Kelinci tertekuk ke bawah akibat gravitasi (gambar 2).
• Gerakan masih berlanjut akibat gaya gravitasi, tubuh dan kepala Kelinci tertekuk (gambar 3).
• Setelah mencapai keseimbangan, barulah Kelinci dapat berdiri tegak (gambar 4).
7. Gerakan melengkung (Arc)
Pada saat kita menggelengkan kepala, gerakan yang dihasilkan adalah gerakan yang sedikit
melengkung ke arah atas atau bawah yang membentuk lingkaran. Gerakan inilah yang disebut gerakan
melengkung (arc) yang merupakan prinsip yang diterapkan pada animasi.
Dengan menerapkan prinsip gerakan melengkung, sebuah animasi akan terlihat luwes dan dimamis.
Garis lengkung ditunjukan oleh lintasan tangan saat melempar bola dan	
  lintasan	
  gerak	
  bola	
  ke	
  udara.
8. Dramatisasi gerakan (Exaggeration)
Dramatisasi gerakan adalah tindakan mempertegas apa yang sedang dilakukan. Sering kita melihat
seorang aktor theater mendramatisasi atau melabih-lebihkan aksi mereka agar terlihat jelas oleh
penonton. Saat marah sang aktor akan berkacak pinggang dan menuding-nuding lawannya. Demikian
pula saat tertawa, ia berkacak pinggang, menarik bagian atas tubuhnya ke belakang, mengangkat
kepalanya ke atas, membuka mulut selebar-lebarnya dan akhirnya mengeluarkan suara tawa
sedemikian kerasnya.
Contoh adegan yang didramatisir
Namun prinsip dramatisasi tidak berlaku umum. Adakalanya untuk mengekpresikan kemarahan hanya
dengan adegan bernafas dengan kesal dan menarik kedua tangan ke atas, yang terlihat marah justru
adalah ekspresi muka, bukan pada bagian tubuh.
Semakin besar kadar dramatisasi adegan, sebuah tokoh akan terlihat semakin theatrikal atau komikal
dan semakin kurang kadar realistisitasnya di mata penonton.
9. Elastisitas
Bola karet yang dilemparkan ke atas, akan penyek (squash) sebelum memantul kembali ka atas. Bola
karet akan mengalami squash ketika menyentuh tanah dan stretch ketika melayang di udara.
Kelenturan menunjukan  tingkat rigiditas suatu objek. Bola karet akan mempunyai derajat kelenturan
yang berbeda dengan bola bowling. Pada objek realistis, prinsip ini akan terlihat pada kontraksi otot.
Tekuklah kedua lengan dan kencangkan otot, maka otot akan mengalami pembesaran.
Hal penting yang harus dilakukan adalah setiap benda yang mengalami pelenturan tetap akan
mempertahankan volumenya. Jika sebuah karet berubah volumenya, realitas yang ada akan hilang.
Pada animasi prinsip ini tidak diberlakukan begitu saja, melainkan pada bagian tertentu dari suatu
benda. Otot bisep misalnya, mengalami pelenturan yang lebih besar pada bagian tengahnya dibanding
bagian tendon atau tepinya.
Meskipun benda rigid atau benda relistis (seperti manusia) tampak tidak mengalami pelenturan, prinsip
ini tetap saja digunakan. Pada saat melompat ke bawah badan kita akan tertekuk sedikit, gerakan ini
yang merupakan gerakan sekunder mirip dengan peristiwa ”penyek” yang terjadi pada bola karet yang
dilempar ke lantai.
Tinggal beberapa langkah lagi untuk dapat memahami dan mengetahui prinsip-prinsip dasar pada
animasi karakter. Ke-12 prinsip dasar ini merupakan senjata handal bagi para animator kenamaan yang
bergabung di Disney, Pixar, ILM ataupun animaton house kenamaan lainnya.
10 prinsip animasi pertama dikenalkan pertama kali oleh Fank Thomas dan Ollie Johnston. Lebih
lanjut lagi John Lasseter (sutradara Toys Story) menambahkan 2 prinsip lagi yang akan segera kita
pelajari bersama-sama.
10. Penempatan di bidang gambar (Staging)
Selain animasi yang bagus, cara menempatkan karakter dihadapan kamera juga mutlak diperlukan.
Dengan menempatkan kamera atau karakter secara tepat, konsep yang kita inginkan dapat terbaca
dengan mudah oleh penonton. Prinsip yang paling penting adalah prinsip sinematography dan prinsip
silluet. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Berbagai penempatan kamera dari sudut yang berbeda
akan membuat karakter terlihat berbeda pula.
Dengan menempatkan kamera yang rendah, sebuah karakter akan terlihat besar dan menakutkan.
Demikian juga denagn penempatan kamera yang tinggi, karakter akan terlihat kecil atau terlihat
bingung. Penempatan kamera dengan arah miring (rolling) akan membuat gerakan  terlihat dinamis.
Penempatan secara simetris akan membuata karakter terlihat formal atau berwibawa, penempatan arah
gerak secara diagonal juga akan membuat adegan terlihat dinamis.
Melihat silluet karakter (hanya pada bagian foreground vs background) juga memberikan ketegasan
pose sebuah karakter. Jika silluet karakter terlihat ambigu atau tidak jelas, maka akan sulit bagi
penonton untuk mencerna aksi yang dilakukan karakter.
11. Daya tarik karakter (Appeal)
Setiap karakter dalam animasi haruslah mempunyai daya tarik yang unik, yang membedakannya
dengan karakter yang lain. Bisa saja suatu karakter terlihat unik dari sisi desain, atau dari caranya
menunjukkan ekspresi pribadinya.
Berbagai karakter animasi
setiap karakter mempunyai ciri khas dan daya tarik tersendiri.
Daya tarik memungkinkan penonton untuk menaruh perhatian khusus pada karakter yang kita
tampilkan. Mungkin kita tidak akan menyaksikan Jurrasic Park jika dinosaurusnya tidak terlihat ganas
dan menakutkan. Dengan kata lain, daya tarik adalah segala sesuatu yang menarik penonton untuk
datang menyaksikan film kita.
12. Penjiwaan Karakter
Kemampuan akting adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap karakter animator. Akting
memungkinkan animator menterjemahkan tingkah laku dan daya tarik karakter secara tepat, sehingga
penonton merasakan apa yang dimaui oleh seorang animator, bahkan walaupun tanpa dialog sekalipun.
Cara paling mudah menghayati suatu peran adalah dengan membayangkan karakter kita sebagai
seorang aktor. Bayangkan kita menjadi diri mereka dan mulailah meniru tingkah laku dan ekspresi
mereka.
”Animator yang baik adalah animator yang mampu menggerakan seluruh anggota tubuhnya dan
menterjemahkannya ke dalam suatu karya animasi.”
Tanpa penjiwaan sebuah karakter akan terlihat datar, kaku dan tidak manusiawi. Penjiwaan peran
adalah ”roh” dari setiap karakter.
Bayangkan bila Pingguin ini sebagai Arnold Swarzenegger yang sedang bejalan gagah.
Hasilnya pasti berbeda sekali bukan dengan karakter Pinguin yang lucu.

More Related Content

What's hot

Ley de proximidad
Ley de proximidadLey de proximidad
Ley de proximidaddanmr68
 
El equilibrio en la composición
El equilibrio en la composiciónEl equilibrio en la composición
El equilibrio en la composiciónJhonny Garcia Monge
 
9 shot analysis - Vertigo
9 shot analysis - Vertigo9 shot analysis - Vertigo
9 shot analysis - Vertigorebeccaasmedia
 
Analysis of the ‘divergent’ trailer
Analysis of the ‘divergent’ trailerAnalysis of the ‘divergent’ trailer
Analysis of the ‘divergent’ trailerJessicaLouiseJ8
 
Composición de la imagen
Composición de la imagenComposición de la imagen
Composición de la imagenGinis Cortes
 
Composition of film posters
Composition of film postersComposition of film posters
Composition of film postersameliabird
 
La fotografía: técnicas y recursos expresivos
 La fotografía: técnicas y recursos expresivos La fotografía: técnicas y recursos expresivos
La fotografía: técnicas y recursos expresivosManuel Villargordo
 
Sintesis Del Estilo Visual
Sintesis Del Estilo VisualSintesis Del Estilo Visual
Sintesis Del Estilo VisualRonaldoForonda
 
Analysis of a film poster
Analysis of a film posterAnalysis of a film poster
Analysis of a film posterrebecca
 
Film Poster Analysis
Film Poster AnalysisFilm Poster Analysis
Film Poster AnalysisHarriet Hearn
 
Shot list template for media studies
Shot list template for media studiesShot list template for media studies
Shot list template for media studiesbeths-mediaa
 
Order Independent Transparency
Order Independent TransparencyOrder Independent Transparency
Order Independent Transparencyacbess
 
Multimodal analysis of dumb ways to die
Multimodal analysis of dumb ways to dieMultimodal analysis of dumb ways to die
Multimodal analysis of dumb ways to dielingueek
 
a level media film poster analysis
a level media film poster analysisa level media film poster analysis
a level media film poster analysisshanndx
 

What's hot (20)

Ley de proximidad
Ley de proximidadLey de proximidad
Ley de proximidad
 
El equilibrio en la composición
El equilibrio en la composiciónEl equilibrio en la composición
El equilibrio en la composición
 
9 shot analysis - Vertigo
9 shot analysis - Vertigo9 shot analysis - Vertigo
9 shot analysis - Vertigo
 
Analysis of the ‘divergent’ trailer
Analysis of the ‘divergent’ trailerAnalysis of the ‘divergent’ trailer
Analysis of the ‘divergent’ trailer
 
Comic olafo
Comic olafoComic olafo
Comic olafo
 
Composición de la imagen
Composición de la imagenComposición de la imagen
Composición de la imagen
 
Composition of film posters
Composition of film postersComposition of film posters
Composition of film posters
 
La fotografía: técnicas y recursos expresivos
 La fotografía: técnicas y recursos expresivos La fotografía: técnicas y recursos expresivos
La fotografía: técnicas y recursos expresivos
 
Sintesis Del Estilo Visual
Sintesis Del Estilo VisualSintesis Del Estilo Visual
Sintesis Del Estilo Visual
 
Analysis of a film poster
Analysis of a film posterAnalysis of a film poster
Analysis of a film poster
 
Semana 13 jerarquia
Semana 13   jerarquiaSemana 13   jerarquia
Semana 13 jerarquia
 
A n i m a s i
A n i m a s iA n i m a s i
A n i m a s i
 
Film Poster Analysis
Film Poster AnalysisFilm Poster Analysis
Film Poster Analysis
 
Shot list template for media studies
Shot list template for media studiesShot list template for media studies
Shot list template for media studies
 
Order Independent Transparency
Order Independent TransparencyOrder Independent Transparency
Order Independent Transparency
 
Multimodal analysis of dumb ways to die
Multimodal analysis of dumb ways to dieMultimodal analysis of dumb ways to die
Multimodal analysis of dumb ways to die
 
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latarAnimasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
 
Desain grafis percetakan menerapkan prinsip gambar bentuk dan perspektif
Desain grafis percetakan menerapkan prinsip gambar bentuk dan perspektifDesain grafis percetakan menerapkan prinsip gambar bentuk dan perspektif
Desain grafis percetakan menerapkan prinsip gambar bentuk dan perspektif
 
a level media film poster analysis
a level media film poster analysisa level media film poster analysis
a level media film poster analysis
 
composicion
composicioncomposicion
composicion
 

Similar to 12 Prinsip Dasar Animasi

12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptx
12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptx12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptx
12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptxSuryaNugraha27
 
Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2
Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2
Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2Muhammad Rofi'i
 
Animasi 2D dan 3D Slide AbdurRohim
Animasi 2D dan 3D Slide AbdurRohimAnimasi 2D dan 3D Slide AbdurRohim
Animasi 2D dan 3D Slide AbdurRohimAbdur Rohim
 
KLIPING SENAM LANTAI.docx
KLIPING SENAM LANTAI.docxKLIPING SENAM LANTAI.docx
KLIPING SENAM LANTAI.docxImamMutakin
 
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkangSenam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkangRadenmas Pardisupardi
 
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatifTd10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatifJenry Saiparudin
 
Lompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptx
Lompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptxLompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptx
Lompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptxlaila21349
 
Makalah senam lantai(1)
Makalah senam lantai(1)Makalah senam lantai(1)
Makalah senam lantai(1)hamim jajili
 
Materi meliuk dan berputar.ppt
Materi meliuk dan berputar.pptMateri meliuk dan berputar.ppt
Materi meliuk dan berputar.pptDaniPdrs
 
Jenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmani
Jenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmaniJenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmani
Jenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmaniShafiq Al Jauhari
 
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAIMAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAIEman Syukur
 
Tugas pengetahuan pjok
Tugas pengetahuan pjokTugas pengetahuan pjok
Tugas pengetahuan pjokMila Putri
 
Pergerakan Asas Perry
 Pergerakan Asas Perry Pergerakan Asas Perry
Pergerakan Asas Perrymurni mohamat
 
PRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSI
PRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSIPRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSI
PRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSIDiyah Rochmawati
 

Similar to 12 Prinsip Dasar Animasi (20)

Pertemuan 3 prinsip animasi
Pertemuan 3 prinsip animasiPertemuan 3 prinsip animasi
Pertemuan 3 prinsip animasi
 
12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptx
12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptx12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptx
12 prinsip animasi Pertemuan 2.pptx
 
GERAK.pptx
GERAK.pptxGERAK.pptx
GERAK.pptx
 
Presentasi animasi
Presentasi animasiPresentasi animasi
Presentasi animasi
 
Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2
Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2
Prinsip-Prinsip Dasar Animasi 2
 
Animasi 2D dan 3D Slide AbdurRohim
Animasi 2D dan 3D Slide AbdurRohimAnimasi 2D dan 3D Slide AbdurRohim
Animasi 2D dan 3D Slide AbdurRohim
 
KLIPING SENAM LANTAI.docx
KLIPING SENAM LANTAI.docxKLIPING SENAM LANTAI.docx
KLIPING SENAM LANTAI.docx
 
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkangSenam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
 
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatifTd10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
 
Lompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptx
Lompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptxLompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptx
Lompat Harimau dan Lompat Kangkang Materi.pptx
 
Olah tubuh
Olah tubuhOlah tubuh
Olah tubuh
 
Makalah senam lantai(1)
Makalah senam lantai(1)Makalah senam lantai(1)
Makalah senam lantai(1)
 
Materi meliuk dan berputar.ppt
Materi meliuk dan berputar.pptMateri meliuk dan berputar.ppt
Materi meliuk dan berputar.ppt
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Jenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmani
Jenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmaniJenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmani
Jenis pergerakan-asas-pendidikan-jasmani
 
Konsep gerak dasar
Konsep gerak dasarKonsep gerak dasar
Konsep gerak dasar
 
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAIMAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI TENTANG SENAM LANTAI
 
Tugas pengetahuan pjok
Tugas pengetahuan pjokTugas pengetahuan pjok
Tugas pengetahuan pjok
 
Pergerakan Asas Perry
 Pergerakan Asas Perry Pergerakan Asas Perry
Pergerakan Asas Perry
 
PRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSI
PRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSIPRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSI
PRINSIP PRINSIP ANIMASI 2 DIMENSI
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

12 Prinsip Dasar Animasi

  • 1. 12 Prinsip Animasi Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 1. Pose dan gerakan antara (Pose-To-Pose and Inbetween) Misalkan kita mengambil adegan orang berjalan dengan menggunakan kamera. Bentangkan film yang sudah jadi dan akan terlihat rangkaian gambar yang berkesinambungan yang apabila diputar dengan kecepatan 24 frame pe detik (film) atau 25 frame per detik (PAL) akan menghasilkan gambar bergerak. Terkadang sulit untuk langsung meng-copy semua gerakan pada tiap frame. Untuk mempermudah seorang animator akan membagi sekuens gerakan dalam 2 bagian, yaitu pose dan gerakan antara. Pose adalah gerakan paling ekstrim dari tiap gerakan yang ada dan inbetween adalah gerakan antara suatu pose ke pose lainnya. Pada animasi 2D key animator akan menggambar key pose. Lalu inbetween melanjutkan dengan membuat gerkan antara satu pose ke pose yang lainnya. Prinsip animasi pada boucing ball: Key frame terlihat pada posisi teratas dan terbawah dari bola dan Inbetween terletak diantara posisi key frame. Mari  kita  amati  gambar  Pinguin  yang  sedang  berjalan  di  bawah  ini,  kemudian  kita  bagi  menjadi   pose  to  pose  dan  inbetween. Hasilnya adalah sebagai berikut: Pose yang ada adalah : 1. Kaki kiri melangkah ke depan. 2. Kaki kanan melaju ke depan melangkahi kaki kiri. Inbetween yang ada adalah: 1. Gerakan langkah kaki kanan yang sejajar dengan kaki kiri. 2. Gerakan langkah kaki kanan yang menyusul kaki kiri ke arah depan.
  • 2. 2. Pengaturan waktu (Timing) Dengan mengatur durasi gerakan, suatu karakter bisa terlihat berbeda dengan karakter yang lain. Walaupun pose-nya sama, tetapi dengan durasi gerak yang berbeda, maka   ekspresi gerakan yang dihasilkan juga berbeda. Misalnya gerak lambat (jarak antar key pose cukup jauh), bergerak biasa, atau gerak cepat (jarak antar key pose lebih dekat). Perhatikan gambar Panda yang sedang berjalan di bawah ini. Berbagai  pose  Panda  dalam  adegan  berjalan. Pada pose pertama posisi kaki Panda sejajar. Pada pose ke dua, kaki kanan Panda diangkat dan melangkah ke depan. Pada pose ke tiga posisi kanan Panda menjejak tanah dan melangkahi berada di depan kaki kirinya. Pada pose ke empat, kaki kiri Panda berada di depan kaki kanannya. Atur pose berulang-ulang. Dengan pengaturan durasi yang akan terjadi adalah sebagai berikut: 60 Frame - Panda berjalan sangat santai. 25 Frame – Panda berjalan dengan kecepatan normal. 5 Frame – Panda berlari dengan kecepatan tinggi. 3. Gerakan sekunder (Secondary Action) Gerakan sekunder adalah gerakan yang terjadi akibat gerakan yang lain dan merupakan satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan dari gerakan utama. Misalnya  pada saat melangkah, tangan kita akan mengimbangi langkah kaki kita, pinggang kita akan ikut berputar dan badan kita akan ikut condong bergerak ke kiri dan ke kanan. Gerakan tersebut adalah akibat dari gerakan utama yaitu langkah kaki yang terjadi akibat reaksi alamiah tubuh untuk tetap seimbang. Untuk menciptakan gerakan sekunder menambah gerak alami, gerakan sekunder tidak boleh melebihi gerakan utama. Perhatikan lagi gambar Panda yang sedang berjalan di tas. Keterangan adalah sebagai berikut: • Panda bersiap-siap melangkah. • Saat melangkah pinggangnya berputar ke arah yang berlawanan untuk mengimbangi langkah kakinya. • Tangan Panda bergerak mengayun sesuai langkah kaki. • Tangan Panda berayun kembali sesuai dengan langkah kaki dan tubuhnya melenting ke atas untuk memberikan gaya langkah ke depan.
  • 3. 4. Akselerasi (Ease In and Out) Setiap benda diam cenderung tetap diam dan setiap benda bergerak akan tetap bergerak kecuali mengalami percepatan atau akselerasi (hukum kelembaman Newton). Dari suatu pose yang diam ke sebuah gerakan akan terjadi percepatan dan dari gerakan sebuah pose akan terjadi perlambatan. Untuk memudahkannya kita perhatikan gambar berikut. Semua benda yang bergerak akan mengalami proses akselerasi Pada saat bola ditembakkan, bola akan melaju dengan kecepatan tertinggi, lalu gaya gravitasi akan memperlambat bola dan bola akan berhenti pada ketinggian tertentu. Gaya gravitasi akan menarik bola kembali dan bola akan bergerak dengan akselerasi tertentu ke arah bumi. Akhirnya bola akan mencapai titik terendah pada kecepatan tertinggi. Prinsip yang sama berlaku pada animasi karakter. Misalnya pada gerakan menggéléngkan kepala, animator akan menambahkan percepatan pada awal gerak dan perlambatan pada akhir gerak. 5. Antisipasi (Anticipation) Pada dasarnya semua gerakan akan terjadi dalam 3 bagian, bagian awal yang disebut antisipasi, gerakan itu sendiri dan gerakan akhir yang disebut gerakan penutup (follow through). Misalnya pada saat kita meloncat kita akan menekuk kedua kaki kita, membungkukkan badan dan menarik kedua tangan ke bawah, barulah kita meloncat. Gerakan pendahuluan inilah yang disebut antisipasi. Pada film animasi 2D sering kita melihat tokoh kartun yang menghilang dari layar dengan meninggalkan segumpal asap tebal. Sebelum lari tokoh tersebut memasang pose persiapan, kaki ditarik menjauh arah lari dan tangan merentang bersiap-siap lari dan kemudian tokoh itu melesat dan meninggalkan asap tebal. Serangkaian pose saat adegan meloncat Diawali dengan mebungkukkan badannya sebelum meloncat sebagai antisipasi terhadap gaya gravitasi.
  • 4. 6. Gerakan lanjutan dan perbedaan waktu gerak (Follow Through and Overlapping Action) Setiap benda yang bergerak akan cenderung tetap bergerak, bahkan setelah mendapat gaya yang menghentikannya (hukum kelembaman Newton). Misalnya saat kita berlari dan tiba-tiba berhenti. Badan kita akan sedikit terlempar ke depan, sebelum akhirnya kembali ke titik seimbang. Perhatikan setiap gerakan yang kita lakukan, kita akan menemukan dan merasakan ”gerakan berlebih” pada setiap akhir gerakan yang kita lakukan. Gerakan tersebut yang disebut sebagai gerak penutup (follow trough). Tidak semua gerakan terjadi atau berhenti pada saat yang bersamaan. Selalu ada selang waktu antara gerakan utama dengan gerakan sekunder. Seringkali gerakan-gerakan tersebut terasa bertindihan. Prinsip inilah yang dikenal sebagai overlapping action. Biasanya gerakan sekunder akan mengalami perbedaan waktu gerak (overlapping action). Jika seekor binatang bergerak, ekornya akan ikut bergerak, tetapi gerakan ekor tidak berhenti bersamaan dengan gerakan binatang tersebut, melainkan berhenti beberapa saat lebih panjang. Berikut adalah penerapan prinsip gerakan lanjutan (follow trough): Setelah meloncat, kelinci tidak langsung berdiri tegak, melainkan membungkukan badan dahulu sebelum ke posisi keseimbangan. Gerakan ini yang disebut gerakan lanjutan (follow trough). Gerakan alami terjadi secara susul-menyusul (overlap). Melihat gambar kelinci di atas, kita juga bisa melihat prinsip dari overlapping action, yaitu: • Saat  melompat, ke-dua kaki kelinci tidak menyentuh tanah secara bersamaan (gambar 1). • Saat tiba di tanah ke-dua tangan dan kaki Kelinci tertekuk ke bawah akibat gravitasi (gambar 2). • Gerakan masih berlanjut akibat gaya gravitasi, tubuh dan kepala Kelinci tertekuk (gambar 3). • Setelah mencapai keseimbangan, barulah Kelinci dapat berdiri tegak (gambar 4). 7. Gerakan melengkung (Arc) Pada saat kita menggelengkan kepala, gerakan yang dihasilkan adalah gerakan yang sedikit melengkung ke arah atas atau bawah yang membentuk lingkaran. Gerakan inilah yang disebut gerakan melengkung (arc) yang merupakan prinsip yang diterapkan pada animasi. Dengan menerapkan prinsip gerakan melengkung, sebuah animasi akan terlihat luwes dan dimamis.
  • 5. Garis lengkung ditunjukan oleh lintasan tangan saat melempar bola dan  lintasan  gerak  bola  ke  udara. 8. Dramatisasi gerakan (Exaggeration) Dramatisasi gerakan adalah tindakan mempertegas apa yang sedang dilakukan. Sering kita melihat seorang aktor theater mendramatisasi atau melabih-lebihkan aksi mereka agar terlihat jelas oleh penonton. Saat marah sang aktor akan berkacak pinggang dan menuding-nuding lawannya. Demikian pula saat tertawa, ia berkacak pinggang, menarik bagian atas tubuhnya ke belakang, mengangkat kepalanya ke atas, membuka mulut selebar-lebarnya dan akhirnya mengeluarkan suara tawa sedemikian kerasnya. Contoh adegan yang didramatisir Namun prinsip dramatisasi tidak berlaku umum. Adakalanya untuk mengekpresikan kemarahan hanya dengan adegan bernafas dengan kesal dan menarik kedua tangan ke atas, yang terlihat marah justru adalah ekspresi muka, bukan pada bagian tubuh. Semakin besar kadar dramatisasi adegan, sebuah tokoh akan terlihat semakin theatrikal atau komikal dan semakin kurang kadar realistisitasnya di mata penonton. 9. Elastisitas Bola karet yang dilemparkan ke atas, akan penyek (squash) sebelum memantul kembali ka atas. Bola karet akan mengalami squash ketika menyentuh tanah dan stretch ketika melayang di udara. Kelenturan menunjukan  tingkat rigiditas suatu objek. Bola karet akan mempunyai derajat kelenturan yang berbeda dengan bola bowling. Pada objek realistis, prinsip ini akan terlihat pada kontraksi otot. Tekuklah kedua lengan dan kencangkan otot, maka otot akan mengalami pembesaran.
  • 6. Hal penting yang harus dilakukan adalah setiap benda yang mengalami pelenturan tetap akan mempertahankan volumenya. Jika sebuah karet berubah volumenya, realitas yang ada akan hilang. Pada animasi prinsip ini tidak diberlakukan begitu saja, melainkan pada bagian tertentu dari suatu benda. Otot bisep misalnya, mengalami pelenturan yang lebih besar pada bagian tengahnya dibanding bagian tendon atau tepinya. Meskipun benda rigid atau benda relistis (seperti manusia) tampak tidak mengalami pelenturan, prinsip ini tetap saja digunakan. Pada saat melompat ke bawah badan kita akan tertekuk sedikit, gerakan ini yang merupakan gerakan sekunder mirip dengan peristiwa ”penyek” yang terjadi pada bola karet yang dilempar ke lantai. Tinggal beberapa langkah lagi untuk dapat memahami dan mengetahui prinsip-prinsip dasar pada animasi karakter. Ke-12 prinsip dasar ini merupakan senjata handal bagi para animator kenamaan yang bergabung di Disney, Pixar, ILM ataupun animaton house kenamaan lainnya. 10 prinsip animasi pertama dikenalkan pertama kali oleh Fank Thomas dan Ollie Johnston. Lebih lanjut lagi John Lasseter (sutradara Toys Story) menambahkan 2 prinsip lagi yang akan segera kita pelajari bersama-sama. 10. Penempatan di bidang gambar (Staging) Selain animasi yang bagus, cara menempatkan karakter dihadapan kamera juga mutlak diperlukan. Dengan menempatkan kamera atau karakter secara tepat, konsep yang kita inginkan dapat terbaca dengan mudah oleh penonton. Prinsip yang paling penting adalah prinsip sinematography dan prinsip silluet. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut. Berbagai penempatan kamera dari sudut yang berbeda akan membuat karakter terlihat berbeda pula. Dengan menempatkan kamera yang rendah, sebuah karakter akan terlihat besar dan menakutkan. Demikian juga denagn penempatan kamera yang tinggi, karakter akan terlihat kecil atau terlihat
  • 7. bingung. Penempatan kamera dengan arah miring (rolling) akan membuat gerakan  terlihat dinamis. Penempatan secara simetris akan membuata karakter terlihat formal atau berwibawa, penempatan arah gerak secara diagonal juga akan membuat adegan terlihat dinamis. Melihat silluet karakter (hanya pada bagian foreground vs background) juga memberikan ketegasan pose sebuah karakter. Jika silluet karakter terlihat ambigu atau tidak jelas, maka akan sulit bagi penonton untuk mencerna aksi yang dilakukan karakter. 11. Daya tarik karakter (Appeal) Setiap karakter dalam animasi haruslah mempunyai daya tarik yang unik, yang membedakannya dengan karakter yang lain. Bisa saja suatu karakter terlihat unik dari sisi desain, atau dari caranya menunjukkan ekspresi pribadinya. Berbagai karakter animasi setiap karakter mempunyai ciri khas dan daya tarik tersendiri. Daya tarik memungkinkan penonton untuk menaruh perhatian khusus pada karakter yang kita tampilkan. Mungkin kita tidak akan menyaksikan Jurrasic Park jika dinosaurusnya tidak terlihat ganas dan menakutkan. Dengan kata lain, daya tarik adalah segala sesuatu yang menarik penonton untuk datang menyaksikan film kita. 12. Penjiwaan Karakter Kemampuan akting adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap karakter animator. Akting memungkinkan animator menterjemahkan tingkah laku dan daya tarik karakter secara tepat, sehingga penonton merasakan apa yang dimaui oleh seorang animator, bahkan walaupun tanpa dialog sekalipun. Cara paling mudah menghayati suatu peran adalah dengan membayangkan karakter kita sebagai seorang aktor. Bayangkan kita menjadi diri mereka dan mulailah meniru tingkah laku dan ekspresi mereka. ”Animator yang baik adalah animator yang mampu menggerakan seluruh anggota tubuhnya dan menterjemahkannya ke dalam suatu karya animasi.” Tanpa penjiwaan sebuah karakter akan terlihat datar, kaku dan tidak manusiawi. Penjiwaan peran adalah ”roh” dari setiap karakter.
  • 8. Bayangkan bila Pingguin ini sebagai Arnold Swarzenegger yang sedang bejalan gagah. Hasilnya pasti berbeda sekali bukan dengan karakter Pinguin yang lucu.