1. ><DISAMPAIKAN PADA DISKUSI DINAMIKA EKONOMI HINDU DALAM PERSPEKTIF ARTHASASTRA – SEMINAR ONLINE STAH JAKARTA, AGUSTUS 2020
EKONOMI HINDU DALAM
ARTHASASTRA
APLIKASI DAN DINAMIKA EKONOMI SAAT INI
1
I Dewa Gede Karma Wisana
(Dewa Wisana)
id.linkedin.com/in/dewawisana/
2. ><
Pengantar Singkat
Arthasastra
• Perkenalan singkat
tentang Arthasastra
• Bahan bacaan awal
yang menjadi rujukan
Ide-Ide Ekonomi
Arthasastra
6 ide ekonomi utama dan
kaitan dengan konsep
ekonomi saat ini
Telaah Singkat Atas Ide
Arthasastra
Mengenali perbedaan
konteks pada masa
Arthasastra disusun dan
masa sekarang
Aplikasi Ekonomi ala
Arthasastra
Mengidentifikasi praktik
ekonomi Hindu dari praktik
perekonomian umat –
analisis data singkat
01 02 03 04
Outline
Mengenali beberapa ide dan konsep ekonomi Hindu dalam Arthasastra dan penerapan pada ilmu ekonomi saat ini
2DISAMPAIKAN PADA DISKUSI EKONOMI HINDU DALAM PERSPEKTIF ARTHASASTRA – SEMINAR ONLINE STAH JAKARTA, AGUSTUS 2020
4. ><
01Pengantar Singkat
Arthasastra
4
• Visnugupta Chanakya (putra Chanaka), atau dikenal sebagai Kautilya
menulis Arthasastra di paruh abad ke-4 sebelum masehi (mungkin
jauh lebih awal lagi)
• Versi lengkapnya terdiri dari 150 Bab yang tersusun dalam 15 buku.
• Mencakup hampir seluruh aspek dalam teori dan praktik ekonomi
• Juga membahas pengelolaan pemerintahan daerah, hukum, hak-hak
perempuan, perlindungan kelompok lansia dan kaum marginal,
keuangan publik, militer, diplomasi dan pertanian
Kautilya’s Arthasastra
5. ><
01Pengantar Singkat
Arthasastra
5
• Kautilya’s Arthashastra: translated into
English by R. Shamasastry. Bangalore:
Government Press, 1915.
• Kautilya: The Arthashastra: edited,
rearranged, translated and introduced by
L.N. Rangarajan. New Delhi: Penguin Books
India, 1987.
• Arthashastra: The Science of Wealth:
Thomas R. Trautmann & Gurcharan Das.
Haryana India: Portfolio Penguin, 2012.
Referensi
7. ><
02Ide Ekonomi
Arthasastra
7
• Menjustifikasi cara memperoleh ‘kekayaan’ yang dilakukan
dengan cara yang sesuai (adil, jujur, dst) dan dari akumulasi aset
yang dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (risk management).
• Pada masa itu, bertujuan untuk menjamin/melindungi
masyarakat dari kelaparan.
• Termasuk di dalamnya uang, komoditas, perolehan atas
investasi, aset, property, logam mulia, tenaga kerja dan hasil
kekayaan alam (hutan produksi)
Wealth [#1]
8. ><
02Ide Ekonomi
Arthasastra
8
• Ilmu tentang perekonomian nasional
• “System of National Account”: biasa kita kenal sebagai
Produk Domestik Bruto (PDB) dan Pendapatan Nasional
• Basis perhitungan ‘artha’ secara nasional dan penting untuk
diketahui dan dipahami oleh “Raja” (pemimpin negara).
• Di dalam Arthasastra, termasuk sektor pertanian,
peternakan, dan perdagangan.
• Sektor pertanian dianggap sektor paling penting dan nilai
tanah sangat vital karena pentingnya sektor pertanian.
Varta [#2]
9. ><
02Ide Ekonomi
Arthasastra
9
• Metode menentukan regulasi pengupahan dan perselisihan
industrial (antara pekerja dan pengusaha)
• Sistem pengupahan: tidak ada perbudakan, pekerja dinilai
karena kontribusi kerjanya
• Aturan tentang disiplin pekerja.
• “By birth nobody was a Brahmin or Kshatriya or Shudra. It
was on the basis of their occupation that they are
distinguished from one another.” à Division of Labor
(spesialisasi)
Tenaga Kerja [#3]
10. ><
02Ide Ekonomi
Arthasastra
10
• Regulasi dan pengembangan strategi perdagangan oleh negara
• Penetapan ’tarif’ atas komoditas perdagangan à pajak ekspor
versus impor
• Perdagangan dilakukan setelah kebutuhan lokal terpenuhi à
konsep ‘swasembada’
Perdagangan [#4]
11. ><
02Ide Ekonomi
Arthasastra
11
• Pajak (rajkar) merupakan sumber pendapatan negara yang penting
• Sistem pajak ideal: sistem pajak yang tidak membebani publik.
“Raja” harus bertindak seperti lebah yang mengumpulkan madu
tanpa menyebabkan rusaknya bunga.
• Pentingnya tugas dan peran ‘bendahara negara’ (Kementerian
Keuangan)
• Pajak digunakan juga untuk menjalankan fungsi-fungsi negara
• Pentingnya tabungan dan penyiapan strategi ‘defisit anggaran’
yang mungkin dibiayai dengan berutang.
Keuangan Publik [#5]
12. ><
02Ide Ekonomi
Arthasastra
12
• Negara harus menjalankan peran mencapai kesejahteraan
(welfare) masyarakat dan mengelola perekonomian
• Tujuan administrasi pemerintahan salah satunya adalah distribusi
kekayaan (wealth) dan makanan (sekarang termasuk energi dan
kebutuhan dasar)
• Tidak boleh ada eksploitasi baik terhadap warga negara maupun
alam/lingkungan
• Negara mengatur kegiatan produksi, distribusi/logistik, pertukaran
(pasar) dan konsumsi yang bertujuan memajukan efisiensi dan
distribusi yang setara antar penduduk.
Welfare State [#6]
14. ><
03Konteks Waktu
Arthasastra
14
• Dharmanomics : ekonomi yang dibangun atas dasar etika,
merencanakan perekonomian dan kebijakan ekonomi yang lebih
memberi makna bagi kehidupan sosial secara keseluruhan
• Memperhatikan siklus hidup (life-cycle) à Catur Purusa Artha
(Dharma, Artha, Kama, Moksha)
• Catur Purusa Artha menekankan pentingnya ‘perencanaan ekonomi’
jangka panjang
• “Bahujana sukhaya bahujana hitaya cha” (for the happiness of the
many, for the welfare of the many) à menyorot pentingnya barang
publik dibandingkan barang privat
Dharmanomics
15. ><
03Konteks Waktu
Arthasastra
15
• Varta – hanya mencakup pertanian, peternakan dan perdagangan,
• PDB (Produk Domestik Bruto) – perhitungan sektor ekonomi modern
sudah mencakup industri manufaktur, jasa, dan transportasi.
• Namun, Arthasastra sudah membahas secara detil tentang
pentingnya ‘perdagangan’ dalam konteks ekonomi terbuka
(globalisasi). Hal ini sudah menjadi keniscayaan.
• Seperti halnya PDB, Varta juga digunakan untuk pengukuran
Pertumbuhan Ekonomi (economic growth)
Varta & PDB
16. ><
03Konteks Waktu
Arthasastra
16
Terkait dengan ide ‘welfare state’ dalam Arthasastra, perbandingan dengan
konteks saat ini bisa mempelajari model negara Skandinavia. Contoh:
1. An elaborate social safety net, in addition to public services such as free
education and universal healthcare in a largely tax-funded system.
2. Strong property rights, contract enforcement and overall ease of doing
business.
• Arthasastra menawarkan kombinasi antara kesejahteraan sosial (social
welfare) dan sistem pasar yang berimbang.
• Di satu sisi sangat menekankan pentingnya perlindungan bagi individu
(patron). Tapi, aturan2 ekonominya sangat merkantilis (pro-trade)
Arthasastra & Nordic Model
18. ><
04Sektor Ekonomi
Hindu
18
Data tentang agama dan
ekonomi di tingkat nasional
tidak terlalu lengkap dan
handal untuk dianalisis.
• Potensi Desa (Podes)
tahun 2018 diterbitkan
oleh BPS
Sektor Ekonomi Hindu
21. ><DISAMPAIKAN PADA DISKUSI EKONOMI HINDU DALAM PERSPEKTIF ARTHASASTRA – SEMINAR ONLINE STAH JAKARTA, AGUSTUS 2020
Penutup
• Arthasastra memberikan referensi klasik tentang praktik ekonomi yang mengedepankan
kesejahteraan sosial yang menyeluruh dan didasarkan pada prinsip Dharma
• Masih banyak aspek penting Arthasastra yang perlu dikaji dan diadopsi dengan
penyesuaian untuk konteks saat ini
• Perlu memikirkan peran teknologi dan dampaknya dalam konteks Dharmanomics
• Umat Hindu perlu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan (human capital) yang
mampu beradaptasi dan menyelaraskan/harmonisasi prinsip-prinsip Hindu (Arthasastra)
dalam praktek ekonomi nasional